Anda di halaman 1dari 12

TugAS konsep Dasar Keperawatan

MENGAMATI BUDAYA KESEHATAN YANG ADA DI


BALI

Disusun oleh :
1. Rining nur hayati
2. Annisa rizky k
3. Asma faridha
4. Desi wijayanti

(p1337420114006)
(p1337420114011)
(p1337420114014)
(p1337420114020)
KELAS : 1-A1

PRODI DIII KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
Jl.Tirto Agung, Pedalangan, Banyumanik,Semarang Indonesia

T.A 2014/2015

Asuhan keperawatan pada Tn. Made Mangku Pastika dengan hipotensi di

RSUD
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Ruang
: anggrek 18 RSUD Tambon
Tanggal pengkajian
: 6 januari 2014
Jam
: 09.00 WIB
IDENTITAS KLIEN
Nama

: Made Mangku Pastika

Umur
: 65 thn
Jenis kelamin
: laki laki
Suku/bangsa
: Bali
Agama
: Hindu
Pekerjaan
: pengusaha
pendidikan
:Alamat
: kuta , Bali
Penanggung jawab
: 1. RIWAYAT KEPERAWATAN
Riwayat penyakit sekarang
a. Keluhan utama : lesu, berkunang-kunang, mudah pingsan. Tidak
mampu melakukan kegiatan berat
b. Riwayat sebelum sakit
Penyakit yang pernah diderita : hipotensi sejak 2 tahun yang
lalu, namun tidak pernah melakukan kontrol, berobat secara
tidak rutin. Jika sakit masih dianggap ringan berobat di
pengobatan alternatif (tabib).
Riwayat kesehatan keluarga.
Klien mengatakan sebelumnya keluarga klien tidak ada
yang menderita hipotensi
2. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Klien nampak hanya berbaring ditempat tidur
dengan kondisi yang lemas dan pucat dan pada tangan kanan
terpasang infus.
TTV : suhu 37 derajat celcius
N : 57 x permenit
Tekanan darah : 90 /60 mmhg
RR : 24 x permenit
B1.pernapasan :

hidung : tidak ada polip, tidak ada epistaktis, tidak ada hipersekresi
lendir
inspeksi : bentuk dada simetris, tidak ada letraksi dinding dada, pola
napas teratur
palpasi : tidak ada masa dan nyeri tekan, fokal fremitus (Normal)
tidak ada krepitasi
perkusi : sonor seluruh lapang paru
auskultasi : bunyi napas vesikuler tidak ada wheezhing dan ronchi.

B2. Kardiovaskuler
Tidak ada peningkatan vena jugularis, CRT > 3 det.
Terdengar bunyi jantung S1 dan S2
Tidak ada edema.

PERSYARAFAN
Kesadaran : composmentris, GCS : 15 E : 4 V : 6 M : 5
Kepala dan wajah : bentuk mesosepal tidak ada luka kepala
Mata : sclera putih dan konjungtiva anemis.

B4 Perkemihan
Sebelum sakit : BAK 4-5 kali sehari waktu tidak tentu, intake minum
6 gelas per hari
Setelah sakit : klien terpasang kateter, produksi urin 1500 ml/24 jam

Intake minum 700 ml/24 jam + infus RI , 20 TPM

B5 PENCERNAAN
Sebelum Sakit : BB : 57 kg

TB: 157cm

Frekuensi makan : 3x 1hari


Jenis: sayur, nasi, lauk pauk.
Setelah sakit

: BB :54 kg TB: 149cm

Frekuensi makan : 3x 1hari


Jenis makanan : makanan dari RS (bubur)
Mulut: Tidak ada stomatitis, lida bersih
Bibir

: tidak sianosis, mukosa kering

B.6 Tulang
Keluhan:

Klien mengeluh tidak mampu mengangkat beban lebih dari 3

kilo
Klien mengatakan hanya berbaring karena lemas tidak dapat
menopang tubuh

Psikososial

Klien mengatakan bila sakit memeriksakan diri ke doker

atau puskesas
Klien mendapat dukungan dari keluarga terbukti dengan

selalu ditunggui keluarga.


Pada saat dilakukan pengkajian orientasi klien baik dan
selalu menjawab pertanyaan dengan suara lirih.

Spiritual

Selama sakit klie tidak melakukan peribadahan namun

tetap berdoa untuk kesembuhan.


Klien meyakini penyakit yang diderita merupakan ujian
dari tuhan dan klien yakin dapat sembuh

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hambatan mobilitas fisik berdasarkan kelemahan
a. Aktifitas klien menurun
b. Ketidak seimbangan antara supla dan kebutuha O2
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri (sakit kepala ) pening, dan
berkunang-kunang.

C. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

PERENCANAAN
Waktu
21 April
2014
10.00

Diagnosa
Kekurangan
cairan
berhubungan
dengan intake
kurang di
tandai dengan
: mata

Tujuan
Kebutuhan intake
terpenuhi
KH : Tekanan
darah, nadi, suhu
tubuh dalam
batas normal
Tidak ada tanda-

Intervensi
Mandiri :
Minum air sedikit
demi sedikit
namun sering
Kolaborasi :
pemasangan infus

Rasional
Sehingga
kadar cairan di
dalam tubuh
terpenuhi dan
tidak terjadi
dehidrasi

Paraf

6
desembe
r 2014
10.00

konjungtiva
anemis,
tekanan darah
90/70 mmHg,
mukosa
kering
Hambatan
mobilitas
fisik
berdasarkan
kelemahan
ditandai
dengan rasa
pening pada
kepala
Sering
kunangkunang saat
beraktifitas

tanda dehidrasi

Tekanan darah
normal
KH:
Klien mempu
melakukan
aktifitas secara
normal

Pemberian
makanan yang
dapat menambah
darah

Rasa pening
lemas dan
kunangkunang
diakibatkan
oleh kurang
darah.

IMPLEMENTASI
WAKTU
22 April
2014
08.00

21 April
2014
11.00

DIAGNOSA
Kekurangan cairan
berhubungan dengan
intake kurang di
tandai dengan : mata
konjungtiva anemis,
tekanan darah 90/70
mmHg, mukosa
kering
Hambatan mobilitas
fisik berdasarkan
kelemahan
ditandai dengan rasa
pening pada kepala
Sering kunangkunang saat
beraktifitas

TINDAKAN
- Menghimbau
pasien untuk
minum air sedikit
demi sedikit
namun sering
Melakukan
kolaborasi untuk
pemasangan infus

RESPON
- Pasien bersedia
minum air sedikit
demi sedikit namun
sering
Terpasangan infus

Memberi makanan
yang banyak
mengandung zat
besi
Dagng-dagingan.

Pasien menolak
makan daging sapi
karena keyakinannya.

EVALUASI
Waktu

Diagnosa

SOAP

23 April 2014
08.00

Kekurangan cairan berhubungan


dengan intake kurang di tandai
dengan : mata konjungtiva anemis,
tekanan darah 90/70 mmHg, mukosa

S :Pasien mengatakan tidak lemas


lagi
O : Mukosa bibir tidak kering,
tekanan darah normal
A : Masalah teratasi
P : Pasien dianjurkan untuk minum
air min 2 L per hari

23 April 2014
08.00

Hambatan mobilitas fisik


berdasarkan kelemahan
ditandai dengan rasa pening pada
kepala
Sering kunang-kunang saat
beraktifitas

S : Pasien merasa lebih bisa mandiri


dalam kegiatan toileting.
O : kegiatan toileting tidak perlu
dibantu lagi
A : Masalah teratasi
P : Pasien dianjurkan untuk berlatih
tanpa alat bantu.

1. PENGKAJIAN
a. Faktor teknologi
- Persepsi sehat sakit menurut kebudayaan orang bali :
Manusia disebut sehat, apabila semua sistem dan unsur
pembentuk tubuh (panca maha bhuta) yang berhubungan

dengan aksara panca brahma ( sang, bang, tang, ang, ing)


serta cairan tubuhnya berada dalam keadaan seimbang dan
dapat berfungsi dengan baik. Sistem tubuh dikendalikan oleh
sistem humoral. Cairan humoral ini terdiri dari 3 unsur yang
disebut dengan tri dosha ( fatta=unsur udara, pitta=unsur api,
kapha= unsur air)
Tiga unsur tri dosha dalam praktek pengobatan oleh Balian
dan menurut agama hindu di Bali (siwa sidhanta), ida sang
hyang widhi atau bathara siwa (Tuhan) yang menciptakan
semua yang ada di jagad raya ini. Beliau pula yang
mengadakan penyakit dan obat.
-

Kebiasaan berobat atau cara mengatasi masalah kesehatan :


Masyarakat Bali menggunakan sistem pengobatan
ussada Bali yang bersandarka pada sistem pengobatan
Ayorveda dan naskah-naskah pengobatan kuno yang ada di
bali. Namun dewasa ini masyarakat Bali sudah mulai
menggunakan pengobatan medis untuk mengatasi masalah
kesehatannya. Namun beberapa masyarakat dibali
masihmenggunakan pegobatan tradisional mereka.

Alasan mencari bantuan kesehatan :


Untuk mengembalikan kondisi tubuh ke keadaan semula
yang produktif atau mencari kesembuhan. Karena jikalau
penyakit tidak apat ditangani dengan pengobatan tradisional
dari masyarakat itu sendiri, maka Masyarakat tersebut akan
beralih ke pengobtan medis.

Alasan klien memilih pengobatan alternatif :


Tenaga medis yang terlalu mahal, tenaga medis yang
kurng memadai, tidak mudah di jangkau,

Persepsi klien tentang penggunaan dan pemanfaatan


teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan saat ini :
Masyarakat Bali sangat memanfaatkan teknologi
internet untuk mencari tahu tentang penyakit. Bali
merupakan tempat pariwisata yang sebagian besar

pengunjungnya merupakan pelancong asal manca negara.


Tentulah teknologi diupayakan untuk memaksimalkan
pelayanan, salah satunya pada bidang kesehatan. Seperti
mobil ambulan yang siaga.
b. Faktor agama dan falsafah hidup
- Agama yag dianut :
Agama yang dianut pada masyarakat diBali mayoritas
adalah Hindu.

Cara pandang klien terhadap penyebab penyakit


Mayoritas masyarakat Bali masih mempercayai bahwa
penyebab penyakit itu datang dari dewa mereka, dan bahkan
mereka masih mempercayai bahwa penyakit menular atau
penyakit berbahaya lainnya itu datangnya dari kutukan sang
dewa.

Cara pengobatan dan kebiasaan agama yang berdampak


positif terhadap kesehatan
Agama Hindu selalu mengajarkan untuk
menggunakan bahan bahan yang ada dialam, agama
Hindu mengajarkan untuk memafaatkan bahan bahan
yang ada dialam untuk dijadikan obat yang berkhasiat
untuk menyembuhkan segala jenis penyakit.

c. Faktor sosial dan keterikatan keluarga


- Nama lengkap
: Made Mangku Pastika
- Nama panggilan
: Tika
- Umur dan tempat tanggal lahir : 63 thn, Bali 22 juni 1951
- Jenis kelamin
: Laki laki
- Status
: Sudah meikah
- Tipe keluarga
: -

Pengambilan keputusan dalam keluarga : pengambilan


keputusan dalam keluaga dilakukan oleh kepala keluarga, Tn.
Made selaku kepala keluarga selalu mengambil tindakan yang
bijaksana, karena kodisi yang kurang sehat maka pengambil
keputusan dalam keluarga diganti oleh sang istri.

Hubungan klien dengan kepala keluarga : klien adalah kepala


keluarga

d. Nilai nilai budaya dan gaya hidup


- Posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga
sebagai pemilik salah satu restaurant terkenal didaerah
kuta Bali.
-

Bahasa yang digunakan


Bahasa yang digunakan oleh klien adalah bahasa Bali.

Kebiasaan makan
Mesaiban, sebuah ritual kecil yang dilakukan setiap pagi
hari sehabis
ibu ibu selesai memasak didapur, kebiasaan ritual ini
dilakukan sebelum makan, kebiasaan ini dilakukan sebagai
wujud terima kasih atas apa yang telah dierikan dan
dikaruniakan-NYA, dan juga sebagai sajian kebhuta kala agar
somnya (tidak mengganggu). Kebiasaan tersebut selalu
dilakukan oleh keluarga klien.

Makanan yang dipantang dalam kondisi sakit


Makanan yang dipantang oleh klien pada saat
sedang sakit adalah hewan yang berkaki empat salah
satunya adalah sapi.

Persepsi sakit yang berkaitan dengan aktifitas sehari hari


Sakit berarti tidak dapat melakukan aktifitas produktif
seperti biasanya

Kebiasaan membersihkan diri


Ada salah satu kebiasaan membersihkan diri yang
dilakukan oleh
masyrakat bali terutama dilakukan oleh umat Hindu, yaitu
dengan cara mengikir gigi atau memotong gigi wanita atau
pria remaja. Upacara ini dianggap sakral wajib dilaksanakan oleh
umat hindu dibali. Tujuan dari upacara ini adalah sebagai lambang
untuk membersihkan 6 sifat buruk (sadripu) atau sifat sifat buta
kala (raksasa yang ada dalam diri manusia) . keluarga klien juga
masih menggunakan kebiasaan atau adat seperti itu.

e. Faktor kebijakan dan peraturan yang belaku


- Peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan jam
berkunjung
Pihak rumah sakit tempat klien dirawat memberlakukan
jam besuk pada pukul 07.00 pagi sampai pukul 11.00
siang lalu boleh membesuk lagi pada jam 17.00 sore
sampai jam 20.00 malam.
-

Jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu


Pihak rumah sakit tempat klien dirawat hanya
memperbolehkan keluarga klien menunggu maksimal 2
orang dari anggotakeluarga terdekat.

Cara pembayaran untuk klien yang dirawat


Semua klien yang dirawat bisa membayar cash atau
bisa membayar dengan menggunakan kartu debit.

f. Faktor ekonomi
- Pekerjaan klien
Pekerjaan klien adalah sebagai pengusaha restoran.
- Sumber biaya pengobatan
Sumber biaya didapat dari asuransi yang dipunyai oleh
-

klien.
Tabungan yang dimiliki oleh keluarga

Klien memiliki tabungan pribadi, istri serta anaknya


-

memiliki tabungan pribadi masing masing.


Biaya dari sumber lain misalnnya asuransi
Klien memiliki asuransi pribadi, anak serta istrinya pun
memiliki asuransi pribadi.
Penggantian biaya dari kantor atau patungan antara anggota
keluarga
Tidak ada penggantian biaya dari kantor atau patungan
antara anggota keluarga.

g. Tingkat pendidika klien


- Jenis pendidikan
Pendidikan terakhir klien adalah S1 menejemen
-

keuangan.
Serta kemampuan untuk belajar secara aktif madiri tentang
pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali
Klien mempunyai tekad yang kuat untuk sembuh dari
pemyakitnya dan juga aka menghindari segala sesuatu
yang dapat memicu timbulnya penyakit yang diderita,
misalnya untuk tidak ceroboh dalam memilih makanan
yang beliau konsumsi.

Anda mungkin juga menyukai