Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KONTRASEPSI HORMONAL (JENIS, MEKANISME KERJA, EFIKASI


ACCEPTABILITI DAN SAFETY) KB INJEKSI
Diajukan sebagai Tugas pada Mata Kuliah Kontrasepsi Wanita dan Pria

OLEH:
IIS RAHAYU
1520312016
DOSEN:
Dr. dr. YUSRAWATI, SpOG(K)

PROGRAM PASCA SARJANA ILMU BIOMEDIK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Kontrasepsi Hormonal (jenis, mekanisme kerja, efikasi acceptabiliti dan safety) KB Injeksi.
Makalah ini penulis susun dengan tujuan pencapaian dalam menyelesaikan tugas semester III
pada mata kuliah Kontrasepsi Wanita dan Pria.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Demikianlah makalah ini penulis sampaikan mudah-mudahan bermanfaat bagi semua,
untuk itu penulis ucapkan terima kasih.

Padang, September 2016

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah kualitas sumber daya manusia dengan
kelahiran 5.000.000 tahun. Untuk dapat mengangkat derajat kehidupan bangsa telah
dilaksanakan secara bersamaan pembangunan ekonomi dan keluarga berencana yang merupakan
sisi masing-masing mata uang. Bila gerakan keluargan berencana tidak dilakukan bersama
dengan pembangunan ekonomi dikhawatirkan hasil pembangunan tidak berarti.
Keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima norma keluarga
kacil bahagia. Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada catur warga / zero population
growth (pertumbuhan seimbang)
KB adalah usah mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi
ibu maupun bayinya dan bagi ayah sekeluarganya / masyarakat yang bersangkutan tidak akan
menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut
Metode suntikan KB telah menjadi bagian gerakan keluarga berencana nasional serta
peminatnya makin bertambah tinggi, minat pemakai suntik KB oleh karena aman, sederhana,
efektif, tidak menimbulkan gangguan dan dapat dipakai pada pasca persalinan.

1.2 Tujuan
- Untuk memenuhi tugas yang diberikan
- Dapat mengetahui kontrasepsi hormonal suntik lebih dalam dan luas tentang manfaat, kegunaan
serta dampak pemakaian KB suntik

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian KB Suntik


Adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif karena angka kegagalan penggunaanya
lebih kecil, efektifitasnya adalah 99%-100% dalam mencegah kehamilan, diberikan suntikan
secara IM (Intra Muskular) (Everett,2007).
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui
suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak
dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan
aman. (Harnawaty, 2008)

2.2 Jenis Kontrasepsi suntikan menurut Saifuddin (2006)


Jenis-Jenis KB Suntik
Adapun jenis-jenis KB suntik yang hanya mengandung progestin yaitu :
1)

a.

Kontrasepsi Progestin

Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depoprovera)


Mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara di suntik intramuskular.
Setelah suntikan pertama, kadar DMPA dalam darah mencapai puncak setelah 10 hari. DMPA
dapat memberi perlindungan dengan aman selama tiga bulan.
b.

Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat)

Mengandung 200 mg Noretdon Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik
intramuskular.

2) Kontrasepsi Kombinasi
Depo estrogen-progesteron
Jenis suntikan kombinasi ini terdiri dari 25 mg Depo Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg
Estrogen Sipionat diberikan injeksi intramuskular sekali sebulan (cyclofem) dan 50 mg
Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat diberikan injeksi IM sekali sebulan.
a) Depo Provera
Adalah medroxy progesterone yang di gunakan untuk tujuan kontrasepsi parenteral,
mempunyai efek progesterone yang kuat dan sangat efektif.
1. Komposisi
Suspensi steril depo medroxy progesterone a cetat (DPPA) dalm air

Tiap vial berisi 3 ml suspensi (150 mg medroxy progesterone acetate)

Tiap vial berisi 1 ml suspensi (150 ml medroxy progesterone acetate)

2. Waktu pemberian dan dosis


Di suntikan dalam dosis 150 mg/cc sekali 3 bulan. Suntikan harus lama pada otot bokong
musculus gluteus agak dalam.
3. Efektifitas
Efektifitas tinggi dengan 0,3 kehamilan paer 100 perempuan tidap tahan asal
penyuntikannya dilakukan secara teratur.
4. Keuntungan
-

Lebih mudah digunakan, tidak perlu setiap hari seperti menelan pil

Tidak mengandung esterogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung

dan gangguan pembekuan darah


-

Sangat efektif

Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI

Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai pre menopause

Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik

Tidak menggangu hubungan seksual, mengurangi rasa nyeri dan haid

Tidak di dapat pengaruh sampingan dari pemakaian esterogen

5. Efek samping
-

Reaksi anafilaktis dan anafiliatik

Penyakit tromboem balik tromboplebitis

System syaraf pusat gelisah, depresi, pusing, sakit, tidak bisa tidur

Selaput kulit dan lendir bercak merah / jerawat

Gastro intestinal mual

Payudara lembek dan galaktorea

Perubahan warna kulit di tempat suntikan

6. Cara pemberian

Waktu pasca persalinan (PP)

Berikan pada hari 3-5 PP / sesudah ASI berproduksi ibu sebelum pulang dari RS / 6-8 minggu
pasca beraslin asal ibu tidak hamil / belum melakukan koifus.

Pasca keguguran

Segera setelah kurefage / sewaktu ibu hendak pulang dari RS hari pasca abortus, asal ibu belum
hamil lagi. Dalam masa interval diberikan pada hari 1-5 haid

b) Noristat (norigest)

Adalah obat kontrasepsi yang disuntikkan (secara depot) larutannya merupakan


campuran bernzyl benzoate dan casrol oil dalam perbandingan 4 : 6 efek kontrasepsinya
terutama mencegah masuknya sperma melalui lendir servik.
1. Komposisi
Dalam ampul norigert berisi 200 mg norithindron enantal dalam laritan menyak (depo norestirat)
2. Waktu pemberian dan dosis
Disuntikan da;am dosis 200 mg/cc sekali setiap 2 bulan dengfan cara I.M untuk 6 bulan pertama
suntikan diberikan setiap 8 minggu dan setelah itu setiap 12 minggu
3. Efek samping
Menyebabkan siklus haid labih stabil, amenorea lebih jarang dang fertilitas lebih cepat kembali
setelah berhenti menjadi akseptor efektifitas dan angka kegagalan sama dengan pil kombinasi
4. Keuntungan
-

Sangat efektif sebagai metode kontrasepsi

Tidak berefek buruk terhadap laktasi

Kembalinya kesuburan lebih cepat

Kadar hb sering bertambah setinggi, dapat mencegah anemia

Siklus haid lebih stabil

5. Efek samping
-

Amenorhea

Perdarahan berkepanjangan

Badan terasa panas dn liang senggama kering

Bertambahnya berat badan

Rambut rontok

Hiperpigmentasi sekitar pipi

6. Waktu mulai menggunakan kontrasepsi


-

Setiap saat selama siklus haid, asal tidak hamil

Mulai hari pertama sampai ke 7 siklus haid

Pada ibu yang tidak haid :


Injeksi diberikan setiap saat asal tidak hamil, selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh
berhubungan sex.

Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi
suntikan. Suntikan pertama dapat segera diberikan tidak perlu menunggu sampai haid
berikutnya datang asal tidak hamil

Ibu yang sedang menggunakan jenis kontrasepsi lain dan ingin menganti dengan jenis
kontrasepsi suntikan yang lain. Dimulia pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang
sebelumnya

Ibu yang menggunakkan kontrasepsi suntikan yang sebelumnya mengganti dengan


hormonal suntikan pertama segera asal ibu tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu
menunggu haid berikutnya, bila ibu di suntikkan setelah hari ke tujuh haid, selama 7 hari
setelah suntikan tidak boleh berhubungan sex

Ibu ingin mengganti AKDR dengan klontrasepsi hormonal, suntukan pertama dapatr
diberikan hari pertama sampai ke 7 siklus haid, asal tidak hamil

Ibu tidak haid / ibu dengan perdarahan tidak teratur


Pertama suntikan dapat diberikan setiap saat asal tidak hamil dan selama 7 hari setelah
suntikan tidak boleh berhubungan sex

c) Cyclofem
Adalah suntikan kombinasi 25 mg depomedroxy progesterone aserat dan 5 mg estradiol
cyplonate
1. Komposisi
Tiap ml suspensi dalam air mengandung :
Medroxy progesterone acetate 50 mg
Estradiol cypionate 10 mg
2. Waktu pemberian dan dosis
Disuntikkan dalam dosis 50 mg norithidrone anantat dan 5 mg estradiol varelat yang diberikan
melalui I.M sebulan sekali
3. Efek samping
Sangat efektifitas (0,1 0,4 kehamilan / 100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan
4. Keuntungan
-

Resiko terhadap kesehatan kecil

Tidak berpengaruh pad ahubungan sex

Tidak diperlukan pemeriksaan dalam

Jangka panjang

Efek samping sangat kecil

Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

5. Efek samping
-

Perubahan pada kulit gatal-gatal penggelapan warna kulit

Sakit kepala, sakit pada dada

Peningkatan berat badan

Perdarahan berkepanjangan

Anoreksia, rasa lalah, depresi

Payudara lembek dan galaktorea

Penyakit troboembolik, tromboflebitis

Perdarahan tidak teratur

2.3 Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntik

Mekanisme kerja kontrasepsi suntikan pada suntukan progestin dan suntikan kombinasi sama
saja yaitu :
Mencegah ovulasi, kadar progestin tinggi sehingga menghambat lonjakan luteinizing
hormone (LH) secara efektif sehingga tidak terjadi ovulasi. Kadar follicle-stimulating
hormone (FSH) dan LH menurun dan tidak terjadi lonjakan LH (LH Surge). Menghambat
perkembangan folikel dan mencegah ovulasi. Progestogen menurunkan frekuensi pelepasan
(FSH) dan (LH).
Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami penebalan mukus serviks yang
mengganggu penetrasi sperma. Perubahan - perubahan siklus yang normal pada lendir
serviks. Secret dari serviks tetap dalam keadaan di bawah pengaruh progesteron hingga
menyulitkan penetrasi spermatozoa.
Membuat endometrium menjadi kurang layak/baik untuk implantasi dari ovum yang telah di
buahi, yaitu mempengaruhi perubahan-perubahan menjelang stadium sekresi, yang
diperlukan sebagai persiapan endometrium untuk memungkinkan nidasi dari ovum yang
telah di buahi.
Mungkin mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam tuba fallopi atau memberikan
perubahan terhadap kecepatan transportasi ovum (telur) melalui tuba. Mengurangi transportasi

sperma karena kerja hormon progesteron membuat saluran genital menjadi relaksasi sehingga
tidak dapat mendorong ovum.
2.4 Keuntungan Kontrasepsi Suntikan Progestin (Saifuddin, 2006)
1. Sangat efektif.
2. Pencegahan kehamilan jangka panjang.
3. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
4. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan
gangguan pembekuan darah.
5. Tidak memiki pengaruh terhadap ASI.
6. Membantu mencegah kanker endometriun dan kehamilan ektopik.
7. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
8. Menurunkan krisis anemia
2.5 Kerugian Kontrasepsi suntik progestin (Saifuddin,2006)
1.

Sering ditemukan gangguan haid.

2.

Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.

3.

Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.

4.

Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.

5.

Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, dan

menurunkan libido.
2.6 Kontra indikasi KB suntik
Beberapa keadaan kelainan atau penyakit, merupakan kontra indikasi pemakaian
suntikan KB. Ibu dikatakan tidak cocok menggunakan KB suntik jika ibu sedang hamil, ibu yang
menderita sakit kuning (liver), kelainan jantung, varises (urat kaki keluar), mengidap tekanan

darah tinggi, kanker payudara atau organ reproduksi, atau menderita kencing manis. Selain itu,
ibu yang merupakan perokok berat, sedang dalam persiapan operasi, pengeluaran darah yang
tidak jelas dari vagina, sakit kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan yang
menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini.(Farmakoterapi, 2009)

2.7 Indikasi KB suntik

Yang dapat memakai KB suntik kombinasi:

1. Usia reproduksi
2. Telah memilki anak ataupun belum memiliki anak
3. Ingin mendapat kontrasepsi dengan efektifitas tinggi
4. Menyusui pasca persalinan > 6 minggu
5. Pasca persalinan dan tidak menyusui
6. Anemia
7. Nyeri haid
8. Haid teratur
9. Riwayat kehamilan ektopik
10. Sering lupa menggunakan pil

Yang dapat memakai kontrasepsi suntikan progestin

1. Usia reproduksi
2. Nulipara dan telah punya banyak anak
3. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang
4. Menyusui
5. Setelah melahirkan dan tidak menyusi

6. Setelah abortus
7. Telah banyak anak tapi belum menginginkan tubektomi
8. Perokok
9. Tekanan darah < 180/110 mmhg
10. Menggunakan obat epilepsy
11. Anemia defisiensi besi
12. Tidak dapat memakai kb yang mengandung esterogen
13. Mendekati usia menopause

Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan progestin

1. Hamil atau dicurigai hamil.


2. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
3. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
4. Diabetes mellitus disertai komplikasi
2.8 Efek samping
Efek samping suntik DMPA adalah sebagai berikut :
1.

Gangguan Haid

Gejala dan keluhan dalam gangguan pola haid yaitu:


a.

Amenorrea
Tidak datangnya haid selama akseptor mengikuti suntikan KB selama tiga bulan bertutut

turut. Gangguan pola haid amenorrea disebabkan karena terjadinya atrofi endometrium yaitu
kadar estrogen turun dan progesteron meningkat sehingga tidak menimbulkan efek yang
berlekuk lekuk di endometrium (Wiknjosastro, 2005)
b.

Spotting

Bercak bercak perdarahan di luar haid yang terjadi selama akseptor mengikuti KB
suntik. Gangguan pola haid spotting disebabkan karena menurunnya hormon estrogen dan
kelainan atau terjadinya gangguan hormone. (Hartanto, 2003)
c.

Metroraghia
Perdarahan yang berlebihan di luar siklus haid. Gangguan pola haid metroraghia

disebabkan oleh kadar hormon estrogen dan progesteron yang tidak sesuai dengan kondisi
dinding uterus (endometrium) untuk mengatur volume darah menstruasi dan dapat disebabkan
oleh kelainan organik pada alat genetalia atau kelainan fungsional (Depkes RI, 1999).
d. Menorraghia
Datangnya darah haid yang berlebihan jumlahnya tetapi masih dalam siklus haid.
Gangguan pola haid menorragia disebabkan karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan
progesteron sehingga menimbulkan endometrium menghasilkan volume yang lebih banyak
(Depkes RI, 1999).
2.

Perubahan Berat Badan (BB)


Gejala dan keluhan dalam perubahan BB yaitu:

a. BB bertambah dengan kenaikan rata-rata untuk setiap tahun antara 2,3 2,9 Kg. Perubahan
BB kemungkinan disebabkan karena hormon progesteron mempermudah perubahan karbohidrat
dan gula menjadi lemak, sehingga lemak banyak yang bertumpuk di bawah kulit dan bukan
merupakan karena retensi (penimbunan) cairan tubuh, selain itu juga DMPA merangsang pusat
pengendali nafsu makan di hipotalamus yang dapat menyebabkan akseptor makan lebih banyak
dari biasanya. Akibatnya pemakaian suntikan dapat menyebabkan berat badan bertambah
(Hanafi, 2003).
b.

BB berkurang dengan penurunan rata-rata setiap tahun antara 1,6 1,9 Kg (Depkes, 1999).

3.

Sakit kepala
Gejala dan keluhan dalam sakit kepala yaitu rasa berputar atau sakit di kepala, yang

dapat terjadi pada satu sisi atau kedua sisi atau seluruh bagian kepala. Biasanya bersifat
sementara. Pusing dan sakit kepala disebabkan karena reaksi tubuh terhadap progestreon
sehingga hormon estrogen fluktuatif (mengalami penekanan) dan progesteron dapat mengikat air
sehingga sel sel di dalam tubuh mengalami perubahan sehingga terjadi penekanan pada syaraf
otak ( Depkes, 1999).
4.

Keputihan

Gejala dan keluhan dalam keputihan yaitu adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari
liang sanggama dan terasa mengganggu. Keputihan disebabkan karena adanya infeksi, jamur
atau kandida (Suratun, 2008).
5.

Jerawat
Gejala dan keluhan dalam timbulnya jerawat yaitu timbulnya jerawat di wajah atau

badan yang dapat disertai infeksi atau tidak (Suratun, 2008).

2.9 Lokasi penyuntikan


Dengan i.m sampai daerah glutus:
1. Daerah bokong/pantat
2. Daerah otot lengan atas

2.10 Kunjungan ulang


Kunjungan ulang perlu dilakukan apabila ibu mengalami perdarahan berat yang dua kali
lebih panjang dari masa haid atau dua kali lebih banyak dalam satu periode masa haid, sakit

kepala yang berulang dan berat atau kaburnya penglihatan, nyeri abdomen sebelah bawah yang
berat dan buang air kecil yang berulang kali (Depkes RI, 2001).
Ibu juga diharapkan melakukan kunjungan ulang jika mengalami abses atau perdarahan
tempat injeksi dan kanker merupakan komplikasi yang mungkin terjadi pada akseptor KB suntik
DMPA (Varney, 2007).

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui
suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin
banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif

murah dan aman.


Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang mengandung progestin, yaitu:
1.

Depo medroksiprogesteron asetat (DMPA), yang mengandung 150 mg DMPA, yang

diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuscular (di daerah bokong).
2.

Depo norestisteron enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg noretindron

enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intramuskular.


3.

Cyclofem (jenis sunyikan kombinasi) mengandung 25 mg depo medroksiprogesteron

asetat dan 5 mg estradiol sipionat yang diberikan injeksi im. (Saifudin, 2003)

Lokasi penyuntikan

Dengan i.m sampai daerah glutus:


1. Daerah bokong/pantat
2. Daerah otot lengan atas

Kunjungan Ulang
Kunjungan ulang perlu dilakukan apabila ibu mengalami perdarahan berat yang dua kali
lebih panjang dari masa haid atau dua kali lebih banyak dalam satu periode masa haid,
sakit kepala yang berulang dan berat atau kaburnya penglihatan, nyeri abdomen sebelah
bawah yang berat dan buang air kecil yang berulang kali.
DAFTAR PUSTAKA

Hartanto, Hanafi, 2003, Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta
Saifudin, Abdul Bari, 2003, Buku panduan praktis Pelayanan Kontrasepsi, Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Wiknjosastro, Hanifa, 2005, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
Jakarta
Ali Baziad, 2008, Kontrasepsi Hormonal, PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai