ESTIMASI BIAYA
Oleh :
S E T I Y A D I, DRS.,ST.
Untuk Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta
Jurusan Teknik Sipil Program Studi Bangunan Sipil Semester IV
ESTIMASI BIAYA
Untuk Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta
Jurusan Teknik Sipil Program Studi Bangunan Sipil Semester IV
Oleh:
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan doa puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa Yang telah
memberikan rahmat serta hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
buku ajar ini dengan tidak banyak mengalami hambatan.
Usaha untuk membantu mahasiswa mengikuti kegiatan belajar adalah dengan
memberikan bekal yang cukup,
digunakan untuk pengajaran pada mata kuliah pada program studi bangunan sipil yaitu
ESTIMASI BIAYA .
Buku ini disusun disamping berdasarkan kurikulum pada program studi bangunan
sipil. Materi yang disusn berdasarkan beberapa literatur yang telah ada disertai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat pesat dalam industri konstruksi. Mengingat
banyaknya permasalahanan mengenai pembiayaan dalam suatu proyek konstruksi terutama
untuk menyususun estimasi biaya tidak akan dapat dibahas disisni seluruhnya.
Materi pokok diutamakan
perhitungan harga satuan pekerjaan baik yang cara pengerjaanya dilakukan dengan cara
manual atau pengerjaanya menggunakan perlatan (Alat Berat ). Jika dua hal yang pokok
dan mendasar ini dapat dipahami maka untuk menghitung perkiraan biaya tidak banya
mengalami kesulitan.
Demikian buku ini kami susun dengan harapan akan memberikan sumbangan bagi
ilmu pengetahuan waaupun sedikit. Kami menyadari walaupun telah berusaha dengan
maksimal namun demikian kemungkinan masih banyak ditemui kekurangan. Untuk itu
kritik serta saran yang bersifat konstruktif akan kami terima dengan senag hati
Setiyadi
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER ..................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ ii
KATA PENGATAR ....................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iv
A. DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii
B. DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix
BAB I.
PENDAHULUAN
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Tabel 2.
Dimension Paper
Tabel 3.
Tabel 4.
Tabel 5.
Tabel 6.
Tabel 7a.
Tabel 7b.
Tabel 9.
Tabel 10.
Contoh Perhitungan Volume Galian dan Timbunan Pada Pekerjan Jalan Raya
Tabel 11.
Tabel 12.
Tabel 13.
Banyaknya Bahan Yang Diperlukan Untuk Pasngan Batu Kali(KB) dan Bata
Merah (BM)
Tabel 14.
Tabel 15.
Tabel 16.
Tabel 17.
Tabel 18.
Efisiensi Kerja
Tabel 19.
Tabel 20.
Tabel 21.
Tabel 22.
Tabel 23.
Tabel 24.
Tabel 25.
Tabel 24.
Tabel 25.
vii
Tabel 26.
Ukuran Tulangan
Tabel 27.
Tabel 28.
Tabel 29.
Tabel 30.
Tabel 31.
viii
TABEL GAMBAR
ix
DAFTAR PUSTAKA
1. Aggarwal, Cs.1980. Civil Estimating Costing And Valuation, New Delhi: Katson
Publishing Hause Ludhiana..
2. Asiyanto, 2002.Construction Project Cost Management. Jakarta :PT. Pradnya
Paramita.
3. Departemen Pekerjaan Umum, Dirjen. Pengairan, 1998.Pedoman Perhitungan Harga
Satuan Pekerjaan Dengan Menggunakan Peralatan, Jakarta : Penerbit Badan
Penerbit Depertemen Pekerjaan Umum.
4. Ervianto,W.I., Teori Aplikasi Manajemen Konstruksi, Yogyakarta : Andi Offset.
5. Yoewono, 2001, Analisa Biaya Proyek, Jakarta : Depertemen Pekerjaan umum.
6. Manu, A.I., 2001. Analisa Harga Satuan Untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan. Jakarta :
PT. Mediatama Saptakarya.
7. Mukomoko,1982.Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan, Jakarta : Kurnia Esa.
8. Mulyadi, 1987. Akuntasi Biaya,Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Gajah Mada.
9.
BAB
I. PENDAHULUAN
= Perkiraan
Biaya
segala pengeluaran yang diukur dalam satuan uang yang akan terjadi untuk mencapai
tujuan tertentu .
Dalam industri kostruksi estimasi biaya istilah yang sering digunakan untuk
menggambarkan perkiraan biaya yang akan digunakan untuk merealesasikan suatu
proyek konstruksi. Hal ini dikarenakan untuk merealesasikan proyek konstruksi
dilakukan melalui beberapa tahapan yang membutuhkan rentang waktu tertentu .
Adanya rentang waktu tersebut
perubahan besarnya biaya, perubahan besarya biaya ini kemungkinan dapat diakibatkan
oleh beberapa hal yang antara lain dapat merupakan :
- Perubahan harga material, peralatan dan upah karena adanya kenaikan
- Adanya perubahan kondisi lapangan yang berbeda saat direncanakan dengan
pada saat dilaksanakan
- Pelaksanaan pekerjaan proyek yang berlangsung cukup lama
- Penerapan metode pelaksanaan yang berubah dari yang direncanakan
- Terjadi sesuatu yang tidak dapat diperkirakan sebelumya (kecelakaan/musibah )
- Informasi dan data yang kurang akurat sehingga perkiraan estimasi yang dibuat
kurang jauh menyimpang
1.3. Penggunaan Estimasi Biaya
Estimasi biaya merupakan bagian yang terpenting dalam mewujutkan
perencanaan suatu proyek konstruksi.
industri
konstruksi secara umum paling tidak ada 3 pihak yang satu terkait dengan yang
lain,dimana
kualitas bahan
dimana bangunan akan didirikan. Didalam gambar lokasi proyek biasanya ditunjukan
pada suatu gambar pada tempat tertentu yang secara umum dikenal kemudian berangsur
angsur ketempat dimana lokasi proyek berada. Misalnya lokasi proyek ditempatkan
berurutan pada gambar peta Pulau, Propinsi, Kotamdya/ Kabupaten, dan kemudian jalan
utama yang mudah oleh masyarkat secara umum
Peta lokasi tidak dibuat dalam suatu skala, biasanya peta dilakukan dengan
menempatan pejelasan tertentu pada peta daerah yang telah ada.
Dengan adanya peta lokasi akan dapat digunakan sebagai petunjuk untuk:
-
Lay out
Lay out adalah gambar dari perencanaan bangunan yang akan dibuat yang dapat terdiri
dari gambar denaha, pandangan, potongan penampang serta titik duga ketinggian pada
bagian tertentu dari bangunan. Pada gambar lay out ini kita dapat memperoleh gambaran
yang agak jelas mengenai letak , bentuk, pandangan serta ukuran dari
bangunan yang ayakan dibuat.Oleh karena itu maka pada lay out ini gambar konstruksi
biasanya dibuat dengan skala 1 : 100. Dari ambar lay out akan dapat diperoleh gambaran
mengenai beberapa hal antara lain :
-
o Gambar detail
Gambar detail merupakan gambar yang dibuat dengan lebih jelas lagi jika dibandingan
dengan gambar lay out. Gambar detail dibuat dengan ukuran skala yang relatif agak kecil
dimana perbandingan ukuran dengan bentuk bangunan yang akan dibuat tidak
terlalu
Berikut contoh gambar bestek dari sutu proyek proyek pembangunan jalan raya.
1.4.2. Bestek
Bestek disebut juga sebagai Rencana Kerja dan Syarat.yang kemudian sering
disingkat sebagai RKS, merupakan dokumen penting selain gambar bestek.
Keberadaanya akan sangat penting bagi pihak yang akan terlibat dalam realesasi suatu
perencanaan proyek konstruksi.[4].
Umumnya isi dari Rencana kerja dan Syarat ini terdiri dari lima bagian yaitu,
1. Keterangan, dalam bagian ini dipaparkan mengenai pihak-pihak yang telibat
didalamnya, seperti : Pemberi Tugas, Konsultan Perencana,Konsultan Pengawas,
termasuh hak an kewajiban dari setiap pihak yang terlibat
2. Penjelasan umum, dalam bagian ini dijelaskan mengenai: (a) Jenis pekerjan,
(b) Peraturan peraturan yang digunakan baik yang bersifat nasional maupun lokal,
penjelasan mengenai
digunakan,(c) Status dan batas batas lokasi pekerjaan beserta mpatok duga yang
digunakan.
3. Peraturan Teknis, adalah rincian dari setiap pekerjaan yang akan dilasanakan
mulai dari pekerjaan persiapan sampai dengan pekerjaan penyelesaian.
4. Syarat Pelaksanaan, yaitu penjelasan lengkap mengenai: (a) Rencana
pelaksanaan pekerjaan, (b) Peryaratan dan pemeriksaan bahan yang akan digunakan baik
secara visual maupun laboratorium beserta jumlah sampel yang harus diuji, (c) Rencana
pengaturan pengaturan ditempat pekerjan.
5. Peraturan Administrasi, menjelaskan te4ntang teknik dan tatacara yang harus
dilakukan selama pelaksanan pekerjaan sesuai dengan pemilik proyek.
Pada umumnya rencana kerja dan syarat akan terdiri dari :
Bagian A
: Persyaratan Umum
Bagian B
: Persyaratan Adiministrasi
Bagian C
: Persyaratan Teknis
Isi dari masing-masing bagian tidak bersifat kaku, namun lebih ditekankan pada
kesesuaian dengan jenis pekerjan di lapangan.
Dalam industri konstruksi gambar bestek dan bestek adalah dua bagian yang
tidak
kaitan
gambar bestek dan bestek ini akan memudahkan dalam membetuk terciptanya
kesepahaman yang sama antara pihak yang terkait.
1.5. Kesimpulan
Dalam suatu proyek konstruksi, estimasi biaya adalah salah satu bagian yang
akan digunakan sebagai dasar dalam menentukan apakah suatu proyek konstruksi layak
untuk direalesasikan atau tidak. Estimasi biaya memiliki peranan yang sangat penting
bagi pihak-pihak yang terkait seeperti Pemilik Proyek, Konsultan perencana, maoupun
Kontraktor.
Pada dasarnya estimasi biaya dapat dihitung dari saat ide untuk membangun telah
ada, namun demikian hasilnya tidak akan akurat oleh sebab itu perhitungan dilakukan
dengan suatu pendekatan tertentu. Untuk mendapatkan perhitungan estimasi biaya yang
agak akurat maka dalam membuat perencaan biaya didasarkan pada gambar bestek dan
bestek.
Di dalam gambar bestek akan diperoleh ilustrasi mengenai letak, bentuk serta
ukuran dengan suatu perbandingan tertentu. Sehingga akan dapat ditentukan jenis
pekerjaan, jumlah serta kuantitas dari bahan yang akan digunakan, tenaga kerja sarta alat
yang diperlukan untuk merealesasikan pekerjaan tersebut..
Sedangkan didalam bestek atau spesifikasi akan diperoleh berbagai keterangan
terutama yang menyangkut cara pengerjaan dan kualitasnya, sehingga akan dapat
diperkiraan mengenai mutu bahan dan cara pengerjaaanya. Dengan demikian secara
keseluruhan akan dapat dibuat perhitungan untuk dapat menetapakn estimasi biaya.
1.6. Latihan
Jawablah pertanyaan berikut dengan benar.
1. Apa yang dimaksud dengan estimasi biaya
2. Mengapa dalam industri konstruksi estimasi biaya memiliki peranan yang penting ?
3. Sebutkan kegunaan estimasi biaya bagi: pihak Pemilik Proyek, Konsultan Perencana
dan Kontraktor!
4. Apa yang akan terjadi bila dalam merealesasikan proyek konstruksi estimasi biaya
tidak dibuat.
5. Apa yang dimaksud dengan gambar bestek ?
6. Sebutkan kegunaan gambar bestek !
7. Apa yang dimaksud dengan bestek atau spesifikasi ?
8. Apa kegunaan spesifikasi !
9. Mengapa gambar bestek dan bestek merupakan dua bagian yang tidak terpisah?
10. Jelaskan hubungan antara gambar bestek dan bestek dengan estimasi biaya !
6
BAB II.
PENETAPKAN dan PERHITUNGAN
JENIS PEKERJAAN BANGUNAN SIPIL
2.1.Tujuan Bab
Setelah selesai pembebelajaran pada bab ini diharapkan mahasiswa dapat :
9 Menetapkan semua jenis pekerjaan
9 Mengelompokan semua jenis pekerjaan dalam kelompok utama serta
perincian nya.
9 Menyusun kelompok jenis pekerjaan dan perincianya kedalam daftar
tabel daftar kuantitas pekerjaan,
9 Menetapkan satuan pekerjaan sesuai dengan analisa harga satuan
pekerjaan
9 Menghitung kuantitas pekerjaan
2.2. Penyusunan Jenis Pekerjaan dan Penetapan Satuan Pekerjaan
Seperti kita ketahui bahwa suatu bangunan terbentuk oleh beberapa sistim
komponen yang terbuat dari beberapa jenis bahan atau material. Sistim pada komponen
tersebut dibuat dan merupakan satu kesatuan jenis pekerjaan. Jenis pekerjan tersebut
mengandung unsur material dan proses pembuatanya. Sedang proses pembuatanya
diperlukan metode pengerjaan, peralatan yang digunan serta tenaga kerja yang akan
dilibatkan.
Dengan demikian dalam satu jenis pekerjaan telah mengandung unsur biaya
untuk penggunaan material, pemakaian tenaga kerja dan penggunaan peralatan.
Jenis - jenis pekerjaan ditetapkan tidak saja berdasarkan komponen bangunan
yang akan direalesasikan yang umumnya terdapat didalam gambar bestek dan bestek,
tetapi juga semua pekerjaan yang akan digunakan untuk mendukung berlangsungnya saat
pelaksanaan hingga selesainya seluruh pekerjaan. Jenisjenis pekerjaan ini biasanya
diimplementasikan dalam kelompok pekerjaan persiapan. Perincian jenis pekerjaan
persiapan ini biasanya dijelaskan pada spesifikasi atau hasil rapat penjelasan ( aanwizing
) yang telah disepakati.
Semua jenis pekerjaan kemudian disusun dalam suatu daftar tertentu dengan
menggunakan tabel,
pekerjaan, serta mudah dalam mengevaluasi dan akan meningkatkan dalam ketelitian
perhitungan biaya.
Perlu diketahui bahwa dalam menetapkan jenis pekerjaan
khususnya pada
proyek konsruksi pekerjaan sipil tidak jarang yang menetapkan jenis pekerjaanya adalah
Konsultan Perencana. Hal ini dikarenakan begitu kompleknya permasalahan yang
menyangkut bentuk, ukuran ataupun kualitas material yang akan diginakan sehingga
perencana akan lebih mengetahui seluruh pekerjaan yang akan dilakukan.
Oleh karena itu pada saat pelelangan ada suatu proyek yang ikatan antara pemilik
dengan kontraktor menggunakan suatu kontrak tertentu yang tidak terikat oleh jenis
pekerjaan dan volume,akan tetapi satu proyek secara menyeluruh dari awal hingg selesai.
2.2.1. Menentukan Jenis Pekerjaan
Perlu diketahui bahwa dalam menentukan satuan jenis pekerjaan harus selalu
mengacu pada satuan pada analisa harga satuan pekerjaan, yang umumnya telah dibuat
secara baku. Didalam analisa harga satuan pekerjaan ini dibuat sedemikian rupa sehingga
telah mengandung unsur unsur biaya baik biaya untuk material, upah pekerja maupun
peralatan. Yang besarnya diimplementasikan dalam koefisien biaya.
Apabila dalam keadaan khusus sehingga analisa harga satuan pekerjaan tidak
tercantum, maka analisa harga satuan pekerjaan perlu dibuat tersendiri, hal ini misalnya
akan dijumpai pada suatu jenis pekerjaan yang menggunakan produk baru ataupun
pekerjaan yang dalam pelaksananya dilakukan secara khusus.
Penyusunan jenis pekerjan baik kelompok utama atau perincianya biasanya
diawali dengan menetapan jenis jenis pekerjan yang lebih dahulu dikerjakan kemudian
dilanjutkan dengan pekerjaan yang mengikutinya. Berdasarkan data yang diperoleh dari
lapangan ternyata perincian jenis pekerjaan pada kelompok utama terdapat beberapa
versi.
