BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3. Jenis Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan permaslahan yang telah diuraikan pada
bab I maka penelitian yang dilaksanakan ini berjenis Penelitian Tindakan Kelas.
30
guru
dilaksanakan
dengan
melihat
cara
guru
dalam
5. Rencana Tindakan
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Tiap siklus
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti apa yang telah
didesai dalam faktor yang diteliti. Untuk dapat melihat kemampuan siswa dalam
memahami konsep bangun datar khususnya bangun segi tiga, maka diberikanlah
tes diagnotis (pre tes) yang berfungsi sebagai evaluasi awal (initial evaluation).
Sedangkan observasi awal dilakukan untuk dapat mengetahui tindakan yang tepat
sesuai yang diberikan dalam rangkan meningkatkan pemahaman siswa terhadap
31
pokok bahasan tersebut. Dari evaluasi dan observasi awal maka dalam refleksi
ditetapkan bahwa tindakan yang dipergunakan untuk meningkatkan pemahaman
siswa terhadap pokok bahasan bangun datar khususnya bangun segi tiga adalah
melalui pembelajaran dengan teknik bubongkaristung yang dikombinasikan
dengan permainan, yang dilaksanakan di dalam kelas.
Dengan berpedoman pada refleksi awal tersebut maka dilaksanakanlah
penelitian tindakan kelas dengan prosedur (1) perencanaan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) obeservasi, dan (4) refleksi dalam setiap siklus. Secara lebih rinci
prosedur penelitian tindakan untuk siklus pertama dan kedua adalah sebagai
berikut.
I. Perencanaan
Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan adalah sebagai
berikut:
a. Membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan berbagai pola
latihan dari yang sederhana ke yang lebih kompleks.
b. Membuat
lembar
observasi
untuk
melihat
bagaimana
kondisi
32
III. Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan
dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat
IV. Refleksi
Hasil yang diperoleh dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisa
dalam tahap ini. Dari hasil observasi, guru dapat merefleksi diri dengan melihat
data observasi apakah kegiatan yang dilakukan telah dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami konsep bangun datar khususnya bangun segi
tiga. Di samping data hasil observasi, dipergunakan pula jurnal yang dibuat oleh
guru pada saat guru selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran. Data dari jurnal
dapat juga dipergunakan sebagai bahan acuan bagi guru untuk dapat mengevaluasi
diri sendiri. Hasil analisa data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan
dipergunakan
sebagai
acuan
untuk
merencanakan
siklus/pembelajaran
selanjutnya.
33
7. Validitas Data
Sebelum suatu informasi dijadikan data penelitian, informasi tersebut
terlebih dahulu diperiksa keabsahan datanya, sehingga data yang diperoleh
benar-benar dapat dipertanggungjawabkan dan dapat digunakan sebagai titik
tolak untuk menarik kesimpulan. Untuk menguji keabsahan data dapat
digunakan
(1)
mengadakan
aktivitas-aktivitas
dalam
bidang
yang
34
dengan kerja sama dalam penelitian, guru dan peneliti lain saling memberikan
masukan. outcome validity adalah validitas yang berkaitan dengan gagasangasan dalam tindakan yang hasilnya berupa kesuksesan dalam konteks
penelitian. process validity berhubungan dengan pertanggungjawaban dan
kompetensi penelitian. Catalytic validity merupakan validitas dari diri peneliti
sendiri dan dialogic validity merupakan validitas penelitian yang dicapai
dengan cara dialog antara peneliti dan guru, kolaborator dan peneliti lain yang
bersifat kritis (Burns, 1999:61). Validitas data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah democratic validity, process validity dan dialogic validity
H. Indikator Kinerja/Keberhasilan
Yang menjadi indikator keberhasilan penelitian tindakan ini adalah (1)
apabila telah terjadi peningkatan hasil belajar yang berupa nilai sebesar 0,5
dari data nilai rerata awal (2) siswa lebih bergairah dalam belajar ditandai
dengan hidupnya pembelajaran matematika khususnya bagun datar segitiga di
dalam kelas, dan (3) siswa memiliki minat yang tinggi tehadap mata pelajaran
matematika. Di samping itu kemampuan siswa memahami konsep bangun
datar khususnya segitiga telah mencapai ketuntasan minimal 65%.