Anda di halaman 1dari 6

PERAN PERAWAT KESEHATAN JIWA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Keperawatan Jiwa


yang diampu oleh Suyamto A.Kep,MPH

Disusun kelompok 4 :
1. Dian Woro Palupi
2. Dina Yunisinta Ernawati
3. Dinda Paradita
4. Edi Witoko
5. Maivi Wantiska
6. Nursyifa Kusuma Rahayu
7. Silvia Rahayu Setyaningsih
8. Sinta Dewi Rahma D P
9. Sirli Hanifah
10. Viky Khisnia

(
(
(
(
(
(
(
(
(
(

)
)
)
)
)
)
)
)
)
)

Kelas: 2D

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO YOGYAKARTA


2016
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Perawat Jiwa
Konsep perawat jiwa meliputi definisi perawat kesehatan jiwa,
peran perawat jiwa, fungsi perawat jiwa.
B. Definisi Perawat Kesehatan Jiwa
Keperawatan kesehatan jiwa adalah suatu bidang spesialisasi
praktik keperawatan yang menerepkan teori perilaku manusia sebagai
ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara terapeutik sebagai kiatnya atau
instrumennya.
Keperawatan jiwa merupakan sebagian dari penerapan ilmu
tentang perilaku manusia, psikososial, bio-psik dan teori-teori kepribadian,
dimana penggunaan diri perawat itu sendiri secara terapeutik sebagai alat
atau instrumen yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan
(Erlinafsiah, 2010)
Keperawatan jiwa adalah pelayanan kesehatan profesional yang
didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia
sepanjang siklus kehidupan dengan respon psiko-sosial yang maladaptif
yang disebabkan oleh gangguan bio-psiko-sosial, dengan menggunakan
diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa melalui proses keperawatan untuk

meningkatkan, mencegah, mempertahankan dan memulihkan masalah


kesehatan jiwa individu, keluarga dan masyarakat (Sujono dan Teguh,
2009).
C. Peran Perawat Jiwa
Peran perawat kesehatan jiwa mempunyai peran yang bervariasi
dan spesifik (Dalami, 2010). Aspek dari peran tersebut meliputi
kemandirian dan kolaborasi diantaranya adalah yang pertama yaitu sebagai
pelaksana asuhan keperawatan, yaitu perawat memberikan pelayanan dan
asuhan keperawatan jiwa kepada individu, keluarga dan komunitas. Dalam
menjalankan perannya, perawat menggunakan konsep perilaku manusia,
perkembangan kepribadian dan konsep kesehatan jiwa serta gangguan jiwa
dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada individu, keluarga dan
komunitas. Perawat melaksanakan asuhan keperawatan secara
komprehensif melalui pendekatan proses keperawatan jiwa, yaitu
pengkajian, penetapan diagnosis keperawatan, perencanaan tindakan
keperawatan, dan melaksanakan tindakan keperawatan serta evaluasi
terhadap tindakan tersebut.
Peran perawat yang kedua yaitu sebagai pelaksana pendidikan
keperawatan yaitu perawat memberi pendidikan kesehatan jiwa kepada
individu, keluarga dan komunitas agar mampu melakukan perawatan pada
diri sendiri, anggota keluarga dan anggota masyarakat lain. Pada akhirnya
diharapkan setiap anggota masyarakat bertanggung jawab terhadap
kesehatan jiwa.
Peran yang ketiga yaitu sebagai pengelola keperawatan adalah
perawat harus menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab
dalam mengelola asuhan keperawatan jiwa. Dalam melaksanakan
perannya ini perawat diminta menerapkan teori manajemen dan
kepemimpinan, menggunakan berbagai strategi perubahan yang
diperlukan, berperan serta dalam aktifitas pengelolaan kasus dan
mengorganisasi pelaksanaan berbagai terapi modalitas keperawatan.
Peran perawat yang kekempat yaitu sebagai pelaksana penelitian
yaitu perawat mengidentifikasi masalah dalam bidang keperawatan jiwa

dan menggunakan hasil penelitian serta perkembangan ilmu dan teknologi


untuk meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan keperawatan jiwa.
D. Fungsi Perawat Jiwa
Fungsi perawat jiwa adalah memberikan asuhan keperawatan
secara langsung dan asuhan keperawatan secara tidak langsung
(Erlinafsiah, 2010). Fungsi tersebut dapat dicapai melalui aktifitas perawat
jiwa, yaitu:
1. Memberikan lingkungan terapeutik yaitu lingkungan yang ditata
sedemikian rupa sehingga dapat memberikan perasaan aman, nyaman
baik fisik, mental,dan sosial sehingga dapat membantu penyembuhan
pasien.
2. Bekerja untuk mengatasi masalah klien here and now yaitu dalam
membantu mengatasi segera dan tidak ditunda sehingga tidak terjadi
penumpukkan masalah.
3. Sebagai model peran yaitu perawat dalam memberikan bantuan kepada
pasien menggunakan diri sendiri sebagai alat melalui contoh perilaku
yang ditampilkan oleh perawat.
4. Memperhatikan aspek fisik dari masalah kesehatan klien merupakan
hal yang sangat penting. Dalam hal ini perawat perlu memasukkan
pengkajian biologis secra menyeluruh dalam evaluasi pasien jiwa
untuk mengidentifikasi adanya penyakit fisik sedini mungkin sehingga
dapat diatasi dengan cara yang tepat.
5. Memberikan pendidikan kesehatan yang ditujukan kepada pasien,
kleuarga dan komunitas yang mencakup pendidikan kesehatan jiwa,
gangguan jiwa, ciri-ciri sehat jiwa, penyebab gangguan jiwa, ciri-ciri
gangguan jiwa, fungsi dan tugas keluarga, dan upaya perawatan pasien
gangguan jiwa.
6. Sebagai perantara sosial yaitu perawat dapat menjadi perantara dari
pihak pasien, keluarga dan masyarakat dalam memfasilitasi pemecahan
masalah pasien.
7. Kolaborasi dengan tim lain adalah perawat membantu pasien
mengadakan kolaborasi dengan petugas kesehatan lain yaitu dokter

jiwa, perawat kesehatan masyarakat (perawat komunitas), pekerja


sosial, psikolog, dll.
8. Memimpin dan membantu tenaga perawatan adalah pelaksanaan
pemberian asuhan keperawatan jiwa didasarkan pada manajemen
keperawatan kesehatan jiwa.
9. Menggunakan sumber di masyarakat sehubungan dengan kesehatan
mental. Hal ini penting diketahui oleh perawat bahwa sumber-sumber
yang ada dimasyarakat perlu diidentifikasi untuk digunakan sebagai
faktor pendukung dalam mengatasi masalah kesehatan jiwa yang ada
dimasyarakat.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai