Oleh:
Kelas C
Awaly Fajariyah Istiqomah
Etika
150810301011
a) Jika saya mampu menghargai sesuatu meskipun hal tersbut merupakan hal sepele,
saya yakin segala sesuatu yang meliputi aktivitas dan pekerjaan akan berjalan
sebagaimana mestinya.
b) Penghargaan terhadap waktu dan pekerjaan atas orang lain. Saya menyadari bahwa
setiap orang tidak bisa lepas dari bantuan dan kerjasama dari orang lain, membuat
saya mengerti bahwa setiap orang yang hadir dalam kehidupan kita, karena ada
sesuatu pesan yang akan disampaikan untuk kita.
c) Olah rasa mengajarkan saya untuk mensyukuri apa yang telah saya miliki.
Menjaganya dan memperjuangkannya. Hal ini ketika saya menuangkan seluruh ide
saya dalam olah rasa tubuh, bahwasanya kita diperkenankan menyakiti diri kita
sendiri dengan melakukan perubahan dan selalu melihat anugerah milik orang lain.
Setiap apa yang saya miliki harus dijaga dan disyukuri dengan cara
mengoptimalkan potensi yang dimiliki.
d) Olah rasa mengajarkan saya untuk berusaha dan memahami posisi orang lain,
meskipun hal tersebut tidaklah mudah. Toleransi dalam teorinya sangat mudah
untuk diucapkan, namun ketika sudah dihadapkan atas apa yang kita butuhkan dan
kepentingan, tidak semudah dalam praktiknya. Dari sini lah saya belajar bahwa olah
rasa kasih sayang terhadap teman itu sangat penting. Kita boleh bersaing, namun
tetap dengan menggunakan cara-cara yang baik.
e) Olah rasa memang bukan sesuatu yang signifikan pengaruhnya namun jika
diresapi dalam-dalam pengaruhnya sangat luar biasa. Mencoba untuk melakukan
yang terbaik atas apa yang saya miliki dan untuk orang-orang yang mendukung penuh atas apa
yang saya lakukan
Pembelajaran ini harus ditingkatkan kualitasnya
Saya sebagai mahasiswa akuntansi yang sudah lama tidak mempelajari masalah
mengenai etika dan keperilakuan. Dari lubuk hati yang paling dalam, dimana saya
berada pada jurusan saya menghantarkan segala sesuatunya dikalkulasikan dengan
menggunakan uang dan untung/rugi. Hampir mayoritas pembelajaran saya mengenai
uang dan pengalokasian anggaran baik sektor publik maupun swasta. Mengharuskan
saya untuk bergelut dengan buku-buku James. A Hall, Keyso yang merupakan adopsian
dari luar, menjadikan mindset saya bahwa hasil adalah tujuan utama, bukan
menitikberatkan pada proses. Padahal yang lebih baik itu, adalah saya bisa menjalani
prosesnya dengan baik dengan menggunakan etika yang ada. Etika, bagi saya adalah kunci
keberhasilan hidup seseorang. Alasan saya mengatakan hal tersebut, antara lain:
a) Dengan etika yang baik, seseorang yang memimpikan sukses di kehidupannya bukan
menjadi sesuatu yang sulit. Dengan etika, orang bisa menjadi besar, dengan etika
pula seseorang bisa meraih apa yang dinginkannya. Antara cinta dan cita. Kata
Ibu saya, bahwa etika itu sangat penting. Secantik dan sepandai apapun, jika
etika kita jelek maka hancurlah semua yang kita bangun dari awal. Dan saya
sudah membuktikannya pada hal kecil, dan memang hal tersebut benar-benar
adanya.
b) Menurut saya, pengembangan teori etika sangat diperlukan. Namun, tidak hanya
mempelajari mengenai etika masalah bisnis, sedangkan pembelajaran etika
mengenai komunikasi dengan klien, berhadapan dengan orang baru, juga perlu
untuk diajarkan, meskipun dari kecil saya sudah diajarkan akan hal-hal tersebut.
c) Sungguh sangat disayangkan jika, mata kuliah yang mengajarkan bagaimana
seoarang bersikap dan menyesuaikan harus dikurangi bahkan dihapuskan.
Mengingat mata kuliah ini hanya satu sepanjang perjalanan perkuliahan,
demikian juga dengan mata kuliah pendidikan agama. Ada beberapa hal yang
perlu saya tambahkan dalam pembelajaran etika ini:
1. Materi yang diberikan akan lebih baik jika, ada muatan kode etik dalam
kehidupan sehari-hari misalnya, bagaimana seseorang harus bersikap,
menghadapi orang dan berkomunikasi yang baik. Sehingga materi yang diajarkan tidak
hanya materi bisnis. Menurut saya, itulah yang paling penting dan menjadi dasar
ketika seseorang akan memasuki dunia perbinisan.
2. Disela-sela perkuliahan, akan lebih baik jika ada sesi keluh kesah selama masa
perkuliahan karena hanya di mata kuliah etika lah tempat yang paling tepat
untuk menyalurkan segala macam persoalan dan beban terpendam bagi
mahasiswa. Bisa jadi, untuk kedepannya bisa dijadikan saran bagi dosen untuk
menerapkan kurikulum yang tidak hanya teori dan praktik.
3. Materi tentang teori psikologis. Bagi mahasiswa jurusan psikologis hal tersebut
memang sudah biasa untuk mempelajari akan hal-hal tersebut, namun bagi
mahasiswa akuntansi tentu sangat perlu, karena di kedepannya nanti kita akan
dihadapkan pada persaingan dan tuntutan global yang lebih besar dan ketat. dari
situlah mulai memahami bahwa pentingnya etika dan religiusitas di era
modernisasi.
4. Serta bisa menjadi pertimbangan lagi dosen mendengarkan permintaan
mahasiswa jika ada sesuatu yang diperlukan bisa menjadi pertimbangan. Salah
satu contohnya, penambahan atau penggantian materi yang sangat dibutuhkan oleh
mahasiswa akuntansi di dunia profesi dan dunia umum. Pengaruh dari
menempuh etika bisnis setelah satu semester dan harapan terkait dengan
pengembangan mata kuliah etika bisnis dan profesi.
Sebagai mahasiswa yang haus akan materi keperilakuan dan moralitas, saya merasa
bahwa mata kuliah ini benar-benar memang sangat dibutuhkan dalam hal perbaikan
etika. Mata kuliah ini untuk memperbaiki etika saya yang selama ini masih perlu
perbaikan menurut pandangan saya. Saya masih terlalu egois dan mengedepankan kepentingan
saya, belum bisa menjadi manusia yang bermanfaat untuk masyarakat dan manusia yang lain.
Ternyata apa yang tidak saya butuhkan, selamanya belum tentu itu tidak bermanfaat.
Bahkan saya masih mempertanyakan kualitas kepribadian saya sendiri dalam
pengolahan emosional dan psikologis. Tentu dengan menempuh etika bisnis ini,
kedepannya diharapkan dapat menjadi mahasiswa dan generasi muda Indonesia yang
berkualitas dan berbudi pekerti luhur. Selain itu, jangan sampai mata kuliah ini
dihapuskan dari kurikulum, akan sangat mengerikan jika tidak ada pondasi pada mata
kuliah yang lainnya..
ETIKA MERUPAKAN HAL YANG PENTING DI DALAM KEHIDUPAN