S1 2015 301337 Chapter1
S1 2015 301337 Chapter1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fenol yang juga dikenal sebagai hydroxybenzene, carbolic atau phenic acid yang
merupakan bahan kimia yang banyak digunakan pada industri polycarbonate dan printing
inks. Tetapi dari semua itu penggunaan fenol yang paling utama adalah dalam industri
fenolic resin adhesives. Permintaan dunia akan fenol semakin lama semakin meningkat.
Pada saat ini penjualan fenol di dunia mencapai 10,7 juta ton/tahun. Sebagai contoh
beberapa negara di asia timur seperti Jepang, Korea Selatan dan Taiwan mengkonsumsi
sekitar 35% dari kebutuhan dunia sementara itu Amerika Serikat dan Kanada
mengkonsumsi sekitar 30% dari kebutuhan dunia. Diperkirakan setiap tahunnya
kebutuhan dunia akan fenol bertambah sekitar 4,5% tiap tahunnya. Di Indonesia sendiri
fenol diprediksi menjadi salah satu dari dua puluh bahan kimia yang paling prospektif
untuk diproduksi.
Kebutuhan Fenol atau asam karbolat dalam negeri diperkirakan akan semakin
meningkat seiring dengan peningkatan industri-industri yang menggunakannya sebagai
bahan baku. Derivatif dari fenol banyak digunakan sebagai bahan baku pada berbagai
industri kimia dan farmasi. Beberapa contoh derivatif dari fenol adalah bisfenol A dan
resin fenol. Selain itu fenol juga dapat digunakan dalam produksi obat-obatan diantaranya
adalah sebagi bahan baku pembuatan aspirin dan antiseptik.
Pendirian pabrik fenol di Indonesia akan banyak berdampak memberikan positif,
terutama karena di Indonesia belum banyak industri kimia yang memproduksi fenol.
Selama ini kebutuhan fenol di Indonesia masih banyak mengandalkan impor dalam
jumlah yang besar dari luar negeri. Pabrik fenol didirikan dengan pertimbanganpertimbangan diantaranya adalah menurunkan ketergantungan fenol dari luar negeri,
meningkatkan jumlah lapangan kerja untuk sektor industri kimia, meningkatkan laju
pertumbuhan industri lokal yang berbahan baku fenol, mengurangi anggaran belanja
negara untuk impor Fenol.
B. Tinjauan Pustaka
Fenol pertama kali diproduksi secara komerisial oleh Bayer dan Monsato pada
tahun 1900 dengan mereaksikan benzenesulfonat dengan NaOH. Namun proses tersebut
sudah lama ditinggalkan karena mahalnya bahan baku dan kecilnya produk fenol yang
dihasilkan. Kini produksi fenol secara komersi
al didominasi dengan proses oksidasi cumene dengan oksigen.
1. Pembentukan Fenol dari bahan baku Cumene
Saat ini proses produksi Fenol menggunakan bahan baku cumene adalah proses
pembuatan fenol yang paling banyak digunakan.Menurut data yang diperoleh pada
tahun 2008 lebih dari 97 % produksi fenol di dunia diproduksi dengan proses ini. Pada
proses ini Cumene di oksidasi menggunakan oksigen yang berasal dari udara menjadi
cumene hidroperoksida. Cumene hidroperoksida yang terbentuk dengan cepat
terdekomposisi menjadi fenol dan acetone, dengan menggunakan katalis asam kuat.
Reaksi dari pembentukan fenol dari cumene adalah sebagai berikut:
Pada proses ini untuk memproduksi 1 ton fenol dibutuhkan cumene sebanyak
2860 lb selain itu juga dibutuhkan udara dan asam sulfat. Pada proses ini reaksi
oksidadi dijalaknkan pada suhu 75-90C dan tekanan 1-3 atm, sedangkan pada
reaksi pemecahan cumene hidroksida menjadi fenol dan acetone pada suhu
optimal 70-80C pada tekanan 1-2 atm.
Kelebihan dari proses ini adalah didapatkan fenol yang lebih banyak
daripada proses lainnya, karena proses berada pada tekanan rendah dan suhu yang
rendah sehingga proses berlangsung lebih aman, proses lebih cepat sehingga
dapat menghasilkan fenol lebih banyak.
Kekurangan dari proses ini adalah karena menggunakan katalis cair maka
katalis susah dipisahkan sehingga dibutuhkan biaya pemisahan yang tinggi,
perlunya unit pengolahan tambahan untuk mengolah air bekas pencucian.
2.
OH
+ O2
+ H20
C6H5SO3H + H20
2 C6H5SO3Na + H20 + SO2
C6H5SO3Na + 2 NaOH
C6H5OH + Na2SO3