Anda di halaman 1dari 17

SPT TAHUNAN ORANG PRIBADI (PPh)

MAKALAH
TEORI PERPAJAKAN
SPT TAHUNAN ORANG PRIBADI (PPh)
SPT Tahunan PPh adalah formulir yang diisi Wajib Pajak untuk melaporkan identitas diri, harta,
kewajiban/utang, penghasilan, dan penghitungan pajaknya setiap tahun.
Formulir SPT Tahunan untuk Orang Pribadi terbagi atas 3 yaitu:
1. Orang Pribadi yang memiliki sumber penghasilan antara lain dari usaha dan/atau pekerjaan
2.

bebas, wajib mengisi formulir SPT Tahunan 1770;


Orang Pribadi yang memiliki sumber penghasilan dari satu

pemberi

kerja (sebagai

karyawan) atau lebih dan/atau penghasilan Iainnya yang bukan dari usaha atau pekerjaan bebas,
wajib mengisi formulir SPTTahunan 1770 S dan
3. Orang Pribadi yang memiliki sumber penghasilan dari hanya satu pemberi

kerja yang

jumlah bruto penghasilan setahun tidak melebihi Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) dan
tidak mempunyai penghasilan lainnya kecuali dari bunga bank dan bunga koperasi, wajib
mengisi formulir SPT Tahunan 1770 SS
Siapa saja yang diwajibkan mengisi SPT Tahunan PPh
Yang diwajibkan mengisi SPT Tahunan antara lain Orang Pribadi yang telah memiliki
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Tata cara pengisian SPT Tahunan PPh untuk Orang Pribadi
Langkah-langkah

yang harus dilakukan untuk mengisi SPT Tahunan PPh adalah:

1. Formulir dipersiapkan.
Formulir SPT Tahunan PPh dapat

diperoleh

dari Kantor Pelayanan

Pajak atau

Kantor

Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) terdekat atau dapat mengunduh
(men-download) di website www.pajak.go.id.
2. Data yang akan dilaporkan dipersiapkan.
Bagi Orang Pribadi yang memiliki penghasilan dari usaha dan/atau pekerjaan bebas, yang
dipersiapkan:

a.

Neraca dan laporan laba rugi (bagi Orang Pribadi yang menyelenggarakan pembukuan) atau
rekapitulasi

b.

bulanan

peredaran

bruto (bagi Orang Pribadi yang menyelenggarakan

pencatatan);
Bukti pemotongan PPh atas penghasilan yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri

(apabila ada penghasilan yang dipotong oleh pemberi penghasilan);


c. Rincian penghasilan selain yang berasal dari usaha dan/atau pekerjaan bebas;
d. Bukti pembayaran, seperti pembayaran Zakat yang dibayar ke Badan Amil Zakat atau
Iembaga Amil Zakat atau pembayaran
e. Sumbangan Keagamaan yang sifatnya wajib ke lembaga yang disahkan oleh Kementerian
f.

Agama, atau pembayaran Fiskal Luar Negeri, dan pembayaran angsuran PPh Pasal 25;
Rincian harta dan kewajiban (hutang), misalnya untuk rumah dan tanah lihat SPPT PBB-nya,
kendaraan lihat BPKP-nya, dan dokumen lainya yang menunjukan kepemilikan harta;
Data lainnya, seperti Daftar Susunan Keluarga dan surat pemberitahuan penghitungan
penghasilan neto bagi Wajib Pajak yang menggunakan norma penghitungan penghasilan neto.
Data tersebut dilampirkan pada SPT Tahunan yang dilaporkan.
Bagi Orang Pribadi yang memiliki penghasilan dari

satu

pemberi

kerja

(sebagai

karyawan) atau Iebih dan/atau penghasilan lainnya yang bukan dari usaha atau pekerjaan
bebas, yang dipersiapkan:
a. Bukti pemotongan PPh atas penghasilan dari pekerjaan (bukti potong PPh dari pemberi kerja);
b. Rincian penghasilan lainnya selain yang berasal dari usaha dan/atau pekerjaan bebas (apabila
ada);
c. Bukti

pembayaran,

seperti

pembayaran Zakat yang dibayar ke Badan Amil Zakat

atau lembaga Amil Zakat atau pembayaran Sumbangan Keagamaan yang sifatnya wajib ke
lembaga yang disahkan oleh Kementerian Agama, atau pembayaran Fiskal Luar Negeri;
d. Rincian harta dan kewajiban (hutang), misalnya untuk rumah dan tanah cukup melihat SPPT
PBB-nya, untuk

