Case Mata GW Kata
Case Mata GW Kata
Nama
: Eriyadi
NIM
: 11-2009-159
Dr. Pembimbing
Fak. Kedokteran
: UKRIDA
I. IDENTITAS
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Pekerjaan
Alamat
:
:
:
:
:
:
Tn. S
67 tahun
Laki- laki
Islam
Pensiunan AURI
Jl. Tlukan Maguwaharjo RT 07/08, Depok, Sleman
II. ANAMNESIS
Dilakukan Auto dan Allo Anamnesis pada tanggal 08 November 2010 Jam 14.00
Keluhan Utama:
Penglihatan mata kanan buram
Riwayat Penyakit Sekarang:
4 tahun SMRS, Os mengeluh mata kanannya kabur dan terasa buram secara
perlahan-lahan, tanpa disertai mata merah, os mengaku kalau berjalan sering tersandung
dan menabrak pintu. 2 tahun SMRS os mengaku penglihatannya menjadi semakin
bertambah buram pada mata kanannya. Os sudah berobat ke puskesmas di sekitar rumah
dan didiagnosa katarak oleh dokter puskesmas dan diberikan obat tetes tapi os tidak ingat
obat yang diberikan. Os juga menyangkal sakit kepala, pusing, mual, muntah, dan pegal.
2 minggu SMRS Os mengeluh penglihatan mata kanannya semakin buram dan
berkabut di seluruh lapang pandang. Kondisi ini semakin memberat ketika malam hari.
Os mengaku merasa silau ketika melihat cahaya. Os masih dapat melihat benda-benda
2
dekat namun kabur. Ketika berjalan os harus dibantu oleh keluarganya. Keluhan mata
merah, melihat pelangi, pusing, mual dan muntah disangkal. Riwayat trauma,
penggunaan obat- obat seperti jamu dan steroid disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu:
a. Umum :
- Diabetes Mellitus :
Ada, sejak 4 tahun yang os mengaku rutin konsumsi obat glibenklamid 5mg 3x 1,
dan GDS rata-rata 150-220mg/dl
- Hipertensi
: tidak ada
- Asma
: tidak ada
- Gastritis
: tidak ada
- Alergi obat
: tidak ada
b. Mata :
- Riwayat penggunaan kacamata (-)
- Riwayat operasi mata disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga:
Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita penyakit seperti pasien.
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS GENERALIS
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda Vital
: Tekanan Darah: 130/80 mmHg
Nadi
: 80x/menit
Respirasi
: 20x/menit
Suhu
: 36,5C
Kepala
: normocephali, rambut hitam dengan distribusi merata
Mata
: ODS tidak ada konjuntiva hiperemis dan sklera tidak ikterik
THT
: septum deviasi (-), MAE lapang, T1-T1 tenang tidak
hiperemis
Thoraks
:suara nafas vesikuler, ronchi (-), wheezing (-), BJ I-II reguler,
murmur (-), gallop (-)
Abdomen
: supel, datar, bising usus (+) normal
Ekstremitas
: akral hangat, edema (-)
KGB
: tidak teraba pembesaran KGB
B. STATUS OFTALMOLOGIKUS
KETERANGAN
1. VISUS
Tajam Penglihatan
Axis Visus
1/300 PS PW baik
3
3/60
-
Koreksi
Addisi
Distansia Pupil
Kacamata Lama
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Baik ke semua arah
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Baik ke semua arah
Hitam
Simetris
Hitam
Simetris
3. SUPERSILIA
Warna
Simetris
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidakada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
6. KONJUNGTIVA BULBI
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Sekret
Injeksi Konjungtiva
Injeksi Siliar
Injeksi
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Subkonjungtiva
Pterigium
Pinguekula
Nevus Pigmentosus
Kista Dermoid
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
7. SISTEM LAKRIMALIS
Punctum Lakrimalis
Tes Anel
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Putih
Tidak ada
Tidak ada
Putih
Tidak ada
Tidak ada
Jernih
Licin
12mm
Baik
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Tidak dilakukan
Jernih
Licin
12mm
Baik
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Tidak dilakukan
Dalam
Jernih
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Dalam
Jernih
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
8. SKLERA
Warna
Ikterik
Nyeri Tekan
9. KORNEA
Kejernihan
Permukaan
Ukuran
Sensibilitas
Infiltrat
Keratik Presipitat
Sikatriks
Ulkus
Perforasi
Arkus Senilis
Edema
Tes Placido
10. BILIK MATA DEPAN
Kedalaman
Kejernihan
Hifema
Hipopion
Efek Tyndall
11. IRIS
Warna
Kripte
Sinekia
Koloboma
Coklat kehitaman
Jelas
Tiada
Tiada
Coklat kehitaman
Jelas
Tiada
Tiada
12. PUPIL
Letak
Bentuk
Ukuran
Refleks
Di tengah
Bulat
7 mm (post midriatikum)
Cahaya Positif
Langsung
Refleks Cahaya Tak
Di tengah
Bulat
3 mm
Positif
Negatif
Negatif
Keruh
Di tengah
Negatif
Keruh
Di tengah
Positif
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Langsung
13. LENSA
Kejernihan
Letak
Shadow Test
14. BADAN KACA
Kejernihan
15. FUNDUS OKULI
Batas
Warna
Ekskavasio
Rasio Arteri:Vena
C/D Ratio
Makula Lutea
Retina
Eksudat
Perdarahan
Sikatriks
Ablasio
16. PALPASI
Nyeri Tekan
Massa Tumor
Tensi Okuli
Tonometri Schiotz
Tonometri Air-Puff
Tiada
Tiada
Normal perpalpasi
Tidak dilakukan
Tiada
Tiada
Normal per palpasi
Tidak dilakukan
IX. PENATALAKSANAAN
OD :
pro operasi fakoemulsifikasi
OS :
catarlens 5x 1gtt opth
Retivit 1 x 1 tab
Glibenklamid 5mg 3x 1
Captopril 25 mg
Cendo Floxa
As.mefenamat
Diazepam 5mg
X. PROGNOSIS
Ad Vitam
Ad Fungsionam
Ad Sanationam
XI. EDUKASI
Minum obat secara teratur dan rutin khususnya obat diabetes, dan rutin kontrol gula darah
Suplemen vitamin C dan vitamin E, beta karoten, dan selenium untuk mencukupi
kebutuhan tubuh.
Makan makanan yang banyak mengandung antioksidan, seperti jus jeruk, jus wortel, jus
tomat, jus avokad, asparagus, semangka, dan bayam, juga bisa dikonsumsi untuk
mencegah terjadinya katarak.
8
KATARAK
1.DEFINISI
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa. Katarak merupakan penyebab utama
kebutaan di dunia. Katarak terbentuk pada lensa mata yaitu struktur yang transparan dibelakang
iris. Lensa menfokuskan sinar pada retina yang sensitif terhadap sinar mengubah kepada impuls
syaraf untuk menghasilkan gambar penglihatan yang jelas.
2. ETIOLOGI
Katarak umumnya merupakan penyakit degenerasi pada usia lanjut .
I . Proses pada nukleus
Oleh karena serabut-serabut yang terbentuk lebih dahulu selalu terdorong kearah tengah, maka
serabut-serabut lensa bagian tengah menjadi lebih padat (nukleus) mengalami dehidrasi,
penimbunan ion calcium dan sklerosis. Pada nukleus ini kemudian terjadi penimbunan pigmen.
Pada kasus ini lensa menjadi lebih hipermetrop.
II. Proses pada korteks
Timbulnya celah-celah antara serabut-serabut lensa yang berisi air dan penimbunan calcium
sehingga lensa menjadi lebih tebal, lebih cembung dan membengkak menjadi lebih miop. Pada
perjalanan katarak dapat terjadi penyulit. Yang tersering adalah glaukoma yang terjadi karena
Fakotopik
-
Fakolitik
-
Lensa yang keruh jika kapsulnya rusak substansi lensa yang keluar akan
diresorpsi oleh serbukan fagosit atau makrofag yang banyak di COA, serbukan ini
sedemikian banyaknya sehingga menyumbat sudut COA dan menyebabkan
glaukoma.
Penyumbatan dapat terjadi pula oleh karena substansi lensa sendiri yang
menumpuk disudut COA terutama bagian kapsul lensa dan menyebabkan
exflolation glaucoma.
Fakotoksik
- Substansi lensa di COA merupakan zat toksik bagi mata sehingga terjadi reaksi alergi
dan timbullah uveitis. Uveitis ini dapat menyebabkan glaukoma
3. KLASIFIKASI
Berdasarkan usia katarak dapat diklasifikasikan dalam :
-Katarak kongenital, katarak yang sudah didapat sejak lahir
-Katarak infantil, katarak yang terlihat pada usia di bawah satu tahun.
-Katarak juvenile, katarak yang terjadi sesudah usia satu tahun.
-Katarak presenilis, katarak yang terjadi sebelum usia 50 tahun
-Katarak senilis, katarak setelah usia 50 tahun.
10
4. KATARAK SENILIS
A. DEFINISI
Katarak senilis ini adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu
usia diatas 50 tahun.. Penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui secara pasti. Katarak senile
ini jenis katarak yang sering ditemukan dengan gejala pada umumnya berupa distorsi penglihatan
yang semakin kabur pada stadium insipiens pembentukkan katarak, disertai penglihatan jauh
makin kabur. Penglihatan dekat mungkin sedikit membaik, sehingga pasien dapat membaca lebih
baik tanpa kaca mata (second sight). Miopia artificial ini disebabkan oleh peningkatan indeks
rafraksi lensa pada stadium insipient
B. PATOFISIOLOGI KATARAK SENILIS
Katarak senile biasanya berkembang lambat selama beberapa tahun, Kekeruhan lensa dengan
nucleus yang mengeras akibat usia lanjut yang biasanya mulai terjadi pada usia lebih dari 60
tahun.
Konsep penuaan:
Jaringan embrio manusia dapat membelah diri 50 kali -> kemudian mati
11
Teori a cross-link
Ahli biokimia mengatakan terjadi pengikatan bersilang asam nukleat dan molekul protein
sehingga mengganggu fungsi
Dikenal 3 bentuk katarak senil, yaitu :
a. Katarak Nuklear
Inti lensa dewasa selama hidup bertambah besar dan menjadi sklerotik. Lama kelamaan
inti lensa yang mulanya menjadi putih kekuning-kuningan menjadi coklat dan kemudian
menjadi kehitam-hitaman . Keadaan ini disebut katarak BRUNESEN atau NIGRA.
b. Katarak Kortikal
Terjadi penyerapan air sehingga lensa menjadi cembung dan terjadi miopisasi akibat
perubahan indeks refraksi lensa . Dapat menyebabkan silau terutama bila menyetir pada
malam hari.
c. Katarak Kupuliform
Mulai dapat terlihat pada stadium dini katarak kortikal atau nuklear.Kekeruhan terletak
dilapis korteks posterior dan dapat memberikan gambaran piring.
Perubahan lensa pada usia lanjut :
1. Kapsul
Menebal dan kurang elastic (1/4 dibanding anak), mulai presbiopia, bentuk lamel kapsul
berkurang atau kabur,dan terlihat bahan granular
2. Epitel makin tipis
Sel epitel (germinatif) pada equator bertambah besar dan berat , bengkak dan vakuolisasi
mitokondria yang nyata
3. Serat lensa :
Lebih irregular, pada korteks jelas kerusakan serat sel, brown sclerotic nucleus, sinar
ultraviolet lama kelamaan merubah protein nukleus ( histidin, triptofan, metionin, sistein,
tirosin) lensa, sedang warna coklat protein lensa nukleus mengandung histidin dan
triptofan disbanding normal. Korteks tidak berwarna karena:
Kadar asam askorbat tinggi dan menghalangi fotooksidasi
Sinar tidak banyak mengubah protein pada serat muda
12
13
dapat keluar melalui kapsul. Akibat pencairan korteks ini maka nukleus
"tenggelam" kearah bawah (jam 6)(katarak morgagni). Lensa akan
mengeriput. Akibat masa lensa yang keluar kedalam bilik mata depan maka
dapat timbul penyulit berupa uveitis fakotoksik atau galukoma
5. Katarak Intumesen :
Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa degenerative yang
menyerap air.Masuknya air ke dalam celah lensa disertai pembengkakan lensa
menjadi bengkak dan besar yang akan mendorong iris sehingga bilik mata
menjadi dangkal dibanding dengan keadaan normal. Pencembungan lensa ini
akan dapat memberikan penyulit glaucoma. Katarak intumesen biasanya
terjadi pada katarak yang berjalan cepat dan mengakibatkan miopi
lentikularis. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks hingga akan
mencembung dan daya biasnya akan bertambah, yang meberikan miopisasi.
Pada pemeriksaan slitlamp terlihat vakuol pada lensa disertai peregangan
jarak lamel serat lensa.
6. Katarak Brunesen :
Katarak yang berwarna coklat sampai hitam (katarak nigra) terutama pada
lensa, juga dapat terjadi pada katarak pasien diabetes militus dan miopia
tinggi. Sering tajam penglihatan lebih baik dari dugaan sebelumnya dan
biasanya ini terdapat pada orang berusia lebih dari 65 tahun yang belum
memperlihatkan adanya katarak kortikal posterior.
5. KATARAK DIABETES
A DEFINISI
Katarak diabetes merupakan katarak yang terjadi akibat adanya penyakit diabetes
mellitus. Diabetes adalah sekumpulan penyakit endokrin yang ditandai dengan hiperglikemia
yang merupakan manifestasi dari defek pada sekresi insulin, aksi insulin atau keduanya.Diabetes
memiliki banyak sekali komplikasi yang ditimbulkannya, baik itu terjadi secara akut seperti
hiperglikemik hiperosmolar non-ketotik, ketoasidosis yang dapat membawa kematian, atau
komplikasi yang berjalan secara kronik seperti diabetik neuropati, makroangiopati,
mikroangiopati, dan sebagainya.
14
Dalam bidang oftalmologi, komplikasi yang terpenting adalah retinopati diabetik dan
peningkatan progresifitas katarak yang telah terjadi. Katarak diabetes murni jarang terjadi,
umumnya diabetes dihubungkan dengan katarak yang sudah ada. Pada dasarnya katarak dapat
terjadi karena proses kongenital atau karena proses degeneratif. Proses degeneratif pada lensa
disebut juga katarak senilis yang dibagi menjadi empat stadium; Insipien, Immatur, Matur dan
Hipermatur. Begitu banyak yang faktor yang mempengaruhi timbulnya katarak ini, diabetes
adalah salah satu faktor penyakit sistemik yang mempercepat proses timbulnya katarak ini.
diperkirakan meningkat menjadi 439 juta pada 2030 menurut Diabetes Internasional
Federasi.Beberapa studi klinis telah menunjukkan bahwa perkembangan katarak terjadi lebih
sering dan pada usia lebih dini pada diabetes dibandingkan dengan pasien nondiabetes. Data dari
Framingham dan studi mata lainnya menunjukkan tiga sampai empat kali lipat peningkatan
prevalensi katarak pada pasien dengan diabetes di bawah usia 65, dan enam sampai delapan kali
lipat prevalensi katarak pada pasien diabetes dengan usia diatas 65 tahun. Resiko meningkat pada
pasien dengan lebih lama diabetes dan pada mereka dengan kontrol metabolik yang buruk
C KLASIFIKASI KATARAK DIABETES 2
Katarak pada pasien diabetes mellitus dapat terjadi dalam 3 bentuk:
1. Pasien dengan dehidrasi berat, asidosis dan hiperglikemia nyata, pada lensa akan terlihat
kekeruhan berupa garis akibat kapsul lensa berkerut. Bila dehidrasi lama akan terjadi kekeruhan
lensa, kekeruhan akan hilang bil a tejadi rehidrasi dan kadar gula normal kembali.
2. Pasien diabetes juvenile dan tua tidak terkontrol, dimana terjadi katarak serentak pada kedua
mata dalam 48 jam, bentuk dapat snow flake atau bentuk piring subkapsular.
3. Katarak pada pasien diabetes dewasa dimana gambaran secara histopatologi dan biokimia
sama dengan katarak pasien nondiabetik.
Diabetes mellitus adalah suatu kelainan genetic yang ditandai dengan adanya kelainan
metabolism karbohidrat dan diikuti dengan kelianan pembuluh darah yang spesifi yaitu
mikroangiopati termasuk kelainan di mata merupakan akibat dari mikroangipati. Dibawah ini
merupakan tablel kelainan pada mata akibat diabetes mellitus.
JARINGAN
Ekstra okuler:
1. Palpebra
2. Konjungtiva
3. Otot ekstraokuler
4. Orbita
Intraokuler :
1. Kornea
2. Iris
3. Lensa
4.
5.
6.
7.
Badan silier
Vitreus
Retina
Saraf opti
BENTUK KELAINAN
AKIBAT
Xanthelasma
Kosmetik jelek
Perubahan mikrosirkulasi
Gangguan mikrovaskuler
Diplopia
Mukormikosis
Kematian
Kerutan descement
Ektropion uvea
Rubeosis iridis
Glaucoma neovaskuler
Asteroid hialosis
Retinopati
Lipemia retinalis
Bagian sindrom
Atrofi optik
Glaucoma sudut terbuka
16
Kebutaan
dibandingkan dengan katarak tipe lainnya termasuk dengan yang diabetik. Jansirani dkk
menyimpulkan bahwa kadar glukosa yang tinggi bukanlah satu-satunya faktor penentu dalam
glikosilasi protein lensa.
Katarak adalah penyebab tersering dari gangguan penglihatan pada pasien dengan
diabetes. Sekali pun terdapat dua tipe dari katarak yang telah ditemukan, pola-pola yang lain
dapat pula dijumpai. Katarak diabetik sejati, atau snowflake cataract, terdiri dari perubahan
bilateral tersebar pada subkapsular lensa secara tiba-tiba, dan progresi akut yang secara tipikal
terdapat pada usia muda dengan diabetes mellitus yang tidak terkontrol. Kekeruhan multipel abuabu putih subkapsular dengan penampilan seperti serpihan-serpihan salju terlihat pada korteks
anterior superfisial dan korteks posterior lensa. Vakuol-vakuol dapat tampak pada kapsula lensa
dan celah-celah terbentuk pada korteks. Intumesensi dan maturitas dari katarak kortikal akan
mengikuti setelahnya.
Para peneliti percaya bahwa perubahan metabolik yang mendasari terkait dengan katarak
diabetik sejati pada manusia sangat dekat sekali dengan katarak sorbitol yang dipelajari pada
binatang percobaan. Sekalipun katarak diabetik sejati jarang sekali ditemukan pada praktek klinis
saat ini, segala macam bentuk maturitas progresif dari katarak bilateral kortikal pada anak atau
dewasa muda harus mengingatkan para dokter akan kemungkinan diabetes mellitus. Resiko
tinggi pada katarak terkait usia pada pasien dengan diabetes dapat merupakan akibat dari
akumulasi sorbitol dalam lensa, perubahan hidrasi lensa, dan peningkatan glikosilasi protein
pada lensa diabetik. Klein, dkk menyimpulkan dalam penelitiannya, bahwa diabetes mellitus
terkait dengan insidens selama dari 5 tahun dari katarak kortikal dan subkapsular posterior dan
dengan progresi dari beberapa kekeruhan minor kortikal dan subkapsular posterior lensa.
Perubahan-perubahan ini terkait dengan kadar glukosa darah. Sedangkan Perkins (1984)
mendapatkan selisih prosentase sedikit lebih banyak pada subkapsular posterior dengan diabetes
sebanyak 11,3% dan 11% pada non-diabetik.
Peningkatan glikosilasi non-enzimatik dan Advanced Glycocylated End Products (AGEs)
telah dipostulasikan dalam pembentukan katarak. Pemberian inhibitor aldose reduktase inhibitor
(0,06% tolrestat atau polnalrestat, 0,0125% AL-1576 selama 8 minggu) pada diet dari tikus
diabetik terinduksi streptozotocin (STZ) memberikan hasil penurunan kadar sorbitol, hambatan
progresifitas katarak, penurunan konsentrasi protein terglikosilasi pada lensa dan sedikit
18
penurunan kadar AGE lentikular jika dibandingkan dengan tikus diabetik yang tidak diterapi
setelah 45 dan 87 hari diabetes.
G GEJALA KLINIS KATARAK DIABETES 5
1. Penglihatan kabur dan berkabut
2. Merasa silau terhadap sinar matahari, dan kadang merasa seperti ada film didepan
mata
3. Seperti ada titik gelap di depan mata
4. Penglihatan gandA
5. Sukar melihat benda yang menyilaukan
6. Halo, warna disekitar sumber sinar
7. Warna manik mata berubah atau putih
8. Sukar mengerjakan pekerjaan sehari-hari
9. Penglihatan dimalam hari lebih berkurang
10. Sukar mngendarai kendaraan dimalam har
11. Waktu membaca penerangan memerlukan sinar lebih cerah
12. Sering berganti kaca mata
13. Penglihatan menguning
14. Untuk sementara jelas melihat dekat
H DIAGNOSIS KATARAK DIABETES
1. Ada tidaknya penyakit diabetes mellitus :
- Berdasarkan gejala klinis : 3p
- Berdasarkan lab : GDS, GDP, 2 jam PP, Hb A1c, urinalisis
2. Pemeriksaan katarak :
- Anamnesa
- Gejala klinis
- Pemeriksaan mata :
1. Pemeriksaan visus
2. Pemeriksaan segmen anterior
Ditemukaan adanya kekeruhan pada lensa,
3. Pemeriksaan segmen posterior
4. Tes konfrontasi
5. Pemeriksaan tekanan bola mata
6. USG bola mata
I DIAGNOSIS BANDING
19
Katarak senilis
Galaktosemia
Galaktosemia adalah kelainan bawaan autosomal resesif yang mengakibatkan
adanya
gangguan
metabolisme
uridiltransferase,
yang
difosfogalaktosa.
Dengan
gluoksa,
mengubah
adanya
defaisiensi
galaktosa-1-fosfat
galaktosa-1-fosfat
gula
susu
(laktosa),
menjadi
uridin
defisiensi
ini
Fabry disease
Penyakit Fabry disebabkan oleh defisiensi alfa galaktosidase A. Diturunkan
olleh gen X resesif. Gambaran klinis termasuk angiokeratoma (lesi kulit
teleangiektase berwarna ungu), gangguan kardiovaskular dan ginjal, serta nyeri
pada jari tangan dan kaki.
Katarak seperti jeruji pada posterior kapsular sering terjadi. Tidak adanya
perubahan kornea dapat membantu membedakan penyakit ini dengan penyakit
Hurler.
Katarak sekunder
1. ANTI KATARAK
a) Aldosa-Reduktase Inhibitor.
Aldosa reduktase inhibitor (ISPA) terdiri dari berbagai senyawa struktural yang
berbedaseperti ekstrak tanaman, jaringan hewan atau molekul kecil tertentu. Pada
tikus diabetes, flavonids tanaman, seperti quercitrin atau isoflavon genistein,
menunda pembentukan katarak diabetes. Contoh produk alami dengan AR
diketahui aktivitas inhibisi adalah ekstrak dari tanaman asli seperti Ocimum
tempat suci, Withania somnifera, Curcuma longa, dan Azadirachta indica atau
herbal Diabecon India. Nonsteroidal anti-inflamasi obat, seperti sulindac, aspirin
atau naproxen telah dilaporkan menunda katarak di tikus diabetes melalui
penghambatan AR lemah kegiatan.
b) Antioksidan Perawatan dari Katarak diabetes.
Penggunanaan antioksidan mungkin bermanfaat dalam menghambat proses
oksidasi dengan menghambat akumulasi poliol dalam pembentukan katarak.
Sejumlah antioksidan yang berbeda telah dilaporkan keterlambatan pembentukan
katarak pada hewan diabetes. Ini termasuk asam alfa antioksidan lipoat, yang
telah
terbukti
efektif
baik
dalam
delay
dan
perkembangan
katarak.
22
Hal ini disebabkan karena penderit DM mudah terjadi perdarahan dan reaksi radang.
Pada penderita DM biasanya mempunyai pupil yang kecil sehingga perlu memecah lensa katarak
sebelum dikeluarkan (fakoemulsifikasi)
Indikasi operasi katarak pada penderita DM adalah untuk mengatasi kekaburan
penglihatan dan memudahkan laser fotokoagulasi retina. Operasi katarak ada 3 cara :
1. Operasi intra kapsuler
Seluruh lensa beserta selubungnya diambil semua, perlu insisi kornea yang lebar.
Keuntungannya adalah dapat memberikan media yang jernih, tetapi penderita harus
memakai kacamata tebal s+10 atau lensa kontak. Kacamata yang tebal tidak akan nyaman
dipakai sebab medan penglihatan menjadi lebih sempit, benda-benda kelihatan bergerak,
kadang-kadang seperti meloncat, untuk jalan seperti naik turun. Pemakaian lensa kontak
pada orang tua seringkali kesulitan dan mempunyai resiko infeksi. Pengeluaran lensa
melalui pupil yang kecil sering sekali sulit dan menyebabkan robeknya pupil.
Komplikasi yang sering terjadi adalah prolaps badan kaca dan perdarahan
2. Operasi katarak ekstra kapsuler
Selubung lensa bagian depan dibuka, inti lensa yang padat (nucleus) dikeluarkan dan
sisa-sisa yang lunak di aspirasi. Nucleus lensa yang cukup besar bias menyebabkan
robeknya pupil dan perdarahan.
Kerugian : dengan ditinggalkannya selubung bagian belakang akan memungkinan
terjadinya kekurahan kembali/ katarak sekunder. Untuk mengatasi itu, diperlukan sinar
YAG laser kapsulotomi yaitu merobek selubung yang keruh sehingga dapat jelas kembali.
Teknik ini diperlukan insisi kornea yang lebar
Keuntungannya : pada teknik ini dapat dihindarkan terjadinya prolap badan kaca serta
dapat dipasang lensa tanam di sulcus siliaris
3. Operasi katarak dengan fakoemulsifikasi
Dengan teknik ini lensa dipecah dahulu menjadi fragmen-fragmen kecil dan dihisap
keluar lewat pupil yang kecil tanpa merobeknya dan sayatan di korneapun cukup kecil.
Sayatan kecil ini memberikan keuntungan yaitu :
- astigmat kecil
- cepat sembuh
- gejala peradangan minimal
- risiko infeksi keci
Hal-hal ini sangat diperlukan pada penderita DM. dengan fragmentasi nucleus makan
selubung lensa dapat berbentuk kantong yang utuh, dan lensa dapat ditanam kedalamnny
dan menghasil reaksi peradangan yang minimal. Trend saat ini adalah pemasangan lensa
23
tanam pada kantong selubung yang asli (in the bag). Keuntungan pemasangan IOL in the
bag adalah :
1. Sentrasi IOL atau penempatan IOL tepat, terfiksasi baik
2. Karena IOL di tanam di dalam selubung, kontal IOL dengan jaringan sekitarnya
minimal. Dengan kata lain reaksi peradangan sangat minimal oleh karena tidak terjadi
kontak dengan iri dan badan silier. IOL yang dipasang di sulkusi siliaris akan kontak
dengan jaringan vaskuler sehingga menimbulkan reaksi peradangan yang berat
DAFTAR PUSTAKA
24
8. Flesner P, et al. 2002. Cataract Surgery on Diabetic Patients. A Prospective Evaluation of Risk
Factors and Complications. Acta Ophtalmologica Scandinavica. 80: 19-24.
25