OLEH:
IIS RAHAYU
1520312016
DOSEN:
Dr. dr. YUSRAWATI, SpOG(K)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Kontrasepsi Hormonal (jenis, mekanisme kerja, efikasi acceptabiliti dan safety) KB Injeksi.
Makalah ini penulis susun dengan tujuan pencapaian dalam menyelesaikan tugas semester III
pada mata kuliah Kontrasepsi Wanita dan Pria.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Demikianlah makalah ini penulis sampaikan mudah-mudahan bermanfaat bagi semua,
untuk itu penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
- Untuk memenuhi tugas yang diberikan
- Dapat mengetahui kontrasepsi hormonal suntik lebih dalam dan luas tentang manfaat, kegunaan
serta dampak pemakaian KB suntik
BAB II
PEMBAHASAN
a.
Kontrasepsi Progestin
Mengandung 200 mg Noretdon Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik
intramuskular.
2) Kontrasepsi Kombinasi
Depo estrogen-progesteron
Jenis suntikan kombinasi ini terdiri dari 25 mg Depo Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg
Estrogen Sipionat diberikan injeksi intramuskular sekali sebulan (cyclofem) dan 50 mg
Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat diberikan injeksi IM sekali sebulan.
a) Depo Provera
Adalah medroxy progesterone yang di gunakan untuk tujuan kontrasepsi parenteral,
mempunyai efek progesterone yang kuat dan sangat efektif.
1. Komposisi
Suspensi steril depo medroxy progesterone a cetat (DPPA) dalm air
Lebih mudah digunakan, tidak perlu setiap hari seperti menelan pil
Tidak mengandung esterogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung
Sangat efektif
Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai pre menopause
5. Efek samping
-
System syaraf pusat gelisah, depresi, pusing, sakit, tidak bisa tidur
6. Cara pemberian
Berikan pada hari 3-5 PP / sesudah ASI berproduksi ibu sebelum pulang dari RS / 6-8 minggu
pasca beraslin asal ibu tidak hamil / belum melakukan koifus.
Pasca keguguran
Segera setelah kurefage / sewaktu ibu hendak pulang dari RS hari pasca abortus, asal ibu belum
hamil lagi. Dalam masa interval diberikan pada hari 1-5 haid
b) Noristat (norigest)
5. Efek samping
-
Amenorhea
Perdarahan berkepanjangan
Rambut rontok
Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi
suntikan. Suntikan pertama dapat segera diberikan tidak perlu menunggu sampai haid
berikutnya datang asal tidak hamil
Ibu yang sedang menggunakan jenis kontrasepsi lain dan ingin menganti dengan jenis
kontrasepsi suntikan yang lain. Dimulia pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang
sebelumnya
Ibu ingin mengganti AKDR dengan klontrasepsi hormonal, suntukan pertama dapatr
diberikan hari pertama sampai ke 7 siklus haid, asal tidak hamil
c) Cyclofem
Adalah suntikan kombinasi 25 mg depomedroxy progesterone aserat dan 5 mg estradiol
cyplonate
1. Komposisi
Tiap ml suspensi dalam air mengandung :
Medroxy progesterone acetate 50 mg
Estradiol cypionate 10 mg
2. Waktu pemberian dan dosis
Disuntikkan dalam dosis 50 mg norithidrone anantat dan 5 mg estradiol varelat yang diberikan
melalui I.M sebulan sekali
3. Efek samping
Sangat efektifitas (0,1 0,4 kehamilan / 100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan
4. Keuntungan
-
Jangka panjang
5. Efek samping
-
Perdarahan berkepanjangan
Mekanisme kerja kontrasepsi suntikan pada suntukan progestin dan suntikan kombinasi sama
saja yaitu :
Mencegah ovulasi, kadar progestin tinggi sehingga menghambat lonjakan luteinizing
hormone (LH) secara efektif sehingga tidak terjadi ovulasi. Kadar follicle-stimulating
hormone (FSH) dan LH menurun dan tidak terjadi lonjakan LH (LH Surge). Menghambat
perkembangan folikel dan mencegah ovulasi. Progestogen menurunkan frekuensi pelepasan
(FSH) dan (LH).
Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami penebalan mukus serviks yang
mengganggu penetrasi sperma. Perubahan - perubahan siklus yang normal pada lendir
serviks. Secret dari serviks tetap dalam keadaan di bawah pengaruh progesteron hingga
menyulitkan penetrasi spermatozoa.
Membuat endometrium menjadi kurang layak/baik untuk implantasi dari ovum yang telah di
buahi, yaitu mempengaruhi perubahan-perubahan menjelang stadium sekresi, yang
diperlukan sebagai persiapan endometrium untuk memungkinkan nidasi dari ovum yang
telah di buahi.
Mungkin mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam tuba fallopi atau memberikan
perubahan terhadap kecepatan transportasi ovum (telur) melalui tuba. Mengurangi transportasi
sperma karena kerja hormon progesteron membuat saluran genital menjadi relaksasi sehingga
tidak dapat mendorong ovum.
2.4 Keuntungan Kontrasepsi Suntikan Progestin (Saifuddin, 2006)
1. Sangat efektif.
2. Pencegahan kehamilan jangka panjang.
3. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
4. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan
gangguan pembekuan darah.
5. Tidak memiki pengaruh terhadap ASI.
6. Membantu mencegah kanker endometriun dan kehamilan ektopik.
7. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
8. Menurunkan krisis anemia
2.5 Kerugian Kontrasepsi suntik progestin (Saifuddin,2006)
1.
2.
3.
4.
5.
Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, dan
menurunkan libido.
2.6 Kontra indikasi KB suntik
Beberapa keadaan kelainan atau penyakit, merupakan kontra indikasi pemakaian
suntikan KB. Ibu dikatakan tidak cocok menggunakan KB suntik jika ibu sedang hamil, ibu yang
menderita sakit kuning (liver), kelainan jantung, varises (urat kaki keluar), mengidap tekanan
darah tinggi, kanker payudara atau organ reproduksi, atau menderita kencing manis. Selain itu,
ibu yang merupakan perokok berat, sedang dalam persiapan operasi, pengeluaran darah yang
tidak jelas dari vagina, sakit kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan yang
menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini.(Farmakoterapi, 2009)
1. Usia reproduksi
2. Telah memilki anak ataupun belum memiliki anak
3. Ingin mendapat kontrasepsi dengan efektifitas tinggi
4. Menyusui pasca persalinan > 6 minggu
5. Pasca persalinan dan tidak menyusui
6. Anemia
7. Nyeri haid
8. Haid teratur
9. Riwayat kehamilan ektopik
10. Sering lupa menggunakan pil
1. Usia reproduksi
2. Nulipara dan telah punya banyak anak
3. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang
4. Menyusui
5. Setelah melahirkan dan tidak menyusi
6. Setelah abortus
7. Telah banyak anak tapi belum menginginkan tubektomi
8. Perokok
9. Tekanan darah < 180/110 mmhg
10. Menggunakan obat epilepsy
11. Anemia defisiensi besi
12. Tidak dapat memakai kb yang mengandung esterogen
13. Mendekati usia menopause
Gangguan Haid
Amenorrea
Tidak datangnya haid selama akseptor mengikuti suntikan KB selama tiga bulan bertutut
turut. Gangguan pola haid amenorrea disebabkan karena terjadinya atrofi endometrium yaitu
kadar estrogen turun dan progesteron meningkat sehingga tidak menimbulkan efek yang
berlekuk lekuk di endometrium (Wiknjosastro, 2005)
b.
Spotting
Bercak bercak perdarahan di luar haid yang terjadi selama akseptor mengikuti KB
suntik. Gangguan pola haid spotting disebabkan karena menurunnya hormon estrogen dan
kelainan atau terjadinya gangguan hormone. (Hartanto, 2003)
c.
Metroraghia
Perdarahan yang berlebihan di luar siklus haid. Gangguan pola haid metroraghia
disebabkan oleh kadar hormon estrogen dan progesteron yang tidak sesuai dengan kondisi
dinding uterus (endometrium) untuk mengatur volume darah menstruasi dan dapat disebabkan
oleh kelainan organik pada alat genetalia atau kelainan fungsional (Depkes RI, 1999).
d. Menorraghia
Datangnya darah haid yang berlebihan jumlahnya tetapi masih dalam siklus haid.
Gangguan pola haid menorragia disebabkan karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan
progesteron sehingga menimbulkan endometrium menghasilkan volume yang lebih banyak
(Depkes RI, 1999).
2.
a. BB bertambah dengan kenaikan rata-rata untuk setiap tahun antara 2,3 2,9 Kg. Perubahan
BB kemungkinan disebabkan karena hormon progesteron mempermudah perubahan karbohidrat
dan gula menjadi lemak, sehingga lemak banyak yang bertumpuk di bawah kulit dan bukan
merupakan karena retensi (penimbunan) cairan tubuh, selain itu juga DMPA merangsang pusat
pengendali nafsu makan di hipotalamus yang dapat menyebabkan akseptor makan lebih banyak
dari biasanya. Akibatnya pemakaian suntikan dapat menyebabkan berat badan bertambah
(Hanafi, 2003).
b.
BB berkurang dengan penurunan rata-rata setiap tahun antara 1,6 1,9 Kg (Depkes, 1999).
3.
Sakit kepala
Gejala dan keluhan dalam sakit kepala yaitu rasa berputar atau sakit di kepala, yang
dapat terjadi pada satu sisi atau kedua sisi atau seluruh bagian kepala. Biasanya bersifat
sementara. Pusing dan sakit kepala disebabkan karena reaksi tubuh terhadap progestreon
sehingga hormon estrogen fluktuatif (mengalami penekanan) dan progesteron dapat mengikat air
sehingga sel sel di dalam tubuh mengalami perubahan sehingga terjadi penekanan pada syaraf
otak ( Depkes, 1999).
4.
Keputihan
Gejala dan keluhan dalam keputihan yaitu adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari
liang sanggama dan terasa mengganggu. Keputihan disebabkan karena adanya infeksi, jamur
atau kandida (Suratun, 2008).
5.
Jerawat
Gejala dan keluhan dalam timbulnya jerawat yaitu timbulnya jerawat di wajah atau
kepala yang berulang dan berat atau kaburnya penglihatan, nyeri abdomen sebelah bawah yang
berat dan buang air kecil yang berulang kali (Depkes RI, 2001).
Ibu juga diharapkan melakukan kunjungan ulang jika mengalami abses atau perdarahan
tempat injeksi dan kanker merupakan komplikasi yang mungkin terjadi pada akseptor KB suntik
DMPA (Varney, 2007).
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui
suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin
banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif
diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuscular (di daerah bokong).
2.
asetat dan 5 mg estradiol sipionat yang diberikan injeksi im. (Saifudin, 2003)
Lokasi penyuntikan
Kunjungan Ulang
Kunjungan ulang perlu dilakukan apabila ibu mengalami perdarahan berat yang dua kali
lebih panjang dari masa haid atau dua kali lebih banyak dalam satu periode masa haid,
sakit kepala yang berulang dan berat atau kaburnya penglihatan, nyeri abdomen sebelah
bawah yang berat dan buang air kecil yang berulang kali.
DAFTAR PUSTAKA
Hartanto, Hanafi, 2003, Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta
Saifudin, Abdul Bari, 2003, Buku panduan praktis Pelayanan Kontrasepsi, Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Wiknjosastro, Hanifa, 2005, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
Jakarta
Ali Baziad, 2008, Kontrasepsi Hormonal, PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta