Anda di halaman 1dari 74

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

POKOK BAHASAN BANGUN DATAR SEGIEMPAT DENGAN


MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMEN
DIVISION PADA SISWA KELAS VII A SEMESTER GENAP
SMP NEGERI 2 PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL
TAHUN AJARAN 2007/2008
TUGAS AKHIR

Oleh
Rubiyem
07306194

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2008

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA


POKOK BAHASAN BANGUN DATAR SEGIEMPAT DENGAN
MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMEN
DIVISION PADA SISWA KELAS VII A SEMESTER GENAP
SMP NEGERI 2 PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL
TAHUN AJARAN 2007/2008
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Matematika Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Untuk Memenuhi Persaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Rubiyem
07306194
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2008

TUGAS AKHIR

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA


POKOK BAHASAN BANGUN DATAR SEGIEMPAT DENGAN
MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMEN
DIVISION PADA SISWA KELAS VII A SEMESTER GENAP
SMP NEGERI 2 PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL
TAHUN AJARAN 2007/2008

yang dipersiapkan dan disusun oleh


Rubiyem
07306194

telah disetujui oleh


Dosen Pembimbing Ujian Tugas Akhir Program Studi Pendidikan
Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Ahmad Dahlan di Yogyakarta
dan telah dinyatakan telah memenuhi
syarat untuk diujikan

Dosen Pembimbing

Drs. Ibnu Ngatoilah

PENGESAHAN
TUGAS AKHIR

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA


POKOK BAHASAN BANGUN DATAR SEGIEMPAT DENGAN
MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMEN
DIVISION PADA SISWA KELAS VII A SEMESTER GENAP
SMP NEGERI 2 PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL
TAHUN AJARAN 2007/2008
yang disiapkan dan disusun oleh
Rubiyem
07306194
telah dipertahankan di depan
Panitia Ujian Tugas Akhir Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Ahmad Dahlan di Yugyakarta pada 25 Juni 2008
dan dinyatakan telah memenuhi syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Matematika
SUSUNAN PANITIA UJIAN TUGAS AKHIR
Dewan Penguji

Tanda Tangan

1. Ketua

: Drs. H. Ibnu Ngatoilah

2. Anggota

: Drs. Aris Thobirin, M. Si

3. Sekertaris : Drs. Uus Kusdinar

Yogyakarta,Juni 2008
Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Universitas Ahmad Dahlan
Dekan

Drs. Jabrohim
NIP 130888737

SURAT PERNYATAAN
Bismillahhirrohmannirrohim
Yang bertanda tanggan dibawah ini:
Nama

: Rubiyem

NIM

: 07306194

Jurusan

: Matematika

Fakultas

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan

PTS

: Universitas Ahmad Dahlan

Menyatakan bahwa tugas akhir berjudul Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar


Matematika, Pokok Bahasan Bangun Datar Segiempat dengan Model Student

Team Achievemen Division pada Siswa Kelas VII A Semester Genap SMP
Negeri 2 Piyungan Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 2007/2008 ini adalah hasil
pekerjaan saya sendiri dan sejauh pengetahuan saya, tidak berisi materi yang
dipublikasikan atau ditulis orang lain serta tidak digunakan sebagai persyaratan
studi di perguruan tinggi lain, kecuali pada bagian-bagian tertentu yang saya
ambil sebagai acuan.
Apabila terbukti pernyataan ini telah benar maka sepenuhnya menjadi
tanggung jawab saya
Yogyakarta, 20 Juni 2008
Penulis

Rubiyem

KATA PENGANTAR
Bismillahhirrohmannirrohim
Dengan menyebut nama Alllah yang maha pengasih lagi maha penyayang,
puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT sehingga penulis dapat
tugas akhir dengan judul Upaya meningkatkan prestasi belajar matematika
pokok bahasan bangun datar segiempat dengan model pembelajaran student team
achievement division pada siswa kelas VII A SMP 2 Piyungan semester genap
Kabupaten Bantul, tahun ajaran 2007/2008. Tugas akhir ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat mencapai gelar sarjana pendidikan pada program
Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan
Universitas Ahmad Dahlan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada:
1. Rektor Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta yang telah memberi kesempatan
penulis untuk mengikuti pendidikan di Universitas Ahmad Dahlan.
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan yang telah memberi izin
penulisan Tugas Akhir.
3. Bapak Drs. Uus Kusdinar selaku Dosen wali yang selalu memberikan dukungan
dan motivasi.
4. Bapak Drs Ibnu Ngatoilah selaku pembimbing yang telah membimbing dan
mengarahkan penulis dari awal sampai selesai penulisan tugas akhir ini.
5. Para Dosen pengajar di Program Studi Pendidikan Matematika UAD kerjasama
LPMP yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dengan telaten dan sabar
sehingga penulis dapat meyelesaikan studi di UAD.
6. Dirjen PMPTK yang telah memberikan bantuan dana untuk menyelesaikan
program studi.
7. Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Piyungan yang memberi izin kepada penulis
untuk melanjutkan studi di UAD.

8. Semua rekan guru di SMP Negeri 2 Piyungan yang selalu memberi dukungan
moril maupun materiil pada penulis.
9. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Semoga Allah selalu melimpahkan rahamt dan hidayah-Nya atas kebaikan
mereka dan semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pengembangan bagi
ilmu pendidikan.

Yogyakarta, 20 Juni 2008


Penulis

Rubiyem
07306194

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................. ii
HALAMAN DEWAN PENGUJI......................................................... iii
MOTTO................................................................................................ iv
SURAT PERNYATAAN....................................................................... v
KATA PENGANTAR........................................................................... vi
DAFTAR ISI......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... x
ABSTRAK............................................................................................ xi
BAB I. PENDAHULUAN................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah......................................................... 5
C. Batasan Masalah.............................................................. 5
D. Rumusan Masalah............................................................ 6
E. Tujuan Penelitian............................................................. 6
F. Manfaat Penelitian........................................................... 6
BAB II. KAJIAN TEORI.................................................................... 8
A. Diskripsi Teori.................................................................. 8
B. Penelitian Yang Relefan .................................................. 22
C. Kerangka Berfikir ........................................................... 23
D. Hipotesis Tindakan .......................................................... 24

BAB III. METODOLOGI..................................................................... 26


A. Waktu dan Tempat Penelitian........................................... 26
B. Jenis Penelitian................................................................. 27
C. Setting Kelas.................................................................... 28
D. Prosedur Penelitian.......................................................... 28
E. Pengertian-Pengertian...................................................... 36
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN SIMPULAN............................ 39
A. Hasil Penelitian................................................................ 39
B. Simpulan.......................................................................... 57
C. Saran................................................................................ 59
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 60

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


2. Lembar Kerja Siswa
3. Pembagian Kelompok Kerja
4. Lembar Observasi
5. Lembar Soal Test
6. Daftar Nilai
7. Analisis Hasil Test

10

Rubiyem. 2008. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pokok


Bahasan Bangun Datar Segiempat dengan Model Pembelajaran Student Team
Achievement Division pada Siswa Kelas VII A Semester Genap di SMP Negeri 2
Piyungan Kabupaten bantul, Tahun Ajaran 2007/2008. Tugas Akhir. Yogyakarta:
Universitas Ahmad Dahlan.

ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk memberikan alternatif
pembelajaran pokok bahasan bangun datar segiempat dengan model pembelajaran
Student Team Achievement Division (STAD) guna meningkatkan prestasi belajar
matematika. Karena pada kenyataannya para siswa masih mengalami kesulitan
dalam memahami konsep maupun menyelesaikan soal-soal pada materi tersebut.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada siswa kelas VII A SMP Negeri
2 Piyungan Kabupaten Bantul semester genap tahun ajaran 2007/2008.
pengambilan data dilakukan melalui catatan lapangan kolabulator dan peneliti,
lembar observasi dan pemberian test pada setiap akhir siklus. Hasil pengamatan
yang diperoleh dianalisa dan dijadikan pertimbangan dalam menentukan tindakan
pada siklus berikutnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan model pembelajaran Student
Team Achievement Division (STAD) dapat meningkakan prestasi belajar
matematika siswa dengan pencapaian nilai rata-rata test pada akhir siklus pertama
sebesar 69,7 dan nilai rata-rata pada siklus kedua sebesar 90,09.

11

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peningkatan mutu pendidikan secara terintegrasi merupakan tujuan
utama dalam pengelolaan pendidikan. Upaya meningkatkan kualitas
pendidikan membutuhkan kerjasama dari beberapa unsur pendidikan baik
kepala sekolah, guru, administrasi, kurikulum, penentu kebijakan pendidikan,
sarana, prasarana maupun unsur lain yang mendukung pendidikan. Kesadaran
semua pihak dalam peningkatan mutu pendidikan menjadikan lembaga
pendidikan mempunyai dinamika yang tinggi dalam meningkatkan kualitas
pendidikan.
Indikasi kualitas pendidikan dapat dicermati dari prestasi siswa dalam
berbagai mata pelajaran serta implementasi ilmu yang dapat diterapkan dalam
kehidupan bermasyarakat. Mata pelajaran matematika yang merupakan bagian
materi pelajaran diharapkan mampu menjadikan peserta didik mempunyai
kompetensi berfikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten.
Tujuan ideal pendidikan perlu didukung oleh berbagai kebijakan
sekolah maupun peran serta guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.
Guru sebagai salah satu elemen pendidikan, perlu berusaha terus
meningkatkan kemampuan mengajar untuk dapat memberikan alternatif
metode pembelajaran yang sesuai dengan peserta didik yang diampunya.
Media untuk meningkatkan kemampuan secara personal dalam menerapkan

12

metode pembelajaran, salah satunya dapat dilakukan dengan Penelitian


Tindakan Kelas (classroom action research). Implementasi Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dapat digunakan sebagai sarana peningkatan kualitas
mengajar guru dan peningkatan potensi siswa.
Hasil pembelajaran matematika di SMP Negeri 2 Piyungan Kabupaten
Bantul, sampai saat ini masih sangat memprihatinkan. Salah satu fakta dapat
dilihat dari nilai rata-rata ulangan umum semester ganjil tahun ajaran
2007/2008 untuk kelas VII yaitu 56 (Laporan Hasil Ulangan Semester Ganjil
Tahun Pelajaran 2007/2008).
SMP Negeri 2 Piyungan Kabupaten Bantul merupakan suatu lembaga
pendidikan yang senantiasa meningkatkan kualitas pembelajaran dengan
menggunakan berbagai strategi. Penerapan strategi pembelajaran dilakukan
oleh guru sebagai media evaluasi proses dan hasil pembelajaran yang
dilakukan. Guna mencapai kondisi ideal dalam pembelajaran matematika,
tentu saja ada berbagai hambatan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Dalam mengaplikasikan pembelajaran matematika di SMP 2 Negeri
Piyungan Kabupaten Bantul, banyak terdapat kendala diantaranya adanya
anggapan sebagian siswa yang menyatakan bahwa matematika merupakan
pelajaran yang sulit sehinga mempengaruhi psykologi siswa dalam
peningkatan motivasi belajarnya. Pemahaman tersebut perlu dibenahi agar
nantinya motivasi siswa tidak menjadi menurun karena adanya persepsi yang
salah terhadap tingkat kesulitan pembelajaran matematika. Guru harus
mempunyai kesabaran dan keuletan untuk terus memberikan materi pelajaran

13

secara berkesinambungan sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan. Metode


pembelajaran yang aktif dan kontekstual perlu diterapkan sebagai upaya
memaksimalkan hasil belajar siswa.
Siswa kelas VII SMP Negeri 2 Piyungan Kabupaten Bantul, yang
berjumlah 144 anak ternyata memiliki karakteristik khusus dalam kehidupan
sosial dan tingkat kemampuan menguasai pelajaran matematika yang
beragam. Faktor interaksi sosial antar siswa di dalam kelas juga kurang
maksimal, hal ini terlihat dari kegiatan komunikasi antar siswa tentang
pembelajaran matematika, serta kurangnya keinginan untuk saling membantu
siswa lain yang mempunyai kesulitan mengerjakan soal matematika.
Kurang bervariasinya penggunaan media pembelajaran matematika juga
menjadi salah satu faktor penghambat dalam penyampaian materi pelajaran.
Media pembelajaran sebenarnya dapat dijadikan alat oleh guru guna
meningkatkan
matematika.

pemahaman

dan

motivasi

siswa

yang

bervariasi

Media pembelajaran

dalam
dapat

pembelajaran
menjadikan

pembelajaran lebih menyenagkan dan mudah diterima siswa. Pembelajaran


yang menyenangkan dapat berdampak pada peningkatan motivasi belajar
siswa sehingga berdampak pada prestasi belajarnya.
Berbagai kondisi ideal dalam pembelajaran serta hambatan yang terjadi
di SMP Negeri 2 Piyungan Kabupaten Bantul, tersebut menjadi landasan
pemikiran pentingnya penelitian yang berbasis pada penelitian tindakan
berbasis kelas untuk mengeliminir atau meminimalisasi kelemahan dalam
pembelajaran. Model yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini

14

adalah model pembelajaran kooperatif (cooperative learing). Pembelajaran


kooperatif mempunyai banyak sub model, salah satunya adalah model Student
Team-Achievment Devision (STAD). Model ini merupakan model yang paling
sederhana dalam pembelajaran kooperatif. Siswa dimobilisasi untuk dapat
berkerja dalam satu kelompok. Transfer keilmuan antar kelompok menjadi
salah satu tujuan utama dalam pembelajaran ini agar siswa saling melengkapi
penjelasan kepada siswa lain yang kurang dapat memahami materi. Evaluasi
individu kemudian dilaksanakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa.
Model pembelajaran ini sengaja digunakan mengingat karakteristik
siswa SMP Negeri 2 Piyungan Kabupaten Bantul, yang kurang terbiasa untuk
melakukan belajar secara berkelompok. Model pembelajaran kooperatif
diharapkan menjadikan siswa lebih dapat berkomunikasi, berbagai keilmuan
serta dapat menyempurnakan materi yang belum jelas dari teman
kelompoknya. Peningkatan motivasi dan proses pembelajaran diharapkan akan
meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran matematika.

B. Identifikasi masalah
Identifikasai masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Masih rendahnya motivasi siswa dalam belajar matematika.
2. Kurangnya penggunaan media dalam pembelajaran matematika.
3. Kurangnya interaksi antara guru dengan siswa, antara siswa dengan siswa
dalam pembelajaran matematika.

15

4. Belum maksimalnya pembelajaran berkelompok dalam meningkatkan


motivasi siswa.
5. Masih dominannya penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran
matematika.

C. Batasan masalah
Luasnya uraian dalam latar belakang dan identifikasi masalah yang ada
tidak semuanya akan dibahas dalam penelitian ini, sehingga perlu dibatasi
masalahnya. Adapun yang menjadi fokus penelitian ini adalah penggunaan
metode belajar kelompok khususnya Student Team-Achievment Devision
(STAD) dalam upaya meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas
VII A semester genap, SMP Negeri 2 Piyungan Kabupaten Bantul, tahun
ajaran 2007/2008 pada pokok bahasan bangun datar segiempat.

D. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan
masalah, maka rumusan masalah yang akan diungkap dalam penelitian ini
adalah: Apakah penggunaan model pembelajaran Student Team-Achievment
Devision (STAD) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII A
semester genap, SMP Negeri 2 Piyungan Kabupaten Bantul tahun ajaran
2007/2008 pada pokok bahasan bangun datar segiempat?

16

E. Tujuan penelitian
Untuk mengetahui adanya peningkatan prestasi belajar matematika
melalui penerapan model pembelajaran berkelompok dengan model Student
Team-Achievment Devision pada siswa kelas VII A semester genap, SMP
Negeri 2 Piyungan Kabupaten Bantul tahun ajaran 2007/2008 pada pokok
bahasan bangun datar segiempat .

F. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini yaitu:
1. Untuk Sekolah
Sebagai landasan untuk menentukan kebijakan dalam rangka meningkatkan
mutu pendidikan di sekolah.
2. Untuk Guru
Meningkatkan kemampuan dalam menggunakan pendekatan maupun model
pembelajaran pada pembelajaran yang dilakukan.
3. Untuk Siswa
Para siswa SMP 2 Negeri Piyungan akan lebih termotivasi belajar, dengan
demikian prestasinya meningkat.
4. Untuk Ilmu Pengetahuan
Memberikan gambaran tentang hasil penerapan pembelajaran model
Student Team-Achievment Devision (STAD) dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa.

17

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Diskripsi Teori
1. Pengertian Matematika
Banyak ahli matematika memberikan definisi tentang matematika
sesuai dengan sudut pandang mereka masing-masing. Ada tokoh yang
sangat tertarik dengan perilaku bilangan, ia melihat matematika dari sudut
pandang itu. Tokoh lain lebih mencurahkan pada struktur-struktur, ia
melihat matematika dari struktur-struktur itu. Tokoh lain lagi lebih tertarik
pada pola pikir ataupun sistematika, ia melihat matematika dari sudut
pandang sistematika itu. Demikian sehingga banyak muncul definisi atau
pengertian tentang matematika yang beraneka ragam. Atau dengan kata lain
tidak terdapat satu definisi tenatang matematika yang tunggal dan disepakati
oleh semua tokoh atau pakar matematika.
Dibawah ini disajikan beberapa definisi atau pengertian tentang
matematika.
a. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisasi
secara sistematik.
b. Matematika adalah pengetahuan tenatang bilangan dan kalkulasi.
c. Matematika

adalah

pengetahuan

berhubungan dengan bilangan.

18

tentang

penalaran

logik

dan

d. Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan


masalah tentang ruang dan bentuk.
e. Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik.
f. Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.
(R. Soejadi, 2000:11)
2. Belajar Matematika
Belajar merupakan aktivitas yang berproses, oleh sebab itu sudah tentu
didalamnya terjadi perubahan-perubahan yang bertahap. Perubahanperubahan itu timbul melalui fase-fase yang antara yang satu dengan
lainnya berlainan secara berurutan dan fungsional.
Belajar yang bermakna adalah bertantangan dengan belajar menghafal.
Belajar dengan menghafal berarti belajar dikerjakan dengan cara mekanik,
sekedar suatu latihan belajar mengingat tanpa suatu pengertian. Jika
matematika dipelajari dengan hafalan belum siap pakai untuk
menyelesaikan masalah bahkan juga dalam situasi-situasi yang mirip
dengan bahan yang dipelajari itu.
Belajar menemukan (discovery learning) merupakan proses belajar
yang memungkinkan siswa menemukan pola atau struktur matematika
untuk dirinya melalui suatu rangkaian pengalaman-pengalaman kongkrit,.
Bahan yang dipelajari tidak disajikan dalam bentuk final, siswa diwajibkan
untuk melaksanakan beberapa aktivitas mental sebelum bahan pelajaran itu
diterima kedalam struktur kognitifnya.

19

Dienes menterjemahkan ide-ide matematika kedalam permainan.


Siswa-siswa akan menguasai ide-ide matematika yang disajkan melalui
aktivitas seperti yang dikehendaki. Dienes percaya bahwa cara itu akan
mengembangkan pengertian karena belajar dengan cara semacam itu
berjalan secara wajar.
3. Prestasi Belajar Matematika
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan atau
diciptakan baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan
pernah dihasilkan tanpa suatu usaha baik berupa pengetahuan maupun
berupa ketrampilan. Pendapat WJS. Purwadarminta yang dikutip oleh
Setiawan (2006:1) menyatakan bahwa prestasi adalah hasil yang telah
dicapai, dilakukan, dikerjakan dan sebagainya. Sedangkan pendapat Masud
Khasan Abdul Qohar yang dikutip oleh Setiawan (2006:1) menyatakan
bahwa prestasi adalah apa yang telah dicapai dari hasil pekerjaan,
sedangkan hasil tersebut yang menyenangkan hati, yang diperoleh dengan
jalan keuletan kerja.
Pendapat Nasrun Harahap dkk yang dikutip oleh Setiawan (2006:2)
menyatakan

bahwa

prestasi

adalah

penilaian

pendidikan

tentang

perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan


bahan pelajaran yang disajikan kepada meraka serta nilai-nilai yang terdapat
dalam kurikulum.
Menurut

Ruky

yang

dikutip

oleh

Ahmadrajulunair

(2007:1)

menyatakan prestasi kerja disebut juga kinerja atau dalam bahasa Inggris

20

disebut dengan performance. Pada prinsipnya ada istilah lain yang lebih
menggambarkan

tentang

prestasi

dalam

bahasa

Inggris

yaitu

achievement kata tersebut berasal dari kata to achive yang berarti


mencapai maka dalam bahasa Indonesia sering diartikan menjadi
pencapaian atau apa yang dicapai.
Sedang definisi tentang prestasi menurut Bernardin dan Russel yang
dikutip

oleh

Ahmadrajulunair

(2007:2)

adalah

sebagai

berikut :Performance is defined as the record of out came produced on a


specified job funetion or activity during a specified time period yang
artinya Prestasi kerja didefinisikan sebagai catatan dari hasil-hasil yang
diperoleh melalui fungsi-fungsi pekerjaan tertentu.
Dari pendapat-pendapat maupun definisi-definisi tersebut maka
prestasi belajar adalah hasil dari suatu kegiatan pembelajaran yang
dilakukan antara siswa dengan guru maupun antara siswa dengan siswa
untuk mendapatkan kemampuan atau nilai ataupun norma. Adapun yang
dimaksud meningkatkan prestasi belajar matematika berarti berusaha keras
untuk mendapatkan kemampuan yang lebih dari yang sudah didapatkan.
4. Model-Model Pembelajaran
Istilah

model

pembelajaran

dibedakan

dari

istilah

strategi

pembelajaran, metode pembelajaran atau perinsip pembelajaran. Istilah


metode pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada suatu
strategi, metode atau prosedur (DIKNAS, 2004:5). Istilah model
pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dipunyai oleh

21

strategi atau metode tertentu. Yaitu: rasional teoritik yang logis yang
disusun oleh penciptanya, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, tingkah
laku yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara
berhasil, dan lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran
itu dapat tercapai.
Istilah model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model
pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Contohnya model pembelajaran
berdasarkan masalah, model pembelajaran langsung, model pembelajaran
kooperatif.
5. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran, yang
membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil serta memiliki tingkat
kemampuan yang berbeda. Siswa kemudian diberi tugas untuk dikerjakan
secara berkelompok. Setiap anggota saling berkerja sama dan saling
Membantu untuk memahami suatu bahan pelajaran. Belajar belum diangap
selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum mengasai bahan
pembelajaran (Perdy Karuru, 2004:11).
Model pembelajaran kooperatif sangat berbeda dengan pengajaran
langsung. Pembelajarn kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil
belajar akademik yang secara efektif dapat mengembangkan ketrampilan
sosial siswa. Fungsi lain dari pembelajaran kooperatif adalah dapat
membuat siswa kelompok bawah maupun atas yang berkerja sama
menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa kelompok atas akan menjadi

22

tutor bagi siswa kelompok bawah, jadi mereka memperoleh bantuan khusus
dari teman sebaya yang memiliki orientas dan bahasa yang sama. Tujuan
penting dari pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada siswa
keterampilan, kerjasama dan kolaborasi.
Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu
siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Model kooperatif dapat
meningkatan motivasi siswa pada belajar akademik dan perubahan norma
yang berhubungan dengan hasil belajar. Pembelajaran kooperatif dapat
memeberikan keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun
kelompok atas yang berkerja sama menyelesaikan tugas-tugas akademik.
Siswa kelompok atas akan menjadi tutor bagi siswa kelompok bawah yang
memiliki orientasi bahasa yang sama. Dalam proses tutorial ini, siswa
kelompok atas akan meningkatkan kemampuan akademiknya karena
memberikan pelayanan sebagai tutor membutuhkan pemikiran lebih
mendalam tentang hubungan ide-ide yang terdapat di dalam materi tersebut
(Depdiknas, 2005:10). Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif terdapat
beberapa variasi yaitu diantaranya tipe Student Team-Achievment Devision
(STAD)
6. Model Student Team Achievment Devision (STAD)
Model Student Team-Achievment Devision (STAD) ini merupakan
jenis pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Pelaksanaan
pembelajaran ini membagi siswa dalam beberapa kelompok dengan anggota
antara 4-5 orang, dan setiap kelompok haruslah heterogen. Guru

23

menyajikan pelajaran, sedangkan siswa bekerja didalam tim mereka untuk


memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.
Pada akhir pelajaran seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu, dan pada
saat mengerjakan kuis ini mereka tidak boleh saling membantu.
Skor siswa dibandingkan dengan rata-rata skor yang lalu, dan poin
diberikan berdasarkan pada seberapa jauh siswa menyamai atau melampaui
prestasi yang telah lalu. Poin tiap anggota tim ini dijumlahkan untuk
mendapatkan skor tim,dan tim yang mencapai kriteria tertentu dapat diberi
penghargaan. Penghargaan tidak harus berebentuk benda, namun dapat
dengan pujian atau diumumkan di depan kelas.
Model Student Team-Achievment Devision (STAD) tidak hanya
mempelajari materi saja, namun siswa juga harus mempelajari ketrampilanketrampilan khusus yang disebut ketrampilan kooperatif. Ketrampilan ini
berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan
kdapat dibangun dengan mengembangkan komunikasi antar anggota
kelompok, sedangkan peranan tugas dilakukan dengan membagi tugas antar
anggota kelompok selama kegiatan ( Depdiknas, 2005:11).
Dampak model Student Team-Achievment Devision (STAD) pada
tingkat awal akan berimbas pada:
a. Menggunakan kesepakatan
b. Menghargai kontribusi
c. Mengambil giliran dan berbagi tugas
d. Berada dalam kelompok

24

e. Berada dalam tugas


f. Mendorong partisipasi
g. Mengundang orang lain untuk berbicara
h. Menyelesaia tugas pada waktunya
i. Menghormati perbedaan individu (Depdiknas, 2005:11).
Enam tahap model pembelajaran kooperatif dengan tipe Student
Team-Achievment Devision (STAD) adalah:
a. Menyampaikan tujuan dan motifasi siswa
Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran
tersebut dan motivasi siswa belajar.
b. Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau
melalui bahan bacaan.
c. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok
belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara
efisien.
d. Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka
mengerjakan tugas.
e. Evaluasi
Guru mengevaluasi belajar tentang materi yang telah dipelajari atau
masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjaannya.

25

f. Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil
belajar individu dan kelompok (Depdiknas, 2005:13).
Kelebihan model pembelajaran kelompok bertipe Student TeamAchievment Devision (STAD) ini antara lain tingat kerjasama siswa dalam
kelompok, dan daya kreatif siswa yang tingkat akademiknya baik
memotivasi, mengarahkan anggota kelompom yang berkemampuan rendah
tetap mengembankan potensi agar bisa menyelesaikan tugas dengan baik.
Kelebihan yang lain, siswa yang berekemampuan akademik kurang dapat
lebih percaya diri dan siswa yang pintar dapat berlaku sebagai tutor sebaya
pada kelompoknya (Sondang, 2005:8).
7. Bangun Datar Segiempat
Bangun datar adalah bentuk atau struktur dengan permukaan rata, tidak
naik turun, tidak tingi rendah, tidak berbukit-bukit seperti permukaan
carmin datar, seperti permukaan air yang tenang. Contohnya seperti
permukaan lantai, permukaan dinding dan lain-lain.
Sedang bangun datar segiempat adalah bangun yang rata yang dibatasi
oleh empat sisi dan sisi-sisi pembatasnya berupa garis lurus, yang namanya
antara lain persegi panjang, persegi, jajar genjang, belah ketupat, layanglayang, trapesium dan segiempat sembarang. Di Sekolah Menengah Tingkat
Pertama kelas VII yang dibahas semua segiempat diatas namun untuk
segiempat sembarang belum dibahas. Menurut (B. Syarif c.s, 1995:13)
persegi panjang adalah suatu jajargenjang yang satu sudutnya siku-siku.

26

Persegi panjang adalah suatu segiempat yang sisi sepasang-sepasang sejajar.


Dengan demikian pada jajar genjang sudut-sudut yang berhadapan sama
besar. Persegi atau bujursangkar adalah suatu bangun datar segiempat yang
semua sisinya sama dan semua sudutnya siku-siku. Bisa juga persegi
disebut segiempat beraturan.

B. Penelitian Yang Relevan


Sudah banyak penelitian-penelitian yang dilakukan dengan penerapan
model pembelajaran Student Team-Achievment Devision (STAD). Antara lain,
penelitian yang dilakukan oleh guru SMP Regina Pacis Bogor dengan judul
Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Realistik yang Dipadu
Pembelajaran Kooperatif Model Student Team-Achievment Devision (STAD)
pada Siswa Kelas VII SMP Regina Pacis Bogor menyimpulkan bahwa model
pembelajaran

Student

Team-Achievment

Devision

(STAD)

dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa, misalnya salah satu siswa yang tadinya
prestasi belajar matematikanya rendah bisa meningkat.

C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan hasil survei kelas VII A SMP Negeri 2 Piyungan Kabupaten
Bantul, tahun ajaran 2007/2008, hasil evaluasi pembelajaran matematika
masih rendah dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Berbagai faktor yang
mempengaruhi kondisi tersebut antara lain adanya anggapan dari sebagian
siswa yang merasa bahwa pelajaraan matematika adalah pelajaran sulit,

27

sehingga anak-anak merasa takut mempelajarinya, kurangnya media


pembelajaran yang dimiliki oleh guru, serta belum maksimalnya penggunaan
system pembelajaran dengan kelompok.
Matematika

yang

banyak

menggunakan

logika

hitung

dalam

pembelajarannya, menjadian siswa merasa kurang berminat dengan pelajaran


matematika dan menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit. Persepsi
siswa tentang pelajaran matematika tersebut menjadian kurangnya motivasi
siswa dalam mengikuti pelajaran matematika. Beberapa strategi untuk
menanggulangi permasalahan tersebut salah satunya dengan memberikan
motivasi dan perhatian yang besar terhaap proses pembelajaran matematika.
Guru berusaha semaksimal mungkin untuk memperlihatkan semangat,
kesungguhan dalam mengajar, serta selalu memberi motivasi siswa untuk
mempelajari matematika.
Dalam proses belajar mengajar matematika, perlu diperhatikan juga
perbedaan peserta didik. Siswa cenderung memiliki kemampuan, motivasi,
dan sifat yang berbeda-beda, oleh karena dalam pembelajaran guru perlu
memberi perhatian kepada siswa yang termasuk kategori pintar dan siswa
yang kurang pintar. Salah satu model untuk memaksimalkan hasil
pembelajaran matematika adalah menggunakan system kelompok.
Pembelajaran kelompok menjadikan siswa mempunyai motivasi lebih
dalam mempelajari matematika. Kesulitan-keulitan yang sering dialami oleh
siswa dapat didiskusikan dan dicari jawabannya. Secara psikologi, siswa tidak
akan kehilangan motivasi karena tidak dapat menyelesaikan soal matematika.

28

Melalui pembelajaran kelompok siswa dapat saling mengisi kekurangan


masing-masing dalam memahami cara penyelesaian pelajaran matematika.
Pembelajaran secara kelompok, mempunyai pengaruh besar terhadap
prestasi belajar siswa. Peserta didik yang belum memahami tentang materi
pelajaran dapat dibimbing oleh siswa lain yang mempunyai pemahaman lebih
untuk dapat bersama-sama mencari penyelesaian tugas. Adanya kerjasama
kelompok yang banyak berpengaruh pada pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran, menjadikan system ini dapat digunakan sebagai salah satu model
pembelajaran khususnya matematika.

D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan diskripsi teori diperkuat dengan penelitian yang relevan,
dapat diajukan hipotesis tindakan yang merupakan jawaban sementara dari
perumusan yang diteliti, sebagai berikut: apabila pembelajaran matematika
di kelas VII A SMP 2 Piyungan Kabupaten Bantul, tahun ajaran 2007/2008
menggunakan pembelajaran dengan model Student Team-Achievment
Devision (STAD) akan dapat meningkatkan prestasi siswa dalam belajar
matematika pada pokok bahasan bangun datar segiempat.

29

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


1. Waktu penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dari bulan Maret 2008 sampai
dengan bulan Juni 2008. Dengan tahapan-tahapan penelitian sebagai
berikut:
1) Persiapan
Persiapan dilaksanakan pada bulan Maret 2008. Tahap ini meliputi
penentuan kelas yang akan diteliti, penentuan model pembelajaran yang
akan digunakan, penentuan waktu penelitian dan penentuan pokok
bahasan yang bersesuaian dengan waktu serta pembuatan proposal
penelitian.
2) Pengambilan data dan pelaksanaan penelitian
Pelaksanaan penelitian pada awal April 2008 sampai dengan akhir Mei
2008. Dengan pengambilan data pada waktu tes diagnostik (pretes),
waktu kegiatan, pembelajaran, hasil kerja kelompok dan tes individu
pada tiap akhir siklus. Penelitian ini dilaksanakan tiga siklus, dan tiaptiap siklus dilaksanakan tiga kali pertemuan.
3) Analisis data dilakukan pada awal Juni 2008. Analisis dilakukan dengan
mendiskripsikan data hasil penelitian secara kuantitatif.
4) Pengambilan kesimpulan dilakukan setelah analisis data.

30

2. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Piyungan
Kabupaten Bantul, pada semester genap tahun ajaran 2007/2008.
3. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan disini adalah penelitian tindakan kelas
(PTK), atau istilah lain action research. Penelitian ini merupakan
perkembangan baru yang muncul pada tahun 1940-an sebagai salah satu
model penelitian yang dapat dilakukan di tempat kerja, tempat peneliti
melakukan pekerjaan sehari-hari. Penelitian tindakan kelas adalah cara
suatu kelompok atau seseorang dalam mengoorganisasi suatu kondisi
sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan membuat
pengalaman mereka dapat diaksesoleh orang lain (Sukardi, 2004:210).
Model Penelitian Tindakan Kelas pada penelitian ini mengacu pada
model spiral dari Khemmis dan Taggart (Sukardi, 2004:215) yaitu (1)
Perencanaan (plan); (2) Tindakan (act); (3) Pengamatan (observe); dan; (4)
Refleksi (reflect). Penilitian Tindakan Kelas (PTK) pada model Khemmis
dan Taggart merupakan serangkaian kegiatan ysang diawali dengan
perencanaan tindakan, kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan
kelas sambil mengamati perubahan yang terjadi di dalam kelas, dan diakhiri
dengan refleksi tindakan yang telah dilakukan. Apabila terdapat kekurangan
dalam tindakan maka dapat diperbaiki kembali pada siklus berikutnya
dengan rangkaian yang sama dimulai dari perencanaan, kemudian tindakan,
pengamatan dan refleksi kembali, sampai didapat hasil sesuai tujuan

31

penelitian yang diharapkan peneliti yaitu sampai prestasi siswa dalam


belajar matematika meningkat dari tindakan yang satu ketindakan
berikutnya.
4. Setting Penelitian
Setting penelitian tindakan kelas dilakukan pada kelas VII A SMP
Negeri 2 Piyungan kabupaten bantul, pada semester genap tahun pelajaran
2007/2008, dengan jumlah siswa 36 terdiri dari 18 siswa putra dan 18 siswa
putri yang memiliki kemampuan tidak sama (heterogen).

B. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dengan tindakan kelas (PTK) atau dikenal dengan
clasroom Action Rescarch (CAR) yaitu suatu bentuk sajian yang bersifat
refleksif dan dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari
tindakan-tindakan dalam melaksanakan tugas pembelajaran, memperdalam
tindakan-tindakan yang telah dilakukan serta memperbaiki tindakan dalam
praktik pembelajaran dalam meningkatkan prestasi belajar Matematika pada
siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Piyungan Kabupaten Bantul, tahun ajaran
2007/2008, pokok bahasan bangun datar segiempat. Penelitian tindakan kelas
ini merupakan suatu proses dimana materi proses pembelajaran terjadi
perubahan, perbaikan serta peningkatan kualitas pembelajaran agar tujuan
pembelajaran tercapai secara optimal (Mukminan, 2005:3).

32

1. Pendekatan penilaian
Penelitian tindakan kelas melibatkan partisipan yaitu selain guru
peneliti juga membutuhkan guru lain sebagai observer yang mengamati
jalannya pembelajaran selama pelajaran baik kegiatan guru ataupun
kegiatan siswa.
Dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tahap-tahap, tahaptahap ini dilakukan tiap-tiap siklus. Setiap satu siklus terdiri dari:
a. Perencanaan tindakan (plaining)
b. Melaksanakan tindakan (acting)
c. Pengamatan (observing)
d. Refleksi (reflekting) dan perencanaan kembali (Khemis dan Taggart,
dikutip DIKNAS, 2004:9).

Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah:


Siklus I
a. Pelaksanaan tindakan
Kegiatan pada perencanaan tindakan adalah menyusun rencana
tindakan yang akan dilakukan sedemikian sehingga pada waktu

33

penelitian berlangsung siswa dapat lebih bisa memahami materi pelajaran


Matematika yang disajikan.
Dalam pembelajaran dengan model Student Team-Achievment
Devision (STAD) ini siswa dikondisikan dengan kelompok-kelompok
yang heterogen terdiri dari siswa kelompok atas, sedang dan kelompok
bawah. Diharapkan dalam suatu kelompok dapat berkerjasama yang
kondusif, siswa yang dapat berputar dapat membantu siswa yang kurang.
Siswa yang kurang mau aktif bertanya pada siswa yang pintar sehingga
pembelajaran berlangsung dengan efektif, efisien dan mencapai hasil
yang optimal.
b. Tindakan
Pada tindakan guru melaksanakan rencana tindakan yang telah
direncanakan. Dalam usaha mewujudkan perbaikan pembelajaran, namun
demikian rencana tersebut bersifat fleksibel dan bisa dilakukan
perubahan untuk disesuaikan dengan situasi yang ada pada kelas tersebut.
c. Pengamatan dan observasi
Pengamatan

atau

observasi

berlangsung

bersama

dengan

pelaksanaan tindakan. Jadi keduanya berlangsung bersama. Pada tahap


ini observer (pengamat) melakukan pengamatan dan mencatat semua hal
yang terjadi selama tindakan berlangsung. Catatan tersebut berupa hal-hal
yang sekiranya dipandang perlu untuk tindakan perbaikan pada tindakan
berikutnya baik dari kegiatan guru maupun kegiatan siswa. Seperti guru
dalam menyampaikan apresiasi, motivasi pada siswa, menyampaikan

34

materi, pembentukan kelompok, memberi kesempatan siswa, ataupun


tentang keaktifan siswa, antusias siswa, mutu diskusi yang dilakukan dan
lain-lain.
d. Refleksi
Refleksi dalam penelitian ini mencakup analisis dan penilaian
terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat
masalah-masalah dari proses tindakan yang sudah dilakukan maka
refleksi ini dikaji ulang melalui perencanaan siklus berikutnya dan
diperbaiki, sehingga permasalahan dapat teratasi.
Siklus II
a. Perencanaan
Dalam perencanaan disini seperti perencanaan siklus I dan
memperbaiki tindakan siklus I yang dipandang kurang efektif. Sehingga
pada siklus kedua ini diharap tindakan benar-benar pembelajaran
berlangsung dengan optimal.
b. Tindakan
Pada tindakan siklus kedua ini juga seperti siklus pertama, hanya
ada perubahan sedikit hasil dari perbaikan siklus pertama yang dipandang
kurang optimal.
c. Pengamatan atau Observasi
Pada pengamatan disini juga mengamati jalannya tindakan
pembelajaran dan juga membuat catatan-catatan tentang sesuatu yang

35

terjadi baik yang positif maupun negatif untuk pertimbangan dan


perbaikan pada pembelajaran berikutnya.
d. Refleksi
Pada

refleksi

adalah

mengkaji

ulang

jalannya

tindakan

pembelajaran baik yang positif ataupun yang negatif, hal yang positif kita
jaga dan dikembangkan dan memperbaiki sesuatu yang kurang atau
negatif.
Seklus III
a. Perencanaan
Dalam perencanaan disini seperti perencanaan siklus II dan
memperbaiki tindakan siklus II yang dipandang kurang efektif.
Sehingga pada siklus kedua ini diharap tindakan benar-benar
pembelajaran berlangsung dengan optimal.
b. Tindakan
Pada tindakan siklus kedua ini juga seperti siklus pertama, hanya
ada perubahan sedikit hasil dari perbaikan siklus pertama yang
dipandang kurang optimal.
c. Pengamatan atau Observasi
Pada pengamatan disini juga mengamati jalannya tindakan
pembelajaran dan juga membuat catatan-catatan tentang sesuatu yang
terjadi baik yang positif maupun negatif untuk pertimbangan dan
perbaikan pada pembelajaran berikutnya.

36

d. Refleksi
Pada refleksi adalah mengkaji ulang jalannya tindakan
pembelajaran baik yang positif ataupun yang negatif, hal yang positif
kita jaga dan dikembangkan dan memperbaiki sesuatu yang kurang
atau negatif.
Kegiatan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penerapan
model pembelajaran Student Team-Achievment Devision (STAD) dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII A SMP 2 Piyungan
Kabupaten Bantul, tahun ajaran 2007/2008.
Penelitian ini untuk mengemukakan data, informasi dan
sebagaimana adanya, dan untuk menghitung presentase keberhasilan
belajar siswa. Tujuan penelitian diskritif kuantitatif yaitu untuk
membuat gambaran tentang keadaan secara obyektif dan untuk
mengetahui prosentase keberhasilan siswa dalam belajar.
2. Teknik pengumpulan data
Data penelitian ini diperoleh dengan cara-cara sebagai berikut:
a. Tes awal sebelum tindakan dilakukan untuk mengetahui tindakan
penelitian penerapan model pembelajaran nanti hasilnya bagaimana, dan
juga untuk mengetahui kemampuan siswa sampai seberapa dalam
melakukan pembelajaran.
b. Pengamatan selama melakukan pembelajaran, tentang keaktifan siswa,
kerjasama siswa, antusias dalam pembelajaran dan juga dalam menguasai
materi pembelajaran yang dipelajari.

37

c. Tes kelompok yaitu pengambilan nilai di dalam kerja kelompok atau


penilaian hasil kerja kelompoknya.
d. Tes prestasi yaitu tes yang dilakukan setiap selesai pembelajaran tiap-tiap
siklus dan tes itu dikerjakan dengan individu.
3. Indikator keberhasilan belajar
Indikator dalam penelitian ini sesuai dengan karakteristik Penelitian
Tindakan Kelas yaitu ditandai dengan adanya perubahan kearah perbaikan
terkait dengan suasana pembelajaran, tingginya minat belajar siswa maupun
meningkatnya prestasi belajar. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah:
a. Tindakan yang telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam
pembelajaran matematika dengan model Student Team-Achievment
Devision (STAD).
b. Setelah tindakan, rata-rata nilai siswameningkat dari satu siklus ke siklus
berikutnya sehingga prestasi belajar siswa meningkat.
c. Setelah tindakan keaktifan dan antusias siswa meningkat untuk belajar
matematika.
Dari penguasaan konsep dan materi, penelitian dikatakan berhasil jika
memenuhi kriteria ketuntasan belajar yaitu ketuntasan belajar individu
klasikal tercapai paling sedikit 85% dari banyak siswa dalam kelas yang
bersangkutan memenuhi ketuntasan belajar individu (Depdikbut, 1994:37).
4. Teknik analisis data
Pada penelitian tindakan kelas, ada dua jenis data yang dapat
disajikan, yaitu:

38

a. Data kuantitatif yang dapat dianalisa secara diskriptif.


b. Data kualitatif adalah data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang
memberi gambaran tentang ekspresi siswa.
Ketuntasan

belajar

individu

siswa

dapat

dihitung

dengan

menggunakan rumus:
s
x 100%
M

Ki =

Keterangan:
Ki = Presentase ketuntasan belajar individu siswa
S = Sekor yang diperoleh siswa
M = Sekor maksimal
Ketuntasan belajar klasikal dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
Kk =

b
x 100%
N

Keterangan:
Kk = Presentase ketuntasan belajar klasikal
b

= Banyaknya siswa yang tuntas individu

N = Banyaknya siswa dalam satu kelas


Untuk menghitung nilai rata-rata siswa dengan menggunakan rumus:
X=

Xi
N

39

Keterangan:
X = Nilai rata-rata
Xi = Nilai yang didapat masing-masing siswa
N = Banyaknya siswa dalam satu kelas peserta tes

C. Pengertian-Pengertian
1. Bangun datar segiempat
Bangun datar segiempat adalah bangun datyar yang dibatasi empat
sisi yang berupa garis lurus (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1993:187).
Bangun datar segiempat yang akan dibahas adalah bangun datar segiempat
yang berupa persegi panjang, persegi dan jajargenjang.
2. Persegi panjang
Persegi panjang dulu namanya empat persegi panjang adalah suatu
jajarangenjang yang satu sudutnya siku-siku. Dari batasan ini segera
menyusul bahwa persegi panjang mempunyai empat buah sudut siku-siku,
dan juga diagonal-diagonal persegi panjang sama (B. Sjarif c.s, 1995:13).
3. Persegi atau bujursangkar
Persegi adalah suatu bangun datar segiempat semua sisinya sama dan
semua sudutnya siku-siku. Jika bangu persegi bisa juga disebut segiempat
beraturan (B. Sjarif c.s, 1995:15).

40

4. Jajargenjang
Jajargenjang adalah suatu segiempat yang sisinya sepasang-sepasang
sejajar. Dengan demikian pada jajargenjang sudut-sudut yang berhadapan
sama besar (B. Sjarif c.s, 1995:10).
5. Sifat-sifat bangun
a. Jajar genjang
1) Sudut-sudut dan sisi-sisi yang berhadapan sepasang-sepasang sama.
2) Diagonal-diagonalnya saling berpotongan membagi dua sama.
3) Sisi-sisi yang berhadapan sama besar.
b. Persegi panjang
1) Sisi-sisi yang berhadapan sama dan sejajar.
2) Semua sudutnya sama besar.
3) Diagonal-diagonalnya sama dan saling membagi dua sama.
c. Persegi
1) Semua sisinya sama dan yang berhadapan sejajar.
2) Semua sudutnya sama.
3) Diagonalnya sama, berpotongan saling tegak lurus dan merupakan
sumbu simetri.
6. Luas bangun
Bagian dari bangun datar yang terletak dalam lingkungan suatu
bangun yang tertutup disebut luas bangun itu. Sedangkan untuk mengukur
luas suatu bangun memerlukan sustu satuan luas dan satuan luas banyak
dipakai persegi satuan dengan ukuran 1 cm x 1 cm (B. Sjarif c.s, 1995:32).

41

a. Luas persegi panjang sama dengan perkalian panjang dan lebarnya.


L=pxl
L = pl

L = luas
p = panjang
l = lebar

b. Luas persegi sama dengan perkalian panjang dan lebarnya.


Karena panjang = lebar = sisi maka luas = sisi kali sisi.
L = s.s =s2

L = luas
s = sisi

c. Luas jajargenjang sama bengan perkalian alas dan tingginya.


L = a .t

L = Luas
a = alas
t = tinggi

42

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN SIMPULAN

A. Hasil Penelitian
Sebelum pelaksanaan penelitian diadakan tes diagnostik (pretest) pada
siswa kelas VII A SMP 2 Piyungan Kabupaten Bantul, tahun ajaran 2007/2008
, pokok bahasan bangun datar segiempat.
1. Pelaksanaan Penelitian
a. Siklus pertama
1) Penelitian
Penelitian siklus pertama pertemuan pertama dilakukan pada
hari Senin, tanggal 12 Mei 2008 jam ketiga dan keempat, tiap 1 jam
pelajaran 40 menit, diawali dengan pretest tentang bangun datar
segiempat. Setelah selesai pretest dilanjutkan tujuan pembelajaran
yang akan dilaksanakan lalu dibentuk kelompok-kelompok diskusi,
tiap-tiap kelompok terdiri dari 4 siswa yang kemampuannya
heterogen dari yang memiliki kemampuan tinggi sedang maupun
rendah lalu tiap-tiap kelompok diberi dua lembar kerja untuk
diselesaikan kelompok dalam jangka waktu tertentu, setelah selesai
diskusi wakil tiap-tiap kelompok diminta untuk mempresentasikan
hasil kerjanya. Kelompok yang belum presentasi atau yang tidak
presentasi menangapi pada kelompok yang presentasi, dan tiap-tiap
selesai presentasi diberikan eplous. Setelah semua kelompok

43

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya masing-masing siswa


bersama guru membuat rangkuman. Sebelum membuat rangkuman
diberi soal kuis untuk kelompok untuk menentukan kelompok mana
yang terbaik.
Penelitian siklus pertama pertemuan kedua dilakukan pada hari
Selasa, tanggal 13 Mei 2008 jam keempat dan kelima. Seperti
pertemuan pertama yang dibahas, pertemuan kedua tentang keliling
dan luas bangun datar segiempat (persegi panjang, persegi dan
jajargenjang). Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil kerja
kelompok masing-masing maka siswa bersama dengan guru membuat
kesimpulan sama dengan atas dan juga guru menegaskan lagi. Lalu
guru memberi tugas untuk latihan di rumah.
Siklus pertama pertemuan ketiga dilakukan pada hari Sabtu,
tanggal 16 Mei 2008, waktunya hanya satu jam pelajaran sehingga
digunakan untuk tes prestasi, mengerjakan soal individu.
2) Observasi
Dalam pelaksanaan bersamaan waktu pembelajaran diadakan
observasi oleh observa disini sebagai observer adalah teman guru.
Dalam observasi terdapat beberapa catatan diantaranya:
a.3.1 Dalam kerja kelompok antar siswa belum kaksimal, masih ada
siswa yang belum mau menggunakan kesempatan untuk
bertanya pada temannya, hanya sebagai pendengar saja.

44

a.3.2 Siswa belum mau menggunakan sumber yang ada (seperti buku
paket, catatan-catatan dan sebagainya).
a.3.3 Guru membimbing siswa belum merata, baru beberapa
kelompok.
Hasil test prestasi sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil prestasi siklus I
Nilai

Siklus I

Tertinggi
Terendah
Rata-rata

100
40
69,7

Tabel 2. Persentase presentase siswa siklus I, N = 36 siswa


No

Persentase siswa yang

soal
1.a
1.b
2.a
2.b
3.a
3.b
4.a
4.b
5.a
5.b

menjawab benar
86,1%
86,1%
88,9%
86,1%
66,7%
63,9%
86,1%
86,1%
27,8%
25,0%

keterangan
Tuntas siklus I
Tuntas siklus I
Tuntas siklus I
Tuntas siklus I
Belum tuntas
Belum tuntas
Tuntas siklus I
Tuntas siklus I
Belum tuntas
Belum tuntas

3) Refleksi
Pada pertemuan pertama banyak hal yang masih harus
diperbaiki diantaranya:
a) Penggunaan waktu kurang efektif.

45

b) Semangat belajar siswa masih kurang.


c) Kerja kelompok atau diskusi kurang hidup.
d) Dalam mempresentasikan hasil kerja masih lempar-lemparan.
Pada pertemuan kedua masih ada catatan-catatan yang perlu
ditingkatkan diantaranya:
a) Penggunaan waktu sudah lumayan dari pada pertemuan pertama,
namun masih harus diefektifkan lagi.
b) Beri penghargaan bagi kelompok yang sudah atau baru selesai
presentasi.
c) Guru dalam memberikan penegasan sebaiknya setelah semua
kelompok selesai presentasi.
4) Analisis refleksi
Dari pertemuan pertama dan kedua keaktifan siswa mulai
tumbuh terlihat dari jumlah siswa yang mau menghiraukan
pertanyaan pada guru. Juga dalam menangapi presentasi kelompok
lain. Dalam berdiskusi antar siswa sudah mulai adanya kerjasama,
saling komunikasi dan sudah mau mulai menggunakan sumber
belajar yang ada.
Guru selalu berusaha memberikan potensi dan kemampuan
siswa sehingga siswa menyadari kelebihan dan bakat mereka. Terlihat
dari semangat dan antusias siswa dalam melakukan pembelajaran.
Hubungan siswa dengan siswa lain dan siswa dengan guru lebih
akrab dan terbuka sehingga tidak ada rasa takut untuk menyampaikan

46

masalah ataupun kesulitan yang mereka alami dan minta bantuan


guru dalam penyelesaiannya. Siswa tampak lebih senang melakukan
pembelajaran karena selalu dilibatkan untuk mengali konsep-konsep
ataupun menyelesaikan masalah-masalah yang mereka hadapi.
Strategi-strategi yang akan dilakukan pada siklus kedua:
a) Dalam pembelajaran tetap dibuat kelompok-kelompok diskusi,
karena dalam kelompok mereka lebih mudah menerima pelajaran
yang mereka pelajari, bisa saling membantu saling saring, saling
kerjasama.
b) Agar dalam diskusi lebih hidup, guru selalu membangkitkan
motivasi dengan memberi nilai-nilai pada siswa tyang aktif
ataupun pada kelompok yang terkompak dalam kerjasama.
c) Dalam penggunaan waktu akan lebih diefektifkan yaitu waktu
sepenuhnya milik siswa.
b. Pelaksanaan tindakan pada siklus kedua
Sebelum pelaksanaan penelitian siklus kedua juga diadakan test
diagnostik kedua.

b.1 Penelitian
Pertemuan pertama pada siklus kedua ini dilaksanakan pada
tanggal 26 Mei 2008, selama dua jam pelajaran yaitu pada pukul
08.20 sampai dengan 09.40.

47

Diawali dengan penyampaian konsep tentang bangun datar


segiempat (persegi panjang, persegi dan jajargenjang)yang berbentuk
model persegi panjang, persegi maupun jajargenjang.
Lalu siswa dibentuk kelompok seperti kemarin namun
anggotanya tidak sama dengan siklus pertama, dibuat acak
dimaksudkan untuk melatih kerjasama siswa dengan siswa yang lain,
setiap kelompok 4 siswa yang memiliki kemampuan heterogen.
Tiap-tiap kelompok diberi dua lembar kerja yang sama dan satu
lembar kerja yang ukurannya lebih besar untuk dipresentasikan di
depan kelas, sehingga terlihat oleh semua siswa yang duduk di
belakang, dan siswa berdiskusi untuk menyelesaikan lembar kerja
atau tugas dari guru tersebut.
Setelah selesai mengerjakan tugas, tiap-tiap kelompok diminta
presentasi melalui salah satu atau dua orang wakil, dengan
bergantian. Kelompok lain yang tidak presentasi memperhatikan
kemudian setelah selesai presentasi memberikan tanggapan tentang
hasil presentasi temannya tadi, namun pada siklus kedua ini tidak
semua kelompok presentasi karena waktunya tidak cukup. Hanya
diminta tiga atau empat kelompok saja, kelompok yang memiliki
jawaban yang berbeda adalah kelompok yang diminta untuk
presentasi.
Setelah selesai presentasi guru memberikan penegasan tentang
hasil kerja siswa-siswa tersebut kemudian guru dan siswa membuat

48

rangkuman, kemudian guru memberi soal kuis untuk kelompok, baru


memberi

tugas

rumah.

Tugas

rumah

dimaksudkan

untuk

memantapkan materi yang sudah diterimanya.


Pertemuan kedua siklus kedua dilaksanakan pada hari Selasa
tanggal 27 Mei 2008, dilaksanakan selama dua jam pelajaran pada
pukul 08.20 sampai dengan 09.40.
Siswa dan guru membahas tugas rumah yang diberikan hari
sebelumnya pada soal-soal yang perlu dibahas. Dengan diskusi kelas
guru mengajak siswa mengingat kembali tentang pelajaran di sekolah
dasar tentang konsep luas dan juga cara menghitungnya.
Guru membagi dalam kelompok-kelompok diskusi seperti hari
sebelumnya dan juga dibagikan dua lembar kerja yang sama dan satu
lembar yang besar untuk presentasi.
Setelah selesai mengerjakan lembar kerja beberapa kelompok
diminta untuk mempresentasikan dan kelompok lain memperhatikan
dan setelah selesai menangapi.
Setelah beberapa kelompok tadi mempresentasikan guru
memberikan penegasan

dan guru memberikan soal kuis untuk

menentukan kelompok terbaik. Kemudian siswa dibimbing guru


untuk membuat rangkuman dari hasil pembelajaran yaitu tentang:
Keliling persegi panjang
K = 2p +2l
K = 2 (p+l)

49

Keliling persegi
K=s+s+s+s
K = 4s
Luas persegi panjang
L = p.l
Luas persegi
L = s2
Luas jajargenjang
L = a.t
Keterangan: K = keliling
p = panjang
l = lebar
s = sisi
L = luas
a = alas
t = tinggi

kemudian guru memberi tugas kepada siswa untuk dikerjakan di


rumah.
Pertemuan ketiga siklus kedua diadakan test prestasi yaitu
masing-masing mengerjakan tugas individu untuk diambil nilainya.
b.2 Observasi

50

Dalam observasi oleh kolaberator penelitian didapatkan hasil


yang lebih baik dari pembelajaran pada siklus yang pertama,
diantaranya:
b.3.1

Penggunaan

waktu

lebih

efektif.
b.3.2 Kerja siswa sudah antusias dan saling berkompetisi untuk
mendapatkan hasil kerja terbaik.
b.3.3 Penggunaan media dan sumber belajar sudah cukup baik.
b.3.4 Tanpa bimbingan penuh dari guru siswa sudah jalan., guru
kadang kala hanya menambah pancingan yang sedikit saja.
Hasil test prestasi siklus II sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil test prestasi siklus II
Nilai

Siklus II

Tertinggi
Terendah
Rata-rata

100
80
90,09

Tabel 4. Hasil test prestasi siklus I dan II


Nilai
Tertinggi
Terendah
Rata-rata

Siklus I
100
40
69,7

Siklus II
100
80
90,09

Tabel 5. Persentase presentase siswa siklus II, N = 36 siswa

51

No. Soal

Presentase siswa yang menjawab

Keterangan

1.a
1.b
2.a
2.b
3.a
3.b
4.a
4.b
5.a
5.b

benar
91,7%
94,4%
97,2%
91,7%
91,7%
88,9%
94,4%
91,7%
88,9%
86,1%

Tuntas siklus II
Tuntas siklus II
Tuntas siklus II
Tuntas siklus II

Tabel 6. Persentase presentase siswa siklus I dan II, N = 36 siswa


No soal
1.a
1.b
2.a
2.b
3.a
3.b
4.a
4.b
5.a
5.b

Siklus I
86,1%
86,1%
88,9%
86,1%
66,7%
63,9%
86,1%
86,1%
27,8%
25,0%

Siklus II
91,7%
88,9%
88,9%
86,1%

b.3 Refleksi

52

Keterangan
Tuntas siklus I
Tuntas siklus I
Tuntas siklus I
Tuntas siklus I
Tuntas siklus II
Tuntas siklus II
Tuntas siklus I
Tuntas siklus I
Tuntas siklus II
Tuntas siklus II

Dalam reflaksi pada siklus kedua didapat sebagai berikut:


b.3.1

Ketuntasan belajar individu sudah tercapai yaitu 90,09% dan


ketuntasan klasikal juga sudah mencapai hasil 100%.

b.3.2

Aktifitas siswa dalam kegiatan kelompok disiklus kedua ini


lebih kompak dalam bekerjasama dibidang siklus yang
pertama.

b.3.3

Siswa lebih kritis dalam menangapi presentasi dari kelompok


lain.

b.3.4

Siswa lebih antusias dalam pembelajaran matematika karena


ada kompetisi kelompok maupun individu.

Setiap hasil kerja siswa mendapat penghargaan.


Ternyata soal kuis yang diberikan guru membangkitkan motivasi siswa untuk
mendapatkan hasil/nilai yang baik.
b.3.5 Pembelajaran selanjutnyanya sebaiknya guru selalu
memotivasi dan membimbing siswa dalam kerja kelompok
maupun individu.
2. Pembahasan Hasil Penelitian
Setiap awal pertemuan guru selalu memberi salam pembuka,
apresiasi dan motivasi untuk menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan dan tercipta keakraban antara siswa dan guru serta antar
siswa sehingga pembelajaran Matematika berlangsung secara interaktif,
bahkan antara siswa saling terbuka dalam berdiskusi antar teman maupun
pada guru. Siswa berani bertanya pada guru kapan saja setiap ada
kesempatan dan berusaha menciptakan kesempatan.

