VESIKOLITIASIS
Vesikolitiasis
Oleh :
dr. Rahman Wahyudin
Pendamping :
dr. Nunik Yuniati
Pembimbing:
dr. Sopan Setiawan, Sp. B
Telah diterima sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Program Intrensip
Di RSUD Talang Ubi, PALI 2016/2017
Pembimbing
BAB I
STATUS PASIEN
Pemeriksa
: 14 Juli 2016
Pukul
: 14:30
A. IDENTIFIKASI
Nama pasien
Jenis Kelamin
Umur
Agama
Pekerjaan
Suku
Alamat
Status
No MR
Dirawat yang ke
: Tn. J
: Laki-laki
: 57 tahun
: Islam
: Petani
: Sumatera selatan
: Panta Dewa
: Menikah
: 064392
: Pertama
B. ANAMNESIS (Autoanamnesis)
Keluhan Utama :
Nyeri saat BAK
Riwayat Penyakit Sekerang :
Os datang dengan keluhan nyeri saat BAK yang semakin memburuk sejak 2
minggu SMRS. Nyeri dirasakan terus menerus dan semakin hebat saat diakhir BAK.
Pasien mengaku perlu mengedan saat buang air kecil, sehingga ada waktu antara proses
mengedan dengan keluarnya air kencing. Pada saat buang air kecil awalnya lancar
kemudian pancaran menjadi lemah dan terputus-putus. Pada akhir buang air kecil pasien
merasa tidak puas, masih ada yang tersisa. Selain itu os mengeluh terkadang keluar
darah saat BAK. Darah bewarna merah segar terkadang menetes diakhir BAK.
Keluhan nyeri saat BAK sudah dirasakan Os sejak 1 tahun yang lalu. nyeri
hilang timbul. BAK berdarah (-). Pasien tidak pernah mengeluh nyeri pinggang
yang menjalar sampai ke lipat paha. Tidak pernah merasa rasa panas atau terbakar
pada alat kelamin saat buang air kecil. Menyangkal pernah buang air kecil berpasir.
Menyangkal pancaran kemihnya bercabang. Menyangkal sulit untuk menahan
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: 140/100 mmHg
: 80 kali/menit
: 20 kali/menit
: 36,9 oC
Status Generalisata:
Kepala
Mata
Hidung
Leher
supraklavikula (-).
Thorax
Paru-paru
Inspeksi
Palpasi
: tidak ada pergerakan dada yang tertinggal, nyeri tekan (-), vokal
Auskultasi
Jantung
BJ I dan II murni regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : distensi abdomen (-), luka bekas operasi (-)
Palpasi
: lemas , Nyeri tekan (+) suprapubik , hepar dan lien tidak teraba.
Perkusi
Satus Lokalis :
1. Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
: datar
Palpasi
: datar
Palpasi
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hasil Laboratorium Pasien
Pemeriksaan
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Diff Count :
Eosinofil
Basofil
Band
Segmen
Limfosit
Monosit
Trombosit
Urin
Protein
Hasil
12,1
13.300
39
Nilai Rujukan
12-14
4000-10.000
37-47
Satuan
g/dl
mm3
%
1
0
1
80
16
2
184000
1-3
0-1
2-6
50-70
20-40
2-8
150-400
%
%
%
%
%
%
mm2
Glukosa
Sedimen
Eritrosit
Leukosit
Epitel
Silinder
Kristal
1-2/lpg
3-4/lpg
0-1/lpg
-
E. DIAGNOSIS
Vesikolitiasis
F. PENATALAKSANAAN
IVFD RL
Inj Cefoperazon 2x 1gr
Inj Ketorolac 2x10mg
Inj Ranitidin 2x50 mg
Amlodpin tab 2x5mg
Rencana Vesikolitotomi
G. PROGNOSIS
Quo ad Vitam
Quo ad functionam
Quo ad Sanationam
: Dubia ad bonam
: Dubia ad bonam
: Dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Vesikolitiasis adalah penyumbatan saluran kemih khususnya pada
vesika urinaria atau kandung kemih oleh batu. Batu yang menghalangi
aliran air kemih mengakibatkan penutupan leher kandung kemih, maka
aliran yang mula-mula lancar secara tiba-tiba akan berhenti dan menetes
disertai dengan rasa nyeri.
Batu yang terjebak di vesika urinaria menyebabkan gelombang
nyeri yang luar biasa sakitnya yang menyebar ke paha, abdomen dan
daerah genetalia.
2.2 Anatomi
Ginjal
Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang, terdapat
sepasang (masing-masing satu di sebelah kanan dan kiri vertebra)
danposisinya retroperitoneal. Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah
(kuranglebih 1 cm) dibanding ginjal kiri, hal ini disebabkan adanya hati
yangmendesak ginjal sebelah kanan. Kutub atas ginjal kiri adalah tepi atas iga
11(vertebra T12), sedangkan kutub atas ginjal kanan adalah tepi bawah iga
11atau iga 12. Adapun kutub bawah ginjal kiri adalah processus
transversusvertebra L2 (kira-kira 5 cm dari krista iliaka) sedangkan kutub
bawah ginjalkanan adalah pertengahan vertebra L3. Dari batas-batas tersebut
dapat terlihatbahwa ginjal kanan posisinya lebih rendah dibandingkan ginjal
kiri.Secara umum, ginjal terdiri dari beberapa bagian:
Korteks, yaitu bagian ginjal di mana di dalamnya terdapat/terdiri dari
korpusrenalis/Malpighi (glomerulus dan kapsul Bowman), tubulus
kontortusproksimal dan tubulus kontortus distalis.
colligent).
Columna renalis, yaitu bagian korteks di antara pyramid ginjal
Processus renalis, yaitu bagian pyramid/medula yang menonjol ke
arahkorteks
Hilus renalis, yaitu suatu bagian/area di mana pembuluh darah, serabut
bagian
yang
urinaria.
Terdapat
sepasang
ureter
yang
terletak
dari ginjal (melalui pelvis) akan turun di depan m.psoasmajor, lalu menyilangi
pintu atas panggul dengan a.iliaca communis. Ureterberjalan secara posteroinferior di dinding lateral pelvis, lalu melengkungsecara ventro-medial untuk
mencapai vesica urinaria. Adanya katup uretero-vesical mencegah aliran balik
urine setelah memasuki kandung kemih.Terdapat beberapa tempat di mana
ureter mengalami penyempitan yaituperalihan pelvis renalis-ureter, fleksura
marginalis serta muara ureter kedalam vesica urinaria. Tempat-tempat seperti
ini sering terbentuk batu/kalkulus.
Ureter diperdarahi oleh cabang dari a.renalis, aorta abdominalis,
a.iliacacommunis, a.testicularis/ovarica serta a.vesicalis inferior. Sedangkan
persarafan ureter melalui segmen T10-L1 atau L2 melalui pleksus renalis,
pleksus aorticus, serta pleksus hipogastricus superior dan inferior.
Vesika Urinaria
Vesika urinaria atau kandung kemih merupakan reservoir. Terdapat
variasi dalam ukuran, bentuk, posisi dan hubungan, tergantung kandungan isi
dan organ sekitarnya. Ketika kosong, terletak lebih rendah dari pelvis tetapi
jika distensi akan mengembang anterosuperior ke dalam rongga perut. Ketika
kosong, bentuknya agak tetrahedral dan memiliki basis (fundus), leher, puncak,
unggul dan dua permukaan inferolateral.
Dasar (fundus) dari kandung kemih berbentuk segitiga dan terletak
posteroinferior. Pada wanita berkaitan erat dengan dinding vagina anterior,
pada laki-laki berhubungan dengan rektum meskipun dipisahkan dari rektum
oleh kantong rectovesical dan batas bawah dibatasi oleh vesikel seminalis dan
vas deferens di setiap sisi. Di daerah segitiga antara vas deferens, kandung
kemih dan rektum dipisahkan hanya oleh fasia rectovesical, umumnya dikenal
sebagai fasia Denonvillier.
Leher buli-buli adalah wilayah terendah dan juga yang paling tak
berubah. Tempatnya sekitar 3-4 cm di belakang simphisis pubis bagian bawah.
Leher buli-buli adalah orifisium uretra interna dan dapat berubah posisinya
dengan berbagai kondisi kandung kemih dan rektum. Pada laki-laki leher
bersandar dan dalam kontinuitas langsung dengan dasar prostat, pada wanita
berhubungan dengan fasia pelvis, yang mengelilingi uretra bagian atas.
10
puboprostatic.
Permukaan
inferolateral
tidak
tercakup
oleh
peritoneum.
Uretra
Uretra merupakan saluran yang membawa urine keluar dari vesica
urinaria menuju lingkungan luar. Terdapat beberapa perbedaan uretra pada pria
dan wanita. Uretra pada pria memiliki panjang sekitar 20 cm dan juga
berfungsi sebagai organ seksual (berhubungan dengan kelenjar prostat),
sedangkan uretra pada wanita panjangnya sekitar 3.5 cm. selain itu, Pria
memiliki dua otot sphincter yaitu m.sphincter interna (otot polos terusan dari
m.detrusor dan bersifat involunter) dan m.sphincter externa (di uretra pars
membranosa,bersifat volunter), sedangkan pada wanita hanya memiliki
m.sphincter externa(distal inferior dari kandung kemih dan bersifat volunter).
Pada pria, uretra dapat dibagi atas pars pre-prostatika, pars prostatika, pars
membranosa dan pars spongiosa.
dibandingbagian lainnya.
Pars membranosa (12-19 mm), merupakan bagian yang terpendek dan
tersempit. Bagian ini menghubungkan dari prostat menuju bulbus
penismelintasi diafragma urogenital. Diliputi otot polos dan di luarnya
olehm.sphincter urethrae eksternal yang berada di bawah kendali
volunter(somatis).
Pars spongiosa (15
cm),
merupakan
bagian
uretra
paling
12
2.3 Epidemiologi
Batu saluran kemih merupakan penyakit ketiga terbanyak di bidang
urologi setelah infeksi saluran kemih dan BPH. Batu bisa terdapat di
ginjal, ureter, buli-buli maupun uretra.
Kasus batu buli-buli pada orang dewasa di Negara barat sekitar
5%. dengan angka kejadian laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan,
terutama usia di atas 50 tahun. Hal ini berhubungan dengan bladder outlet
obstruction yang mengakibatkan retensi urin pada keadaan-keadaan seperti
striktur uretra, BPH, divertikel buli dan buli-buli neurogenik.. Di
13
Herediter (keturunan)
Usia: paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
Jenis kelamin yaitu jumlah laki-laki dan perempuan 3 : 1.
Faktor ekstrinsik meliputi:
Geografi
Iklim dan temperatur
Asupan air: kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium
pada air yang dikonsumsi dapat meningkatkan insiden batu saluran
kemih.
Diet: diet banyak purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya
buli. Selain itu batu buli-buli dapat berasal dari batu ginjal atau batu ureter
yang turun ke buli-buli.
2.5 Patofisiologi
Kelainan bawaan atau cidera, keadan patologis yang disebabkan
karena infeksi, pembentukan batu di saluran kemih dan tumor, keadan
tersebut sering menyebabkan bendungan. Hambatan yang menyebabkan
sumbatan aliran kemih baik itu yang disebabkan karena infeksi, trauma
dan tumor serta kelainan metabolisme dapat menyebabkan penyempitan
atau striktur uretra sehingga terjadi bendungan dan statis urin. Jika sudah
terjadi bendungan dan statis urin lama kelamaan kalsium akan mengendap
menjadi besar sehingga membentuk batu.
Proses pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang kemudian dijadikan dalam beberapa teori :
A. Teori inti (nukleus)
Batu terdiri atas kristal-kristal yang tersusun oleh bahan-bahan organik
maupun anorganik yang terlarut dalam urine. Kristal-kristal tersebut
tetap berada dalam keadaan metastable (tetap larut) dalam urin jika tidak
ada keadaan-keadaan tertentu yang menyebabkan terjadinya presipitasi
kristal. Kristal-kristal yang saling mengadakan presipitasi membentuk
inti batu (nukleasi) yang kemudian akan mengadakan agregasi, dan
menarik bahan-bahan lain sehingga menjadi kristal yang lebih besar
untuk menyumbat saluran kemih. Kondisi metastable dipengaruhi oleh
suhu, pH larutan, adanya koloid di dalam urin, konsentrasi solut di
dalam urin, laju aliran urin dalam saluran kemih.
B. Teori matrix
Matrix organik yang berasal dari serum atau protein-protein urin
memberikan kemungkinan pengendapan kristal.
C. Teori inhibitor kristalisasi
15
karena
adanya
gangguan
16
resorpsi tulang.
Hiperoksaluri
Ekskresi oksalat urin melebihi 45 gram per hari. Keadaan ini
banyak dijumpai pada pasien yang mengalami gangguan pada usus
setelah menjalani pembedahan usus dan pasien yang banyak
mengkonsumsi makanan yang kaya akan oksalat, seperti: teh, kopi,
fosfat.
Hipomagnesuria
Di dalam urin, magnesium bereaksi dengan oksalat atau fosfat
sehingga menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat.
Kebanyakan terjadinya batu buli pada laki-laki usia tua didahului oleh
BPH. BPH menyebabkan penyempitan lumen uretra pars prostatika dan
menghambat aliran urin. Keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan
17
Gejala iritasi
Hesitansi
Pancaran miksi
Intermitensi
Miksi tidak puas
Menetes setelah miksi
Frekuensi
Nokturi
Urgensi
Disuri
18
pemeriksaan
fisik
didapatkan
adanya
nyeri
tekan
Radioopasitas
Kalsium
Opak
MAP
Semiopak
Urat/Sistin
Non opak
4. USG
Menilai adanya batu di ginjal atau buli-buli (echoic shadow),
hidronefrosis, pembesaran prostat.
5. Sistoskopi
Pada pemeriksaan ini dokter akan memasukkan semacam alat endoskopi
melalui uretra yang ada pada penis, kemudian masuk kedalam blader.
Gambar 4:
Cystoscopy
2.7 Penatalaksanaan
Batu buli-buli dapat dikeluarkan dengan cara medikamentosa, litotripsi
maupun pembedahan terbuka.
20
Medikamentosa
Ditujukan untuk batu yang berukuran < 5mm, karena diharapkan batu
dapat keluar spontan. Terapi yang diberikan bertujuan untuk mengurangi nyeri,
memperlancar aliran urin dengan pemberian diuretikum dan minum banyak
supaya dapat mendorong batu keluar dari saluran kemih.
Litotripsi
Pemecahan batu telah mulai dilakukan sejak lama dengan cara buta,
tetapi dengan kemajuan tehnik endoskopi dapat dilakukan dengan cara lihat
langsung. Untuk batu kandung kemih, batu dipecahkan dengan litotriptor
secara mekanis melalui sistoskop atau dengan memakai gelombang ultrasonic
atau elektrohidrolik. Makin sering dipakainya gelombang kejut (ESWL =
Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) yang dapat memecahkan batu tanpa
perlukaan ditubuh sama sekali. Gelombang kejut dialirkan melalui air dan
dipusatkan di batu yang akan dipecahkan. Batu akan hancur berkeping-keping
dan keluar bersama kemih.
Terapi pembedahan
Terapi bedah digunakan jika tidak tersedia alat litotriptor, alat
gelombang kejut atau bila cara non bedah tidak berhasil. Walaupun demikian
kita harus memerlukan suatu indikasi. Misalnya apabila batu kandung kemih
selalu menyebabkan gangguan miksi yang hebat sehingga perlu diadakan
tindakan pengeluarannya.
1. Transurethral Cystolitholapaxy: tehnik ini dilakukan setelah adanya batu
ditunjukkan dengan sistoskopi, kemudian diberikan energi untuk membuat
nya menjadi fragmen yang akan dipindahkan dari dalam buli dengan alat
sistoskopi. Energi yang digunakan dapat berupa energi mekanik
(pneumatic jack hummer), ultrasonic dan elektrohidraulik dan laser.
2. Percutaneus Suprapubic cystolithopaxy: tehnik ini selain digunakan untuk
dewasa
juga
digunakan
untuk
21
anak-
anak,
tehnik
percutaneus
2.8 Komplikasi
Dapat menyebabkan kerusakan pada buli-buli (erosi pada mukosa) yang
mengakibatkan :
Perdarahan
Divertikel buli
Radang kronis
Obstruksi : Hidronefrosis, Hidroureter
Infeksi : sistitis, pionefrosis, urosepsis &Gagal ginjal akut dan kronis
23
DAFTAR PUSTAKA
24