Bagian pertama dari jenis pekerjaan yang tercantum dalan daftar kuantitas
pekerjaan pada umumnya adalah
yang masing -masing mungkin akan berbeda-beda permasalahanya, untuk itu biasannya
pada saat diadakan pelelangan jenis jenis pakerjaan pekerjaan ini ditetapkan pada saat
rapat penjelasan dan mendapatkan persetujuan dari para pihak.
8
Berikut contoh kelompok utama dan sub jenis pekerjaan persiapan pada suatu
proyek pembangunan jalan raya :
Pekerjaan Persiapan
-
Pengadaan gudang... ( m2 )
Pengadaan penerangan ( Ls )
Pengujian bahan.. ( Ls )
Pekerjaan timbunan.. ( m3 )
Dst
Pekerjaan perkerasan, ada bebarapa jenis konstruksi perkerasan jalan yang kita
kenal selama ini. Yang paling banyak digunakan adalah konstruksi perkerasan kaku
lentur dan perkerasan kaku.
Untuk rencana jalan dengan konstruksi lentur maka jenis pekerjan dibuat seperti
berikut :
Pekerjaan Lapis Perkerasan:
-
cm, ..( m3 )
Untuk rencana jalan dengan konstruksi perkerasan kaku jenis dan perincian
pekerjaan :
-
Lapis Pondasi atas, ( batu pecah, CBR 95), tebal = cm, .............. (m3 )
cm.. (m3 )
cm (m3 )
Rambu. (unt )
Marka.. ( Ls )
dst
Pekerjaan Saluran
-
Saluran beton..............( m1 )
dst
Pekerjaan Talud
-
Penanaman rumput .( m2 )
Dst
Pembersihan Lapangan
Galian pondasi
Pembuangan tanah
dst
Beton pondasi
Beton slof
Kolom
10
Balok
Plat
Tangga
Dst.
Pekerjaan Pasangan:
-
Pasangan pondasi
Pasangan dinding
Dst.
Jenis Pekerjaan yang lain misalnya:Pekerjaan kayu, pekerjaan besi, pekerjaan ubin
pekerjaan finishing ( plestersan dan pengecatan ).
Penyusunan jenis pekerjaan dapat dibuat pula dalam suatu kelompok elemen
seperti pada contoh berikut :
i). Elemen struktur bawah ( Sub - structure ), meliputi pekerjaan : galian, beton ,
begisting dan penulangan
ii).Elemen structure atas ( Super - structure ), meliputi pekerjaan rangka beton,
lantai, tangga, atap dinding, jendela dan pintu.
iii).Internal finishing, meliputi kerja finishing dinding, lantai dan langit-langit.
iv).Fitting dan Furnishing
v). Services
vi).Pekerjan luar ( External work )
2.2.2. Membuat Daftar Kuantitas Pekerjaan
Jenis pekerjaan disusun menjadi kelompok utama dan kemudian dirinci
menjadi sub kelompok jenis-jenis pekerjaan dengan satuan tertentu misalnya satuan m3,
m2 ,m1 dan sebagainya.Biasanya satuan tersebut telah ditetapkan dalam standart of
measurement. Semua unsur-unsur diatas kemudian dibuat dalam suatu daftar yang
disebut dengan Daftar Kuantitas Pekerjaan.
Dengan menyusun semua jenis pekerjaan didalam tabel daftar kuantitas
pekerjaan ini
merupakan implementasi dari seluruh pekerjaan yang akan dilakukan. Disamping itu
dengan daftar ini akan lebih memudahkan dalam melakukan evaluasi atau penilaian
kemajuan pekerjaan yang sedang dilaksanakan .
Dalam daftar kuantitas pekerjaan ini disamping dicantumkan nomor urut, jenis
pekerjaan , jumlah dan satuan pekerjaan, juga dicantumkan pula bagian untuk mengisi
11
harga satuan pekerjaan dan biaya. Hal ini dimaksudkan agar dalam menetapakan jenis
pekerjaan selalu memperhaitian analisa harga satuan pekerjaan Dengan demikian selain
berfungsi untuk mendata seluruh jenis pekerjaan, kuantitas dan satuan, daftar kuantitas
pekerjaan ini natinya akan digunakan untuk memudahkan dalam menghitung perincian
biaya. Berikut dibawah diberikan
contoh
beberapa jenis pekerjaan pada rencana pembangunan jalan raya konstruksi perkersan
lentur
Tabel I.
Daftar Kuantitas Pekerjaan
Jumlah Satuan
Harga Satuan
Pekerjaan
Biaya
No
Jenis Pekerjaan
P. PERSIAPAN
1.1
Pengukuran
..
M2
Rp
Rp...
1.2
buah
Rp
Rp
1.3
36
Rp
Rp...
1.4
Gudang
24
M2
Rp
Rp
1.5
Los kerja
36
M2
Rp
Rp...
1.6
Pengadaan penerangan
Ls
Rp
Rp
1.7
Rp
Rp...
1.8
Pengujian bahan
Ls
Rp
Rp
1.9
Ls
Rp
Rp...
Ls
Rp
Rp
unit
II
P. TANAH
2.1
M3
Rp
Rp...
2.2
Galian tanah
M3
Rp
Rp
2.3
Timbunan
M3
Rp
Rp...
III
P. PERKERASAN
3.1
M3
Rp
Rp...
3.2
Base, tebal = cm
M3
Rp
Rp
3.2
M2
Rp
Rp...
..
..
dan seterusnya
12
Nama Proyek
Tabel 2.
Dimension Paper [2]
:..
No Gambar
:.
Lembar Kerja
:.
Hal
:/..
Timesing
( Perkalian )
Dimesion
( Ukuran )
(1)
(2)
Squaring
( Hasil
perkalian )
(3)
Discription
( Penjelasan )
(4)
Keterangan :
Kolom (1),Timesing , digunakan untuk menuliskan banyaknya elemen yang sama ,
sekaligus untuk menuliskan ketentuan dalam perhitungan elemen.
13
Kolom (2), Dimension, digunakan untuk menuliskan ukuran dimensi dari elemen
yang diperoleh dari gambar untuk dihitung kuantitasnya. Angka yang dimasukan
dalam kolom ini adalah ukuran panjang, luas dan volume, disepakati hanya dua digit
dibeakang koma. Untuk menuliskan angka-angka didalam kolom ini memerlukan
konsistensi. Yang perlu dituliskan pertama kali dalam kolom ini adalah untuk
dimensi beurutan dari paling atas kebawah yaitu ukuran panjang, lebar kemudian
tinggi /tebal.
Angka-angka ukuran dimensi dinyatakan sebagai berikut:
- Angka dengan dua digid dibelakang koma berarti Panjang dengan satuan
meter (m ). Misalnya : 22,00 12,00 18,50
-
memiliki dua digid dibelakang koma berarti Luas dengan satuan persegi.
Misalnya :
30,00
10,00
- Tiga buah angka, yang tersusun menjadi tiga baris: atas , tengah dan bawah
dengan masing-masing memiliki dua digid dibelakang koma, berarti
Volume
Misalnya:
15,00
12,00
5,00
20,00 m3
30.00 m2
15.00 buah/unit
14
contoh
perhitungan
Tabel 3
Contoh Perhitungan Kuantitas Pekerjaan
Timesing
(Perkalian)
Dimesion
(Ukuran)
(1)
(2)
2.50
.80
.40
3.00
2.50
Squaring
(Hasil
perkalian )
(3)
Discription
( Penjelasan )
(4)
Galian tanah untuk pondasi sampai
kedalaman kurang dari 1 m.
( satuan volume )
0.80 m3
7.50 m
20.0
Ubin plin
( ukuran panjang )
20.00 m
3/
2.50
.80
.40
3/2
2.50
.80
.40
4/
./
3/
2.50
.80
.40
2.40 m3
5.60 m3
15
Tabel 4.
Contoh Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Pada Beberapa Pekerjaan Yang Sama
Timesing
(Perkalian)
Dimesion
(Ukuran)
(1)
(2)
4/3/
./ /
3/ /
2.50
.80
.40
2/4/
/. /
/3/
2.50
.80
.40
3.00
3.00
2/
0.90
2.10
(4)
Galian tanah untuk.
{ ada 4 dan 3 macam jumlahnya 3
(4+3)x3 = 21 }
Galian tanah untuk.
16.8 m3
11.2 m
2/
./
2/
Discription
( Penjelasan )
Squaring
(Hasil
perkalian )
(3)
32.22 m2
4/
5.00
4.00
0.15
5.00
4.00
0.12
NIL
Plat beton tebal 12
7.20 m3
Apabila terdapat beberapa jenis pekerjaan yang sama, serta memiliki ukuran
yang sama pula maka pada kolom timesing ( perkalian ) tidak perlu dituliskan lagi ,
tetapi cukup diberi tanda ( . ) atau titik .
Untuk perhitungan suatu elemen yang mana perlu dilakukan perhitungan dengan
pengurangan, misalnya luas pasangan dinding yang harus dikurangi dengan luas jendela
atau pintu maka pada kolom description diberi keterangan Ddt ( singkatan dari
deduction yang berarti dikurangi.). Untuk memudahkan dalam membedakan dengan
perhitungan yang lain maka, angka untuk deduction diberi warna merah
Jika terjadi kesalahan dalam memasukan data sehingga proses perhitungan salah ,
maka data tersebut tidak perlu dihapus, atau dicoret. Untuk itu maka dalam penjelasan
perlu diberi tanda NIL
16
Tabel 5
Contoh Perhitungan Kuantitas Pekerjaan
Bentuk Bangun Khusus [9]
Timesing
(Perkalian)
Dimesion
(Ukuran)
(1)
(2)
4.00
3.00
22 /
7
2.00
2.00
/ 2/ 22 /
7
2.00
22 /
7
0.50
0.50
3.00
Squaring
(Hasil
perkalian )
(3)
Discription
( Penjelasan )
(4)
Bentuk segi tiga
Dengan alas 4.m dan tinggi 3m
Luas = alas x tinggi
Lingkaran dengan radius 2 m.
Luas lingkaran = r2
6.00. m2
12.57 m2
2,38 m3
Dalam menghitung kuantitas pekerjaan pada dasarnya ada beberapa cara yang
dapat digunakan. Oleh karena itu disamping dapat menggunakan lembar perhitungan
seperti diatas, perhitungan kuantitas pekerjaan dapat pula dilakukan dengan
menggunakan lembar perhitungan yang lain salah satu contoh seperti dibawah ini.
Tabel 6.
Lembar Perhitungan Kuantitas Pekerjaan
PWD. Method [1]
Hasil Pengukuran
Kuantitas
No
(1)
Jenis /Uraian
Pekerjaan
(2)
Juml
Pj
Lbr
(3)
(4)
(5)
Tg/T
b
(6)
Sub.
Tot
Keterangan
(7)
(8)
(9)
Keterangan :
Kolom (1), digunakan untuk menuliskan nomor urut
Kolom (2), digunakan untuk menuliskan jenis atau uraian setiap item pekerjaan
17
dengan menggunakan
tiga
[1]
demikian metode ini hanya cocok untuk bangunan dengan bentuk pambangian ruangan
yang sederhana untuk bangunan dengan pembagian ruangan yang terlalu banyak hasil
perhitungan tidak akan akurat.
b. Metode antar sisi luar dan sisi dalam ( In to in and out to out method )
Dengan metode ini perhitungan didasarkan pada ukuran elemen bangunan yang
sebenarnya karena tidak akan ada bagian yang overlap. oleh sebab itu pengukuran akan
dilakukan pada bagian sisi dalam atau sisi luar saja. Dengan metode ini memberikan
hasil perhitungan yang lebih akurat
c. Metode Potongan ( Crossing method )
Perhitungan kuantitas pekerjaan dengan metode ini didasarkan pada penampang
yang terpotong untuk kemudian dihitung luas atau volume.
18
Jenis /Uraian
Pekerjaan
(2)
Juml
Pj
Lbr
(3)
(4)
2
2
4.30
3.30
Kuantitas
Sub.
Tot
(5)
Tg/T
b
(6)
(7)
(8)
0,60
0,60
0,60
0,60
3,10
2,30
I.Pekerjaan Tanah
Galian tanah asli dgn
kedalaman sampai 2m
Tembok panjang
Tembok pendek
5,48
5,50
Jumlah (m3)
2
II. Pekerjaan. Beton
Pondasi beton tbl 15cm
Tembok panjang
Tembok pendek
Jumlah (m3)
2
2
4.30
3.30
0,60
0,60
0,20
0,20
1,03
0,79
1,82
III.Pekerjaan Pasangan
Pasangan batu bata
dengan spesi 1:6
Pondasi panjang
Tembok panjang
Pondasi pendek
Tembok pendek
2
2
2
2
4.30
4.30
3,30
3.30
0,40
0,30
0,40
0,30
Jumlah (m3)
0,20
0,70
0,20
0,70
0,728
1,806
0,528
1,386
4,448
19
Keteranga
n
(9)
Tabel 7 b.
Perhitungan Kuantitas Pekerjaan
Metode Antar Sisi luar dan Sisi Dalam
Hasil Pengukuran
No
(1)
1
Jenis /Uraian
Pekerjaan
(2)
Juml
Pj
Lbr
(3)
(4)
2
2
Kuantitas
Sub.
Tot
(5)
Tg/T
b
(6)
(7)
(8)
4.90
0,60
0,60
3,53
2.70
0,60
0,60
1,94
I.Pekerjaan Tanah
Galian tanah asli dgn
kedalaman sampai 2m
Tembok panjang
antar sisi luar
Tembok pendek
antar sisi dalam
5,47
Jumlah (m3)
2
4.90
0,60
0,20
1,176
2.70
0,60
0,20
0,648
1,824
III.Pekerjaan Pasangan
Pasangan batu bata
dengan spesi 1: 6
Pondasi panjang
Tembok panjang
Pondasi pendek
Tembok pendek
2
2
2
2
4.70
4.60
2,90
3.00
0,40
0,30
0,20
0,70
Jumlah (m3)
0,20
0,70
0,20
0,70
0,752
1,932
0,464
1,26o
4,448
20
Keteranga
n
(9)
Tabel 7 c.
Perhitungan Kuantitas Pekerjaan
Metode Potongan ( Crossing method )
Hasil Pengukuran
No
(1)
1
Jenis /Uraian
Pekerjaan
(2)
Juml
Pj
Lbr
(3)
(4)
2
2
4.60
3.00
Kuantitas
Sub.
Tot
(5)
Tg/T
b
(6)
(7)
(8)
0,60
0,60
0,60
0,60
3,10
2,30
I.Pekerjaan Tanah
Galian tanah asli dgn
kedalaman sampai 2m
Tembok panjang
Tembok pendek
Jumlah (m3)
5,47
2
2
4.60
3.30
0,60
0,60
0,20
0,20
1,10
0,72
Jumlah (m3)
1,82
3
III.Pekerjaan Pasangan
Pasangan batu bata
dengan spesi 1: 6
Pondasi panjang
Tembok panjang
Pondasi pendek
Tembok pendek
2
2
2
2
4.60
4.60
3,00
3.00
0,40
0,30
0,40
0,30
Jumlah (m3)
0,20
0,70
0,20
0,70
0,736
1,932
0,480
1,260
4,408
21
Keteranga
n
(9)
Kondisi
Asli
Lepas
Padat
Tanah berpasir
1,00
1,11
0,99
Tanah biasa
1,00
1,28
0,90
Tanah liat
1.00
1,43
0,90
1,00
1,18
1,00
Kerikil
1,00
1,33
1,03
Kerikil besar
1,00
1,42
1,29
1,00
1,63
1,22
Pecahan cadas
1,00
1,75
1,40
22
Contoh :
Dari suatu galian tanah biasa dengan volume = = 1000 m3
Maka volume tanah kondisi tanah dalam keadaan lepas dan kondisi padat dihitung
sebagai berikut:
Dari tabel diperoleh nilai pembanding sebagai berikut :
Kondisi asli = 1.00, kondisi lepas = 1,28,
Plat beton, volume dihitung seluruh luasan permukaan tidak yang masuk
dalam kolom ) dikalikan dengan tebal
Volume untuk balok induk dan balok anak yang saling berpotongan, yang
dihitung sebagai balok menerus adalah balok induk.
dapat langsung diambil dari gambar penampang atau gamar detail yanga lain.
23
24
Tabel 9
Perhitungan Panjang Jalan Sebenarnya
( PJS )
No
STA
Jarak mendatar
(m)
Kemiringan
(%)
Koefisien
pengali
Panjang jalan
sebenarnya
(m)
100
1,0000
100,00
70
1,0012
70,084
30
1,0012
30,036
56
1,0000
56,000
44
1,0000
44,000
24
1,0012
24,029
76
1,0012
76,091
100
1,0000
100,000
Jumlah
500,240
0 + 00
1
0 + 100
2
0 + 170
3
0 + 200
4
0 + 256
5
0 + 300
6
0 + 324
7
0 + 400
8
0 + 500
dikurangi bagian top soil dan lapis perkerasan, seperti ditunjukan pada Gambar 6 d yang
merupakan perubahan dari Gambar 6 b
Perhitungan volume galian dan timbunan dilakukan sekaligus dalam satu tabel
seperti ditunjukkan contoh pada Tabel 10.
25
Tabel. 10
Contoh Perhitungan Volume Galian dan Timbunan
Pada Pekerjan Jalan Raya
No
STA
PJS
Volume
( m3 )
Timbu
Galian
nan
0+00
Luas penampang =A
A = 15 x 0,20 = 3
1
7,5
7,5
100,00
0,4
1,1
0+100
A = {(0,4 + 1,1)/2 x 7,5}+1,1x7,5 =
A = 13,875
Vol. = (3 + 13,875 )/2 x 100,00
= 843, 75 m3
2
70,084
A =0
30,036
843,75
486,21
0+170
3
0+200
1,0
56,00
0,7
1,7
A ={(1+0,7)/2 X5,8}+{(0,7+1,7)/2X5,8}=
A = 11,89
V = ( 0 + 11,89)/2 x 30,036 = 178,56
5,9
5,6
178,56
0
0+256
1,1
1,1
0,6
647,92
44,00
44,00
1,1
0,3
354,09
1329,96
1005,04
...........................Tabel lanjutan
No
STA
PJS
Sub total
Volume
( m3 )
Timbu
Galian
nan
1329,96
1005,04
58,21
A = 4,845 m2
0+300
24,029
A= 0
0+324
0+400
76,02
1,2
843,75
0,7
519,84
100,00
10,6
0,3
0+500
0
A = 10,6 x 0,3 = 3,18 m2
V = ( 13,68 + 3,18 ) x100/2 = 843 m3
Total
843,00
2692,8
27
1240,78
Dari hasil perhitungan seluruh pekerjaan galian dan timbunan maka jumlah dari :
Volume galian total
Jika jenis tanah adalah tanah biasa dimana nilai konversi adalah : kondisi asli
=1,00 , kondisi lepas =1,28 dan kondisi padat = 0,90
Untuk mendapatkan kondisi lepas, maka volume tanah adalah :
Volume tanah galian
Jika jumlah volume galian tanah lebih besar dibandingkan dengan voleme galian
maka perlu adanya pekerjaan untuk membuang tanah keluar lokasi. Sebaliknya jika
volume galian tanah lebih besar dibandingkan dengan volume timbunan maka perlu
adnya pekerjaan endatangkan tanah. Adapun jumlah volumenya adalah selisih dari
jumlah kedua jenis pekerjaan tanah tersebut.
Untuk mengetahui kuantitas pekerjaan pada perkerasan jalan maka dihitung
sebagai berikut.
Contoh kuantitas pekerjaan untuk perkerasan lentur yang memiliki 3 lapis :
Volume lapis pondasi bawah
Kesimpulan
hal ini
serta untuk
dilakukan dengan
28
2.5.
Latihan
100
30
-0,20
0,00
Muka tanah
80
Plesteran 1Pc : 2 Ps
30
50
Pasangan bt kali1:PC : 4 PS
50
60
100
60
Kemiringan saluran
Jarak mendatar
0 + 00
3%
3%
0+500
Penampang memanjang
29
2%
1+0.00
1+ 100
4,3 m
4
4
3,3 m
A
Aa
4.0 m
Gambar 5.
Rencana Dinding Bangunan
( Tanpa Skala )
0,30
0,20
0,20
0,20
0,60
0,40
0,60
Potongan Dinding
Pot. A A
30
31
BAB III
PERHITUNGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN
3.1. Tujuan Bab
Setelah mengikuti pembelajaran pada bab ini diharapkan mahasiswa dapat :
9 Mengetahui komponen harga satuan pekerjaan
9 Menetapkan koefisen satuan biaya pekerjaan
9 Mengetahui cara menghitung harga satuan pekerjaan
9 Menghitung harga satuan pekerjaan yang dikerjakan secara manual
9 Menghitung harga satuan pekerjaan yang pelaksaanya menggunkan alat.
3.2. Analisa Harga Satuan Bahan
Analisa harga satuan bahan adalah harga satuan yang disusun berdasarkan
kebutuhan bahan yang akan digunakan dalam konstruksi. Untuk suatu jenis pekerjaan
dengan satuan pekerjaan yang berbeda maka akan berbeda pula jumlah kebutuhan bahan
yang akan digunakan. Misalnya pekerjaan pasangan batu bata, satuan pekerjaan jenis ini
bisa berupa satuan luas atau satuan volume. Kebutuhan bahan untuk pekerjaan satuan luas
akan berbeda jumlahnya jika dibandingkan dengan satuan pekerjaan yang menggunakan
satuan volume.Jumlah kebutuhan bahan untuk satuan luas sudah barang tentu akan lebih
sedikit dibandingkan satuan volume.
Harga satuan pekerjan untuk bahan akan terdiri dari kebutuhan bahan untuk satu
satuan pekerjaan bahan yang nilainya dibuat dengan menggunakan angka/koefisien dari
bahan/ harga bahan yang bersangkutan.
Adanya beberapa macam bahan yang digunakan dalam industri konstruksi maka
kebutuhan akan berbeda pula. Hal ini dikarenakan setiap jenis bahan memiliki karateristik
yang berbeda-beda.
Untuk menetapkan kebutuhan bahan sebagai dasar dalam menetapkan koefisien
sebagai dasar dalam membuat analisa harga satuan bahan maka perlu adanya dasar
dasar yang digunakan dalam menghitung kebutuhan bahan.
3.2.1. Perhitungan Kebutuhan bahan
3.2.1.1. Perhitungan Kebutuhan Bahan Secara umum
Dalam proyek industri konstruksi sering kita jumpai berbagai macam bahan yang
digunakan.
Pada
beberapa
jenis
pekerjaan
maka
untuk
memudahkan
dalam
jumlah bahan yang digunakan pada umumnya kita tidak perlu menghitung , tetapi dapat
menggunakan pedoman yang biasanya terdapat pada beberapa buku analisa anggaran
biaya pelaksanaan bangunan. Adapun beberapa contoh kebutuhan bahan dasar seperti
pada Tabel 11 dan Tabel 12 sebagai berikut:
Tabel.11
Bahan yang diperlukan untuk setiap satuan jenis pekerjaan * )
Banyaknya bahan yang
No
Satuan pekerjaan
dibutuhkan
Batu/bata
Spesi
1,2 m3
0,45 m3
2.
450- 600
0,35 m3
Keterangan
Tergantung ukuran
buah
0.018 m3
0.012 m3
0,008m3
0.009 m3
Bahan dasar
Koral
0.52 m3
Kapur ( bt Gamping)
0.55 m3
Semen Portland
0.76 m3
Tras
0.73 m3
Semen merah
0.745 m3
Pasir
0.675 m3
Batu krikil
0.52 m3
Keterangan
1 ltr PC = 1,25 kg
31
Contoh :
Kebutuhan bahan untuk setiap 1m3 pasangan batu kali spesi 1Kp : 1 Semen Merah : 3
Pasir:
Perhitungan:
A. Kebutuhan batu dan spesi:
1. Batu kali
: 1.2 m3
2. Spesi
: 0.45 m3
= 0.550 m3
= 1 x 0.745 m3
= 0,745 m3
= 3 x 0.675 m3
= 2,025 m3
Jumlah = 3,32 m3
Spesi yang diperlukan 0.45 m3, sehingga kebutuhan bahan mentah :
Kapur
= 0.45/3,32
x 1 = 0,105 m3
= 0.45/3,32 x 1 = 0,105 m3
Semen merah
= 0.45/3,32 x 3 = 0,316 m3
Pasir
Jadi untuk setiap 1m3 pasangan batu kali dengan spesi 1kp : 1 sm ; 3 pasir maka
diperlukan :
- Batu kali
= 1.2 m3
- Kapur
= 0.105 m3
- Semen merah
= 0.105 m3
- Pasir
= 0.316 m3
Contoh.2.
Kebutuhan bahan beton setiap 1m3 dengan perbandingan ; 1 Ps : 2 Kr :3 Ps.
Perhitungan :
Bahan beton termasuk jenis adukan yang terdiri dari semen sebagai bahan perekat kerikil
atau batu pecah serta pasir sebagai bahan pengisi.
Kebutuhan bahan dasar untuk 1m3 aduk beton adalah sebagai berikut :
1 m3 semen akan diperoleh
= 1 x 0,76 m3
= 0.76 m3
2.m3
= 2 x 0.675 m3
= 1,35 m3
= 3 x 0.53 m3
= 1,56 m3
Jumlah = 3,67 m3
32
Krikil
= 1/3,67 x 2
= 0,54 m3
Pasir
= 1/3,67 x 3
= 0,82 m3
Jadi untuk setiap 1m3 adukan beton perbandingan campuran 1Pc : 2Kr : 3Ps
masing-masing diperlukan bahan :
- Semen
= 6,8 zak
- Kerikil
= 0,54 m3
- Pasir
= 0.82 m3
kebutuhan bahan untuk pekerjaan pasangan, plesteran dan dan beton seperti pada Tabel 13
dan Tabel 14 dan Tabel 15 :
Tabel 13.
Banyaknya bahan yang diperlukan untuk pasangan Batu kali (Bk)
dan Batu merah (Bm)*)
Perbandingan Campuran
No
1
2
3
4
Bahan
Kapur ( Kp )
( m3 )
m3 Semen
merah ( Sm )
Zak. Semen
portland ( Pc)
m3 Pasir ( Ps)
1Pc : 2 Ps
1Pc : 3 Ps
1Pc : 4 Ps
1Pc :1Kp:
4 Ps
Bk
Bm
1Pc : Kp;
5 Ps
Bk
Bm
Bk
Bm
Bk
Bm
Bk
Bm
0,067
5,29
4,12
4,07
3,15
3,26
2,54
3,00
2,34
2,56
1,99
0,43
0,33
0,49
0,38
0,52
0,41
0,48
0,38
0,51
0,40
Bahan
33
Tabel. 15
Banyaknya bahan yang dibutuhkan untuk 1m3 beton*)
Perbandingan Campuran
No
Bahan
1pc:1ps 1ps:2ps
: 3kr
:2 kr
1ps:1ps 1ps:3ps
: 6kr
: 5kr
1ps:2ps
: 4kr
415
340
298,50
250
212
m3 Pasir ( Ps )
0,48
0,54
0,48
0,50
0,50
m3 Krikil ( Kr )
0,80
0,82
0,96
= 1 x 0,76 m3
= 0.76 m3
= 4 x 0.675 m3
= 2.70 m3
Jumlah = 5,40 m3
Spesi yang diperlukan 0,0148 m3, sehingga kebutuhan bahan mentah :
Semen
= 0,011m3
- Batako
= 1.25 buah
- Semen
- Pasir
= 0.011 m3
Maksimum
Campuran ( kg/m3)
B0
0.65
200
250
K. 175
0.55
220
300
K. 225
0.52
325
350
K. 275
0.50
340
400
Dengan ketentuan :
Perkiraan perbandingan campuran agregat kasar dan halus:
-
Agregat kasar
Agregat halus
Perkiraan Kehilangan :
-
Agregat
Semen
: 10 20 %
: 5%
Contoh Perhitungan :
Kebutuhan bahan untuk beton 1 m3 mutu kelas III / K- 225
35
: 2325 kg
b. Fas
: 0,50
: 25 mm
: 1,05
: 1,10
Proporsi campuran:
Semen portland : 338/2325 x 100 %
= 14.50 %
Fas
: 50 %
Air
: 0.5 x 14,5 %
= 7,30 %
Agregat
= 78,20 %
Agregat kasar
Agregat halus
Kebutuhan bahan :
Semen Portland : 14,15 % x 2325 x 1.05
Air
: 50% x 345
= 345 kg = 6,90zak
= 172,50 kg
Agregat kasar
Agregat halus
: 0,667 m3
Agrgat halus
: 0,445 m3
Air
: 172,50
:1,1
Kebutuhan bahan:
Besi beton
: 1 x 1,1 =1,1 kg
: 0,20 kg
Perhitungan kebutuhan bahan dengan cara khusus ini juga dilakukan misalnya
untuk pekerjaan pada lapis permukaan jalan raya. Lapis permukan jalan raya ini biasanya
menggunakan bahan aspal beton, dengan ketebalan serta perbandingan campuran yang
beragam.
36
Contoh:
Lapis penutup dari beton aspal dengan tebal padat 5 cm,
dengan komposisi
- Filler
: 5%
- Aspal
: 5%
40% = 40% x 1m2 x 0,05 m x 2,3t/m3 x 1,2 x 1,25 x1/1,7 t/m3 = 0,034m3
Filler
= 6,0 kg
Aspal
= 6,0 k
Sehingga kebutuhan masing masing bahan untuk setiap 1m2 lapis penutup
laston dengan tebal padat 5 cm adalah :
Batu pecah : 0,040 m3
Pasir
: 0,030 m3
Filler
: 6,0 kg
Aspal
: 6,0kg
Pada contoh perhitungan diatas material bangunan yang akan digunakan bukan
merupakan bahan yang pada saat pemakaian membentuk elemen bangunan dengan cara
dicampur ( bahan komposit ) seperti untuk adukan,untuk plesteran,pasangan, beton serta
aspal beton.
Untuk material yang bukan merupakan bahan komposit maka perhitungan
kebutuhan bahan dihitung dengan cara mengukur bahan elemen bangunan dari pekerjaan
dari gambar bestek, atau memperkirakan besarnya dimensi elemen bangunan terpasang.
Dari hasil pengukuran kemudian ditambah dengan perkiran bagian yang hilang atau
terpotong yang dinyatakan dalam prosentase dari dari jumlah material terpasang.
37
Perkiran bagian yang hilang atau terpotong dan tidak biasa digunakan
bervareasi
10 %
- Besi
5 %
/ baja
- Genteng
5%
- Pipa
5%
m3 batu kali
0,105 m3 kapur
@ Rp../m3 = Rp.
Jumlah
= Rp.
@ Rp.../bh = Rp.
@ Rp.../kg = Rp.
0.011 m3 pasir
@ Rp../m3 = Rp.
Jumlah
38
= Rp.
diketahui, maka berdasarkan kebutuhan bahan setiap jenis akan dapat dihitung harga
satuan setiap jenis pekerjan
Hal yang perlu diperhatikan didalam menetapkan harga setiap bahan adalah :
Harga material adalah harga di tempat proses pekerjaan,harga tersebut termasuk
biaya angkutan dari asalnya
0.75 pekerja
@ Rp./hr/org = Rp
0,025 mandor
@ Rp/hr/org = Rp
Jumlah
= Rp.
Analisa biaya satuan upah pekerjaan galian tanah tersebut diatas ditetapkan
dengan asumsi: untuk setiap 1m3 galian seorang pekerja akan membutuhkan waktu 0,75
dari kemampuan selama satu hari seorang. Dengan demikian satu hari kerja mampu
menggali tanah 1/0,75 = 1,33 m3 . sedangkan perbandingan antara pekerja
dengan
sendiri jika telah ditetapkan perkiraan emapuan seorang pekerja untuk dapat mengerjakan
suatu jenis pekerjaaan, serta menetapkan besranya perbandingan antara mandor dengan
jumlah pekerja.
Untuk jenis pekerjaan yang lain khusus nya jenis pekerjaan yang dalam
merealesasikan membutuhkan material maka analisa dibuat dengan asumsi semua jenis
tenaga kerja terlibat seperti : pekerjan pasangan, plesteran, pekerjaan kayu, pasangan dan
sebagainya.
Contoh :
Analisa biaya upah pekerjaan untuk :
1m3 pasangan batu kali
1,2 tukang
@ Rp./hr/org = Rp
@ Rp/hr/org = Rp
0,18 mador
@ Rp/hr/org = Rp
Jumlah
= Rp.
Koefisien analisa biaya upah pada pekerjaan pasangan tersebut diatas ditetapkan
dengan asumsi, satu tim kerja terdiri dari sebagai berikut : seorang tukang akan dibantu
oleh 3 orang pekerja, setiap tukang dalam satu hari mampu menyelesaikan pekerjaan
pasangan 8,6 m3 pasangan. Dalam satu tim ini terdiri dari 3 orang mandor yang akan
dibantu 2 orang kepala tukang, setiap kepala tukang akan mengawasi 10 tukang.
Untuk menetapkan koefisien biaya pada setiap jenis pekerjaan maka harus
ditetapkan terlebih ahulu perbandingan antara satu jenis tenaga kerja, kemudian
menetapkan satuan pekerjaaan yang mampu diselesaikan oleh tim satu hari.
40
Contoh:
Untuk pekerjan plesteran analias biaya setiap m2.
Satu tim akan terdiri dari 3 mandor yang akan dibantu oleh 2 kepala tukang, setiap kepala
tukang, setiap kepala tukang akan mengawasi 10 tukang, setai 1tukang akan dibantu oleh 3
pekerja. Jika dalam satu hari mampu mengerjakan 10 m2.
10 tukang akan diawasi oleh seorang kepala tukang .
Maka koefisien analisa biaya untuk setiap 1m2 dapat ditetapkan sebagai berikut:
Koefisien :
- Tukang
: 1/10
- Kepala tukang
= 0,1
- Pekerja
: 1/10 x 60/20
=3
- Mandor
Sehingga untuk menghitung analisa harga satuan pekerjaan adalah sebagai berikut:
1m3 pekerjan pasangan batu kali
0,1
tukang
@ Rp..../hr/org = Rp
@ Rp/hr/org = Rp
pekerja
@ Rp/hr/org = Rp
0,015 mandor
@ Rp/hr/org = Rp
Jumlah
= Rp.
Untuk satu jenis pekerjaan analisa biaya bahan akan selalu diikuti dengan analisa
biaya untuk upah. Pada umumnya analisa harga satuan pekerjaan akan terdiri dari analisa
biaya untuk bahan dan analisa biaya untuk upah.
Oleh kerena itu maka analisa harga satuan pekerjaan ini akan sangat banyak.
Sehingga untuk memudahkan dalam perhitungan maka dibuatlah dalam suatu analisa,
yang umumnya disebut sebagai analisa harga satuan pekerjaan yang dapat ditemui
dalam beberapa buku literatur.
Dengan perkembangan kemajuan teknologi dewasa ini pada dasarnya dapat
digunakan sebagai dasar perhitungan, namun perlu disesuaikan dengan terutama besarnya
koefisien baik bahan maupon tenaga kerja. Koefisien ini dipengaruhi oleh jenis material
yang digunakan serta metode pelaksanan pekerjaan.
41
@ Rp../ m3
0,30 pekerja
@ Rp./hr/org = Rp
0,01 mandor
@ Rp./hr/org = Rp
Jumlah
= Rp
= Rp.
@ Rp./ m3
= Rp
@ Rp./ m3
= Rp
@ Rp./hr/org = Rp
tukang batu
0,07 mandor
@ Rp./hr/org = Rp
Jumlah
= Rp
bh bata merah
@ Rp./ bh
= Rp
@ Rp./ zak
= Rp
@ Rp./ m3
= Rp
0,1
@ Rp..../hr/org = Rp
tukang batu
@ Rp..../hr/org = Rp
0,32 pekerja
@ Rp/hr/org = Rp
0,015 mandor
@ Rp.../hr/org = Rp
Jumlah
= Rp.
@ Rp./ bh
= Rp
@ Rp/ zak
= Rp
@ Rp./ m3
= Rp
0,1
@ Rp/hr/org = Rp
tukang batu
@ Rp/hr/org = Rp
0,32 pekerja
@ Rp/hr/org = Rp
0,015 mandor
@ Rp..../hr/org = Rp
Jumlah
42
= Rp.
@ Rp.../bh
= Rp.
@ Rp.../kg
= Rp.
0.011 m3 pasir
@ Rp../m3
= Rp.
@ Rp../hr/org = Rp
@ Rp....../hr/org = Rp
0,56 pekerja
@ Rp./hr/org = Rp
0,028 mandor
@ Rp../hr/org = Rp
Jumlah
= Rp.
kg. Pc Semen
@ Rp.../kg
= Rp.
0.0132 m3 pasir
@ Rp../m3
= Rp.
0,2
tukang batu
@ Rp../hr/org = Rp
0,02
kepala tukang
@ Rp....../hr/org = Rp
0,4
pekerja
@ Rp./hr/org = Rp
0,02
mandor
@ Rp../hr/org = Rp
Jumlah
= Rp
@ Rp.../zak
= Rp.
0,82 m3 krikil
@ Rp../m3
= Rp.
0.54 m3 pasir
@ Rp../m3
= Rp.
@ Rp../hr/org = Rp
tukang batu
@ Rp....../hr/org = Rp
pekerja
@ Rp./hr/org = Rp
0,3 mandor
@ Rp../hr/org = Rp
Jumlah
43
= Rp.
@ Rp.../kg
= Rp.
2 kg kawat beton
@ Rp../kg
= Rp.
@ Rp../hr/org = Rp
@ Rp....../hr/org = Rp
6,75 pekerja
@ Rp./hr/org = Rp
Jumlah
= Rp.
@ Rp.../m3
= Rp.
kg paku
@ Rp../kg
= Rp.
tukang batu
@ Rp../hr/org = Rp
@ Rp....../hr/org = Rp
2.
pekerja
@ Rp./hr/org = Rp
0,1 mandor
@ Rp../hr/org = Rp
4.
@ Rp../hr/org = Rp
Jumlah
= Rp.
@ Rp.../m3x50% = Rp.
@ Rp....../hr/org
= Rp
0, 175 mandor
@ Rp../hr/org
= Rp
@ Rp../hr/org
= Rp
3,5 pekerja
@ Rp./hr/org
= Rp
Jumlah
= Rp.
44
diselesaikan dalam wakyu yang lebih cepat, kualitas pekerjaan bias lebih baik serta untuk
suatu pekerjaan dengan volume tertentu biaya pekerjan akan lebih murah.
Untuk menghitung harga satuan pekerjaan yang pelaksanaan pekerjaanya akan
menggunakan peralatan maka perhitungan analisa dilakukan dengan cara khusus untuk
menghitung harga satuan pekerjaan.
Ada beberapa jenis alat berdasarkan tujuan penggunaanya yang masing-masing
memiliki karakteristik yang berbeda disamping adanya beberapa merk dari produksi alat,
maka akan berbeda pula dalam membuat perumusan perhitungan biaya perawatan dan
metode pengoperasianya.
Perhitungan analisa biaya pekerjaan yang dilaksanakan dengan menggunakan alat
disini adalah salah satu yang dapat dijadikan sebegai referensi atau pedoman. Sehingga
tidak menutup kemungkinan adanya perhitungan biaya dengan formula yang berbeda.
3.4.1. Perhitungan Komponen Biaya Penggunaan Alat
Biaya
penggunaan
peralatan
dihitung
berdasarkan
keperluan
untuk
mengoperasikan alat setiap satuan waktu ( perjam / perhari ) pengoperasian. Secara umum
komponen biaya penggunaan alat adalah sebagai berikut:
1.Biaya Pasti ( Initial Cost )
Biaya pasti ( pengembalian modal dan bunga ) setiap tahun dihitung sebagai
berikut:
(B C)xD+F
G = ------------------------W
dimana:
G = Biaya pasti per jam
B = Harga alat setempat
C =Nilai sisa, ( salvage value), yaitu nilai/harga dari peralatan yang bersangkutan
umur ekonomisnya berakhir.
Biasanya nilai ini diambil 10 % dari initial cost atau harga pokokalat setempat
45
Ekonomis Peralatan
lamanya tergantung
pembuatanya
F = Biaya asuransi , pajak dan lain-lain pertahun . Besarnya nilai ini biasanya
diambil sebesar 2 permil dari initial costatau 2 persen dari nilai sisa alat.
2. Biaya Operasi dan Pemeliharaan Cara Pendekatan
Mengingat banyaknya jenis peralatan dari berbagai merk yang akan digunakan,
estimator akan mengalami kesulitan apabila harus menggunakan perhitungan berdasarkan
manual dari setiap pabrik pembuat alat yang bersangkutan. Untuk
memudahkan perhitungan biaya operasi dan pemeliharan suatu peralatan dapat
digunakan rumus-rumus pendekatan yang berlaku untuk seluruh macam peralatan.
A. Biaya Bahan Bakar ( H )
H
= ( 12,5 s / d 17,50 ) % x HP
46
47
48
dimana :
q x 60 x E
= q x N x E = -------------------- ( m3/jam, cu.yd/jam )
Cm
= effisiensi kerja
Baik
sekali
0,83
0,78
0,72
0,63
0,52
Baik sekali
Baik
Sedang
Buruk
Buruk sekali
Baik
Sedang
Buruk
0,81
0,75
0,69
0,61
0,50
0,76
0,71
0,65
0,57
0,47
0,70
0,65
0,60
0,52
0,42
Buruk
sekali
0,63
0,60
0,54
0,45
0,32
3.4.2.1. Buldozer
Secara umum Buldozer digunakan untuk , mengupas top soil. menggali tanah
dengan cara menggusur, secara khusus dapat juga digunakan untuk mendorong tanah
bekas galian sampai jarak tertentu.
Produksi perjam dinyatakan sebagai berikut:
Q
q x 60 x E
-------------------- ( m3/jam, cu.yd/jam )
Cm
49
Dimana :
= produksi perjam
= efisiensi kerja
= L x H2 x a
= factor sudu
dimana :
D
---- + z
R
dimana :
D
Contoh perhitungan:
Buldozer dengan ukuran blade ( pisau ) : Panjang (L)
Tinggi
(H)
Jenis tanah yang akan digali tanah biasa , factor sudu = 1,0
50
= 4.00 m
= 1,0 m
Kondisi operasi alat dan pemeliharaan alat biak, factor koreksi = 0,75
Jarak gusur
(D)
= 40 m
Kecepatan maju ( F )
= 40m /menit
Kecepatan mundur ( R )
= 60 m/ menit
Perhitungan:
Produksi/siklus ( q )
D
D
40
40
Waktu siklus (Cm) = ------ + ------ + 0,1= ------ + ------ + 0,10 = 1,77 menit
F
R
40
60
Produksi Q/jam
q x 60 x E
4,84 m3 x 60
----------------- = ------------------- x 0.75 = 123 m3
Cm
1,77
Dimana :
q x 3600 x E
-------------------- ( m3/jam, cu.ya/jam )
Cm
= efisiensi kerja
Produksi persiklus ( q ) = q1 x K
q1 = kapasitas munjung dari mangkok
K
= factor bucket
Faktor bucket dipengaruhi oleh kondisi pemuatan antara lain seperti berikut :
51
= 1,0- 0,8
= 0,8 0,6
= 0,6 0,5
= 0,85 0,4
Ringan
Sedang
Agak sulit
Sulit
6
7
8
9
11
13
15
17
19
26
28
30
Waktu putar
45 90
90 180
4 7 detik
5 8 detik
= 5 8 detik
- Ketempat pembuangan
= 3 6 detik
Contoh perhitungan:
Excavator dengan ukuran mangkok ( q )
untuk memindahkan tanah bekas galian kedalm dump truck, jenis tanah liat berpasir ,
sudut putar lengan 45 90 . kondisi operasi dan pemeliharaan mesin baik. Hitung
produksi excavator /jam
Perhitungan:
Tanah liat berpasir, factor bucket = 1,0
Kondisi pemuatan ringan
Material yang dapat ditangkap mangkok ( q ) = 1,0 x 0,95 m 3 = 0,95 m3
Waktu siklus ( Cm ), terdiri dari :
52
- mengisi mangkok
6 detik
- putar membuang
6 detik
6 detik
6 detik
------------------- +
Cm = 24 detik
Produksi Q/jam =
q x 3600 x E
------------------Cm
Dimana :
q x 60 x 6 x E
----------------------Cm
= efisiensi kerja
Jika dump truk digunakan untuk memidahkan tanah dari satu tempat ketempat
lain, dimana alat untuk mengisi bak dilakuakn dengan alat pemuat seperti Excavator.
Maka jumlah dump truck dapat dihitung:
53
Produksi Excavator/jam
QExc /jam
Jumlah dump truck ( n ) = ----------------------------------- = ------------------Produksi Dump Truck/jam
Q Dt /jam
Contoh Perhitungan:
Damp truck dengan kapasitas bak (q) = 7 m3 akan digunakan untuk mengangkut
tanah. jarak angkut rata-rata 5 km, dengan kecepatan rata-rata pergi 40 km/jam, dan
kembali 50 km/jam. Untuk mengisi bak dilakukan dengan Excavator dengan kapasitas
mangkok = 0,95 m3 waktu siklus = 24 detik, dengan produksi/jam 106,88 m3 .
Diminta menghitung produksi dump truk/jam dan jumlah damp truk yang dapat
melayani Excavator!
Perhitungan:
Kapasitas bak (q ) = 7 m3
Waktu siklus ( Cm ) :
7 m3
- mengisi bak
= ----------- x 24 /60
0.95 m3
- pergi
= 5 /30 x 60
= 10,00 menit
- menumpah
- kembali
= 5 /40 x 60
Waktu siklus ( Cm )
2, 95 menit
0,30 menit
7,50 menit
= 20,75 menit
q x 60 x E
---------------Cm
7m3 x 60 x 0.75
-----------------------20,75
= 15,18 m3
106,88 m3
--------------- = 7 buah
15,18 m3
Q exc/jam
Jumlah dump ( n )= ---------------- =
Qdt/jam
54
= Le ( meter)
Kemiringan pisau
Panjang manuver
= D ( meter )
Jumlah liputan
=N
Dimana :
q x 60 x E
----------------------- x 1 / N
Cm
= produksi persiklus ( m2 )
D
---- + z
R
= jarak manuver m
Contoh Perhitungan.
Perataan lapis pondasi rencana jalan akan dilakukan dengan motor grader. Panjang
pisau ( L ) = 4 meter. Pengoperasia dilakukan dengan kemiringan pisau ( ) =30, lebar
overlap = 5% dari panjang pisau. Panjang manuver ( D ) = 40 meter. Kecepatan maju (F)
55
Perhitungan:
Liputan efektif ( Le)
Produksi/siklus (q )
= Le x D = 3,29 m x 40 m = 131,63 m2
D
Waktu siklus (Cm) = ---- +
F
D
40
40
----- + 0,1 = ------ + ------ + 0,10 = 1,27 menit
R
60
80
Produksi perjam :
Q/jam
q x 60 x E
--------------------Cm
x1/N=
,63 m2 x 60 x 0,75
= -------------------------------x 1 / 5 = 932,80 m2
1,27 menit
3.4.2.5. Alat Pemadat
Alat pemadat dapat terdiri dari pemadatan dengan atau tanpa getaran. alat pemadat
diantaranya: Tandem Rooler, Macadam Roller, Pneumatic Roller, dan lain sebagainya.
Produksi pemadatan dipengaruhi oleh:
-
Jumlah liputan
= N
Besarnya lebar efektif (We)dapat berkisar 90% 95 % dari lebar roda (W),
kecepatan biasanya rendah berkisar antara 2 sampai 3 km /jam
Produksi pemadatan dapat dihitung dengan pendekatan :
Q = We x V x E x 1 /N
Dimana : Q = m2 / jam
3.4.2.6. Asphalt Finisher
Asphalt finisher adalah alat yang digunakan untuk menghamparkan laston, yaitu
bahan lapis permukaan pada jalan dengan perkerasan lentur. Produksi asphalt finisher
56
dipengaruhi oleh lebar dan kecepatan gerak maju penghamparan laston. Kecepatan
penghamparan biasanya sangat lambat, berkisar antara 1 sampai 2 meter per menit.
Produksi Asphalt Finhisher dihitung sebagai :
Q = W x V x 60
Dimana:
Q
= Lebar penggelaran ( m)
Contoh Perhitungan:
Pemindahan tanah dilakukan dengan 7 buah dump truk sebagai alat pengangkut
excavator sebagai alat untuk mengisi dump truck.
= Rp.215.200,-
= Rp. 137.600,-
Perhitungan:
Biaya pengoperasian alat /jam
Excavator, 1 unit
Mandor 1 0rang
6.428,-
Jumlah = Rp.1.184.828,57
peralatan. Mengingat banyaknya jenis pekerjaan serta beragamnya bahan yang digunakan
dalam suatu proyek konstruksi maka untuk memudahkan dalam menghitung harga
satuan pekerjaan telah disediakan analisa harga satuan pekerjaan berupa daftar analisa
harga satuan pekerjaan sebagai pedoman.
Namun demikian
pekerjaaan tertentu yang analisanya tidak akan diperoleh dari daftar analisa. ini, untuk itu
maka harus dilakukan dengan menggunakan perhitungan tersendiri. Seperti misalnya
pekerjaan yang menggunakan material yang masih relatif baru atau dalam pelaksanaan an
meggunakan suatu alat tertentu.
Jika dalam pelaksaan pekerjaan mengunakan alat maka besarnya biaya untuk
pengoperasian alat dapat dihitung dengan menggunakan rumus-rumus tertentu yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya ataupun menggunakan rumus pendekatan, demikian
juga
58
3.6. Latihan
1. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan harga satuan pekerjaan ?
2. Sebutkan komponen harga yang terdapat dalam harga satuan pekerjaan !
3. Apa kegunaan koefisien biaya yang terdapat dalam analisa harga satuan pekerjaan
4. Buatlah analisa harga satuan pekerjaan untuk 1m3 pekerjaan galian ika diasumsikan 1
mandor mengawasi 20 pekerja, setiap pekerja perhari mampu menggali tanah 1,5 m3.
5. Buatlah analisa harga satuan biaya .pekerjaan untuk 1 m2 pasangan batu bata dengan
ketebalan pasangan setengah batu, ukuran batu bata 23 cm x 11 cm x 5 cm, ketebalan
spesi 15 mm, digunakan campuran 1Pc : 5 Ps. Sedang untuk harga satuan upah
diasumsikan 1 mandor membawahi 2 kepala tukang, setiap kepala tukang akan
mengawasi 10 tukang, setiap tuang akan dibantu oleh 3 pakerja, Output tukang 2 3m2
perhari perorang. Harga material dan upah pekerja ditetapkan berdasarkan upah dan
harga yang berlaku saat ini.
6. Hitunglah harga satuan pekerjaan untuk galian tanah, pelaksaannya menggunakan
Buldozer, dengan blade ukuran panjang 3,66 m. tinggi 0,9 m. jenis tanah pasir
bercampur kerikil, kondisi operasi alat sedang,pemeliharaan mesin baik.
Biaya pengunan alat Rp. 208.400,7.
Jika volume pekerjaan galian tanah 800 m3, pelaksanaan penggalian akan dilakukan
dengan menggunakan bulldozer diatas, maka hitunglah biaya total seluruh pekerjaan.
8. Pemadatan tanah akan dilakukan tandem roller, jika diketahui lebar roda 2 m liputan
efektif 95 % dari lebar roda kecepatan maju dan mundur rata rata 2 km/jam. Jumlah
liputan 6 pasing. Jika biaya penggunaan alat perjam Rp. 142.700,- hitung biaya
pemadatan untuk setiap meter persegi !
59
Pada dasarnya kita dapat menghitung kebutuhan bahan untuk beton semen dengan
menggunakan Tabel 10 dan Tabel 11 diatas, jika komposisi campuran didasarkan pada
perbandingan volume. Namun demikian jika beton yang diinginkan menggunakan
standard mutu berdasarkan kuat tekan karakteristik ( mutu K 125,K 225 dan seterusnya )
maka kita tidak akan dapat menghitungnya dengan tabel diatas.
Untuk itu maka kita menggunakan pedoman seperti Tabel 12 dibawah ini .
Mutu Beton
Tabel 12.
Bahan untuk beton
Faktor air semen
Kadar semen Portland dalam
Maksimum
Campuran ( kg/m3)
B0
0.65
200
250
K. 175
0.55
220
300
K. 225
0.52
325
350
K. 275
0.50
340
400
: 1PC : 4 PS
: 1PC : 6 PS
c. 1m2 Pasangan batako ukuran 39 x19x9 tebal spesi 15 mm, campuran 1PC : 4PS
60
d. 1m2 Pasangan batu bata batu ukuran bata :24 x11x5 tebal spesi 15 mm,
campuran 1PC : 4PS
e. 1m2 Plesteran tebal 10 mm campuran 1Pc :3 Ps
f. 1m3 beton campuran 1Pc : 2 Kr : 3 Ps
Mutu Beton
Maksimum
Campuran ( kg/m3)
B0
0.65
200
250
K. 175
0.55
220
300
K. 225
0.52
325
350
K. 275
0.50
340
400
: 10 %
Contoh Perhitungan :
Kebutuhan bahan untuk beton/m3 mutu K. 175
a. Berat isi beton
b. Fas
: 2300 kg
: 0,50
: 250 kg
61
Agregat
: 100 -10.87-5.43
Agregat kasar
:60% x 83.7 %
= 83.7 %
= 50.22 %
Agregat halus
Kebutuhan bahan
; 5.43% x 2300
= 124.89 kg
Agregat kasar
= 0.792 m3
Agregat halus
@ Rp.
= Rp.
@ Rp.
= Rp.
@ Rp.
= Rp.
124,89 lt air
@ Rp = Rp.
Jumlah..
= Rp
Latihan :
Hitung kebutuhan tiap bahan untuk pembuatan beton K.275 dan kemudian buatlah
analisa harga satuan /m2 .
II. Laston
Spesifikasi gradasi agregat untuk membuat campuran Laston
62
No Campuran
II
III
Tebal padat ( mm )
20 40
25 50
20 - 40
40 65
Penggunaan
Lap. Penutup
Lap. Perata/
Lap. Penutup
Penutup(binder)
Ukuran saringan
% Berat
Yang lolos
saringan
Inch
mm
38.1
25.4
100
19.1
100
80 100
12,7
100
75 100
100
9,52
75 100
60 85
80 100
60 80
No.4
4,76
35 55
35 55
55 75
48 65
No.8
2,38
20 35
20 35
35 50
35 50
No.30
0,59
10 22
10 22
18 29
19 30
No.50
0,279
6 16
6 16
13 23
13 23
No.100
0,149
4 -12
4 -12
8 16
7 15
No.200
0,075
28
28
4 - 10
18
47
47
47
47
Kebutuhan aspal %
Sumber: Petunjuk Pelaksanaan Lapis Aspal Beton ( Laston ) Untuk Jalan Raya
SKBI 2.4.2.6. 1987 ;
Agregat kasar, butiran agregat dengan ukuran tertahan No4 atau 4,75 mm
Agregat halus, butiran agregat dengan ukuran lolos ayakan No. 4 tertahan ayakan
No200
Filler butiran agregat yang lolos lubang ayakan No 200
Laston akan terdiri dari campuran dengan perbandingan tertentu antara : Agregat
kasar,agregat halus, filler dan aspaL
Contoh perhitungan:
Tebal laston untuk lapis penutup tebal padat 4 cm
Berat isi Agregat : 1,8
Berat isi Laston padat 2,3
63
Agregat halus
: 42,5 - 6
Filler
= 6
Kadar aspal
= 6%
= 36,5 %
%
:6%
Jumlah agregat : 94 %
Agregat kasar, 57,5 %
= 0,575 x 94 % = 54,05 %
= 0,365 x 94 % = 34,31 %
Filler
= 0,06 x 94 % = 5,64 %
,6%
Aspal
= 6
Jumlah =100,00 %
4 cm:
Anggapan :
Agregat + 20 %
Aspal/filler + 5 %
Penggelaran ditambah 10 30 %
Agreat kasar
m3
Agreat halus
0,026m3
Filler
= 5,5 kg
Aspal
= 5,8 kg
6%
64
Agregat halus
: 0,026 m3
Filler
: 5.5 kg
Aspal
: 5,8 kg
= Rp.
= Rp.
5.5 kg filler
@ Rp..
= Rp.
5,8 kg aspal
@ Rp..
= Rp.
Jumlah = Rp.
Latihan:
Hitung kebutuhan bahan/m2 untuk lapis antara laston tebal padat 5 cm , buat
analisa harga satuan bahan /m2
: 1PC : 4 PS
: 1PC : 6 PS
c. 1m2 Pasangan batako ukuran 39 x19x9 tebal spesi 15 mm, campuran 1PC : 4PS
d. 1m2 Pasangan batu bata batu ukuran bata :24 x11x5 tebal spesi 15 mm,
campuran 1PC : 4PS
e. 1m2 Plesteran tebal 10 mm campuran 1Pc :3 Ps
f. 1m3 beton campuran 1Pc : 2 Kr : 3 Ps
65
@ Rp = Rp.
0.105 m3 kapur
@ Rp = Rp.
@ Rp.. = Rp
0.316 m3 pasir
@ Rp = Rp.
Jumlah
= Rp.
Rp. 110.000,00
Batako /buah
Rp.
1.250,-
Batu bata/buah
Rp.
175,-
Rp 103.000,-
66
3.5. Kesimpulan
3.6. Latihan
67
BAB IV.
MENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA PENAWARAN
dan RENCANA PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.1.Tujuan Bab
Setelah selesai pembahasan pada bab ini diharapkan mahasiswa dapat:
9 Menyusun perincian anggaran biaya
9 Menghitung perincian biaya
9 Menyusun rekapitulasi biaya penawaran
9 Menyusun rencana kerja pelaksanaan pekerjaan
9 Menyusun jadual pengadaan material, tenaga kerja dan alat.
4.2.Menyusun Rencana Anggaran Biaya dan Penawaran
Rencana anggaran biaya pelaksaan pekerjaan yang akan digunakan sebagai dasar
dalam menetapkan besarnya biaya penawaran yang akan diimplemetasikan dalam
pelaksanaan apabila kemudian dapat memenangkan dalam suatu pelelangan.
Penyusunan anggaran biaya dilakukan secara bertahap dan dengan penuh kehatihatian, oleh karena itu untuk menyusun diperlukan pengalaman tersendiri. Sering tidaknya
kontraktor mendapatkan kepercayaan untuk mengerjakan proyek dapat ditentukan dengan
sering tidaknya memenangkan suatu pelelangan. Oleh karena itu peranan seorang
estimator akan banyak memberikan andil dalam kelangsungan hidupnya suatu perusahaan.
Rencana anggaran biaya disusun dengan terlebih dahulu menghitung perincian
biaya, kemudian dialanjutkan dengan penyusunan rekapitulasi biaya baru kemudian
dapat ditetapkan besarnya biaya yang akan digunakan sebagai dasar dalam mengajukan
penawaran.
4.2.1 Perincian Anggaran Biaya
Perincian anggaran biaya adalah biaya dari setiap jenis pekerjaan berikut kuantitas
pekerjaan, satuan pekerjaan , harga satuan pekerjaan berikut biaya. Perincian anggaran
biaya ini disusun dalam suatu daftar tabel. Seperti diketahui bahwa daftar perincian
anggaran ini adalah merupakan tabel daftar kuantitas pekerjaan, hanya saja didalam daftar
tabel ini yang belum diisi adalah kolom harga satuan pekerjaan dan biaya. Oleh karena itu
maka dalam menghitung perincian biaya kita hanya melanjutkan dengan mengisi pada
kolom harga satuan pekerjaan dan biaya dengan menghitung terlebih dahulu pada lembar
60
perhitungan analisa harga satuan pekerjaan. Biaya setiap jenis pekerjaan dihitung dengan
mengalikan kuantitas pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan pada setiap jenis
pekerjaan.. kemudian untuk setiap kelompok pekerjaan utama pada kolom biaya dihitung
sub total jumlah biaya. Contoh:
Tabel 21.
Perincian Anggaran Biaya
Proyek Pembangunan Jalan Raya
Harga Satuan
Jumlah Satuan
Pekerjaan
(c)
(d)
(e)
No
(a)
I
Jenis Pekerjaan
(b)
P. PERSIAPAN
1.1
Pengukuran
Ls
1.2
buah
1.3
1.4
36
Rp...
Rp
Rp
Rp
Rp...
Rp
Rp
Rp
Rp...
Rp
Rp
Rp
Rp...
1.5
Los kerja
36
1.6
Pengadaan penerangan
Ls
1.7
1.8
Pengujian bahan
Ls
Rp
Rp
1.9
Ls
Rp
Rp...
Ls
Rp
Rp
Sub total
Rp.
P. TANAH
2.1
2.2
2.3
Galian tanah
Timbunan
Rp
2
24
Biaya
(f ) = (c) x (e)
unit
1300
M3
Rp
Rp...
3231
Rp
Rp
Rp
Rp...
1655
P. PERKERASAN
3.1
840
M3
Rp
Rp...
Perataan
840
M3
Rp
Rp...
Pemadatan
840
M3
Rp
Rp...
Sub total
61
Tabel lanjutan..
876
M3
Rp
Rp
1051,2
M2
Rp
Rp...
Kanstin
1000,48
M1
Rp
Rp
Paving blok
1000,48
M2
Rp
Rp...
3.2
3.2
Surface,laston,tebal= 5cm
IV
Trotoar
4.1
4.2.
Sub total
Untuk menghitung analisa harga satuan pekerjaan maka data-data lain yang
diperlukan adalah:
a. Spesifikasi / rencana kerja dan syarat
b. Daftar harga bahan, biaya upah tenaga kerja, biaya sewa/penggunaan alat
c. Analisa harga satuan pekerjaan
a. Spesifikasi/ Rencana kerja dan syarat-syarat
Didalam spesifikasi atau nrencana kerja dan syarat menjelaskan mengenai cara
pengerjaan, kualitas bahan yang digunakan serta kualitas pekerjaan yang diinginkan.
Ketiganya akan terkait secara erat dan akan berpengaruh pada biaya. Sebagai contoh untuk
pekerjaan timbunan tanah dengan suatu ketebalan tertentu maka, dalam pelaksanaanya
ditetapkan beberapa ketentuan penimbunan dilakukan lapis demi lapis setiap lapis
diratakan dengan ketebalanya maksimum 20 cm, setelah itu dipadatkan secara mekanis
hingga tebal padat mencapai 10cm.
Dengan demikian sebelum menghitung biaya pada setiap jenis pekerjaan perlu cara
melaksanakan pekerjaan, jenis peralatan yang akan digunakan, kapasitas yang tersedia,
jumlah alat yang perlu disediakan serta waktu yang akan dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjan.
b. Daftar harga bahan, biaya upah tenaga kerja, biaya sewa/penggunaan alat.
Data biaya ini akan digunakan sebagai dasar dalam menentukan biaya dari setiap
komponen biaya yang akan digunakan untuk menghitung harga satuan pekerjaan. Untuk
62
mendapatkan harga satuan yang kompetitif maka data biaya yang digunakan sebagai
patokan antara lain :
-
Biro Pusat
Daftar harga yang dikeluarkan yang dikeluarkan oleh pabrik atau agen tunggal
Daftar harga bahan , upah dan biaya perlatan ini masing-masing dikelompokan ,
dan hanya biaya biaya yang bersangkutan saja yang dicantumkan didalam kelompok
daftar ini seperti berikut. Daftar harga satuan ini dapat pula disusun dalam suatu bentuk
tabel. Dalam suatu lembaran yang dibagian paling atas diberi kop perusahaan
dan
dibagian bawahnya diberi keterangan dengan diketahui oleh direktur perusahaan yang
bersangkutan.
Berikut contoh daftar harga satuan bahan yang akan digunakan untuk menghitung
harga satuan pekerjaan proyek pembangunan jalan raya. Besarnya harga bahan , upah
pekerja serta biaya peralatan ini sengaja dicantumkan untuk memberikan gambaran biaya
tersebut disusun berdasarkan tanggal, bulan dan tahun yang sedang berjalan.
63
Nama Bahan
Harga Satuan
1.
Pasir urug
2.
Sirtu
Rp. 82.000,-/m3
3.
Pasir pasang
Rp.106.100,- /m
4.
Pasir beton
Rp. 120.500,-/m3
Rp. 108.000,-/m3
Rp. 108.000,-/m3..
7.
Rp. 113.500,/ m3
8.
Rp. 65.000,-/m2
9.
Rp. 38.000/m1
10.
Semen Portland ( 50 Kg )
Rp. 35.000.-/zak
.
3
11.
Rp. 1.287.500,-/m
12.
Rp. 9.500,-/btg
13.
Aspal
Rp. 2.800,-/kg.
14.
Rp. 7.200,-/kg
15.
Kawat beton
Rp. 7.800,-/kg
16.
Rp. 3.600,-/kg
17.
Rp. 3.800,- kg
18.
..dan seterusnya..
Jakarta, 21 September 2005
Kontraktor.
Direktur,
64
Tenaga kerja
Upah/Hari/Orang
1.
Pekerja /Kenek
Rp. 25.500,-
2.
Tukang gali
Rp. 32.000,-
3.
Rp. 38.250,-
4.
Tukang batu
Rp. 32.000,-
Kepala besi
Rp. 32.000,-
6.
Rp. 38.250
7.
Tukang aspal
Rp. 32.000,-
8.
Tukang las
Rp. 31.800,-
9.
Tukang cat
Rp. 32.000,-
10
Rp. 38.250,-
11
Mandor/Pengawas
Rp. 45.000,-
12
Rp. 44.600,-
13.
Rp. 32.000,-
14.
dan seterusnya
Jakarta, 21 September 2005
Kontraktor,
Direktur,
65
Jenis Alat
Sewa/Jam/Unit
1.
Asphalt Finisher
Rp. 264.525,-
2.
Rp.1.320.900,-
3.
Asphalt Spareyer
Rp.
4.
Rp. 208.430,-
Compresor, 4000-6000lier/menit
Rp.
75.100,-
6.
Rp.
29.000,-
7.
Concrete Vibrator
Rp.
18.000,-
8.
Dump Truck 3 4 m3
Rp. 137.700,-
9.
Dump Truck 18 21 m3
Rp. 172.700,-
10.
Excavator, 80 120 Hp
Rp. 189.200,-
11.
Rp.
12.
Rp. 161.700,-
13.
Motor Grader,100Hp
Rp. 200.800,-
14.
Rp. 142.700,-
15.
Rp.
16.
Rp. 174.000,-
17.
Rp. 179.000,-
18.
Rp.
19.
Rp. 172.300,-
20.
Rp. 284.000,-
21.
Rp. 239.815,-
37.502,-
73.600,-
87.000,-
97.500,-
66
sehingga harga yang akan dipertimbangkan untuk memilih adalah harga penawaran yang
akan menguntungkan pemilik proyek dengan tidak mengurangi keuntungan dari
kontraktor, sehingga harga kompetifif.
Dengan demikian apabila harga penawaran terlalu mahal kemungkinan besar tidak
akan memenangkan pelelangan, sebaliknya jika harga penawaran terlalalu kecil maka
biaya tidak layak dan jika memenangkan pelelangan pelaksanaanya akan rugi.
Untuk itu maka bagi para kontraktor dalam menghitung harga satuan pekerjaan
dan sekaligus menyusun harga untuk penawaran biasanya dibuat oleh mereka yang telah
memiliki pengalaman.
Khusus untuk jenis pekerjaan yang pelaksaannya akan menggunakan peralatan
maka sebelum menghitung harga satuan pekerjaan, terlebih dahulu perlu mengetahui
jenis alat, kapasitas produksi, serta biaya penggunaan alat/sewa alat. Data ini digunakan
sebagai dasar dalam
diperlukan, waktu pelaksanaan pekerjaan. Apabila jenis alat, kapasitas produksi, jumlah
alat , waktu pelaksanaan pekerjaan diketahui berikut biaya pengoperasian setiap unit alat
diketahui maka harga satuan pekerjaan dapat dihitung.
Contoh :
Analisa biaya untuk pekerjaan galian tanah
Volume pekerjaan : 3231 m3
Alat yang digunakan Buldozer
Kapasitas blade
: 4,84 m3
Produksi /jam
: 123 m3
67
Produksi/hari
: 6 x 123 m3 = 738 m3
: Rp. 208.500,-/jam/unit
Upah mandor/orang/hari
: Rp. 45.000,-
=1
Upah mandor
6.428,-
= Rp. 214.928,-
Rp. 214.928,Harga satuan pekerjan galian tanah /m3 = -------------------- = Rp. 291,23,738 m3
Pekerjaan perkerasan, Lapis pondasi bawah.
: Rp. 82.000,-/m3
Perataan lapis pondasi rencana jalan akan dilakukan dengan motor grader. Panjang
pisau ( L ) = 4 meter. Pengoperasian dilakukan dengan kemiringan pisau ( ) =30, lebar
overlap = 5% dari panjang pisau. Panjang manuver ( D ) = 40 meter. Kecepatan maju (F)
= 60 meter/menit, kecepatan mundur (R) = 80 meter/menit. Jumlah liputan ( N) = 5 kali .
Dari hasil perhitungan didapatkan:
Produksi/jam = 932,80 m2 x 0,20 = 186,56 m3
Biaya alat/jam
= 1 x Rp. 200.800,-
= Rp 200.800,-
Mandor 1
= Rp. 6.429,-
Jumlah
= Rp. 207.229,-
Lebar roda
W=2m
Jumlah liputan,
N = 4 kali
Besarnya lebar efektif (We)dapat berkisar 90% 95 % dari lebar roda (W),
68
= 1 x Rp. 142.700,-
= Rp 142.700,-
Mandor 1
= Rp. 6.429,-
Jumlah
= Rp.148.129,-
estimator boleh membuat analisa tersendiri atau menggunakan pedoman analisa yang lain.
Seperti misalnya pekerjaan kanstin dan totoar
1 m1 pemasangan Kanstin ukuran 15 x 25 x 40 cm
Biaya bahan :
2,5 buah kanstin 15 x 25 x 40 @ Rp. 38.000,-
= Rp. 38.000,-
700,-
= Rp.
6.090,-
@ Rp. 106.100,-
= Rp.
2.483,-
@ Rp
--------------------- +
Jumlah
= Rp. 46.573,-
0,0250 Mandor
@ Rp. 45.000,-
= Rp.
1.125,-
@ Rp. 38.250,-
= Rp.
1.912,-
@ Rp. 32.000,-
= Rp.
3.200,-
0,250 Pekerja
@.Rp. 25.500,-
= Rp.
6.375,-
@ Rp. 1.000
= Rp.
1.000,-
Upah
Peralatan
1 alat bantu
------------------- +
Total
69
Rp.
60.185,-
@ Rp. 38.000,-
= Rp. 38.760,-
@ Rp. 106.100,-
= Rp.
5.835,50-
--------------------- +
Jumlah
= Rp. 44.595,50
0,0250 Mandor
@ Rp. 45.000,-
= Rp.
1.125,-
@ Rp. 38.250,-
= Rp.
1.912,-
@ Rp. 32.000,-
= Rp.
3.200,-
0,250 Pekerja
@.Rp. 25.500,-
= Rp.
6.375,-
@ Rp. 1.000
= Rp.
1000,-
Upah
Peralatan
1 alat bantu
--------------------Total
Rp. 58.207,50
Harga satuan pekerjaan ini kemudian diisikan didalam daftar perincian biaya
biaya masing masing setiap jenis pekerjaan dihitung dengan mengalikan kuantitas
pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan. Sedangkan besarnya biaya dapat secara
langsung mengalikan kuantitas pekerjaan dengan harga setiap pekerjaan. Pada daftar
perincian biaya.
Biaya tersebut kemudian dijumlahkan
= 3231 m3
= Rp. 291,23,-
- Biaya
Pekerjaan Kanstin
- Kuantitas pekerjaan
= 1000,48 m1
= Rp. 117.185,-
70
- Biaya
= 1000,48 m1
= Rp. 58.207,50 ,-
- Biaya
Berikut dibawah ini contoh cara memasukan harga satuan pekerjaan yang telah dihitung,
kemudian hasilnya diisikan pada daftar tabel perincian biaya. Dengan harga satuan ini
maka besarnya biaya dapat dihitung. Sekaligus menghitung biaya sub total dari jenis
pekerjaan teretentu.
Tabel 22
Perhitungan Biaya Pekerjan
No
(a)
I
1.1
1.2
II
III
3.1
3.2
V
4.1
4.2
Jenis Pekerjaan
(b)
P. PERSIAPAN
..
.
P. TANAH
P. PERKERASAN
Sub base, sirtu , t=20cm
Pengadaan Sirtu
Perataan
Pemadatan
Base
Trotoar
Kanstin
Paving blok
Harga Satuan
Pekerjaan
(e)
Jumlah
(c)
Satuan
(d)
Biaya
(f ) = (c) x (e)
840
840
840
M3
M3
M3
Rp. 68.880.000,Rp.
933.240,Rp.
614,460,Rp. 70.427.700,-
1000,48
1000,48
M1
M2
Rp 60.185,Rp. 58.207,50
Sub total
Rp 60.213.888,80
Rp 58.235.439,60
Rp.118. 449.328,40
71
,kemudian dari hasil penjumlahan tersebut masih harus ditambahakan lagi lagi pajak
pertambahan nilai ( Ppn ) yang besarnya dinyatakan persen ( %) terhadap Sub Total II.
Sehingga akhirnya akan diperoleh jumlah akhir yang merupakan biaya keseluruhan yang
merupakan biaya total yang nilainya Rp. C .
Dari hasil penjumlahan secara keseluruhan dari
diperoleh nilai bilangan pecahan. untuk
adapun cara pembulatan besarnya biaya biasanya ditentukan berdasarkan ketentuan yang
telah disepakati pada waktu mengadakan rapat penjelasan.
Setelah diperoleh niali bilangan yang bulat kemudian maka disamping besarnya
biaya ditulis dalam angka bilangan, perlu ditulis besarnya yang dinyatakan dalam suatu
kalimat. Perlu diketahui pula
diperkenankan adanya hal-hal yang dapat menimbulkan keraguan dalam penilaian oleh
pihak panitian lelang, misalnya adanya bagian tertentu yang dikoreksi dengan adanya
tanda coret-coretan, atau alat penghapus ( misalnya tip ex ). Jika dalam rekapitulasi ini
terjadi kesalahan maka harus diganti secara keseluuhan. hal ini dimaksudkan adalah untuk
menegaskan bahwa besarnya biaya yang dibuat dapat dipertanggung jawabkan oleh pihak
kontraktor sebagai penawar. Oleh karena itu maka penyusunan rekapitulasi biaya ini perlu
dilakukan secara teliti dan cermat.
Rekapitulasi biaya ini disusun dalam kertas dengan bagian paling atas adalah Kop
Perusahaan sedangkan pada bagian bawah perlu dicantumkan tempat dan tanggal dimana
Kontraktor bedomisili serta ditandatangani oleh Direktur atau pihak yang secara hukum
dapat mewakili pimpinan
Berikut dibawah ini contoh penyusunan rekapitulasi biaya.:
72
KOP PERUSAHAAN
REKAPITULASI BIAYA
PROYEK :PEMBANGUNAN JALAN RAYA.
DI..
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Rp
Rp
Rp
IV PEKERJAAN SALURAN
Rp
V. PEKERJAAN TROTOAR
Rp
VI PEKERJAAN TALUD
Rp
------------------------- +
SUB TOTAL.I
Rp ( A )
Rp
------------------------- +
SUB TOTAL. II
Ppn
Rp ( B )
15% x (B)
Rp
--------------------------
TOTAL
Rp ( C )
Dibulatkan,
( Terbilang ..Rupiah )
Tempat, Tgl
Direktur Utama
73
kontraktor untuk melaksaan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan
dengan harga
disediakan. Kemudian waktu yang diperlukan untuk merealesasikan disusun dalam suatu
jadwal, yang umumnya kita sebut sebagai jadwal rencana kerja. Untuk menghitung jadwal
rencana kerja akan dijelaskan lebih lanjut pada pembahasan penyusunan jadwal dan
rencana kerja.
Dalam pembuatan surat penawaran ada beberapa ketentuan yang masing-masing
instansi akan menetapkan suatu bentuk tersendiri. Hal yang penting yang perlu dikatahui
bahwa baik penulisan angka dan huruf harus jelas dan tidak diperkenankan adanya
penulisan yang meragukan. Surat penawaran harus ditanda tangani oleh direktur atau
orang yang dapat mewakili serta syah menurut hukum.
Hal yang perlu diketahui bahwa dalam pelaksaan proyek konstruksi antara pihak
pemilik dengan kontraktor terikat dalam suatu kontrak. Ada beberapa jenis kontrak yang
dapat diterapkan dalam pelaksanaan, hal ini akan tergantung dari beberapa hal misalnya:
jenis pekerjaan, waktu pelaksanaan pekerjaan, cara pembayaran dan sebagainya. Khusus
untuk pekerjaan sipil yang umumnya pekerjaanya sangat komplek dan pelaksanaanya akan
memakan jangka waktu yang lama, untuk itu maka jenis kontrak yang akan digunakan
pada umumnya jenis kontrak harga satuan. Kontrak jenis ini hanya mengikat besarnya
harga satuan pekerjaan yang disepakati pada saat kontrak ditandatangani, sedangkan biaya
secara keseluruhan akan tergantung dari jumlah kuantitas pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Jumlah kuantitas pekerjaan ini hanya dapat diketahui jika pelasanaan
pekerjaan telah selesai, demikian juga waktu pelaksanaan pekerjaan. Namun demikian jika
74
proyek yang akan dilaksanakan pelakasanaanya kurang dari satu tahun maka jenis kontrak
yang digunakaan adalah kontrak harga pasti atau kontrak lump sump.
Berikut dibawah ini contoh surat penawaran.
75
waktu
yang
diperlukan
untuk
menyelesaikan
pekerjaan
tersebut
sampaiselesai.
Dari bart chart ini juga kemudian dapat dibuat suatu kurva dengan bentuk S
yang kemudian secara umum disebut sebagai kurva S . Kurva ini
menggambarkan
hubungan antara waktu pelaksanaan dengan bobot prestasi pekerjaan yang diperoleh.
Oleh karena itu jika didalam suatu proyek konstruksi jika menerapkan kontrak
sistim pembayaran berdasarkan bobot prosentase pekerjan maka akan dapat diketahui
kapan kontraktor dapat menajukan termijn pembayaran
Perlu diketahui bahwa dalam pelaksanan proyek suatu konstruksi apa yang
direncanakan tidak akan selalu tepat seperti yang direnakan, hal ini dapat diakibatkan oleh
beberapa hal. Hal ini dikarenakan pelaksanan pekerjaan terlambat atau lebih cepat. Untuk
itu maka didalam bart chart akan dibuat dua buah curva S. Kurva yang pertama biasanya
dibuat pada saat awal proyek dimulai sedangkan pada saat pelaksanaan akan diperoleh lagi
Kurva S yang merupakan realesasi berdasarkan pelaksaan pekerjan yang sebenarnya.
Berikut sebagai contoh bart chart dan kurva s untuk pekerjaan jalan raya ditunjukkan
seperti pada Tabel. 23.
Dari bart chart dan S curva kemudian dapat dibuat pula jadwal untuk persiapan
sumber daya lain yang akan dimobilisasi pada saat pelaksanaan, seperti misalnya: jadwal -
76
dicantumkan dalam jadwal ini adalah jenis tenaga kerja seperti : mandor,kepala tukang,
tukang, pekerja mekanik, dalan lain-lain. Contoh penyusunan jadwal pengadaan
tenagakerja seperti diperlihatkan pada Tabel 25.
4.3.3. Pengadaan Peralatan
Seperti halnya pengadaan material ataupun tenagakerja penyusunan untuk jadwal
pengadaan dibuat berdasarkan waktu pelaksaan pekerjaan yang terdapat didalam Bart
chart dan kurva s.Yang perlu dicantumkan didalam jadwal pengadaan peralatan meliputi
jenis alat jumlah dan waktu penggunaan perlatan. Contoh penyusunan jadwal pengadaan
perlatan yang akan digunakan seperti diperlihatkan pada Tabel 26.
77
Tabel 23
78
Tabel 24
Tabel 25
79
Tabel 26.
80
4.5.Kesimpulan
Menyusun anggaran biaya penawaran dilakukan dengan terlebih dahulu menyusun
perincian biaya dari setiap jenis pekerjaan. kemudian membuat perhitungan harga satuan
pekerjaan serta menghitung biaya. Dalam menetapkan harga satuan pekerjaan diperlukan
suatu keahlian yang tersendiri karena harga satuan pada umumnya merupakan salah satu
kunci dalam mendapatkan harga yang kompetitif dalam suatu penawaran untuk
mememenangkan pelelangan.
Dari perincian biaya kemudian disusun rekapitulasi yaitu jumlah biaya keseluruhan
dari semua jenis pekerjan setelah ditambah dengan keuntungan kontraktor serta pajak
pertambahan nilai. Dari biaya total ini kemudian dibuat pula jadwal rencana pelaksanaan
pekerjaan salah satu misalnya bart chart dan kurva s.
Dari rekapitulasi dan rencana kerja ini maka kemudian dapat disusun biaya
pelaksanaan pekerjaan untuk
sumber daya pada saat pelaksanaan pekerjaan yang akan digunakan maka kemudian
dilengkapi juga jadwal untuk pengadaan material, tenaga kerja dan peralatan.
4.6.Latihan
Diketahui suatu rencana proyek dengan perincian biaya seperti pada tabel dibawah ini.
Untuk itu maka saudara diminta untuk:
1. Melengkapi biaya dengan terlebih dahulu menghitung harga satuan pekerjan sesuai
dengan jenis pekerjaan yang belum dihitung.
2. Menghitung rekapitulasi biaya apabila keuntungan kontraktor ditetapkan sebesar 10 %
dan pajak pertambahan nilai sebesar15 %.
3. Buatlah bartchart dan kurva s, apabila dalam pelaksanaan pekerjan akan diselesiakan
dalam jangka waktu masing-masing sebagai berikut :
a. Pekerjaan persiapan
: 2 minggu
: 3 minggu
c. Pekerjaan pasangan
: 7 minggu
d. Pekerjaan penyelesaian
: 1 minggu
81
:
:
:
No Jenis Pekerjaan
I
1
2
3
4
5
6
6
PEKERJAANPERSIAPAN
Perencanaan Tehnis
Pembuatan Direksikeet
PatokdanPengukuran
Papan Nama Proyek
Kist dam dan Pengeringan
Mobilisasi Alat
Pas. Bawplank
II
Sat
Harga
Satuan
Rp. 14. 432.000,00
Rp.
82
Biaya
83
BAB. V
PERHITUNGAN BIAYA PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1.Tujuan Bab
Setelah selesai pembahasan pada bab ini diharapkan mahasiswa dapat:
9 Menghitung biaya pelaksanaan untuk material
9 Menghitung biaya pelaksanaan untuk tenaga kerja
9 Menghitung biaya pelaksanaan untuk peralatan
9 Mengetahui biaya pelaksanaan
dapat disebabkan
Jangka waktu pelaksanan pekerjan yang relative lama sehingga akan terjadi
perubahan harga harga
Oleh karena itu maka pada pelaksanaan pekerjaan biaya akan dihitung kembali.
Sehingga dengan demikian biaya ini adalah biaya yang realistis dari pelaksanaan
pekerjaan.
Khusus untuk pekerjaan konstruksi bangunan sipil seperti misalnya: pekerjaan
konstruksi jalan raya, jembatan, bendungan , irigasi dan lain sebagainya. Pada umumnya
akan menerapkan jenis kontrak unit price atau harga satuan. Dengan kontrak ini umumnya
yang akan mengikat adalah harga satuan, sedangkan biaya secara keseluruhan hanya akan
dapat diketahui apabila pelaksanaan pekerjaan
dihitung dengan menggunakan pedoman koefisen kebutuhan bahan dan yang terdapat
didalam analisa analisa harga satuan pekerjaan
Misalnya perhitungan kebutuhan biaya untuk pekerjaan 100 m3 pasangan batu kali
yang menggunakan spesi 1PC : 4PS.
Analisa biaya untuk setiap 1m3 pasangan batu kali 1PC : 4PS adalah:
Kebutuhan bahan 1m3 batu kali 1Pc : 4 PS
1,2 m3 batu kali
@ Rp.................../m3 = Rp ........................
3,25 zak PC
@ Rp.................../zak = Rp ......................
0,52 m3 pasir
= Rp.......................
= 100 x 1,2 m3
= 120 m3 x @ Rp...............
= Rp...............
Semen
= 325 zak x
@ Rp...............
= Rp ..............
Pasir
= 100 x 0,522 m3
= 52,2 m3 x @ Rp...............
= Rp...............
----------------+
Jumlah
= Rp...............
Kelebihan perhitungan dengan cara ini adalah disamping dapat digunakan untuk
menghitung kebutuhan biaya dapat juga digunakan untuk menghitung kebutuhan setiap
jenis material akan digunakan. Jika perhitungan ini digunakan untuk perencaan biaya pada
saat pelaksanaan pekerjaan, maka akan memudahkan didalam menyediakan kebutuhan
bahan .
Tidak semua jenis pekerjaan dapat kita hitung dengan cara seperti diatas. Sebagai
contoh
untuk pekerjaan beton bertulang, pada saat menyusun harga satuan pekerjaan
biaya beton bertulang tidak diperinci berdasarkan kebutuhan bahan yang digunakan,
tetapi berdasarkan jenis eleman bangunan dan mutu beton yang digunakan.
Khusus untuk pelaksanaan pekerjaan beton bertulang, biaya dihitung berdasarkan
kebutuhan bahan yang
Tabel 25.
Perkiraan Keperluan Kayu untuk Cetakan Beton untuk Luas Cetakan 10 m2
No
Jenis Cetakan
Kayu
( m3 )
0,46 0,81
Dinding
0,46 0,62
2,73 4,00
Lantai
0,41 0,64
2,73 4,00
Atap
0,46 0,69
2,73 4,55
Tiang-tiang
0,44 0,74
2,73 5,00
Kepala Tiang
0,46 0,92
2,73 5,45
Balok-balok
0,69 1,61
3,64 7,27
Tangga
0,69 1,38
3,64 6,36
Sudut-sudut tiang/balok*
0,64 1,84
2,73 6,82
10
0,58 1,84
3,18 6,36
[10]
* Tiap 30 panjang
Kayu yang cetak setelah dipakai kondisinya masih berkisar 50 sampai 70%
sehingga masih dapat dipakai kembali. Kondisi kayu beas pakai ini sangat dipengaruhi
oleh cara pembongkaran cetakan.
Bila permukaan cetakan harus dilapisi oli maka banyaknya minyak oli dapat
berkisar antara 2 sampai 3,75 m2 untuk setiap 10 m2
Konstruksi steger dan jembatan pemikul biayanya dihitung sendiri dan tidak
termasuk pada cetakan beton.
Berikut dibawah ini diberikan contoh untuk menghitunga kebutuhan bahan untuk
begisting untuk pekerjaan saluran yang akan dibuat dari konstruksi beton bertulang.
pekerjaan. Tahapan pekerjaan dapat ditetapkan berdasarkan satuan luas, satuan volume
atau satuan panjang untuk sustu bentuk tertertentu.
Seperti misalnya untuk pekerjaan saluran seperti pada gambar dibawah ini maka
tahapan pekerjaan dapat ditetapkan berdasarkan panjang saluran misalnya pelaksanaan
dikerjakan setiap panjang 20m.
85
Perhitungan
10
90
10
papan cetakan
bag luar
papan cetakan
bagian dalam
100
o
10
= 2 x 1,10 x 20
= 44 m2
= 2 x 1,00 x 20
= 40 m2
----------------= 84 m2
Jumlah
Dari Tabel 22.
= 0, 50 m3
Kebutuhan paku
= 3 kg
Minyak oli
= 2 lilter
= 88 / 10 x 0, 50 m3
x 60% x @Rp/m3
= Rp ..............
Kebutuhan paku
= 88 / 10 x 3 kg
x @ Rp/kg
= Rp .............
Minyak oli
= 88 / 10 x 2 lilter
x @Rp/ltr
= Rp ..............
------------------
Jumlah
= Rp. ...........
86
Tabel 26.
Ukuran Tulangan [10]
No
Diameter ( mm )
Berat ( kg/m)
0,222
0,28
0,395
0,50
10
0,627
0,79
12
0,888
1,13
14
1,208
1,54
16
1,578
2,01
19
2,226
2,84
20
2,460
3,64
22
2,984
3,80
10
25
3,853
4,91
Tulangan beton dihitung berdasarkan berat tulangan ( kg atau ton )yang terpasang.
Kebutuhan tulangan harus dihitung dengan menambah bagian tulangan yang difungsikan
untuk keperluan tertentu seperti misalnya kait, bengkoan dan overlap pada setiap
sambungan.
Perhitungan kebutuhan untuk tulangan biasanya telah dibuat didalam gambar
pejelasan. Namun demikian jika terdapat perubahab desain maka harus dibuat gambar
kerja. gambar ini akan digunakan disamping untuk pedoman pelaksanaan juga digunakan
untuk menghitung kebutuhan material yang akan digunakan.
Perhitungan untuk pelaksaanaan pekerjan dibuat dalam suatu tabel mengingat
adanya beberapa elemen bangunan yang menggunakan tulangan dengan ukuran diameter,
bentuk, maupun panjang dari setiap tulangan batang yang berbeda-beda.
Perlu diketahui bahwa perhitungan kebutuhan untuk bahan tulangan ini nantinya
disamping digunakan untuk menghitung kebutuhan biaya untuk material juga digunakan
untuk menghitung waktu pelaksanaan pekerjaan.
Berikut contoh perhitungan kebutuhan bahan untuk pekerjaan penulangan pada saluran:
87
90
10
tulangan A 10-20
100
10
Tabel 27
Contoh Perhitungan Kebutuhan Tulangan
No
Nama
tul
Juml
btg
Kait
1
2
A
B
5002
30
10004
-
10
8
Panj/
Bengk Btg
(m)
10004 2,90
500
Panj
Total
(m)
14506
15000
Total
Brt/m
(kg)
0,627
0,395
Brt total +
10 %
(kg)
10005
6518
16523
Berdasarkan perhitungan diatas maka kebutuhan bahan tulangan total adalah 16523 kg.
Jika untuk 1 batang tulangan panjang = 12 m
Jadi kebutuhan tulangan:
Tulangan A, 10 mm = 10005 kg = 10005/12 m x 0,627 kg = 1330 btg
88
331 kg
= 16523 kg
x @ Rp/kg
= Rp...............
Kawat beton
= 331 kg
x @ Rp/kg
= Rp. .............
--------------------- +
Jumlah
= Rp..................
dengan cara menetapkan perkiraan kemampuan tenaga kerja tersebut untuk menyelesaikan
pekerjaan dalam jangka waktu tertentu. Disamping itu ada beberapa pekerjaan yang dalam
pelaksanaanya harus dilakukan oleh satu kelompok kerja, seperti misalnya: pekerjaan
pasangan, plesteran, pembetonan dan lain sebagainya. Jenis pekerjaan ini akan terdiri dari
beberapa tenaga kerja seperti misalnya: mandor, kepala tuakang, tukang dan pekerja.
Perhitungan biaya tenaga kerja untuk pelaksanaan pekerjaan tidak dapat langsung
dihitung dengan menggunakan patokan biaya pada analisa harga satuan pekerjaan. Hal ini
dikarenakan didalam analisa harga satuan pekerjaan menggunakan asumsi angka angka
pendekatan.
89
Pada saat pelaksanaan pekerjaan maka tenaga kerja yang akan dilibatkan dihitung dan
yang perlu diketahui adalah : komposisi tenaga kerja dan kemampuan tenaga kerja
menyelesaikan satu unit pekerjaan. Dari perhitungan ini akan diperoleh jumlah tenaga
kerja dan waktu pelaksanaan pekerjaan.
perbandingan tukang dengan pekerja, jumlah tukang, kepala tukang dan mandor tidak
akan seperti yang terdapat dalam asumsi penyususnan analisa biaya. Tetapi akan lebih
baik
pekerjaan.
Misalkan volume pekerjaan pasangan 90 m3. Jika satu kelompok kerja tukang
dan dan dibantu oleh 3 pekerja, apabila dalam satu hari mampu mengerjakan pekerjaan
pasangan 3 m3. ( output riel ), diawasi 1 kepala tukang dan 1 mandor.
Maka pekerjaan akan dapat diselesaikan dalam waktu : 90/3 = 30 hari
Jika pekerjaan harus selesai 6 hari
Jumlah kelompok kerja = 30 hari/ 6hari = 5 kelompok
Dengan demikian kebutuhan tenaga kerja selama 10 hari adalah sebagai berikut :
Tukang
Pekerja
Kepala tukang
= 1 orang
Mandor
= 1 orang.
= 5 orang x 6 hr x @ Rp/hr/org
= Rp .......................
Pekerja
= 15 orang x 6 hr x @ Rp/hr/org
= Rp ......................
Kepala Tukang
= Rp ......................
Mandor
= 1 orang x 6 hr x@ Rp/hr/org
= Rp ......................
-------------------------- +
Jumlah
= Rp........................
Dengan demikian jika dapat ditetapkan komposisi tenaga kerja dan kemampuan
dalam mengerjakan maka akan dapat dihitung kebutuhan tenaga kerja waktu pelaksanaan
pekerjaan dan biaya. Kondisi yang umumnya menyulitkan bagi yang masih belum
memiliki pengalaman dalam menaksir kemampuan tenaga kerja, untuk itu maka kita
berikut dibawah ini pedoman yang dapat digunakan sebagai patokan dalam menghitung
biaya pelaksanaan pekerjaan.
90
Tabel 28
Keperluan Tenaga Untuk Pekerjaan Cetakan Beton [10]
Jam kerja tiap luas cetakan setiap 10 m2
No Jenis Cetakan Kayu
Menyetel
Memasang
Membuka/
Membersih
kan
24
Reparasi
2 sampai
Pondasi,pangkal,jembatan
3 -7
24
Dinding
59
35
25
5jam
Lantai
38
24
24
untuk
Atap
39
25
24
segala
Tiang-tiang
48
24
24
jenis
Kepala Tiang
5 11
37
25
pekerjaan
Balok-balok
6 11
34
25
Tangga
6 12
48
35
Sudut-sudut tiang/balok*
5 11
39
35
10
5 - 11
3-6
3-5
leufel
Menyetel
Memasang
= 84 m /10 m x 3 jam
= 42,0 jam
= 25,2 jam
------------------------Jumlah
Jika 1 hari kerja = 7 jam
1 kelompok terdiri 1 tukang 3 pekerja
Waktu pelaksanaan pekerjaan = 67,2 jam/7 jam = 9,6 hari
Jika akan diselesaikan 3 hari diperlukan
Jumlah tenaga kerja = 9,6 hari/3 hr = 3 kelompok
Terdiri dari:
Tukang
= 3 x 1 orang = 1 orang
Pekerja
= 3 x 3 orang = 9 orang
91
= 67,2 jam
Karena pekerjaan tidak terlalu rumit pekerjaan reparasi tidak perlu dilakukan.
Membuka dan membersihkan
= 84 m2/10 m2 x 2 jam
Waktu penyelesaian
= 16,8 jam
= 3 x 1 orang = 1 orang
Pekerja
= 3 x 3 orang = 9 orang
Kesimpulan;
Menyetel dan memasang
: 3 kelompok 3 hari
= Rp................
Pekerja
= Rp.................
Mandor
= 4 hari x 1 orang
= Rp ................
@ Rp.../hr/org
----------------------- +
Jumlah
= Rp ..................
92
Tabel .29.
Produktifitas Tenaga Kerja [12]
Tenaga Kerja
No
Item Pekerjaan
Tukang
org
1
Kenek
org
m /org/hr m3/org/hr
Urugan Kembali
Pembesian
3a
3b
Pemasangan
Pemasangan Bekisting
Pembuatan Bekisting
Pengecoran Beton
Pasangan Bata
Plesteran
10
kg/org/hr
1,8
2,4
80
125
12
Apabila biaya serta produktifitas dari alat persatuan waktu diketahui maka biaya
pelaksanaan pekerjaan dapat dihitung.
Untuk itu maka yang perlu diperhatian dalam menghitung biaya peralatan khusus
nya untuk alat berat adalah
peralatan maka pada umumnya yang digunakan sebagai pedoman produktifitas adalah alat
yang memiliki produksi yang paling kecil.
Misalnya pekerjaan pembetonan, alat yang akan digunakan mixer molen, vibrator,
sekop, cangkul dan sebagainya. Dari peralatan tersebut yang memiliki produktifitas paling
kecil adalah mixer molen, sedangkan peralatan yang lain dapat mengikutinya. Maka biaya
persatuan pekerjaan adalah biaya total pengunaan peralatan dibagi produksi mixer molen.
93
Contoh:
Pembetonan menggunakan sebuah mixer molen kapasitas aduk = 2 m3/jam, alat
yang dilibatkan untuk bahan beton adalah:1vibrator, 3 buah sekop, 4 cangkul serta 10
buah ember maka biaya pelaksanaaan pekerjan dapat dihitung sebagai berikut.
Apabila biaya penggunaan alat mixer molen dan vibrator masing-masing diketahui
sedangakan
persatuan waktu ( perjam atau per hari ) maka biaya pelaksanaan pekerjaan dapat dihitung
sebagai berikut:
Biaya/jam
Mixer molen
= 1 x @ Rp...................= Rp...............
Vibrator
= 1 x @ Rp...................= Rp...............
= 3 x @ Rp................... = Rp...............
= 4 x @ Rp................... = Rp...............
= Rp...............(A)
Rp ( A )
------------- = Rp.....................
2 m3
5.6. Kesimpulan
Biaya pelaksanaan pekerjaan adalah biaya yang sebenarnya yang digunakan untuk
merealesasikan suatu perencaan kontruksi. Pada dasarnya biaya ini hanya dapat diketahui
apabila pekerjaan telah selesai. Namun demikian dalam pelaksanaan biaya ini dihitung
pada saat pekerjaan akan dilaksanakan. Oleh sebab itu akan terjadi perbedaan tetapi pada
umumnya perbedanya relative tidak terlalu besar.
Secara garis besar biaya pelaksanaan akan terdiri dari tiga komponen utama yaitu biaya
untuk material, tenaga kerja dan peralatan. Disamping terdapat biaya lain yang sifatnya
tidak langsung.
Untuk menghitung biaya material dapat menggunakan pedoman koefisien yang
terdapat pada analisa harga satuan pekerjaan, sedang untuk biaya tenaga kerja perlu
diketahui produktifitas masing masing pekerja yang dilibatkan. Untuk biaya peralatan
yang perlu diketahui adalah biaya penggunaan alat serta produktifitas dari alat yang yang
digunakan dalam satuan waktu.
94
5.7. Latihan
Jawablah pertanyaan berikut dengan benar !
1. Apa tujuan menghitung biaya pelaksanaan pekerjaan ?
2. Apa perbedaan biaya yang digunakan untuk perencanaan dengan biaya pelaksanaan
pekerjaan ?
3. Apakah yang akan timbul jika dalam suatu proyek konstruksi biaya pelaksanaan
pekerjaan tidak dihitung ?
4. Jelaskan mengapa tidak semua analisa harga satuan pekerjaan dapat digunakan untuk
menghitung biaya pelaksanaan?. Jenis pekerjaan apa dan mengapa analisa tidak sesuai
lagi jika digunakan untuk menghitung biaya pelaksanaan pekerjaan ?
5. Biaya apa saja yang harus dihitung dalam pelaksanaan pekerjaan
20
120
20
12 20
o
o
o
10 20
o
o
o
0.00
o
o
20
Plat beton
Beton 1:3:5
12 - 20
Plat beton panjang 1 meter
Pas. batu kali 1 Pc : 3 Ps
20
- 1.00
- 1.30
15
30
15
60
15
30 15
95
7. Jika untuk pekerjaan beton sebagai penutup saluran dibuat setiap segmen dengan
panjang 1 meter. Hitung kebutuhan bahan untuk pekerjaan beton dan tulangan untuk
setiap segmen!
8. Jika telah saudara ketahui harga setiap material maka diminta untuk menghitung biaya
material :
a. Untuk pekerjaan pasangan
b. Untuk pekerjaan beton
9. Apabila dalam pelaksanaan pada pekerjaan pasangan akan dikerjakan oleh beberapa
kelompok pekerja dimana untuk setiap kelompok terdiri dari seorang tukang batu
dibantu oleh 3 pekerja. Jika saudara mengetahui produktifitas untuk setiap kelompok
sedangkan yang akan dikerahkan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut adalah 5
kelompok. Maka hitunglah biaya yang akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan
tersebut. ( Upah setiap pekerja tetapkan sendiri )
10. Plat beton dibuat ukuran 120 x 100 cm.dan dicor secara terpisah. Setelah selesai dibuat
baru dipasang sebagai penutup saluran.
mengaduk beton 3 m . Sedangkan alat bantu yang diperlukan seperti sekop cangkul,
ember serta pengki yang asing-masing jumlahnya saudara tentukan sediri,
maka
96
BAB. VI
PERHITUNGAN KEBUTUHAN BAHAN, TENAGA KERJA DAN PERALATAN
6.1. Tujuan
Setelah selesai pembahasan pada bab ini diharapkan mahasiswa dapat:
9 Menghitung mengetahui kebutuhan material untuk pelaksanaan pekerjaan
9 Menghitung mengetahui kebutuhan tenaga kerja yang dikerahkan
9 Menghitung kebutuhan peralatan yang digunakan
9 Mengetahui cara menghitung masing masing sumber daya yang digunakan.
jenis kelompok pekerjaan ini jika diperinci maka bahan yang digunakan terdiri dari :
semen batu pecah, pasir, batu belah, besi beton, kawat beton, kayu cetakan, dan paku.
Untuk itu maka pada kelompok pekerjaan ini dapat dibuat seperti pada Tabel 30 berikut.
Tabel 30
Contoh Daftar Penggunaan Kebutuhan Bahan
Nama bahan
Bt. Pecah(m3)
Pasir (m3 )
43,8
108
100 m3 328
52,2
120
85,5
544
43,2
66
1343
43,2
247,5 288
90 m3
Paku( kg )
Pp.Cetakan(m3)
tas
Bs Beton ( ton )
Kuanti
Semen(zak )
364
No Jenis Pekerjaan
1 Pc : 3 Ps
2
Pas. Bt Belah
1Pc : 4 Ps
1 Pc : 2 Ps
4
Beton Bertulang 80 m3
10
200
50
10
200
50
1 Ps : 2 Ps:3 Kr
Dan seterusnya
Jumlah
tabel seperti diatas maka akan dapat diketahui kebutuhan untuk seluruh setiap material
yang digunakan. sengan cara menjumlahkan.
Untuk jenis kelompok yang lain dapat dibuat dengan cara yang sama diperinci
menurut komponen yang terkait alam satu jenis pekerjaan misalnya untuk kelompok
pekerjaan kayu diperinci masing-masing berdasarkanjenis dan ukuran kayu
Untuk pekerjaan besi dapat diperinci berdasarkan jenis profi serta ukuran yang
digunakan.
98
= 15 orang
= 1 orang
Pada saat yang sama dikerjakan juga pembuatan begisting dilaksanakan ,menyetel
dan memasang : 3 kelompok 3 hari yang dilaksanakan mada mingguke :N
Tukang kayu = 3 orang
Pekerja
= 9 orang
Mandor
= 1 orang
Tabel 31
Contoh Daftar Penggunaan Tenaga Kerja
Minggu : N
No
Jenis Pekerjaan
Tenaga kerja
Selasa
tgl:
Rabu
tgl:
Kamis
tgl:
Jumat
tgl:
Sabtu
tgl:
Mandor
Kepala Tukang
Tukang batu
Pekerja
15
15
15
15
15
15
Pekerjaan bekisting
Mandor
Tukang kayu
Pekerja
99
Jenis Alat
Buldozer
Kapasitas Senin
tgl:
3 m3
2
Buldozer
2m3
Excavator
1,2 m3
Dump Truck
6 8 m3
Vibrating Roller
10 ton
Asphal Finisher
Air Compresor
Asphalt distributor
Pneumatic Roller
12 ton
10
Tandem Roller
10 ton
11
Macadam Roller
10 ton
12
Tangki Truk
6000l
100
Selasa Rabu
tgl:
tgl:
2
2
6.3. Kesimpulan
Perhitungan kebutuhan bahan yang digunakan bahan , tenaga kerja serta peralatan
disamping digunakan untuk dapat mengetahui jumlah digunakan juga untuk mengetahui
biaya pelaksanaan. Dengan mengetahui jumlah sumber daya yang digunakan maka akan
dapat
dilakuakan. Dengan demikian nantinya akan lebih mudah untuk menyususn perencanaan
biaya yang lebiih kompetetitif.
Kebutuhan sumber daya yang diguanakan dapat dilakukan dengan cara mencatat
saja pada saat pelaksanaan atau dapat dibuat dengan merencanakan kembali. Sebab
perencaan yang dibuat dimana saat pekerjaan akan dilaksanakan penyimpangannya tidak
akan berbeda jauh.
Perhitungan kebutuhan material, tenaga kerja serta peralatan biasanya disusun
dalam suatu tabel. Sehingga disamping memudahkan dalam menghitung juga akan
menambah ketelitian.
6.4. Latihan.
Jawablah pertanyaan berikut dengan benar !
1. Apa kegunaan perhitungan material, tenaga kerja dan peralatan pada saat proyek
sedang atau telah dilaksanakan.
2. Jelaskan prinsip perhitungan kebutuhan material pada saat pelaksanaan pekerjaan ?
3. adakah perbedaan cara menghitung kebutuhan tenaga kerja dan material
4. Dalam suatu proyek terdiri dari beberapa jenis pekerjaan, daiantaranya pekerjaan beton
bertulang, plestersan, pasngan, pekerjaan kayu, besi, laston dan lain sebagainya.
Jelaskan cara saudara menyusun kebutuhan masing masing bahan tersebut!
5. Jelaskan apa yang perlu diperhatuikan pada saat menghitunga peralatan yang
digunakan dalam pelaksanan sustu proyek !
6. Buatlah daftar perhitungan kebutuhan bahan untuk jenis pekerjaan sebagai berikut:
a. 200m3 pasangan batu kali spesi 1pc: 4 ps
b. 300 m3 pasangan batu belah spesi 1pc: 2 ps
c. 400 m2 plesteran 10 mm spesi 1pc:4pc
d. 300 m3 beton bertulang 1pc:3ps:5 kr
e. 200 m3 pasangan batu kosong
101
102
Tabel.23
Contoh Bart Chard dan Curva S
No JENIS PEKERJAAN
BOBOT
%
1 P. Persiapan
2 P. Tanah
a. Galian
b. Timbunan
3 P. Pondasi bawah
4 P. Pondasi Atas
5 P. Lapis Penutup
6 P. Saluran
7 P. Trotar dan Kanstin
8 P. Talud
5
4
4
18
18
35
6
6
4
Waktu Pelaksanaan
Minggu/Bulan
Minggu/Bulan
Minggu/Bulan
Minggu/Bulan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31
1
1
1
1
1
1
1
4,5
75
1
4,5
4,5
4,5
4,5
4,5
4,5
7
4,5
7
50
7
1,5
7
1,5
1,5
7
1,5
1,5
1
1,5
1,5
1
25
1,5
1
Rencana
Jumlah bobot
Jumlah bobot kumulatif
Realesasi
Jumlah bobot
Jumlah bobot kumulatif
100
100
0,31 1,31 2,31 2,31 6,81 10,3 9,31 16,3 11,8 8,81 10,3 11,3 4,31 2,81 1,31 0,31
0,31 1,63 3,94 6,25 13,1 23,4 32,7 49 60,8 69,6 79,9 91,3 95,6 98,4 99,7 100
Jakarta,..
PT
Direktur Utama
78
Tabel. 24
Contoh Jadual Pengadaan Material
No
Jenis Material
1
2
3
4
5
6
Waktu Pelaksanaan
Minggu/Bulan
Minggu/Bulan
Minggu/Bulan
Jumlah
1655
840
876
121
1001
1001
3
414
4
414
5
414
210
6
414
210
219
7
210
219
10
11
Keterang
Minggu/Bulan
12
210
219 219
24,2 24,2 24,2 24,2 24,2
250 250 250
250 250
13
14
250
250
250
15
16
dan seterusnya
Tabel. 25
Jadual Pengadaan Tenagakerja
No
1
2
3
4
5
Nama Tenagakerja
Mandor
Kepala Tukang
Pekerja
Tukang
Opereator alat berat
dan seterusnya
Jumlah
Waktu Pelaksanaan
Minggu/Bulan
Minggu/Bulan
Minggu/Bulan
1
2
2
10
4
2
3
4
15
7
4
3
4
8
20
9
4
4
5
4
6
5
7
5
8
5
9
3
10
3
11
3
Minggu/Bulan
12
3
13
3
14
3
15
3
Jakarta,..
PT
Direktur Utama
Keterang
16
3
Tabel. 26
Contoh Jadual Pengadaan Peralatan
No
Jenis Peralatan
1
2
3
4
Buldozer ( unit )
Excavator ( unit )
Damp Truk ( unit )
Motor Grader
Waktu Pelaksanaan
Minggu/Bulan
Minggu/Bulan
Minggu/Bulan
Jumlah
2
2
3
2
1
7
1
4
2
1
7
1
5
2
1
7
1
10
11
Minggu/Bulan
12
13
14
15
1
7
1
dan seterusnya
Jakarta,..
PT
Direktur Utama
Nama
Keterang
16
80
No JENIS PEKERJAAN
1 P. Persiapan
2 P. Tanah
a. Galian
b. Timbunan
3 P. Pondasi bawah
a. Pengadaan Material
b. Perataan
c. Pemadatan
4 P. Pondasi Atas
a. Pengadaan Material
b. Perataan
c. Pemadatan
5 P. Lapis Penutup
6 P. Saluran
7 P. Trotarr dan Kanstin
8 P. Talud
BOBOT
5
4
5
12
1
1
13
1
1
gan
gan
gan
Tabel 17.
Contoh Analisa Biaya Alat Berat
URAIAN
No
KODE
KOEF
SATUAN
A URAIAN PERALATAN
1
2
3
4
Jenis Peralatan
Tenaga
Kapasitas
Alat Baru
a. Umur Ekonomi
b. Jam kerja dalam 1 thn
c. Harga alat
a. Umur Ekonomi
b. Jam kerja dalam 1 thn
c. Harga alat
Pw
Cp
A
W
B
A
W
B'
Excavator 80-40 Hp
80,00
Hp
0,50
M3
5 Tahun
2000,00
Jam
120.000.000,00
Rupiah
5,00
Jam
2000,00
120.000.000,00 Rupiah
12.000.000,00
Rupiah
I x ( 1 + I )^ A'
( 1 + I ) ^A' -1
(B'-C)xD
W
18.056,52
Rupiah
120,00
Rupiah
18.176,52
Rupiah
18.000,00
Rupiah
2 Pelumas
24.000,000
Rupiah
9.000,00
Rupiah
L
M
50.000,00
96.000,00
Rupiah
Rupiah
197.000,000
Rupiah
215.176,52
Rupiah
0,33438
2 b. Asuransi, dll
0,002 x B'
W
( E+F)
= (H+I+K+L+M)
i
U1
U2
Mb
Ms
Mp
20,00
45.000,00
32.000,00
2.400,00
1.500,00
20.000,00
%/tahun
Rp/jam
Rp/jam
Rp/ltr
Rp/ltr
Rp/ltr
KET
0,2
5
Faktor Angsuran Modal :
2
3
I x ( 1 + I )^ A'
( 1 + I ) ^A' -1
8
1