Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

TRANSFORMATOR ARUS
IV.1

Pengukuran kualitas Isolasi


Selain media minyak atau isolasi kertas, SF6 juga digunakan
sebagai media isolasi pada CT. Untuk mengetahui kondisi isolasi, perlu
dilakukan pengujian kualitas isolasi SF6 yang terdiri dari pengujian tingkat
kemurnian gas (purity), kelembaban gas (dew point atau moisture content)
dan decomposition product. Pengujian kualitas gas pada CT belum umum
untuk dilakukan di PLN. Untuk mengetahui langkah yang paling optimum
untuk dilakukan pada CT berisolasi untuk sementara ini belum dapat
dijelaskan. Mengingat bahwa volum gas yang terdapat pada CT tidak
banyak. Namun untuk mengetahui kondisiawal, perlu dilakukan pengujian
kualitas gas.

IV.2

Pengujian Kualitas Minyak Isolasi


Berdasarkan standard IEC 60422 Mineral insulating oils in
electrical equipment supervision and maintenance guide , Trafo arus (CT)
masuk dalam kategori D(instrument/protection transformer >170 kV) dan
kategori E (instrument/protectiontransformer 170 kV). Pengujian
Kualitas minyak pada trafo instrument hanya dapat dilakukan pada trafo
instrument jenis nonhermetically sealed. Pengujian kualitas isolasi
dilakukan pada kondisi khusus, misalnya tujuan investigasi atau jika
deperlukan yaitu jika ditemukan anomali pada CT. Pengambilan sample
dilakukan dengan berkonsultasi terlebih dahulu dengan manufacturer atau
mengacu pada manual instruction dari pabrikan masing-masing CT.
Pengujian kualitas minyak isolasi CT sesuai standard IEC 60422
meliputi:

20

A. Pengujian Break Down Voltage (BDV)


Pengujian tegangan tembus dilakukan untuk mengetahui
kemampuan minyak isolasi dalam menahan stress tegangan. Pengujian
ini dapat menjadi indikasi keberadaan kontaminan seperti kadar air
dan partikel. Rendahnya nilai tegangan tembus dapat mengindikasikan
keberadaan salah satu kontaminan tersebut, dan tingginya tegangan
tembus belum tentu juga mengindikasikan bebasnya minyak dari
semua jenis kontaminan.
B. Pengujian Water Content
Pengujian kadar air untuk mengetahui seberapa besar kadar air
yang terlarut/terkandung di minyak. Menurut standar IEC 60422 perlu
dilakukan koreksi hasil pengujian kadar air terhadap suhu 20 oC yaitu
dengan mengalikan hasil pengujian dengan faktor koreksi f.
Dimana :

f 2,24e0,04ts
Ket:
f= faktor koreksi
ts = Suhu minyak pada waktu diambil (sampling)
C. Pengujian Acidity
Minyak yang rusak akibat teroksidasi akan menghasilkan
senyawa asam yang akan menurunkan kualitas isolasi kertas pada
trafo arus. Asam ini juga dapat menjadi penyebab proses korosi pada
tembaga dan bagian trafo yang terbuat dari bahan metal.
D. Pengujian Dielectric Disspation Factor
Pengujian ini bertujuan mengukur arus bocor melalui minyak
isolasi, yang secara tidak langsung mengukur seberapa besar
pengotoran atau pemburukan yang terjadi.

21

E. Pengujian Interfacial Tension


Pengujian IFT antara minyak dengan air dimaksudkan untuk
mengetahui keberadaan polar contaminant yang larut dan hasil proses
pemburukan.
Karakteristik dari IFT akan mengalami penurunan nilai yang
sangat drastis seiring tingginya tingkat penuaan pada minyak isolasi.
IFT juga dapat mengindikasi masalah pada minyak isolasi terhadap
material isolasi lainnya.
F. Pengujian Dissolved Gas Analysis (DGA)
Pengujian Dissolved Gas Analysis (DGA) adalah merupakan
suatu tool diagnosa untuk mendeteksi dan mengevaluasi gangguan
pada peralatan tenaga listrik dengan cara mengukur beberapa
kandungan gas di dalam minyak isolasi meliputi gas: Nitrogen (N2),
Oxygen (O2), Hydrogen (H2), Carbon monoxide(CO), Carbon
dioxide (CO2), Methane (CH4), Ethane (C2H6), Ethylene (C2H4) dan
Acetylene (C2H2). Mengacu pada standard IEC 60599 Mineral
oilimpragnatedelectrical equipment in service-Guide to interpretation
of Dissolvedand free gas analysis, kelainan dalam peralatan trafo
instrument dapat dideteksi dengan menggunakan DGA. Dalam
pelaksanaannya, pengujian ini dilakukan pada kondisi khusus,
misalnya untuk tujuan investigasi, yaitu jika ditemukan kelainan atau
anomali pada CT.
IV.3

Tahanan Tanah
Pengukuran besarnya tahanan pentanahan menggunakan alat uji
tahanan pentanahan. Nilai tahanan pentanahan mempengaruhi keamanan
personil terhadap bahaya tegangan sentuh.

22

IV.4

Ratio
Pengukuran ratio bertujuan untuk membandingkan nilai ratio hasil
pengukuran dengan nilai pada name plate.

Gambar IV.1 Pengujian Ratio dengan Metode Tegangan


Pada sisi sekunder diinjeksikan tegangan yang sesuai, dibawah tegangan
saturasi (kneevoltage) dan pada sisi primer diukur tegangan menggunakan
volt meter skala rendah dengan impedansi tinggi (20 000 /V atau lebih).
Ratio

belitan

mendekati

sama

dengan

ratio

tegangan

yaitu

membandingkan tegangan di sisi primer dengan tegangan disisi sekunder.

Gambar IV.2 Pengujian Ratio dengan Metode Arus


Pengujian ini menggunakan alat uji injeksi arus (high current test
injection), dilakukandengan mengatur catu daya pada alat uji sesuai
dengan nilai yang diinginkan serta mencatat arus pada sisi sekunder kedua
CT. rasio dari CT adalah sama dengan rasio dari CT referensi yang

23

dikalikan rasio antara arus sisi sekunder CT referensi dengan arus sisi
sekunder CT yang diuji, seperti persamaan:

NT : Rasio CT yang diuji


NR : Rasio CT referensi
IR : Arus CT referensi
IT : Arus CT yang diuji (~ nominal)
IV.5

Pengujian Eksitasi atau Vknee


Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui karakteristik
eksitasi dari trafo arus. Karakteristik eksitasi adalah suatu grafik yang
menggambarkan hubungan antara aru seksitasi dan tegangan rms yang
diterapkan pada sisi sekunder CT dalam kondisi sisi primer open circuit.
Dalam kurva karakteristik eksitasi dapat diketahui tegangan knee dari
suatu CT maka dapat dipastikan bahwa CT tidak mengalami kejenuhan
saat arus primer sama dengan arus hubung singkat tertinggi.

Gambar IV.3 Rangkaian Pengujian Eksitasi


IV.6

Shutdown Treatment
Shutdown Treatment adalah pekerjaan untuk memperbaiki anomali
yang ditemukan padasaat In Service Inspection/ measurement atau
menindaklanjuti Shutdown Testing/Measurement.

24

IV.7

In Service Measurement
IV.7.1 Thermovisi Klem dan Konduktor
Data tambahan yang diperlukan untuk evaluasi hasil
thermovisi adalah: beban saat pengukuran dan beban tertinggi yang
pernah dicapai (dalam Ampere). Selanjutnya dihitung selisih (T
akhir) antara suhu konduktor dan klem dengan mengunakan rumus
berikut:
(I max/I beban)2 x T awal
dimana:

I max : Beban tertinggi yang pernah dicapai


I beban : Beban saat pengukuran
T awal : Selisih suhu konduktor dan klem CT
IV.7.2 Thermovisi Isolator dan Housing CT
Thermovisi yang pada isolator atau housing CT dilakukan
dengan cara membandingkan temperatur yang diperoleh dari hasil
thermografi CT phasa R,S dan T. Untuk memininalkan kesalahan
dalam menentukan temperatur objek yang sedang diamati,
thermovisi sebaiknya dilakukan bersamaan pada dua atau 3 objek
dalam hal ini CT untuk 2 phasa atau 3 phasa sekaligus. Pelaksanaan
pengukuran dilaksanakan minimal 1 bulan sekali untuk peralatan
yang beroperasi pada tegangan 150 kV dan minimal 2 mingguan
untuk peralatan yang beroperasi pada tegangan > 150 kV. Untuk
kondisi tertentu, periode pengukuran dapat dilakukan sesuai
kebutuhan.
IV.8

Shutdown Testing/ Measurement


IV.8.1 Tahanan Isolasi
Standar: VDE Batasan yang digunakan: 1MOhm per 1 kV (phasaphasa)

25

Tabel 3-4 Evaluasi dan Rekomendasi Pengujian Tahanan


Isolasi
No

Hasil Uji

Keterangan

> 1MOhm/1kV

Good

< 1MOhm/1kV

Poor

Rekomendasi

Lakukan pengujian
lebih lanjut

IV.8.2 Tan Delta


Untuk membantu pelaksanaan evaluasi hasil pengujian, sebaiknya
nilai tangen delta dan kapasitansi hasil pengujian di pabrik
dicantumkan pada name plate. Namun jika tidak tersedia maka
batasan hasil pengukuran nilai tangen delta pada CT dapat
menggunakan referensi.

26

Anda mungkin juga menyukai