Sabtu, 11 April 2015 | 14:18 WIB VIVA.co.id - Dua pelajar Sekolah Menengah Pertama Negeri 29 di Jalan Mappanyuki, Makassar, menjajakan diri sebagai Pekerja Seks Komersial (PKS) hanya demi sebotol parfum. Perilaku tersebut membuat sejumlah guru dan pelajar lainnya terkejut. Praktik prostitusi tersebut terungkap ketika sejumlah orang tua pelajar mendatangi sekolah dan menuding para guru kurang memberi pengawasan. Ini setelah dua pelajar yang namanya disamarkan, Melati (14) dan Bunga (14), mengakui perbuatannya. Guru bimbingan konseling (BK) SMPN 29, Nirmala, mengaku tak mampu mengawasi kelakuan pelajarnya. Apalagi kasus prostitusi itu dilakukan pada jam usai pembelajaran sekolah selesai. "Tentu kami kesulitan mengawasi, dan bukan hanya 2 pelajar saja (yang kami awasi). Yang setahu kami hanya kelakuan di lingkup sekolah dan selebihnya tidak tahu jelas ke mana mereka pergi," kata Nirmala, Sabtu 11 April 2015. Kasus dua pelajar ini membuat Walikota Makassar Danny Pomanto, geram. Dia akan menyelidiki persoalan tersebut dengan memanggil Kepala Sekolah SMPN 29 beserta gurunya. "Jika benar terjadi, kami tak segan-segan memanggil kepala sekolah dan memberikan sanksi tegas karena tidak pantas menjadi seorang pendidik," kata Danny. Danny juga segera mengeluarkan instruksi terkait persoalan tersebut. Dia memerintahkan Dinas Pendidikan untuk membentuk tim investigasi dan mengusut tuntas siapa pelaku yang disebut "kakak", serta meminta ada penggeledahan sebelum masuk sekolah.
Mengerikan, Siswa SD di Gowa Dibakar
Teman Sendiri 08 April 2015, 10:18 WIB Seorang siswa kelas VI Sekolah Dasar di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, menjadi korban penganiayaan oleh teman bermainnya, tidak tanggung-tanggung korban dibakar hidup-hidup dibagian punggung dan tangan. Akibatnya korban mengalami luka bakar hingga melepuh dan hingga kini tidak bisa sekolah. Seperti ditayangkan dalam Lensa Indonesia Pagi, Rabu 8 April 2015, MNA (11) siswa kelas enam sekolah dasar yang menjadi korban penganiayaan temannya sendiri itu hanya bisa merasakan kesakitan akibat luka bakar yang dialaminya, ibu korban setia mengipas luka bakar punggung MNA untuk mengurangi rasa sakit karena luka bakar itu. Rahmah, yang merupakan ibu korban mengaku tidak memiliki biaya untuk mengobati anaknya yang menjadi korban kekerasan temannya sendiri itu. Ibu MNA mengaku keluarga pelaku sempat mendatanginya dan memberinya biaya untuk berobat tetapi itu tidak cukup. Ibu korban mengatakan anaknya yang berinisial MNA itu dibakar oleh teman bermainnya yang juga tetangganya sendiri saat bermain game disebuah warnet yang tak jauh dari rumahnya. Entah apa penyebabnya, korban disirami bensin lalu dinyalakan korek api sehingga membuat punggung dan tangannya terbakar sampai kulit korban melepuh. Menurut ibu korban, berdasarkan pengakuan MNA pada saat kejadian tiba-tiba langsung ddibakar oleh dua orang teman bermainnya itu saat asik bermain game disebuah warnet. Korban mengaku tidak pernah merasa berbuat salah terhadap kedua pelaku. Rahmah juga berharap para pelaku segera diberi hukuman yang setimpal, Karena para pelaku belum pernah diperiksa oleh pihak
kepolisian, padahal dia sudah melaporkan kejadian sejak sabtu
pekan lalu. Kata dia, peristiwa itu terjadi pada Sabtu 4 April 2015 sekitar pukul 5.00 pagi WITA di warnet tidak jauh dari rumahnya. Korban keluar rumah sekira pukul 24.00 WITA, dan korban bermain game hingga pukul 05.00 WITA.
Konvoi Usai Ujian, Pelajar di Gowa
Bawa Busur Rabu, 15 April 2015 23:34
TRIBUN-TIMUR.COM,SUNGGUMINASA - Aksi konvoi di jalan raya
usai berlangsungnya ujian nasional (UN) dilakukan sejumlah pelajar SMA di Kabupaten Gowa, Rabu (15/4/2015). Bahkan, pantauan tribun saat ikut dalam aksi konvoi mereka di depan SPBU Jl. Andi Tonro, Gowa, seorang siswa terlihat membawa busur, Siswa yang tidak diketahui asal sekolahnya itu sengaja menggunakan kacamata dan mengecat rambutnya berwarna hijau. Merasa tidak senang diikuti media, siswa itu bersama rekannya yang tidak berseragam sekolah mengancam agar menghapus rekaman. Bahkan mendatangi wartawan sambil memegang busur. Namun dihalau oleh warga sekitar dan teman lainnya. Rombongan yang diperkirakan mengendarai motor lebih dari 10 itu kemudian berlalu sambil tetap membunyikan gasnya.
Gara Gara Pacar, Pelajar SMP dan SMA di
Gowa Terlibat Tawuran Selasa, 27 Januari 2015 | 20:17 WIB GOWA, KOMPAS.com - Dua kelompok pelajar dari salah satu SMP dan SMA di Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, terlibat tawuran diduga akibat rebutan pacar, Selasa, (27/01/2015). Sembilan pelaku dibekuk polisi dan langsung digelandang ke Markas Kepolisian Resor (Mapolres) Gowa. Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 14.00 Wita ini berlangsung cepat lantaran lokasi kejadian, SMP 1, berada tak jauh dari Mapolres Gowa. Aparat kepolisian yang membubarkan aksi tawuran terlibat kejar-kejaran dengan para pelaku yang kabur ke permukiman penduduk. "Saya tidak tahu kenapa bisa (tawuran), yang jelas anak-anak pulang langsung baku kejar sama anak SMA," papar Irwan, salah seorang guru. Selain menangkap sembilan pelaku tawuran, polisi juga mengamankan satu unit sepeda motor milik pelaku. Para pelaku kemudian digelandang ke mapolres setempat untuk dimintai keterangan. Salah seorang pelaku mengaku hanya diajak oleh rekannya untuk tawuran. "Saya cuma dipanggil sama teman, katanya pacarnya diganggu sama anak SMP," jelas ER, salah seorang pelaku tawuran. Aparat kepolisian selanjutnya memanggil guru dari kedua sekolah yang siswanya terlibat tawuran, untuk diberikan pembinaan.
"Kami cuma amankan untuk antisipasi tawuran lanjutan dan
selanjutnya guru mereka telah kami panggil, dan pelaku kami serahkan kepada sekolah masing-masing untuk diberikan pembinaan, kata Ipda Deny Eko, salah seorang anggota Polres Gowa.
SEMINAR PENDIDIKAN Liberalisasi Pendidikan Mengancam Generasi Jumat, 1 Mei 2015 Ruang Pola SMK Neg. 2 Somba Opu