Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
2014
Lampiran 16b.
Oleh:
Rima Dewi Asmarini, S. Kep
NIM 102311101015
2014
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Menurut data dari WHO, 200 juta penduduk dunia mengalami
inkontinensia urin. Di Amerika Serikat, jumlah penderita inkontinensia
mencapai 13 juta dengan 85% diantaranya perempuan. Jumlah ini sebenarnya
masih sangat sedikit dari kondisi sebenarnya, sebab masih banyak kasus yang
tidak dilaporkan (PDPERSI, 2001).
Di Indonesia sekitar 5,8 persen penduduk Indonesia menderita
inkontinensia urin. Hasil survey yang dilakukan di rumah sakit-rumah sakit
menunjukkan, penderita inkontinesia di seluruh Indonesia mencapai 4,7
persen atau sekitar 5-7 juta penduduk dan 60% diantaranya adalah wanita.
Meski tidak berbahaya, namun gangguan ini tentu sangat mengganggu dan
membuat malu, sehingga menimbulkan rasa rendah diri atau depresi pada
penderitanya (PDPERSI, 2002).
Survei inkontinensia urin yang dilakukan oleh Departemen Urologi
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, RSU Dr. Soetomo tahun 2008
terhadap 793 penderita, prevalensi inkontinensia urin pada pria 3,02%
sedangkan pada wanita 6,79%. Survei ini menunjukkan bahwa prevalensi
inkontinensia urin pada wanita lebih tinggi daripada pria (Soetojo, 2009)
UPT PSLU Puger Kabupaten Jember, merupakan salah satu tempat yang
dihuni oleh lanisa. Salah satu lansia di wisma Mawar yaitu NY. S mengalami
inkontinensia urin. Ny. S sudah lama tidak dapat mengontrol buang air
kecilnya dan tidak tahu bagaimana mengatasinya.
1.2 Perumusan Masalah
Apakah kegel exercise dapat membatu mengatasi masalah inkontinensia
urine pada Ny. S di UPT PSLU Kasiyan Kecamatan Puger kabupaten Jember?
2014
2014
2014
2014
2014
PDPERSI . 2002. Sekitar 5,8 persen penduduk indonesia idap inkontinensia urin.
Diakses dari http://www.pdpersi.co.id [07 Oktober 2014].
PDPERSI. 2001. Inkontinensia urin, lebih sering diidap wanita. Diakses dari
http://www.pdpersi.co.id. [07 Oktober 2014]
Pudjiastuti 2003. Fisioterapi padan Lansia. Jakarta: EGC
Setiati, Siti., dan Pramantara, I Dewa P. 2007. Inkontinensia Urin dan Kandung
Kemih Hiperaktif. Dalam : Aru W. Sudoyo, Bambang S., Idrus Alwi,
Marcellus S.K., Siti setiati. Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Ed.IV. Jakarta : FK
UI. pp: 1392-5
Soetojo 2006. Inkontinensia Urin perlu Penanganan Multi Disiplin. Diakses dari
http://unair.ac.id/2009/03/13/inkontinensia-urine-perlu-penanganan-multidisiplin/. [07 Oktober 2014].
Hariyati, Tutik S. (2000). Hubungan antara bladder retraining dengan proses
pemulihan inkontinensia urin pada pasien stoke. Diakses dari
http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?
id=76387&lokasi=lokal pada tanggal [07 Oktober 2014]
Stanley, M. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC
Penyuluh
2014
Lampiran 1:
BERITA ACARA KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN
P3N STASE KEPERWATAN GERONTIK
PSIK UNIVERSITAS JEMBER T.A 2014/2015
Pada hari ini, Jumat tanggal 10 Oktober tahun 2014 jam 11.00 s/d 11.30. WIB
bertempat di wisma Mawar UPT PSLU Puger Kabupaten Jember, Jalan Raya
Puger No. 19 Jember Telp. 0336-721130 Kecamatan Puger Kabupaten/Kota
Jember Provinsi Jawa Timur (68113) telah dilakukan kegiatan pendidikan
kesehatan kegel exercise oleh Mahasiswa PSIK Universitas Jember. Kegiatan ini
diikuti oleh
orang (daftar hadir terlampir)
Jember, 10 Oktober 2014
Mengetahui,
Penanggung Jawab Wisma Mawar
PSLU Puger Kabupaten Jember
Yuni Triantoko
2014
Lampiran 2:
DAFTAR HADIR KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN
P3N STASE KEPERWATAN GERONTIK
PSIK UNIVERSITAS JEMBER T.A 2014/2015
Nama
Alamat
Tanda tangan
Yuni Triantoko
2014
Lampiran 3:
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Topik/materi
: Kegel Exercise
Sasaran
: Ny. S
Waktu
: 11.00-11.30 WIB
Hari/Tanggal
: Jumat, 10 Oktober 2014
Tempat
: Wisma Mawar, PSLU Puger Kabupaten Jember
1. Standar Kompetensi
Setelah memperoleh pendidikan kesehatan tentang kegel exercise klien
diharapkan dapat menerapkan kegel exercise dalam kehidupan sehari-harinya dan
mengontrol buang airkecilnya secara baik.
2. Kompetensi Dasar
Setelah mendapatkan pelatihan diharapkan peserta penyuluhan mampu:
a. Memahami tentang inkontinensia urine;
b. Memahami langkah-langkah kegel exercise;
c. Mendemonstrasikan kegel exercise.
3. Pokok Bahasan:
Kegel Exercise
4. Subpokok Bahasan
a. Konsep Kegel Exercise
b. Langkah-langkah Kegel Exercise.
5. Waktu
1 x 30 Menit
6. Bahan/Alat yang digunakan
Karpet atau matras senam
7. Model Pembelajaran
a. Jenis model pembelajaran
: Ceramah dan demonstrasi
b. Landasan Teori
: Konstruktivisme
c. Landasan Pokok
:
1. Menciptakan suasana ruangan yang nyaman
2. Mengajukan masalah
3. Membuat keputusan nilai personal
4. Mengidentifikasi pilihan tindakan
5. Memberi komentar
6. Menetapkan tindak lanjut
2014
8. Persiapan
Penyuluh menyiapkan materi tentang inkontinensia urine dan materi tentang
kegel exercise.
9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan
Proses
Pendahuluan
a.
b.
c.
Penyajian
Penutup
a.
Tindakan
Kegiatan Penyuluh
Kegiatan Peserta
Memberikan salam,
Memperhatikan dan
memperkenalkan diri,
menjawab salam
dan membuka
penyuluhan
Memperhatikan
Menjelaskan materi
secara umum dan
manfaat bagi peserta
Memperhatikan
Menjelaskan TIU dan
TIK
Menjelaskan konsep
Memperhatikan
Kegel exercise
1. Menanyakan kepada Memberikan
peserta mengenai
pertanyaan
materi yang baru
disampaikan
2. Mendiskusikan
Memperhatikan dan
bersama jawaban
memberi tanggapan
yang diberikan
Memperhatikan
c. Mendemostrasikan
langkah-langkah Kegel
Exercise
a. Menutup pertemuan
dengan memberi
kesimpulan dari materi
yang disampaikan
b. Mengajukan pertanyaan
kepada peserta
c. Mendiskusikan
Memperhatikan
Waktu
5 menit
20
menit
Memberi
pertanyaan
Memperhatikan dan
memberi tanggapan
Memperhatikan
Memberi saran
Memberi komentar
5 menit
2014
dan menjawab
pertanyaan bersama
Memperhatikan dan
membalas salam
10. Evaluasi
a. Struktur
1. Penyuluh mampu menjaga netralitas, empati, dan caring terhadap
masalah inkontinensia urin pasien.
2. Penyuluh mampu menjaga kerahasian klien
3. Tersedia lingkungan yang nyaman.
b. Proses
1. Penyuluh dapat menfasilitasi dan meningkatkan kemampuan
penatalaksanaan inkontinensia urin
2. Penyuluh mampu meningkatkan kemampuan klien untuk
mengidentifikasi pengaruh yang signifikan kegel exercise terhadap
inkontinensia urin yang dialaminya.
3. Klien inkontinensia urin mengikuti demonstrasi dari awal sampai
selesai.
4. Proses penyuluhan berjalan secara sistematis.
2014
Lampiran 4
PSIK
UNIVERSITAS
JEMBER
NO
NO REVISI:
HALAMAN:
DOKUMEN:
PROSEDUR TETAP
TANGGAL
DITETAPKAN OLEH:
TERBIT:
1.
PENGERTIAN
Latihan kekuatan otot dasar panggul (Kegel
Exercise) adalah suatu bentuk rangkaian gerakan
untuk meningkatkan kekuatan otot dasar panggul
(pelvic floor) akibat dari proses penuaan sehingga
akan meningkatkan defekasi dan miksi serta
menjaga stabilitas organ panggul lansia.
2.
TUJUAN
a. lansia dapat mengontrol berkemih
b. menghindari kelembapan dan iritasi pada kulit
lansia
c. menghindari risiko jatuh pada lansia akibat air
kencing (urine) yang tercecer
d. menghindari isolasi sosial bagi lansia
3.
INDIKASI
1. Klien lansia yang mengalami permasalahan miksi
dalam pengontrolan otot dasar panggulnya.
4.
KONTRAINDIKASI klien lansia yang sudah tidak memiliki
kemampuan mengontrol eliminasi karena akan
menambah frustasi pada lansia.
6.
PERSIAPAN ALAT
a. Pakaian olah raga atau pakaian yang longgar
b. Matras atau karpet senam
7.
PERSIAPAN
a. Lansia melakukan eliminasi terlebih dahulu
PASIEN
b. Menggunakan pakaian yang longgar
8.
CARA KERJA
a. Latihan mengontrol berkemih (bladder training):
1) Pastikan lansia mampu mengendalikan otot dasar panggul
2) Evaluasi pola berkemih lansia. Apabila lansia memiliki kebiasaan
berkemih dengan selang waktu setiap 2 jam di siang hari dan 4 jam
di malam hari, maka perlu diperiksa kemampuannya dalam
mengontrol berkemih
3) 30 menit sebelum latihan dilakukan, lansia diminta minum segelas
air terlebih dahulu
4) Tanyakan pada lansia, apakah masih mampu menahan berkemih
5) Lansia diminta menunggu/menahan berkemih dalamn rentang
waktu yang telah ditentukan. Pada latihan awal maka rentang
waktu 2 sampai dengan 4 jam
6)
9.
2014
2014
Lampiran 5:
INKONTINENSIA URINE
a. Definisi
Inkontinensia urin adalah pengeluaran urin tanpa disadarai dalam jumlah dan
frekuensi yang cukup sehingga menyebabkan masalah gangguan kesehatan
dan atau social. Inkontinensia urin merupakan salah satu manifestasi penyakit
yang sering ditemukan pada pasien geriatric.
Diperkirakan prevalensi inkontinensia urin berkisar antara 15-30% usia lanjut
di masyarakat dan 20-30% pasien geriatri yang dirawat di rumah sakit
mengalami inkontinensia urin, dan kemungkinan bertambah berat
inkontinensia urinnya 25-30% saat berumur 65-74 tahun. Masalah
inkontinensia urin ini angka kejadiannya meningkat dua kali lebih tinggi pada
wanita dibandingkan pria.
b. Eiologi
1) Kelainan urologi, misalnya radang, batu, tumor,divertikel
2) Kelainan neurologic, misalnya stroke, trauma pada medulla spinalis,
demensia.
3) hambatan mobilitas, situasi tempat berkemih yang tidak memadai
4) Klasifikasi inkontinensia urine
1) Inkontinensia akut reversibel
Pasien delirium mungkin tidak sadar saat mengompol atau tak dapat pergi
ke toilet sehingga berkemih tidak pada tempatnya. Bila delirium teratasi
maka inkontinensia urin umumnya juga akan teratasi. Setiap kondisi yang
menghambat mobilisasi pasien dapat memicu timbulnya inkontinensia
urin fungsional atau memburuknya inkontinensia persisten, seperti fraktur
tulang pinggul, stroke, arthritis dan sebagainya.
Berbagai kondisi yang menyebabkan poliuria dapat memicu terjadinya
inkontinensia urin, seperti glukosuria atau kalsiuria. Gagal jantung dan
insufisiensi vena dapat menyebabkan edema dan nokturia yang kemudian
mencetuskan terjadinya inkontinensia urin nokturnal. Berbagai macam
obat juga dapat mencetuskan terjadinya inkontinensia urin seperti
Calcium Channel Blocker, agonist adrenergic alfa, analgesic narcotic,
psikotropik, antikolinergik dan diuretic.
Untuk mempermudah mengingat penyebab inkontinensia urin akut
reversible dapat dilihat akronim di bawah ini :
D : delirium
R : restriksi mobilitas, retensi urin
I : Infeksi, inflamasi, Impaksi
P :Poliuria, pharmasi
2) Inkontinensia persisten
5) Manifestasi klinis
1) Inkontinensia urin stress :
Tak terkendalinya aliran urin akibat meningkatnya tekanan
intraabdominal, seperti pada saat batuk, bersin atau berolah raga.
2014
Lampiran 6
MEDIA KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN
P3N STASE KEPERWATAN GERONTIK
PSIK UNIVERSITAS JEMBER T.A 2014/2015
2014
2014
Lampiran 7
DOKUMENTASI KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN
P3N STASE KEPERWATAN GERONTIK
PSIK UNIVERSITAS JEMBER T.A 2014/2015
Kegiatan pendidikan kesehatan tentang Kegel Exercise pada Hari Jumat tanggal 10 Oktober 2014
di Wisma Mawar UPT PSLU Puger Kabupaten Jember oleh Rima Dewi Asmarini, S.Kep
mahasiswa P3N Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember Tahun 2014
Kegiatan pendidikan kesehatan tentang Kegel Exercise pada Hari Jumat tanggal 10 Oktober 2014
di Wisma Mawar UPT PSLU Puger Kabupaten Jember oleh Rima Dewi Asmarini, S.Kep
mahasiswa P3N Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember Tahun 2014