Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seseorang individu yang melihat
keterbatasan atau tidak ada alternative atau pilihan pribadi yang tersedia dan tidak
dapat memobilisasi energi yang dimilikinya (NANDA, 2005).
Keputusasaan adalah lenyapnya pengharapan akan terjadinya sesuatu yang kita
dambakan. Penderitaan yang tak kunjung berakhir dan harapan yang tidak terwujud bisa
juga mengakibatkan munculnya keputusasaan.
B. TANDA DAN GEJALA
Ungkapan klien tentang situasi kehidupan tanpa harapan dan terasa hampa
(saya tidak dapat melakukan sesuatu)

Sering mengeluh dan tampak murung


Nampak kurang bicara atau tidak mau berbicara sama sekali
Menunjukkan kesedihan, efek datar atau tumpul
Menarik diri dari lingkungan
Kontak mata kurang
Mengangkat bahu tanda masa bodoh
Nampak selalu murung atau blue mood
Menunjukkan gejala fisik kecemasan (takikardia, takippneu)
Menurun atau tidak adanya selera makan
Peningkatan waktu tidur
Penurunan keterlibatan dalam perawatan
Bersikap pasif dalam menerima perawatan
Penurunan keterlibatan atau perhatian pada orang lain yang bermakna

C. ETIOLOGI
Penyebab utama keputusasaan dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Aspek Biologi dan Aspek Fisiologi
Pada aspek biologi dan fisiologi, keputusasaabn dapat terkait dengan sakkit fisik.
Penyakit yang menyebabkan kemurungan adalah dementia, tumor otak, penyakit
cerebrovaskular, hypothyroidism, dan penyakit kardiovaskular.
2. Aspek psikososial

Aspek psikososial menjelaskan beberapa kondisi yang dapat menjadi factor


penyebab keputusasaan seperti kehilangan, peristiwa hidup yang negative, berlaku
internalisasi ( perasaan tidak suka terhadap seseorang atau keadaan yang dialihkan
pada diri sendiri ), serta sistem keyakinan yang mempersepsikan bahwa kejadiankejadian selalu berada di luar kendali diri.
D. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1.

Keluhan utama
Keluhan biasanya berupa menyendiri ( menghindar dari orang lain) komunikasi
kuarng atau tidak ada, berdiam diri dikamar , menolak interaksi dengan orang lain,
tidak melakukan kegiatan sehari-hari, dependen.

2.

Predisposisi
Penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistik, kegagalan atau frusta
yang berulang, tekanan dari kelompok sebaya; perubahan struktur social, terjadi
trauma yang tiba-tiba misalnya harus dioperasi, kecelakaan dicerai suami, putus
sekolah, PHK, perasaaan malu karena sesuatu yang terjadi(korban perkosaan, dituduh
KKN, dipenjara tiba-tiba), perlakuan orang lain yang tidak menghargai klien atau

perasaan negative terhadap diri sendiri yang berlangsung lama.


3. Psikososial (konsep diri)
a. Citra tubuh
Menolak, melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah atau tidak
menerima perubahan tubuh yang terjadi atau yang akan terjadi. Menolak
penjelasan perubahan tubuh persepsi negative tentang tubuh.Preokupasi dengan
bagian tubuh yang hilang, mengungkapkan keputusasaan, mengungkapkan
ketakutan.
b. Identitas diri
Ketidakpastian memandang diri, sukar menetapkan keinginan dan tidak mampu
mengambil keputusan.
c. Peran diri
Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit, proses menua,
putus sekolah, PHK.
d. Ideal diri
Ungkapkan keputusasaan karena penyakitnya, mengungkapkan keinginan yang
terlalu tinggi.
e. Harga diri

Perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri sendiri,
gangguan hubungan social, merendahkan martabat, mencederai diri, dan kurang
percaya diri.
4. Mekanisme koping
Klien apabial mendapat masalah takut atau tidak mau menceritakannya pada
orang lain(lebih sering menggunakan koping menarik diri)
5. Aspek medic
Terapi yang diterima klien biasa berupa terapi farmakologi, ECT,
psikomotor, terapi okupasional, TAK, dan rehabilitasi.
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Keputusasaan
2. Isolasi sosal: menarik diri
3. Ganguan konsep diri: harga diri rendah
4. Resiko perubahan sensori persepsi
5. Koping individu yang efektif sampai dengan ketergantungan pada orang lain
6. Gangguan komunikasi verbal, kurang komunikasi verbal
7. Intoleransi aktivitas
8. Kekerasan; resiko tinggi
F. RENCANA KEPERAWATAN
1. Bina hubungan saling percaya
2. Berikan perhatian dan penghargaan
3. Dengarkan klien dengan empatik
4. Bicara dengan klien penyebab tidak mau bergaul dengan orang lain
5. Diskusikan akibat yang dirasakan dari menarik diri
6. Diskusikan keuntungan bergaul dengan orang lain
7. Bantu klien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki klien untuk bergaul
8. Lakukan interaksi sering dan singkat dengan klien(jika mungkin, perawat yang
sama)
9. Motivasi atau temani klien untuk berinteraksi atau berkenalan dengan klien atau
perawat lain, beri contoh cara berkenalan
10. Tingkatkan interaksi klien secara bertahap(satu klien, dua klien, satu perawat,
dua perawat dst)
11. Libatkan klien dalam terapi aktivitas kelompok, sosialisasi
12. Bantu klien melakukan aktivitas hidup sehari-hari dengan interaksi
13. Fasilitas hubungan klien dengan keluarga secara terapeutik
14. Diskusikan dengan klien setiap selesai interaksi atau kegiatan.
15. Beri pujuan atas keberhasilan klien.

Anda mungkin juga menyukai