Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN REMAJA, PRANIKAH, DAN PRAKONSEPSI

( ASKEB 1)
PENGATURAN FUNGSI NEUROHORMONAL PADA SYSTEM REPRODUKSI
HORMON PADA SISTEM REPRODUKSI WANITA

Dosen Pengampu: Dian Sukma Astuti, SST., M. Kes


Disusun Oleh:
1.
2.

Bq. Fathmia Fikayati


wahyuni

(015.03.0011)
(015.03.0009)

KATA PENGANTAR

Bismillahir rahmaanir rahiim.


Segala puji bagi Allah Yang Maha Kuasa, Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
dengan judul Hormon pada Sistem Reproduksi Wanita. Penyusunan makalah ini sebagai
pemenuhan tugas kelompok dari mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan (IDK II).
Makalah ini berupaya untuk memahami lebih mendalam mengenai hormon yang terdapat
dalam sistem reproduksi wanita, tempat sekresinya, dan fungsi dari hormon-hormon tersebut.
Sehingga akan menambah wawasan dari kami sebagai mahasiswa, mengenai hormon-hormon
pada sistem reproduksi wanita.
Oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini, pennyusun ingin menyampaikan rasa
terima kasih kepada Ns. Ahmad Zaenal Abidin, S.Kep selaku dosen penampu untuk penyusunan
makalah ini. Dan kepada semua pihak yang telah membantu, oleh karena keterbatasan sehingga
namanya tidak tercantum dalam makalah ini, penyusun mengucapkan banyak terima kasih.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya kepada
kami dan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan pembuatan
makalah ini.
Tentunya karena keterbatasan yang dimiliki penyusun sebagai manusia, makalah ini
belum sempurna. Sehingga penyampaian atau pemberian kritik dan saran mengenai penyusunan
makalah ini sangat diharapkan oleh penyusun.
Wassalammuaalaikum w.w.
Mataram,16 November 2016,

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................

KATA PENGANTAR...............................................................................................

ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................

iii

BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................

1. Latar Belakang.....................................................................................................

2. Rumusan Masalah................................................................................................

3. Tujuan..................................................................................................................

Tujuan Umum............................................................................................

Tujuan Kusus.............................................................................................

4. Manfaat................................................................................................................

BAB 2 TINJAUAN TEORI.......................................................................................

1. Definisi Hormon..................................................................................................

2. Anatomi Sistem Reproduksi Wanita....................................................................

Genitalia Eksterna....................................................................................... 4
Genitalia Interna.......................................................................................... 4
Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita...................................................................
BAB 3 PEMBAHASAN...........................................................................................

6
10

1. Hormon dalam Sistem Reproduksi Wanita..........................................................

10

2. Fisiologi Hormon Sistem Reproduksi Wanita.....................................................

15

Siklus Ovarium........................................................................................... 15
Siklus Uterus............................................................................................... 15
Siklus Vagina.............................................................................................. 16
Siklus Mammae.......................................................................................... 16
Siklus Menstruasi........................................................................................ 16
3. Gangguan pada Hormon Sistem Reproduksi Wanita..........................................

17

BAB 4 PENUTUP.....................................................................................................

20

1. Kesimpulan..........................................................................................................

20

2. Saran....................................................................................................................

20

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

21

BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tubuh manusia terdiri dari berbagai sistem yang mengatur kelangsungan metabolisme
dari tubuh itu sendiri. Dari beberapa sistem tubuh yang ada terdapat sistem reproduksi yang
berfungsi untuk manusia dapat memperoleh keturunan atau anak. Oleh sebab fungsinya
tersebut sistem reproduksi menjadi sangat penting bagi seorang individu.
Seperti halnya sistem tubuh lainnya, sistem reproduksi juga menghasilkan hormon yang
dapat membantu dalam melakukan fungsinya. Namun hormon-hormon yang dihasilkan
antara reproduksi wanita dan pria ada yang sama dan ada yang berbeda.
Perbedaan hormon yang dihasilkan ini membuat seorang wanita dan pria memiliki ciriciri primer dan sekunder yang berbeda saat pubertas. Menurut Baylis & Starling, Hormon
adalah substansi kimia yang dihasilkan oleh sel khusus dalam jumlah tertentu, dilepaskan ke
sistem sirkulasi untuk ditransport ke target organ di mana substansi kimia tersebut
menimbulkan efek fisiologis spesifik.
Adanya perbedaan hormon yang dihasilkan reproduksi wanita dan pria tersebut membuat
perlu adanya pembahasan terpisah antara hormon reproduksi wanita dan pria. Dan didalam
makalah ini penyusun akan membahas mengenai Hormon pada Sistem Reproduksi
Wanita.
2. Rumusan Masalah
1.
Berapa hormon yang berperan dalam organ reproduksi wanita?
2.
Bagaimana fisiologi dari hormon yang berperan dalam sistem reproduksi wanita?
3. Apa saja gangguan yang dapat terjadi karena kelainan hormon yang berperan dalam
sistem reproduksi wanita?
3. Tujuan
1. Tujuan Umum
Secara umum penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami mengenai
hormon-hormon pada organ reproduksi wanita.

2. Tujuan Kusus
Secara kusus tujuan dari penyusunan makalah ini, yakni:
1. Mengetahui ada berapa hormon yang berperan dalam organ reproduksi wanita.
2. Mengetahui dan memahami fisiologi dari hormon yang berperan dalam sistem reproduksi
wanita.
3. Mengetahui gangguan yang dapat terjadi karena kelainan dari hormon yang berperan dalam

sistem reproduksi wanita.


4. Manfaat
1. Bagi penulis
Dengan adanya penyusunan makalah ini, penulis dapat manambah wawasan dan pengetahuan
serta dapat mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai hormon pada organ reproduksi
wanita, khususnya mekanisme kerjanya.
2.

Bagi pembaca
Adanya penyusunan makalah ini, supaya dapat dimanfaatkan sebagai bahan referensi
pembaca.Selain itu, dapat dimanfaatkan sebagai sumber bacaan untuk menambah atau
memahami tentang hormon pada organ reproduksi wanita, khususnya mekanisme kerjanya.

BAB 2
TINJAUAN TEORI
1. Definisi Hormon
Hormon adalah senyawa yang merangsang. Hormon adalah molekul yang dihasilkan oleh
jaringan tertentu, yang dikeluarkan langsung ke darah sebagai pembawa dan secara khas
mengubah kegiatan suatu jaringan tertentu yang menerimanya. Hormon adalah zat kimia
yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin yang dialirkan ke dalam peredaran darah dan
memengaruhi organ tertentu.
Menurut Baylis & Starling, Hormon adalah substansi kimia yang dihasilkan oleh sel
khusus dalam jumlah tertentu, dilepaskan ke sistem sirkulasi untuk ditransport ke target organ
di mana substansi kimia tersebut menimbulkan efek fisiologis spesifik.
Hormon yang berhubungan dengan gametogenesis dan fungsi reproduksi, antara lain:
1. Hormon pada hipofisis

2.
3.
1.
2.
3.
4.
5.

Hormon pada ovarium


Hormon pada plasenta
Kontrol hormon terhadap siklus reproduksi meliputi:
Siklus ovarium
Siklus uterus
Siklus vagina
Siklus mammae
Siklus menstruasi

2. Anatomi Sistem Reproduksi Wanita


Alat reproduksi wanita terdiri dari traktus genetalis yang terletak dalam rongga panggul
kecil. Alat kelamin luar terdiri dari mons pubis, labia mayora (bibir besar), labia minora (bibir
kecil), klitoris, vestibulum vagina himen (selaput dara), orifisium vagina, bulbovestibularis
(bulbus vaginalis) dan glandula vestibularis (Bartolini). Alat kelamin interna terdiri dari
vagina, uterus, tuba falopi (uterin) dan ovarium.
a) Genitalia Eksterna
Vulva termasuk alat kelamin bagian luar tempat bermuaranya sistem urogenital yang
dilingkari oleh labia miyora, ke belakang menjadi satu dengan kommisura posterior dan
perineum, dibawah kulit terdapat jaringan lemak (mons pubis). Bagian media dari bibir besar
ditemukan bibir kecil (labia minora), kearah perineum menjadi satu dan membentuk frenulum
labiorum pudendi.
Bagian depan frenulum terdapat fossa navikulare. Pada kiri dan kanan fossa navikulare
terdapat dua buah lubang kecil tempat bermuaranya glandula Bartholini. Bagian depan labia
minora menjadi satu membentuk preposium klitoris dan di bawah preposium klitoris terdapat
klitoris. Kira-kira 1,5 cm dibawah klitoris terdapat orifisium uretra eksterna (lubang kemih),
di kanan dan kiri lubang kemih terdapat duah lubang kecil dari saluran buntu (duktus Skene).

b) Genitalia Interna
Anatomi dari genitalia interna adalah, sebagai berikut:
1. Vagina
Vagina merupakan penghubung antara genitalia eksterna dengan genetalis interna. Vagina
berukuran didepan 6,5 cm dan di belakang 9,5 cm. Sumbunya berjalan kira-kira sejajar
dengan arah tepi bawah simfisis ke promontorium. Arah ini penting diketahui jika pemasukan
jari kedalam vagian pada pemeriksaan ginekologik. Pada puncak vagina terdapat bagian yang
menonjol dari leher rahim, disebut porsio.
Epitel vagina merupakan epitel skuamosa dalam beberapa lapisan. Lapisannya tidak
mengandung kelenjar akan tetapi mengadakan transudasi. Pada anak kecil epitel ini amat tipis

sehingga mudah terkena infeksi. Mukosa vagina berlipat-lipat secara horizontal, lipatan ini
dinamakan rugae. Dibawah epitel vagina terdapat jaringan ikat dan otot yang sususnannya
seperti usus. Dinding belakang vagina lebih panjang dan membentuk forniks posterior,
forniks lateraris sinistra, dan forniks lateraris dekstra.
2.
Uterus
Uterus pada orang dewasa merupakan organ tebal seperti buah alpokat atau buah pir yang
sedikit gepeng, terletak dalam rongga pelvis di antara rektum dan kandung kemih. Panjang
uterus 7-7,5 cm, lebar 5 cm, dan tebal 2,5 cm. Uterus pada wanita dewasa umumnya terletak
di sumbu di tulang panggul dalam posisi anteversiofleksi, membentuk sudut dengan vagina.
Korpus uteri ke arah depan membentuk sudut 120-130 derajat dengan serviks uteri.
Uterus terdiri dari fundus uteri (dasar rahim), korpus uteri, dan serviks uteri (porsio
supravaginalis dan porsio vaginalis). Sedangkan uteri interna terdiri dari endometrium,
miometrium, perimetrium (lapisan luar).
3. Tuba Falopii
Tuba falopii adalah saluran telur yang mengangkut ovum dari ovarium ke kavum uteri.
Panjangnya rata-rata 11-14 cm. Tuba falopii ada 2 bagian, mulai dari sisi pelvis ke sudut
superior lateral uterus. Masing tergantung pada plika peritonial mesenterium yang meliputi
margo superior dan berdekatan dengan ligamentum latum. Tuba falopii terdiri dari 4 bagian
yaitu pars interstisialis, pars ismika/istmus, pars ampularis/ampula, dan infudibulum.
4.
Ovarium
Kelenjar yang terletak di kanan dan kiri uterus terikat oleh ligamentum uterus. Ovarium
berhubungan dengan uterus melalui ligamentum ovarii propium, terletak pada lapisan
belakang ligamentum latum. Sebagian besar ovarium terletak pada intraperitonial dan tidak
dilapisi oleh peritonium.
5.
Ligamentum
Parametrium membentu suatu sistem penunjang uterus sehingga uterus terfiksasi relatif
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

cukup baik. Jaringan itu terdiri dari:


Ligamentum kardinale sinistrum dan dekstrum
Ligamentum sakrouterinum sinistrum dan dekstrum
Ligamentum rotundum sinistrum dan dekstrum
Ligamentum pubovesikale sinistrum dan dekstrum
Ligamentum latum sinistrum dan dekstrum
Ligamentum infundibulum pelvikum
Ligamentum ovarii proprium sinistrum dan dekstrum.

3. Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita


Masa pubertas wanita adalah masa mulainya produktivitas artinya mulai dapat
melanjutkan keturunan. Masa produktif ini berlangsung kira kira 30 tahun. Setelah itu

wanita memasuki masa limakterium, merupakan masa peralihan antara masa reprodusi dan
masa senium (kemunduran). Pada klimakterium haid berangsur-angsur berhenti selama 1-2
bulan dan kemudian berhenti sama sekali yang disebut manopause. Selanjutnya akan terjadi
kemunduran alat-alat reproduksi, organ tubuh, dan kemampuan fisik.
1.
Menstruasi
Wanita yang sehat dan tidak hamil setiap bulan scara teratur mengluarkan dara dari alat
kandungannya yang disebut menstruasi (haid). Siklus menstruasi terjadi karena selaput lendir
rahim dari hari ke hari mengalami perubahan yang berulang ulang, dalm satu bulan
a.
b.
c.
d.
2.

mengalami 4 masa (stadium):


Stadium menstruasi (deskuamasi)
Stadium post menstruasi (regenerasi)
Stadium inter menstruasi (proliferasi)
Stadium pra menstruasi (sekresi).
Ovulasi
Pada wanita yang mempunyai siklus seksual normal 28 hari sesudah terjadinya menstruasi.
Sebelum ovulasi dinding luar folikel ang menonjol akan membengkak dengan cepat dan
daerah kecil bagian tengah kapsul yang disebut stigma akan menonjol seperti punting. Dalam
30 menit kemudian cairan muilai mengalir dari folikel memalui stigma sekitar 2 menit.
Kemudian folikel menjadi lebih kecil karena kelebihan cairan. Stigma akan robek lebih besar
dan cairan yang lebih kental yang terdapat di bagian tengah folikel mengalami evaginasi ke
luar dan ke dalam abdomen. Cairan kental ini membawa ovum yang dikelilingi oleh beberapa
satus sel granulosa kecil yang disebut korona radiata.

3.

Pembuahan
Pembuahan adalah penyatuan antara sperma dan sel telur yang telah dewasa/matang sehingga
terbentik zigot. Dengan menyatukan sperma kedalam ovum terjadi pembuahan yang
terjadinya ndividu baru. Peristiwa ini menjadikan pasangan kedua kromosom gamet, pihak
jantan dan pihak betina yang semula haplon, sehingga zigot terjadi dalam susunan diplon.
Setelah terjadi pembuahan zigot mengalami pertumbuhan (embriologi).

4.

Laktasi
Laktasi dipengaruhi oleh kerja hormon:
a. Produksi air susu (prolaktin). Dalam fisiologi laktasi prolaktin merupakan suatu hormon
yang disekresi oleh glandula pituitaria anterior, yang penting untuk memproduksi air susu ibu
(ASI). Kadar hormon ini dindalam sirkulasi materna meningkat selama kehamilan. Kerja
hormon ini di hambat oleh plasenta. Dengan lepasnya plasenta pada proses persalinan maka
kadar estrogen dan progesteron berangsur angsur turun sampai pada tingkat terendah.
Diaktifknnya prolaktin akan menaikan pasokan darah yang beredar lewat payudara. Ini dapt
mensekresi bahan penting untuk air susu, globulin, lamak, dan molekul molekul protein

yang akan membengkakkan acini dan mendorong menuju kubuli laktiferus. Kenaikan kadar
protein akan menghambat ovulsi, sehingga mempunyai fungsi kontrasepsi dan kadar
b.

prolaktin paling tinggi pada waktu malam hari.


Pengeluaran air susu (oksitosin) dua hormon yang terlibat dalam mengalirkan air susu dari

sel sel sekretorik ke papila mamae.

Tekanan dri belakang. Tekanan globuli yang baru terbentuk di dalam sel akan mendorong
globuli tersebut ke dalam tubuli lktiferus dan isapan bayi akan memacu sekresi air susu lebih
banyak.

Reflek neurohormonal. Gerakan mengisap bayi akan menghasilkan rangsangan saraf yang
terdapat di dalam glandula pituitaria posterior. Akibat langsung dari reflek ini adalah
dikeluarkannya oksitosin dari hipofisis posterior. Di sekitar alveoli akan berkontraksi
mendorong air susu menglir ke dalam ampula. Reflek ini dapat di hambat dengan adanya rasa
sakit, misalnya jahitan pad perineum. Sekresi oksitosin juga akan menyebabkan otot uterus
berkintraksi dan membantu involusi uterus selama puerperium (nifas).
5. Pubertas dan Menarke
Pubertas yaitu dimulainya kehidupan seksual dewasa, sedangkan menarke dimulai
menstruasi. Periode pubertas terjadi karena kenaikn sekresi hormon gonodotropin oleh
hipofise yang perlahan dimulai pada tahun ke-8 kehidupan mencapai puncak pada saat terjadi
menstruasi pada usia 11 16 tahun.
6.

Siklus Seksual pada Pubertas


Bila lonjakan LH pravolasi tidak cukup besar maka ovulasi tidak berlangsung, yang disebut
sebagai anovulatorik. Variasi siklus seksual terus berlanjut tetapi mengalami perubahan
dengan cara tidak adanya ovulasi yang menyebabkan korpus luteum gagal berkembang.
Sebagai akibatnya hampir tidak ada sekresi progesteron selama bagian akhir dari siklus.

7.

Menopause
Manopause terjadi pada usia 45 50 tahun. Siklus sekual memjadi tidak teratur, ovulasi tidak
terjadi selama beberapa siklus selama beberapa bulan, atau beberapa tahun, dan terhenti sama
sekali. Siklus berhenti dan hormon kelamin wanita henghilang dengan cepat sampai hormon
tidak ada, yang disebut sebagai manopause.

BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Hormon dalam Sistem Reproduksi Wanita
Hormon-hormon yang dihasilkan oleh sistem reproduksi wanita antara lain, sebagai
1.

berikut:
Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen, tetapi yang paling penting
untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri
perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, letak tubuh, rambut
kemaluan, dan lain-lain.
Estrogen juga berguna untuk siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan
endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan serviks dan vagina sehingga sesuai untuk
penetrasi sperma, selain fungsinya yang turut membantu untuk mengatur temperatur suhu
(sistem saraf pusat/otak).

Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium secara
primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal melalui konversi
hormon androgen.
Pada uterus, estrogen menyebabkan proliferasi endometrium; pada serviks, menyebabkan
pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks; pada vagina, menyebabkan proliferasi
epitel vagina dan pada payudara, menstimulasi pertumbuhan payudara. Selain itu, estrogen
juga mengatur distribusi lemak tubuh.
Pada tulang, estrogen juga

menstimulasi

osteoblas

sehingga

memicu

pertumbuhan/regenerasi tulang. Pada wanita pascamenopouse, untuk pencegahan tulang


keropos/osteoporosis, dapat diberikan terapi hormon estrogen (sintetik) pengganti.
2. Progesteron
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum, sebagian diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada
kehamilan juga diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga di produksi dalam
plasenta. Progesteron mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima
implantasi zigot. Kadar progesteron terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan
sampai plasenta dapat membentuk hormon Hcg. Progesteron menyebabkan terjadinya proses
perubahan sekretorik (fase sekresi) pada endometrium uterus, yang mempersiapkan
endometrium uterus berada pada keadaan yang optimal jika terjadi implantasi.
3. Gonadotrophin Releasing Hormone (GnRh)
GnRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus di otak. GnRH akan
merangsang pelepasan Follicle Stimulating Hormon (FSH) di hipofisis. Bila kadar estrogen
tinggi, maka estrogen akan memberikan umpan balik ke hipotalamus sehingga kadar GnRH
akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.
Hormon ini diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan berfungsi menstimulasi
hipofisis anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin
4.

(FSH/LH).
Follicle Stimulating Hormon (FSH)
Hormon ini diproduksi oleh sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap GnRH
yang berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan

folikel dan sel-sel granulosa di

ovarium wanita (pada pria: memicu pematangan sperma di testis).


Pelepasannya periodik/pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3 jam, sering
tidak ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel granulosa
5.

ovarium, melalui mekanisme umpan balik negatif.


Luteinizing Hormone (LH)/Intertitial Cell Stimulating Hormone (ICSH)
Hormon ini diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi
memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan
terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH

meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pasca ovulasi dalam menghsilkan
progesteron.
Pelepasannya juga periodik/pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus,
waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat. (Pada pria;
LH memicu sintesis testosteron di sel-sel Leydig testis).
6.

Human Chorionic Gonadotrophin (HCG)


Hormon ini mulai di produksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas
(plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai
sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1.000 mU/ml),
kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml).
HCG berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi
hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki
fungsi imunologik. Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda

7.

kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dan sebagainya).
Laktotrophic Hormone (LTH)/Prolactin
Diroduksi di hipofisis anterior, memiliki aktivitas memicu/meningkatan produksi dan sekresi
air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel
telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada kehamilan, prolaktin juga diproduksi
oleh plasenta (Human Placenta Lactogen/HPL).
Fungsi
laktogenik/laktotropik
prolaktin

tampak

terutama

pada

masa

laktasi/pascapersalinan. Prolaktin juga memiliki efek inhibisi terhadap GnRH hipotalamus


sehingga jika kadarnya berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat terjadi gangguan pematangan
folikel, gangguan ovulasi, dan gangguan haid berupa amenoria.
Berdasarkan fungsi reproduksi dan tempat yang menyekresi, hormon reproduksi wanita
dikelompokkan dalam 3 kelompok, yaitu:
1. Hormon pada Hipofisis. Terdapat dua lobus anterior dan lobus posterior. Lobus anterior
a.

menyekresii hormon gonadotropin, yang terdiri atas:


FSH (Folicle Stimulating Hormone)
Dihasilkan oleh sel-sel basofilik (afinitas terhadap basa)
Memengaruhi ovarium yang berkembang dan berfungsi pada saat pubertas.
Folikel primer yang mengandung oosit primer, oleh FSH dikembangkan dari keadaan yang

b.

padat menjadi folikel yang vesikuler.


Selanjutnya folikel tersebut menyekresi hormon estrogen.
LH (Lutenizing Hormone)
Dihasilkan oleh sel-sel asidofik (afinitas terhadap basa)
Bersama FSH berfungsi mematangkan folikel dan sel telur serta merangsang terjadinya
ovulasi.

Folikel yang telah terlepas ovum selama ovulasi disebut korpus rubrum menjadi korpus

2.

luteum.
Hormon pada Ovarium
Dua jenis ovarium adalah estrogen dan progesteron. Estrogen terutama meningkatkan
proliferasi dan pertumbuhan sel-sel spesifik pada tubuh dan bertanggung jawab pada
perkembangan sifat seksual sekunder wanita. Sebaliknya, progesteron hampir seluruhnya

a.

berkaitan dengan persiapan akhir uterus untuk kehamilan dan kelenjar mammae untuk laktasi.
Estrogen. Hormon ini dihasilkan oleh teka interna folikel.
Pada fase pubertas memengaruhi berkembangnya tuba, uterus, vagina, dan kelenjar

mammae, serta perkembangan sifat seks sekunder.


Pada fase proliferasi, lapisan endometrium berkembang, lebih tebal, lebih banyak kelenjar-

b.

kelenjar, pembuluh darah arteri dan vena.


Progesteron. Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum.
Pada fase sekresi mempersiapkan endometrium mencapai optimal. Kelenjar-kelenjar
menyekresi zat yang berguna untuk makanan dan untuk proteksi terhadap embrio yang akan

3.

berimplantasi.
Pembuluh-pembuluh darah lebih panjang dan lebar.
Hormon Plasenta
Selama kehamilan, plasenta pada mamalia berfungsi sebagai organ endokrin. Plasenta tidak
lagi bergantung pada hormon-hormon ibu tetapi sudah berdikari. Setelah satu bulan kedua
kehamilan fungsi ovarium diambil alih plasenta. Estriol adalah estrogen plasenta yang
menumbuhkan uterus dan merangsang kontraksi otot polos. Pregnadiol adalah progesteron
dari plasenta, berkembangnya sel-sel otot uterus menghambat kontraksi. Kedua hormon ini
bertambah terus selama kehamilan terjadi dan mencapai maksimumnya beberapa hari
sebelum melahirkan.
Linda J. Heffiner dan Danny J. Schust menyebutkan dalam buku At a Glace: Sistem
Reprouduksi Edisi Kedua: 2008. Hormon hipofisis posterior, oksitosin dan vasopresinADH, merupakan nona-peptida siklik yang disekresi oleh neuron-neuron di nukleus
supraoptik dan paraventrikular. Identifikasi dan sintesis hormon-hormon ini pada awal tahun
1950-an menunjukkan bukti nyata yang pertama kali bahwa hipotalamus memiliki fungsi
endokrin. Oksitosin memiliki efek pada otot polos uterus dan sel-sel mioepitel khusus pada
payudara, yang menimbulkan kontraksi otot dan kemudian pengeluaran susu.
Tabel 1. Fungsi Hormon Plasenta
Hormon
Hormon
gonadotropin
Esrogen

juga

Fungsi
kronik Mempertahankan korpus luteum kehamilan
Merangsang sekresi testosteron oleh testis yang
sedang berkemban di mudigah XY
disekresi Merangsang
pertumbuhann

miometrium,

oleh

korpus

kehamilan

luteum meningkatkan kekuatan uterus untuk persalinan


Membantu memersiapkan kelenjar mamaria untuk

laktasi
Progesteron juga disekresi Menekan kontraksi uterus agar lingkungan janin
oleh

korpus

kehamilan

luteum tenang
Memdorong pembentukan sumbat mucus di serviks
untuk mencegah kontaminasi uterus
Membantu mempersiakan kelenjar mamaria

untuk

laktasi
kronik Diperkirakan menurunkan penggunaan glukosa oleh

Hormon
somatomamotropin

ibu sehingga jumlah glukosa yang dialirkan ke janin

daapat ditingkatkan
Relaksasi juga disekresi Melunakkan serviks sebagai persiapan untuk dilatasi
oleh

korpus

kehamilan

luteum serviks pada saat persalinan


Melemaskan jaringan ikat antara tulang tulang

panggul sebagai persiapan persalinan


3.2 Fisiologi Hormon Sistem Reproduksi Wanita
Hormon memengaruhi produksi sistem reproduksi, berpengaruh terhadap hipofisis
sebagai suatu mekanisme kontrol hormonal (mekanisme umpan balik). Kontrol hormon
terhadap siklus reproduksi antara lain:
3.2.1 Silklus Ovarium
Siklus ovarium berawal dari FSH yang memengaruhi folikel yang masih berkembang, folikel
yang vesikuler membesar dan menyekresi estrogen. Bertambahnya estrogen menstimulasi LH
dan hipofisis. FSH yang maksimal akan diikuti oleh meningkatnya LH yang menyebabkan
folikel akan pecah (ovulasi). LH akan mengubah korpus rubrum menjadi korpus luteum yang
menstimulasi korpus luteum untuk menyekresi progesteron. Baik estrogen maupun
progesteron berfungsi menghabisi FSH di hipofisis. Dengan represi yang kuat FSH akan
berkurang, yang diikuti meningkatnya LH sehingga merangsang korpus luteum untuk
berfungsi. Dengan menurunnya FSH lama kelamaan fungsi korpus luteum juga akan
menurun, estrogen dan progesteron pada akhirnya akan menurun. Keadaan kedua hormon
yang rendah ini berarti resepsi hipofisis berkurang, FSH akan kembali aktif pada siklus
berikutnya.
3.2.2 Siklus Uterus
Siklus uterus dipengaruhi oleh hormon ovarium. Estrogen menyebabkan stadium proliferasi.
Progesteron berkaitan dnegan stadum sekresi. Apabila tidak terjadi kehamilan, korpus luteum
akan mengecil dan menghilang dan siklus uterus akan berulang kembali. Pada kehamilan,

korpus luteum akan tetap dipertahankan karena adanya pengaruh hCG untuk sementara
waktu, yang kemudian diambil alih oleh plasenta.
Pada hewan primata, siklus uterus ini diikuti oleh perdarahan pervagina yang disebut
menstruasi. Pada siklus anovulasi, endometrium berkembang hanya sampai stadium
proliferasi, lapisan endometriumnya tidak terlalu tebal sehingga perdarahan juga tidak terlalu
banyak. Pada siklus ovulasi, endometrium berkembang akibat pengaruh estrogen (stadium
proliferasi) yang dilanjutkan menjadi stadium sekresi akibat pengaruh progesteron. Setelah
korpus luteum mengecil, progesteron juga berkurang dan endometrium yang cukup tebal ini
terlepas dengan diikuti perdarahan yang banyak.
3.2.3 Siklus Vagina
Pertumbuhan epitel vagina sangat dipengaruhi oleh estrogen. Meningginya estrogen
menyebabkan terjadi proliferasi epitel. Estrogen menurun diikuti deskuamasi dan infiltrasi
leukosit.
3.2.4 Siklus Mammae
Sebelum pubertas, kelenjar mamae rudimenter, saluran kelenjarnya pendek dan sedikit
cabang. Pada pubertas, estrogen meningkat di dalam darah, menstimulasi puting susu menjadi
besar, saluran kelenjar membesar dan bercabang-cabang. Pada kehamilan pertumbuhan
kelenjar mammae sedemikian rupa, ujung saluran membesar dan menghasilkan sekresinya
berupa air susu ibu (ASI) akibat pengaruh hormon prolaktin yaitu hormon yang dihasilkan
hipofisis anterior.
3.2.5 Siklus Menstruasi
Pada siklus ini terjadi perubahan pada lapisan endometrium. Siklus menstruasi dapat dibagi
dalam beberapa fase, yaitu:
1. Fase menstruasi
a.
Fase ini lamanya 3-5 hari
b.
Hari pertama dari fase menstruasi ini adalah permulaan dari siklus menstruasi, yaitu
terlepasnya lapisan fungsional dari endometrium bersama eritrosit, leukosit, kelenjar, kuman,
2.
a.
b.
c.
d.
3.
a.
b.

dan/atau tanpa sel telur yang keluar per vagina secara spontan.
Fase proliferasi/folikuler
Fase ini lamanya kurang lebih 9 hari (dari hari kelima sampai dengan hari keempat belas)
Endometrium mulai terjadi regenerasi epitel
Kelenjar-kelenjar endometrium memanjang
Jumlah sel-sel jaringan ikat bertambah.
Fase sekresi/luteum
Fase ini berlangsung pada hari ke-14 sampai 27
Progesteron yang dihasilkan oleh korpus luteum menginduksi kelenjar-kelenjar
endometrium menjadi lebih lebar, berkelok-kelok dan membuat sekret di samping jaringan
ikat endometriumnya sendiri membengkak (edema).

4.
a.
b.

Fase iskemik
Fase ini berlangsung dari hari ke-27 sampai 28
Bila sel telur tidak dibuahi, korpus luteum akan mengalami degenerasi, produksi
progesteron menurun, akibatnya terjadi vasoonstriksi pada pembuluh darah endometrium,

c.
d.

lapisan endometrium mengerut dan berwarna pucat (iskemik).


Dari fase iskemik ini selanjutnya diikuti oleh fase menstruasi lagi.
FSH yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis menginduksi ovarium dan folikel-folikel yang
lebih muda akan berkembang. Dengan demikian terjadi siklus ovarium, ketika pada folikel-

e.
f.

folikel yang dihasilkan hormon estrogen.


Estrogen merangsang pertumbuhan regenerasi dari endometrium.
Bila tidak terjadi kehamilan maka siklus-siklus ini berlangsung terus menerus.

3.3 Gangguan pada Hormon Sistem Reproduksi Wanita


Kelainan pada hormon dari sistem reproduksi wanita dapat menimbulkan berbagai
kelainan/gangguan/penayakit yang menyerang reproduksi dan metabolisme dari tubuh.
Adapun kelainan tersebut antara lain:
1. Pubertas Prekoks
Prekoksitas seksual adalah timbulnya ciri-ciri seksual sekunder sebelum usia 8 tahun pada
anak perempuan dan sebelum usia 9 tahun pada anak laki-laki. Data terbaru menunjukkan
bahwa usia ini berada di bawah dua deviasi standar dari rerata.
Prekoksitas seksual komplet atau sejati digunakan untuk menggambarkan pubertas
prekoks yang disebabkan oleh peningkatan gonadotropin hipofisis. Prekoksitas seksual
inkomplet atau perifer mengacu pada pubertas prekoks yang disebabkan oleh penyakit yang
berasal dari gonad atau adrenal. Perkembangan seksual dini yang terjadi konsisten dengan
seks genetik atau gonad pada seseorang merupakan prekoksitas isoseksual. Prekoksitas
heteroseksual atau kontraseksual menunjukkan pubertas prekoks yang berhubungan dengan
feminisasi pada pria atau virilisasi pada wanita.
2. Pubertas Terlambat atau Tidak Terjadi
Pubertas terlambat adalah tidak ditemukannya ciri-ciri seksual sekunder pada anak
perempuan berusia 13 tahun dan anak laki-laki berusia 16 tahun. Hal ini dapat terjadi akibat:
a. Keterlambatan konstitusional nonpatologis yang menyertai keterlambatan pertumbuhan,
b. Gangguan pada kelenjar hipotalamus atau kelenjar hipofisis yang menyebabkan sekresi
gonadotropin tidak adekuat (hipogonadotropik hipogonadisme).
c. Gangguan pada gonad sehingga mencegah sekresi steroid seks yang cukup (hipogonadisme
3.

hipogonadotropik).
Amenorea
Amenore primer adalah tidak terdapatnya menstruasi pada pasien berusia 16 tahun dengan
ciri-ciri seksual sekunder yang normal atau tidak terdapatnya menstruasi pada usia 14 tahum
tanpa tanda-tanda pematangan seksual. Amenorea sekunder adalah tidak terdapatnya tiga
siklus menstruasi atau tidak adanya perdarahan menstruasi selama 6 bulan.

Penyebab amenore sangat luas dan melibatkan semua tingkat aksis hipotalamushipofisis-gonad-organ target. Seperti halnya pada pasien yang mengalami anovulasi kronik, ia
mengalami kegagalan ovarium untuk menghasilkan estrogen dan progesteron siklis
menimbulkan sangat tidak teraturnya atau tidak adanya peluruhan endometirum yang
distimulasi tidak seperti biasanya.

4.

Hiperprolaktiemia
Hiperprolaktinemia merupakan masalah klinis yang sering ditemui. Kasus yang disebabkan
sekresi prolaktin yang tidak sesuai oleh kelenjar hipofisis merupakan penyebab ketiga
tersering pada anovulasi kronik dan amenorea sekunder.
Terdapat berbagai etiologi untuk kondisi ini; beberapa disebabkan oleh kelainan serius
dan sisanya oleh kelainan fungsional yang reversibel. Inhibitor utama terhadap sekresi
prolaktin adalah dopamin dan dua stimulus utama adalah estrogen dan hormon pelepas
tirotropin (Thryrotropin releasing hormone, TRH). Berbagai regulator neurohormonal lainnya

5.

harus dipikirkan sebelum menjelaskan mekanisme terjadinya hiperprolaktinemia.


Keguguran Spontan
Keguguran didefinisikan sebagai kehilangan kehamilan spontan sebelum usia kehamilan 20
minggu, dengan istilah medisnya abortus spontan. Sebagian besar keguguran spontan
diketahui saat terjadi perdarahan pervaginum dan penurunan kadar hCG serum ibu selama
trimester pertama. Selama 12 minggu pertama kehamilan, hCG normalnya meningkat dua
kali lipat dalam 48-72 jam. Kadar hCG biasanya akan menetap atau menurun sebelum
jaringan keluar pada kehamilan yang terancam keguguran.

BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin yang dialirkan ke dalam
peredaran darah dan memengaruhi organ tertentu. Didalam sistem reproduksi juga
menghasilkan hormon-hormon yang diperlukan oleh tubuh. Hormon-hormon tersebut adalah
estrogen, progesteron, gonadotrophin releasing hormone (GNrH), follicle stimulating hormon
(FSH), luteinizing hormone (LH)/intertitial cell stimulating hormone (ICSH), human
chorionic gonadotrophin (HCG), laktotrophic hormone (LtH)/prolactin.
Berdasarkan tempat yang menyekresinya hormon sistem reproduksi dibedakan menjadi
hormon pada hipofisis, hormon pada ovarium, dan hormon plasenta. Hormon reproduksi
berfungsi atau bekerja pada siklus ovarium, uterus, siklus vagina, siklus mammae, dan siklus
menstruasi.
4.2 Saran
Sistem reproduksi manusia merupakan salah satu sistem yang penting bagi seorang
individu. Karena fungsinya yang sangat penting yaitu proses memperoleh keturunan, hal ini
membuat keseimbangan sekresi hormon reproduksi juga menjadi penting untuk diperhatikan.
Jika terjadi kelainan atau keabnormalan hormon reproduksi maka juga akan mempengaruhi
sistem kerja reproduksi manusia itu sendiri. Sehingga perlu untuk menjaga keseimbangan
sekresi hormon reproduksi.

DAFTAR PUSTAKA
Heffiner, Linda J. dan Danny J. Schust. 2008. At a Glace Sistem Reproduksi Ed. 2. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Mira W, Dwi. 2009. Buku Ajar Biologi Reproduksi. Jakarta: EGC.

Syaifuddin. 2014. Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk Keperawatan dan
Kebidanan Ed. 4. Jakarta: EGC.
Wulanda, Ayu Febri. 2011. Biologi Reproduksi. Jakarta: Salemba Medika.
Diposkan 23rd June 2015 oleh widya saraswati nurida
Label: semester 4
0
Tambahkan komentar

WIDYA SARAS

Klasik

Kartu Lipat

Majalah

Mozaik

Bilah Sisi

Cuplikan

Kronologis

Sep
19

LEAFLET PHBS
LEAFLET ASMA

LEAFLET MIOMA UTERI


ASKEP KELOMPOK KHUSUS-ANAK PUNK
ASUHAN

KEPERAWATAN

PADA

KELOMPOK

KHUSUS

ANAK

PUNK

DI
Untuk

DESA
Pemenuhan

CAMPUREJO
Tugas

Kelompok

Mata

Kuliah

BOJONEGORO

Keperawatan

Komunitas

Dosen

III

Pengampu:

Ns.

Errik

Ns.

Kristian

Moh.

Roni

J.,

S.Kep

Al-Faqih,

S.Kep

Disusun

Oleh:

Kelompok

Semester

VI-A

1.
ANALISA JURNAL-MANAJEMEN
ANALISA

JURNAL

MANAJEMEN

KEPERAWATAN

FAKTOR PERSONIL DALAM PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING PADA


PERAWAT

RUMAH

(Oleh:

Rofii*,

Dosen

Muhamad

SAKIT
Rr.

Tutik

Sri

DI
Hariyati**,

SEMARANG
Hening

Pujasari***)
Pengampu:

Ns.

Bayu

Akbar

Khayudin,

Disusun

S.Kep
Oleh:

Kelompok

Semester

VI-A

1.
KANKER OVARIUM
MAKALAH

KEPERAWATAN

KEGANASAN

SISTEM

REPRODUKSI

REPRODUKSI:

KANKER

Dosen
Rining

Sulistya

Rahayu,

Disusun

S.Kep
Oleh:

Kelompok

2.

OVARIUM
Pengampu:

Ns.

1.

8
Dina
Hendrik

Semester

Fika

Chamidana
Setyo

VI-A
(01314018)

Nugroho

(01314030)

3.
TEORI OMAHA
MAKALAH
TEORI
MENURUT

KEPERAWATAN
MODEL

KONSEPTUAL

KOMUNITAS
KEPERAWATAN

III
KOMUNITAS
OMAHA

Dosen

Pengampu:

Ns.

Errix

Kristian

Julianto,

Disusun

S.Kep
Oleh:

Kelompok
1.

6
Fitri

Nur

Kelas

VI-A

Azizah

(01314024)

2.
FENOMENA BAYI TABUNG DAN ETIK LEGALNYA
FENOMENA
Untuk

BAYI

Pemenuhan

Tugas

TABUNG
Kelompok

DAN
Mata

Kuliah

ETIK
Keperawatan

Dosen
Ns.

LEGALNYA
Reproduksi
Pengampu:

Ikkha

Ardhianti,

S.Kep,

Disusun

CHt
Oleh:

KELOMPOK

1.

Agus

2.

Deddy

3.
SAP MIOMA UTERI

SEMESTER
Purwantoro
Endra

VI-A
(01314005)

Setiyawan

(01314014)

SATUAN

ACARA

PENYULUHAN

SAP

MIOMA

UTERI

Dosen

Pengampu:

Ns.

Rining

Sulistya

Rahayu,

Disusun

S.Kep
Oleh:

1.

Deddy

2.

Dina

3.

Hendrik

Endra
Fika

Setyawan
Chamidana

Setyo

Nugroho

(01314014)
(01314018)
(01314030)

4.
EPIDEMIOLOGI HIV/AIDS DI PURBALINGGA
TUGAS
MATA
EPIDEMIOLOGI

INDIVIDU
KULIAH
HIV/AIDS

HIV/AIDS
DI

PURBALINGGA

(JAWA

TENGAH)

Dosen

Pengampu:

Ns.
EPIDEMIOLOGI HIV/AIDS DI REMBANG

TUGAS

INDIVIDU

MATA

KULIAH

EPIDEMIOLOGI

HIV/AIDS

HIV/AIDS
DI

REMBANG

(JAWA

TENGAH)

Dosen

Pengampu:

Ns.
KELUARGA BINAAN-ASKEP KOMUNITAS
ASUHAN

KEPERAWATAN

KOMUNITAS

PADA MASYARAKAT RT/RW: 04/02 DESA MARGOREJO KECAMATAN PARENGAN


KABUPATEN

TUBAN

Dosen
Ns.

Pengampu:
Errix

Kristian

Julianto,

Disusun

Oleh:

KELOMPOK
1.

S.Kep

1
Acmad

SEMESTER
Sholikul

Amali

VI-A
(01314001)

2.
KELUARGA BINAAN-ASKEP ANAK
STUDI

KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA AN. G DENGAN ASMA PADA KELUARGA


TN. S DI DESA MARGOREJO KECAMATAN PARENGAN KABUPATEN TUBAN
Dosen
Ns.

Pengampu:
Ahmad

Zainal

Abidin,

S.

Disusun

Oleh:

KELOMPOK
1.

Kep

1
Achmad

SEMESTER
Sholikul

Amali

VI-A
(01314001)

2.
MENGASAH INTUISI ALA DETEKTIF: MULAI DARI KEJADIAN DISEKITAR
KITA!
MENGASAH INTUISI ALA DETEKTIF: MULAI DARI KEJADIAN DISEKITAR KITA!
IDENTITAS

BUKU:

Judul Buku : 99 Cara Mengasah Intuisi Ala Sherlock Holmes (Panduan Mengasah

Kemampuan
Memahami

Sesuatu
Penulis

Volume

Ala
:

Monica

Detektif)
Anggen

: 276 halaman, 13,520 cm.

WASPADA! MENGENAL LEBIH DINI GANGGUAN TULANG


WASPADA!

MENGENAL

LEBIH

DINI

GANGGUAN

TULANG

IDENTITAS

BUKU:

Judul

Waspada

Penulis

Pembaca Ahli

12

Penyakit

yang

Redaksi

Merusak

Tulang

Cerdas

Anda
Sehat

: dr.

Sep
19

TAHU JAM PIKET ORGAN TUBUH, MILIKI POLA HIDUP SEHAT


TAHU

JAM

PIKET

ORGAN

TUBUH,

MILIKI

IDENTITAS

Judul

POLA

HIDUP

SEHAT
BUKU

: Jam Piket Organ Tubuh: Pola Hidup Sehat Berdasarkan Jadwal Kerja

Organ
Tubuh

Penulis

: Adi D.

POSTER PKM-M "MOM'S EDUCATION CENTER"


cerpen cinta 2
Laki-laki

Mawar

Putih

Bunga-bunga itu memang cantik dan indah. Kata orang setiap jenis bungan memiliki arti
sendiri-sendiri. Mulai dari yang melambangkan hal-hal mistis sampai melambangkan rasa
cinta. Bagi laki-laki bunga di gunakan untuk meluluhkan hati dari wanita yang menjadi
pujaan hatinya.

Keperawatan Komunitas II (Gerontik) - Proses Penuaan: Teori Biologis


MAKALAH

KEPERAWATAN

PROSES
Dosen

KOMUNITAS

PENUAAN:
Pengampu:

Ns.

II

(GERONTIK)

TEORI
Moh.

Roni

BIOLOGIS
Al

Faqih,

S.Kep

Disusun

Oleh:

1.

Aimatus

2.

Anton

3.

Sholikhah

(01314008)

Masyudi

Dina

Fika

(01314009)

Camidana

(01314018)

4.
SISTEM IMUN DAN HEMATOLOGI II-ASKEP PADA PX. DENGAN GBS
MAKALAH

KEPERAWATAN

SISTEM

IMUN

DAN

HEMATOLOGI

ASUHAN
PADA

II

KEPERAWATAN
PASIEN

DENGAN

GUILLAIN

BARRE

SYNDROME

DosenPengampu:
Ns.
Disusun
1.
2.

Angger
oleh:
Ach.
Ahmad

Anugerah

H.S.,

Kelompok

Sholikhul

Amali

Nawawi

S.Kep
Kelas

A
(01314001)
(01314006)

3.
1
SISTEM ENDOKRIN I-DIABETES INSIPIDUS
MAKALAH

KEPERAWATAN

SISTEM

ENDOKRIN

DIABETES
Dosen

INSIPIDUS
Pengampu:

Ns.

Maslichah,

S.Kep

Disusun

oleh:

1.

Deddy

Endra

Setiyawan

(01314014)

2.

Puji

Eka

Halimah

(01314049)

3.
IDK II-IRAMA SIRKADIAN
MAKALAH

ILMU

DASAR

KEPERAWATAN

IRAMA
Dosen

II

SIRKADIAN
pengampu:

drg.

Ratih

Disusun

Damayanti,

C.Ht
Oleh:

1.

Ach.

Sholikul

2.

Ayu

Handayani

Amali

(01314001)
(01314011)

3.
IDK II-hormon pada sistem reproduksi wanita
MAKALAH

ILMU

HORMON
Dosen

DASAR

PADA
Pengampu:

SISTEM
Ns.

KEPERAWATAN
REPRODUKSI

Ahmad

Zainal

1.

WANITA

Abidin,

Disusun

II

S.Kep
Oleh:

Ach.

Sholikhul

2.

Aimatus

3.

Anton

Amali
Sholikhah

(01314001)
(01314008)

Masyudi

(01314009)

4.
SAP LEUKOSITOSIS - IMUN DAN HEMATOLOGI 2
SATUAN

ACARA

PENYULUHAN

SAP

LEUKOSITOSIS
Dosen

Pengampu:

Ns.

Disusun
1.

Maslichah,

S.Kep
oleh:

Ahmad

Nawawi

(01314006)

2.

Hendrik

Setyo

3.

Heni

4.

Kholipah

(01314030)

Romadheni

(01314031)

Putri

(01314034)

5.
analisa jurnal - imun dan hematologi 2
TUGAS INDIVIDU KEPERAWATAN SISTEM IMUN DAN HEMATOLOGI II
MENELAAH

JURNAL

KESEHATAN

PROFIL HERPES ZOSTER DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUP PROF. DR.
R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI-DESEMBER 2012 - Sahriani HR,
Marlyn

G.

Kapantow,

dan

Herry

E.

Dosen

J.

Pandaleke
Pengampu:

Ns.
GENDING
GENDING
Oleh:

Widya

Saraswati

Nurida

Pagi ini langit melukis sisik ikan dengan gumpalan-gumpalan awan putih. Matahari terbitpun
tak terlihat penuh dalam ukurannya, tertutup awan. Gemericik air kran kamar mandi yang
sudah menyala dari tadi malam membuatnya terjaga semalaman.
SUNDANG PENJAGA TANAH TUHAN

~SUNDANG

PENJAGA

oleh:

TANAH

Widya

TUHAN~

Saraswati

Nurida

Malam berselimut bintang membantu ku memejamkan mata ini. Satu persatu lampu setiap
rumah padam. Malam memang semakin larut dan semua makhluk sampai pada saat untuk
beristirahat.
ISTRI SETIA DI DUNIA, AIDS
ISTRI

SETIA

(By:

DI

Widya

Senja

AIDS

Saraswati

Nurida)

semakin

Dan

mengejar

nafas

Dengan

ditemani

Di
Di

DUNIA,

lorong
lorong

Bibir

tinggal
istriku,

ini
ini

berkutat

AIDS

akan
akan

dengan

sepenggal

ku
menjadi

tasbih

kepada

yang

setia

jemput

takdir

pandangan

terakhir

Sang

Pencipta

Teringat aka
nutrisi dalam sel - IDK 1
MAKALAH

ILMU

DASAR

NUTRISI
Dosen

KEPERAWATAN

DALAM
pengampu:

drg.

Ratih

I
SEL

Damayanti,

C.Ht

Disusun

Oleh:

1.

Agung

Susanto

(01314003)

2.

Ahmad

Nawawi

(01314006)

3.

Anton

Masyudi

(01314009)

4.

Cicik

Dwi

Yuliati

(01314013)

5.
kardiovaskuler : vsd
MAKALAH

KEPERAWATAN

SISTEM

KARDIOVASKULER

ASUHAN
PADA

II

KEPERAWATAN
PASIEN

Dosen

DENGAN

pengampu:

Ns.

VENTRIKULAR
Bayu

SEPTAL

Akbar

DEFECT
Khayudin,

(VSD)
S.Kep

Disusun
1.
2.

oleh:
Dedi
Dina

Endra

Fika

(01314014)
C

(01314018)

3.
imun dan hematologi : rheumatoid arthritis
MAKALAH

KEPERAWATAN

SISTEM

IMUN

DAN

HEMATOLOGI

RHEUMATOID
Dosen

ARTHRITIS
pengampu:

dr.

Diah

Ngesti

Kumalasari

Disusun

oleh:

1.

Agung

2.

Aimatus

3.

Heni

Susanto

(01314003)

Sholikhah

(01314008)

Rhomadeni

(01314031)

4.

Dec
4

imun dan hematologi : imunisasi usia 0-24 bulan


MAKALAH

KEPERAWATAN

IMUNISASI
Dosen

SISTEM

PADA
pengampu:

IMUN

USIA
dr.

Fitri

Disusun

HEMATOLOGI

0-24
Munira

BULAN
Pitaloka
oleh:

1.

Agus

2.

Ayu

3.

DAN

Purwantoro
Handayani

(01314005)
(01314011)

askep diagnosa dan intervensi ca colon


MAKALAH

SISTEM

DIAGNOSA

DAN

PADA

DENGAN

PASIEN

Dosen

Pengampu:

PENCERNAAN
INTERVENSI
PASCA

Ns.

KEPERAWATAN

OPERASI

Ahmad

II

CA

Zainal

COLON

Abidin,

S.Kep

Disusun

oleh:

1.

Agung

2.

Ayu

Susanto

(01314003)

Handayani

(01314011)

3.
IDK - SEL
askep infark miokard akut
MAKALAH

KEPERAWATAN

SISTEM

KARDIOVASKULER

ASUHAN
PADA
Dosen

II

KEPERAWATAN
PASIEN

DENGAN

pengampu:

Ns.

INFARK

MIOKARDIUM

Bayu

Akbar

Disusun

AKUT

Khayudin,

(IMA)
S.Kep
oleh:

1.

Agus

2.

Tiskadilla

Purwantoro
Widiati

(01314005)
Sobagyo

(01314058)

3.
1
cerpen PASUKAN PANCING GLETHUK
Pasukan

Pancing

Gletuk

Deting waktu melangkah dengan pasti, membawa ku pergi diatas dua kakiku dengan delman
bersahaja, tidak dengan kusirnya. Selalu demikian rasa ini menerpa, seperti rutinitas pagi
yang tidak wajar. Dengan menggenggam singkong rebus, pengganti roti untuk sarapan ku.
KTI widya IKD I PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN
KARYA

TULIS

ILMIAH

MENERAPKAN CARA BERFIKIR YANG KRITIS DALAM MELAKUKAN ASUHAN


KEPERAWATAN

BAGI

ANAK

AUTISME

Dosen Pengampu: Ns.


PUISI Q
Hentian
Dia
Yang
Dengan
Dia
Dengan

Ujung
dibegitu

jelas

terlukis

dengan

diwajah

raga,

tulang

menempuh
senyum

goresan
maupun
berbungkus

perjalanan
dan

kuat
senyumnya
kulit
waktu
peluh

Dia
Kursi

duduk
yang

Dalam

dalam
bersandar

kursi
pada

89nya

gerbong

KA

terakhir
Kehidupan

Dia tempuh rute ra


PERGAULAN ORANG PACARAN ZAMAN SEKARANG
PERGAULAN ORANG PACARAN ZAMAN SEKARANG A.

Pergaulan Pergaulan

merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan individu, dapat juga oleh
individu dengan kelompok. Seperti yang dikemukakan Aristoteles bahwa manusia sebagai
makhluk sosial (zoon politicon), yang artinya manusia sebagai makhluk sosial yang tak lepas
dari kebersamaan dengan manusia lain. Pergaulan memilki pengaruh besar dalam
pembentukan pribadi individu. Pergaulannya mencerminkan kepribadiannya, baik pergaulan
yang positif maupun negatif. Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar individu
atau kelompok guna melakukan hal-hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu,
lebih mengarah pada pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi remaja
yang masih mencari jati diri. Dalam usia remaja ini biasanya seorang sangat labil, mudah
terpengaruh terhadap bujukan dan bahkan dia ingin mencoba sesuatu yang baru yang
mungkin dia belum tahu apakah itu baik atau tidak. B.

Pacaran Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI), pacar adalah kekasih atau teman lawan jenis yang tetap
mempunyai hubungan berdasarkan cinta-kasih. Berpacaran adalah bercintaan, (atau)
berkasih-kasihan (dengan sang pacar). Memacari adalah mengencani atau menjadikan dia
sebagai pacar. Pacaran merupakan proses perkenalan antara dua manusia yang biasanya
berada dalam rangkaian pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal
dengan pernikahan. Pada kenyataannya, penerapan proses tersebut masih sangat jauh dari
tujuan yang sebenarnya. Manusia yang cukup umur dan masih jauh dari kesiapan memenuhi
persyaratan menuju pernikahan telah dengan nyata membiasakan tradisi yang semestinya
tidak mereka lakukan. Tradisi pacaran memiliki variasi dalam pelaksanaannya dan sangat
dipengaruhi oleh tradisi individu-individu dalam masyarakat yang terlibat. Dimulai dari
proses pendekatan, pengenalan pribadi, hingga akhirnya menjalani hubungan afeksi yang
ekslusif. Perbedaan tradisi dalam pacaran, sangat dipengaruhi oleh agama dan kebudayaan

yang dianut oleh seseorang. Menurut persepsi yang salah, sebuah hubungan dikatakan
pacaran jika telah menjalin hubungan cinta-kasih yang ditandai dengan adanya aktivitasaktivitas seksual atau percumbuan. Tradisi seperti ini dipraktikan oleh orang-orang yang tidak
memahami makna kehormatan diri perempuan, tradisi seperti ini dipengaruhi oleh media
masa yang menyebarkan kebiasaan yang tidak memuliakan kaum perempuan. Sampai
sekarang, tradisi berpacaran yang telah nyata melanggar norma agama, norma hukum,
maupun norma sosial di Indonesia masih terjadi dan dilakukan secara turun-temurun dari
generasi ke generasi yang tidak memiliki pengetahuan menjaga kehormatan dan harga diri
yang semestinya mereka jaga dan pelihara.

C.

Pergaulan

Orang Pacaran Zaman Sekarang. Perilaku orang jaman sekarang berbeda jauh dengan orang
tempo dulu yang suka malu-malu dan takut dengan norma-norma dan aturan agama.
Pergaulan bebas di jaman sekarang sudah bukan hal yang dianggap tabu lagi bagi kalangan
orang Indonesia. Sungguh merupakan hal yang tidak bisa dipersalahkan lagi, karena orangorang sekarang tidak mau dianggap ketinggalan jaman dan lebih menyukai trend mode dan
mengikuti alur jaman yang semakin maju. Indikasi orang-orang pada keterlibatan mereka
dalam perilaku seks bebas semakin terlihat. Setidaknya pada orang yang sedang dimabuk
kasmaran, minimalnya mereka melakukan tindakan yang mengarah pada proses awal
sebelum terjadi penetrasi yang tidak layak mereka lakukan. Pergaulan orang pacaran zaman
sekarang sangat menyimpang dari norma-norma yang ada di Indonesia. Dapat dikatakan
pergaulan orang pacaran zaman sekarang tergolong dalam pergaulan negatif. Jangankan di
usia remaja, anak yang baru menginjak Sekolah Dasar saja sudah mengerti apa itu
berpacaran, bahkan banyak dari anak SD tersebut yang sudah belajar untuk mamadu kasih, ya
biarpun dalam istilahnya cinta monyet, tapi nantinya juga akan menjurus pada yang tidak
diharapkan sungguh tragis. Adegan berciuman merupakan bumbu dari berpacaran, kata
mereka Berpacaran tanpa berciuman/cipokan akan terasa hambar dan tidak mempunyai
makna tersendiri. Berawal dari adegan berciuman, pada umumnya para remaja tidak bisa
mengontrol diri karena mereka pada merasakan rangsangan yang sangat kuat dari berciuman,
saling raba-meraba dan akhirnya terjadi penetrasi. Siapa yang rugi? Pasti kerugian akan
diderita oleh sang wanita. Sungguh mengkhawatirkan pergaulan remaja di Indonesia saat ini.
Indikasi keterlibatan mereka dalam perilaku seks bebas semakin terlihat. Minimal mereka
melakukan tindakan yang mengarah pada proses awal sebelum terjadi penetrasi yang sangat
tidak diharapkan. Dikutip oleh Tempo dari Maria Ulfah Anshor, ketua Komisi Perlindungan
Anak Indonesia (KPAI), mulainya berbagai adegan yang mengarah pada urusan seksual ini
tidak lepas dari aktivitas pacaran dini. Banyak remaja Indonesia sudah melakukan pacaran

kala usia 12 tahun. Usia ini adalah usia rata-rata remaja saat ini dalam melakukan pacaran.
Menurut survey kesehatan reproduksi yang dilakuakn BKKBN, usia tersebut jauh berbeda
dengan penelitian yang 10 tahun lalu. Anak kelas enam SD saat ini, sudah tidak segan lagi
memadu kasih. Gawatnya lagi, perilaku tidak senonoh dilakukan para remaja yang
berpacaran ini kala mereka bertemu. Sekitar 92 % remaja yang berpacaran, saling
berpegangan tangan. Ada 82 % yang saling berciuman. Dan 63 % remaja yang berpacaran,
tidak malu untuk saling meraba bagian tubuh kekasih mereka yang seharusnya tabu untuk
dilakukan. Ada perbedaan gaya berpacaran orang sekarang dengan dulu. Orang-orang saat ini
lebih permisif untuk melakukan apapun demi cinta. Semua aktivitas itu yang akhirnya
memengaruhi niat untuk melakukan seks lebih jauh. Menurut Maria, seks bebas ini membuat
angka penderita HIV/AIDS di kalangan remaja menigkat tajam. Ada peningkatan 700 % dari
jumlah antara tahun 2004 hingga 2010, dari awalnya 154 kasus menjadi 1.119 kasus.
Diperkirakan, penyebab utama remaja mengenal pornografi adalah dari TV, internetan, dan
kebebasan berbelihan yang diberikan pada anak di lingkungan keluarga.

Dec
14

PANCASILA sebagai etika


PANCASILA

SEBAGAI

A.

SISTEM

Pengertian

ETIKA
etika

Sebagai suatu usaha ilmiah, fisafat dibagi menjadi beberapa cabang menurut lingkaran
bahasanya masing-masing. Cabang-cabang itu dibagi menjadi dua kelompok bahasa pokok
yaitu filsafat teoritis dan filsafat praktis.
MANUSIA DAN PERADABAN
MAKALAH
MANUSIA

ISBD
DAN

PERADABAN

Dosen

Pengampu:

Kelas

Errix

Maulana

HK,
Semester

S.Pd.
1

Kelompok

3:

1.

Diah

2.

Hendrik

3.

Novita

Liana

Sari

Setyo
Riskiva

(01314017)

N
Z.

(01314030)
T

(01314046)

4.
isbd tugas
December 14th, 2013
TUKUL ISBD (Tugas Kuliah ISBD)
MAKALAH

ISBD

KEBUDAYAAN
Dosen
Kelas

ZAMAN

Pengampu:

Errix

SEKARANG
Maulana

HK,
Semester

Kelompok

S.Pd.
1
3:

1.

Diah

2.

Hendrik

Liana
Setyo

Sari
N

(01314017)
(01314030)

3.

Novita

Riskiva

Z.

(01314046)

4.
tugas isbd
MAKALAH

ISBD

KEBUDAYAAN
Dosen

ZAMAN

Pengampu:

Kelas

Errix

SEKARANG
Maulana

HK,
Semester

Kelompok

1
3:

1.

Diah

2.

Hendrik

3.

S.Pd.

Novita

Liana

Sari

Setyo
Riskiva

(01314017)

N
Z.

4.

Memuat
Template Tampilan Dinamis. Diberdayakan oleh Blogger.

(01314030)
T

(01314046)

Anda mungkin juga menyukai