53

Aktivitas siswa didalam kelas maupun saling berdiskusi dengan


kelompoknya ataupun pada guru bahkan pada kelompok lain. Ketika siswa
mengerjakan tugas, guru berkeliling untuk melihat pekerjaan siswa dan
memberi bimbingan yang diperlukan bagi siswa yang mengalami kesulitan
dalam mengerjakannya dan setiap pengambilan keputusan atau kesimpulan,
guru selalu melibatkan hasil pekerjaan siswa sehingga siswa merasa mantap
dan senang karena dihargai dan dilibatkan.
Setelah selesai presentasi kelompok guru selalu memberi soal kuis
untuk dijawab tiap-tiap anggota individu anggota kelompok yang nilainya
adalah nilai kelompok sehingga tiap-tiap individu memiliki tanggungjawab
pada kelompoknya, guru selalu memberi hadiah pada kelompok yang
terbaik, sehingga setiap kelompok selalu berusaha menjadi yang terbaik.
Pada siklus kedua guru tetap menyampaikan salam pembukaan,
apresiasi, motivasi dan menyampaikan materi, lalu memberi tugas
kelompok

pada

siswa,

kelompok

siswa

tetap

setiap

kelompok

beranggotakan 4 siswa yang heterogen dan anggotanya bergantian tidak


seperti anggota seperti siklus yang pertama.
Dalam kerja kelompok maka siswa akan melakukan pembelajaran
yang sangat berguna, karena pada diri siswa akan timbul peningkatan
motivasi, produktivitas belajar, pengembangan kualitas diri pada siswa dan
tanggungjawab siswa.
Dalam pembelajaran ini guru dituntut untuk menyediakan media dan
menciptakan lingkungan belajar dan tugas-tugas yang harus dikerjakan

54

siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dituntunkan. Dan juga


harus memotivasi siswa dalam belajar secara kelompok selalu memberi
bimbingan dan arahan agar dalam pembelajaran tugas selalu aktif, interaktif
dan komunikatif. Jika ada siswa yang kurang aktif guru selalu memberikan
motivasi.
Dalam penelitian masalah serta soal untuk diselesaikan siswa baik
tugas kelompok maupun tugas individu guru guru harus jeli dan teliti,
usahakan yang mengacu pada kreaktifan, kekreatifan dan mengembangkan
kemampuan siswa. Dan juga usahakan pembelajaran yang bermakna yang
ada manfaat dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Usahakan waktu pembelajaran betul-betul untuk siswa, agar siswa
mampu mengembangkan kemampuan atau potensi yang mereka memiliki
seoptimal mungkin. Karena waktu belajar sepenuhnya milik siswa. Dalam
waktu yang cukup siswa dapat menerapkan strategi belajarnya masingmasing sehingga kesempatan untuk menemukan pemahaman yang lebih
dari konsep-konsep yang dipelajari.
Dari hasil tes pada siklus pertama ketuntasan belajar individu pada
kelas VII A semester genap siswa SMP Negeri 2 Piyungan Kabupaten
Bantul nilai rata-rata 69,7 dan ketuntasan klasikal mencapai 47,22% siswa
yang berhasil mendapat sekor 65. hasil ini belum seperti yang diharapkan
karena masih banyak siswa yang belum tuntas belajar. Dengan hasil yang
dilakukan

pengulangan pada penelitian pada siklus kedua. Pada siklus

kedua nilai ketuntasan belajar individu dengan nilai rata-rata 90,09 dan

55

ketuntasan klasikal mencapai 100% dan penelitian cukup sampai disini,


karena keterbatasan waktu.
Dari hasil tes prestasi belajar individu pada siklus pertama dan kedua
menunjukkan ada peningkatan prestasi belajar. Untuk itu model
pembelajaran

Student

Team-Achievment

Devision

(STAD)

dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII A semester genap siswa SMP
Negeri 2 Piyungan Kabupaten Bantul tahun ajaran 2007-2008 pada konsep
bangun datar segiempat.

3. Keterbatasan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dikelas VII A semester
genap SMP Negeri 2 Piyungan Kabupaten Bantul tahun ajaran 2007-2008
dengan jumlah siswa 36 terdiri dari 18 putra dan 18 puteri. Penelitian
dilaksanakan pada proses pembelajaran yang ada sesuai dengan jadwal
pembelajaran matematika yang ditentukan oleh kurikulum sekolah. Sebagai
kolabolator teman guru sebidang studi yaitu guru matematika yang ada
disekolah ini juga. Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan
diantaranya:
a. Pelaksanaan tindakan hanya dilakukan pada beberapa sub materi
pelajaran sehinggga peningkatan kualitas pembelajaran yang terjadi
belum mantap.

56

b. Waktu penelitian sudah dekat dengan ulangan semester genap sehinggga


kurang leluasa dan peningkatan prestasi yang ada belum mantap seperti
yang diharapkan.

B. Simpulan
1. Pelaksanaan pembelajaran matematika dengan model Student TeamAchievment Devision (STAD).
Dari analisa melalui pengamatan, kegiatan atau kerja siswa dan hasil
tes prestasi dapat disimpulkan bahwa pada proses pelaksanaan
pembelajaran matematika dengan model Student Team-Achievment
Devision (STAD), adalah:
a. Diperlukan adanya perencanaan pembelajaran berdasarkan kurikulum
pada tingkat satuan pendidikan yang ada di sekolah.
b. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan Student Team-Achievment
Devision (STAD) diperlukan peran siswa dalam mempelajari konsep
Matematika.
c. Guru harus menciptakan pembelajaran yang efektif, aktif, interaktif dan
menyenangkan.
d. Pemilihan masalah yang dapat menciptakan suasana kelas untuk
beraktivitas dan saling berkompetisi antar kelompok.
e. Waktu pembelajaran harus cukup sehingga siswa dalam memahami
konsep dapat mantap dan benar-benar jelas.

57

f. Dapat menciptakan motivasi, produksivitas perolehan belajar yang


bermakna.
g. Dapat menimbulkan jiwa kepemimpinan menerapkan nilai gotongroyong, ketersediaan memberi dan menerima pendapat orang lain dan
tanggungjawab.
h. Bimbingan secara kelompok atau individu harus diberikan guru untuk
menggali potensi yang ada pada siswa.
i. Guru harus memiliki pengetahuan yang luas dan strategi pembelajaran
yang cukup agar pembelajaran berlangsung secara optimal.
2. Peningkatan prestasi belajar siswa
Peningkatan

prestasi

belajar

siswa

dapat

tercapai

dengan

pembelajaran dengan model Student Team-Achievment Devision (STAD)


pada siswa kelas VII A semester genap SMP Negeri 2 Piyungan
Kabupaten Bantul, tahun ajaran 2007-2008 yaitu: ketuntasan individu pada
siklus pertama dengan nilai rata-rata 69,7 ketentuan klasikal 47,22% dan
pada siklus kedua ketuntasan belajar individu rata-rata 90,09 ketuntasan
belajar klasikal 100%.

C. Saran
Berdasarkan analisis hasil dalam penelitian ini, maka ada beberapa hal
yang perlu dipertimbangkan dalam pembelajaran matematika dengan model
Student Team-Achievment Devision (STAD) yaitu:

58

1. Pemilihan masalah yang diberikan siswa membutuhkan pengetahuan dan


keterampilan guru dalam mengelola kelas selama pembelajaran
berlangsung, dan guru harus memiliki keterampilan pendidikan personal
serta penguasaan berbagai macam strategi pengajaran yang mendukung.
2. Guru sebaiknya memvariasi penggunaan media belajar, sumber belajar
yang digunakan dalam penggunaan lembar kerja siswa yang disesuaikan
dengan alokasi waktu yang ada, sehingga tujuan pembelajaran dengan
perkembangan kompetensi siswa dan juga kompetensi awal siswa.
3. Sebaiknya

guru

selalu

berkoordinasi,

sharing

berdiskusi

atau

berkolaborasi dengan guru semata pelajaran untuk meningkatkan


kompetensi pembelajarannya.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadrajaulunair. 2007. Pengertian Prestasi Kerja. http//www.damandiri.or.id.


Depdiknas. 1993. Kamus Besar bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2004. Pelatihan Terintegrasi
Yogyakarta:Depdiknas.

Berbasis

Kompetensi

Guru.

Depdiknas. 2005. Materi Pelatihan Terintegrasi dirjen Pendidikan Dasar dan


Menengah. Jakarta: Depdiknas.
Djamarah, SB. 2002. Pesikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Karuru, P. 2004. Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Setting
pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Kualitas
Belajar IPA Siswa SLTP. http//www.Depdiknas.go.id.

59

Mukminan. 2005. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: FP MIPA UNY.


Setiawan,

Y. 2002. Pengaruh bahasa


http//www.siaksof.net/index

terhadap

Prestasi

Belajar.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.
Soejadi, R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika Di Indonesia. Jakarta: Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Depertemen Pendidikan nasional.
Sondang, JD. 2005. Cooperatif Learning Sebagai Alternatif Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran TIK. Penelitian Disampaikan pada
Simposium Tingkat nasional Cipayung Bogor Tanggal 21 November
2005.
Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Syarif, B. 1995. Geometri Bidang. Yogyakarta: Perpustakaan UAD.

LAMPIRAN
60

INSTRUMEN
PENGAMATAN AKTIVITAS GURU

61

PENILAIAN AKTIVITAS GURU


DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
KELAS VII A SMP NEGERI 2 PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL

SIKLUS I PERTEMUAN I

NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Aspek Yang Diamati

Kurang

Penyiapan Media
Apersepsi
Pembagian kelompok
Penyiapan Materi
Penggelolaan Kelas
Komunikasi dengan
Siswa
Penugasan Kelompok
Teknik Memotivasi
Pengelolaan Waktu
Sistem Evaluasi Siswa
Jumlah
Presentasi

Kriteria
Cukup
Baik
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
6
60%

62

4
40%

Baik Sekali

Bantul, 12 Mei 2008


Kolabulator

(Sri Suyati)
Data Pengamatan:
90.100

: Baik Sekali

75.89

: Baik

60.74

: Cukup

<59

: Kurang

(Sanafiah, dkk, 1992)


PENILAIAN AKTIVITAS GURU

DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA


KELAS VII A SMP NEGERI 2 PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL

SIKLUS I PERTEMUAN II

NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Aspek Yang Diamati

Kurang

Penyiapan Media
Apersepsi
Pembagian kelompok
Penyiapan Materi
Penggelolaan Kelas
Komunikasi dengan
Siswa
Penugasan Kelompok
Teknik Memotivasi
Pengelolaan Waktu
Sistem Evaluasi Siswa
Jumlah
Presentasi

Cukup
V

Kriteria
Baik
V
V
V
V
V
V
V

V
2
20%

63

V
8
80%

Baik Sekali

Bantul, 13 Mei 2008


Kolabulator

(R. Gotama, S.Pd)


Data Pengamatan:
90.101

: Baik Sekali

75.90

: Baik

60.75

: Cukup

<59

: Kurang

(Sanafiah, dkk, 1992)


PENILAIAN AKTIVITAS GURU

DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA


KELAS VII A SMP NEGERI 2 PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL

SIKLUS II PERTEMUAN II

NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Aspek Yang Diamati

Kurang

Penyiapan Media
Apersepsi
Pembagian kelompok
Penyiapan Materi
Penggelolaan Kelas
Komunikasi dengan
Siswa
Penugasan Kelompok
Teknik Memotivasi
Pengelolaan Waktu
Sistem Evaluasi Siswa
Jumlah
Presentasi

Cukup

Kriteria
Baik
V
V
V
V
V

Baik Sekali

V
V
V
V
V
10
100%
Bantul, 26 Mei 2008

64

Kolabulator

( R. Gotama, S.Pd )
Data Pengamatan:
90.102

: Baik Sekali

75.91

: Baik

60.76

: Cukup

<59

: Kurang

(Sanafiah, dkk, 1992)


PENILAIAN AKTIVITAS GURU

DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA


KELAS VII A SMP NEGERI 2 PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL

SIKLUS II PERTEMUAN II

NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Aspek Yang Diamati

Kurang

Penyiapan Media
Apersepsi
Pembagian kelompok
Penyiapan Materi
Penggelolaan Kelas
Komunikasi dengan
Siswa
Penugasan Kelompok
Teknik Memotivasi
Pengelolaan Waktu
Sistem Evaluasi Siswa
Jumlah
Presentasi

Kriteria
Cukup
Baik
V
V

Baik Sekali
V

V
V
V
V
V
V
V
10
80%

2
20%

Bantul, 27 Mei 2008


Kolabulator

65

( Sri Suyati )
Data Pengamatan:
90.103

: Baik Sekali

75.92

: Baik

60.77

: Cukup

<59

: Kurang

(Sanafiah, dkk, 1992)

INSTRUMEN
PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA

66

INSTRUMEN PENELITIAN
Judul:
Implementasi Model Pembelajaran Student Team-Achievment Devision
(STAD) Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Kelas VII A
SMP Negeri 2 Piyungan Kabupaten Bantul
Indikator Motivasi:
Kaller mengidentifikasikan 4 (empat) indikator pembelajaran yang berpengaruh
terhadap motivasi belajar, yaitu:
1. Attention (perhatian)
2. Relevance (kegunaan)
3. Confidence (rasa percaya diri)
4. Satisfaction (kepuasan)
Indikator Dalam Instrumen Pengamatan
Indikator
Instrumen Pengamatan
Siswa senang mengikuti pelajaran dengan model STAD
Siswa senang mendengarkan penjelasan dari guru tentang
Perhatian
materi pelajaran dengan model STAD
Siswa senang melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh
guru dengan model STAD
Siswa mengikuti langkah-langkah proses belajar menggunakan
model STAD baik membuat kelompok, berdiskusi dan
melakukan aktivitas lain yang diinstruksikan oleh guru
Siswa lebih meningkat pengalaman belajarnya dengan
Kegunaan
menggunakan model STAD
Siswa merasa bahwa materi pembelajaran dengan
menggunakan model STAD dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari
Percaya Diri Siswa percaya diri untuk dapat menyelesaikan soal-soal dengan
menggunakan model STAD

67

Kepuasan

Siswa dapat menyelesaikan tugas-tugas dengan menggunakan


model STAD
Siswa sering bertanya pada guru saat memberikan materi model
STAD
Siswa inggin mengikuti pelajaran dengan model STAD
selanjutnya
Siswa puas dengan pelajaran model STAD karena lebih mudah
dipahami
Siswa merasa pahwa pelajaran model STAD dapat
menyelesaikan kesulitan yang dihadapi siswa dalam pelajaran
Matematika

INSTRUMEN PENGAMATAN SISWA


DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
KELAS VII A SMP NEGERI 2 PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL
OBSERVASI PENDAHULUAN

NO
1
2
3

5
6

Aspek Yang Diamati

Kurang

Apakah
siswa
senang
mengikuti pelajaran?
Apakah
siswa
senang
mendengarkan penjelasan dari
guru tentang materi pelajaran?
Apakah
siswa
senang
melakukan tugas-tugas yang
diberikan oleh guru?
Apakah
siswa
mengikuti
langkah-langkah proses belajar
yang baik membuat kelompok,
berdiskusi dan melakukan
aktivitas
lain
yang
didiskusikan oleh guru?
Apakah siswa lebih meningkat
pengalaman pembelajarannya?
Apakah siswa merasa bahwa
materi pembelajaran dapat
diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari?
Apakah siswa percaya diri
dapat menyelesaikan soal-soal

Kriteria
Cukup Baik
V
V
V

V
V

V
V

68

Baik Sekali

8
9
10
11
12

dengan menggunakan STAD?


Apakah
siswa
dapat
menyelesaikan tugas-tugas?
Apakah siswa sering bertanya
pada guru saat memberikan
materi?
Apakah siswa ingin mengikuti
pelajaran selanjutnya?
Apakah siswa puas dengan
pelajaran Matematika karena
lebih mudah dipahami?
Apakah siswa merasa bahwa
pelajaran Matematika dapat
menyelesaikan kesulitan yang
dihadapi
siswa
dalam
pembelajaran Matematika
Jumlah
Presentase

V
V
V
V

V
12
100%
Bantul, 13 Mei 2008
Kolaborator

( R. Gotama, S.Pd )
Data Pengamatan:
90.104

: Baik Sekali

75.93

: Baik

60.78

: Cukup

<59

: Kurang

(Sanafiah, dkk, 1992)

69

INSTRUMEN PENGAMATAN SISWA


DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
KELAS VII A SMP NEGERI 2 PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL
SIKLUS I
NO
1
2

5
6

Aspek Yang Diamati

Kriteria
Kurang Cukup
Baik

Apakah
siswa
senang
mengikuti pelajaran dengan
model STAD?
Apakah
siswa
senang
mendengarkan penjelasan dari
guru tentang materi pelajaran
dengan model STAD?
Apakah
siswa
senang
melakukan tugas-tugas yang
diberikan oleh guru dengan
model STAD?
Apakah
siswa
mengikuti
langkah-langkah proses belajar
yang baik membuat kelompok,
berdiskusi dan melakukan
aktivitas lain yang didiskusikan
oleh guru dengan model
STAD?
Apakah siswa lebih meningkat
pengalaman pembelajarannya
dengan model STAD?
Apakah siswa merasa bahwa

V
V
V

70

Baik Sekali

8
9

10
11

12

materi pembelajaran dapat


diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari?
Apakah siswa percaya diri
dapat menyelesaikan soal-soal
dengan menggunakan STAD?
Apakah
siswa
dapat
menyelesaikan
tugas-tugas
dengan model STAD?
Apakah siswa sering bertanya
pada guru saat memberikan
materi?
Apakah siswa ingin mengikuti
pelajaran selanjutnya dengan
model STAD ?
Apakah siswa puas dengan
pembelajaran dengan model
STAD karena lebih mudah
dipahami?
Apakah siswa merasa bahwa
pelajaran Matematika dapat
menyelesaikan kesulitan yang
dihadapi
siswa
dalam
pembelajaran Matematika
Jumlah
Presentase

V
V
V
V

4
33%

V
8
67%

Bantul, 27 Mei 2008


Kolaborator

(Sri Suyati)
Data Pengamatan:
90.105

: Baik Sekali

75.94

: Baik

60.79

: Cukup

<59

: Kurang

(Sanafiah, dkk, 1992)

71

KELOMPOK DISKUSI SIKLUS I


Kelompok I
Anggota:
1. Ahmad Rosid
2. Arfinaila
3. Bayu Bimantoro
4. Fatmawati

Kelompok VI
Anggota:
1. Fernanda D
2. Frendi Eko S
3. Puji Lestari
4. Khairul Usman

Kelompok II
Anggota:
1. Amirul M
2. Fera Kusuma
3. Aprianto
4. Henri Lia W

Kelompok VII
Anggota:
1. Legowo
2. Meilani P
3. Rudi Rosanto
4. Wening Tyas

Kelompok III
Anggota
1. Anggraheni
2. Kudiarso
3. Ani S
4. Asnuri

Kelompok VIII
Anggota:
1. Iges P
2. Widi Sulistyaning T
3. Musa Anazi
4. Yesi Yustina T

Kelompok IV
Anggota:
1. Dedi S
2. Desty FS
3. Ragil Galuh W
4. Septanu AD

Kelompok IX
Anggota:
1. Wulandari
2. Sapto Nur W
3. Rina Puspita S
4. RikiDimas Y

72

Kelompok V
Anggota:
1. Dewi Safitri
2. Dwi Suryo
3. Nurul K
4. Fitriansah IA

KELOMPOK DISKUSI SIKLUS II


Kelompok I
Anggota:
1. Yesi Hestina P
2. Widi Sulistianing
3. Septanu
4. Riki D

Kelompok VI
Anggota:
1. Nurul Kordasih
2. Hendrilia W
3. Dwi S
4. Dedi Kusanto

Kelompok II
Anggota:
1. Wulan Dari
2. Wening T
3. Sapto Nur W
4. Musa Ana J

Kelompok VII
Anggota:
1. Fitri Ansah IA
2. Dwi Safitri
3. Desti F
4. Bayu Bimantoro

Kelompok III
Anggota
1. Rudi Rosanto
2. Rina Puspita S
3. Ragil Galuh
4. Legowo

Kelompok VIII
Anggota:
1. Ansuri
2. Arfinaila S
3. Aprianto
4. Ani Sundari

Kelompok IV
Anggota:
1. Puji Lestari
2. Meilani TT
3. Khoirul Usman
4. Iges P

Kelompok IX
Anggota:
1. Fatmawati
2. Angrhaini SR
3. Amirul M
4. Ahmad Rosid

73

Kelompok V
Anggota:
1. Udiarso SE
2. Rendi Eko S
3. Fernanda D
4. Fera Kusumo D

74

Anda mungkin juga menyukai