07.budidaya Kerapu (Epinephelus SP.) Di Tambak Sebagai Alternatif Pengembangan Usaha Skala Kecil Masyarakat Pesisir Pantai 72-86
07.budidaya Kerapu (Epinephelus SP.) Di Tambak Sebagai Alternatif Pengembangan Usaha Skala Kecil Masyarakat Pesisir Pantai 72-86
72
73
I.
1.1.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Semakin
meningkatnya
kebutuhan
konsumsi ikan segar dipasaran local maupun
luar terutama ikan kerapu hidup berdasarkan
data permitaan Balai Layanan Usaha Produksi
Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang
sepanjang tahun 2011-2014 untuk pasaran
Jakarta mencapai tidak kurang dari 1 ton/ hari.
Dengan demikian peluang usaha budidaya
kerapu cukup menjanjikan untuk dikembangkan
sebagai usaha masyarakat pesisir pantai
ditengah-tengah semakin menurun hasil
tangkap akibat iklim yang tidak menentu.
Tambak merupakan media yang sangat potensial
sebagai model pengembangan usaha budidaya
kerapu.
Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan
Budidaya (BLUPPB) Karawang merupakan
institusi Unit Pelaksana Teknis Direktorat
Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian
Kelautan dan Perikanan yang memiliki lahan
berupa tambak yang dapat digunakan untuk
pengembangan produksi kerapu.
Sebagai
insitusi yang langsung berkaitan dengan aplikasi
budidaya
yang
memperhitungkan
skala
usahayang lebih aplikatif menghasilkan suatu
kegiatan yang berdaya guna dan berdaya saing
tinggi yang dapat memberikan nilai tambah
ekonomi bagi pelaku usaha sekaligus dapat
menggerakkan roda perekenomian daerah
tersebut.Berbagai metode terutama yang
aplikatif telah mulai dicobakan untuk
mendukung target pencapaian produksi dari
sektor budidaya laut dikembangkan di lahan
terbatas ini. Berdasarkan hasil kajian dan
analisa usaha didapat bahwa budidaya kerapu di
tambak relative lebih ekonomsi dibandingkan
dengan budidaya kerapu di karamba jarring
apung di laut. Hal ini berkaitan dengan
rendahnya biaya investasi serta biaya produksi
Tujuan
74
II.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
A.
Lahan yang diperlukan dalam menunjang kegiatan pembesaran kerapu meliputi petakan
tambak pemeliharaan dengan luasan 5000 m dan petakan tambak pengelolaan kualitas air tandon
(Gambar. 2).
75
(a). Pengeringan
(b). Pengapuran
Teknik Pemeliharaan
1.
Phase Pendederan
Teknis pemeliharaan budidaya kerapu
diawali dari sekmen pendederan, kegiatan ini
bertujuan membesarkan benih kerapu dari
ukuran 3 cm menjadi ukuran benih 9-12 cm
dipelihara dalam waktu 3 bulan.
76
Pemilihan Benih
Kreteria benih berasal dari hasil
pembenihan intensif yang telah menerapkan SNI
Pembenihan. Ukuran benih berkisar antara 3-4
cm/ekor, tidak cacat, warna kecoklatan cerah,
bebas penyakit, gerakan lincah, berenang
normal, bergerombol dan responsive terhadap
pakan.
Penebaran Benih.
Langkah-langkah dalam penebaran benih yang
harus dilakukan meliputi aklimatisasi yang
bertujuan untuk mpenyesuaian terhadap suhu
dan salinitas benih, penghitungan benih
bertujuan untuk mengetahui dan kroscek benih
yang dikirim dengan data pengiriman, dan
penentuan padat tebar Adapun padat tebar
yang digunakan pada pendederan Kerapu
disajikan pada Tabel 1 berikut :
Bulan 0
2,5
Bulan I
1 X 1,5 X 1,2
Bulan II-III
Pemberian Pakan.
Jenis pakan yang digunakan pada
phase pendederan menggunakan pakan buatan
secara keseluruhan. Dosis pemberian pakan
Kepadatan
(per/jaring)
1200
38
1000 500
8 12
500 300
Bentuk
Ukuran ikan
Feeding Rate
No. 1
No. 1,3
No. 1,6
No. 3
No. 5
No. 7
No. 10
Crumble
Crumble
Crumble
Pelet
Pelet
Pelet
Pelet
0,3 0,5 gr
0,5 1 0 gr
1 3 gr
3 10 gr
10 50 gr
50 100 gr
> 100 gr
6-5%
5-4%
4-3%
3-2%
2-1,5%
15 1,2%
1,2 1%
6 kali / hari
6 kali / hari
6 kali / hari
4 kali / hari
4 kali / hari
3 kali / hari
3 kali / hari
Grading
cm/ekor).
untuk
77
Penggantian waring/jaring
juga
bertujuan
ikan
Sampling
untuk
memindahkan
bertujuan
untuk
penentuan
jumlah
pakan
yang
harus
2.
Grading
Sampling
Pergantian jaring
Treatmen
Pergantian Air
3 - 6 cm
4 hari
4 hari
4 - 5 hari
4 - 5 hari
20 %
6 9 cm
7 hari
7 hari
7 hari
7 hari
20 %
9 12 cm
10 hari
10 hari
5 hari
10 Hari
Phase Pembesaran
Pemilihan Benih
Kreteria benih berasal dari hasil
kegiatan pendederan intensif yang telah
mencapai ukuran benih berkisar antara 9-12
cm/ekor, tidak cacat, warna kecoklatan cerah,
bebas penyakit, gerakan lincah, berenang
normal, bergerombol dan responsive terhadap
pakan.
20
Penebaran Benih.
Penebaran benih dilakukan setelah
lahan dan semua sarana dan prasarana selesai
dan benar-benar siap,dan benih dalam kondisi
sehat. dan benih tersebut telah terbiasa dengan
pakan pellet dan ikan rucah. Padat tebar
disesuaikan atau dihitung berdasarkan luasan
petakan tambak yaitu 2 ekor/m3
78
Tabel 4. Ukuran Ikan, Jenis Pakan, feeding rate,dan frekuensi pemberian pakan
Ukuran Ikan
(gr)
50 - 100
Jenis Pakan
Ukuran (disesuaiakan dg
bukaan mulut)
Feeding Rate
Pelet
Ikan Rucah
Pelet
Ikan Rucah
1%
2%
3 kali / hari
200
Pelet
Ikan Rucah
1%
2%
3 kali / hari
250
Pelet
Ikan Rucah
0,5 %
3%
3 kali / hari
300
Pelet
Ikan Rucah
0,5 %
3%
2 kali / hari
350 - 400
Ikan Rucah
3%
2 kali / hari
450 - 500
Ikan Rucah
3%
2 kali / hari
2.
Frekuensi
pemberian pakan
Wadah Pemeliharaan
Wadah Pemeliharaan yaitu petakan
tambak yang dilengkapi system inlet dan
outlet sehingga memungkinkan air
mengalir secara terus menerus dengan
pergantian air mencapai 20 - 50 %/hari,
serta telah dilengkapi dengan selter dan
anco sebagai tempat pemberian pakan.
Bahan dan Alat
Kapur
Pompa air
Timbangan
Anco pakan
Senter
Jas hujan
Sepatu boat
Serokan
Keranjang panen
3.
Penebaran
Penebaran benih dilakukan setelah lahan
dan semua sarana dan prasarana selesai
dan benar-benar siap, Adapun benih yang
digunakan
berasal
dari
kegiatan
pendederan ukuran 9-12 cm dan benih
dalam kondisi sehat. dan benih tersebut
telah terbiasa dengan pakan pellet dan
ikan rucah.
Padat tebar disesuaikan atau dihitung
berdasarkan luasan petakan tambak yaitu
2 ekor/m3 .
4.
79
Tabel 5. Ukuran Ikan, Jenis Pakan, feeding rate,dan frekuensi pemberian pakan
Ukuran Ikan
(gr)
50 - 100
5.
Jenis Pakan
Ukuran (disesuaiakan dg
bukaan mulut)
Feeding Rate
Pelet
Ikan Rucah
Frekuensi
pemberian pakan
Pelet
Ikan Rucah
1%
2%
3 kali / hari
200
Pelet
Ikan Rucah
1%
2%
3 kali / hari
250
Pelet
Ikan Rucah
0,5 %
3%
3 kali / hari
300
Pelet
Ikan Rucah
0,5 %
3%
2 kali / hari
350 - 400
Ikan Rucah
3%
2 kali / hari
450 - 500
Ikan Rucah
3%
2 kali / hari
kesehatan tetap terpelihara. Adapun upaya yang dilakukan yaitu: sampling, dan penggantian air.
Tabel, 6. Siklus Kegiatan Sampling, pergantian Air
Ukuran Ikan (gr)
Sampling
Pergantian Air
50 - 100
10 hari
20 %
100 - 200
12 hari
20 %
250 - 350
12 hari
30 %
350 -500
12 hari
30 %
80
III.
Parameter
Bobot
(gr)
Sampling I
Sampling X
GRADE
II
panjang
(cm)
panjang
(cm)
3.5
92
13
Waktu
Jumlah Awal (ekor)
Jumlah Akhir (ekor)
Bobot
(gr)
III
bobot
(gr)
3
67
11
panjang
(cm
2.5
64
10
90 hari
2343
15000
6496.5
10650
791.7
SR (%)
71%
1810.5
1150 kg
81
Parameter
Jumlah
(ek)
2343
2556
Tebar awal
Hasil akhir
Berat
(gr)
92
500
Rata-rata SGR
III
Jumlah
(ek)
1811
1278
Berat
(gr)
64
420
1,69
767
4064
80%
24384
2032
12
15,000
3.0
3,000
Kelangsungan hidup
FCR pakan
8,000
Rupiah
4,000
Rupiah
3,180
Kg
10
4,384
Kg
11
57
95,000
Bulan
Ekor
Cm
Rupiah
%
rupiah/kg
82
12
Total panen
4,064
Uraian
Kg
Volume
Satuan
Harga/sat
Harga/tot
JUE
(periode)
Penyusutan
(periode)
BIAYA INVESTASI
1. Keramba apung 4 unit
Unit
3500000
7000000
3500000
20
Buah
450000
9000000
4500000
Unit
5000000
5000000
1666666.7
4. Freeser
Unit
3500000
3500000
1750000
5. Pompa 3 ince
Unit
3000000
3000000
1500000
7. Kincir
Unit
4000000
8000000
4000000
10000
KVA
10000000
10000000
5000000
50000
1000000
500000
1750000
1750000
875000
8. Pemasangan Listrik
9. Pemberat jaring
10. Jaring badut
20
Buah
Unit
48250000
II
23291667
BIAYA TETAP
1. Penyusutan
12
3. Persiapan tambak
23291667
23291667
Orang
4500000
54000000
Kali
1500000
3000000
80291667
III
BIAYA VARIABEL
Benih kerapu 3 CM
15,000
ek
3000
45000000
pellet
3,180
Kg
18,000
57240000
ikan rucah
24,384
Kg
4,000
97536000
Paket
750000
Pakan
Obat obatan
1500000
Vitamin (Vit.C+mulitivitamin)
Pkt
750000
750000
Listrik
12
Bln
1000000
12000000
Peralatan lapang
Pkt
2500000
2500000
216526000
IV
TOTAL BIAYA
Biaya Tetap
80291667
Biaya Variabel
216526000
296817667
PENERIMAAN
Panen Kerapu uk 500 gram
1278
Kg
95000
121410000
2249
Kg
95000
213655000
537
Kg
95000
51015000
4064
VI.
386080000
Keuntungan
Total Penerimaan
386080000
Total Biaya
296817667
91512333
VII
B/C RATIO
83
386080000
Modal produksi
296817667
1.3
3.4.
Tabel 10. Rekapitulasi Budidaya kerapu hybrid dan Kerapu Macan di Tambak
Parameter
Bobot Awal Rerata (gr/ek)
Hasil
1,85
3,1
450
27,1
5,37
1,69
15.000
8.520
57
3,180
24,384
4064
Rp. 45.000.000
Rp. 154,776.000
Rp. 386,080,000
B/C Ratio
Secara keseluruhan dari perbandingan ekonomis
budidaya kerapu hybrid dan kerapu macan di
tambak selama lima bulan pemeliharaan
diperoleh nilai parameter biologis (pertumbuhan
dan sintasan) dan ekonomis (B/C ratio) kerapu
1,31
hybrid relatif lebih baik dengan kerapu macan.
Hal ini berkaitan dengan pertumbuhan dan
sintasan yang secara langsung akan berpengaruh
pada lamanya masa panen ikan tersebut.
84
4.1. Kesimpulan
Berdasarkani Hasil Kegiatan yang telah
dilakukan selama 12 Bulan pemeliharaan dengan
metode pemeliharaan yang dilakukan di Tambak
dapat Disimpulkan bahwa :
Dibandingkan dengan Kerapu memiliki
pertumbuhan yang cepat. Hal ini dilihat dari
hasil akhir selama 12 bulan pemeliharaan
(Bobot Total Biomass) yang didapat yaitu
bobot yang didapat 4064 Kg.
Sintasan / Survival Rate (SR) yang didapat
selama 12 bulan pemeliharaan dari kegiatan
pedederan 71% sedangkan pada kegiatan
pembesaran 80 %, sehingga nilai sintasan
selama masa pemeliharaan didapat 57 %
Bila dilihat secara analisa finansial,
keuntungan yang didapat yaitu Rp.
91.512,333 dengan B/C ratio 1,33
Kerapu lebih ekonomis dan efisien untuk
dibudidayakan dan dikembangkan di
85
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 1988. Training on Marine Finfish Netcage Culture in Singapore. Primary Product
Department, Republic of Singapore.
Budi Rahardjo, B. 1992. Teknik Budidaya Ikan di Laut. Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal
Perikanan. Balai Budidaya Laut. Lampung.
Chang, S.L. 1996. Marine Fish Culture. Tungkang marine Fish Laboratory. Taiwan Fisheries
Research Institute
Cho, C.Y., Cowey and Watanabe. 1983. Finfish Nutrition in Asia, Methodological Approaches to
Research and Development. Ottawa, Ont. IDRC. 154 pp.
Kurnia, B. , Arief Prihaningrum dan Yuwana Puja. 2004.Kajian Abnormalitas Ikan Ukuran Konsumsi
Dalam Satu Siklus Budidaya Ikan Kerapu Macan (Ephinephelus fuscoguttatus). Disampaikan
pada Lintas UPT, Mataram 2004.
Williams,K.C. and Michael A. Rimmer. The Future of Feed and Feeding of Marine Finfish in Asia
Region : The need to Develop Alternative Aquaculture Feeds. Presented at Regional
wokshop on low value fish and trahfish in the Pacific Asia Region. Vietnam, 7-9 June 2005.
Pusat Riset Perikanan Budidaya. 2003.
Aplikasi Teknologi Pakan dan Peranannya Bagi
Perkembangan Usaha Perikanan Budidaya. Prosiding Semi-Loka.
86