Anda di halaman 1dari 18

Bab I

PENDAHULUAN
Sebagian besar aluvium yang mengandung
mineral-mineral berat berharga berasal dari
wilayah-wilayah paparan benua tempat proses
daur ulang mineral-mineral stabil memainkan
peran

penting

pembentukan

dalam
konsentrasi

transportasi
akhir

dan

mineral-

mineral dimaksud. Pulau Kalimantan sebagai


bagian dari paparan benua berpeluang besar
menyediakan

kondisi

atau

lingkungan

pengendapan placer dengan kandungan zirkon


karena dibentuk oleh terutama batuan beku
dari seri kalk-alkali hingga alkali (granit,
granodiorit, tonalit, dan monzonit) yang
dianggap sebagai sumber utama pemasok
mineral zirkon; memiliki stabilitas wilayah

untuk

periode

panjang

yang

menjadi

persyaratan utama penunjang kesinambungan


proses

pelapukan,

pembentukan

transportasi

lingkungan

dan

pengendapan

aluvium dan terletak di wilayah beriklim


tropis dengan kelembaban tinggi. Dalam
kondisi tersebut proses pelapukan mekanik
dan kimiawi memainkan peran penting dalam
pemisahan zirkon dari batuan sumbernya.
Endapan

placer

benua

dari

kategori

sublingkungan fluviatil, diperkirakan dapat


membentuk

sebaran

antara

wilayah

pegunungan dan laut, dengan jangkauan luas


dan

dimungkinkan

bervolume

besar

membentuk

reservoir

mengandung

zirkon.

Teridentifikasinya zirkon (berasosiasi dengan


emas

atau

intan)

dari

konsentrat

hasil

pendulangan placer dari aluvium di daerahdaerah tertentu dalam wilayah Kalimantan


Barat dan Kalimantan Tengah, telah menjadi
salah satu bukti betapa luasnya distribusi
pengendapan
fluviatil

zirkon

dalam

pada

kedua

sublingkungan

wilayah

tersebut.

Informasi penting ini memberikan inspirasi


tentang

kemungkinan

eksplorasi

sebaran

pengendapan placer mengandung zirkon pada


sublingkungan fluviatil di seluruh wilayah
Pulau Kalimantan, tanpa mengabaikan sebaran
placer transisi dari kategori sublingkungan
garis pantai dan laut yang juga berpeluang
mengandung zirkon bernilai ekonomis.
Studi terhadap placer dan keterjadiannya
menjadi penting terutama berkaitan dengan
perencanaan

eksplorasi

terhadap

sebaran

endapan zirkon bernilai ekonomis di seluruh


Pulau Kalimantan. Penekanan studi adalah
terhadap lingkungan pengendapan placer
dalam

wilayah

pelapukan

paparan

mekanis

dan

benua,

tempat

kimiawi

sangat

berperan dalam proses pemisahan zirkon dari


batuan sumbernya serta sistem aliran sungai
yang

memainkan

peran

penting

dalam

transportasi dan akumulasi pada cekungancekungan sedimen yang sesuai.

BAB II
PEMBAHASAN
a.

Mineral Zirkon (ZrSiO4)

Zirkon merupakan salah satu batuhias


(gemstone) dengan kekerasan 7,5, beraneka
warna

dan

berbentuk

kristal

tetragonal

prismatik; membuat mineral ini mempunyai


daya tarik tinggi. Mineral ini sering ditemukan
mengandung jejak unsur radioaktif di dalam
struktur kristalnya sehingga bersifat metamik
dan tidak stabil, akan menjadi stabil apabila
dipanaskan hingga suhu tertentu. Zirkon
dengan daya tahan tinggi terhadap pelapukan
dan abrasi biasanya membentuk konsentrasi
bernilai ekonomis di daerah-daerah pantai dan
gosong pasir yang terletak berkilo-kilometer
dari sumbernya.
Pada beberapa kasus, zirkon bersama
mineral-mineral berat lain seperti turmalin,
fluorit, rutil, dan anatase dapat terbentuk

dalam batuan sedimen dolomitan melalui


proses autogenik; sementara apabila berkaitan
dengan kelompok spesifik batuan beku dapat
berasosiasi dengan lingkungan pneumatolitik
dan

kadang-kadang

dengan

proses

paragenesis.
Mineral zirkon dapat ditemukan sebagai butirbutir kristal berukuran kecil di dalam sebagian
besar batuan beku dan beberapa batuan
metamorf, tersebar dalam jumlah jarang
melebihi 1% dari total massa batuan. Secara
umum konsentrasi mineral zirkon terbentuk
sebagai rombakan di dalam aluvium dan
sering berasosiasi dengan mineral berat lain
seperti ilmenit, monazit, rutil, dan xenotim.

b.

