Anda di halaman 1dari 6

LO 1

SISTEM RUJUKAN BERJENJANG


B. Ketentuan Umum
1. Pelayanan kesehatan perorangan terdiri dari 3 (tiga) tingkatan yaitu:
a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama;
b. Pelayanan kesehatan tingkat kedua; dan
c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga.
2. Pelayanan kesehatan tingkat pertama merupakan pelayanan kesehatan
dasar yang diberikan oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama.
3. Pelayanan kesehatan tingkat kedua merupakan pelayanan kesehatan
spesialistik yang dilakukan oleh dokter spesialis atau dokter gigi spesialis
yang menggunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik.
4. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga merupakan pelayanan kesehatan
sub spesialistik yang dilakukan oleh dokter sub spesialis atau dokter gigi
sub spesialis yang menggunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan
sub spesialistik.
5. Dalam menjalankan pelayanan kesehatan,
fasilitas kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjutan wajib melakukan
sistem rujukan dengan mengacu pada peraturan perundangundangan
yang berlaku
6. Peserta yang ingin mendapatkan pelayanan yang tidak sesuai dengan
sistem rujukan dapat dimasukkan dalam kategori pelayanan yang tidak
sesuai dengan prosedur sehingga tidak dapat dibayarkan oleh BPJS
Kesehatan.
7. Fasilitas Kesehatan yang tidak menerapkan sistem rujukan maka BPJS
Kesehatan akan melakukan recredentialing terhadap kinerja fasilitas
kesehatan tersebut dan dapat berdampak pada kelanjutan kerjasama
8. Pelayanan rujukan dapat dilakukan secara horizontal maupun vertikal.
9. Rujukan horizontal adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan
kesehatan dalam satu tingkatan apabila perujuk tidak dapat memberikan
pelayanan

kesehatan

sesuai

dengan

kebutuhan

pasien

karena

keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan yang sifatnya


sementara atau menetap

10. Rujukan vertikal adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan


kesehatan

yang

berbeda

tingkatan,

dapat

dilakukan

dari

tingkat

pelayanan yang lebih rendah ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi atau
sebaliknya.
11. Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih rendah ke
tingkatan pelayanan yang lebih tinggi dilakukan apabila:
a.

pasien

membutuhkan

pelayanan

kesehatan

spesialistik

atau

subspesialistik;
b. perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/ atau
ketenagaan.
12. Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih tinggi ke
tingkatan pelayanan yang lebih rendah dilakukan apabila :
a. permasalahan kesehatan pasien dapat ditangani oleh tingkatan
pelayanan kesehatan yang lebih rendah sesuai dengan kompetensi dan
kewenangannya;
b. kompetensi dan kewenangan pelayanan
tingkat pertama atau kedua lebih baik dalam menangani pasien tersebut;
c. pasien membutuhkan pelayanan lanjutan yang dapat ditangani oleh
tingkatan pelayanan kesehatan yang lebih rendah dan untuk alasan
kemudahan, efisiensi dan pelayanan jangka panjang; dan/atau
d. perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan pasien karena keterbatasan sarana, prasarana, peralatan
dan/atau ketenagaan.
panduan praktis Sistem Rujukan Berjenjang
LO 2
B. MERUJUK DAN MENERIMA RUJUKAN SPESIMEN DAN PENUNJANG
DIAGNOSTIK LAINNYA
Pemeriksaan Spesimen dan Penunjang Diagnostik lainnya dapat dirujuk
apabila

pemeriksaannya

pemeriksaan laboratorium

memerlukan
dan

penunjang

peralatan
diagnostik

medik/tehnik
yang

lebih

lengkap. Spesimen dapat dikirim dan diperiksa tanpa disertai pasien yan

bersangkutan. Rumah sakit atau unit kesehatan yang menerima rujukan


spesimen

tersebut

harus

mengirimkan

laporan

hasil

pemeriksaan

spesimen yang telah diperiksanya.


1. Prosedur standar pengiriman rujukan spesimen dan Penunjang
Diagnostik lainnya
a. Prosedur Klinis:
1. Menyiapkan pasien/spesimen untuk pemeriksaan lanjutan.
2. Untuk spesimen, perlu dikemas sesuai dengan kondisi bahan yang akan
dikirim dengan memperhatikan aspek sterilitas, kontaminasi penularan
penyakit, keselamatan pasien dan orang lain serta kelayakan untuk jenis
pemeriksaan yang diinginkan.
3. Memastikan bahwa pasien/spesimen yang dikirim tersebut sudah
sesuai dengan kondisi yang diinginkan dan identitas yang jelas.
b. Prosedur Administratif:
1. Mengisi format dan surat rujukan spesimen/penunjang diagnostik
lainnya (lihat format R/3 terlampir) secara cermat dan jelas termasuk
nomor surat dan status Gakin / Non-Gakin /ASKES

JAMSOSTEK,

informasi jenis spesimen/penunjang diagnostik lainnya pemeriksaan yang


diinginkan, identitas pasien dan diagnosa sementara sertaidentitas
pengirim.
2. Mencacat informasi yang diperlukan di buku register yang telah
ditentukan masing-masing intansinya.
3. Mengirim surat rujukan spesimen/penunjang diagnostik lainya ke
alamat tujuan dan lembar kedua disimpan sebagai arsip.
4. Mencari informasi perkiraan balasan hasil rujukan spesimen/penunjang
diagnostik lainnya tersebut.
1. Prosedur standar menerima rujukan spesimen dan penunjang
diagnostik lainnya
a. Prosedur Klinis
1.Menerima dan memeriksa spesimen/penunjang diagnostik lainnya
sesuai

dengan

kondisi

pasien/bahan

yang

diterima

dengan

memperhatikan aspek : sterilisasi, kontaminasi penularan penyakit,


keselamatan pasien, orang lain dan kelayakan untuk pemeriksaan.

2. Memastikan bahwa spesimen yang diterima tersebut

layak untuk

diperiksa sesuai dengan permintaan yang diinginkan.


3. Mengerjakan pemeriksaan laboratoris atau patologis dan penunjang
diagnostik lainnya dengan mutu standar dan sesuai dengan jenis dan cara
pemeriksaan yang diminta oleh pengirim.
b. Prosedur Administratif
1. Meneliti isi surat rujukan spesimen dan penunjang diagnostik lainnya
yang diterima secara cermat dan jelas termasuk nomor surat dan status
Gakin / Non-Gakin / ASKES / JAMSOSTEK, informasi pemeriksaan yang
diinginkan, identitas pasien dan diagnosa sementara sertaidentitas
pengirim.
2. Mencacat informasi yang diperlukan di buk register/arsip yang telah
ditentukan masing-masing instansinya.
3. Memastikan kerahasiaan pasien terjamin.
4. Mengirimkan hasil pemeriksaan tersebut secara tertulis dengan format
standar masing-masing sarana kepada pimpinan institusi pengirim.
PETUNJUK

TEKNIS

SISTEM

RUJUKAN

PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PELAYANAN

KESEHATAN

Anda mungkin juga menyukai