Sri Wiwoho 001 - Ok
Sri Wiwoho 001 - Ok
115
khusus, terutama di Pasal 70), dimana syarat tersebut terdapat pada pelaksanaan
pekerjaan yang lebih dari 365 hari atau paket pekerjaan yang pelaksanaannya lebih dari
setahun (multi years) seperti halnya Pembangunan Jembatan Suramadu Bentang
Tengah. Syarat-syarat kontrak merupakan bagian dari dokumen pelelangan, yang
merupakan dasar penyusunan penawaran oleh rekanan.
Apabila suatu syarat-syarat kontrak tidak menyebutkan adanya eskalasi harga,
maka rekanan kan melakukan perkiraan/penaksiran harga satuan dasar yang berlaku
pada saat pelaksanaan nanti, sehingga harga satuan pekerjaan yang ditawarkan pada
dasarnya adalah harga perkiraan pada pelaksanaan pekerjaan nantinya. Apabila dalam
syarat kontrak disebutkan adanya ketentuan eskalasi harga, maka pada dasarnya rekanan
akan melakukan perkiraan harga satuan dasar pada saat melakukan perhitungan
penawaran.
Selama ini untuk perhitungan eskalasi pada Bina Marga mengacu pada Keppres
Nomor 80 Tahun 2003, tetapi untuk Pembangunan Jembatan Nasional Suramadu
Bentang Tengah eskalasinya mengacu pada Clausul Contract Fidic dimana kontrak
tersebut adalah kontrak internasional yang peraturannya ditetapkan oleh Federasi
Internasional
Perumusan Masalah : Bagaimana perhitungan eskalasi menggunakan single
indek berdasarkan COPA FIDIC (Conditions of Particular Application Federation
Internationale Des Ingenieurs-Conseils) dibandingkan dengan perhitungan berdasarkan
standar Bina Marga dan berapa perbedaan harga eskalasi untuk pekerjaan pondasi bored
pile antara metode perhitungan single indeks dengan metode perhitungan multiple
indeks yang digunakan pada Pembangunan Jembatan Nasional Suramadu Bentang
Tengah ?
TINJAUAN PUSTAKA
Suatu teori penunjang diperlukan sebagai pembahasan keseluruhan masalah
yang akan timbul dalam penelitian ini. Dasar teori ini nantinya berisikan dasar-dasar
teori penunjang yang telah ditemukan oleh para ahli di bidangnya masing-masing yang
mana hasilnya telah terbukti melalui pengkajian dan penelitian serta sudah baku
keberadaannya.
Ruang Lingkup Eskalasi
Beberapa Ruang Lingkup Eskalasi adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan yang dapat dieskalasi adalah:
a. Pekerjaan yang belum dilaksanakan dan telah dikontrakkan /didasarkan
atas penawaran terhitung sebelum 1 Oktober 2005;
b. Pekerjaan yang sedang berjalan atau yang sudah diselesaikan tetapi
dikontrakkan sebelum 1 Oktober 2005
c. Pekerjaan yang sedang berjalan atau yang sudah diselesaikan tetapi
dikontrakkan setelah 1 Oktober tetapi Surat Penawaran / Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK) sebelum 1 Oktober 2005.
2. Permohonan eskalasi diajukan dengan menyampaikan dokumen:
a. Surat penawaran
b. Kontrak
c. Berita acara status pekerjaan /mutualcheck per 1 Oktober 2005 yang
dibuat oleh pengawas lapangan untuk kegiatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b dan c, sebagai dasar penentuan batas pembayaran
eskalasi;
116
117
F0
= Indeks Harga Besi beton pada saat penawaran.
Kt
= Indeks Harga Kayu pada saat penyesuaian.
K0
= Indeks Harga Kayu pada saat penawaran.
Nt
= Indeks Harga Paku pada saat penyesuaian.
N0
= Indeks Harga Paku pada saat penawaran.
Lt
= Indeks Harga Kerja pada saat penyesuaian.
L0
= Indeks Harga Kerja pada saat penawaran.
Angka 0.07; 0.01; 0.43; 0.01; 0.25 dan 0.13 adalah Nilai Koefisien untuk tiap
komponen harga satuan dasar yang terkait dan jumlahnya selalu sama dengan 1.00.
Untuk menyederhanakan perhitungan penyesuaian harga, tidak jarang rumus
lebih disederhanakan lagi. Yang semula untuk setiap jenis pekerjaan yang mempunyai
analisa harga satuan mempunyai rumus eskalasi, disederhanakan lagi dan yang semula
dijadikan beberapa jenis pekerjaan, digabungkan dan diperhitungkan bobot peran
masing-masing komponen harga satuan dasarnya pada penggabungan tersebut, untuk
mendapatkan nilai koefisiennya.
Maka dari puluhan rumus penyesuaian harga, akan menjadi empat (4) atau lima
(5) saja kelompok rumus penyesuaian harga, misalnya :
1. Rumus Penyesuaian Harga untuk Pekerjaan Tanah.
2. Rumus Penyesuaian Harga untuk Pekerjaan Pasangan Batu.
3. Rumus Penyesuaian Harga untuk Pekerjaan Beton Bertulang.
4. Rumus Penyesuaian Harga untuk Pekerjaan Baja.
5. Rumus Penyesuaian Harga untuk Pekerjaan Pengaspalan.
Metode 2
Metode lain yang umum digunakan dalam menghitung eskalasi adalah dengan
menggunakan persamaan berikut :
L
M1
M2
M3
E
P
m
m
m
n
n
n
n
n
= A + l
+
+
+
+ e
+ f
L
M1
M2
M3
E
n
1
2
3
0
Dimana :
Pn
adalah suatu faktor penyesuaian harga untuk diberlakukan bagi mata
pembayaran utama dalam rupiah. Penyesuaian ini akan dapat digunakan
untuk pembayaran pekerjaan yang dilaksanakan pada bulan
bersangkutan.
A
adalah suatu konstanta dengan nilai 0.15 kecuali jika ditetapkan lain di
dalam Data Pemilihan Langsung, mewakili bagian yang tidak bisa
disesuaikan di dalam pembayaran kontraktual.
L, m (1,2,3), e dan f adalah konstanta atau pembobotan, yang ditetapkan dalam
pada lampiran syarat-syarat Kontrak yang berjudul Komponen Faktor Biaya untuk
Item Pembayaran mewakili proporsi yang diperkirakan dari tiap unsur biaya (tenaga
kerja, metarial, pemakaian peralatan dan bahan bakar) dalam pekerjaan-pekerjaan atau
bagian dari padanya seperti berikut ini :
l + m1 + m2 + m3 + e + f + A = 1
Lo, M (1,2,3)o, Eo dan Fo adalah Indeks harga dasar atau harga pada 28 hari
sebelum pembukaan penawaran (Indeks Nol).
Ln, M(l,2,3)n, En dan Fn, adalah Indeks Harga yang berlaku pada saat
dipertimbangkan atau indeks harga (tenaga kerja, material, pemakaian peralatan dan
bahan bakar) untuk bulan "n". Ln dan Lo adalah Indeks Umum untuk Ibukota Propinsi
F
n
F
0
118
yang bersangkutan yang diterbitkan bulanan dalam "Indikator Ekonomi", Tabel Index
Umum. M (l,2,3) n dan M (l,2,3) n adalah Indeks Harga untuk bahan.
Sumber yang dapat diterapkan untuk masing-masing Item Pembayaran
ditetapkan oleh Tabel "Komponen Faktor Biaya untuk Item Pembayaran" dan Tabel
"Sumber Indeks Harga". Indeks diterbitkan tahunan dalam "Index Harga Perdagangan
Besar Indonesia untuk Material Konstruksi/Bangunan". Bilamana indeks pada saat
dipertimbangkan belura tersedia maka (Indeks Nasional) dapat diperoleh secara
langsung dari Badan Pusat Statistik.
En dan Eo adalah Indeks Harga untuk peralatan. Indeks diterbitkan tahunan
dalam " Index Harga Perdagangan Besar Indonesia untuk Material
Konstruksi/Bangunan", Item 23, Mesin dan Perlengkapannya". Bilamana indeks pada
saat dipertimbangkan belum tersedia maka (Indeks Nasional) dapat diperoleh secara
langsung dari Badan Pusat Statistik.
Fn dan Fo adalah Indeks Harga untuk bahan bakar dengan dasar harga patokan
Pertamina yng berlaku untuk sektor Industri. Dalam kasus-kasus tertentu, dengan
pertimbangan bahwa harga bahan bakar yang dikeluarkan oleh pertamina adalah
berbeda-beda / tidak seragam karena adanya subsidi pemerintah, angka indeks harga
bahan bakar dapat didasarkan kepada data BPS.
Tabel 1: Ringkasan Sumber-Sumber Indeks
TABEL
KELOMPOK KOMOD1TI
APLiKASI UTAMA
7
9
10
Aspal
12
16
Semen Portland
IS
21
26
TABEL
SEKTOR INDUSTRI
3,37.1 Kon-Blok
3.39.2 Besi Beton
Badan Pusat Statistik, Jakarta
APLIKAS1 UTAMA
Perkerasan Blok Beton
Semua Jenis Baja Tulangan
119
Divisi 2
2.1
12
2.3(1) -(3)
2.3(4)
Divisi 3
3.1 (i)
3-1 (2)
3.1 (3) -(5)
3.1. (6) -(7)
3.2(1)
3.2 (2) (3)
Divisi 4
4.2(1) -(2)
4.2(3)
4.2(4)
Divisi 5
5-KD -(2)
52
5.4(1)
5.4(2)
Divisi 6
6.1(1) -(2)
62(1) -(2)
6.2(3)
6.3(1) -(2)
6.3 (3)
6.3 (4)
6.3(5)
6.3(6)
6,3(7)
Divisi 7
7.1(I)-(8)
7.2{I)-(8)
7.2(9)
7.2(10)
7.2 (11)
7.3(1) -(5)
7.4(1). (3)
7.5(1)
7.6 (6). (7)
7.6(8)
7.6(9)-(10)
7.6(11)
7.6(11)7.6(15)7.6(18)7.7(1) -(4)
7.7 (5)-(8)
7.9
7.10(1)
7.10(2)
7.10(3)
URAIAN
SAT.
M3
M3
Ml
Ton
0.032
0.038
0.004
0.004
0.327
0010
0.013
0.013
0.000
0.329
0.022
0.000
0,000
0,458
0.791
0.813
0.491
0.015
0.020
0.020
Galian Biasa
Galian Batu
Galian Struktur
Galian Perkerasan Beraspal
Timbunan Biasa
Timbunan Pilihan
M3
M3
M3
M3
M3
M3
0.032
0.057
0.012
0.064
0.008
0.006
0.327
0317
0.139
0.314
0.220
0.117
0.000
0.000
0.409
0.000
0.291
0.552
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.491
0.476
0.209
0.472
0.331
0.175
M3
M3
Ton
M3
0.042
0.039
0.000
0.041
0.117
0.117
0.000
0.116
0.515
0.519
0.000
0.517
0.000
0.000
0.850
0.000
0.176
0.175
0.000
0.176
M3
Buah
Kg
Buah
M3
Kg
Kg
Kg
M3
Kg
M3
Ml
Ml
Ml
Ml
Ml
Ml
M3
M3
M3
M3
0.036
0.049
0.012
0.002
0.049
0.056
0.056
0.255
0.035
0.035
0.049
0.128
0.128
0.128
0.043
0.085
0.328
0.089
0.079
0.155
0.147
0.013
0.060
0.006
0.023
0.060
0.013
0.013
0.085
0.000
0.000
0.013
0.043
0.043
0.043
0.199
0.042
0.166
0.071
0,076
0.000
0.026
0.196
0.016
0.000
0.006
0.016
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.069
0.000
0.000
0.000
0.024
0.196
0,000
0,233
0,231
0.594
0.243
0.586
0.629
O.S2
0.785
0.629
0.760
0,760
0.000
0.815
0.815
0.699
0.000
0.000
0.000
0.267
0.442
0.000
0.375
0.376
0.000
0.396
0.019
0.096
0.010
0.034
0.096
0.021
0.021
0.510
0,000
0.000
0.020
0.679
0.679
0.679
0.317
0.085
0.356
0.082
0.088
0.101
0.038
120
Volume (M)
Persentase
Kumulatif
Volume (M)
Persentase
Kumulatif
Mei
Juni
Juli
Agsts.
Sept.
Okt.
40
20
25
15
40%
60%
85%
100%
30
25
25
20
30%
55%
80%
100%
121
Pn
o M20 untuk material semen yang diperoleh dari Indeks Harga Perdagangan
Besar Bahan Bangunan/Konstruksi Indonesia, Kelompok Komodi
16. Semen = Rp. 287,51
o E0 untuk peralatan yang diperoleh dari Indeks Harga Perdagangan Besar
Bahan Bangunan/Konstruksi Indonesia. Kelompok Komodi 23.
Mesin dan Perelngkapannya = Rp. 301,41
Misalkan Berdasarkan data dari BPS Indeks yang berlaku pada bulan "n" yaitu
saat dilakukan pertimbangan eskalasi adalah sebagai berikut :
o Ln untuk tenaga kerja yang diperoleh dari "Indikator Ekonomi" Indeks
Umum adalah = Rp. 117,16
o Fn untuk harga bahan bakar solar untuk industri adalah Rp. 1.610,o M1n untuk material galian yang diperoleh dari Indeks Harga Perdagangan
Besar Bahan Bangunan/Konstruksi Indonesia, Kelompok Komodi
3. Barang Galian segala jenis = Rp. 338,56
o M2n untuk material semen yang diperoleh dari Indeks Harga Perdagangan
Besar Bahan Bangunan/Konstruksi Indonesia, Kelompok Komodi
16. Semen = Rp. 299,08
o En untuk peralatan yang diperoleh dari Indeks Harga Perdagangan Besar
Bahan Bangunan/Konstruksi Indonesia. Kelompok Komodi 23.
Mesin dan Perelngkapannya = Rp. 311,13
Jika dimasukkan kepada persamaan faktor eskalasi :
L
F
En
P
m M1n
m M2n
m M3n
n
n
= A + l
+
+
+
+ e
+ f
L
F
n
1
2
3
M
M
M
E
0
10
20
30
0
0
Akan didapat :
117.6
161
338.5
299.0
311.1
1
0
6
8
3
0.1
0.0
0.01
0.19
0.01
=
+
+
+
+
+
5
36
3
6
0.586 287.5
9
161
317.6
301.4
109.5
0
1
1
1
0.1
0.0
0.01
0.20
0.61
0.0
Pn =
+
+
+
+
+
5
39
3
9
0
2
1.03
Pn =
98
Sertifikat dan Pembayaran
Klause 60. Sertifikat dan Pembayaran.
Klause 60.1 dan 60.3 sampai 60.10 pada kondisi umum dihapus dan mengikuti
Sub Clause 60.1 dan 60.3 sampai 60.14 sebagai penggantinya.
Pertanyaan
Sub Klause 60.1 adalah sebagai berikut :
Harga kontrak berdasarkan pada harga satuan dan mempertunjukan jumlah
dimana kontraktor mempertimbangkan bahwa kontraktor berhak hingga akhir bulan
dengan mengacu pada hal berikut :
a. Nilai dari pekerjaan-pekerjaan tetap yang telah dilaksanakan.
b. Materi lain didalam Harga Satuan termasuk untuk peralatan kontraktor,
pekerjaan temporer, hari kerja dan yang seperti itu.
122
123
124
125
Waktu
Pelaksanaan
Dimana :
C
:
B
:
V
:
N
:
80%
Sehingga :
Nilai Eskalasi :
210.60 - 147.56
147.56
:Rp.
0.4272
80% x
22,612,604.85
)x
((
1,840,566.89 x 35.9469
80% x
66,162,673.94
(a)
- B
B
80 %
126
Nilai Eskalasi :
Akan tetapi pada kontrak volume I disebutkan bahwa Kontraktor China
menginginkan eskalasi tersebut dipecah menjadi empat jenis item pekerjaan
seperti tersebut di bawah ini :
1. Nilai Eskalasi (Upah)
:
C
- B
B
20 %
- B
B
20 %
4.
- B
B
30 %
Nilai
(Pelat Baja)
C
- B
B
150.80
10 %
126.20
0.1949
x 20% x
: USD 2,366.23
2. Nilai Eskalasi (Peralatan)
126.20
:(
Eskalasi
Sehingga didapat :
1. Nilai Eskalasi (Upah)
:
105.80 - 102.80
20%
166.73 x
364.03
60,694.72
)x
102.80
( (
0.0292
20% x
((
20% x
166.73 x 364.03
60,694.72
354.25
USD
3. Nilai Eskalasi (Besi Tulangan) :
:
:
:
128.20 -
122.40
122.40
0.0474
)
x
x 30% x
30% x
10%
125.80
-0.0795
( (
10%
( (
x
166.73 x
364.03
60,694.72
166.73 x
364.03
60,694.72
(482.47)
USD
Jadi, total nilai eskalasi yang digunakan Kontraktor China (Asing) adalah :
Nilai Eskalasi : Upah + Peralatan + Pengencangan Baja + Pelat Baja
Nilai Eskalasi : USD 2,366.23 + USD 354.25 + USD 862.82 + USD -482.47
Nilai Eskalasi : USD 3,100.82 (b)
:
127
0.20
0.20
1.061
l
0.762
+
Ln
L0
117.6
109.5
0.8184
0.000
0.0000
Mn
M0
212.29
184.16
+
0.038
En
E0
133.94
119.97
0.0424
Lalu koefisien tersebut dikalikan dengan nilai kontrak steel casing lokal adalah
sebagai berikut :
Nilai Eskalasi : 1.061 x Rp. 3.346.486,02
128
: Rp. 3.550.158,69
Sehingga Eskalasi yang didapatkan adalah :
: Hasil Nilai Eskalasi Nilai Kontrak (Lokal)
: Rp. 3.550.158,69 - Rp. 3.346.486,02
: Rp. 203.672,67 (Lokal)
o Asing
Pn
0.20
0.20
l
0.028
0.0301
Ln
L0
117.6
109.5
+
0.759
0.8749
Mn
M0
212.29
184.16
+
0.012
0.0134
En
E0
133.94
119.97
1.118
Lalu koefisien tersebut dikalikan dengan nilai kontrak steel casing asing adalah
sebagai berikut :
Nilai Eskalasi : 1.118 x USD. 2.605,59
: USD. 2.914,11
Sehingga Eskalasi yang didapatkan adalah :
: Hasil Nilai Eskalasi Nilai Kontrak (Lokal)
: USD. 2.914,11 - USD. 2.605,59
: USD. 308,52
Total Eskalasi Steel Casing : Rp. 203.672,67 + USD. 308,52
b. BORING (PENGEBORAN) :
Boring (Lokal)
I untuk Tenaga Kerja : 0.762
m untuk Material
: 0.000
e untuk Peralatan
: 0.038
Boring (Asing)
I untuk Tenaga Kerja : 0.028
m untuk Material
: 0.759
e untuk Peralatan
: 0.012
Berdasarkan data dari BPS Indeks yang berlaku pada 28 hari sebelum batas akhir
pemasukan penawaran adalah sebagai berikut :
L0
: Untuk Tenaga Kerja berdasarkan data dari BPS diperoleh indeks
sebesar 109.5
M0
: Untuk Material berdasarkan data dari BPS diperoleh indeks sebesar
183.19
E0
: Untuk Peralatan berdasarkan data dari BPS diperoleh indeks sebesar
119.97
Dan data dari BPS Indeks yang berlaku pada saat pekerjaan dilaksanakan adalah
sebagai berikut :
Ln
: Untuk Tenaga Kerja berdasarkan data dari BPS diperoleh indeks
sebesar 117.6
Mn
: Untuk Material berdasarkan data dari BPS diperoleh indeks sebesar
213.54
En
: Untuk Peralatan berdasarkan data dari BPS diperoleh indeks sebesar
133.94
Maka akan didapatkan perhitungan sebagai berikut :
129
o Lokal
Pn
0.20
0.20
1.061
l
0.762
Ln
L0
117.6
109.5
0.8184
+
+
Mn
M0
213.54
183.19
m
0.000
0.0000
0.038
En
E0
133.94
119.97
0.0424
Lalu koefisien tersebut dikalikan dengan nilai kontrak boring lokal adalah
sebagai berikut :
Nilai Eskalasi : 1.061 x Rp. 440.508,41
: Rp. 467.318,48
Sehingga Eskalasi yang didapatkan adalah :
: Hasil Nilai Eskalasi Nilai Kontrak (Lokal)
: Rp. 467.318,48 - Rp. 440.508,41
: Rp. 26.810,07 (Lokal)
o Asing
Pn
0.20
0.20
1.128
l
0.028
0.0301
Ln
L0
117.6
109.5
+
+
+
Mn
M0
213.54
183.19
m
0.759
0.8847
0.012
En
E0
133.94
119.97
0.0134
Lalu koefisien tersebut dikalikan dengan nilai kontrak boring adalah sebagai
berikut:
Nilai Eskalasi : 1.128 x USD. 278,48
: USD. 314,19
Sehingga Eskalasi yang didapatkan adalah :
: Hasil Nilai Eskalasi Nilai Kontrak (Lokal)
: USD. 314,19 - USD. 278,48
: USD. 35,71
Total Eskalasi Boring
: Rp. 26.810,07 + USD. 35,71
c. REINFORCING (PENULANGAN) :
Reinforcing (Lokal)
I untuk Tenaga Kerja : 0.762
m untuk Material
: 0.000
e untuk Peralatan
: 0.038
Reinforcing (Asing)
I untuk Tenaga Kerja : 0.028
m untuk Material
: 0.759
e untuk Peralatan
: 0.012
Berdasarkan data dari BPS Indeks yang berlaku pada 28 hari sebelum batas akhir
pemasukan penawaran adalah sebagai berikut :
L0
: Untuk Tenaga Kerja berdasarkan data dari BPS diperoleh indeks
sebesar 109.5
130
M0
0.20
0.20
1.061
l
0.762
+
Ln
L0
117.6
109.5
0.8184
0.000
0.0000
Mn
M0
223.51
184.53
+
0.038
En
E0
133.94
119.97
0.0424
Lalu koefisien tersebut dikalikan dengan nilai kontrak reinforcing lokal adalah
sebagai berikut :
Nilai Eskalasi : 1.061 x Rp. 1.072.727,28
: Rp. 1.138.015,23
Sehingga Eskalasi yang didapatkan adalah :
: Hasil Nilai Eskalasi Nilai Kontrak (Lokal)
: Rp. 1.138.015,23 - Rp. 1.072.727,28
: Rp. 65.287,95 (Lokal)
o Asing
Pn
0.20
0.028
0.20
1.163
0.0301
Ln
L0
117.6
109.5
+
0.759
0.9193
Mn
M0
223.51
184.53
+
0.012
En
E0
133.94
119.97
0.0134
Lalu koefisien tersebut dikalikan dengan nilai kontrak boring adalah sebagai
berikut:
Nilai Eskalasi : 1.163 x USD. 672,74
: USD. 782,26
Sehingga Eskalasi yang didapatkan adalah :
: Hasil Nilai Eskalasi Nilai Kontrak (Lokal)
: USD. 782,26 - USD. 672,74
: USD. 109,52
Total Eskalasi Reinforcing
: Rp. 65.287,95 + USD. 109,52
d. CONCRETING (PENGENCORAN) :
131
Concreting (Lokal)
I untuk Tenaga Kerja : 0.762
m untuk Material
: 0.000
e untuk Peralatan
: 0.038
Concreting (Asing)
I untuk Tenaga Kerja : 0.028
m untuk Material
: 0.759
e untuk Peralatan
: 0.012
Berdasarkan data dari BPS Indeks yang berlaku pada 28 hari sebelum batas akhir
pemasukan penawaran adalah sebagai berikut :
L0
: Untuk Tenaga Kerja berdasarkan data dari BPS diperoleh indeks
sebesar 109.5
M0
: Untuk Material berdasarkan data dari BPS diperoleh indeks sebesar
127.30
E0
: Untuk Peralatan berdasarkan data dari BPS diperoleh indeks sebesar
119.97
Dan data dari BPS Indeks yang berlaku pada saat pekerjaan dilaksanakan adalah
sebagai berikut :
Ln
: Untuk Tenaga Kerja berdasarkan data dari BPS diperoleh indeks
sebesar 117.6
Mn
: Untuk Material berdasarkan data dari BPS diperoleh indeks sebesar
184.03
En
: Untuk Peralatan berdasarkan data dari BPS diperoleh indeks sebesar
133.94
Maka akan didapatkan perhitungan sebagai berikut :
o Lokal
Pn
0.20
0.20
1.061
l
0.762
+
Ln
L0
117.6
109.5
0.8184
0.000
0.0000
Mn
M0
184.03
127.30
+
0.038
En
E0
133.94
119.97
0.0424
Lalu koefisien tersebut dikalikan dengan nilai kontrak concreting lokal adalah
sebagai berikut :
Nilai Eskalasi : 1.061 x Rp. 340.503,84
: Rp. 361.227,47
Sehingga Eskalasi yang didapatkan adalah :
: Hasil Nilai Eskalasi Nilai Kontrak (Lokal)
: Rp. 361.227,47 - Rp. 340.503,84
: Rp. 20.723,63 (Lokal)
o Asing
Pn
0.20
0.20
l
0.028
0.0301
Ln
L0
117.6
109.5
+
0.759
1.0972
Mn
M0
184.03
127.30
+
0.012
0.0134
En
E0
133.94
119.97
132
1.341
Lalu koefisien tersebut dikalikan dengan nilai kontrak boring adalah sebagai
berikut:
Nilai Eskalasi : 1.341 x USD. 151,55
: USD. 203,18
Sehingga Eskalasi yang didapatkan adalah :
: Hasil Nilai Eskalasi Nilai Kontrak (Lokal)
: USD. 171,54 - USD. 151,55
: USD. 51,63
Total Eskalasi Concreting
: Rp. 20.723,63 + USD. 51,63
Total Nilai Eskalasi untuk PEKERJAAN PONDASI BORED PILE MAIN
BRIDGE pada Pembangunan Jembatan Nasional Suramadu Bentang Tengah
untuk Pile 28 adalah :
= Steel Casing + Boring + Reinforcing + Concreting
= (Rp. 203.672,67 + USD. 308,52) + (Rp. 26.810,07 + USD. 35,71) +
( Rp. 65.287,95 + USD. 109,52) + (Rp. 20.723,63 + USD. 51,63)
= Rp. 316.494,32 + USD. 505,38
Apabila jumlah uang tersebut dijadikan dalam satu mata uang, maka akan
didapatkan selisih sebagai berikut :
Kurs Kontrak : 1 USD
= Rp. 8.965,Nilai Eskalasi Single Indeks
= Rp. 22.612.604,85 + USD. 3.100,82
Nilai Eskalasi Multiple Indeks
= Rp.
316.494,32 + USD. 505,38
Kedua porsi tersebut akan dijadikan dalam satu porsi mata uang, yaitu dalam
mata uang rupiah :
Nilai Eskalasi Single Index :
= Rp. 22.612.604,85 + (USD. 3.100,82 x Rp. 8.965,-)
= Rp. 22.612.604,85 + Rp. 27.798.851,30
= Rp. 50.411.456,15
Nilai Eskalasi Multiple Index :
= Rp. 316.494,32 + (USD. 505,38 x Rp. 8.965,-)
= Rp. 316.494,32 + Rp. 4.530.731,70
= Rp. 4.847.226,02
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Perhitungan eskalasi menggunakan single indeks berdasarkan COPA FIDIC
(Conditions of Particular Application Federation Internationale Des IngenieursConseils) dibandingkan dengan perhitungan berdasarkan standar Bina Marga dalam
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa yang lebih menguntungkan pihak owner
adalah dengan menggunakan Rumus Multiple Index (Perhitungan berdasarkan
Standar Bina Marga PU).
2. Rumus Single Index digunakan oleh kedua belah pihak dikarenakan Harga Satuan
dari Standar Pusat Statistik yang berbeda dari kedua Negara.
3. Terdapat selisih harga eskalasi yang sangat signifikan antara Rumus Single Index
dengan Multiple Index yaitu Single Index sebesar Rp. 22.612.604,85 + USD.
3.100,82 sedangkan Multiple Index sebesar Rp. 316.494,32 + USD. 505,38
133
Saran
Saran untuk perhitungan eskalasi selanjutnya, agar mempertimbangkan rumus
yang akan digunakan. Mempertimbangkan agar kedua belah pihak tidak ada yang
merasa dirugikan.
DAFTAR PUSTAKA
Kepmen. Permukiman dan Prasarana Wilayah (2003), Standar dan Pedoman
Pengadaan Jasa Konsultasi (Jasa Perencanaan dan Pengawasan) dan Jasa
Pemborongan (Jasa Pelaksanaan Konstruksi) yang disempurnakan. No.
318/KPTS/M/2003, Jakarta.
Keppres. RI (2003), Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di dalam
Pemerintahan No. 80. Jakarta .
Permen. Keuangan (2005), Penyesuaian Harga Satuan dan Nilai Kontrak Kegiatan
Pemerintah Tahun Anggaran 2005. Jakarta.
FIDIC (1987). Federation Internationale des Ingenieurs-Conseils. Switzerland.
HS, Sardjono, (1996), Pondasi Tiang Pancang 1, Sinar Wijaya, Surabaya
Wahyudi, Herman, (1999), Daya Dukung Pondasi Dalam, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Surabaya.
Das, Braja M., (1980), Principal of Foundation Engineering, Prentice Hall, New Jersey
Coduto, Donald P., (1977), Foundation Design : Principal and Practicles, Prentice Hall,
New Jersey