Anda di halaman 1dari 8

Home

Daftar Isi

Privacy Policy

Contact Us

RSS :

Posts

Comments

Email

Home

Public Health

Gizi Masyarakat

Midwifery

Kesling

Nursing

Type and h

Written on 14/03/2013 at 11:16 am by kesmas


Public Health Home Epidemiologi Penyakit Diare

Epidemiologi Penyakit Diare

Filed under Public Health {no comments}

Faktor Penjamu dan Lingkungan pada


Penyakit Diare
Penyakit diare sering kali dikaitkan dengan status kesehatan lingkungan. Diare juga identik
dengan jamban. Data dan studi epidemiologi memang kuat menghubungkan fakta tersebut.
Penyakit diare merupakan salah satu masalah kesehatan di negara berkembang, terutama di
Indonesia baik di perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit diare bersifat endemis juga sering
muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan diikuti korban yang tidak sedikit. Untuk
mengatasi penyakit diare dalam masyarakat baik tata laksana kasus maupun untuk
pencegahannya sudah cukup dikuasai. Akan tetapi permasalahan tentang penyakit diare
masih merupakan masalah yang relatif besar (Suraatmaja, 2010).
Angka kesakitan diare sekitar 200-400 kejadian di antara 1000 penduduk setiap tahunnya.
Dengan demikian di Indonesia dapat ditemukan sekitar 60 juta kejadian setiap tahunnya,
sebagian besar (70-80%) dari penderita ini adalah Anak di bawah Lima Tahun (BALITA).
Sebagian dari penderita (1- 2%) akan jatuh ke dalam dehidrasi dan kalau tidak segera
ditolong 50- 60% di antaranya dapat meninggal. Kelompok ini setiap tahunnya mengalami
kejadian lebih dari satu kejadian diare.
Pengertian Diare, adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi
lebih dari biasanya (>3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair),
dengan/tanpa darah dan/atau lendir. Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara
berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk
tinja yang encer atau cair. Menurut WHO (2006) diare adalah keluarnya tinja yang lunak atau
cair dengan frekuensi 3x atau lebih perhari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja,
atau bila ibu merasakan adanya perubahan konsistensi dan frekuensi buang air besar pada
anaknya. Jadi diare adalah keluarnya tinja yang lunak atau cair pada balita umur 6 bulan
sampai 5 tahun dengan frekuensi lebih dari biasanya atau lebih dari 3 kali dalam sehari
dengan atau tan pa darah atau lendir dalam tinja.
Sampai saat ini penyakit diare merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian,
khususnya pada bayi dan balita di Indonesia. Pemerintah telah menerapkan berbagai strategi
pemberantasan dan pengendalian penyakit diare ini. Beberapa dasar pelaksanaan
pemberantasan penyakit ini antara lain :
1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1216/MENKES/SK/XI/2001
tentang Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesi No.HK.03.0 1/160/1/2010 tentang
Rencana Strategi Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014,
Beberapa point dari peraturan diatas antara lain ditargetkan Case Fatality Rate (CFR) diare
pada saat Kejadian Luar Biasa (KLB) kurang dari 1 dan jumlah kasus diare sebanyak 285 per
1000 penduduk.

Beberapa perilaku menyebabkan penyebaran kuman enterik dan dapat meningkatkan resiko
terjadinya diare, antara lain tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pada pertama
kehidupan, menggunakan botol susu, menyimpan makanan masak pada suhu kamar,
menggunakan air minum yang tercemar, tidak mencuci tangan dengan sabun sesudah buang
air besar atau sesudah membuang tinja anak atau sebelum makan atau menyuapi anak, dan
tidak membuang tinja dengan benar.
Sementara faktor penjamu, dapat meningkatkan insiden, beberapa penyakit dan lamanya
diare. Faktor-faktor tersebut adalah tidak memberikan ASI sampai umur 2 tahun, kurang gizi,
campak, dan secara proposional diare lebih banyak terjadi pada golongan balita.
Sedangkan berdasarkan faktor lingkungan, penyakit diare merupakan salah satu penyakit
yang berbasis lingkungan. Dua faktor yang dominan, yaitu sarana air bersih dan pembuangan
tinja. Kedua faktor ini akan berinteraksi dengan perilaku manusia. Apabila faktor lingkungan
tidak sehat karena tercemar kuman diare serta berakumulasi dengan perilaku yang tidak sehat
pula, yaitu melalui makanan dan minuman, maka dapat menimbulkan penyakit diare
(Sudaryat, 2010).
Referrence, antara lain : Sudaryat, S., 2010, Gastroenterologi Anak Lab/SMF Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas UNUD; Depkes RI. 2009. Buku Pedoman Pengendalian Penyakit
Diare; Depkes RI. 2010, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
HK.03.01/160/I/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010; Depkes
RI. 2001, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor1
216/Menkes/SK/X1/2001 tentang Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare; Depkes RI. 2008,
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 852/Menkes/SK/IX/2009 tentang
Strategi Nasional Total Berbasis Masyarakat

Artikel Terkait Epidemiologi Penyakit Diare

Gejala dan Pencegahan Diare

Penularan Penyakit Diare

Sanitasi dan Diare

Teori Perilaku Kesehatan

Masalah Kesehatan Serius Yang Ditimbulkan Penyakit Tb Paru

Penyelenggaraan SKD KLB Gizi Buruk

Incoming Search Terms:

epidemiologi diare

Epidemiologi penyakit diare

Diare menurut WHO

angka kejadian diare di indonesia tahun 2013

makalah epidemiologi diare

makalah diare pdf

Angka kejadian diare di indonesia

klb diare

diare di indonesia

epidemiologi diare di indonesia

jurnal kesehatan tentang diare

klasifikasi diare menurut who

cara penanganan kasus diare secara public health

contoh surveilans epidemiologi diare

penggolongan penyakit diare

Next post Previous post


kesmas tagged this post with: dasar hukum diare, definisi diare, faktor lingkungan diare,
faktor penjamu diare, klasifikasi diare, lingkungan dan diare, pengendalian diare Read 352
articles by kesmas

Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Name *

Email *

Website

Comment

Recent Posts

Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini

Mencegah Infeksi Nosokomial

Limbah Cair B3 Sarana Kesehatan

Pengelolaan Limbah TPM

Dampak Kesehatan Cacing Cambuk

Demam Berdarah dan Sanitasi Lingkungan

Kesling dan Sanitasi Riskesdas 2010

Riskesdas 2010 Bidang Sanitasi

Penyebab Keracunan Makanan

Tahapan dan Perilaku Bayi dalam IMD

Free Update Kesmas Disini


Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Pencarian Topik

pesyaratan bakteriologis untuk air bersih rumah sakit

standar kualitas ruang

makalah penyebab kerusakan bahan makanan karena kimiai fisika dan kimia

jenis-jenis pelayanan posyandu

Pil antimalaria

parameter yang diukur dalam analisis limbah

jumlah ibu yang meninggal saat hamil dan bersalin menurut WHO

aturan minum obat kina

jenjang fungsional perawat

makalah filariasis kaki gajah

New Mobile Info

PH-Corner

Centers for Disease Control and Prevention

Environmental Health

Environmental ProtectionAgency

Sanitation Inspection

Stay Public Health

World Health Organization

Recent Comments

Kegiatan Posyandu Anggrek III Desa Cieundeur | Desa Cieundeur on Sejarah


Kesehatan Masyarakat

Mira on Praktek Pencegahan Pada APN

zaki on Definisi Bahan Tambahan Makanan

Kegiatan Posyandu Anggrek III Desa Cieundeur | Desa Cieundeur on KISSMe dalam
Koordinasi

Puskesmas Muarafajar Surveilans Epidemiologi DBD on Sejarah Kesehatan


Masyarakat

Sexy Article

Syarat Sehat Makanan Jajanan


Pengertian Kesehatan Lingkungan

Pencemaran Detergen Sumur Gali

Syarat Fisik Sumur Gali

Sejarah Kesehatan Masyarakat

Surveilans Epidemiologi Kematian Ibu

Pencarian Terbaru Hari Ini


pengertian posyandu, pengertian penyakit kwasiorkor, cara uji derjat keasaman ph, golongan
perawat profesi, pengertian standar asuhan keperawatan, Kewaspadaan universal untuk
mencegah infeksi nosokomial, kriteria rumah sehat menurut depkes, Baku mutu air pada
sumber air, persyaratan ruang dapur, therapy obat penyakit malaria
Theme SWIFT by Satish Gandham, a product of SwiftThemes.Com
Copyright 2011 The Indonesian Public Health Portal | Entries (RSS) and Comments (RSS)
powered by WordPress [Back to top ]
Update Kesmas Lainclose

Monday, 03/02/2014 12:05 AM


Mencegah Infeksi Nosokomial

Sunday, 02/02/2014 12:05 PM


Limbah Cair B3 Sarana Kesehatan

Switch to our mobile site

Anda mungkin juga menyukai