Anda di halaman 1dari 6

EKSPOR

Indonesia sebagai Negara yang diberkati dengan kekayaan hasil alam di dalamnya,
juga turut serta di dalam kancah perdagangan internasional dengan menjadi salah
satu Negara pengekspor beberapa komoditas penting. Dari tahun ke tahun nilai
ekspor Indonesia semakin meningkat. Di tahun 1990 nilai ekspor Indonesia sebesar
US$25,9 miliar.
Di tahun 2000 ekspor Indonesia mengalami kenaikan menjadi US$65,4 miliar.
Selanjutnya di tahun 2010 sebesar US$157,7 miliar. Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS) selama periode januari juni 2013 ekspor bahan bakar mineral
menempati posisi teratas. Nilai ekspor bahan bakar mineral mencapai US$12,97
milliar. Selanjutnya lemak dan minyak hewan/nabati senilai US$ 9,61 milliar dan
mesin / peralatan listrik US$ 5,2 milliar. Sementara itu, karet dan barang dari karet
menyumbang US$ 4.9 milliar.

Impor Indonesia
Tidak hanya mengekspor komoditasnya, Indonesia sekarang juga masih sangat
bergantung pada kebutuhan Impor. Terdapat beberapa komoditi yang sebenarnya
bisa dihasilkan sendiri di dalam negeri. Namun dikarenakan Sumber daya manusianya yang masih kurang, akhirnya Indonesia harus meng-impor barang yang
seharusnya bisa dibuat sendiri. Contohnya adalah garam. Indonesia memiliki garis
pantai sepanjang 95.181 kilometer (km). Garis Pantai Indonesia termasuk yang
terpanjang di dunia. Namun, potensi garis pantai Indonesia belum dimanfaatkan
secara maksimal. Indonesia masih hobi impor garam. Dan salah satu yang terbesar
berasal dari Australia.
1. Ekspor
Pernahkah kamu mendengar kata ekspor dan impor? Kata ekspor dan impor selalu
berhubungan dengan perdagangan. Ekspor adalah cara menjual barang dan jasa kepada pihak
yang ada di luar negeri. Contoh, kita menjual barang hasil kerajinan (barang asongan, ukirukiran) ke Jepang. Ini berarti kita melakukan ekspor ke negara Jepang. Barang yang kita jual
ke luar negeri disebut sebagai barang ekspor. Sedangkan, lembaga atau orang yang
melakukan ekspor disebut eksportir. Pernahkah kamu melihat barang-barang yang berlabel
kualitas ekspor pada barang-barang buatan Indonesia? Ini artinya, bahwa barang-barang
tersebut dapat dijual ke luar negeri, karena kualitasnya bagus.
Tidak semua barang produksi dalam negeri bisa dijual ke luar negeri. Negara yang mau
membeli barang-barang produk kita (Indonesia) pasti akan memilih barang-barang yang
berkualitas bagus. Oleh karena itu, barang-barang yang diberi label kualitas ekspor adalah
barang-barang yang dianggap bagus mutunya. Jika suatu negara mengadakan ekspor, maka
pemerintah akan memperoleh pendapatan berupa devisa. Barang-barang yang diekspor
Indonesia terdiri atas dua macam, yaitu:
a. Minyak bumi dan gas bumi (migas)
b. Non migas, antara lain hasil-hasil pertanian, perikanan, perkebunan, kehutanan, dan
industri.
2. Impor
Impor adalah kegiatan memasukkan atau mendatangkan (membeli) barang dan jasa dari luar
negeri. Jika kita membeli barang-barang dari luar negeri (seperti mobil, alat-alat elektronik),
berarti kita melakukan impor. Barang yang kita beli disebut sebagai barang impor. Sedangkan
lembaga atau orang yang membeli barang dari luar negeri akan disebut importir. Jadi barang
impor adalah barang-barang buatan luar negeri yang dibawa masuk ke dalam negeri.
Mengapa negara itu melakukan impor? Suatu negara melakukan impor, karena:

a. Negara pengimpor tidak dapat menghasilkan barang tersebut, karena tidak mempunyai
bahan dasarnya.
b. Negara pengimpor dapat memproduksi barang impor tetapi biaya lebih mahal.
c. Negara pengimpor dapat menghasilkan sendiri, tetapi jumlahnya belum memenuhi.
Contoh: kita mengimpor beras dari Thailand, sebab kebutuhan beras dalam negeri belum
mencukupi.
Oleh karena itu selain mengekspor barang-barang ke luar negeri, Indonesia juga mengimpor
barang-barang dari luar negeri. Dalam upaya melindungi industri dalam negeri, pemerintah
melakukan pembatasan impor. Pembatasan impor akan mengakibatkan hal-hal sebagai
berikut:
a. Dapat mengurangi ketergantungan produk luar negeri, dan merangsang untuk
meningkatkan produksi dalam negeri.
b. Menanamkan rasa bangga dan mencintai produksi dalam negeri.
c. Mendorong industri dalam negeri untuk maju dan berkembang, sebab saingan barangbarang dari luar negeri terbatas.
d. Dapat menciptakan lapangan kerja dan menekan angka pengangguran dalam negeri.
1. Ekspor
Pernahkah kamu mendengar kata ekspor dan impor? Kata ekspor dan
impor selalu berhubungan dengan perdagangan. Ekspor adalah cara menjual
barang dan jasa kepada pihak yang ada di luar negeri. Contoh, kita menjual
barang hasil kerajinan (barang asongan, ukir-ukiran) ke Jepang. Ini berarti kita
melakukan ekspor ke negara Jepang. Barang yang kita jual ke luar negeri
disebut sebagai barang ekspor. Sedangkan, lembaga atau orang yang
melakukan ekspor disebut eksportir. Pernahkah kamu melihat barang-barang
yang berlabel kualitas ekspor pada barang-barang buatan Indonesia? Ini
artinya, bahwa barang-barang tersebut dapat dijual ke luar negeri, karena
kualitasnya bagus.
Tidak semua barang produksi dalam negeri bisa dijual ke luar negeri.
Negara yang mau membeli barang-barang produk kita (Indonesia) pasti akan
memilih barang-barang yang berkualitas bagus. Oleh karena itu, barangbarang yang diberi label kualitas ekspor adalah barang-barang yang
dianggap bagus mutunya. Jika suatu negara mengadakan ekspor, maka
pemerintah akan memperoleh pendapatan berupa devisa. Barang-barang
yang diekspor Indonesia terdiri atas dua macam, yaitu:
a)

Minyak bumi dan gas bumi (migas)

b)

Non migas, antara lain hasil-hasil pertanian, perikanan, perkebunan,

kehutanan, dan industri


2. Impor

Impor adalah kegiatan memasukkan atau mendatangkan (membeli)


barang dan jasa dari luar negeri. Jika kita membeli barang-barang dari luar
negeri (seperti mobil, alat-alat elektronik), berarti kita melakukan impor.
Barang yang kita beli disebut sebagai barang impor. Sedangkan lembaga
atau orang yang membeli barang dari luar negeri akan disebut importir. Jadi
barang impor adalah barang-barang buatan luar negeri yang dibawa
masuk ke dalam negeri. Mengapa negara itu melakukan impor? Suatu
negara melakukan impor, karena:
a)

Negara pengimpor tidak dapat menghasilkan barang tersebut, karena

tidak mempunyai bahan dasarnya.


b)

Negara pengimpor dapat memproduksi barang impor tetapi biaya lebih

mahal.
c)

Negara pengimpor dapat menghasilkan sendiri, tetapi jumlahnya belum

memenuhi. Contoh: kita mengimpor beras dari Thailand, sebab kebutuhan


beras dalam negeri belum mencukupi.
Oleh karena itu selain mengekspor barang-barang ke luar negeri, Indonesia
juga mengimpor barang-barang dari luar negeri. Dalam upaya melindungi
industri dalam negeri, pemerintah melakukan pembatasan impor.
Pembatasan impor akan mengakibatkan hal-hal sebagai berikut:
a)

Dapat mengurangi ketergantungan produk luar negeri, dan merangsang

untuk meningkatkan produksi dalam negeri.


b)

Menanamkan rasa bangga dan mencintai produksi dalam negeri.

c)

Mendorong industri dalam negeri untuk maju dan berkembang, sebab

saingan barang-barang dari luar negeri terbatas.


d) Dapat menciptakan lapangan kerja dan menekan angka pengangguran
dalam negeri
3. Pihak-Pihak yang Berperan dalam Kegiatan Ekspor
Kegiatan perdagangan antarnegara lebih rumit daripada perdagangan di
dalam negeri. Hal ini karena perdagangan antarnegara melibatkan banyak
pihak. Selain itu, ada perbedaan bahasa, mata uang, dan peraturan
perdagangan di tiap-tiap negara. Para pelaku kegiatan ekspor sebagai
berikut:
a. Produsen Eksportir
Produsen eksportir adalah perusahaan yang memproduksi barangbarang
untuk diekspor. Produsen eksportir tidak menggunakan jasa perantara yaitu

pedagang ekspor. Perusahaan yang bisa berperan sebagai produsen eksportir


biasanya merupakan perusahaan besar atau berskala internasional.
Perusahaan ini sudah memiliki pasaran di luar negeri. Misalnya, perusahaan
di bidang tekstil, mebel, makanan kemasan, dan elektronik.
b. Pedagang Ekspor
Pedagang ekspor merupakan badan usaha yang diberi izin pemerintah untuk
melakukan kegiatan ekspor. Pedagang ekspor tidak memproduksi sendiri
barang yang diekspornya, tetapi menjual hasil produksi orang lain. Pedagang
ekspor harus memiliki izin pemerintah dalam bentuk surat pengakuan
eksportir, disertai dengan kartu Angka Pengenal Ekspor (APE). Dengan surat
tersebut, pedagang ekspor diperbolehkan untuk melaksanakan ekspor
komoditas sesuai yang tercantum dalam surat tersebut.
c. Wisma Dagang
Wisma dagang merupakan suatu perusahaan ekspor yang besar dan dapat
mengekspor berbagai komoditas. Perusahaan ini mempunyai jaringan
pemasaran di seluruh dunia. Wisma dagang bisa bermula dari eksportir yang
hanya mengekspor satu komoditas. Seiring perkembangan usahanya,
eksportir mampu mengekspor berbagai komoditas.
4. Komoditas Ekspor Indonesia
Komoditas merupakan barang atau jasa yang diperdagangkan. Komoditas
ekspor Indonesia sangat beragam. Berbagai komoditas tersebut
dikelompokkan menjadi dua, yaitu migas dan nonmigas. Ekspor migas
meliputi minyak mentah, hasil minyak olahan, dan gas alam. Nonmigas
meliputi hasil pertanian, perikanan, pertambangan, industri, dan jasa.
a. Minyak dan Gas
Sejak dahulu minyak merupakan sumber energi dan bahan bakar utama di
dunia. Kamu tentu sering mendengar bahwa harga minyak dunia semakin
lama semakin meningkat.
Kebutuhan minyak semakin besar seiring dengan bertambahnya penggunaan
kendaraan bermotor dan alat-alat listrik. Di sisi lain, minyak bumi termasuk
bahan tambang yang tidak bisa diperbarui sehingga jumlahnya semakin
terbatas.
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak bumi. Ekspor
minyak Indonesia ditujukan terutama ke negara Cina, Jepang, Korea Selatan,
Australia, dan Amerika Serikat. Akan tetapi, ekspor minyak bumi Indonesia

semakin menurun. Hal ini karena tambang minyak yang ada sudah tidak
menghasilkan lagi. Gas alam biasanya ditemukan bersama minyak bumi.
Potensi gas alam di Indonesia cukup besar. Gas alam diekspor dalam bentuk
Liquefied Natural Gas (LNG). Gas alam telah diproduksi sejak tahun 1979
serta diekspor ke Jepang dan Korea Selatan. Saat ini pemerintah tengah
berusaha menggantikan peranan minyak sebagai bahan bakar dengan gas.
Oleh karena itu, produksi gas akan lebih ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan di dalam negeri.
b. Non minyak dan Gas
Komoditas minyak dan gas merupakan hasil pertambangan yang sangat
berharga. Akan tetapi, cadangan minyak dan gas semakin lama bisa habis.
Bangsa Indonesia tidak boleh selamanya mengandalkan pada ekspor minyak
dan gas. Oleh karena itu, pemerintah mengembangkan ekspor nonmigas.
Agar lebih jelas, simak uraian berikut:
1) Komoditas Pertanian
Komoditas pertanian sangat beragam, yaitu meliputi produk perkebunan,
peternakan, perikanan, dan pertanian tanaman pangan. Selain untuk
memenuhi kebutuhan di dalam negeri, hasilhasil pertanian dan perkebunan
Indonesia pun diekspor ke luar negeri. Komoditas pertanian dan perkebunan
yang diekspor antara lain kelapa sawit, kopra, kopi, teh, tembakau,
cengkih,karet, dan rempah-rempah. Komoditas perikanan yang diekspor
adalah hasil penangkapan di laut dan hasil budi daya. Wilayah lautan
Indonesia menyediakan ikan berkualitas tinggi dan disukai pasar luar negeri.
Misalnya, ikan cakalang, lemuru, dan tuna. Hasil budi daya perikanan yang
menjadi komoditas ekspor misalnya udang lobster, katak, dan ikan hias.
2) Komoditas Pertambangan
Indonesia termasuk negara yang kaya bahan tambang. Kekayaan tambang
Indonesia tersebar di seluruh penjuru Nusantara. Contoh bahan tambang
yang diekspor adalah batu bara, besi, baja, timah, dan tembaga. Bahan
tambang yang diekspor ada yang berupa bahan mentah dan ada yang sudah
diolah menjadi bahan setengah jadi.
3) Komoditas Kehutanan
Komoditas kehutanan yang diekspor Indonesia antara lain kayu, damar, dan
rotan. Sebagai negara di kawasan tropis, kekayaan hutan Indonesia sangat
besar. Jenis kayu yang dihasilkan hutan Indonesia antara lain kayu mangrove,

kruing, meranti, eboni, ulin, cendana, dan angsana. Pemanfaatan komoditas


kehutanan untuk ekspor diawasi secara ketat oleh pemerintah. Hal ini karena
banyaknya pembalak hutan liar yang tidak mengindahkan kelestarian hutan.
Kayukayu itu diselundupkan ke luar negeri. Akibatnya, kerusakan hutan di
Indonesia semakin meluas. Pada dasarnya, pemerintah berharap ekspor
komoditas kehutanan adalah hasil hutan yang sudah diolah, bukan dalam
bentuk bahan mentah. Misalnya, rotan sudah diolah menjadi meja kursi dan
kayu sudah diolah menjadi bubur kertas atau mebel. Dengan demikian, nilai
komoditas kehutanan bisa meningkat.
4) Komoditas Industri dan Kerajinan
Berbagai komoditas ekspor yang diuraikan sebelumnya merupakan
komoditas yang berasal dari pemanfaatan sumber daya alam. Hasilhasil
kekayaan alam tersebut jika diolah menjadi komoditas industri atau kerajinan
akan menambah lapangan kerja bagi masyarakat. Komoditas industri dan
kerajinan meliputi berbagai produk yang sudah melewati proses pengolahan.
Hasil olahan ini bisa berupa barang jadi atau barang setengah jadi. Contoh
komoditas ekspor yang berupa barang jadi adalah alas kaki, kertas, karton,
dan alat elektronik. Contoh komoditas ekspor yang berupa barang setengah
jadi adalah bijih besi, bijih perak, dan getah karet.
5) Jasa
Selain barang, Indonesia pun mengekspor jasa. Contoh ekspor di bidang jasa
adalah kegiatan pariwisata dan pengiriman tenaga kerja. Selama ini
Indonesia telah mengirimkan tenaga kerja ke berbagai negara. Misalnya,
Arab Saudi, Hongkong, Singapura, dan Malaysia. Para pekerja yang ada di
luar negeri akan mengirimkan uang gajinya ke Indonesia sehingga
menambah devisa negara.

Anda mungkin juga menyukai