Files574343281702 2 PDF
Files574343281702 2 PDF
Disusun Oleh :
Nama
NIM
Jurusan
Peminatan
Pembimbing
: Beny Benardi
: 41407120003
: Teknik Elektro
: Telekomunikasi
: Ir. Bambang Hutomo Bc. TT.
LEMBAR PERNYATAAN
Nama
N.P.M
Jurusan
Fakultas
Judul Skripsi
:
:
:
:
:
BENY BENARDI
41407120003
ELEKTRONIKA
TEKNOLOGI INDUSTRI
Analisa Unjuk Kerja Jaringan Nirkabel Ad Hoc Dalam
Beberapa Situasi Yang Berbeda Ditinjau Dari
Sudut Pandang Routing
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat
ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di
kemudian hari penulisan Skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan
terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan
sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas
Mercu Buana.
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak
dipaksakan.
Penulis,
[ Beny Benardi ]
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Analisa Unjuk Kerja Jaringan Nirkabel Ad Hoc
Dalam Beberapa Situasi Yang Berbeda Ditinjau
Dari Sudut Pandang Routing
Disusun Oleh :
: Beny Benardi
: 41407120003
: Teknik Elektro
: Telekomunikasi
Nama
NIM
Program Studi
Peminatan
Mengetahui,
Pembimbing,
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas
akhir yang merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program studi
strata satu (S1) pada Program Studi Teknik Elektro Peminatan Telekomunikasi,
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Mercu Buana.
Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari
sempurna. Karena itu, kritik dan saran akan senantiasa penulis terima dengan
senang hati dan dengan segala keterbatasan, penulis menyadari pula bahwa
laporan tugas akhir ini takkan terwujud tanpa bantuan, bimbingan, dan dorongan
dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Bambang Hutomo Bc,TT., selaku dosen dan pembimbing tugas
akhir
2. Bapak dan Ibu atas segala doa dan dukungannya..
3. Isteriku tercinta, Yun Silvia A., yang selalu memberikan doa, spirit serta
dorongan untuk terus meyelesaikan tugas akhir ini.
4. Rashiekavanya Maharani Benardi tercinta, atas segala inspirasinya.
5. PT. Rio Tinto Indonesia atas kesempatan dan dukungan yang telah
diberikan.
6. Rekan-rekan Angkatan 12 Kelas Menteng atas segala dukungan dan
bantuan serta kebersamaan selama masa perkuliahn dan penyusunan tugas
akhir ini.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan selalu mencurahkan hidayah
serta taufikNya, Amin.
Jakarta, November 2009
Penulis
iv
ABSTRAK
Jaringan nirkabel bergerak ad hoc atau biasa disebut MANET (Mobile Ad HOC
Network) merupakan kumpulan dari sejumlah node atau terminal yang bersifat
desentralisasi dan autonomous yang berkomunikasi di antara sesama terminalterminal tersebut melalui jalur nirkabel. Setiap node di dalam jaringan tersebut
akan berfungsi sebagai host dan juga sekaligus sebagai router yang akan
meneruskan (forwarding) paket-paket data yang ada berdasarkan pada sebuah
protokol pengatur (routing protocol). Untuk melengkapi pekerjaan tersebut, tiga
routing protocol disediakan yaitu AODV (Ad Hoc On Demand Distance Vector),
DSR (Dynamic Source Routing) dan TORA (Temporarily Ordered Routing
Protocol).
Pemilihan protokol yang dipergunakan akan sangat mempengaruhi kinerja
MANET itu sendiri karena masing-masing protokol mempunyai kelemahan dan
kelebihan masing-masing. Suatu analisa terhadap simulasi penggunaan protokolprotokol pada beberapa jaringan nirkabel ad hoc dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui unjuk kerja masing-masing protokol tersebut.
DAFTAR ISI
vi
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1.
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.
Gambar 3.1.
Gambar 3.2.
Gambar 3.3.
Gambar 3.4.
Gambar 3.5.
Gambar 3.6.
Gambar 3.7.
Gambar 3.8.
Jaringan Ad Hoc
RREQ dalam AODV
RREQ dan reverse path dalam AODV
Reverse Path setup dalam AODV
Route Reply dalam AODV
Data Dikirim melalui jalur pada AODV
RREQ dan reverse path setup dalam DSR
RREP dan data path dalam DSR
Directed Network yang dibuat TORA dalam
fungsi Pembuatan Rute
Gambar 4.1. Alur Kerja OPNET
Gambar 4.2. MANET Traffic Received untuk 50 node untuk
Protocol AODV, DSR dan TORA
Gambar 4.3. MANET Traffic Received untuk 100 node untuk
Protocol AODV, DSR dan TORA
Gambar 4.4. MANET Traffic Received untuk 150 node untuk
Protocol AODV, DSR dan TORA
Gambar 4.5. Average Traffic Received untuk beban berbeda
pada protokol TORA
Gambar 4.6. Perbandingan Route Discovery Time untuk
50 node antara AODV dan DSR
Gambar 4.7. Perbandingan Route Discovery Time untuk
100 node antara AODV dan DSR
Gambar 4.8. Perbandingan Route Discovery Time untuk
150 node antara AODV dan DSR
Gambar 4.9. Beban WLAN untuk 50 node untuk AODV, DSR
dan TORA
Gambar 4.10. Beban WLAN untuk 150 node untuk AODV, DSR
dan TORA
Gambar 4.11. WLAN Throughput untuk 50 node untuk AODV,
DSR dan TORA
Gambar 4.12. WLAN Throughput untuk 150 node untuk AODV,
DSR dan TORA
Halaman
7
17
17
18
18
18
19
20
22
24
26
26
26
27
28
28
29
29
29
30
30
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Pengantar
MANET (Mobile ad hoc network) merupakan sistem yang bersifat sementara dan
mampu mengatur diri sendiri serta dibentuk oleh sekumpulan node atau terminal
yang dihubungkan oleh jalur-jalur nirkabel. Dalam suatu jaringan, node-node
tersebut mungkin menghilang atau muncul node baru dalam satu waktu
dikarenakan pergerakan node-node tersebut. Suatu bentuk teknik pemodelan yang
dipergunakan untuk menggambarkan hal tersebut yaitu Random Waypoint
Mobility Model.
protokol pada beberapa jaringan nirkabel ad hoc yang berbeda dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui unjuk kerja masing-masing protokol tersebut.
1.3. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah untuk melakukan
evaluasi terhadap unjuk kerja routing protocol yang dipergunakan pada jaringan
nirkabel ad hoc terutama AODV, DSR, dan TORA melalui tinjauan teoritis serta
analisa berdasarkan hasil simulasi. Secara spesifik tujuan-tujuan yang akan
dicapai yaitu sebagai berikut:
BAB II
TEORI DASAR
Ide dasar dari jaringan ad hoc itu sendiri bermula dari jaringan radio paket milik
U.S. Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) yang dipergunakan
pada tahun 1970. Sebuah jaringan bergerak ad hoc merupakan kumpulan dari
beberapa perangkat bergerak yang membentuk jaringan sementara dalam
ketiadaan struktur pendukung.
4
2.2.
Ad Hoc
pembangunan
1. Community network
2. Enterprise network
3. Home network
4. Emergency response network
5. Vehicle network
6. Sensor network
Tidak seperti jaringan nirkabel tetap, jaringan nirkabel ad hoc atau biasa dikenal
juga dengan istilah on-the-fly network tercipta karena keterbatasan infrastruktur.
Node-node di dalam jaringan ad hoc bebas bergerak dan mengatur diri sendiri
dalam lingkup arbitrari. Jaringan ad hoc cocok digunakan pada situasi dimana
infrastruktur tidak ada atau untuk membangun infrastruktur tersebut tidaklah
efektif ditinjau dari sudut pembiayaan. Satu dari banyak kemungkinan
penggunaan jaringan nirkabel ad hoc adalah di dalam beberapa lingkungan bisnis,
dimana misalnya terdapat kebutuhan untuk melakukan proses komputasi yang
bersifat kolaboratif lebih diperlukan di luar ruangan kantor dibandingkan di dalam
kantor. Misalnya dalam pertemuan bisnis di luar kantor yang diadakan untuk
memberi pengarahan singkat pada klien.
Untuk mengoptimasi jalur yang akan ditempuh, terdapat tiga faktor yang harus
dipertimbangkan, yaitu:
1. Jalur terpendek untuk jumlah hop paling sedikit
2. Waktu tempuh terpendek untuk waktu tunda paling sedikit
3. Berat jalur terpendek dengan melakukan utilisasi bandwidth, catu daya
yang tersedia, dan lain-lain.
Dalam hop-by-hop routing, node sumber hanya menentukan tujuan dari sebuah
rute di dalam header paket yang akan dikirim, dan kemudian node berikutnya
yang akan menentukan hop selanjutnya dengan cara menginspeksi tabel internal
routing yang dimiliki node tersebut.
2.4.1.
Flooding
Banyak routing protocol menggunakan broadcast untuk
mendistribusikan kontrol informasi dari node sumber ke
semua node lainnya. Bentuk broadcasting yang umum
dipergunakan adalah flooding. Proses flooding adalah node
sumber mengirimkan informasi ke node tetangga kemudian
node tetangga tersebut me-relay informasi tersebut ke
tetangga mereka dan demikian seterusnya sampai paket
tersebut mencapai semua node di dalam jaringan tersebut.
Sebuah node hanya akan me-relay paket sekali dan
menggunakan nomor yang berurutan sebagai penanda.
Nomor tersebut akan bertambah satu setiap kali sebuah
paket dikirimkan oleh node tersebut.
2.4.2.
Klasifikasi
Routing protocol dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa
kategori yang berbeda bergantung pada properti masingmasing.
1. Terpusat dan terdistribusi
2. Statis dan Adaptif
3. Reaktif dan Proaktif
untuk
mengklasifikasikan
algoritma-algoritma
saja.
Sehingga,
pada
saat sebuah
rute
Conventional protocol
Routing protocol konvensional seperti link state dan
distance vector memungkinkan untuk digunakan dalam
jaringan nirkabel ad hoc dengan tingkat mobilitas rendah.
Hal ini dikarenakan walaupun link state dan distance vector
sudah teruji dengan baik namun masalah utamanya adalah
protokol-protokol tersebut dirancang untuk topologi statis.
Sehingga kemungkinan besar akan mengalami masalah
apabila dipergunakan di dalam jaringan nirkabel yang
mempunyai tingkat mobilitas yang sangat tinggi serta
topologi yang sering berubah-ubah.
10
2.5.2.
Link State
Dalam routing link-state, setiap node memelihara informasi
mengenai gambaran lengkap topologi dengan harga (cost)
untuk setiap link. Untuk menjaga cost tersebut tetap
konsisten; setiap node secara periodik menyebarkan
informasi (broadcast) mengenai cost untuk link tersebut ke
semua node lainnya dengan menggunakan flooding. Setelah
setiap node menerima informasi tersebut akan dilanjutkan
dengan
memutakhirkan
gambaran
jaringan
dan
seiring
waktu
yang
diperlukan
untuk
2.5.3.
Distance Vector
Dalam distance vector setiap node hanya memonitor harga
dari link keluaran saja, tetapi daripada melakukan
penyebaran (broadcasting) informasi tersebut ke semua
node, distance vector secara periodik ke setiap node
11
Bagaimanapun
juga,
distance
vector
berikutnya
(next-hop)
dalam
perhitungan
2.5.4.
Source Routing
Source routing berarti bahwa setiap paket harus membawa
secara lengkap informasi menegenai jalur yang akan
ditempuh oleh paket tersebut. Keputusan mengenai
pengelolaan rute kemudian dibuat di node sumber.
Keuntungan dari pendekatan ini adalah sangat mudah untuk
menghindari
terjadinya
routing
loop.
Sedangkan
12
BAB III
ROUTING PROTOCOL DALAM
JARINGAN AD HOC
13
Selain daripada itu, MANET mempunyai beberapa fitur penting routing lainnya,
yang mencakup:
1. MANET tidak membedakan antara node-node dan router
2. MANET merupakan jaringan yang mengorganisir diri sendiri
3. MANET mempunyai routing protocol yang dapat menyesuaikan secara
cepat dalam perubahan-perubahan topologi
4. MANET merupakan jaringan yang dapat dimulai oleh diri sendiri dan
tidak memerlukan kontrol pusat.
14
1. Routing yang bersifat proaktif; tipe protokol jenis ini biasa disebut juga
protokol yang bekerja berdasarkan tabel atau table driven protocol. Di
dalam routing, rute adalah telahditentukan terlebih dahulu. Paket-paket
dipindahkan melalui rute yang telah ditentukan sebelumnya tersebut.
Dalam skema ini penerusan paket lebih cepat tetapi routing overhead
menjadi lebih besar karena satu harus mendefinisikan semua rute sebelum
memindahkan paket-paket tersebut. Protokol yang bersifat proaktif
mempunyai tingkat penundaan yang lebih rendah karena semua rute dijaga
dan dirawat di semua waktu.
2. Routing yang bersifat reaktif; Tipe protokol jenis ini disebut juga On
Demand Routing Protocol. Di dalam routing ini, rute-rute tidak ditentukan
terlebih dahulu. Sebuah node memanggil route discovery untuk
menentukan sebuah rute baru ketika diperlukan. Mekanisme route
discovery ini adalah berdasarkan algoritma flooding yang menggunakan
teknik, sebuah node hanya melakukan broadcast paket ke semua node
tetangga dan intermediate node hanya meneruskan paket ke tetangganya
saja. Teknik ini berulang sampai paket mencapai tujuan, teknik reaktif ini
mempunyai keuntungan routing overhead yang lebih kecil tetapi
mempunyai waktu penundaan (latency) yang lebih tinggi dikarenakan
sebuah rute, misal, dari node A ke node B akan ditemukan hanya jika A
ingin mengirimkan paket ke B.
Contoh dari routing protocol yang bersifat reaktif yaitu DSR (Dynamic
Source Routing), AODV (Ad hoc On Demand Distance Vector) dan
TORA (Temporary Ordered Routing Algoritma).
15
Contoh dari routing protokol yang bersifat hybrid yaitu ZRP (Zone
Routing Protocol) yang membagi jaringan menjadi beberapa zona routing
dan dua protokol independen beroperasi di dalam dan antar zona.
tujuan
Neighbor
List:
Tetangga
aktif
yang
16
17
18
3.4.1.
Route Discovery
Route Discovery merupakan sebuah mekanisme ketika
source S ingin mengirimkan paket ke tujuan G. Pada
protokol DSR, source menginisiasi route di dalam packet
header.
19
20
yang berdekatan
atau
bersebelahan
saja.
dalam
perubahan
topologi
TORA
yang
21
untuk
menginformasikan
node-node
lainnya
tentang
ini
mempunyai
kemungkinan
menimbulkan
sejumlah
22
23
BAB IV
SIMULASI DAN ANALISA
Cukup sulit untuk melakukan estimasi terhadap unjuk kerja dari jaringan yang
akan diteliti pada kehidupan nyata dan sebagai jawabannya maka dipergunakan
perangkat lunak simulasi jaringan (network simulator) untuk merancang dan
mensimulasikan jaringan-jaringan adhoc yang akan diteliti tersebut dalam
berbagai perspektif. Perangkat lunak simulasi jaringan yang dikenal luas yaitu
OPNET (Optimized Network Engineering Tools) dan NS-2 (Network
Simulators-2). NS-2 bersifat open source sedangkan OPNET merupakan
perangkat lunak yang bersifat komersil.
Memilih statistik
Jalankan simulasi
Analisa hasil
24
4.1. Simulasi
Pengukuran unjuk kerja yang dipilih untuk menilai perbedaan unjuk kerja yaitu:
1. Total Traffic Received
2. Route Discovery Time
3. Traffic Load
4. Throughput
Parameter-parameter simulasi
1. Simulation Duration
: 30 minutes
2. Seed
: 128
: 100
4. Update Interval
: 500000 events
5. Simulation Kernel
4.2. Analisa
Detil scenario yang dipergunakan dalam simulasi ini terdapat pada
appendix A.
25
nodes, setiap 8-10 menit, figure tersebut menunjukkan, AODV dan DSR
menerima paket hampir sama besar sedangkan TORA hanya menerima
setengahnya saja. Unjuk kerja penerimaan paket oleh AODV dan DSR meningkat
secara eksponensial selaras dengan penambahan jumlah node. Untuk node dengan
jumlah 100-150, figur menunjukkan bahwa kurva unjuk kerja DSR menurun
setelah simulasi berjalan 5 menit namun sebaliknya untuk AODV kurva justru
menanjak.
Gambar 4.3. MANET Traffic Received untuk 100 node untuk protocol AODV,
DSR dan TORA.
26
Gambar 4.4. MANET Traffic Received untuk 150 node untuk protocol AODV,
DSR dan TORA.
Pada gambar terlihat perbedaan kurva untuk Traffic Received untuk beban
yang berbeda. Sampai dengan jumlah node 100, TORA masih menerima paket
dan setelah itu tingkat unjuk kerja penerimaan tidak menjadi hal penting.
Gambar 4.5. Average Traffic Received untuk beban berbeda pada protocol TORA
27
Gambar 4.6. Perbandingan Route Discovery Time untuk 50 node antara AODV
dan DSR
Gambar 4.7. Perbandingan Route Discovery Time untuk 100 node antara AODV
dan DSR
28
Gambar 4.8. Perbandingan Route Discovery Time untuk 150 node antara AODV
dan DSR
4.2.4. Beban Wireless LAN dan Troughput pada protokol AODV, DSR dan
TORA
Gambar 4.9. Beban WLAN untuk 50 node untuk AODV, DSR dan TORA
Gambar 4.10. Beban WLAN untuk 150 node untuk AODV, DSR dan TORA
29
Gambar 4.11. WLAN Throughput untuk 50 node untuk AODV, DSR dan TORA
Gambar 4.12. WLAN Throughput untuk 150 node untuk AODV, DSR dan TORA
30
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
OPNET Modeler versi 14.0 hanya mendukung model-model MANET AODV,
DSR dan TORA yang merupakan model-model yang paling banyak dipergunakan
dalam routing jaringan nirkabel ad hoc. Dalam penulisan tugas akhir ini simulasi
dilakukan berdasarkan pada pendekatan perbedaan unjuk kerja yang ada di antara
ketiga protokol tersebut untuk jumlah node yang berbeda-beda. Analisa dilakukan
dengan mengamati kebiasan serta respon dari protokol pada parameter-parameter
trafik yang dikirim dan diterima (traffic sent and received), waktu penemuan rute
(route discovery time) serta beban kerja dan keluaran (load and throughput).
5.2. Saran
Rekomendasi untuk pengembangan dan studi lebih lanjut adalah:
1. Pada penulisan skripsi ini hanya menggunakan Random Waypoint Mobility
Model. Dapat pula melakukan analisa hasil simulasi dengan menggunakan
Mobility model yang berbeda dengan beragam mobilitas node-node.
2. Selain routing protocol jenis reaktif, dapat pula diteliti routing protocol
jenis proaktif, hybrid dan routing protocol lainnya.
3. Isu masalah keamanan patut dipertimbangkan di dalam routing Ad hoc.
31
DAFTAR PUSTAKA
Maggie Xiaoyan Cheng, and Deying Li. 2008. Advances in Wireless ad hoc and
Sensor Networks. New York Springer Verlag
Subir Kumar Sarkar, T.G. Basavaraju, and C. Puttamadappa. 2008. Ad Hoc Mobile
Wireless Networks Principle, Protocols, and Applications. New York Auerbach
Publications.
Oza, K. Tonguz, and Gianluigi Ferrari. May 2006. John Wiley & Sons.. ed. Ad
Hoc Wireless Networks: A Communication-Theoretic Perspective.
C K Toh. 2002. Ad Hoc Mobile Wireless: Protocols & Systems. Prentice Hall
Publishers.
32
APPENDIX A
PROSEDUR SIMULASI
A. Merancang Topologi Jaringan Ad Hoc
Prosedure ini mendefinisikan topologi yang dipergunakan di dalam simulasi
IP
Addressing
7. Pada saat setelah semua node dipilih, lakukan klik kanan kemudian pilih
select edit attributes
8. Klik tanda + pada AD HOC Protocols kemudian pilih protokol yang
dikehendaki
9. Piih apply to selected objects kemudian klik OK
10. Save
ini
menentukan
langkah-langkah
yang
dilakukan
untuk
33
menjadi end of
simulation.
9. Biarkan nilai parameter repeatability pada nilai awal
yaitu constant (300) untuk inter-repetition time dan
constant (0) untuk number of repetitions.
10. Klik OK
34
D. Memberlakukan Trafik
Berikut merupakan prosedur untuk memberlakukan profile trafik yang telah
dkonfigurasi pada jaringan.
1. Pilih Protocol
Applications
Deploy Defined
pilih Topology
35
statistics
2. Klik untuk melakukan ekspansi menu dan pilih AODV, TORA_IMEP,
DSR dan wireless LAN
3. Klik OK
4. Save
G. Menduplikasi Skenario
Prosedur ini untuk menduplikasi selruh skenario untuk keperlan evaluasi
perbandingan.
1. Klik Scenarios
Duplicate scenarios
H. Menjalankan Simulasi
1. Klik Scenarios
Manage Scenarios
Results
Compare Results
36
APPENDIX B
KEBUTUHAN DAN PERSYARATAN SISTEM
Kebutuhan dan persyaratan minimum yang diperlukan untuk dapat menjalankan
perangkat lunak OPNET Modeler 14.0 yang dipergunakan dalam penulisan tugas
akhir ini adalah:
1. Sistem Operasi
2. Processor
3. Memori
: RAM 512 MB
7. Compiler
8. Browser
37