Anda di halaman 1dari 10

Daftar Candi Hindu di Indonesia Beserta Penjelasannya

1. Candi Prambanan Sleman, Yogyakarta

Candi Prambanan. (ensiklopediaindonesia.com)


Candi Prambanan adalah candi hindu yang cukup terkenal baik di dalam negeri
maupun luar negeri. Bisa dikatakan bahwa Candi Prambanan adalah candi hindu
terbesar di Asia Tenggara. Candi peninggalan kerajaan Mataram Hindu ini berada di
Prambanan, Yogyakarta. Menurut penelitian dari ahli sejarah dan arkeolog, Candi
Prambanan dibangun sekitar abad ke-9 masehi.
Fungsi utamanya sebagai tempat pemujaan terhadap dewa Siwa. Informasi tersebut
di dapat dari prasasti Siwagraha dalam bahasa sansekerta yang artinya rumah
Siwa. Selain itu, di bagian Garbagraha atau bagian utama candi terdapat patung
Siwa Mahadewa setinggi 3 meter.
Candi prambanan juga memiliki kisah legenda yang cukup terkenal, yakni Roro
Jonggrang. Kisah tersebut bercerita tentang bandung Bondowoso yang berniat
mempersunting Roro Jonggrang. Lamaran tersebut ditolak Roro Jonggrang dengan
halus, caranya dengan meminta syarat yang berat, sehingga dia tidak bisa
diperisteri Bandung Bondowoso. Roro Jonggrang meminta dibangunkan 1000 candi
dalam semalam, dan Bandung Bondowoso menyanggupinya.
Seluruh kesaktiannya dikerahkan, sehingga 1000 candi hampir selesai sebelum
fajar. Tetapi Roro Jonggrang menggunakan akalnya untuk membuat suasana seperti
fajar. Lamaran tersebut batal, karena saking marahnya, Bandung Bondowoso
mengutuk Roro Jonggrang menjadi bagian dari Candi Prambanan. Ada yang
menyebutkan bahwa patung Dewi Dhurga yang ada di Candi Prambanan adalah
perwujudan dari Roro Jonggrang. Itulah sebabnya, Candi Prambanan Juga dikenal
sebagai Candi Roro Jonggrang.

2. Candi Cetho Karanganyar, Jawa Tengah

Candi Cetho. (commons.wikimedia.org)


Candi Cetho adalah candi hindu yang berad di Karanganyar, Jawa Tengah. Lokasinya
tepat berada di bagian barat pegunungan Lawu 1400 meter dari permukaan laut.
Candi hindu ini dibangun sekitar abad ke-15 masehi atau pada saat zaman
Majapahit akhir. Pada awalnya candi ini terkubur diantara tanah dan reruntuhan.
Maka dilakukanlah upaya penggalian dan rekonstruksi terhadap Candi Cetho.
Program tersebut pertama kali dimulai pada tahun 1928, dimana proses penggalian
dan rekonstruksi dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda melalui Dinas Purbakala
Hindia Belanda. Hal tersebut tertuang dalam tulisan Van de Vlies ada tahun 1842
dan dipertegas oleh penelitian A.J. Bernet Kempers. Setelah proses penggalian dan
rekonstruksi, ditemukan beberapa fakta menarik tentang Candi Cetho.
Pertama, usia Candi Cetho hampir sama denga usia dari Candi Sukuh yang brada di
dusun Cetho, desa Gumeng, Karanganyar. Kedua, Candi Cetho dibangun dengan
konsep candi berundak yang terdiri dari 9 undakan. Ketiga, candi ini memiliki
gapura berjenis gapura bentar diantara jalan masuk candi, disana juga terdapat
sepasang arca penjaga di kanan kiri. Keempat, terdapat dua aras/halaman candi,
dimana aras pertama berfungsi untuk pelataran candi dan aras kedua adalah
tempat petilasan leluhur masyarakat Cetho, yakni Ki Ageng Krincingwesi.
3. Candi Sukuh Karanganyar, Jawa Tengah

Candi Sukuh. (jogjapetualang.com)


Candi Sukuh letaknya tidak jauh dari lokasi berdirinya Candi Cetho. Karena
lokasinya masih berada di dusun Cetho, desa Gumeng, Karanganyar. Ara eneliti dan
arkeolog seakat bahwa Candi Sukuh juga merupakan candi peninggalan hindu di
Indonesia. Salah satu ciri yang bisa membuktikannya adalah adanya tempat
pemujaan berupa Lingga dan Yoni. Menurut para ahli, keduanya mempunyai simbol
yang mengarah pada simbol-simbol seksualitas.
Selain dari itu, berdasarkan penelitian, ditemukan beberapa fakta tentang Candi
Sukuh. Pertama, candi ini merupakan candi terkecil di Jwa Tengah. Ukuran luas

kompleksnya juga tergolong sempit dan bentuk candinya kecil. Kedua, bentuk dan
arsitekturnya sederhana dengan model bangunan yang cenderung lebih mirip
dengan kuil suku maya di Meksiko, suku inca di Peru dan piramida di mesir.
Sehingga Candi sukuh termasuk dalam candi hindu di indonesia yang mempunyai
arsitektur unik.

4. Candi Dieng Wonosobo, Jawa Tengah

Candi Dieng. (jogjapetualang.com)


Candi Dieng juga termasuk candi hindu yang berada di daerah dataran tinggi. Candi
ini berada di derah dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah. Menurut enelitian, Candi
dieng dibangun ada masa kerajaan Mataram Hindu dengan ciri terdapat arca Dewa
Siwa, Dewa Wisnu, Agatsya dan juga Ganesha. Dieng sendiri diambil dari bahasa
sansekerta yaitu Dihyang yang artinya adalah tempat arwah para leluhur.
Dalam area candi Dieng, terdapat beberapa kompleks candi. Salah satu keunikan
dari kompleks-kompleks candi tersebut ada pada penamaannya. Nama-nama yang
digunakan berasal dari nama tokoh-tokoh wayang purwa dalam cerita Mahabarata.
Ada candi Arjuna, candi Gatotkaca, candi Dwarawati, candi Bima, candi Semar,
candi Sembadra, candi Srikandi dan juga candi Puntadewa.
Nama tersebut adalah nama pemberian masyrakat sekitar setelah candi tersebut
tidak lagi digunakan untuk ritual keagamaan. Jadi tidak ada hubungannya dengan
bentuk bangunan atau sejarah lainnya dibalik nama-nama tersebut. Hingga saat ini
keadaan candi tersebut masih dalam kondisi baik dan beberapa kali masih
digunakan sebagai objek enelitian oleh sejarawan dan arkeolog.
5. Candi Gedong Songo Semarang, Jawa Tengah

Candi Gedong Songo. (ngenesgilak.wordpress.com)

Candi Gedong Songo terletak di desa Candi, kecamatan Ambarawa, Semarang, Jawa
Tengah. Candi ini termasuk candi hindu yang dibangaun sekitar abad ke-9 masehi
pada zaman Mataram Hindu, tepatnya pada periode Wangsa Sailendra. Candi
Gedong Songo pertama kali ditemukan oleh thomas Stamford Raffles pada tahun
1840. Ketika itu ia sedang melakukan penelitian di gunung Ungaran, Ambarawa
1200 meter di atas permukaan laut. Hasilnya, di temukanlah kompleks Candi
Gedong Songo dengan jumlah candi sebanyak 9 buah.
Sehingga penamaan Gedong Songo diambil dari jumlahnya tersebut. Gedong
artinya bangunan dan Songo artinya sembilan, jadi Gedong Songo adalah bangunan
(candi) yang berjumlah sembilan. Tidak hanya itu saja, penelitian tersebut
menghasilkan beberapa fakta menarik seputar candi hindu di Indonesia ini.
Pertama, Candi Gedong Songo mempunyai banyak kesamaan dengan Candi Dieng
di Wonosobo. Kedua, Candi Gedong Songo merupakan kompleks candi untuk
pemujaan terhadap tiga dewa Hindu. Hal tersebut dapat dilihat dari aksen
bangunan candi yang mengandung unsur pemujaan terhadap Brahma, Wisnu dan
Siwa.
6. Candi Penataran Blitar, Jawa Timur

Candi Penataran. (ngenesgilak.wordpress.com)


Candi Penataran termasuk salah satu candi hindu di Indonesia yang berada di Jawa
Timur. Candi ini berada di desa Penataran, kecamatan Nglegok Blitar, tepatnya di
daerah gunung Kelud 450 meter di atas permukaan laut. Candi Penataran
merupakan candi hindu berjenis Siwaistik, atau candi pemujaan untuk dewa Siwa
saja. Hal tersebut terlihat dari jenis arsitektur dan juga aksen yang terdapat pada
beberapa bagian candi.
Selain itu ada beberapa fakta yang menarik dari Candi Penataran. Pertama, candi ini
awalanya tidak bernama Candi Penataran, melainkan Candi Palah. Informasi
tersebut didapat dari prasasti yang ada di bagian candi. Namun karena berada di
desa Penataran, maka disebutlah sebagai Candi Penataran. Kedua, candi Penataran
merupakan kompleks candi terbesar dan termegah di Jawa Timur.
Berdasarkan prasasti yang sama, ditemukan juga satu fakta tentang usia Candi
Penataran. Candi ini memiliki usia sekitar 1200 tahun. Artinya, Candi Penataran ini
dibangun pada masa raja Srengga dari kerajaan Kediri. Bahkan pada masa raja
Wirakramawardhana di era Majapahit sekitar 1415 masehi, candi ini masih
dipergunakan untuk pemujaan terhadap Dewa Siwa.
7. Candi Kidal Malang, Jawa Timur

Candi Kidal. (travel.grivy.com)


Candi Kidal merupakan candi hindu peningglan kerajaan Singosari yang berada di
Malang, Jawa Timur. Berbeda dengan candi pada umumnya, Candi Kidal tidak
dibangun untuk pemujaan dewa semata. Tetapi pembangunan candi ini lebih
kepada penghormatan terhadap raja Anusapati, raja kedua kerajaan Singosari.
Sebab ada zaman raja Anusapati, Singosari sempat merengkuh kejayaan dan
kemakmuran selama 20 tahun. Kekuasaannya berakahir setelah Anusapati dibunuh
oleh Panji Tohjaya saat kudeta perebutan kerajaan Singosari.
Hal tersebut sering dikaitan dengan kutukan dari Mpu Gandring pada Anusapati.
Bahwa tepat setelah puncak kejayaannya, Anusapati akan meninggal. Kutukan
tersebut benar-benar terbukti dan menjadi legenda yang abadi. Candi ini dibangun
sekitar 1248 masehi atau sudah berumur sekitar 768 tahun. Karena usianya yang
sudah cukup tua, Candi Kidal dipugar untuk perawatan pada tahun 1990 yang lalu.
Hingga saat ini belum dilakukan pemugaran lagi terhadap candi hindu di Indonesia
ini.

8. Candi Pringapus Temanggung, Jawa Timur

Candi Pringapus. (dkputri.wordpress.com)


Candi Pringapus terletak di desa Pringapus, kecamatan Ngadirejo, Temanggung,
Jawa Tengah. Lokasinya cukup jauh dari pusat kota Temanggung, yakni 22 km ke
arah barat. Candi ini termasuk candi beraliran hindu Siwaistik atau candi hindu yang
digunakan untuk pemujaan terhadap Dewa Siwa saja. Ciri-ciri tersebut dapat dilihat
dari beberapa bagian dari Candi Pringapus. Selain itu penyataan tersebut juga
tertuang dalam isi prasasti yang ada di areal candi.
Sedangkan dari relief yang ada di dinding candi, ditemukan juga beberapa fakta
tentang Candi Pringapus. Dimana candi hindu di Indonesia ini dibangun berdasarkan

replika gunung Mahameru. Seperti yang kita ketahui, mahameru adalah gunung
yang dipercaya sebagai tempat berdiam para Dewa. Tandanya adalah adanya aksen
hiasan antefik dan juga relief hapsara hapsari yang merupakan perwujudan dari
manusia setengah dewa.

9. Candi Cangkuang Garut, Jawa Barat

Candi Cakuang. (catatantraveling.web.id)


Candi Cangkuang merupakan candi hindu pertama dan satu-satunya yang berada di
tatar sunda. Candi ini berada tepat di daerah Kampung Pulo, Cangkuang, Leles,
Garut, Jawa Barat. Persisnya di sebelah makam Mbah DalemArief Muhammad yang
merupakan leluhur sekaligus sesepuh islam di dusun Kampung Pulo, desa
Cangkuang. Cangkuang sendiri adalah nama dari sebuah daun yang sering
digunakan masyarakat sekitar. Biasanya digunakan untuk membuat tikar, tudung
atau pembungkus.
Candi ini pertama kali ditemukan di tahun 1966-1968 oleh tim peneliti Harsoyo dan
Uka Tjandrasasmita. Penelitian ini didasarkan pada tulisan Vorderman dalam buku
Notulen Bataviaasch Genotschap yang terbit tahun 1893. Dari enelitian tersebut
ditemukan adanya arca Siwa di bagian tengah reruntuhan candi. Itu artinya candi
tersebut meruakan candi hindu dari sekte Siwaistik, atau pemuja Dewa Siwa. Saat
digali, hanya terdapat sekitar 40% batuan candi asli, sehingga diutuskan untuk
dilakukan pemugaran dan rekonstruksi candi.
Pemugaran terhadap candi dilakukan pada tahun 1974-1975. Setelah itu barulah
dilakukan rekonstruksi yang dimulai pada tahun 1976, dimana rekonstruksi
menggunakan 40% batu asli candi dan sisanya dilngkapi dengan semen, koral, pasir
dan besi. Setelah direkonstruksi, bangunan Candi Cangkuang berdiri kokoh di atas
pondasi seluas 4,5 x 4,5 meter dengan tinggi pondasi sekitar 30 cm. Menurut
kesimpulan peneliti, Candi Cangkuang berdiri sejak abad 8 masehi pada masa
Purnawarman dari Tarumanegara dan awal kerajaan Pajajaran.
10. Candi Arca Gupolo Sleman, Yogyakarta

Candi Arca Gupolo. (ancientmataram.wordpress.com)

Candi Arca Gupolo merupakan candi hindu yang terdiri dari kumpulan 7 buah arca.
Arca-arca tersebut memiliki ciri yang sama dengan arca hindu kebanyakan. Salah
satunya adalah arca agastya yang berukuran 2 meter. Meski terlihat sudah rusak
namun gambar trisulanya masih terlihat. Seperti yang sudah diketahui, trisula
adalak ciri khas Dewa Siwa. Selain itu terdapat juga arca-arca dewa hindu yang
dibuat dalam posisi duduk bersila.
Candi Arca Gupolo yang berada di kelurahan Sambirejo, kecamatan Prambanan,
Yogyakarta ini memiliki sumur mata air jernih didekatnya. Sumur tersebut tidak
pernah kering meski saat musim kemarau panjang. Sehingga airnya digunakan
penduduk sekitar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ada sebuah kisah
legenda yang menyebutkan bahwa nama Gupolo adalah nama patih dari raja Ratu
Boko. Ratu Boko (Candi Ratu Boko) sendiri adalah ayah dari dewi Roro Jonggrang
(Candi Prambanan). Jadi masih ada hubungan antara ketiga candi hindu tersebut.
11. Candi Gunung Sari Magelang, Jawa Tengah

Candi Gunung Sari. (jejakkakirani.blogspot.com)


Candi Gunung Sari merupakan candi hindu di indonesia yang beraliran Siwaistik.
Jadi cand ini melakukan pemujaan terhadap dewa Siwa saja. Candi Gunung Sari
sendiri berada di dataran tinggi, teatnya di Gunung Wukir, desa Gulon, kecamatan
Salam, Magelang, Jawa Tengah. Selain candi tersebut, disana juga ditemukan
prasasti Canggal yang isisnya bercerita tentang latarbelakang candi tersebut.
Diantaranya adalah usia candi tersebut yang jauh lebih tua dari Candi Gunung
Wukir yang ada di dekatnya.
12. Candi Gunung Wukir Magelang, Jawa Tengah

Candi Gunung Wukir. (wardanamandira.blogspot.com)


Candi Gunung Wukir merupakan candi hindu yang masih berlokasi sama dengan
Candi Gunung Sari. Candi ini memiliki usia lebih muda dari candi sari, namun
kondisinya tidak begitu bagus. Banyak reruntuhan yang tidak terekonstruksi secara
sempurna. Diperkirakan ada banyak bagian yang hilang dari Candi Gunung Wukir
ini. Jika dilihat dari reruntuhannya, kompleks candi ini memiliki luas 50m x 50m.
Berdasarkan jenis batuan yang digunakan, yakni batu andesit, maka perkiraan umur
dari cand ini adalah 732 tahun. Diantara reruntuhan tua tersebut ditemukan juga
rasasti canggal, altar yoni, ptung lingga dan patung Andini (lembu betina).
13. Candi Asu Magelang, Jawa Tengah

Candi Asu. (id.wikipedia.org)


Candi Asu merupakan candi hindu di indonesia yang juga berada di Magelang,
tepatnya di kelurahan Sengi, kecamatan Dukun. Letak candi ini tidak jauh dari Candi
Ngawen, yakni hanya sekitar 11 km ke arah utara. Sedangkan disekitar candi Asu
juga terdapat candi hindu lainnya yakni Candi Pendem dan Candi Lumbung. Asal
muasal nama Asu sendiri berasal dari penamaan warga sekitar terhadap salah satu
patung yang berada di candi tersebut. Karena bentuknya sekilas seperti anjing
maka dinamakan asu. Padahal itu adalah patung Anandi yang merupakan lembu
betina tunggangan Dewa Siwa.
Sedangkan untuk penamaan Candi Lumbung karena dahulu kala, candi tersebut
dipercaya sebagai lumbung atau tempat menyimpan padi. Sehingga candi tersebut
dinamakan Candi Lumbung. Sedangkan untuk Candi Pendhem dilihat dari posisinya
yang terbenam ke dalam tanah. Maka warga sekitar sepakat menamakannya Candi
Pendhem. Ketiga candi tersebut menghada ke barat dengan masing-masing adalah
candi kecil. Letak dari candi tersebut adalah di bagian tepi sungai Pabean, dekat
lereng Merapi. Selain Candi Asu, di areal kompleks tersebut ditemukan juga dua
prasasti, yakni prasasti Sri Manggala I dan Sri Manggala II.
14. Candi Sambisari Sleman, Yogyakarta

Candi Sambisari. (rentalhiacedijogja.com)


Candi sambisari termasuk candi hindu di Indonesia yang tergolong unik. Betuk dari
candi yang berada di Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta ini berbentuk
seperti puzzle. Dimana bagian dar bangunannya menyerupai balok-balok bagian
batu yang tertimbun reruntuhan batu vulkanik akibat letusan gunung Merapi pada
abad ke-11. Keberadaan candi ini diketahui pertama kali pada tahun 1966 oleh
petani desa Sambisari. Letak dari batuan candi ini berada di kedalaman 6,5 meter
dari permukaan tanah. Sehingga saat itu dilakukan penggalian untuk menemukan
reruntuhan candi Sambisari.

Secara fisik, luas kompleks Candi Sambisari berukuran 50 m x 48 m. Pada bagian


luar candi dikelilingi oleh tembok batu berderet membentuk bidang kotak.
Kemudian di bagian tengahnya terdapat tiga candi perwara atau candi pendamping
dan satu candi utama. Di bagian dinding batu tersebut terdapat beberapa relief
berukirkan patung-patung bernuansa hidu. Di bagian utara ada patung Durga, di
bagian selatan ada patung Agastya, di bagian timur ada patung Ganesha,
sedangkan di bagian barat terdapat dua patung penjaga, yakni patung Mahakala
dan Nandiswara. Dibagian candi utama terdapat lingga dan yoni yang berukuran
cukup besar.
15. Candi Jago Malang, Jawa Timur

Candi Jago. (triptrus.com)


Candi Jago merupakan candi hindu yang berada di Tumpang, Malang, Jawa Timur.
Menurut penelitian, candi ini didirikan pada abad ke-13 masehi pada masa kerajaan
Songosari. Bagian atap dari candi ini rusak sebagian, konon kerusakan tersebut
diakibatkan oleh sambaran petir. Dalam dinding candi Jago terdapat dua cerita relief
yang menjadi dasar pendirian candi, yakni relief Kunjakarna dan Pancatantra.
Dimana kisah tersebut bercerita tentang kisah-kisah fabel, pencarian dewa dan juga
pernikahan Arjuna dengan Dewi Suparba.
Selain relief-relief, dibagian tengah candi terdaapt prasasti Arca Manjusri. Dimana
dalam isi prasasti tersebut diungkapkan tentang pembangunan candi tersebut.
Mulanya candi ini didirikan oleh Raja Kertanegara untuk memberi penghormatan
pada ayahnya Raja Wisnuwardana. Kemudian raja berikutnya, yakni Raja
Adityawarman meneruskan pembangunannya dengan menambahkan Arca Manjusri
di tengahnya. Di candi ini juga terdapat beberapa cerita tentang Budha,
kemungkinan ini adalah pengaruh dari agama budah yang merupakan agama baru
yang menyebar ke Singosari.

Candi Hindu di Indonesia yang Kurang Begitu Terkenal

16. Candi Kedulan (Kalasan-Yogyakarta)

17. Candi Kimpulan (Sleman-Yogyakarta)

18. Candi Barong (Prambanan-Yogyakarta)

19. Candi Ijo (Kalasan Yogyakarta)

20. Candi Gebang (Sleman-Yogyakarta)

21. Candi Jawi (Pasuruan-Jatim)

22. Candi Jago (Malang-Jatim)

23. Candi Singhasari (Malang-Jatim)

24. Candi Surawana (Kediri-Jatim)

25. Candi Brahu (Mojokerto-Jatim)

26. Candi Gentong (Mojokerto-Jatim)

27. Candi Bajang Ratu Majapahit (Mojokerto-Jatim)

28. Candi Tikus (Mojokerto-Jatim)

29. Candi Bojongmenje (Bandung-Jabar)

30. Candi Losari (Magelang-Jateng)

31. andi Liyangan (Temanggung-Jateng)

32. Candi Morangan (Sleman-Yogyakarta)

33. Candi Abang (Sleman-Yogyakarta)

Anda mungkin juga menyukai