KIMIA ANORGANIK I
PERCOBAAN I
KIMIA MANGAN
NAMA
: ELISA SUPRAPTINI
NIM
: J1B114012
KELOMPOK
: IV (EMPAT)
ASISTEN
PERCOBAAN I
KIMIA MANGAN
I.
TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan kimia mangan adalah memepelajari pembuatan
senyawa mangan (VI), mangan (III) dan sifat-sifatnya.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Mangan adalah logam yang kurang tahan korosi dibandingkan
kromium, karena oksidanya tidak melindungi. Unsur ini dapat dibuat dari
oksida MnO2 yang terurai. Ion mangan yang stabil dalam basa, ialah MnO2
yang ditambahkan KOH dan dioksidasi dengan O2 atau KNO3 yang
menghasilkan manganat (MnO42-). Konfigusai elektron mangan adalah [Ar]
3d5 4s2. Dengan menggunakan elektron 4s dan kemudian ke 5 elektron 3d
yang tidak berpasangan, mangan mempunyai bilangan oksidasi antara +2
sampai +7. Reaksi yang penting dalam senyawa mangan adalah reaksi
oksidasi-reduksi. Kalium permanganat (KMnO4) merupakan zat pengoksida
yang penting. Untuk analisis kimia digunakan pada larutan asam, dimana
senyawa tersebut direduksi menjadi Mn2+ (Cotton & Wikinson, 1989).
Mangan relatif melimpah dan terdapat dalam banyak deposit, terutama
oksida, oksida hidrat, atau karbonat. Logam dapat diperoleh daripadanya,
atau dari Mn3O4 yang didapat dengan memenggangnya, melalui reduksi
dengan aluminium. Mangan cukup elektropositif, dan mudah melarut dalam
asam bukan pengoksidasinya Kegunaan mangan yang paling penting adalah
dalam produksi baja, dan untuk keperluan ini biasanya digunakan logam
campuran besi-mangan yaitu fero mangan. Feromangan diproduksi dengan
mereduksi campuran besi dan oksida mangan dengan karbon. Biji mangan
yang utama adalah pirolusit (MnO2)
MnO2 + Fe2O3 + 5C
Mn + 2Fe + 5CO(g)
Feromangan
(Petrucci, 1987).
Pada produksi baja, Mn berpartisipasi pada pemurnian besi melalui
reaksi dengan belerang. Fungsi yang lain adalah untuk meningkatkan
Mangan (VI) hanya dikenal sebagai ion mangant MnO 42- yang benar-benar
hijau. Ini terbtnuk pada oksidasi MnO2 dalam KOH leleh dnegan KNO3 atau
udara. Ion manganat hanya stabil dalam larutan yang amat basa. Dalam
larutan asam, netral, atau sedikit basa, ia mudah terdisposporsionasi (Syukri,
1999).
Mangan (VII) paling banyak dikenal dalam bentuk garam dari ion
permanganat. KMNO4 diproduksi melalui oksidasi elektrolitik larutan basa
K2MnO4. Ionnya memiliki warna lembayung yang tajam, dan garam
kristalnya hampir tampak hitam (Daintith, 1994). Mangan merupakan unsur
transisi rapuh, kelabu, sumber utamanya adalah pirolusit (MnO 2) dan
rodokrosit (MnCO3). Logam ini dapat diekstraksi melalui reduksi oksida
menggunakan magnesium (proses kroll) atau aluminium (proses goldscmidt).
Sring kali bijih mangan dicampur dengan bijih besi dan direduksi dalam
tungku listrik menghasilkan feromangan yang digunakan sebagaialoy baja.
Unsur ini sangat elektropositif, bereaksi dengan air dan asam encer
menghasilkan hidrogen. Mangan bergabung dengan oksigen nitrogen, dan
unsur logam lain bila dipanaskan. Garam mangan mengandung unsur dengan
bilangan oksidasi + 2 dan + 3. Garam mangan (II) adalah yang lebih tinggi,
seperti mangan (IV) oksida dan garam mangan (VI) serta manganat (VII).
Unsur ini ditemukan oleh Scheele pada tahun 1774 (Daintith, 1994).
Tingkat oksidasi tertinggi bagi mangan sesuai dengan jumlah total
elektron 3d dan 4s, tetapi hanya terjadi dalam senyawa nokso MnO4-, Mn2O7,
dan MnO3F. Senyawaan-senyawaan ini menunjukkan beberapa kemiripan
dengan senyawaan halogen yang stabil. Mangan relative melimpah, dan
terdapat dalam banyak deposit, terutama oksida, oksidahidrat, atau karbonat.
Logam dapat diperoleh daripadanya, atau dari Mn3O4 yang didapat dengan
memang gangnya, melalui reduksi dengan Al. Mangan cuku pelektro positif,
dan mudah melarut dalam asam bukan pengoksidasi (Cotton, 1989).
Senyawa kompleks transisi telah banyak dipelajari sebagai katalis dalam
beberapa reaksi organik. Sifat- sifat kimia yang dimiliki logam pusat akan
memberikan pengaruh pada reaktivitas senyawa kompleks tersebut. Logam
transisi dan senyawanya dapat berfungsi sebagai katalis dikarenakan memiliki
kemampuan mengubah tingkat oksidasi dan dapat mengadsopsi substsansi yang
lain pada permukaan logam dan mengaktivasi substansi tersebut selama proses
berlangsung. Pada umumnya hampir semua logam transisi dapat digunakan
sebagai katalis karena logam transisi kaya akan elektron dan memiliki elektron
tidak berpasangan sehingga mudah berikatan dengan atom lain (Sari, 2013).
III.
IV.
PROSEDUR KERJA
Pembuatan Senyawa Mangan (VI)
A.
5 mL
ditambahkan.
3. Mangan (IV) oksida ke dalam masing-masing tabung sedikit demi
sedikit ditambahkan dan dikocok selama 2 menit.
4. Ke tabung reaksi lain yang bersih disaring dan dipindahkan.
5. H2SO4 5 ml encer pada tabung 2 ditambahkan.
6. Perubahan encer yang terjadi diamati.
B.
V.
Langkah Kerja
Hasil Pengamatan
1.
Tabung I :
0,5 mL KMnO4 0,01 M + 5 ml
Tabung II :
0,5 mL KMnO4 0,01 M + 5 ml
Disaring
4.
encer.
Langkah Kerja
Pembuataan senyawa mangan (III)
Hasil Pengamatan
Bening
Bening
cokelat tua
3.
4.
Dimasukkan ke dalam 50 mL
aquades
B. PEMBAHASAN
a.
2MnO4- + 2e-
pembuatan
Eo= -0,56 V
MnO2 + 2H2O
Eo= +2,26
mangan
(VI)
dalam
larutan
basa
2MnO4- + 2e-
Eo= -0,56 V
MnO2 + 4OH -
Eo= +0,59 V
Eo= +0,03 V
endapan
dibagian
bawahnya
menjadi
berwarna
coklat.
Apabila
ditambahkan air warna larutan akan menjadi coklat muda yang keruh tanpa
adanya endapan.
Dengan menggunakan potensial elektroda, maka dapat ditentukan
apakah senyawa mangan (III) dapat dibuat dengan mereaksikan mangan
(II) dan mangan (IV) dalam larutan asam:
Anoda : Mn3+ +2H2O
Katoda: Mn3+ + e-
Mn2+
2Mn3+ + 2H2O
Eo= +1,51 V
Eo= +0,56V
Mn(OH)3 + e-
Eo= -0,10 V
Katoda: 2H2O+MnO2 + e-
Mn(OH)3+OH -
Eo= +0,95 V
2 Mn(OH)3
Eo= +0,85 V
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan :
1.
2.
3.
DAFTAR PUSTAKA
Cotton and Wikinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. UI- Press, Jakarta.
Daintith, John, BSc, PhD. 1994. Kamus Lengkap Kimia. Erlangga. Jakarta.
Petrucci, Ralph H.1987. Alih Bahasa Suminar Ahmadi, Kimia Dasar Prinsip dan
Terapan Modern, Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Sari, FN, N. Syukri. Zulhadjri. 2013. Penentuan Kondisi Optimum Aktivitas Katalitik
Mangan(II) yang Digrafting Pada Silika Modifikasi. No. 2303-3401. Vol 2
(1).
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 3. Penerbit ITB. Bandung.