Bismillah Makalah KP
Bismillah Makalah KP
Disusun Oleh:
LEVANA ASTARINA
H1D013039
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jalan sebagai salah satu prasarana transportasi merupakan kebutuhan yang
sangat penting, yaitu tempat melintasnya kendaraan, baik kendaraan tidak
bermotor maupun kendaraan bermotor. Kapasitas jalan yang mampu
menampung arus lalu lintas dapat memperlancar arus, sehingga distribusi orang
maupun barang dapat berjalan lancar, sehingga dapat mendukung pertumbuhan
ekonomi. Arus lalu lintas antar daerah yang semakin tinggi mengakibatkan
kebutuhan akan sarana dan prasarana transportasi semakin tinggi. Mengingat
pentingnya prasarana ini, maka pembangunan jembatan perlu direncakanan
sehingga tercipta kontruksi jembatan yang aman, kuat, serta ekonomis. Untuk
memperoleh kondisi demikian, perlu diperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, antara lain kondisi geografi, topografi, geologi, beban kerja,
serta biaya yang tersedia.
Adapun salah satu contoh sarana dan prasarana transportasi yaitu Jembatan
Pekiringan Grantung yang dibangun di Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten
Purbalingga. Pembangunan jembatan ini ditujukkan untuk menghubungkan
Desa Pekiringan dengan Desa Grantung. Salah satu tujuan dari pembangunan
jembatan ini yaitu untuk mempermudah warga desa melakukan perpindahan
dari Desa Pekiringan ke Desa Grantung begitu pula sebaliknya yang telah
mengalami kerusakan fisik jembatan akibat gerusan local oleh arus air dan
sedimen sungai tersebut.
Kerusakan yang ditunjukkan pada Gambar 1.1 terjadi karena konstruksi
jembatan yang dibangun sekitar tahun 1970an tidak menggunakan tulangan
yang cukup pada bagian pilar dan abutment, sehingga tidak mampu menahan
arus air dan sedimen pada sungai tersebut. Maka terjadilah pengikisan pada
lantai jembatan secara terus menerus dan berakibat runtuhnya pilar jembatan
tersebut.
|1
|2
: Desa Rajawarna
Sebelah Selatan
: Desa Pekiringan
Sebelah Barat
: Desa Pekiringan
Sebelah Timur
: Desa Grantung
Selain batasan yang telah disebutkan di atas, lokasi proyek juga berbatasan
dengan dua sungai, sungai tersebut adalah sebagai berikut:
Sungai kecil
: Sungai Bodas
Lokasi Proyek
|4
BAB II
TINJAUAN PROYEK
A. Data data Proyek
Proyek Jembatan Pekiringan-Grantung yang sedang dibangun difungsikan
untuk melayani arus lalu lintas yang menghubungkan Desa Pekiringan dengan
Desa Grantung. Pada Gambar 2.1 disajikan gambar potongan memanjang
Jembatan Pekiringan-Grantung.
Pemilik Proyek
: Dinas
Pekerjaan
Umum
Kabupaten
Purbalingga
Kontraktor Pelaksana
: CV. Bawono
Konsultan Perencana
Konsultan Pengawas
Nilai Kontrak
: Rp. 1.494.348.000.00
Jenis Kontrak
: Unit Price
Waktu Pelaksanaan
Panjang Bentang
: 24,3 m
|5
Lebar
: 4m
: 3m
: 5,95 m
Beton
: Beton K-300
Tulangan
1) Tulangan Utama
|6
B. Administrasi Proyek
Secara garis besar unsur-unsur yang terlibat dalam pelaksana pembangunan
proyek meliputi pemberi tugas (owner), kontraktor pelaksana dan perencana.
Ketiga unsur pengelola proyek tersebut mempunyai wewenang dan tanggung
jawab sesuai kedudukan dan fungsinya. Hubungan kerja dalam pengelolaan
Proyek Pembangunan Jembatan Pekiringan - Grantung ditunjukkan pada
Gambar 2.2.
Pemilik Proyek
DPU KABUPATEN PURBALINGGA
Konsultan Pengawas
Konsultan Perencana
CV. PRASIDHA
KONSULTAN
Kontraktor
CV. BAWONO
= Hubungan Kontrak
= Hubungan Kerja
|8
BAB III
PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pekerjaan pembangunan Jembatan Pekiringan Grantung ini meliputi
pekerjaan pondasi sumuran, pekerjaan abutment, pekerjaan pilar, pekerjaan plat dan
gelagar untuk struktur atas, dan pekerjaan aspal jalan. Namun, dalam makalah ini
hanya akan dibahas mengenai pelaksanaan pekerjaan pondasi sumuran dan
abutment.
A. Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Sumuran
Pelaksanaan
pekerjaan
pondasi
sumuran
yang
dilakukan
pada
pekerjaan
pondasi
sumuran
yang
dilakukan
pada
| 11
| 12
BAB IV
PENGENDALIAN PROYEK
Dalam pelaksanaan proses konstruksi, perencanaan dan pengendalian
merupakan fungsi yang paling pokok dalam mewujudkan keberhasilan proyek.
Pelaksanaan kegiatan proyek suatu ketika bisa menyimpang dari rencana, maka
pengendalian proyek diperlukan agar kejadian-kejadian yang menghambat
tercapainya tujuan proyek dapat segera ditanggulangi dengan sebaik-baiknya.
A. Pengendalian Mutu
Pengendalian
mutu
proyek
diperlukan
untuk
mendapatkan
dan
menghasilkan mutu yang ditetapkan pada dokumen kontrak dan dapat diterima
oleh owner selaku pemilik proyek.
1. Pengendalian Mutu Bahan
Pelaksanaan pengendalian mutu bahan di lapangan harus disesuaikan
dengan spesifikasi teknis. Adapun pelaksanaan pengendalian mutu bahan di
proyek pembangunan Jembatan Pekiringan Grantung meliputi:
a. Beton
Pengendalian mutu beton dilakukan dengan pengujian beton.
Pengujian beton pada proyek pembangunan Jembatan Pekiringan
Grantung terdiri dari dua tahap, yaitu pengujian di lapangan dan di
laboraturium.
1) Pengujian di lapangan
Pengujian di lapangan berupa slump test yang ditunjukkan pada
yaitu untuk menguji tingkat kekentalan adukan beton. Benda uji
diambil di lokasi pekerjaan pembuatan beton, sebelum beton dicor
ke area pengecoran.
2) Pengujian di laboraturium
Pengujian di laboraturium yaitu dengan membuat 4 buah sampel
beton berbentuk silinder dengan bahan beton diambil dari concrete
| 13
kontraktor
pelaksana
yaitu
CV.
Bawono
melakukan
| 14
rencana dengan biaya yang digunakan. Bila kurva S aktual berada di bawah
kurva S rencana maka biaya yang dikeluarkan masih berada di bawah rencana
(cost under run). Tetapi bila kurva S aktual berada di atas kurva S rencana
maka biaya yang dikeluarkan lebih besar dari rencana (cost over run). Bila
terjadi salah satu hal di atas maka keberadaan biaya harus diperiksa lagi.
Pada proyek Jembatan Pekiringan Grantung menggunakan sistem Unit
Price, sehingga kontraktor lebih merasa aman terhadap resiko kerugian material
atau volume yang tidak sesuai antara pelaksanaan dengan gambar kerja. Upaya
pengendalian biaya proyek dilakukan tanpa mengurangi mutu pekerjaan yang
sudah disepakati pada dokumen kontrak proyek. Pekerjaan tambahan yang
biayanya ditanggung oleh owner adalah apabila owner sendiri yang meminta
adanya pekerjaan tambahan dikarenakan belum masuk di dalam dokumen
kontrak, atau hal yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya seperti kondisi alam,
yang disetujui oleh owner.
C. Pengendalian Waktu
Pengendalian waktu proyek merupakan usaha untuk meminimalisir
kemungkinan terjadinya keterlambatan pada proyek konstruksi dikarenakan
hal-hal yang sifatnya teknis maupun non teknis, maupun usaha mempercepat
penyelesaian proyek konstruksi dengan tetap mempertimbangkan mutu sesuai
dengan yang disepakati sebelumnya dengan owner. Tujuannya adalah agar
proyek dapat selesai dikerjakan tepat atau bahkan sebelum waktu yang
direncanakan. Usaha yang dilakukan dalam pengendalian waktu proyek yaitu,
dengan membuat kurva-s.
Pada proyek ini, pekerjaan secara keseluruhan digolongkan stabil karena
walaupun ada hambatan-hambatan yang terjadi di lapangan tidak sampai
menyimpang lebih dari 2% dari apa yang sudah direncanakan.
| 15
bila
tidak
dapat
dihindari
lagi
kemungkinan
| 16
| 17
BAB V
TINJAUAN KHUSUS (ANALISIS HITUNG ABUTMENT)
A. Berat Sendiri Abutment dan Tanah
Pembagian area untuk menghitung berat sendiri abutment dan tanah
ditunjukkan pada Gambar 5.1.
Gambar 5.1 Pembagian Area untuk Berat Sendiri Abutment dan Tanah
| 18
Berat (W)
(kN)
1.40 x 4.00 x 0.60 x 24
1.40 x 4.00 x 0.40 x 24
0.60 x 4.00 x 0.40 x 24 x
0.60 x 4.00 x 0.20 x 24
0.60 x 4.00 x 0.40 x 24 x
0.80 x 4.00 x 4.15 x 24
1.35 x 5.50 x 0.30 x 24 x
1.35 x 5.50 x 0.30 x 24 x
3.50 x 5.50 x 0.80 x 24
Berat Abutment
0.60 x 5.50 x 0.40 x 17 x
0.60 x 5.50 x 3.85 x 17
1.35 x 5.50 x 0.30 x 17 x
Berat Tanah Vertikal
Berat Total
0.50
0.50
0.50
0.50
0.50
0.50
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
x
(m)
1.45
2.05
1.15
2.45
2.35
1.75
2.60
0.90
1.75
y
(m)
5.65
5.15
5.22
4.85
4.62
2.88
0.90
0.90
0.40
Wx
(kNm)
80.64
116.93
53.76
110.21
11.52
13.25
11.52
28.22
11.52
27.07
318.72
557.76
26.73
69.50
26.73
24.06
369.6
646.80
910.74
1593.80
11.22 0.95 5.08 10.66
215.99 1.05 3.03 226.78
18.93 0.45 1.00 8.52
246.14
245.96
1156.88
1839.76
Wy
(kNm)
455.62
276.86
60.10
55.87
53.18
916.32
24.06
24.06
147.84
2013.91
57.04
653.35
18.93
729.32
2743.23
20
= 1 + 50+
= 22 kN/m
= 12 x 100% = 12 t/lajur
= 1 + 50+12
5,5
1,5
5,5
1,5
= 1,322
| 19
= 793,2 kN
2. Beban Garis (P)
5,5
1,5
5,5
1,5
= 0,5 x 435,862
x Berat Jenis
x
2.125
x
0.346
x
24
x
23
x
10
x
24
= Hasil
=
51
= 1.2456
= 230.4
= 110.4
=
24
= 18.816
= 435.862
= 217,931 kN
| 20
Pembebanan
Berat sendiri abutment + tanah (M)
Beban hidup (H + K)
Beban Mati (M)
Jumlah
Beban
Vertikal (kN)
1156.879
2032.964
217.931
3407.774
Momen Beban
Vertikal (kNm)
2313.758
5590.651
599.310
8503.719
Pembebanan
Tekanan tanah aktif (Ta)
Tekanan tanah pasif
Akibat gaya angin (A)
Akibat gaya rem dan traksi
Akibat gaya gesek (Gg)
Akibat gempa (Gh)
Jumlah
Beban
Horizontal (kN)
551.689
0
27.900
43.635
39.228
6.538
668.990
Momen Beban
Horizontal
1517.145
0
76.725
119.996
107.877
17.980
1839.722
8503,719
(AMAN)
SF = Wh =
3407,774
668,990
(AMAN)
| 21
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasi kerja praktik ini yaitu:
1. Pelaksanaan pekerjaan Jembatan Pekiringan Grantung secara umum tidak
mengalami keterlambatan.
2. Kapasitas dan stabilitas pada abutment jembatan telah memenuhi ketentuan.
3. Urutan pekerjaan struktur bawah adalah pengukuran, penggalian, pekerjaan
pondasi, dan pekerjaan abutment.
4. Penyimpanan bahan material besi tulangan masih kurang sesuai dengan
standar yang ada sehingga terdapat besi tulangan yang mengalami korosi.
5. Penerapan system Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan (K3L)
belum dilaksanakan dengan baik, dimana hampir semua pekerja tidak
memakai helm dan sepatu safety.
6. Pengendalian mutu terhadap bahan dan pekerjaan yang dilakukan pada
proyek Jembatan Pekiringan-Grantung adalah pengujian slump, uji kuat
tekan beton, dan uji kuat tarik besi.
7. Fungsi pengawasan dari konsultan pengawas berjalan dengan baik karena
konsultan pengawas cukup sering ada di lapangan terutama saat pekerjaan
penting.
B. Saran
Adapun saran atau masukkan yang dapat diberikan yaitu:
1. Penyimpanan bahan material sebaiknya disimpan di tempat yang baik dan
terlindung dari air untuk menjaga kualitas bahan.
2. Perlu diadakan pengendal K3 demi menjaga keselamatan, kenyamanan, dan
keamanan tenaga kerja dan semua yang terlibat dalam proyek di lapangan.
| 22
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pekerjaan Umum. (1987). Pedoman Pembebanan Jembatan Jalan
Raya.
Departemen
Pekerjaan
Umum.
(1998).
Pengantar
dan
Prinsip-Prinsip
| 23