ISBN:
Diterbitkan pertama kali oleh
Panitia The 1st Indonesian Conference on Tobacco or Health
Jalan Benda 4 No.25 Panglima Polim Jakarta Selatan
http://ictoh.tcsc-indonesia.org/
Jakarta, November 2014
Lengkap]....175
Guru Sekolah Dasar di Kota Semarang terhadap Penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
di Lingkungan Sekolah. Bagoes Widjanarko, Abdun Mufidz, Novia Handayani, Ana K.
Ummah1, Wahyuni Arumsari, dan Dewi F. Wisudawati......184
Evaluasi Iimplementasi Perda Kota Surabaya No. 5 Tahun 2008 Tentang KTR dan KTM
Pada Tahun 2013 di Fasilitas Kesehatan. Kurnia D Artanti, Kusuma S Lestari, dan Santi
Martini
[Makalah
Lengkap]190
Konstruksi Sosial Hak Merokok dan Hak Udara Bersih: Studi Kasus Pemanfaatan Smoking
Area di Kota Surabaya. Arief Priyo Nugroho, Irfan Ardani, dan Diyan Ermawan Effendi
[Makalah
Lengkap].195
Analisis Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2009 Kota
Palembang Pada Sarana Transportasi Uumum Kota Palembang. Rizma Adlia Syakurah
[Makalah
Lengkap].................205
Pelarangan iklan rokok di Kota Bogor. Dewi Sitoresmi213
Tinjauan Pelaksanaan Perda Nomor 12 Tahun 2009 di Kota Bogor. Acep
Suhaemi214
Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok siswa-siswi SMK Tunas
Grafika Informatika, Petukangan, Jakarta Selatan tahun 2013.
Kartika Oktavia, Dwi Joko, dan Eflita Meiyetriani, Apriningsih...217
Determinan Perilaku Merokok di Kalangan Remaja. Rifqi A. Fattah, Dwidjo Susilo, dan
Sugiatmi..219
Persepsi Pengunjung Terhadap Efektivitas Implementasi Kebijakan Kawasan Tanpa
Rokok di Stasiun kereta Api Manggarai, Jakarta Tahun 2014.Apriningsih, dan Eflita
Meiyetriani
[Makalah
Lengkap]
220
Urinary Cotinine Concentrations in Non-Smoking Women Exposed to Environmental
Tobacco Smoke at Home in Pasar Rebo Area, Jakarta ( Pre-Eliminary Report). Herman
Suryatama, Feni Fitriani, Sita andriani, Agus Dwi Susanto, Achmad Hudoyo.225
Profile Mapping of Cigarette Advertisement and Promotion Activities Impact on Childern
Up To 10 Years Old in The District of Bantul and Sleman and Yogyakarta Municipality.
Mutia Hariati Hussin, Nanik Prasetyoningsih, Tri Hastuti Nur Rochimah,
dkk.226
xii
1. PENDAHULUAN
Di Indonesia, rokok dan kegiatan
merokok seolah telah menjadi bagian
dari keseharian. Dari sisi historis, rokok
memiliki sejarah yang cukup panjang.
Tembakau sebagai bahan bakunya
merupakan tanaman yang dibawa oleh
bangsa barat bahkan sebelum masa
penjajahan, yang kemudian berkembang
dengan munculnya kretek di kudus,
yang oleh pihak pro tembakau
dipercaya berguna untuk mengurangi
sesak nafas akibat asma. Dalam
perjalanannya, melekat pula aspek
maskulinitas dan modernitas pada
kretek yang terbawa masa masa
kolonial
(Arnez:
2009).
Begitu
Kategori
Perokok
Aktif
Pasif
Pengetahuan Dampak
Merokok
Tahu
Tidak tahu
Tipe 1
Tipe 2
Tipe 3
Tipe 4
200
Subyek Hak
Perokok Pasif
Perokok Aktif
Susbtansi
Hak
Udara bersih
Merokok
Obyek
Rokok
Rokok
Perbedaan
level
dalam
perdebatan subyek hak dan substansi
yang dibawanya menjadi titik awal
penjelasan tidak pernah memperoleh
kesepahaman. Pada konteks perilaku
merokok dan hubungannya dengan
pemanfaatan smoking area, dua hal
tersebut memiliki pembenaran masingmasing yang sama kuat. namun
konsepsi atas subyek dan substansi hak
dari para perokok aktif sudah relatif
lama berkembang di masyarakat.
Pengetahuan umum di masyarakat lebih
mendukung substansi hak dalam
perilaku
merokok
dan
telah
terlegitimasi dengan pola interaksi
antara perokok aktif dan pasif yang
telah lama terjalin.
agak-agak risih tapi ya biarin aja.
Biasanya ditinggal pergi kalo udah benarbenar tidak betah ya ditinggal pergi,
tidak berani menegur soalnya kan
biasanya mas-mas, bapak-bapak, ya tidak
berani
narasumber
seorang
perempuan non-perokok di Terminal
Purabaya.
3.2.
Internalisasi
3.2.1. Atribut hak Kebijakan Smoking
Area
pemahaman
tersebut
dikarenakan
pengetahuan yang ia dapat dari
lingkungannya, tidak mendefinisikan
bebas dari asap rokok adalah sebuah
hak. Pengetahuan dan internalisasi
kebiasaan dari lingkungannya telah
mendefinisikan bahwa merokok adalah
sebuah kebiasaan yang tidak bisa
dilarang. Sekalipun pengetahuan secara
umum (terutama tentang kesehatan)
telah menunjukkan masyarakat non
perokok telah terganggu hak nya untuk
mendapat udara bersih. Rokok dan
perilaku konsumsinya yang telah
terkonstruksi
sedemikian
lama,
membuat ia telah menjadi suatu bagian
pula dari produk interaksi antar
sesamanya. Ia sudah tersosialisasikan
secara primer maupun sekunder
membentuk
realitas
sosial.
Menunjukkan realitas bahwa perokok
maupun non perokok, tidak benarbenar menempatkan rokok sebagai
pelanggaran hak atas masing-masing.
Negara yang dalam hal ini ingin
melakukan
eksternalisasi
dengan
mengadvokasi
masyarakat
untuk
mengubah perilakunya dalam merokok
terbentur kenyataan bahwa, realitas
yang terbangun dalam masyarakatnya
sendiri tidak menganggap apa yang
dibawa negara adalah penting. Jadilah
kebijakan-kebijakan
negara
dalam
upaya untuk membatasi ruang gerak
rokok dan perilaku konsumsinya
menemui jalan buntu. Karena kebijakan
yang dibuat tidak sekedar untuk
mengubah perilaku masyarakat yang
ada sekarang, tetapi juga proses
internalisasi atas konstruksi hak
merokok yang telah terlegitimasi sejak
lama. Bahkan sejak negara itu sendiri
belum resmi ada.
Jadilah kebijakan dalam upaya
membatasi perilaku merokok sebagai
sebuah upaya kontruksi baru menjadi
tidak
mudah
dilakukan.
Karena
kebijakan tersebut dihadapkan pada
konstruksi sosial yang telah lama
204
205