GLAUKOMA
Disusun oleh :
Rafika (61111008)
Diajukan kepada :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karuniaNyalah, penulis dapat menyelesaikan referat yang berjudul Glaukoma dengan baik.
Penulisan referat ini merupakan salah satu syarat mengikuti ujian Program Pendidikan
Profesi di bagian Ilmu Penyakit Mata RSUD Embung Fatimah Penulis berharap referat
ini dapat bermanfaat untuk kepentingan pelayanan kesehatan, pendidikan, penelitian dan
dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya oleh berbagai pihak yang berkepentingan.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ungkapan terima kasih
kepada:
1.
2.
Batam,
September 2016
Penulis
DAFTAR ISI
-2
PENDAHULUAN
11
12
12
16
18
-3
BAB I
-4
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Mata merupakan salah satu panca indera yang sangat penting untuk
kehidupan manusia. Trauma seperti debu sekecil apapun yang masuk kedalam
mata, sudah cukup untuk menimbulkan gangguan yang hebat, apabila keadaan
ini diabaikan, dapat menimbulkan penyakit yang sangat gawat. Salah satu
penyakit mata yaitu glaukoma.
Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan,
yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. 1
Glaukoma adalah
intraokuler yang disertai oleh pencekungan diskus optikus dan pengecilan lapang
pandang.1,2,3
Di seluruh dunia glaukoma dianggap sebagai penyebab kebutaan yang
tinggi, 2 % penduduk berusia lebih dari 40 tahun menderita glaukoma. Glaukoma
dapat juga didapatkan pada usia 20 tahun, meskipun jarang. Pria lebih sering
terserang dari pada wanita.
Berdasarkan etiologi, glaukoma dibagi menjadi 4 bagian ; glaukoma
primer, glaukoma kongenital, glaukoma sekunder dan glaukoma absolut
sedangkan berdasarkan mekanisme peningkatan tekanan intraokular glaukoma
dibagi menjadi dua, yaitu glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup.2
Penatalaksanaan glaukoma berupa pengobatan medis, terapi bedah dan
laser. ECP (endoscopic cyclophotocoagulation) menggunakan laser untuk
mengurangi produksi aquoeus humor dan tekanan intraocular merupakan salah
satu penatalaksanaan glaukoma.2,5
Di seluruh dunia, kebutaan menempati urutan ketiga sebagai ancaman
yang menakutkan setelah kanker dan penyakit jantung koroner. Di Amerika
Serikat, kira-kira 2.2 juta orang pada usia 40 tahun dan yang lebih tua mengidap
glaukoma, sebanyak 120,000 adalah buta disebabkan penyakit ini.3
Glaukoma berkembang saat pengeluaran cairan aqueous (out flow)
dari bilik mata depan terganggu sehingga terjadi penumpukan aqueous didalam
-5
bola mata yang mempertinggi tekanan bola mata. Untuk mendiagnosis seseorang
sebagai penderita glaukoma harus dilakukan anamnesis dan serangkaian
pemeriksaan yang umum dilakukan. Pemeriksaan tersebut meliputi tonometri,
oftalmoskopi, gonioskopi, pemeriksaan lapang pandang. Pada keadaan dimana
seseorang dicurigai menderita glaukoma dilakukan tes provokasi, seperti tes
minum air (water drinking test).1,2
Berbagai penatalaksanaan yang diterapkan kepada penderita,
berupa medikamentosa, tindakan pembedahan dan laser hanya ditujukan untuk
memperlambat atau mencegah hilangnya penglihatan (kebutaan). Namun,
berkurangnya lapang pandang yang telah terjadi tidak bisa dikembalikan.3
Glaukoma merupakan penyakit yang tidak dapat dicegah, namun
bila diketahui secara dini dan diobati maka glaukoma dapat diatasi untuk
mencegah kerusakan lebih lanjut. Penemuan dan pengobatan sebelum terjadinya
gangguan penglihatan adalah cara terbaik untuk mengontrol glaukoma.1
Glaukoma dapat bersifat akut dengan gejala yang sangat nyata dan
bersifat kronik yang hampir tidak menunjukkan gejala, seorang dokter harus
mampu mengenali gejala dan tanda glaukoma sehingga dapat memberikan
penatalaksanaan yang tepat.3
Glaukoma sendiri dapat disebabkan karena perjalanan penyakit
lainnya seperti katarak yang terjadi karena beberapa proses. Penelitian-penelitian
potong-lintang mengidentifikasi adanya katarak pada sekitar 10% orang Amerika
Serikat, dan prevalensi ini meningkat sampai sekitar 50% untuk mereka yang
berusia antara 65 dan 74 tahun dan sampai sekitar 70% untuk mereka yang
berusia lebih dari 75 tahun. Sebagian kasus bersifat bilateral, walaupun kecepatan
perkembangannya pada masing-masing mata jarang sama.1
1.2. Tujuan Penulisan
Penulisan refrat ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui anatomi Bilik Mata Depan (Camera Occuli Anterior)
2.
-6
3.
-7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi Bilik Mata Depan (COA)
Bilik mata depan merupakan struktur penting dalam hubungannya dengan
pengaturan tekanan intraokuler. Hal ini disebabkan karena pengaliran cairan
aquos harus melalui bilik mata depan terlebih dahulu sebelum memasuki kanal
Schlemm.1 Bilik mata depan dibentuk oleh persambungan antara kornea perifer
dan iris.
Bagian mata yang penting dalam glaukoma adalah sudut filtrasi. Sudut
filtrasi ini berada dalam limbus kornea. Limbus adalah bagian yang dibatasi oleh
garis yang menghubungkan akhir dari membran descement dan membran
bowman, lalu ke posterior 0,75 mm, kemudian ke dalam mengelilingi kanal
schlem dan trabekula sampai ke COA. Limbus terdiri dari dua lapisan epitel dan
stroma. Epitelnya dua kali setebal epitel kornea. Di dalam stroma terdapat serat
serat saraf dan cabang akhir dari a. Siliaris anterior.1,2,6,7
Sudut filtrasi berbatas dengan akar berhubungan dengan sklera dan
kornea, di sini ditemukan sklera spur yang membuat cincin melingkar 360 derajat
dan merupakan batas belakang sudut filtrasi, serta tempat insersi otot siliar
logitudinal. Pada sudut filtrasi terdapat garis schwalbe yang merupakan akhir
perifer endotel dan membran descement dan kanal schlemm yang menampung
cairan mata keluar ke salurannya. 7
Bagian terpenting dari sudut filtrasi adalah trabekula, yang terdiri dari:1,2,6,7
a. Trabekula korneoskleral, serabutnya berasal dari lapisan dalam stroma kornea dan
menuju ke belakang, mengelilingi kanal schlemm untuk berinsersi pada sklera.
b. Scleralspur (insersidari m. Ciliaris) dan sebagian ke m. Ciliaris meridional.
c. Serabut berasal dari akhir membran descement (garis schwalbe) menuju ke
jaringan pengikat m. Siliaris radialis dan sirkularis.
-8
-9
11
2.2.2
2.2.3
Jukstakanalikular
12
akueus meninggalkan mata melalui aliran terbesar pada arah lain yang tidak
bergantung pada energi. Akueus bergerak melewati dan diantara sel endotelial
yang membatasi dinding dalam kanal Schlemm. Sekali berada dalam kanal
Schlemm, akueus memasuki saluran kolektor menuju pleksus vena episklera
melalui kumpulan kanal sklera. 1,2,8
2. Jalur uveosklera (nonkonvensional)
Pada mata normal setiap aliran non-trabekular disebut dengan aliran
uveoskleral. Mekanisme yang beragam terlibat, didahului lewatnya akueus dari
camera oculi anterior kedalam otot muskularis dan kemudian kedalam ruang
suprasiliar dan suprakoroid. Cairan kemudian keluar dari mata melalui sklera
yang utuh ataupun sepanjang nervus dan pembuluh darah yang memasukinya.
Aliran uveoskleral tidak bergantung pada tekanan. Aliran uveoskleral ditingkatkan
oleh agen sikloplegik, adrenergik, dan prostaglandin dan beberapa bentuk
pembedahan (misal siklodialisis) dan diturunkan oleh miotikum. 8
13
pada kedua organ tersebut. Adanya cairan tersebut akan mempertahankan bentuk
mata dan menimbulkan tekanan dalam bola mata (tekanan intra okuler).
Untuk mempertahankan keseimbangan tekanan di dalam bola mata
cairan aquos diproduksi secara konstan serta dialirkan keluar melalui
sistem drainase mikroskopik.
2.2.4
Waktu siang
14
Detak jantung
Pernafasan
Intake cairan
Medikasi sistemik
Obat-obatan topical
Konsumsi alkohol menghasilkan penurunan tekanan intraokular yang
merupakan
sekelompok
penyakit
neurooptic
yang
15
(0,78%), glaukoma (0,2%), kelainan refraksi (0,14%) dan penyakit lain yang
berhubungan dengan usia lanjut (0,38%).
2.4. Faktor Resiko
1. Tekanan intarokuler yang tinggi
Tekanan intraokulera/bola mata di atas 21 mmHg berisiko tinggi terkena
glaukoma. Meskipun untuk sebagian individu, tekanan bola mata yang lebih
rendah sudah dapat merusak saraf optik.
2. umur
Risiko glaukoma bertambah tinggi dengan bertambahnya usia. Terdapat 2% dari
populasi 40 tahun yang terkena glaukoma
3. Riwayat glaukoma dalam keluarga
Glaukoma jenis tertentu, anggota keluarga penderita galukoma mempunyai risiko
6 kali lebih besar untuk terkena glaukoma. Risiko terbesar adalah kakak-beradik
kemudian hubungan orang tua dan anak-anak.
4. Obat-obatan
Pemakaian steroid secara rutin, misalnya pemakaian tetes mata yang mengandung
steroid yang tidak terkontrol dapat menginduksi terjdinya glaukoma.
5. Riwayat trauma pada mata
6. Riwayat penyakit lain
Riwayat penyakit Diabetes, Hipertensi 9
2.5. Klasifikasi
17
b. Kongenital/Juvenil
2. Glaukoma Sekunder
a. Sudut tertutup
b. Sudut terbuka
Pada umumnya glaukoma dapat dibagi berdasarkan, yaitu :
1. Tidak terdapat kelainan di dalam bola mata yang menyebabkan terjadinya
peningkatan tekanan intraokuler yaitu glaukoma primer sudut terbuka dan tertutup
2. Terdapat kelainan di dalam bola mata yang menyebabkan terjadinya peningkatan
tekanan intraokuler (inflamasi, trauma, perdarahan, trauma, tumor, pengobatan)
yaitu glaukoma sekunder sudut terbuka dan tertutup
3. Cedera kontusio bola mata dapat disertai peningkatan dini tekanan intraokular
akibat perdarahan ke bilik mata depan (hifema). Darah bebas menyumbat jalinan
trabekular, yang juga mengalami edema akibat cedera.
4. Glaukoma yang terjadi dimana terdapat diskus nervus optik yang glaukomatous
dengan tekanan intra okuler yang normal atau yang disebut dengan normo tension
glaucoma
2.6. Glaukoma Sekunder
Glaukoma sekunder adalah glaukoma yang diketahui penyebabnya. Dapat
disebabkan atau dihubungkan dengan keadaan-keadaan atau penyakit yang telah
diderita sebelumnya atau pada saat itu, yang dapat menyebabkan terjadinya
peningkatan tekanan intaokuler. 2,5.
Penyakit-penyakit yang diderita tersebut dapat memberikan kelainan pada 5 :
Badan siliar : luksasi lensa ke belakang
Pupil : seklusio pupil, glaukoma yang diinduksi miotik
Sudut bilik mata depan : goniosinekia.
18
19
d. Glaukoma Fakolitik
Sebagian katarak stadium lanjut dapat mengalami kebocoran kapsul lensa
anterior, sehingga protein-protein lensa yang mencair masuk ke bilik mata depan.
Jalinan trabekular menjadi oedema dan tersumbat oleh protein-protein lensa dan
menimbulkan peningkatan mendadak tekanan intraokular. 7,8, 9,10
Glaukoma Sekunder Sudut Tertutup
Glaukoma sekunder sudut tertutup sama halnya dengan glaukoma primer sudut
tertutup, dimana terjadinya peninggian tekanan intraokuler disebabkan adanya
hambatan atau blokade pada trabekular meshwork. Penyebab dari glaukoma
sekunder sudut tertutup antara lain ;
a. Uveitis
Pada uveitis, tekanan intraokuler biasanya lebih rendah daripada normal
karena korpus siliaris yang meradang kurang berfungsi dengan baik. Namun, juga
dapat terjadi peningkatan tekanan intraokuler melalui beberapa mekanisme yang
berlainan. Jalinan trabekular dapat tersumbat oleh sel-sel radang dari bilik mata
depan, disertai edema sekunder atau kadang-kadang terlibat dalam proses
peradangan spesifik diarahkan ke sel-sel trabekula (trabekulitis).
Uveitis kronik atau rekuren menyebabkan gangguan permanen fungsi
trabekula, sinekia anterior perifer, dan kadang-kadang neovaskularisasi sudut,
yang semuanya meningkatkan kemungkinan glaukoma sekunder. Sindorm uveitis
yang cenderung timbul karena glaukoma sekunder adalah siklitis heterikromik
Fuchs, uveitis anterior akut terkait HLA-B27, dan uveitis herpes zoster dan herpes
simpleks.
b. Trauma
Cedera kontusio bola mata dapat disertai peningkatan dini tekanan
intraokular akibat perdarahan ke bilik mata depan (hifema). Darah bebas
menyumbat jalinan trabekular, yang juga mengalami edema akibat cedera. 7,8, 9,10
2.7. Patofisiologi Terjadinya Glaukoma
20
Setiap hari mata memproduksi sekitar 1 sdt humor aquos yang menyuplai
makanan dan oksigen untuk kornea dan lensa dan membawa produk sisa keluar
dari mata melalui anyaman trabekulum ke Canalis Schlemm.
Pada keadaan normal tekanan intraokular ditentukan oleh derajat produksi
cairan mata oleh epitel badan siliar dan hambatan pengeluaran cairan mata dari
bola mata. Pada glaukoma tekanan intraokular berperan penting oleh karena itu
dinamika tekanannya diperlukan sekali. Dinamika ini saling berhubungan antara
tekanan, tegangan dan regangan.7
1. Tekanan
Tekanan hidrostatik akan mengenai dinding struktur (pada mata berupa
dinding korneosklera). Hal ini akan menyebabkan rusaknya neuron apabila
penekan pada sklera tidak benar.
2.
Tegangan
Tegangan mempunyai hubungan antara tekanan dan kekebalan. Tegangan
yang rendah dan ketebalan yang relatif besar dibandingkan faktor yang sama pada
papil optik ketimbang sklera. Mata yang tekanan intraokularnya berangsur-angsur
naik dapat mengalami robekan dibawah otot rektus lateral.
3. Regangan
Regangan dapat mengakibatkan kerusakan dan mengakibatkan nyeri.
Tingginya tekanan intraokuler tergantung pada besarnya produksi aquoeus
humor oleh badan siliar dan pengaliran keluarnya. Besarnya aliran keluar aquoeus
humor melalui sudut bilik mata depan juga tergantung pada keadaan sudut bilik
mata depan, keadaan jalinan trabekulum, keadaan kanal Schlemm dan keadaan
tekanan vena episklera.
Tekanan intraokuler dianggap normal bila kurang daripada 20 mmHg pada
pemeriksaan dengan tonometer aplanasi. Pada tekanan lebih tinggi dari 20 mmHg
yang juga disebut hipertensi oculi dapat dicurigai adanya glaukoma. Bila tekanan
lebih dari 25 mmHg pasien menderita glaukoma (tonometer Schiotz).2,6,7
Mekanisme utama penurunan penglihatan pada glaukoma adalah atrofi sel
ganglion difus, yang menyebabkan penipisan lapisan serat saraf dan inti bagian
dalam retina dan berkurangnya akson di saraf optikus. Iris dan korpus siliar juga
21
22
1)
Pengelihatan kabur.
2)
3)
Sakit kepala.
4)
5)
Akomodasi lemah.
6)
Berlangsung - 2 jam.
7)
Injeksi perikornea.
8)
9)
10)
Pupil melebar.
11)
12)
23
b.
Fase kongestif
1) Sakit kepala yang hebat sampai muntah-muntah.
2) Palpebra bengkak.
3) Konjungtiva bulbi : hiperemia kongesti, kemosis dengan injeksi silier, injeksi
konjungtiva.
4) Kornea keruh.
5) Bilik mata depan dangkal.
6) Iris : gambaran, corak bergaris tidak nyata.
7) Pupil : melebar, lonjong, miring agak vertikal, kadang midriasis total, warna
kehijauan, refleksi cahaya menurun sekali atau tidak sama sekali.11
24
didalam bilik mata depan, maka untuk memastikan diagnosis bisa dilakukan
genioskopi pada mata lainnya, dan ini sangat membantu. 12
2.10.
Pemeriksaan Penunjang
Untuk mendiagnosis glaukoma dilakukan sejumlah pemeriksaan
yang rutin dilakukan pada seseorang yang mengeluh rasa nyeri di mata,
penglihatan dan gejala prodromal lainnya. Pemeriksaan yang dilakukan secara
berkala dan dengan lebih dari satu metode akan lebih bermakna dibandingkan
jika hanya dilakukan 1 kali pemeriksaan. Pemeriksaan tersebut meliputi:
a
Tajam penglihatan
Pemeriksaan ketajaman penglihatan bukan merupakan cara yang
khusus untuk glaukoma, namun tetap penting, karena ketajaman penglihatan yang
baik, misalnya 6/6 belum berarti tidak glaukoma.
b Tonometri
Digital
25
Tonometer Schitz
Tonometer Schitz ini bentuknya sederhana, mudah dibawa, gampang
digunakan dan harganya murah. Tekanan intraokuler diukur dengan alat yang
ditempelkan pada permukaan kornea setelah sebelumnya mata ditetesi anestesi
topikal (pantokain). Jarum tonometer akan menunjukkan angka tertentu pada
skala. Pembacaan skala disesuaikan dengan kalibrasi dari Zeiger-Ausschlag Scale
yang diterjemahkan ke dalam tekanan intraokuler.
3.
Genioskopi
Gonioskopi sangat penting untuk ketepatan diagnosis glaukoma. Gonioskopi
dapat menilai lebar sempitnya sudut bilik mata depan. Pemeriksaan ini sebaiknya
dilakukan pada semua pasien yang menderita glaukoma, pada semua pasien suspek
glaukoma, dan pada semua individu yang diduga memiliki sudut bilik mata depan
yang sempit. Dengan gonioskopi dapat dibedakan glaukoma sudut tertutup dan
glaukoma sudut terbuka, juga dapat dilihat adanya perlekatan iris bagian perifer ke
depan (peripheral anterior sinechiae).
26
27
Yang
pemeriksaan
termasuk
ini
ke
adalah
dalam
lapangan
pandang
karena
tidak
Oftalmoskopi
Pada pemeriksaan oftalmoskopi, yang harus
diperhatikan adalah keadaan papil. Perubahan
yang terjadi pada papil dengan glaukoma adalah
penggaungan (cupping) dan degenerasi saraf
optik (atrofi). Jika terdapat penggaungan lebih
dari 0,3 dari diameter papil dan tampak tidak
simetris antara kedua mata, maka harus diwaspadai adanya ekskavasio glaukoma.
Gambar
1.
Diskus
normal. Lihat batas tegas dari nervus optikus ini mendekati optikus
3.
Cup
yang
Cup
nervus
bersifat
pada
jelas dari cup, dan warna pink riwayat dari pasien dan juga nervus optikus ini membesar
28
pemeriksaan
bahwa
menunjukkan sampai
nervus
abnormal.
optikus
0,8,
dan
terdapat
Tonografi
Tonografi dilakukan untuk mengukur banyaknya cairan aquos yang dikeluarkan
melalui trabekula dalam satu satuan waktu
Tes Provokasi
Tes ini dilakukan pada keadaan dimana seseorang dicurigai menderita glaukoma.
Untuk glaukoma sudut terbuka, dilakukan tes minum air, pressure congestion test,
dan tes steroid. Sedangkan untuk glaukoma sudut tertutup, dapat dilakukan tes kamar
gelap, tes membaca dan tes midriasis.
Uji Kopi
Penderita meminum 1-2 mangkok kopi pekat, bila tekanan bola mata naik 1520 mmHg setelah minum 20-40 menit menunjukkan adanya glaukoma.
29
Uji Steroid
Pada pasien yang dicurigai adanya glaukoma terutama dengan riwayat
glaukoma simpleks pada keluarga, diteteskan betametason atau deksametason
0,1% 3-4 kali sehari. Tekanan bola mata diperiksa setiap minggu. Pada pasien
berbakat glaukoma maka tekanan bola mata akan naik setelah 2 minggu.
Penatalaksanaan Glaukoma
Sasaran utama pengobatan
30
Medikamentosa
Berdasarkan tujuan farmakoterapinya, obat anti glaukoma dibedakan menjadi
empat jenis, yaitu: untuk supresi produksi cairan aquos, meningkatkan aliran keluar
cairan aquos, menurunkan volume korpus vitreus.
a
Antagonis adrenergik
Obat ini dapat digunakan sendiri atau dikombinasi dengan obat lain.
Agonis adrenergik
Bekerja untuk mengurangi produksi cairan aquos dan meningkatkan
menghambat kerja enzim karbonik anhidrase di korpus siliaris. Obat ini bisa
diberikan per oral ataupun intravenous. Efek samping: paresethesia di lengan
dan tungkai, dispepsia, gangguan ingatan, depresi, batu ginjal, dan
polakisuria. Inhibitor karbonik anhidrase diturunkan dari golongan sulfa,
sehingga bisa juga menyebabkan aplastik anemia walaupun hal ini jarang
terjadi.
Parasimpatomimetik
Obat yang digunakan merupakan golongan agonis kolinergik. Bekerja
31
hipertonik sehingga air tertarik keluar dari korpus vitreus dan terjadi penciutan
korpus vitreus. Efek samping: sakit pinggang, sakit kepala, gangguan mental.
Pada pasien DM, obat ini bisa menyebabkan hiperglikemia atau bahkan
ketoasidosis.
Penatalaksanaan terbaik untuk glaukoma sudut tertutup adalah pembedahan.
Terapi medikamentosa hanya merupakan pengobatan pendahuluan sebelum
penderita dioperasi. Terapi diberikan sesuai dengan fase penyakit.
Pada fase nonkongestif, penderita diberi golongan parasimpatomimetik,
seperti
yang miosis akan menyebabkan iris tertarik ke belakang sehingga sudut bilik mata
depan terbuka. Selain itu, bisa juga diberikan golongan inhibitor karbonik
anhidrase 3X1 tablet/hari. Obat-obat ini diberikan sampai tekanan intraokuler
menjadi normal. Kemudian ada dua pilihan terapi yang dapat dilakukan, yaitu
tetap memberikan obat parasimpatomimetik atau melakukan tindakan operasi.
Pada fase kongestif, pengobatan harus dilakukan secepat mungkin.
Tekanan intraokuler harus sudah turun dalam 2-4 jam. Jika terlambat 24-48 jam,
maka akan terjadi sinekhia anterior perifer sehingga pengobatan dengan
parasimpatomimetik tidak berguna lagi.
Obat yang biasa dipakai untuk glaukoma sudut tertutup adalah:
a
25 mmHg dalam waktu 24 jam. Bila tekanan intraokuler sudah turun, operasi
harus dilakukan dalam 2-4 hari kemudian.
32
Tindakan pembedahan
Pembedahan ditujukan untuk memperlancar aliran keluar cairan aquos di
dalam sistem drainase atau sistem filtrasi sehingga prosedur ini disebut teknik filtrasi.
Pembedahan dapat menurunkan tekanan intraokuler jika dengan medikamentosa tidak
berhasil. Walaupun telah dilakukan tindakan pembedahan, penglihatan yang sudah
hilang tidak dapat kembali normal, terapi medikamentosa juga tetap dibutuhkan,
namun jumlah dan dosisnya menjadi lebih sedikit.
Trabekulektomi
Merupakan teknik yang paling sering digunakan. Pada teknik ini, bagian
kecil trabekula yang terganggu diangkat kemudian dibentuk bleb dari konjungtiva
sehingga terbentuk jalur drainase yang baru. Lubang ini akan meningkatkan aliran
keluar cairan aquos sehingga dapat menurunkan tekanan intraokuler. Tingkat
keberhasilan operasi ini cukup tinggi pada tahun pertama, sekitar 70-90%
33
Sayangnya
di
kemudian
untuk
memperlambat
proses penyembuhan. Teknik ini bisa saja dilakukan beberapa kali pada mata yang
sama.
b). Iridektomi perifer
Pada tindakan ini dibuat celah kecil pada kornea bagian perifer dengan
insisi di daerah limbus. Pada tempat insisi ini, iris dipegang dengan pinset dan
ditarik keluar. Iris yang keluar digunting sehingga akan didapatkan celah untuk
mengalirnya cairan aquos secara langsung tanpa harus melalui pupil dari bilik
mata belakang ke bilik mata depan. Teknik ini biasanya dilakukan pada glaukoma
sudut tertutup, sangat efektif dan aman, namun waktu pulihnya lama.
c). Sklerotomi dari Scheie
Pada Operasi Scheie diharapkan terjadi pengaliran cairan aquos di bilik mata
depan langsung ke bawah konjungtiva. Pada operasi ini dilakukan pembuatan flep
konjungtiva di limbus atas (arah jam 12) dan dibuat insisi korneoskleral ke dalam
bilik mata depan. Untuk mempertahankan insisi ini tetap terbuka, dilakukan
kauterisasi di tepi luka insisi. Kemudian flep konjungtiva ini ditutup. Dengan
operasi ini diharapkan terjadinya filtrasi cairan aquos melalui luka korneoskleral
ke subkonjungtiva.
d). Cryotherapy surgery
34
Laser
35
Pada teknik laser, operator akan mengarahkan sebuah lensa pada mata kemudian
sinar laser diarahkan ke lensa itu yang akan memantulkan sinar ke mata. Risiko yang
dapat terjadi pada teknik ini yaitu tekanan intraokuler yang meningkat sesaat setelah
operasi. Namun hal tersebut hanya berlangsung untuk sementara waktu. Beberapa
tindakan operasi yang lazim dilakukan adalah :
a
Laser Iridektomy
Teknik ini biasa digunakan sebagai terapi pencegahan yang aman dan efektif
untuk glaukoma sudut tertutup. Dilakukan dengan membuat celah kecil di iris
perifer dan mengangkat sebagian iris yang menyebabkan sempitnya sudut bilik
mata depan. Beberapa keadaan yang tidak memungkinkan dilakukannya laser
iridektomy, diantaranya kekeruhan kornea, sudut bilik mata depan yang sangat
sempit dengan jaringan iris yang sangat dekat dengan endotel kornea, penderita
yang pernah menjalani operasi ini sebelumnya namun gagal dan pada penderita
yang tidak bisa diajak bekerja sama.
