Menimbang
: a.
terbatasnya
jumlah
Surveyor
Kadaster,
Indonesia
Surveyor
Berlisensi
terkendala
oleh
Nomor
dipandang
Tahun
belum
masalah-masalah
2013
tentang
efektif
dan
sebagaimana
bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
Nasional
tentang
Surveyor
Kadaster
- 2-
Mengingat
: 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Nasional
(Lembaran
Negara
Republik
8.
9.
Peraturan
Menteri
Negara
Agraria/Kepala
Badan
- 3-
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN
KEPALA
MENTERI
BADAN
AGRARIA
PERTANAHAN
DAN
TATA
NASIONAL
RUANG/
TENTANG
oleh
Pemerintah
berkesinambungan,
dan
secara
teratur
terus-menerus,
yang
meliputi
pengambilan
data
fisik
bidang
tanah
dan
pemetaannya.
3.
Surveyor
Kadaster
Berlisensi
adalah
mitra
kerja
Tata
Kantor
Jasa
Surveyor
Kadaster
Berlisensi
yang
- 4-
5.
6.
Asisten
Surveyor
mempunyai
Kadaster
keterampilan
adalah
dalam
seorang
yang
menyelenggarakan
Asisten
tanah
dan
pelayanan
serta
kegiatan
pertanahan lainnya.
8.
9.
yang
menyelenggarakan
urusan
Agraria
dan
Tata
Ruang/Kepala
Badan
Menteri
yang
menyelenggarakan
urusan
- 5-
12. Kantor
Wilayah
Badan
Pertanahan
Nasional
yang
Pertanahan
adalah
instansi
vertikal
Badan
Peraturan
Menteri
ini
disusun
berdasarkan
asas
keadilan,
serta
etika
dan
pertanggungjawaban.
(2)
lainnya,
berdasarkan
asas
sebagaimana
dan
industri
survei,
pemetaan
geospasial.
BAB III
SURVEYOR KADASTER BERLISENSI
Bagian Kesatu
Kelembagaan
Pasal 3
(1)
b.
dan
- 6-
(2)
(3)
a.
b.
KJSKB Firma.
(1)
(2)
Kadaster,
dengan
salah
seorang
sekutu
KJSKB
wajib
berkantor
di
(satu)
kantor
pada
KJSKB
dapat
mempunyai
kantor
cabang
di
(2)
b.
- 7-
c.
d.
e.
NPWP KJSKB;
f.
g.
(3)
(1)
Menteri
memberikan
memberhentikan
lisensi
Surveyor
dan
mengangkat
Kadaster
atau
serta
Asisten
Surveyor Kadaster.
(2)
(3)
Surveyor
Kadaster
harus
mengajukan
tidak
ada
keluhan
dari
masyarakat
terkait
pekerjaannya;
b.
tidak
berbuat
kesalahan
dalam
melaksanakan
tidak
pernah
melanggar
larangan
sebagaimana
- 8-
(5)
Pemberian
dan
perpanjangan
lisensi
sebagaimana
(1)
Surveyor
Kadaster
atau
Asisten
Surveyor
Kadaster
(3)
pada
ayat
(2)
diberikan
setelah
Asisten
meninggal dunia;
b.
c.
atas
permintaan
pensiun.
sendiri
sebelum
memasuki
masa
- 9-
Pasal 9
(1)
(2)
Persyaratan
untuk
mengikuti
ujian
sebagaimana
b.
c.
d.
e.
aktif
untuk
diangkat
menjadi
Surveyor
g.
h.
i.
- 10-
Bagian Ketiga
Asal Pekerjaan, Ruang Lingkup dan Tanggung Jawab Pekerjaan
Pasal 10
(1)
penunjukan
dari
atau
perjanjian
kerja
dengan
(2)
(3)
(4)
Sebelum
melaksanakan
pekerjaan
sebagaimana
Koordinasi
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(4)
b.
informasi
tentang
tanah
yang
sudah
terdaftar
- 11-
Pasal 11
(1)
b.
pengorganisasian
dan
pelaksanaan
survei
dan
pemetaan; dan
c.
penyimpanan
dan
pengelolaan
dokumen
hasil
b.
pemeliharaan
pemisahan,
data
pendaftaran
penggabungan,
tanah
meliputi
pengembalian
atau
pengadaan
tanah
bagi
pembangunan
untuk
Dalam
melaksanakan
pekerjaannya,
KJSKB
wajib
b.
c.
(2)
- 12-
(3)
(1)
Asisten
Surveyor
Kadaster
dan
(1)
(2)
KJSKB
Perseorangan
menggunakan
nama
Surveyor
(4)
(5)
- 13-
Bagian Kelima
Wilayah Kerja
Pasal 15
(1)
KJSKB,
Surveyor
Kadaster
dan
Asisten
Surveyor
dengan
mempertimbangkan
pernyataan
(4)
dapat
menetapkan
wilayah
kerja
KJSKB,
(2)
(3)
Kadaster
mengajukan
secara
tertulis
- 14-
Pasal 17
(1)
(2)
(3)
Papan
nama
dan
kop
surat
paling
kurang
mencantumkan:
a.
b.
c.
alamat KJSKB.
Pasal 18
(1)
(2)
b.
- 15-
b.
c.
melaksanakan
dan
menyelesaikan
pekerjaan
sesuai
e.
berperan
serta
dalam
kegiatan
program
prioritas
pada
setiap
minggu
pertama
awal
bulan
b.
memperoleh
data
atau
informasi
dari
Kementerian
tentang:
1)
2)
3)
4)
maupun
sistem
Komputerisasi
Kegiatan
menjalankan
hak-haknya
sesuai
peraturan perundang-undangan.
dengan
ketentuan
- 16-
Bagian Ketiga
Larangan
Pasal 22
KJSKB, Surveyor Kadaster dan Asisten Surveyor Kadaster
dalam melaksanakan pekerjaannya, dilarang:
a.
b.
berkompetisi
secara
tidak
wajar
dan
bertentangan
d.
e.
f.
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan;
g.
2)
pegawai
negeri,
pegawai badan
negara,
pegawai
badan usaha
usaha
milik
milik daerah,
pegawai swasta;
3)
4)
5)
PPAT;
6)
penilai tanah;
7)
mediator; dan/atau
8)
dilarang
oleh
peraturan
perundang-undangan;
h.
mengatasnamakan
Kementerian,
KJSKB
atau
- 17-
Bagian Keempat
Etika Profesi
Pasal 23
KJSKB, Surveyor Kadaster dan Asisten Surveyor Kadaster
dalam menjalankan tugas dan kegiatannya terikat kepada
nilai-nilai etika profesi, sebagai berikut:
a.
b.
benar-benar
secara
dipercaya
profesional,
pengetahuan
dan
dapat
dilaksanakannya
senantiasa
meningkatkan
keterampilan,
tetap
mengikuti
d.
menjaga
penugasan
sebagai
amanat:
melayani
dan
(2)
- 18-
a.
b.
(3)
Kebenaran
dan
keabsahan
dokumen
sebagaimana
Pemimpin
atau
Pemimpin
Rekan
KJSKB
membuat
b.
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
Pasal 25
(1)
BPN
atau
Kepala
Kantor
Pertanahan
(3)
(1)
(2)
- 19-
(3)
b.
c.
d.
e.
(4)
Pejabat
yang
berwenang
melakukan
pemeriksaan
Dalam
hal
hasil
pemeriksaan
tidak
memenuhi
(1)
memberitahukan
secara
tertulis
kepada
- 20-
(3)
(1)
(2)
(1)
(2)
Pembiayaan
yang
bersumber
dari
pemerintah
Penerimaan
berlaku
Negara
bagi
Bukan
Kementerian
Pajak
(PNBP)
Agraria
dan
yang
Tata
c.
Anggaran
Pendapatan
Belanja
Daerah
(APBD)
- 21-
(3)
Pembiayaan
bersumber
pekerjaan
dari
survei
anggaran
dan
pemetaan
pemerintah
yang
sebagaimana
Pembiayaan
pekerjaan
survei
dan
pemetaan
yang
Responsibility
masyarakat
(CSR)
sesuai
atau
dengan
dana
ketentuan
swadaya
peraturan
perundang-undangan.
(5)
pada
ayat
(4)
didasarkan
kepada
tarif
administratif
sesuai
dengan
tingkat
pelanggarannya, berupa:
(2)
a.
teguran lisan;
b.
teguran tertulis;
c.
d.
pemberhentian tetap.
yang
disetorkan
ke
kas
negara
melalui
Pelanggaran yang bersifat atau terhadap ketentuanketentuan keperdataan dan/atau pidana, dikenakan
ketentuan
sesuai
perundang-undangan.
dengan
ketentuan
peraturan
- 22-
(4)
Pelanggaran
etika
profesi
dapat
dikenakan
sanksi
(2)
(3)
a.
Kantor Kementerian;
b.
c.
d.
(1)
KJSKB
yang
pindah
wilayah
kerja,
bubar
atau
menyimpan
dan
memeliharanya
dan
- 23-
Pasal 33
(1)
tanah
dapat
dilaksanakan
oleh
Badan
(3)
bagi
melaksanakan
Badan
survei
Hukum
dan
Perseroan
pemetaan
yang
sebagaimana
(2)
pada
ayat
(1)
melaksanakan
kegiatan
- 24-
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 36
Dalam waktu 1 (satu) tahun sejak diundangkannya Peraturan
Menteri
ini,
KJSKB
Perorangan
dan
KJSKB
Firma
didirikan
tanpa
beranggotakan
Asisten
Surveyor
Kadaster.
Pasal 37
(1)
(2)
b.
melalui
mekanisme
penunjukan
langsung
(1)
bagi
Surveyor
Kadaster
melaksanakan
Kadaster
secara
pekerjaan
dan/atau
Asisten
perorangan
yang
survei
dan
pemetaan
- 25-
(2)
(3)
(4)
telah
wajib
bergabung
dalam
menyerahkan
setempat atau
di
atau
Buku
mana
membentuk
Protokol
Surveyor
kepada
Kadaster
(6)
menggunakannya
apabila
diperlukan
dalam
Kepala
Badan
Pertanahan
Nasional
Republik
- 26-
Pasal 40
Peraturan
Menteri
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
diundangkan.
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan