Kelompok 8
1.
2.
3.
4.
Moh. Amdani
Rina Noviana
Robiatul Adawiyyah
Suci Anadila Nurkaromah
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah SWT, atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya penyusun mampu menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas mata kuliah Model Pembelajaran. Shalawat
beserta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Ketika
menyusun
makalah
ini
penyusun
mengalami
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................
B. Rumusan Masalah....................................................
2..............................................................................
C. Tujuan Penulisan......................................................
2..............................................................................
BAB II PEMBAHASAN
Pembelajaran
Student
Teams-Achievement
Divisions..................................................................
10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................
16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan
guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada
peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses
pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya
bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan
siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat
meraih hasil belajar dan prestasi yang optimal.
Mengembangkan model pembelajaran yang efektif maka setiap guru
harus memiliki pengetahuan yang memadai berkenaan dengan konsep dan
cara-cara pengimplementasian model model pembelajaran tersebut dalam
proses pembelajaran. Model pembelajaran yang efektif memiliki keterkaitan
dengan tingkat pemahaman guru terhadap perkembangan dan kondisi siswa
di kelas. Demikian juga pentingnya pemahaman guru terhadap sarana dan
fasilitas sekolah yang tersedia, kondisi kelas dan beberapa faktor lain yang
terkait dengan pembelajaran. Tanpa pemahaman terhadap berbagai kondisi
ini, model yang dikembangkan guru cenderung tidak dapat meningkatkan
peran serta siswa secara optimal dalam pembelajaran, dan pada akhirnya
tidak dapat memberi sumbangan yang besar terhadap pencapaian hasil
belajar siswa.
Mempertimbangkan pentingnya hal di atas maka kami sebagai calon
pendidik akan membahas beberapa model model pembelajaran secara
mendalam. Model model pembelajaran yang akan di bahas dalam makalah
ini
adalah
model
pembelajaran
pembelajaran
snowball
role
throwing,
playing,
model
model
pembelajaran
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan
masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran role
playing?
2. Apa yang
dimaksud
dengan
model
pembelajaran
snowball throwing?
3. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran student
facilitator and explaining?
4. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran student
teams-achievement divisions?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan
rumusan
masalah
di
atas,
tujuan
model
pembelajaran
achievement divisions.
student
teams-
BAB II
PEMBAHASAN
pola
yang
digunakan
sebagai
pedoman
dalam
dapat
kita
gunakan
untuk
mendesain
pola-pola
material
atau
perangkat
pembelajaran
termasuk di dalamnya buku-buku, media (film-film), tipetipe, program-program media komputer, dan kurikulum
(sebagai kursus untuk belajar.
Hal ini sejalan dengan pendapat Joyce (1992) yang
menayatakan bahwa setiap model mengarahkan kita dalam
merancang pembelajaran untuk membantu peserta didik
mencapai tujuan pembelajaran. Sejalan dengan Joyce, Joyce
dan
Weil
(1992)
menyatakan
model
pembelajaran
ide,
keterampilan,
cara
berpikir
dan
mengajarkan
bagaimanan
mereka
belajar.
Model
langakah-langkahnya,
lingkungannya
dan
sistem pengelolaannya.
Berdasarkan uraian pengertian model pembelajaran
di atas, dapat disimpulkan bahawa model pembelajaran
adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur
sistematik
(teratur)
(pengalaman)
dalam
belajar
pengorganisaasian
untuk
(kompetensi
belajaran).
pembelajaran
adalah
mencapai
Dengan
rancangan
kegiatan
tujuan
belajar
lain
model
kata
kegiatan
belajar
agar
kemampuan
individu
untuk
berhubungan
pertimbangan
didaktik
lebih
baik
dan
memberi
kemungkinan
bagi
pemahaman
dimana
murid
tanpa
sadar
menggunakan
2. Langkah-Langkah
Model
Pembelajaran
Role
Playing
Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam model
pembelajaran role playing adalah sebagai berikut:
a. Guru membuat skenario pembelajaran yang akan
ditampilkan.
b. Guru menunjuk beberapa murid untuk mempelajari
skenario.
a.
relatif panjang/banyak.
b.
dari pihak guru maupun murid. Dan ini tidak semua guru
memilikinya.
c.Kebanyakan
siswa
yang
ditunjuk
sebagai
pemeran
d.
Apabila
pemeran
pelaksanaan
mengalami
role
playing
kegagalan,
dan
bukan
bermain
saja
dapat
e.
metode ini.
Role playing menurut Djamarah dan Zain (2002:67)
mempunyai beberapa kelebihan sebagai berikut:
a.
untuk
materi
yang
harus
diperankannya.
b.
d.
e.
f. Bahasa
pembelajaran
kooperatif.
Metode
pembelajaran
Snowball
Throwing
dapat
diartikan sebagai
Pembelajaran
dengan
Model
pembelajaran
Snowball
Throwing
kembali
ke
yang
berisi
pertanyaan
tersebut
f. Siswa
yang
mendapat
lemparan
bola
diberikan
Model
pembelajaran
dengan
model
Snowball
oleh
guru
serta
mengerahkan
penglihatan,
diajukan
oleh
meningkatkan
kemampuannya.
Selain terdapat kelebihan tentu saja metode Snowball
Throwing juga mempunyai kekurangan. Kelemahan dari
model pembelajaran ini adalah:
9
a. Sangat
bergantung
dalam
biasanya
hanya
seputar
materi
yang
sudah
siswa
saat
berkelompok kurang
termotivasi
Pembelajaran
Student
Facilitator
Explaining
1. Pengertian Student Facilitator and Explaining
10
and
Model Pembelajaran
Explaining merupakan
Student
model
Facilitator
pembelajaran
and
dimana
Pembelajaran
dengan
Model
pembelajaran
dengan
model
Student
11
Pembelajaran
Student
Teams-Achievement
Divisions
1.
siswa
untuk
bekerja
kooperatif
dengan
kelas.
Ini
merupakan
pengajaran
langsung
audiovisual.
Bedanya
presentasi
kelas
ditekankan
adalah
membuat
anggota
tim
yang
terbaik
untuk
membantu
tiap
anggotanya.
3) Kuis
Setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru
memberikan presentasi dan sekitar satu atau dua
periode praktik tim, para siswa akan mengerjakan kuis
individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling
membantu dalam mengerjakan kuis. Sehingga, tiap
siswa
bertanggung
jawab
secara
individual
untuk
memahami materinya.
4) Skor Kemajuan Individual
Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah
untuk memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja
yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih
13
14
besar
kelompok
atau
tersebut
sama
dengan
25,
maka
super.
Inti kegiatan dalam STAD adalah Inti kegiatan
dalam STAD adalah sebagai berikut:
a) Mengajar : guru mempresentasikan materi pelajaran.
b) Belajar
dan
Tim:
peserta
didik
belajar
melalui
didik
pemberian
yang
penghargaan
berprestasi
dan
kepada
tim
atau
15
16
siswa
secara
heterogen
membuat
yang
terdapat
pada
langkah
pembelajaran
tersebut
juga
meningkatkan
tanggung
jawab
dapat
atau
(peerteaching)
saling
membelajarkan
pembelajaran
yang
lebih
oleh
sesama
rekan
efektif
siswa
sebaya
daripada
dan
tertutup),
kurang
bergaul
dalam
seperti
ini
masyarakat
kita,
keroyokan,
saling
kiranya
mulai
sedikit-sedikit
sikut
dan
terlihat
pada
demonstrasi,
main
mudah
terprovokasi
memberi
pembelajaran,
manfaat
tidak
yang
terkecuali
baik
model
atau
positif
STAD
ini.
pada
Namun,
tidak
menutup
kemungkinan
terbukanya
sebuah
18
BAB III
KESIMPULAN
lain
model
pembelajaran
adalah
rancangan
Model
ini
digunakan
apabila
pelajaran
yang
didalam
19
terdapat
unsur-unsur
Student
model
Facilitator
pembelajaran
and
dimana
5. STAD
merupakan
salah
satu
metode
pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Agnisita. 2013. Metode Pembelajaran Snowball Throwing.
Tersedia [Online] http://aginista.blogspot.co.id. (Diakses 23
November 2016)
Ahmadi , I.K, dkk. 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu
Pengaruhnya Terhadap Konsep, Mekanisme, dan Proses
Pembelajaran Sekolah Swasta dan Negeri. Jakarta: PT.
Prestasi Pustakaraya.
Dzaki, Faiq. M. 2009. Model Pengajaran Langsung (Direct
Instruction).
Tersedia
pada
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com. (Diakses 27
November 2016).
Isjoni. 2010. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran
Kelompok. Bandung: Alfabeta.
Joyce dan Weil. 1992. Model Pembelajaran. USA: Allyn dan Bacon
Lancarwati, Vivi Ria. 2012. Peningkatan Motivasi Belajar IPS
Siswa Kelas VIII dengan Menggunakan Metode Snowball
Throwing di SMP N 4 Satuatap Bawang Banjarnegara.
Yogykarta: UNY.
20
21