Endapan Placer
Cebakan mineral alochton
kumpulan

mineral

berat

dibentuk oleh
melalui

proses

sedimentasi, secara alamiah terpisah karena


gravitasi dan dibantu pergerakan media cair,
padat dan gas/udara. Kerapatan konsentrasi
mineral-mineral berat tersebut tergantung
kepada tingkat kebebasannya dari sumber,
berat

jenis,

ketahanan

kimiawi

hingga

lamanya pelapukan dan mekanisma. Dengan


nilai ekonomi yang dimilikinya para ahli
geologi menyebut endapan alochton tersebut
sebagai cebakan placer
Jenis cebakan ini telah terbentuk dalam
semua waktu geologi, tetapi kebanyakan pada
umur Tersier dan masa kini, sebagian besar

merupakan cadangan berukuran kecil dan


sering terkumpul dalam waktu singkat karena
tererosi. Kebanyakan cebakan berkadar rendah
tetapi dapat ditambang karena berupa partikel
bebas,

mudah

dikerjakan

dengan

tanpa

penghancuran; dimana pemisahannya dapat


menggunakan

alat semi-mobile dan

relatif

murah. Penambangannya biasanya dengan


cara pengerukan, yang merupakan metoda
penambangan termurah.
c.

Lingkungan Pengendapan Placer


Placer adalah jenis spesifik aluvium yang
dibentuk oleh proses sedimentasi selama
periode waktu panjang dan mengandung
konsentrasi pasir, kerikil, mineral-mineral
logam dan batu-batu hias. Lingkungan placer

dibedakan dari lingkungan sedimen lainnya


karena sangat dipengaruhi oleh sumber batuan
asal

dan

kondisi

geomorfologi

tempat

pengendapannya, antara lain:


Batuan sebagai sumber geologi, yang menentukan diendapkannya jenis-jenis mineral di
dalam placer.
Iklim dan kondisi kimiawi, merupakan gabungan penentu terjadinya tingkat dan bentuk
mineral-mineral

setelah

dibebaskan

dari

sumbernya.
Kondisi geometris dan batas permukaan, yang
mencerminkan kendala-kendala fisik pada saat
transportasi dan pengendapan.
Unsur-unsur perubahan lingkungan, yang
mengubah pola penyebaran mineral.

Sedimen pada lereng dan saluran di sekitar


hulu sungai telah tersingkap oleh kekuatan
subareal yang bersifat merusak hanya dalam
waktu singkat, oleh karena itu terdiri atas tipe
dan ukuran lanau dan koloida. Sementara
endapan

sedimen

pantai

biasanya

telah

mengalami perjalanan berjarak jauh dan


melalui banyak daur pelapukan dan erosi, sehingga partikel sedimen di dalamnya secara
garis
Mengingat

bahwa

Pulau

Kalimantan

merupakan bagian dari paparan benua dan


dianggap memiliki stabilitas wilayah untuk
terbentuknya lingkungan pengendapan placer
benua yang luas, maka perlu dipahami
bagaimana
tersebut.

proses
Berdasarkan

keterjadian
keterkaitan

endapan
placer

dengan

teknis

penambangannya,

eksplorasi
Macdonald

dan
(1983)

membagi lingkungan pengendapan placer


atas: benua, transisi dan laut; dimana yang
pertama terdiri atas sublingkungan eluvial,
koluvial, fluviatil, gurun, dan glacial.
Cebakan-cebakan placer berdasarkan
genesanya:
Placer

eluvial.

Partikel

mineral/bijih pembentuk jenis cebakan ini


diendapkan di atas lereng bukit suatu batuan
sumber. Di beberapa daerah ditemukan placer
eluvial dengan bahan-bahan pembentuknya
yang bernilai ekonomis terakumulasi pada
kantong-kantong (pockets) permukaan batuan
dasar.

Placer

residual. Partikel

mineral/bijih pembentuk cebakan terakumulasi


langsung di atas batuan sumbernya (contoh :
urat mengandung emas atau kasiterit) yang
telah mengalami pengrusakan/peng-hancuran
kimiawi dan terpisah dari bahan-bahan batuan
yang lebih ringan. Jenis cebakan ini hanya
terbentuk pada permukaan tanah yang hampir
rata, dimana didalamnya dapat juga ditemukan
mineral-mineral ringan yang tahan reaksi
kimia (misal : beryl).
-

Placer sungai atau aluvial. Jenis ini paling


penting

terutama

yang

berkaitan

dengan bijih emas yang umumnya berasosiasi


dengan bijih besi, dimana konfigurasi lapisan
dan berat jenis partikel mineral/bijih menjadi

faktor-faktor penting dalam pembentukannya.


Telah dikenal bahwa fraksi mineral berat
dalam cebakan ini berukuran lebih kecil
daripada fraksi mineral ringan, sehubungan :
Pertama, mineral berat pada batuan sumber
(beku dan malihan) terbentuk dalam ukuran
lebih kecil daripada mineral utama pembentuk
batuan.

Kedua,

pemilahan

dan

susunan

endapan sedimen dikendalikan oleh berat jenis


dan ukuran partikel (rasio hidraulik).
Placer pantai. Cebakan ini terbentuk
sepanjang

garis

pantai

oleh

pemusatan

gelombang dan arus air laut di sepanjang


pantai. Gelombang

melemparkan

partikel-

partikel pembentuk cebakan ke pantai dimana


air yang kembali membawa bahan-bahan
ringan untuk dipisahkan dari mineral berat.

Bertambah besar dan berat partikel akan


diendapkan/terkonsentrasi di pantai, kemudian
terakumulasi sebagai batas yang jelas dan
membentuk lapisan. Perlapisan menunjukkan
urutan terbalik dari ukuran dan berat partikel,
dimana lapisan dasar berukuran halus dan/
atau kaya akan mineral berat dan ke bagian
atas berangsur menjadi lebih kasar dan/atau
sedikit mengandung mineral berat. Placer
pantai (beach placer) terjadi pada kondisi
topografi berbeda yang disebabkan oleh
perubahan muka air laut, dimana zona
optimum pemisahan mineral berat berada pada
zona

pasang-surut

terbuka. Konsentrasi
mineral/bijih juga

dari

suatu

pantai
partikel

dimungkinkan

padaterrace hasil bentukan gelombang laut.

Mineral-mineral terpenting yang dikandung


jenis cebakan ini adalah : magnetit, ilmenit,
emas, kasiterit, intan, monazit, rutil, xenotim
dan zirkon.
Mineral yang terdapat dalam endapan
placer.

Suatu

cebakan

pasir besi selain

mengandung mineral-mineral bijih besi utama


tersebut dimungkinkan berasosiasi dengan
mineral-mineral

mengandung

Fe

lainnya

diantaranya : pirit (FeS2), markasit (FeS),


pirhotit (Fe1-xS), chamosit [Fe2Al2SiO5(OH)4],
ilmenit (FeTiO3), wolframit [(Fe,Mn)WO4],
kromit (FeCr2O4); atau juga mineral-mineral
non-Fe yang dapat memberikan nilai tambah
seperti : rutil (TiO2), kasiterit (SnO2), monasit
[Ce,La,Nd, Th(PO4, SiO4)], intan, emas (Au),

platinum

(Pt),

xenotim

(YPO4),

zirkon

(ZrSiO4) dan lain-lain.


KESIMPULAN
Proses terjadinya cebakan bahan galian
bijih besi berhubungan erat dengan adanya
peristiwa tektonik pra-mineralisasi. Akibat
peristiwa tektonik, terbentuklah struktur sesar,
struktur sesar ini merupakan zona lemah yang
memungkinkan terjadinya magmatisme, yaitu
intrusi magma menerobos batuan tua. Akibat
adanya kontak magmatik ini, terjadilah proses
rekristalisasi,

alterasi,

mineralisasi,

dan

penggantian (replacement) pada bagian kontak


magma dengan batuan yang diterobosnya.
Perubahan ini disebabkan karena adanya
panas dan bahan cair (fluida) yang berasal dari

aktivitas magma tersebut. Proses penerobosan


magma pada zona lemah ini hingga membeku
umumnya

disertai

metamorfosa.
melibatkan

Kontak
batuan

dengan

kontak

metamorfosa
samping

juga

sehingga

menimbulkan bahan cair (fluida) seperti cairan


magmatik dan metamorfik yang banyak
mengandung bijih.
DAFTAR PUSTAKA
Diunduh pada tanggal 2 November 2010 pada
tanggal 12:51
http://www.bgl.esdm.go.id/dmdocuments/jurn
al20070203.pdf
http://aiso.blog.friendster.com/all-aboutgeology/geologi/tinjauan-terhadap-mineralogi-

endapan-placer-pasir-besi-dan-kemungkinanasosiasi-mineral-ikutan-berharga
http://lpsipa.wordpress.com/2008/06/04/bijihbesi/

Anda mungkin juga menyukai