Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah


Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran
yang memiliki peranan penting dalam membentuk warga negara
yang baik. Ada tiga tujuan membelajarkan IPS kepada siswa,
yaitu agar setiap peserta didik menjadi warga negara yang baik,
melatih peserta didik berkemampuan berpikir matang untuk
menghadapi dan memecahkan masalah sosial, dan agar peserta
didik dapat mewarisi dan melanjutkan budaya bangsanya. Pada
jenjang

SD,

pencapaian

tujuan

yang

demikian

itu

bukan

merupakan pekerjaan yang mudah, karena (1) saat ini mata


pelajaran IPS menjadi pelajaran yang dianggap kurang penting
dibandingkan

dengan

kelompok

mata

pelajaran

ilmu

pengetahuan dan teknologi lainnya, seperti Bahasa Indonesia,


Matematika, dan IPA; yang ditunjukkan melalui kenyataan bahwa
IPS tidak lagi menjadi mata pelajaran yang diujikan secara
nasional; (2) IPS juga diasumsikan oleh masyarakat dan kalangan
guru sendiri sebagai pelajaran yang tidak menarik karena hanya
bersifat hafalan, kurang menantang untuk berpikir, sarat dengan
kumpulan konsep-konsep, pengertian-pengertian, data, atau
fakta yang harus dihafal dan tidak perlu dibuktikan; dan
(3) Kesulitan yang lain ialah soal pendekatan, apakah sejarah
dipandang ilmu ataukah sastra (Kuntowijoyo, 2013).

B.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atasa, maka rumusa
pada penulisan makalah ini adalah:
1.

Apa

yang

dimaksud

Pendekatan

dan

strategi

2.

Pembelajaraan...?
Apa yang dimaksud dengan pendekatan Kooperative, STAD,
dan NHT?

C.

Tujuan Penulisan Makalah


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penulisan makalah ini adalah:
1.

Mengetahui definisi Pendekatan dan strategi Pembelajaraan

2.

beserta jenis-jenisnya.
Mengetahui
yang
dimaksud
Kooperative, STAD, dan NHT

dengan

pendekatan

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Pendekatan
Pendekatan mengandung arti cara pandang atau cara menyikapi
sesuatu

dengan

tertentu. Pengajaran
pedagogis

untuk

bertolak
IPS

belakang

digunakan

proses

sebagai

belajar-mengajar

dari

asumsi

istilah

teknis

atau

proses

pembelajaran dalam mata pelajaran IPS. Pendekatan dalam


pelajaran IPS dimaksudkan sebagai cara pandang kita terhadap
proses belajar murid dalam mata pelajaran IPS, dan upaya
penciptaan

kondisi

dan

iklim

kelas

yang

memungkinkan

terjadinya proses belajar.


Pendekatan sangat penting bagi guru karena guru dalam
mata pelajaran IPS selain berfungsi sebagai manajer kelas dan
fasilitator belajar, juga menjadi teladan actor sosial. Oleh karena
itu, dengan mempelajari berbagai jenis pendekatan ini, dapat
menambah percaya diri seorang guru untuk melaksanakan tugas
sebagai guru IPS.
Pendekatan bergantung pada berbagai hal, seperti
tingkat pendidikan, tujuan dan lingkupan pendidikan anak.
Artinya seorang guru harus memilih pendekatan yang sesuai
dengan

kebutuhan

materi

ajar

yang

dituangkan

dalam

perencanaan pembelajaran. Untuk SD contoh sejarah dapat


dibicarakan dengan Estetis. Artinya sejarah diberikan untuk
menanamkan rasa cinta kepada perjuangan, pahlawan, tanah air
dan bangsa. Tujuan pengajaran IPS adalah terbentuknya pserta
didik sebagai aktor sosial yang cerdas.

B. Pendekatan Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu metode belajar
dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang
memiliki tingkat kemampuan yang berbeda, kelompok kecil ini
setiap anggotanya dituntut untuk saling bekerjasama antar
anggota kelompok yang satu dengan yang lain.
Pembelajaran kooperatif ini dikembangkan berdasarkan
teori kognitif konstruktivitis. Hal ini terlihat pada teori Vygotsky
yaitu

tentang

penekanan

pada

hakikat

sosiokultural

dari

pembelajaran. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih


tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan atau kerjasama
antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu
terserap kedalam individu tersebut.Implikasi dari teori Vygotsky
ini

menghendaki

susunan

kelas

berbentuk

pembelajaran

kooperatif.
Untuk

mencapai

hasil

pembelajaran

kooperatif

yang

memadai diperlukan kemampuan berfikir untuk memecahkan


masalah yang ditemui menuju tercapainya suatu pembelajaran
biologi yang bermutu. Untuk mencapai pembelajaran kooperatif
yang

baik,

peneliti-peneliti

harus

menggunakan

metode

pembelajaran kooperatif yang dapat dijadikan sebagai penataan


cara-cara sehingga terbentuk suatu ukuran langkah-langkah
yang dapat digunakan untuk mencapai hasil pembelajaran
kooperatif yang lebih efektif.
1. Pemahaman Pembelajaran Kooperatif
Pemahaman belajar kooperatif seseorang yang dapat
diwujudkan dalam prestasi belajar adalah hal yang sangat
tergolong

penting.

Hal

tersebut

karena

akan

banyak

mempengaruhi peranan dan aktifitas guru dalam mengajar dan


aktifitas siswa dalam belajar.

Mengajar kooperatif bukan sekedar proses penyampaian


ilmu pengetahuan melainkan terjadinya interaksi manusiawi
dengan berbagai aspek yang cukup kompleks. Pemahaman
dalam belajar kooperatif seorang siswa dapat diketahui apabila
diadakan evaluasi belajar. Evaluasi belajar merupakan salah satu
tugas guru dalam meninjau sejauh mana pemahaman belajar
kooperatif siswa dengan menggunakan metode belajar kooperatif
tersebut. Dalam dunia pendidikan, kita ketahui bahwa selama
satu periode pendidikan, orang selalu mengadakan evaluasi,
artinya

pada

waktu-waktu

tertentu

selama

satu

periode

pendidikan selalu mengadakan penilaian terhadap hasil belajar


yang telah dicapai baik oleh pihak pendidik maupun yang
terdidik. Dalam proses belajar mengajar berlangsung, guru
hendaknya

sebagai

evaluator

yang

baik.

Kegiatan

ini

dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang dirumuskan


tercapai atau belum dan materi serta metode mengajar yang
diterapkan apakah sudah cukup baik atau belum.
Berkenaan dengan pemahaman pembelajaran kooperatif, telah
dijelaskan di atas pada umumnya proses belajar mengajar
kooperatif

lebih

efektif

jika

menggunakan

metode

belajar

kooperatif tersebut. Karena metode belajar kooperatif ini akan


banyak saling berinteraksi satu dengan yang lainnya dan lebih
banyak
memiliki

bekerjasama

dalam kelompok-kelompok

kemampuan dan keberanian untuk

kecil serta

mengeluarkan

pendapat Thomson dan Smith dalam (Has, 2005: 9).


Di dalam pembelajaran kooperatif, ada beberapa unsur
yang terdapat di dalam pembelajaran kooperatif, adalah :
1. Positive independence (saling ketergantungan), Artinya
siswa merasa bahwa mereka saling bergantung secara
positif dan saling terkait antar sesama anggota kelompok,

merasa tidak sukses jika temannya tidak sukses, unsur ini


memiliki

prinsip

yakni

tenggelam

atau

berenang

bersama.
2. Individual accountability (pertanggung jawaban individu),
Artinya siswa memiliki tanggung jawab terhadap diri
mereka sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi,
keberhasilan

kelompok

tergantung

pada

keberhasilan

individu. Artinya setiap individu harus aktif terhadap


kelompoknya.
3. Mereka semuanya harus memiliki pola pikir bahwa mereka
memiliki tujuan yang sama yakni aktif dalam proses belajar
mengajar, dan juga aktif terhadap kelompoknya.
4. Harus berbagi tugas dan berbagi tanggung jawab sama
besarnya diantara para anggota kelompoknya.
5. Diberikan evaluasi secara individu yang

akan

ikut

berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.

2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif


Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok
konvensional yang menerapkan sistem kompetisi, di mana
keberhasilan individu diorientasikan pada kegagalan orang lain.
Sedangkan

tujuan

dari

pembelajaran

kooperatif

adalah

menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan


atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya (Slavin, 1994).
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai
setidak-tidaknya

tiga

tujuan

pembelajaran

dirangkum oleh Ibrahim, et al. (2000), yaitu:


a. Hasil belajar akademik

penting

yang

Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam


tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas
akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa
model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsepkonsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan
bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat
meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan
norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Di samping
mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar,
pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada
siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja
bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.

b. Penerimaan terhadap perbedaan individu


Tujuan

lain

model

penerimaan

secara

berdasarkan

ras,

luas

budaya,

pembelajaran
dari

kooperatif

orang-orang

kelas

sosial,

yang

adalah
berbeda

kemampuan,

dan

ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang


bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja
dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan
melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling
menghargai satu sama lain.

c. Pengembangan keterampilan social


Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah,
mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan

kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial, penting dimiliki


oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam
keterampilan sosial.

3. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Teknik


Jigsaw
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh
Elliot Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, dan
kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas
John Hopkins (Arends, 2001).
Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Aronson et. al.
sebagai metode pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning).
Teknik ini dapat digunakan dalam pengajaran membaca, menulis,
mendengarkan, ataupun berbicara.
Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar
belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan
skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain
itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana
gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk
mengolah

informasi

berkomunikasi.

dan

meningkatkan

keterampilan

Pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw adalah suatu teknik


pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota
dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan
bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut
kepada anggota lain dalam kelompoknya (Arends, 1997).
Model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw merupakan
model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam
kelompok kecil yang terdiri dari 4 6 orang secara heterogen dan
bekerja

sama

saling

ketergantungan

yang

positif

dan

bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran


yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada
anggota kelompok yang lain (Arends, 1997).

C. Pendekatan STAD

D. Pendekatan NHT

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Pendekatan mengandung arti cara pandang atau cara menyikapi
sesuatu

dengan

bertolak

belakang

dari

asumsi

tertentu. Pendekatan dalam pelajaran IPS dimaksudkan sebagai

cara pandang kita terhadap proses belajar murid dalam mata


pelajaran IPS, dan upaya penciptaan kondisi dan iklim kelas yang
memungkinkan terjadinya proses belajar. Pendekatan sangat
penting bagi guru karena guru menjadi teladan actor social.
Untuk SD sejarah dapat dibicarakan secara Estetis diberikan
untuk menanamkan rasa cinta kepada perjuangan, pahlawan,
tanah

air

dan

bangsa.

Tujuan

pengajaran

IPS

adalah

terbentuknya pserta didik sebagai aktor sosial yang cerdas.


Terdapat

beberapa Pendekatan

Pembelajaran diantaranya, Ekspositeri/Tradisional dan


Pendekatan

Pembelajaran Inquiry/

Discopery Pendekatan Interaksi sosial dan Pendekatan Tingkah


Laku
Dalam Strategi Mengajar Secara umum, terdapat tiga tahapan
poko

dalam

strategi

mengajar,

yakni

tahapan pemula (praintruksional),


tahap pengajaran (

intruksional),

tahap penilaian

dan

tindak

lanjut. Ketiga tahapan ini harus ditempuh.

B.

Saran
Sarannya untuk pembaca terutama guru, diperlukan pendekatan
dan

strategi

dalam

peningkatan hasil belajar.

pembelajaran

supaya

terciptanya

DAFTAR PUSTAKA
Sumber Internet:
1.

Maylanny Christine. 2009. Pedagogi : strategi dan teknik


mengajar dengan berkesan.Bandung: PT Setia Purna Inves.

2.

Sardjiyo,

DKK.

2014. Pendidikan IPS

di

SD .

Jakarta:

Universitas Terbuka.
3.

Kuntowijoyo. 2013. Pengantar ilmu sejarah. Yogyakarta: Tiara


Wacana.

Anda mungkin juga menyukai