Anda di halaman 1dari 2

SATU AKSI BANYAK KEPENTINGAN

Dalam kudeta Absalom, ada kepentingan-kepentingan yang berbeda. Ada kepentingan Absalom,
yang ingin menjadi raja Israel, menggantikan Daud ayahnya. Ada kepentingan rakyat
pendukungnya, yang mendambakan sosok raja Israel yang dekat dengan mereka dan
menegakkan keadilan bagi mereka. Ada pula kepentingan Ahitofel. Eks penasihat politik dan
militer Daud ini membelot ke pihak Absalom karena muak dengan intrik keji yang terjadi di
keraton Yerusalem. Betapa tidak! Daud telah menzinahi cucu perempuannya, Batsheba. Daud
berupaya menghilangkan jejak perbuatannya dengan merekayasa kematian prajurit handal nan
setia, Uria, suami Batsheba. Setelah Uria tewas di medan lagi, Daud tampil sebagai pemimpin
mulia dengan mempersunting warakawuri, janda sang pahlawan, Batsheba. Entah ada
kepentingan siapa lagi. Dalam satu gerakan, ada sejumlah kepentingan, yang dipersatukan secara
taktis untuk sementara dengan sasaran tembak musuh yang sama.
Dalam satu bulan, di sebuah negeri yang dikenal sebagai pulau melati pujaan bangsa, berbagai
kepentingan tampil dalam pengerahan-pengerahan massa yang secara ikonik mengingatkan kita
pada Kang Rudi Sutogel dan kapak sakti Naga Geni. Ada kepentingan-kepentingan busuk para
koruptor dan pengemplang pajak yang ingin lari dari jerat hukum. Ada kepentingan-kepentingan
yang mulia, yang bergulir dalam sebuah spektrum yang merentang dari titik pembelaan terhadap
kesucian agama hingga titik mendirikan suatu tatanan ilahiah yang berasal dari masa satu
millennium yang silam. Ada juga kepentingan-kepentingan yang mediocre, sejenis
oportunisme dengan falsafah asal untung besar sekali caplok, atau sekadar mencari panggung
untuk eksis, khususnya para pesohor dari aneka macam profesi yang mungkin merasa sudah
tidak laku akhir-akhir ini.
Menarik, aneka kepentingan berkaitkelindan, bersilangsengkarut. Faade-nya sama, dan itu
menggetarkan hati dengan keharuan sekaligus membikin miris semiris-mirisnya. Terharu: sekian
banyak orang yang tulus dimanipulasi oleh segelintir orang yang tidak tulus. Miris: sekian
banyak orang yang tidak tulus memanipulasi sekian banyak orang tulus. Rasionalitas tumbang,
dikerjai oleh rasionalisasi. Batas antara pencerahan kalbu dan penggelapan cahaya hati tipis
setipis-tipisnya. Sebuah manajemen yang mendistorsi kalbu massa umat yang bermuara dalam
massale actie (bukan massa actie yang bewust itu, tentunya)?
Orang tua yang berewokan itu pernah bilang bahwa agama memampukan orang untuk mengatasi
rasa sakit akibat hantaman bertubi-tubi dari realitas kehidupan yang tidak ramah yang
bersendikan exploitation de lhomme par lhomme. (Sayang ucapannya itu sering dicabut lepas
dari konteks baik oleh musuh-musuh maupun para pemujanya). Tapi ada orang yang lebih tua
lagi, yang dengan sinis namun mungkin realistis pernah mengatakan bahwa agama adalah
bikinan orang-orang licik untuk mengelabui orang-orang naf.
Moga kita yang bertuhan melalui agama kita masing-masing senantiasa dikaruniai kejernihan
akal, kebeningan hati, dan ketajaman nurani, sehingga kita bisa membedakan mana yang benar,
baik, dan berguna, serta tidak terkooptasi oleh kepentingan-kepentingan yang sesungguhnya
mendistorsi panggilan dan perutusan ilahi atas diri kita masing-masing. Semoga!
Padepokan Hening, 121206

Anda mungkin juga menyukai