Anda di halaman 1dari 12

Andesit

Posted: November 30, 2010 in rocks N' minerals


Tag:andesit, batuan, kegunaan andesit, penambangan andesit, proses pembentukan andesit,sifat
fisika kimia andesit

Andesit termasuk jenis batuan beku kategori menengah sebagai hasil bentukan lelehan magma diorit.
Nama andesit sendiri diambil berdasarkan tempat ditemukan, yaitu di daerah Pegunungan Andes,
Amerika Selatan. Peranan bahan galian ini penting sekali di sektor konstruksi, terutama dalam
pembangunan infrastruktur, seperti jalan raya, gedung, jembatan, saluran air/irigasi dan lainnya.
Dalam pemanfaatannya dapat berbentuk batu belah, split dan abu batu. Sebagai negara yang sedang
membangun, Indonesia membutuhkan bahan galian ini yang terus setiap tahun.
Mula Jadi

C membentuk andesit berkomposisi mineral felspar plagioklas jenis kalium felspar natrium plagioklas,
kuarsa, felspatoid serta mineral tambahan berupaJenis magma diorit merupakan salah satu magma
terpenting dalam golongan kapur alkali sebagai sumber terbentuknya andesit. Lelehan magma
tersebut merupakan kumpulan mineral silikat yang kemudian menghablur akibat pendinginan magma
pada temparatur antara 1500 2500 hornblenda, biotit dan piroksen.
Andesit bertekstur afanitik mikro kristalin dan berwarna gelap.

Mineralogi

Mineral yang ada dalam andesit ini berupa kalium felspar dengan jumlah kurang 10% dari kandungan
felspar total, natrium plagioklas, kuarsa kurang dari 10%, felspatoid kurang dari 10%, hornblenda,
biotit dan piroksen. Penamaan andesit berdasarkan kepada kandungan mineral tambahannya yaitu
andesit hornblenda, andesit biotit dan andesit piroksen.

Sifat Kimia dan Fisika

Komposisi kimia dalam batuan andesit terdiri dari unsur-unsur, silikat, alumunium, besi, kalsium,
magnesium, natrium, kalium, titanium, mangan, fosfor dan air. Prosentasi kandungan unsur-unsur
tersebut sangat berbeda di beberapa tempat. Sebagai contoh, dalam Tabel 1., diperlihatkan komposisi
kimia yang terdapat di Desa Kalirejo, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Andesit berwarna abu-abu kehitaman, sedangkan warna dalam keadaan lapuk berwarna abu-abu
kecoklatan. Berbutir halus sampai kasar, andesit mempunyai kuat tekan berkisar antara 600 2400
kg/cm2 dan berat jenis antara 2,3 2,7, bertekstur porfiritik, keras dan kompak.

Tabel 1. Komposisi kimia Andesit

Senyawa

Komposisi (%)

SiO2

47,55

Al2O3

18,37

Fe2O3

8,19

CaO

7,11

MgO

2,25

Na2O

1,70

K2O

2,16

TiO2

0,59

MnO

0,22

P2O5

0,30

H2O

0,52

2.3.

Potensi dan Cadangan

Potensi andesit di Indonesia sangat besar dan tersebar di setiap propinsi. Hasil inventarisasi dan
eksplorasi oleh Direktorat Sumberdaya Mineral pada awal 1997, cadangan andesit tercatat sekitar 2,1
juta ton (Tabel 2).

PERTAMBANGAN

Eksplorasi

Kegiatan eksplorasi andesit dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu :

1.

Penelitian geologi
Kegiatan ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui batas penyebaran secara lateral, termasuk
mengumpulkan segala informasi geologi dan pemetaan topografi. Peta topografi pada tahap ini
berskala 1 : 500;

1.

Penelitian geofisika
Penelitian yang umum dilakukan berupa pendugaan geolistrik, yaitu penelitian berdasarkan sifat
tahanan jenis batuan.

Kegiatan ini diselaraskan dengan data geologi permukaan ataupun bawah permukaan. Hasil
interpretasi disajikan dalam bentuk penampang geologi yang didasarkan kepada hasil pengolahan
data pengukuran geolistrik dengan menghubungkan setiap titik duga satu dengan yang lainya.
Keadaan geologi ini akan memperlihatkan penyebaran, baik secara vertikal maupun lateral pada suatu
penampang. Pendugaan geolistrik secara umum akan menyajikan data lapisan tanah pucuk dan
lapisan andesit;

c. Pemboran

Kegiatan ini dilakukan untuk pengecekan secara rinci data endapan bagi keperluan perhitungan
cadangan;

1.

Pengambilan contoh
Kegiatan ini dimaksudkan untuk keperluan analisis laboratorium dan mekanika batuan;

1.

Perhitungan cadangan
Perhitungan cadangan yang terdapat di daerah penyelidikan dilakukan dengan cara metoda
penampang (cross section method) yang sangat cocok untuk batuan yang penyebarannya homogen
serta ketebalannya relatif merata.
Volume cadangan dihitung per luas penampang yang dimensinya adalah di antara dua luas daerah
penampang dan ketebalan pada titik-titik eksplorasi di sekelilingnya.

Dengan menjumlahkan volume seluruh penampang yang ada di daerah penyelidikan tersebut, maka
jumlah cadangan dapat diketahui.

Penambangan

Metode penambangan yang biasa diterapkan terhadap andesit adalah tambang terbuka (quarry).
Bentuk topografi bahan galian umumnya berbentuk bukit, dan penambangan dimulai dari puncak
bukit (top hill type) ke arah bawah (top down) secara bertahap membentuk jenjang (bench). Secara
garis besar tahapan kegiatan penambangan dapat diuaraikan sebagai berikut :
1.

Persiapan (development)
Meliputi pembangunan sarana dan prasarana tambang antara lain jalan, perkantoran, tempat
penumpukan (stockpile), mobil-isasi peralatan, sarana air, work-shop, listrik (genset), serta poliklinik;

1.

Pembersihan permukaan (land clearing)


Perbersihan permukaan lahan yang ditumbuhi pepohonan dan semak belukar dengan alat
konvensional atau buldoser;

1.

Pengupasan lapisan penutup (stripping overburden)


Mengupas tanah penutup dilakukan dengan buldoser atau back hoe. Tanah penutup didorong dan
dibuang ke arah lembah (disposal area) yang terdekat, namun bila tumpukan hasil pengupasan ini
jauh dari disposal area pembuangan-nya dapat dibantu dengan dump truck.

1.

Pembongkaran (lossening).

Pekerjaan ini dimaksudkan untuk membongkar andesit dari batuan induknya sehingga dapat
dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Untuk melaksanakan pekerjaan ini dilakukan
dengan cara pemboran dan peledakan. Dalam kegiatan pemboran perlu ditentukan geometri lubang
tembak yang meliputi berden, kedalaman, pemampat, subdrilling dan spasi. Peralatan yang digunakan
untuk kegiatan pemboran adalah crawler rock drill (CRD) dan kompresor.
Sedangkan untuk kegiatan peledakan digunakan bahan peledak ANFO/ damotin. Dalam kegiatan
peledakan ini, untuk mendapatkan ukuran produk yang diinginkan ditentukan melalui perubahan spasi
lubang ledak; makin rapat ukuran semakin kecil ukuran produknya.

1.

Pemuatan (loading).
Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan alat muat mekanis untuk memuat hasil kegiatan
pembongkaran ke dalam alat angkut yaitu truk;

1.

Pengangkutan (transporting)
Bongkahan andesit diangkut ke lokasi unit peremukan menggunakan dump truck.
Peremukan

Pengolahan andesit adalah mereduksi ukuran yang sesuai dengan berbagai kebutuhan. Untuk kegiatan
ini dilaksanakan melalui unit peremukan (crushing plant). Tahapan pengolahan meliputi :
1

Peremukan dengan primary crusher seperti jaw crusher, cone crusher atau gyratory crusher yang

dilanjutkan dengan Secondary crusher;


2

Pengangkutan menggunakan ban berjalan;

Pemisahan menggunakan pengayak (screen);

Penghalus ukuran dengan rotopactor.

Dari proses peremukan akan menghasilkan beberapa macam ukuran antara lain :

jenis sirtu

ukuran 50 + 30 mm

ukuran 30 + 20 mm

ukuran 20 + 10 mm

ukuran 10 + 4 mm

ukuran 4 m (abu-abu).
Jenis peralatan pada unit peremukan terdiri dari :

Pengumpan grizzly getar, suatu alat yang berfungsi sebagai pengatur banyaknya umpan
masuk ke dalam peremuk berahang (jaw crusher) dan ayakan pemisah dengan sirtu;

Pengumpan getar, suatu alat yang berfungsi sebagai pengatur banyaknya umpan masuk ke
dalam peremuk rahang II (secondary crusher);

Peremuk, digunakan untuk memperkecil ukuran yang sesuai dengan permintaan. Alat yang
digunakan adalah :
o

Peremuk tingkat 1, yaitu peremuk berahang (jaw crusher) jenis single toggle;

Peremuk tingkat II yaitu peremuk berahang II, memakai tipe 80 dan 71, dengan ukuran
masing-masing 36 x 10 dan 36 x 4.

Bagan alir proses peremukan terlihat pada Gambar 3. Untuk kepentingan lain seperti pembuatan hias,
lantai, nisan dan peralatan rumah tangga, perlu dilakukan tahap pengolahan, pemahat-an,
penghalusan, dan pemolesan.

KEGUNAAN DAN SPESIFIKASI.

Kegunaan

Andesit banyak digunakan untuk sektor konstruksi, terutama infrastruktur seperti sarana jalan raya,
jembatan, gedung-gedung, irigasi, bendungan dan perumahan, landasan terbang, pelabuhan dan lainlain.

Untuk menguji kualitas batuan dapat dilakukan dengan uji kuat tarik, kuat tekan, kuat geser, densitas,
berat jenis dan lain-lain. Hasil dari uji itu akan diperoleh sifat-sifat elastisitas dari batuan. Sifat ini
berperan penting sehubungan dengan pemanfaatan batuan itu sendiri.

Uji kuat tarik pada prinsipnya adalah dengan memberi beban atau gaya pada sisi contoh andesit yang
berbentuk silinder (penekanan diametral) sampai contoh batuan tersebut pecah (Gambar 4).

Perhitungan besaran kuat tarik diberikan dengan persamaan sebagai berikut :

r.L D.L ; atau

Tt = Fc/Tt = 2.Fc/

Keterangan :

Tt

= kuat tarik, (kg/cm2)

Fc

= gaya/bebas sampai contoh

batan pecah, (kg)

= garis tengah contoh, (cm)

= panjang contoh, (cm)

= jari-jari contoh, (cm)

Uji kuat tekan dilakukan untuk memperoleh nilai kuat tekan (Tc), batas elastis (Te), modulus
elastisitas/Young modulus (E), dan Poissons ratio (V). Kuat tekan dihitung dengan rumus :
Tu = Pu/A
Keterangan :

Tu = kuat tekan uniaxial, (kg/cm2)

Pu = beban maksimum pada saat contoh batuan pecah, (kg)

= luas permukaan contoh, (cm2)

Spesifikasi

Andesit banyak digunakan di sektor kontruksi. Pemanfaatan yang lain adalah untuk bahan baku
pembuatan dimension stone, patung seni dan sebagainya.
1.

Kontruksi/bangunan
Dalam bentuk agregat, andesit banyak digunakan untuk pembangunan jembatan, pembuatan
galangan kapal untuk dermaga, pondasi jalan kereta api, bendungan/dam dan sebagainya.

Persyaratan yang harus dipenuhi untuk kebutuhan konstruksi dan bangunan menurut SII. 0378-80
(Tabel 4).

1.

Dimension stone
Pada pembuatan dimension stone andesit dipotong berdasarkan ukuran tertentu, dipahat,
diampelas/diasah, kemudian dipoles agar dapat dimanfaatkan untuk keperluan : batu hias, tegel, dan
peralatan rumah tangga.

PERKEMBANGAN DAN PROSPEK

Krisis ekonomi Indonesia sejak Juli 1997 menyebabkan lumpuhnya dunia usaha di dalam negeri
termasuk pula pembangunan infrastruktur seperti jalan raya, jembatan, irigasi, dan pengembang
sektor perumahan/real estate, sebagai pemakai utama andesit. Dengan membaiknya kurs rupiah
terhadap dolar diharapkan akan membawa ke arah pemulihan perekonomian Indonesia sehingga dunia
usaha akan bergairah kembali.

Cadangan andesit di Indonesia berjumlah milyaran ton, tersebar merata di seluruh daerah Indonesia.
Dari kenyataan itu, untuk masa mendatang diperkirakan pengusahaan andesit di Indonesia akan
mengalami peningkatan sejalan dengan kembali dimulainya pembangunan perumahan baik RSS, RS
maupun real estat, juga pembangunan sektor konstruksi lainnya seperti jalan, jembatan dsb.
Identifikasi faktor yang mempengaruhi pasar, baik itu sektor pendukung maupun penghambat
pengembangan usaha pertambangan andesit adalah :

cadangan; potensi andesit di Indonesia jelas memungkinkan dengan jumlah cadangan yang
besar dan lokasinya tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia;

tenaga kerja; cukup melimpah, biaya operasi tenaga kerja murah adalah faktor yang
menguntungkan baik bagi perusahaan maupun pemerintah;

konsumen; perkembangan sektor kontruksi (jalan dan perumahan) dan sektor industri yang
mulai membaik merupakan indikator akan meningkatnya tingkat kebutuhan andesit di sektor ini.
Oleh karena itu pengembangan pertambangan andesit dengan berorientasi kepada pemenuhan
kebutuhan sektor ini cukup memberikan harapan.
Perkembangan konsumsi andesit di sektor industri dalam kurun waktu 1987 -1997 menunjukkan
kecenderungan yang meningkat dengan laju perubahan tahunan sebesar 0,44%. Jenis industri barangbarang dari semen, genteng, dan barang bukan logam lainnya merupakan pemakai utama komoditas
ini (Tabel 4).

andesit di sektor industri

Tahun

Andesit (ton)

1987

2.174.000

1988

2.679.000

1989

2.797.000

1990

2.290.000

1991

3.048.000

1992

3.183.000

1993

3.323.000

1994

3.469.000

1995

3.622.000

1996

3.782.000

1997

3.940.000

Sumber : Biro Pusat Statistik, diolah kembali

Di sektor konstruksi, konsumsi andesit sebagai indikatornya adalah pemakaian di sub sektor
perumahan.

Pembangunan perumahan di Indonesia dilakukan melalui dua cara yaitu dibangun oleh perorangan
dan melalui pihak lain/investor seperti Perumnas, KPR-BTN, dan Real Estate Indonesia (REI).
Pembangunan perumahan di Indonesia dilakukan melalui dua cara yaitu dibangun oleh perorangan
dan investor seperti Perumnas, KPR-BTN, dan Real Estate Indonesia (REI).
Menurut data dari BPS, dalam kurun waktu tahun 1987 1996 melalui Perumnas telah dibangun
sebanyak 328.425 unit yang terdiri dari 127.023 unit Perumahan Sederhana, 190.442 unit Perumahan
Inti, dan 10.960 unit Rumah Susun (Rusun). Dalam kurun waktu yang sama telah dibangun sebanyak
163.247 unit melalui KPR-BTN yang terdiri dari 143.940 unit melalui developer swasta dan 19.307 unit
melalui developer Perumnas. Adapun melalui REI dalam kurun waktu tersebut jumlah terbesar yang
dicapai adalah sebanyak 268.432 unit.

Khusus untuk KPR-BTN, Rumah Sederhana (RS) dan Rumah Sangat Sederhana (RSS), pada 2000 BTN
mentargetkan sekitar 100.000 unit rumah. Hal ini diperkuat pula oleh perkiraan pemerintah bahwa

pada tahun 2000 menyediakan dana sebesar Rp. 1,2 triliun untuk program pembangunan perumahan
bagi masyarakat golongan penghasilan rendah.

Perekonomian Indonesia yang cenderung membaik diperkirakan kebutuhan akan perumahan terutama
tipe yang dibangun melalui KPR-BTN akan semakin meningkat di masa mendatang, dan ini berarti
kebutuhan akan andesit juga akan meningkat. Demikian juga halnya dalam pembangun gedunggedung pusat pertokoan, pusat perkantoran swasta ataupun pemerintahan, pembangunan dan
pemeliharaan jalan, jembatan serta sarana irigasi yang setiap tahun diperkirakan akan terus
meningkat merupakan peluang bagi pertambangan andesit.

Dari sisi teknologi, secara umum penambangan andesit dapat dilakukan secara sederhana atau
mekanis/ peledakan. Jumlah investasi yang dibutuhkan relatif kecil sehingga turut mendorong
pengembangan usaha pertambangan andesit.

Beberapa kendala yang dihadapi dalam pembangunan pertambangan andesit adalah jumlah
pengusahaan andesit non-formal. Selain itu, adanya beberapa kontraktor konstruksi yang juga
merupakan pemasok andesit yang keberadaannya tersamar dan sulit diketahui, akan menutup
peluang pihak lain yang akan berusaha menjadi pemasok andesit.

Masalah lingkungan dan tata guna lahan juga merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan.
Perusakan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan penambangan akan terjadi. Penggunaan lahan
berpotensi andesit untuk kegiatan sektor lain akan berakibat areal yang boleh ditambang menjadi
terbatas.

Pesatnya kegiatan pembangunan menyebabkan peningkatan pendayagu-naan sumber daya alam


termasuk andesit. Kebutuhan bahan galian tersebut bagi pembangunan menjadi sangat besar, di
sektor konstruksi maupun di sektor industri.

Potensi andesit yang demikian besar patut disyukuri dengan mulai membaiknya perekonomian di
dalam negeri dan diharapkan di waktu mendatang dapat menarik minat para pengusaha tambang
untuk mengembangkan usaha andesit, yang berarti pula memperluas lapangan kerja dalam rangka
pemberdayaan perekonomian masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai