Anda di halaman 1dari 17

PENERAPAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK

SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERAKSI


SOSIAL SISWA DI LINGKUNGAN SEKOLAH

BEST PRACTICES

OLEH :
GUSTAP ELIAS

SEKOLAH MENENGAH ATAS


SMA XAVERIUS 3 PALEMBANG
YAYASAN XAVERIUS PALEMBANG
2016

HALAMAN PERSETUJUAN

KEGIATAN BEST PRACTICE


JUDUL

: Penerapan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik


Sosiodrama Untuk Meningkatkan Kemampuan
Interaksi Sosial Siswa Di Lingkungan Sekolah

DISUSUN OLEH
NAMA
:
JABATAN
:
WAKTU PELAKSANAAN :
TEMPAT
:

Mengetahui

Gustap Elias, S.Pd


Guru Bimbingan dan Konseling SMA Xaverius 3
BULAN November 2016
SMA Xaverius 3 Palembang

Penyusun

Pembimbing

Eka Febriyanti, S.Pd, M.Si

Gustap Elias, S.Pd

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Bijak yangat telah memberikan ilmu
kebijaksanaan kepada penyusun sehingga penyusunan dan pelaksanaan Best Practice ini dapat
terselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Best Practice adalah merupakan
laporan uraian pengalaman nyata penulis dalam memecahkan masalah berbagai masalahmasalah yang dijumpai dalam pelaksanaan penelitian atau masalah yang berhubungan dengan
cara penyusunan program pembelajaran dan pelaksanaan embelajaran dan penilaian di SMA
Xaverius 3 Palembang.
Penyusunan Best Practice ini dapat terselesaikan tentunya tidak terlepas adanya bantuan
dari berbagai pihak, olehnya itu saya sebagai penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi tingginya kepada ibu pendamping yang telah memberikan bimbingan.
Penulis pula menyadari bahwa penyusunan Best Practice ini masih terdapat banyak
kekurangan dan kelemahan didalamnya, masih jauh dari kesempurnaan, olehnya itu saran dan
kritikan dapat penulis terima dengan penuh lapang dada, demi kesempurnaan penyusunan Best
Practice selanjutnya. Terima kasih

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................

KATA PENGANTAR ..................................................................

DAFTAR ISI ................................................................................

ABSTRAK ...................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................

Latar Belakang ............................................................................

Pengertian kemampuan interaksi sosial ...................................

Teknik Sosiodrama .....................................................................

Pendekatan ..................................................................................

10

Pelaksanaan Sosiodrama ............................................................

10

Tujuan dan manfaat ...................................................................

10

BAB II PEMBAHASAN
BAB III
LAPORAN DAN HASIL PENELITIAN ..................................

13

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................

15

Lampiran......................................................................................

17

ABSTRAK
Abstark: Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penerapan bimbingan kelompok teknik
sosiodrama untuk meningkatkan kemampuan interaksi sosial siswa di lingkungan sekolah pada
siswa kelas x sma xaverius 3 palembang tahun ajaran 2016-2017
Masalah yang diungkap pada best practice ini adalah apakah penerapan bimbingan kelompok
dengan teknik sosiodrama dapat meningkatkan kemampuan interaksi sosial siswa di lingkungan
sekolah?. Perubahan yang ditunjukan adalah peserta didik dapat secara perlahan-lahan mulai
membangun interaksi yang baik.
kelompok dapat Meningkatkan Kedisiplinan Siswa Dalam Mengikuti Pelajaran Di Kelas.
Peningkatan Kedisiplinan yang nampak yakni: (1) berkurangnya siswa yang sibuk sendiri saat
pelajaran di kelas sedang berlangsung, (2) Hasil belajar siswa meningkat. (3) Suasana kelas
makin kondusif saat belajar. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik sosiodrama mampu
meningkatkan kemampuan interaksi sosial siswa di lingkungan sekolah. Dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh positif pengguanaan teknik sosiodrama terhadap peningkatan kemampuan
interaksi sosial pada
Kata Kunci : Kurang Interaksi Sosial, Bimbingan kelompok tehnik sosiodrama

BAB I
PENDAHULUAN
1.

Latar Belakang

Manusia beroperasi hakiki merupakan makhluk sosial, dimana besarbesaran dituntut untuk
review melakukan hubungan sosial antar sesama hearts hidupnya. Hubungan sosial itu
merupakan shalat satu hubungan yang harus dilaksanakan, mengandung pengertian bahwa dalan
hubungan itu setiap individu menyadari tentang kehadirannya di samping individu kehadiran
lain. Manusia membutuhkan pergaulan dengan orangutan berbaringcuntukcmemenuhi
kebutuhan biologisnya seperti makan, minum, dan sebagainya. Di samping itu, manusia
sebagai makhluk sosial menuntut adanya kehidupan berkelompok sehingga keadaan ini mirip
sebuah comunity, seperti desa, suku bangsa, dan sebagainya, sehingga masing-masing kelompok
memiliki ciri yang berbeda satu sama lain. Maka dari itu setiapcindividu harus menjalin interaksi
sosial sama hidup dalam satu kelompok, (Santosa, 2006: 10).
Interaksi sosial adalah masalah yang paling unik yang timbul pada diri manusia. Interaksi
ditimbulkan oleh bermacam-macam hal yang merupakan dasar dari peristiwa sosial yang lebih
luas. Kejadian-kejadian di dalam masyarakat pada dasarnya bersumber pada interaksi individu
dengan individu. Dapat dikatakan bahwa tiap-tiap orang dalam masyarakat adalah sumbersumber dan pusat efek psikologis yang berlangsung pada kehidupan orang lain.(Ahmadi, 2007:
73)
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Soekanto (2003: 61) bahwa interaksi sosial
merupakan hubungan dinamis yang menyangkut hubungan antar orang perorangan, antar
kelompok dengan kelompok, maupun antar orang perorangan dengan kelompok. Dari pengertian
tersebut manusia di tuntut untuk mampu mengembangkan dan menyesuaikan diri terhadap
masyarakat.
Interaksi sosial sangat berguna didalam memperhatikan dan mempelajari berbagai
masalah masyarakat. Umpamanya di Indonesia dapat dibahas mengenai bentuk-bentuk interaksi
sosial yang berlangsung antara berbagai suku bangsa antar individulain yang sama atau antar
golongan terpelajar dengan golongan agama. Dengan menegetahui dan memahami perihal
kondisi-kondisi apa yang dapat menimbulkan serta mempengarauhi bentuk-bentuk interaksi
sosial tertentu.(Soekanto,2003: 60)
Interaksi sosial bisa terjadi dimana saja. Interaksi sosial juga akan terjadi di lingkungan
sekolah. Kemampuan siswa dalam melakukan interaksi sosial antar siswa yang satu dengan
siswa yang lain, antar siswa dengan guru, dan antar siswa dengan petugas sekolah, tidak sama.
Siswa yang memiliki kemampuan interaksi tinggi akan mudah dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungannya dan ia tidak akan mengalami hambatan dalam bergaul dengan orang lain. Dewa
Ketut Sukardi (1987: 81) menyatakan interaksi sosial siswa dengan teman-temanya di sekolah
mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan anak. Tidak selamanya interaksi sosial
menghasilkan kerjasama, adakalanya interaksi sosial menghasilkan pertentangan antar individu
yang menjalaninya.
Fenomena yang terjadi di SMA Xaverius 3 Palembang dari hasil pengamatan pada
November 2016, cukup banyak siswa kelas X yang mempunyai masalah dalam kemampuan
interaksi sosial. Hal ini diperkuat dengan laporan dari dari beberapa guru mata pelajaran yang
mengatakan kalau siswa kelas XI masih terlihat pasif dalam kegiatan belajar mengajar.
Gejala-gejala rendahnya kemampuan interaksi sosial siswa kelas XI ditunjukkan dengan:
1) sikap siswa yang terkesan pasif pada saat jam pelajaran berlangsung, 2) banyak siswa yang
takut berkomunikasi dengan guru-guru saat KBM berlangsung, 3) pada kegiatan kelompok para
siswa belum bisa menunjukkan adanya dinamika dalam kelompok tersebut, 4) siswa kelas XI
kurang bisa membaur dengan siswa kelas XI dan kelas XII pada saat jam istirahat sekolah. Dari
beberapa gejala-gejala yang nampak tersebut bisa menghambat proses bergaul siswa dan proses
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Dalam bimbingan dan konseling terdapat banyak sekali starategi yang dapat digunakan
untuk membantu siswa dalam mengatasi masalahnya. Oleh karena itu salah satu cara untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam interaksi sosial di lingkungan sekolah adalah melalui
bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama. Menurut Romlah (2006: 3) bimbingan
kelompok proses pemberian bantuanyang diberiakan pada individu dalam situasi kelompok.
Bimbingan kelompok ditunjukkan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan
mengembangkan potensi siswa. Dan menurut Gazda (1989) dalam Romlah (2006: 3) kegiatan
bimbingan kelompok adalah kegiatan yang berupa penyampaian informasi yang tepat mengenai
masalah pendidikan, pekerjaan, pemahaman pribadi. Informasi tersbut diberikan terutama
dengan tujuan untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri individu dan
pemahaman terhadap orang lain.
Digunakannya teknik sosiodrama dalam penelitian ini karena teknik sosiodrama
merupakan teknik dalam bimbingan kelompok untuk memecahkan masalah-masalah sosial yang
dialami oleh individu melalui kegiatan bermain peran. Misalnya pertengkaran antar kelompok
sebaya, perbedaan nilai individu dengan nilai lingkungan dan sebagainya. Dalam penelitian ini
teknik sosiodrama dijadikan alat untuk mengatasi siswa yang memiliki kemampuan interaksi
sosial yang rendah, dikarenakan teknik sosiodrama memiliki kelebihan yaitu dapat membantu

siswa dalam memahami seluk-beluk kehidupan dan suatu permasalahan khususnya permasalahan
sosial atau konflik-konflik sosial. (Romlah, 2006: 104)
Dengan mengetahui kelebihan sosiodrama, maka penelitian ini lebih condong untuk
memilih sosiodrama sebagai teknik untuk meningkatkan kemampuan interaksi soial siswa di
lingkungan sekolah. Untuk meyakinkan pernyataan tersebut, perlu dilakukan penelitian. Adapun
penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas X SMA Xaverius 3 Palembang. Secara oprasional
masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Pengertian kemampuan interaksi sosial
Menurut Soekanto (2003: 61) interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang
dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelmopok-kelompok
manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Menurut H. Bonner
dalam Santosa (2006:11) interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu
manusia ketika kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki
kelakuan individu yang lain, atau sebaliknya. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang dinamis antar individu dengan
individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok, yang saling bertemu,
mempengaruhi atau memperbaiki kelakuan satu sama lain. Sedangkan syarat-syarat adanya
interaksi sosial adalah (1) adanya kontak sosial yaitu Suatu kontak sosial dapat bersifat primer
dan sekunder. Kontak primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan
berhadapan muka, sedangkan kontak sekunder dapat dilakukan melalui alat-alat seperti telpon,
telegram, radio dan sebagainya, (2) adanya komunikasi yaitu Proses komunikasi adalah
pemberian tafsiran pada perilaku orang lain yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah
atau sikap yang diwujudkan dengan perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang
tersebut. Kemudian dasar-dasar interaksi sosial adalah (1) imitasi yaitu Imitasi adalah adanya
tingkah laku yang bersifat otomatis sehingga menimbulkan atau mengakibatkan tingkah laku
yang seragam, (2) Sugesti adalah pemberian pengaruh kepada yang lain tanpa dikritik terlebih
dahulu sehingga akibatnya terjadi tingkah laku yang seragam diantara mereka, (3) Identifikasi
adalah sebagai proses menyamakan dirinya dengan individu lain, atau dengan kata lain sebagai
alat untuk sosialisasi individu dalam kehidupan sehari-hari, (4) Simpati adalah suatu proses
tertariknya seseorang individu kepada individu lain dalam suasana atau situasi sosial. Adapun
bentuk interaksi sosial (1) Kerjasama adalah suatu bentuk interaksi sosial ketika tujuan anggota
kelompok yang satu berkaitan erat dengan tujuan anggota yang lain atau tujuan kelompok secara

keseluruhan sehingga setiap individu hanya dapat mencapai tujuan apabila individu lain juga
mencapai tujuan, (2) Persaingan adalah suatu bentuk interaksi sosial ketika seorang individu
dapat mencapai tujuan sehingga individu lain akan terpengaruh dalam mencapai tujuan tersebut,
(3) Pertentangan adalah suatu bentuk interaksi sosial ketika individu atau kelompok dapat
mencapai tujuan sehingga individu atau kelompok lain akan hancur, (4) Akomodasi adalah
usaha-usaha individu untuk meredakan suatu pertentangan atau ketegangan, yaitu usaha-usaha
untuk mencapai suatu kestabilan, (5) Asimilasi adalah suatu proses sosial dalam taraf kelanjutan,
yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan yang terdapat diantara individu
atau kelompok dan juga merupakan usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindakan, sikap,
dan proses mental dengan memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama.
Teknik Sosiodrama
Menurut Nursalim (2002: 63) Sosiodarama merupakan teknik dalam bimbingan
kelompok untuk memecahkan masalah-masalah sosial melalui kegiatan bermain peran.
Menurut Winkel dalam Dewa Ketut Sukardi ( 1987: 543 ) menyatakan bahwa sosiodrama
adalah salah satu problem yang kerap dihadapi oleh murid dalam pergaulan sehari-hari yang
diperankan atau dimainkan oleh beberapa murid dengan tujuan bersama-sama mencari
penyelesaian.
Menurut Romlah (2006: 104 ) sosiodrama adalah permainan peran yang ditujukan utuk
memecahkan masalah sosial yang timbul dalam hubungan antar manusia.
Dari pengertian beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa Sosiodarama merupakan
teknik dalam bimbingan kelompok untuk memecahkan maslah-masalah sosial melalui kegiatan
bermain peran. Dalam sosiodrama ini individu akan memerankan suatu peran tertentu dari suatu
situasi masalah sosial. Sehingga individu akan dapat menghayati secara langsung seperti betulbetul terjadi dalam situasi yang sebenarnya. Tujuan penggunaan teknik sosiodrama adalah
Sedangkan menurut Nursalim (2002: 63-64) menyatakan bahwa tujuan sosiodrama adalah: (1)
Mengambarkan bagaimana seseorang atau beberapa orang menghadapi suatu situasi soial,
(2)Mengambarkan bagaimana cara memecahkan masalah sosial, (3) Mengembangkan sikap
kritis terhadap tingkah laku yang harus atau jangan dilakukan dalam situasi sosial tertentu,
(4)Memberikan kesempatan untuk meninjau situasi sosial dari berbagai sudut pandang.

2.

Pendekatan
Mengacu pada permasalahan yang muncul dalam pembelajaran di mana siswa menunjukan

sikap yang kurang baik dalam berinteraksi, seperti yang telah diuraikan pada latar belakang di
atas, penulis memilih suatu alternatif pemecahan masalah yang dianggap dapat mengatasi
permasalahan dengan hasil yang baik yaitu dengan menerapkan pendekatan bimbingan
kelompok teknik sosiodrama
Pelaksanaan Sosiodrama
a. Menentukan judul dan garis besar cerita yang akan didramatisasikan
b. Membuat skenario sosiodarama
c. Menjelaskan judul dan garis besar permasalahan kepada anggota kelompok
d. Memilih siswa yang akan memainkan peran dan siswa yang menjadi kelompok
penonton
e. Melaksanakan sosidrama
f. Menghentikan sosiodrama pada saat situasi sedang memuncak dan kemudian
membuka diskusi umum.
g. Ulangan permainan
Kerangka Berpikir

3.Tujuan dan manfaat:


a. Adapu tujuan penulisan pelaksanaan pelaksanaan penelitian ini anatara lain :
1. Mengetahui efektifitas penggunaan bimbingan kelompok tehnik sosiodrana terhadap
peningkatan interaksi sosial peserta didik.
2. Meningkatkan kemampuan interaksi sosial peserta didik.
b. Manfaat

10

1.

Yang dapat merasakan manfaat adalah siswa, guru, dan sekolah :


Manfaat terhadap siswa :
a. Memperoleh pengalaman belajar untuk meningkatkan interaksi sosial
2. Manfaat bagi guru BK
a. Memperoleh strategi baru dalam meningkatkan interaksi sosial peserta didik
3. Manfaat bagi sekolah
a. Meningkatnya prestasi sekolah dalam bidang interaksi sosial peserta didik

11

BAB II
PEMBAHASAN
1. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah
Interaksi sosial adalah hal yang sangat penting dalam membangun hubungan antar sesama
yang bai. Lantas bagaimana jika dalam komunikasi itu tidak terjalin secara baik dan benar. Di
SMA Xaverous 3 terutama kelas X, masih terdapat peserta didik yang sangat pasif dalam
berinteraksi. Secara akademik, tentunya sangat baik, namun interaksi sosial menjadi masalah
yang sangat berarti. Dengan demikian muncullah ide untuk meningkatkan interaksi sosial yang
sampai saat ini masih belum baik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
sosiodrama. Semua peserta didik diajak untuk bisa saling berkomunikasi, mulai dari kelompok
kecil yang terdiri dari 2 orang, sampai pada kelompok besar. Dan yang terakhir adalah mengajak
berinteraksi dengan guru.
Metode sosiodrama dinilai sangat baik dalam meningkatkan interaksi sosial. Dengan
adanya interaksi sosial ini masalah interaksi sosial dapat teratasi. Hal ini duktikan dengan adanya
perubahan yang sangat baik, yakni perubahan dari siswa yang pasif sampai menjadi aktif.
Metode sosiodrama salah satu metode yang merupakan suatu cara penyampaian materi
pelajaran dengan kegiatan memerankan seseorang dari sejarah, dunia pengetahuan, maupun
gambaran masyarakat. Dari memerankan seseorang atau sesuatu tersebut akan membuat siswa
mudah memahami dan menghayati hal-hal yang dipelajarinya dengan memfungsikan segenap
panca inderanya, minat, dan perhatiannya untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik, yakni
sebuah perubahan.

12

BAB III
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN BEST PRACTICE
2. Deskripsi hasil pelaksanaan
Penelitian dilaukan pada tanggal 16 s/d 24 November 2016, di SMA Xaverius 3
Palembang, Propinsi Sumatera Selatan, yang dilaksanakan oleh Guru BK. Teknik bimbingan
yang diberikan adalah mengajak peserta didik untuk bermain bersama dalam kelompok, yakni
Bimbingan Kelompok tehni Sosiodrama. Sasaran pelaksanaan penelitian adalah peserta didik
SMA Xaverius 3 kelas X IPS.3.
Adapun hasil yang dicapai adalah semua peserta didik dapat menunjukan perubaha baik
dalam berinteraksi sosial. Dengan diberikannya layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama,
manfaat yang dirasakan sangat besar dalam meningkatkan kemampuan interaksi sosial di
lingkungan sekolah. Yang semula siswa sangat pasif saat kegiatan belajar mengajar, sangat pasif
dalam kegiatan kelompok, merasa gugup saat di lihat orang banyak dan kurang bisa beriteraksi
dengan siswa lain selain di lingkup kelas mereka. Setelah diberikan layanan bimbingan
kelompok teknik sosiodrama siswa-siswa tersebut menjadi lebih aktif dalam kegiatan belajar
mengajar, lebih aktif dalam kegiatan kelompok, dan dapat berinteraksi dengan siswa lain selain
dilingkungan kelas mereka sendiri. Setelah mendapat perlakuan layanan bimbingan kelompok
teknik sosiodrama, peningkatan skor kemampuan interaksi sosial siswa di lingkungan sekolah
yang menjadi subyek penelitian berbeda-beda. Hal ini terjadi karena setiap individu memiliki
kemampuan interaksi sosial di lingkungan sekolah yang berbeda-beda.
2. Masalah dan Pemecahannya.
a. Masalah
Adapun masalah yang ditemui dalam pelaksanaan penelitian antara lain:
1. Peserta didik sangat pasif dan kesulitan dalam membangun interaksi sosial.

13

2. Sangat minimnya semangat siswa dalam komunikasi yang baik.


3. Pemecahan Masalah
Untuk menyelesaikan masalah masalah yang dialami peserta didik dalam hal komunikasi,
maka peneliti melakukan kegiatan berikut ini.
a. Menentukan responden yang akan dijadikan sabjek penelitian
b. Memperkenalkan bimbingan kelompok dan tehnik sosiodrama
c. Memberikan layanan bimbingan kelompok tehnik sosiodrama

BAB IV

14

KESIMPULAN DAN SARAN


a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan
kelompok teknik sosiodrama mampu membantu meningkatkan kemampuan interaksi sosial
di lingkungan sekolah pada siswa kelas X SMA Xaverius 3 Palembang. Hal ini dapat
diketahui dari peningkatan pada skor kemampuan interaksi sosial di lingkungan sekolah
antara sebelum dan sesudah diberikan layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama.
Sehingga hipotesis penelitian yang berbunyi Penerapan Bimbingan Kelompok dengan
Teknik Sosiodrama
b. Saran
Untuk meningkatkan Kemampuan Interaksi Sosial di Lingkungan Sekolah pada Siswa Kelas
X SMA Xaverius 3 Palembang, dapat disarankan sebagai berikut:
1. Bagi guru BK
Dengan adanya bukti bahwa layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama dapat
meningkakan kemapuan interaksi sosial siswa di lingkungan sekolah, Konselor dapat
menggunakan teknik sosiodrama sebagai salah satu teknik untuk memberikan layanan
bimbingan kepada siswa.
2. Bagi peneliti lain
a. Bagi peneliti lain di harapkan agar waktu pemberian perlakuan lebih banyak lagi dan
semaksimal mungkin agar hasil layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama lebih
maksimal.
b. Dalam penelitian ini juga hanya melakukan satu kali post tes sehingga tidak diketahui
secara pasti sampai berapa lama efek pemberian treatment terhadap peningkatan
kemapuan interaksi sosial di lingkungan sekolah terhadap subyek penelitian. Ada
baiknya jika dilakukan lebih dari satu kali pemberian pos test untuk lebih menemukan
hasil yang lebih baik dalam meningkatkan interaksi sosial.

15

DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi, Haji. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.
Ali, M. 2006. Metodologi Riset Pendidikan Teori Dan Praktik. Surabaya: Unesa University
Press.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pratik. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Azwar, Saifudin. 2003. Realibilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pusataka pelajar.
Budiningsih, C Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta
Corey, Gerald. 2005. Teori dan Praktik Konseling dan psikoterapi. Terjemahan oleh E.
Koeswara. Bandung: PT Refika Aditama
Dayakisni, Tri dan Hudaniah. 2009. Psikologi Sosial. Malang: UMM Press.
Djumhur, I dan Surya, Mohammad. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: CV
Ilmu. Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

LAMPIRAN

16

Iteraksi dengan teman yang sudah saling kenal

Interakse dengan teman yang belum saling kenal

Interaksi dalam kelompok kecil

17

Anda mungkin juga menyukai