36
di iris perifer sehingga iris terdorong ke belakang lalu sudut bilik mata depan akan
terbuka.
Laser Trabeculoplasty
Dilakukan pada glaukoma sudut
terbuka. Sinar laser (biasanya argon)
ditembakkan ke anyaman trabekula
sehingga
sebagian
mengkerut.
Kerutan
anyaman
ini
dapat
tetap
diperlukan.
37
Komplikasi
A.
B.
Katarak
Lensa kadang-kadang melekat membengkak, dan bisa terjadi katarak. Lensa yang
membengkak mendorong iris lebih jauh kedepan yang akan menambah hambatan
pupil dan pada gilirannya akan menambah derajat hambatan sudut.
C.
2.13.
Prognosis
38
mengalami kerusakan glaukomatosa luas, prognosis akan baik. Apabila proses penyakit
terdeteksi dini sebagian besar pasien glaukoma dapat ditangani dengan baik 1,2
BAB III
KESIMPULAN
Glaukoma merupakan sekelompok penyakit neurooptic yang menyebabkan
kerusakan serat optik (neuropati optik), yang ditandai dengan kelainan atau atrofi papil
nervus opticus yang khas, adanya ekskavasi glaukomatosa, serta kerusakan lapang
pandang dan biasanya disebabkan oleh efek peningkatan tekanan intraokular sebagai
faktor resikonya.
Camera occuli anterior (COA) dan produksi humor aquous merupakan struktur
penting dalam hubungannya dengan pengaturan tekanan intraokuler. Camera occuli
anterior dibentuk oleh persambungan antara kornea perifer dan iris. Bagian mata yang
penting dalam glaukoma adalah sudut filtrasi. Sudut filtrasi ini berada dalam limbus
kornea. Bagian terpenting dari sudut filtrasi adalah trabekula
Tiga Proses Produksi Humor Aquous oleh proc. Ciliar (epitel ciliar) yaitu:
Transport aktif (sekresi), ultrafiltrasi dan difusi. Humor akuous keluar dari Camera occuli
anterior melalui dua jalur konvensional (jalur trabekula) dan jalur uveosklera (jalur non
trabekula).
Glaukoma sekunder adalah glaukoma yang diketahui penyebabnya. Dapat
disebabkan atau dihubungkan dengan keadaan-keadaan atau penyakit yang telah diderita
sebelumnya atau pada saat itu, yang dapat menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan
intaokuler. Glaukoma sekunder dibagi dua : Glaukoma Sekunder sudut Tertutup dan
Glaukoma Sekunder Sudut Terbuka.
Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan visus, Tonometri, Genioskopi, Lapang
pandang, Oftalmoskopi, Tonografi, Tes provokasi. Penatalaksaan Glaukoma dapat
melalui Terapi Medikamentosa, Tindakan Pembedahan dan dapat juga Terapi Laser.
39
DAFTAR PUSTAKA
dari.
http://ningrumwahyuni.wordpress.com/2009/06/29/glaukoma-
neovaskuler.html .
7. Kanski JJ. The Glaucomas, in Clinical Ophthalmology Third edition. Butterworth
Heineann. London. 1994; 233-279
8. Gerhard KL, Oscar, Gabriele, Doris, Peter. Ophtalmology a short textbook.
Second edition. Thieme Stuttgart : New York. 2007.
9. Khaw PT, Elkington AR. AC Of Eyes. Edisi ke-4. BMJ Book: London.2005
10. Vegan. Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang Glaukoma. [Online] 2010. Tersedia
dari
http://drvegan.wordpress.com/2010/07/31/diagnosis-dan-pemeriksaan-
40