Anda di halaman 1dari 5

Menurut WHO setiap tahun di Amerika Serikat hampir 1.500.

000
kasus cedera kepala. Dari jumlah tersebut 80.000 di antaranya mengalami
kecacatan dan 50.000 orang meninggal dunia. Saat ini di Amerika terdapat
sekitar 5.300.000 orang dengan kecacatan akibat cedera kepala (Moore &
Argur, 2007). Di Indonesia, cedera kepala berdasarkan hasil Riskesdas
2013 menunjukkan insiden cedera kepala dengan CFR sebanyak 100.000
jiwa meninggal dunia (Depkes RI, 2013). Di Jawa Tengah terdapat kasus
cedera kepala yang sebagian besar disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas
dengan jumlah kasus 23.628 dan 604 kasus diantaranya meninggal dunia
(Profil kesehatan kab/kota, 2010). Berdasarkan data rekam medis dari
RSUD Sukoharjo untuk bulan Januari - Maret 2015 terdapat 11 pasien
yang mengalami cedera kepala sedang maupun berat yang terdiri dari 82 laki-laki dan 3
perempuan, dari data tersebut 3 dari 11 pasien.

a. pengertian trauma kapitis


Trauma kapitis merupakan cedera kepala yang dapat mengakibatkan kerusakan kulit kepala
serta tulang tengkorak baik secara langsung ataupun tidak langsung yang dapat menyebabkan
gangguan fungsi neurologi seperti gangguan fisik, gangguan kognitif, serta fungsi
psikososisal.

Ada beberapa pemberian posisi pada pasien. Pertama, Supinasi ( Terlentang) yaitu
Posisi telentang dengan pasien menyandarkan punggungnya agar dasar tubuh sama dengan
kesejajaran berdiri yang baik. Tujuan Meningkatkan kenyamanan pasien dan memfasilitasi
penyembuhan terutama pada pasien pembedahan atau dalam proses anestesi tertentu.
Kedua,Pronasi ( Tengkurap) Pasien tidur dalam posisi telungkup Berbaring dengan wajah
menghadap ke bantal.dengan tujuan Memberikan ekstensi maksimal pada sendi lutut dan
pinggang danMencegah fleksi dan kontraktur pada pinggang dan lutut. Ketiga, Posisi sim
adalah posisi miring ke kanan atau ke kiri, posisi ini dilakukan untuk memberi kenyamanan
dan memberikan obat melalui anus (supositoria). Berat badan terletak pada tulang illium,
humerus dan klavikula. Tujuannya adalah Mengurangi penekanan pada tulang secrum dan
trochanter mayor otot pinggang, Meningkatkan drainage dari mulut pasien dan mencegah
aspirasi,

Memasukkan

obat

supositoria,

Mencegah

decubitus.

Ke empat, Posisi fowler adalah posisi duduk, dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi
atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi
fungsi pernapasan pasien yang bertujuan Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi,
Meningkatkan

rasa

nyaman,

Meningkatkan

dorongan

pada

diafragma

sehingga

meningkatnya ekspansi dada dan ventilasi paru, Mengurangi kemungkinan tekanan pada
tubuh akibat posisi yang menetap. Kelima, Semi fowler adalah sikap dalam posisi setengah
duduk15-30derajat.
Tujuannya adalah Mobilisasi, Memerikan perasaan lega pada klien sesak nafas,
Memudahkan perawatan misalnya memberikan makan, Pada pasien yang mengalami
gangguan pernapasan, Pada pasien yang mengalami imobilisasi. Keenam, Posisi
Trendelenburg adalah Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala
lebih rendah daripada bagian kaki. Tujuannya yaitu Posisi ini dilakukan untuk melancarkan
peredaran darah ke otak, Pasien dengan pembedahan pada daerah perut. Ke tujuh, Posisi
Anti Trendelenburg adalah Pada posisi ini pasien berbaring ditempat tidur dengan bagian
kepala lebih tinggi dari pada kaki. Posisi ini biasa dilakukan pada Pasien dengan luka bocor

di daerah kepala, Pasien shock, Pasien Hipertensi Tujuannya adalah Posisi ini dilakukan
untuk melancarkan sirkulasi darah ke kaki serta memperlancar vaskulasi darah, Mencegah
terjadinya pendarahan berlebih didaerah kepala

(belum ada perbandingan antara trendelemburg dan anti Trendelenburg)


Posisi anti trendelemburg atau lebis dikenal dengan head up merupakan posisi dimana
kepala pasien lebih tinggi dari pada kaki (15-30) posisi ini biasa di berikan pada pada
pasien dengan luka bocor di daerah kepala, pasien shock, pasien hipertensi dengan tujuan
untuk melancarkan sirkulasi darah ke kaki serta memperlancar vaskulasi darah,serta dapat
mencegah terjadinya pendarahan berlebih di daerah kepala.
Posisi anti Trendelenburg itu dapat diterapkan pada penderita trauma kapitis.
Alasannya pada kebanyakan kasus trauma kapitis yaitu kecelakaan lalu lintas dimana pasien
mengalami pendarahan dibagian otak. Maka posisi ini dapat diberikan guna untuk
menghentikan pendarahan berlebih pada bagian kepala.

Tekanan Intrakranial (TIK) adalah suatu fungsi nonlinear dari fungsi otak, cairan
serebrosspinal (CSS) dan volume darah otak. Peningkatan tekanan intrakranial (PTIK)
adalah suatu peningkatan tekanan yang terjadi dalam rongga tengkorak.Ruang intrakranial
ditempati oleh jaringan otak, darah dan cairan serebrospinal. Setiap bagian menempati suatu
volume tertentu yang menghasilkan suatu tekanan intrakranial normal berkisar antara 5 dan
15 mmHg (millimeter air raksa).Peningkatan tekanan intra kranial adalah komplikasi serius
yang mengakibatkan gagal pernapasan dan gagal jantung serta kematian.

Cairan Serebrospinal
Cairan serebrospinal (CSS) adalah cairan jernih yang mengelilingi otak dan
korda spinalis. CSS melindungi otak terhadap getaran fisik. Antara CSS dan
jaringan saraf terjadi pertukaran zat-zat gizi dan produk sisa. Walaupun CSS
dibentuk dari plasma yang mengalir melalui otak, konsentrasi elektrolit dan
glukosanya berbeda dari plasma.

TEKANAN INTRA KRANIAL


Tekanan intracranial Merupakan jumlah keseluruhan jaringan otak, velume darah, dan
CCS didalam tengkorak pada suatu waktu. Peningkatan Tekanan Intrakranial merupakan
penyebab penting terjadinya cedera pada kepala, dimana derajat dan lamanya peningkatan
tekanan berkaitan dengan bertambahnya jumlah keseluruhan jaringan otak, velume darah ke
otak.
Peningkatan tekanan intra kranial pada cedera kepala dapat berkaitan dengan
peninggkatan massa intracranial,pembengkakan pembuluh darah, dan edema otak, gejala
yang dapat ditimbulkan dari peningkatan tekanan intra kranial, sakit kepala, muntah, kejang.
penderita cedera kepala ( trauma kapitis) sebagian besar diwilayah indonesia
disebabkan oleh kecelakaan lalulintas dimana setiap data yang didapat terjadi pendarahan
dibagian kepala, pendarahan tersebut dapat memicu terjadinya peningkatan tekanan intra
kranial.Oosterwold, J. T. 2016

APAKAH POSISI ANTI TRENDELENBURG DAPAT mempengaruhi tekanan intra


kranial

Diberikannya posisi anti Trendelenburg pada pasien trauma kapitis yaitu dalam upaya
mencegah terjadinya pendarahan berlebihan pada otak, mempunyai dampak yang efisein
dalam mencegah terjadinya peningkatan volume darah di otak,maka hal tersebut dapat
memicu tidak terjadinya tidak terjadinya pendarahan berlebih pada penderita trauma kapitis.

Selain itu ada tindakan keperawatan yang juga berperan penting dalam
penatalaksanaan cedera kepala yaitu head up atau head elevation pada pasien cedera kepala.
Posisi head up atau head elevation pada pasien cedera kepala diharapkan supaya drainase
vena ke otak tetap lancar. Hal itu dilakukan jika tidak ada kontraindikasi bagi pasien untuk
dilakukan head up. Beberapa tahun ini head up menjadi bahan yang sering diperdebatkan
terkait besarnya sudut yang baik untuk dilakukannya posisi head up. Banyak pendapat yang
mengatakan bahwa posisi 15-30 dapat menurunkan tekanan intracranial. Penatalaksanaan yang
dapat diberikan pada pasien truma kapitis dengan mengatur posisi head up 30o dalam upaya

mencegah terjadinya pendarahan yang berlebihan yang dapat memicu peningkatan tekanan intra
kranial.
Metode head up dalam penelitian terkait menentukan bagaimana ketinggian
kepala pada tempat tidur 15-30 derajat dapat mmpengaruhi dinamika
serebrovaskular pada pasein trauma kapitis sehingga elevasi kepala pada tempat tidur
tidak menyebabkan perubahan berbahaya dalam aliran darah di otak yang
berhubungan dengan peningkatan intra kranial.Bila terjadi gangguan yang
menyebabkan terjadinya ketimpangan antara volume rongga kepala dengan muatan
yang ada di dalam rongga kepala, maka akan menyebabkan kenaikan TIK

paragraf simpulan
berdasarkan hasil penelitian terkait dan hasil observasi penatalaksanaan
pemberian posisi anti trendelemburg atau lebih dikenal dengan head up yang dapat
memicu terjadinya peningkatan tekanan intra kranial pada penderita trauma kapitis
yang mengalami pendarahan pada kepala.

Anda mungkin juga menyukai