kendaraan

lihat

BPKB-nya, dan dokumen lainya yang menunjukan

kepemilikan harta;
e. Data lainnya, seperti Daftar Susunan Keluarga.
3. Mengisi SPT Tahunan PPh dengan memperhatikan hal-haI sebagai berikut:
a. yang diisi terlebih dahulu adalah formulir lampiran, bukan induknya;
b. di setiap lembar jangan lupa mengisi identitas seperti narna, NPWP dan tahun pajaknya;
c. jangan lupa membubuhkan tanda tangan, karena jika tidak SPT yang anda laporkan
dianggap tidak sah;
d. sebelum SPT dikirim/disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau melalui tempat lain
yang di tunjuk, jika SPT menunjukkan kurang bayar, kekurangan tersebut harus dibayar paling

lambat sebelum SPT disampaikan ke KPP dan bukti pembayaran tersebut dilampirkan pada
SPT tersebut;
e. pembayaran dapat dilakukan di kantor pos atau bank.
Formulir SPT Tahunan PPH Orang Pribadi 1770
Formulir SPT Tahunan PPh Orang Pribadi yang sumber penghasilan dari usaha atau
pekerjaan bebas adalah Formulir 1770 yang terdiri dari Induk dan lampiran (1770 - I,1770 II,1770 - Ill dan 1770 - IV).
1. Formulir 1770 - IV
isinya adalah harta pada akhir tahun, kewajiban/utang pada akhir tahun dan susunan
anggota keluarga.

Untuk

mengisi bagian formulir ini cukup dengan melihat data harta

yang dimiliki Wajib Pajak dan daftar posisi hutang Wajib Pajak sampai dengan akhir tahun
pajak. Untuk diperhatikan bahwa Wajib Pajak dilarang melaporkan sebagian hartanya, karena
bertentangan dengan pernyataan di dalam SPT Tahunan yang ditandatangani oleh Wajib Pajak
sendiri yaitu dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa apa yang
telah saya beritahukan di atas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.

Gambar 0.1 Form 1770 IV


2. Formulir 1770 - III

isinya adalah:
a. penghasilan yang dikenakan pajak final dan/atau bersifat final;
b. penghasilan yang tidak termasuk objek pajak;
c. penghasilan istri yang dikenakan pajak secara terpisah.
Untuk mengisi bagian formulir ini cukup dengan melihat data penghasilan yang berasal
dari tabungan atau deposito atau obligasi, saham, atau penjualan tanah dan/atau bangunan,
sewa tanah dan/atau bangunan dan lainnya termasuk penghasilan dari istri yang bekerja pada
satu pemberi kerja (kantor).

Gambar 0.2 formulir 1770 - III


3. Formulir 1770 II
isinya adalah daftar pemotongan/ pemungutan PPh oleh pihak lain, PPh yang dibayar/ dipotong
di luar negeri dan PPh ditanggung pemerintah. Untuk mengisi bagian formulir ini cukup
dengan melihat data penghasilan yang dipotong/dipungut
penghasilan.

pajaknya

(PPh) oleh

pemberi

Gambar 0.3 formulir 1770 - II


4. Formulir 1770 I
isinya adalah:
a. penghitungan penghasilan neto dalam negeri dari usaha dan/atau pekerjaan bebas bagi Wajib
Pajak yang menggunakan pembukuan;
b. penghitungan penghasilan neto dalam
c.

negeri yang menggunakan norma penghitungan

penghasilan neto;
penghasilan dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan (tidak termasuk penghasilan yang

dikenakan PPh bersifat final);


d. penghasilan dalam negeri lainnya

((tidak termasuk penghasilan yang dikenakan PPh

bersifat final).
Untuk mengisi bagian formulir ini diperlukan Laporan Laba Rugi atau Rekapitulasi Bulanan
Peredaran Bruto. Bagi Orang Pribadi yang menggunakan pembukuan, yang perlu diperhatikan
adalah biaya-biaya yang menurut ketentuan peraturan perpajakan tidak boleh dibiayakan dan
ternyata sudah dibiayakan dalam laporan Laba Rugi, maka dicantumkan kembali dalam
penyesuaian fiskal positif (misalnya biaya sumbangan). Bagi Orang Pribadi yang menggunakan
pencatatan agar dokumen pencatatan berupa rekapitulasi peredaran bruto atau omzet setiap
hari menjadi dasar untuk rekapitulasi bulanan peredaran bruto.
Apabila Orang Pribadi memperoleh penghasilan selain dari kegiatan usahanya, misalnya
mendapatkan keuntungan (selisih lebih dari harga pembelian dengan harga pada saat dijual) dari
penjualan kendaraannya, maka dilaporkan dalam bagian penghasilan dalam negeri lainnya.
Orang Pribadi yang menggunakan pembukuan, wajib mengisi/memindahkan data
berada pada

Laporan Rugi Laba ke dalam formulir 1770 - I

yang

Halaman 1. Sedangkan

Orang Pribadi yang menggunakan pencatatan, wajib mengisi/ memindahkan data yang berada
pada rekapitulasi peredaran bruto ke dalam formulir 1770 - I Halaman 2, Bagian B.

Gambar 0.4 formulir 1770 - I halaman 1

Gambar formulir 1770 - I halaman 2

5. Formulir 1770 Induk (halaman terdepan)


Isinya adalah identitas dan penghasilan neto (angka- angkanya berasal dari lampiran 1770),
penghasilan kena pajak, PPh terutang, kredit pajak, hasil penghitungan PPh, daftar lampiran serta
pernyataan Wajib Pajak yang disertai tanda tangannya.
Untuk mengisi bagian formulir 1770 Induk ini cukup melihat hasil pengisian pada
lampiran 1770 dan menghitung keseluruhan

besarnya PPh terutang. Cara penghitungannya

adalah: Jumlah penghasilan Neto setelah dikurangi zakat/ atau sumbangan keagamaan yang
sifatnya wajib (yang dibayar melalui badan/lembaga yang resmi)

Gambar 0.5 formulir

1770 Induk

Formulir SPT Tahunan PPH Orang Pribadi 1770 S


Formulir

SPT Tahunan

PPh

bagi Orang Pribadi yang memiliki sumber penghasilan

dari satu pemberi kerja (sebagai karyawan) atau lebih dan/ atau
yang bukan

dari

usaha

atau

pekerjaan bebas

penghasilan

Iainnya

adalah formulir SPT Tahunan 1770 S

yang terdiri dari induk dan lampiran (1770 S - I, dan 1770 S - II).
1. Formulir 1770 S II
isinya adalah penghasilan yang dikenakan PPh final dan/atau bersifat final, daftar harta
pada akhir tahun, daftar kewajiban/utang pada akhir tahun dan daftar susunan anggota
keluarga.
Untuk mengisi bagian formulir ini cukup dengan melihat data harta yang dimiliki Wajib
Pajak dan daftar posisi hutang Wajib Pajak sampai dengan akhir tahun pajak.
melihat data penghasilan yang berasal dari tabungan atau deposito
atau

penjualan tanah

termasuk

dan/atau bangunan, sewa tanah

penghasilan dari istri yang bekerja pada

atau

Kemudian

obligasi,

saham,

dan/atau bangunan dan lainnya

satu pemberi

kerja (kantor) serta

penghasilan dari anak yang belum dewasa dari pekerjaan yang tidak ada hubungannya dengan
usaha atau kegiatan dengan orangtuanya.

Gambar 0.6 formulir 1770 S - II


2. Formulir 1770 S - I,
isinya adalah penghasilan neto dalam negeri lainnya, penghasilan yang tidak termasuk objek
pajak dan daftar pemotongan/ pemungutan PPh oleh pihak lain dan PPh yang Ditanggung
Pemerintah. Untuk mengisi bagian formulir
penghasilan

lain

yang

diperoleh

ini

cukup

dengan

melihat

apakah ada

selain dari penghasilan sebagai karyawan, misalnya

penghasilan dari sewa alat-alat atau kendaraan atau aset lainnya diluar sewa tanah dan/atau
bangunan. Disamping itu bila ada penghasilan yang tidak termasuk objek pajak misalnya
warisan dan sumbangan yang memenuhi syarat, juga harus diisi dalam lampiran ini.

Gambar formulir 1770 S I


3. Formulir 1770 S Induk (halaman terdepan) isinya adalah identitas dan penghasilan neto (angkaangkanya berasal dari lampiran 1770 S), penghasilan kena pajak, PPh terutang, kredit pajak,
hasil penghitungan PPh, daftar lampiran serta pernyataan Wajib Pajak yang disertai
tandatangannya.
Untuk mengisi bagian formulir 1770 S Induk ini cukup melihat hasil pengisian pada
lampiran 1770 S dan menghitung keseluruhan besarnya PPh terutang (cara penghitungan sama
dengan di atas yang untuk formulir 1770).

Gambar formulir 1770 S Induk


Formulir SPT Tahunan PPH Orang Pribadi 1770 S
Formulir

SPT Tahunan

PPh

penghasilan dari hanya satu pemberi

bagi

Orang Pribadi yang

memiliki sumber

kerja yang jumlah bruto penghasilan setahun tidak

melebihi Rp60.000.000, dan tidak mempunyai penghasilan lainnya kecuali dari bunga bank dan
bunga koperasi, adalah formulir SPT Tahunan 1770 SS yang hanya satu lembar saja.
Formulir 1770 SS ini sangat sederhana sekali yaitu hanya mengisi identitas dan
jumlah keseluruhan harta dan kewajiban pada akhir tahun dan tanda tangan Wajib Pajak.
Formulir ini tidak berdiri sendiri tetapi
penghasilan dari pemberi kerja.

harus

melampirkan

bukti pemotongan PPh atas

Gambar formulir 1770 SS

http://robotikaccounting.blogspot.co.id/2014/09/spt-tahunan-orang-pribadi-pph.html

Cara Menghitung Pajak Penghasilan Orang Pribadi (PPh


OP) Yang Memakai Pembukuan
Pada prinsipnya setiap orang pribadi yang memenuhi kewajiban subjektif dan
objektifnya, wajib mendaftarkan diri sebagai wajib pajak (WP) berdasarkan sistem
Self Assessment Ketika orang pribadi mendaftarkan diri mendapatkan NPWP,
selanjutnya oleh KPP akan dicatat sebagai Wajib Pajak dan diberikan Nomor Pokok
Wajib Pajak.

Lalu apa kewajiban perpajakan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi??


Secara umum kewajiban perpajakan bagi WP OP adalah menghitung Pajak
Penghasilan (PPh) selama setahun dan menyetorkan PPh kurang bayar (bila ada)
dengan sarana Surat Setoran Pajak (SSP) serta melaporkan pajaknya tersebut
dengan sarana Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Orang Pribadi.

Lalu bagaimana cara menghitung Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi tersebut?
Untuk menghitung besarnya PPh Terutang, WPOP harus terlebih dahulu mengetahui
besarnya penghasilan neto. Untuk menghitung penghasilan neto dan pajak terutang
WPOP yang menggunakan pembukuan sebagai berikut:

WPOP yang menyelenggarakan pembukuan harus menbuat catatan mengenai


harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian
sehingga dapat dihitung besarnya pajak terutang (proses akuntansi).
Penghasilan neto dari pembukuan ini diperoleh setelah dilakukan koreksi fiskal atas
laba akuntansi yang dihasilkan dari pembukuan dengan memperhitungkan biayabiaya yang dapat dikurangkan (deductable) sesuai pasal 6 UU PPh maupun biayabiaya yang tidak dapat dikurangkan (non deductable) dari penghasilan bruto sesuai
pasal 9 UU PPh.

Contoh kasus:

Nama WP
Status
NPWP

: Tn Bagas
: K/2
: 21.123.456.789-4.987.000

Alamat

: Garut Jawa Barat

Data Laporan Rugi Laba Tahun 2014:


PENJUALAN
1. Penjualan Bruto

Rp. 5.000.000.000,-

2. Retur Penjualan

Rp.

400.000.000,-

3. Potongan Penjual

Rp.

200.000.000,-

Penjualan Neto

Rp. 4.400.000.000,-

HARGA POKOK PENJUALAN


Persediaan Awal

Rp.

Pembelian Neto

Rp. 2.750.000.000,-

Persediaan Akhir

Rp.

Harga Pokok Penjualan

Laba Usaha

500.000.000,-

350.000.000,-

Rp. 2.900.000.000,-

Rp. 1.500.000.000,-

BIAYA OPERASIONAL
1. Gaji & Upah

Rp.

350.000.000,-

2. ATK

Rp.

15.000.000,-

3. Transportasi:
a. Wisata Karyawan

Rp.

7.500.000,-

b. Perjalanan Dinas (bukti lengkap)

Rp.

30.000.000,-

Rp.

45.000.000,-

4. Pemeliharaan Kantor
5. Listrik & Telepon
6. Penyusutan Aktiva

Rp.
Rp.

25.000.000,300.000.000,-

7. Sewa Kantor
8. Kerugian Penjualan Mobil (Pribadi)
9. Sumbangan untuk karyawan menikah

Rp.
Rp.

25.000.000,30.000.000,-

Rp.

5.000.000,-

a. Promosi Usaha

Rp.

30.000.000,-

b. Ucapan Selamat Lebaran

Rp.

3.000.000,-

a. Premi asuransi kebakaran toko/kantor Rp.

17.500.000,-

b. Premi asuransi jiwa Tn. Bagas

Rp.

15.000.000,-

12. Pendidikan & pelatihan pegawai

Rp.

12.000.000,-

Rp.

7.000.000,-

10. Biaya Iklan:

11. Biaya Asuransi:

13. Sumbangan:
a. Korban longsor Pameungpeuk
b. GN OTA
c. Bobotoh Persib

Rp.
Rp.

13.000.000,2.000.000,-

14. Lain-lain:
a. Hadiah kpd pegawai (pakaian)
b. Makan siang seluruh karyawan
c. Honor Cleaning Service
Jumlah Biaya Operasional

Rp.
Rp.

6.000.000,25.000.000,-

Rp.

24.000.000,-

Rp.

987.000.000,-

Penghasilan Sblm Pajak (Komersil)

Rp.

513.000.000,-

Keterangan tambahan:
Setelah dihitung kembali, penyusutan aktiva menurut fiskal seharusnya Rp.
275.000.000,-

Diminta hitung Pajak kurang bayar Tn. Bagas untuk tahun 2014

Jawab.

Untuk menghitung pajak kurang bayar, harus dilakukan koreksi fiskal terhadap
laporan keuangan Tn. Bagas, Sebagai berikut:

Penghasilan Neto Sblm Pajak (Ph Neto Komersil)

Rp. 513.000.000,-

Koreksi Fiskal Positif :


1. Wisata Karyawan

Rp.

2. Kerugian Penjualan Mobil (Mobil Pribadi)

7.500.000,-

Rp. 30.000.000,-

3. Sumbangan untuk karyawan menikah

Rp.

5.000.000,-

4. Ucapan Selamat Lebaran

Rp.

3.000.000,-

5. Premi asuransi jiwa Tn. Bagas

Rp. 15.000.000,-

6. Korban longsor Pameungpeuk

Rp.

7.000.000,-

7. Bobotoh Persib

Rp.

2.000.000,-

8. Hadiah akhir tahun kepada pegawai berupa pakaian

Rp.

6.000.000,-

Jumlah Koreksi Fiskal Positif

Rp. 75.500.000,-

Koreksi Fiskal Negatif:


Penyesuain penyusutan Aktiva (300jt - 275jt)

Penghasilan Neto Sebelum Pajak (Ph Neto Fiskal)

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP):


WP Sendiri

Rp. 24.300.000,-

Rp. 25.000.000,-

Rp. 462.500.000,-

Tambahan Kawin

Rp. 2.025.000,-

Tambahan Tunjangan 2 orang

Rp. 4.050.000,-

Jumlah PTKP

Rp. 30.375.000,-

Penghasilan Kena Pajak

Rp.432.125.000,-

Tarif PPh Pasal 17:


5% x Rp. 50.000.000,-

= Rp. 2.500.000,-

15% x Rp. 200.000.000,-

= Rp. 30.000.000,-

25% x Rp. 182.125.000,-

= Rp. 45.531.250,-

Pajak Kurang Bayar (Terutang) = Rp. 78.031.250,-

Nah itulah temen-temen cara menghitung PPh OP yang menghitung penghasilan


netonya dengan memakai pembukuan, selanjutnya teman-teman bisa membaca
cara menghitung PPh OP yang memakai norma....
http://anitasharing.blogspot.co.id/2015/02/cara-menghitung-pajak-penghasilanorang.html

Anda mungkin juga menyukai