Anda di halaman 1dari 5

TUGAS REKAYASA LINGKUNGAN "PENCEMARAN LINGKUNGAN

AKIBAT LIMBAH PENGOLAHAN TAHU"


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Tahu yang kaya akan protein, sudah sejak lama dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia
sebagai lauk. Tahu adalah makanan yang dibuat dari kacang kedelai yang difermentasikan
dan diambil sarinya. Berbeda dengan tempe yang asli dari Indonesia, tahu berasal dari Cina,
seperti halnya kecap, tauco, bakpau, dan bakso. Tahu adalah kata serapan dari bahasa
Hokkian (tauhu) hanyu pinyin: doufu) yang secara harfiah berarti "kedelai yang
difermentasi". Tahu pertama kali muncul di Tiongkok sejak zaman Dinasti Han sekitar 2200
tahun lalu. Penemunya adalah Liu An (Hanzi) yang merupakan seorang bangsawan, cucu dari
Kaisar Han Gaozu, Liu Bang yang mendirikan Dinasti Han.
Di Jepang dikenal dengan nama tofu. Dibawa para perantau China, makanan ini menyebar ke
Asia Timur dan Asia Tenggara, lalu juga akhirnya ke seluruh dunia. Di Kediri tahu kuning
menjadi makanan khas. Ada pula mengenai sejarah tahu kuning. Sebagaimana tempe, tahu
dikenal sebagai makanan rakyat. Beraneka ragam jenis tahu yang ada di Indonesia umumnya
dikenal dengan tempat pembuatannya, misalnya tahu Sumedang dan tahu Kediri.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik dan Survei Sosial Ekonomi
Nasional (2002), tingkat konsumsi tahu dan tempe di Indonesia mencapai 18,6
kg/kapita/tahun di wilayah perkotaan dan 13,9 kg/kapita/tahun di wilayah pedesaan. Jumlah
ini lebih dari empat kali lipat jika dibandingkan dengan tingkat konsumsi daging ayam dan
daging sapi yang merupakan sumber protein hewani. Hal tersebut disebabkan harga tahu dan
tempe jauh lebih terjangkau jika dibandingkan dengan harga daging.
Tahu adalah makanan yang dibuat dari kacang kedelai, diolah dengan fermentasi dan diambil
sarinya. Dengan kata lain, tahu merupakan dadih kedelai, yaitu susu kedelai yang dibuat
menjadi kental (curd) kemudian di cetak dan dipres (FG Winarno: 1993).
Namun dari itulah timbul permasalahan baru dari pengolahan tahu terhadap kesehatan warga
sekitar pabrik tahu. Yang harus kita tanggulangi dengan baik. Pabrik Tahu seringkali belum
ditangani secara baik sehingga menimbulkan dampak terhadap lingkungan.Salah satunya
dampak limbah-bau limbah cair dan padat. Limbah tahu mengandung protein tinggi sehingga
konsekuensinya menimbulkan gas buang berupa Amoniak/ Nitrogen dan Sulfur yang tidak
sedap dan mengganggu kesehatan. Sampai saat ini resiko bau ini masih belum ada jalan
keluarnya sedangkan di sisi lainnya produk tahu sudah merupakan makanan Favorit yang
hampir harus selalu ada dalam konsumsi masyarakat kecil sampai dengan masyarakat
golongan atas. Dampak negatif yang ditimbulkan pabrik tahu ini mengancam
keberlangsungan usaha dan lebih lanjut terhadap ketersediaan tahu bagi masyarakat, karena
terancam tutup / dilarang operasi. Jalan lain yang dapat dilakukan biasanya dengan
melakukan relokasi pabrik yang berakibat pada meningkatnya biaya produksi dan harga tahu.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas di dalam karya tulis ini adalah :
1.2.1. Apa itu tahu dan dari bahan apa tahu itu dibuat ?
1.2.2. Apa pengaruh pengolahan tahu terhadap kesehatan masyarakat ?
1.2.3. Bagaimana cara menanggulangi dan pemanfaatan ampas tahu dan limbahnya?

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan dibuatnya Makalah ini antara lain :
1.3.1. Mengetahui cara pengolahan tahu dan bahannya
1.3.2. Mengetahui dampak positif dan negatif dari pengolahan tahu
1.3.3. Bisa menanggulangi dan memanfaatkan limbah tahu yang dihasilkan
1.4. Ruang Lingkup
Di dalam makalah ini membahas beberapa aspek, yaitu :
1.4.1. Apa itu tahu dan dari bahan apa tahu itu dibuat
1.4.2. Pengaruh pengolahan tahu terhadap kesehatan
1.4.3. Cara menanggulangi dan pemanfaatan limbah tahu
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah, sebagai berikut :
1.5.1. Siswa dapat mengenal tahu dan bahannya
1.5.2. Bisa menanggulangi dan memanfaatkan limbah tahu dengan tepat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pengolahan Tahu
2.1.1. Pengertian Pengolahan
Pengolahan adalah sebuah proses mengusahakan atau mengerjakan sesuatu supaya menjadi
lebih sempurna. Berdasarkan pengertian di atas maka disimpulkan yang di maksud adalah
proses pengawasan pada suatu pelaksanan kebijakan dan pencapaian tujuan.
2.1.2. Pengertian Tahu
Tahu adalah makanan yang dibuat dari endapan perasan biji kedelai yang mengalami
koagulasi. Tahu berasal dari Tiongkok, seperti halnya kecap, tauco, bakpau, dan bakso. Nama
"tahu" merupakan serapan dari bahasa Hokkian (tauhu, yang secara harfiah berarti "kedelai
terfermentasi". Tahu telah dikenal di Tiongkok sejak zaman dinasti Han sekitar 2200 tahun
lalu. Penemunya adalah Liu An (Hanzi: yang merupakan seorang bangsawan, cucu dari
Kaisar Han Gaozu, Liu Bang yang mendirikan dinasti Han.
Versi tahu yang dikenal di Jepang adalah tofu. Tofu lebih lunak dan kurang tahan terhadap
pengolahan. Tofu dan tahu dibawa para perantau Cina ke seluruh penjuru dunia sehingga
menyebar ke Asia Timur dan Asia Tenggara, lalu juga akhirnya ke seluruh dunia.
Tahu di Indonesia, Tahu telah mengalami indigenisasi di Indonesia sehingga muncul berbagai
varian tahu serta panganan berbahan tahu. Tampilan luar tahu ada yang berwarna putih
maupun kuning. Karena populernya, tahu menjadi bagian tak terpisahkan tempat makan
berbagai tingkat sosial di Indonesia, bersama-sama dengan tempe.
2.2. Pengolahan Tahu
Dasar pembuatan tahu adalah melarutkan protein yang terkandung dalam kedelai dengan
menggunakan air sebaagai pelarutnya. Setelah protein tersebut larut, diusahakan untuk
diendapkan kembali dengan penambahan bahan pengendap sampai terbentuk gumpalangumpalan protein yang akan menjadi tahu.
Pencucian dan perendaman kedelai adalah proses mencuci kedelai sampai bersih, dan
merendam kedelai selama kurang lebih 3 - 4 jam, atau sampai kedelai mengembang. Proses
penggilingan kedelai adalah proses menggiling kedelai yang sudah mengembang hingga

menjadi bubur dan siap untuk di rebus. Proses pemasakan bubur kedelai adalah proses
memasak (merebus) bubur kedelai yang telah digiling sampai halus yang dicampur dengan
air yang mendidih dengan cara diaduk-aduk terus sampai warna bubur kedelai berubah
menjadi kuning agak pucat. Proses ini memerlukan waktu kurang lebih satu jam. Proses
penyaringan sari tahu adalah proses menyaring bubur kedelai yang sudah berwarna kuning
agak pucat untuk dipisahkan dari ampasnya. Bubur kedelai yang sudah dipisah dari ampasnya
kemudian ditambah cuka (larutan biang) dan di aduk hingga terbentuk endapan atau
menggumpal, dan diamkan selama 15 menit, kemudian disaring.
Tahap pencetakan tahu adalah proses memisahkan air sisa penggumpalan dalam sari kedelai
yang sudah mengental, kemudian dicetak dan ditempatkan pada cetakan yang terbuat dari
papan dengan ukuran 40 x 70 cm. Pada cetakan dialasi kain kasa dimasukkan sari kedelai, hal
ini bertujuan agar tahu rapi dan tidak tercecer. Kemudian papan pengepres diletakkan
menutupi cetakan dengan batu pemberat selama 5 - 10 menit. Proses pemotongan tahu adalah
proses mengangkat sari tahu dari cetakan bila sari tahu sudah terbentuk padat, kemudian balik
sari tahu dari papan cetakan ke ancak yang terbuat dari bambu, ambil kain kasanya dan
potong-potong sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Untuk tahu putih tidak perlu direbus
lagi, sedangkan untuk tahu kuning direbus lagi dengan perasan air kunyit dan garam agar
warna kuning.

2.3. Limbah yang Dihasilkan dari Pengolahan Tahu


Secara umum, setiap pengolahan bahan mentah menjadi suatu produk pasti akan reduksi
(sisa) dalam bentuk limbah yang bisa mencemari lingkungan jika tidak diolah kembali
menjadi bahan yang bisa dimanfaatkan. Sama halnya dengan pengolahan tahu yang
menghasilkan berbagai macam limbah seperti limbah cair dan ampas tahu yang jika tidak
diolah akan mencemari lingkungan ( limbah cair akan mencemari air dan udara sedangkan
limbah ampas tahu akan menjadi sampah yang juga bisa mencemari lingkungan). Untuk itu
diperlukan upaya-upaya serius dalam menanggulangi limbah hasil produksi tahu ini.
2.3.1 Limbah Cair
Limbah cair adalah limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan tahu dalam bentuk zat cair
dan mengeluarkan bau tak sedap yang menyebar lewat udara. Pada proses pengolahan tahu,
limbah cair dihasilkan dari proses pencucian, perendaman dan proses fragmentasi (gambar
2.1). jumlah limbah yang dihasilkan tergantung dari besar kecilnya pabrik pengolahan tahu
itu sendiri. Semakin banyak kedelai yang diolah, maka semakin banyak pula limbah cair yang
dihasilkan, dan begitu juga sebaliknya. Sejauh ini, perkembangan pabrik pengolahan tahu di
Indonesia sangat pesat sekali seiring dengan besarnya permintaan pasar terhadap tahu. Hal ini
jelas akan mengakibatkan limbah cair yang keluar akan menjadi bertambah pula. Dan jika
saja limbah ini tidak diolah dengan baik, maka lingkungan sekitar lokasi pabrik pasti akan
ikut tercemar oleh limbah cair ini.
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan kawasan yang sangat rentan tercemar dengan
kehadiran limbah cair ini. Limbah yang dibuang dan larut kedalam air bisa mencemari sungai
dan ekosistem yang hidup di dalamnya. Air sungai yang semula bersih dan jernih menjadi
kotor akibat limbah tersebut. Tentu saja berbagai jenis ikan dan makhluk hidup yang hidup di
dalam sungai akan ikut terkontaminasi oleh limbah ini.
Selain itu juga, limbah cair ini bisa mencemari udara dengan bau tak sedap yang menyebar
lewat udara di sekitar daerah yang tercemar. Bau ini dihasilkan dari protein kacang kedelai
yang terurai oleh air dan udara. Udara yang tercemar merupakan sumber penyakit pernapasan
bagi makhluk hidup disekelilingnya.

2.3.2 Limbah Ampas Tahu


Selain menghasilkan limbah cair, pengolahan tahu juga menghasilkan limbah berupa ampas
tahu. Ampas tahu dihasilkan dari kulit kacang kedelai yang mengelupas pada saat kacang
direbus dan digiling. Sebenarnya limbah ampas tahu ini tidak begitu susah untuk diolah
kembali, karna banyak peternak yang memanfaatkan limbah ini untuk pakan ternak seperti
sapi dan kambing. Kandungan protein yang tinggi membuat para peternak sapi memilih
untuk memberikan limbah ini kepada ternak mereka untuk dikonsumsi
2.4 Usaha-usaha yang Bisa dilakukan Untuk Mengurangi Pencemaran Limbah Cair dan
Ampas Tahu
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknnologi (IPTEKS), manusia senantiasa
menemukan hal-hal baru untuk mempertahankan lingkungan hidupnya (rekayasa
lingkungan). Dalam hal penanggulangan pencemaran lingkungan akibat limbah tahu, akhirakhir ini telah ditemukan beberapa opsi pengembang yang bisa diterapkan, diantaranya
mengolah limbah tahu menjadi biogas.
Proses penguraian oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahan-bahan organik terjadi
secara anaerob. Pada prinsipnya proses anaerob adalah proses biologi yang berlangsung pada
kondisi tanpa oksigen oleh mikroorganisme tertentu yang mampu mengubah senyawa
organik menjadi metana (biogas). Proses ini banyak dikembangkan untuk mengolah kotoran
hewan dan manusia atau air limbah yang kandungan bahan organiknya tinggi. Sisa
pengolahan bahan organik dalam bentuk padat digunakan untuk kompos. Berikut ini adalah
proses pengolahan bahan organik menjadi biogas dengan proses anaerobik. Visualisasi sistem
produksi dan pemanfaatan biogas dapat ditampilkan pada gambar berikut ini
Prinsip pembangkit biogas merupakan menciptakan alat yang kedap udara dengan bagianbagian pokok terdiri atas pencerna (digester), lubang pemasukan bahan baku dan pengeluaran
lumpur sisa hasil pencernaan (slurry), dan pipa penyaluran biogas yang terbentuk. Dalam
sarana digester ini terdapat bakteri methan yang mengolah limbah cair tahu dan memakan
bahan-bahan organik dan menghasilkan biogas. Gas yang terbentuk tersebut difasilitasi
dengan adanya pipa yang didesain sedemikian rupa sehingga gas tersebut dapat dialirkan ke
kompor yang terletak di dapur. Gas tersebut dapat digunakan untuk keperluan memasak dan
lampu penerangan.
Secara umum, proses anaerob terdiri dari empat tahap yakni: hidrolisis, pembentukan asam,
pembentukan asetat dan pembentukan metana. Proses anaerob dikendalikan oleh dua
golongan mikroorganisme (hidrolitik dan metanogen). Bakteri hidrolitik terdapat dalam
jumlah yang besar dalam kotoran unggas karena reproduksinya sangat cepat. Organisme ini
memecah senyawa organik kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana. Senyawa
sederhana diuraikan oleh bakteri penghasil asam (acid-forming bacteria) menjadi asam lemak
dengan berat molekul rendah seperti asam asetat dan asam butirat. Selanjutnya bakteri
metanogenik mengubah asam-asam tersebut menjadi metana.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang
kedelai merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat penting
peranannya dalam kehidupan. Asam amino yang terkandung dalam proteinnya tidak
selengkap protein hewani, namun penambahan bahan lain seperti wijen, jagung atau menir

adalah sangat baik untuk menjaga keseimbangan asam amino tersebut


Limbah yang dihasilkan pabrik tahu berupa kulit kedelai, ampas dan air tahu masih dapat
dimanfaatkan menjadi produk-produk yang bermanfaat. Pemanfaatan limbah cair tahu
menjadi biogas merupakan salah satu bentuk pemanfaatan limbah yang jika tidak diolah akan
menimbulkan pencemaran lingkungan. Beberapa di antaranya bisa diolah menjadi kompos
dengan proses fermentasi dan pencampuran pupuk organik.
Selain bermanfaat mengatasi pencemaran lingkungan, upaya pengolahan limbah tersebut
telah memberikan banyak manfaat secara ekonomis.
3.2. Saran
Untuk mengatasi pencemaran limbah tahu dapat dilakukan usaha preventif, misalnya dengan
tidak membuang limbah industri ke sungai. Kebiasaan membuang limbah ke sungai dan
disembarang tempat hendaknya diberantas dengan memberlakukan peraturan peraturan
yang diterapkan di lingkungan masing masing secara konsekuen. Limbah industri
hendaknya dibuang pada wadah yang telah di sediakan. Masyarakat di sekitar sungai perlu
memperhatikan kebersihan lingkungan dan perlu memahami mengenai pemanfaatan sungai,
agar sungai tidak lagi dipergunakan sebagai tempat pembuangan limbah. Peraturan
pembuangan limbah industri hendaknya dipantau pelaksanaannya dan pelanggarnya dijatuhi
hukuman.
Limbah Industri hendaknya diproses dahulu dengan teknik pengolahan limbah, dan setelah
memenuhi syarat baku mutu air buangan baru bisa di alirkan ke sungai. Dengan demikian
akan tercipta sungai yang bersih dan memiliki fungsi ekologis.
Selain itu juga, bagi pemerintah hendaknya mengembangkan sistem pengolahan limbah
menjadi biogas dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang memadai untuk pengolahan
limbah menjadi biogas bagi industri kecil agar pencemaran lingkungan dapat diminimalisir.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Tahu
http://kumpulantugaskuliahpertanian.blogspot.com/2012/03/pengertian-pengolahan.html
http://nurdianara3.wordpress.com/2011/09/09/contoh-laporan-pencemaran-lingkungan-disekitar-pabrik-tahu/
http://lailatulhudairiah.blogspot.com/2014/06/dampak-industri-tahu-terhadaplingkungan.html
http://www.warintek.ristek.go.id/pangan/kacang-kacanga%20dan%20biji-bijian/tahu.pdf
http://jefreykhunt.blogspot.com/2013/06/pencemaran-lingkungan-yang-di-sebabkan.html
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/fitri-rahmawati-mp/teknologi-prosespengolahan-tahu-dan-pemanfaatan-limbahnya.pdf
http://disnak.jatimprov.go.id/web/layananpublik/readteknologi/811/pemanfaatan--as-tahusebagai-pakan-unggas#.VCjGi3aJ3cs
Sri Subekti, 2010, Pengolahan Limbah Cair Tahu Menjadi Biogas sebagai Bahan Bakar
Alternatif ; UNPAND, Semarang

Anda mungkin juga menyukai