Kasus Mayor Itp
Kasus Mayor Itp
Oleh :
Nidia Sali Pratiwi
No. BP. : 1010342011
Pembimbing :
Drg. Andelisya
2016
Pasien memiliki riwayat penyakit autoimun idiopatik trombositopenik
purpura sekitar
satu tahun yang lalu. Awal muncul gejala terdapat hematom pada tangan
saja, kemudian hilang, kemudian muncul lagi pada paha dan leher tetapi
tidak hilang-hilang. Pada bulan Juli 2015 muncul ptekie, kemudian ptekie
semakin banyak. Satu hari kemudian muncul pendarahan spontan pada
rongga mulut. Kemudian pasien dibwa ke dokter umum dan diberi obat
antibiotik dan analgesik (karena perkiraan dokter terdapat infeksi pada
gigi).
Pasien
mengkonsumsi
obat
selama
hari.
Setelah
hari
Rencana Perawatan
1 K.I.E
Menginformasikan
kepada
pasien
bahwa
penyakit
yang
gigi.
Menginformasikan kepada pasien bahwa kondisi tesebut dapat
2 Pro scalling
3 Pro Restorasi gigi
4 Pro Ekstraksi Radiks
A. DEFINISI
Idiopatik trombositopenia purpura merupakan kelainan autoimun
dimana antibodi IgG dibentuk untuk mengikat trombosit.
Jumlah trombosit pada orang normal berkisar dri 150.000 sampai
450.000 platelet per mikroliter darah. Trombositopenia terjadi ketika
jumlah platelet dalam darah kurang dari 150.000 mm3.1
Trombositopenia terjadi ketika jumlah platelet berkurang yang
disebabkan oleh salah satu dari tiga mekanisme: penurunan produksi
platelet di sum sum tulang, meningkatnya penyerapan di limpa, atau
kerusakan platelet yang terlalu cepat. Trombositopenik purpura dapat
disebabkan defisiensi hematinic, misalnya folt vitamin B12.
B. FAKTOR RISIKO
Insidensi tersering pada usia 20-50 tahun dan lebih serih pada
wanita dibandingkan laki-laki. ITP yang terjadi pada masa anak-anak
biasanya disebabkan oleh infeksi virus dan biasanya sembuh sendiri.
Sebaliknya pada orang dewasa biasanya menjadi kronis dan jarang
terjadi karena infeksi virus.
C. TANDA DAN GEJALA
Tanda klinis dri trombositopenia secara khusus tidak terlihat sampai
kadar platelet turun dibawah 100.000 mm 3.1 Pasien secara umum
tampak baik dan tidak demam. Keluhan yang dapat ditemukan adalah
perdarahan pada mukosa dan kulit. Perdarahan yang paling umum
adalah epitaksis, perdarahan mukosa mulut, menoragia, purpura, dan
ptekie. Pada pemeriksaan fisik terlihat pasien dalam keadaan baik dan
tidak terdapat penemuan abnormal lain. Pasien dengan trombosipenia
mengunyah
memperlihatkan
lesi
dan
menelan.
hemoragi
yang
Secara
dihasilkan
klinis,
dari
pasien
kebocoran
PADA
RONGGA MULUT
Kebanyakan
pasien
dengan
trombositopenia
memperlihatkan
coklat
kuning.
Karena
lesi-lesi
terdiri
Ekimosis:
atas
darah
Hematoma:
-
karena trauma
Berwarna merah tua coklat atau biru dan nyeri pada palpasi.
E. PENATALAKSANAAN DENTAL
1. Perdarahan gusi spontan ditangani dengan obat kumur, terapi
transfus trombosit
2. Oral hygiene yang baik dan terapi periodontal untuk menghilangkan
plak dan kalkulus yang mempermudah perdarahan
3. Trauma pada penggunaan protesa yang tidak pas dapat diganti dan
melepas semua alat ortodonti. Instruksikan pasien melepaskan
protesa sebelum tidur.
4. Perawatan darurat salama trombosipeni parah terdiri dari perawatan
endodonti, antibiotik dan analgesik non salisilat. Insisi tusuk dan
drainase dapat dilakukan
5. Terapi definitif ditunda hingga trombosit lebih dari 50.000/mm 3
sebelum terapi dental
6. Melakukan transfusi trombosit tunggal praoperatif yang diberikan
jam sebelum terapi dental
F. CARA PENCEGAHAN DAN PENINGKATKAN KESEHATAN RONGGA
MULUT PADA PENDERITA PENYAKIT KARDIOVASKULAR
1. Perawatan gigi dan mulut ke dokter gigi dan pemeriksaan rutin
setiap enam bulan.
2. Menggunakan dental
floss
paling
tidak
sekali
sehari
untuk
Anamnesis:
apakah
pasien
memiliki
kelainan
perdarahan,
perdarahan
Pemeriksaan objektif: ptekie, ekimosis, hematoma
Pemeriksaan laboratorium: hitung jumlah platelet, bleeding time
(BT), prothrombine time (PT), activated partial thromboplstin
time (aPTT).5
2. Pemeriksaan Penunjang
Hitung Jumlah Platelet
Jumlah platelet normal 150.000 400.000 sel/mm3
Bleeding Time (BT)
Nilai normal BT yaitu antara 5-10 menit. Pada
pasien
pasien
dengan
perdarahan
bertujuan
untuk
yang
menyertai
maupun
gejala
yang
ditimbulkan.
dengan
keparahan
gejala
perdarahan.
Splenektomi
3,4
dan b kompleks)
Anastetikum (non adrenalin)
DAFTAR PUSTAKA