Skenario 1
Skenario 1
KELOMPOK 6
G1A112081
G1A112077
Nurfazillah
G1A112073
R.M Andriyan
G1A112076
Riyan Irawan
G1A112070
G1A112057
G1A112060
Skenario 1
Dokter Noni adalah dokter yang baru saja diangkat menjadi kepala puskesmas dalam
Kabupaten/Kota X. Dia ingin memajukan puskesmasnya dengan menerapkan fungsi-fungsi
manajemen pelayanan kesehatan. Dengan kepemimpinannya menjalankan sistem kesehatan
nasional dan standar pelayanan minimal. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan
mengatasi masalah gizi masyarakat. Untuk meningkatkan cakupan programnya, dokter Noni
juga menggiatkan program promosi dan perilaku kesehatan.
Klarifikasi Istilah
1. Puskesmas
2. Manajemen
dan
pengawasan
yang
program kesehatan.
: suatu tatanan yang menghimpun berbagai
upaya bangsa Indonesia secara terpadu dan
saling mendukung, guna menjamin derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai
6. Promosi Kesehatan
secara minimal.
: Strategi inti untuk pengembangan kesehatan
yang
merupakan
suatu
proses
yang
berkembang
dan
berkesinambungan
pada
masyarakat.
: Proses mempengaruhi atau memberi contoh
oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam
upaya mencapai tujuan organisasi.
Identifikasi Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
Analisis Masalah
1. Apa tujuan dan fungsi puskesmas?
Jawab :
Tujuan dan fungsi puskesmas menurut UU No. 75 th 2014
a. Tujuan Puskesmas
Pasal 2
(1) Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang:
di daerah yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan yang sudah ada. Disamping
itu penggerakan peran serta masyarakat untuk mengelola Posyandu dan membina dasa
wisma akan dapat menunjang jangkauan pelayanan kesehatan.(1)
Ruang lingkup Puskesmas
- Kecamatan
- Kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografis
-
dan
infrastruktur
wilayah kerja.
2. penggalangan kerjasama tim secara lintas sektor.(1)
Penyelenggaraan
Langkah langkah kegiatan :
1. Kaji ulang rencana yang telah disusun terutama jadwal, target, lokasi
wilayah kerja dan rincian tugas penanggung jawab dan pelaksana.
2. Susun jadwal kegiatan bulanan untuk tiap petugas sesuai dengan rencana
pelaksanaan yang telah disusun. ( merata dan terbagi habis )
3. Dalam penyelenggaraan kegiatan perhatikan :
azas penyelenggaraan puskesmas
standar dan pedoman pelayanan puskesmas
kendali mutu
kendali biaya
Pemantauan
a. Melakukan telaah penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai
1. telaah internal :
- data dari simpus
- wadah : lokakarya mini bulanan puskesmas.
- hasilnya : kinerja puskesmas , masalah dan hambatan
2. telaah eksternal :
- triwulanan
- lintas sektor
- lokakarya mini triwulanan puskesmas secara lintas sektor.
b. Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dg
pencapaian kinerja serta masalah dan hambatan yang ditemukan dari hasil
telaah bulanan puskesmas.
Penilaian
Dilakukan pada akhir tahun anggaran
Melakukan penilaian penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai
dibandingakan dengan rencana tahunan dan standar pelayanan. ( evaluasi
kinerja puskesmas )
Menyusun saran peningkatan untuk rencana tahun berikutnya.(1)
3. PENGAWASAN , PERTANGGUNGJAWABAN
1. Pengawasan :
internal dan eksternal
aspek : administratif, keuangan dan teknis pelayanan.
ada penyimpangan perlu pembinaan
2. Pertanggungjawaban
Akhir tahun anggaran membuat laporan tahunan mencakup : pelaksanaan
kegiatan serta hasilnya dan penggunaan sumberdaya termasuk keuangan.
4. Apa landasan dan tujuan Sistim Kesehatan Nasional (SKN)?
Jawab :
Landasan Sistim Kesehatan Nasional (SKN)
1. Landasan Idiil, yaitu Pancasila
2. Landasan Konstitusional, yaitu UUD 1945, khususnya:
Pasal 28 A, setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya;
Pasal 28 H ayat (1), setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan dan ayat (3), setiap orang berhak atas jaminan
sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermartabat;
Pasal 34 ayat (2), Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat
dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan dan ayat (3), Negara bertanggung jawab atas penyediaan
fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak;
Pasal 28 B ayat (2), setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang;
Pasal 28 C ayat (1), setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya
dan demi kesejahteraan umat manusia.(3)
3. Landasan Operasional, meliputi seluruh ketentuan peraturan perundangan yang
berkaitan dengan penyelenggaraan SKN dan pembangunan kesehatan. Beberapa
peraturan perundangan tersebut terdapat dalam Lampiran-1 dari RPJP-K Tahun 20052025. (3)
2.
3.
bersifat privat, kecuali pembiayaan untuk masyarakat miskin dan tidak mampu
menjadi tanggung jawab pemerintah. Pembiayaan pelayanan kesehatan perorangan
diselenggarakan melalui jaminan pemeliharaan kesehatan dengan mekanisme asuransi
sosial yang pada waktunya diharapkan akan mencapai universal health coverage
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial.
4.
5.
6.
7.
b. Proses dalam SKN meliputi subsistem upaya kesehatan, subsistem penelitian dan
pengembangan kesehatan, subsistem pemberdayaan masyarakat, dan subsistem
manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan;
c. Keluaran dari SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan yang berhasil
guna dan berdaya guna, bermutu, merata, dan berkeadilan;
d. Lingkungan SKN meliputi berbagai keadaan yang menyangkut ideologi, politik,
ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan
baik nasional, regional maupun global, dan tingkat fisik/alam yang berdampak
terhadap pembangunan kesehatan. Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional merupakan
landasan bagi penyelenggaraan SKN.
Penyelenggaraan SKN memerlukan penerapan prinsip koordinasi, integrasi,
sinkronisasi, dan sinergisme yang dinamis, baik antar pelaku, antar subsistem SKN,
maupun dengan sistem serta subsistem lain di luar SKN.
Pengelolaan
kesehatan
mencakup
kegiatan
perencanaan,
pengaturan,
dayanya
secara
sistematis,
berjenjang,
transparan,
akuntabel,
dan
Penetapan SKN;
Untuk memperoleh kepastian hukum yang mengikat semua pihak, SKN perlu
ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berbagai materi
SKN yang terpilih dapat digunakan untuk penyusunan dan penetapan peraturan
perundang-undangan pada tingkat kebijakan strategis, kebijakan manajerial, dan
kebijakan teknis operasional.\
serta
memfasilitasi
sosialisasi
dan
advokasi
penyelenggaraan
diselenggarakan
sesuai
dengan
asas
desentralisasi
yang
secara
berjenjang
dan
berkelanjutan
dengan
kompetensi kebidanan
Cakupan pelayanan ibu nifas
Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani
Cakupan kunjungan bayi
Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
Cakupan pelayanan anak balita
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan
keluarga miskin
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
Cakupan peserta KB aktif
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit :
Acute Flacid Paralysis (AFP)
Penumonia pada balita
Penemuan pasien baru TB BTA aktif
Penderita DBD
Diare
n. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin.(4)
j.
k.
l.
m.
II.
III.
IV.
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus
yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta
lingkungan. Secara rinci perilaku kesehatan mencakup :
1. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit
2. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan
3. Perilaku terhadap makanan
4. Perilaku terhadap lingkungan sehat.
9. Apa saja strategi promosi kesehatan?
Jawab :
Strategi dasar utama Promosi Kesehatan adalah:
a. Pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menumbuhkan dan meningkatkan
pengetahuan, kemauan dan kemampuan indivisu, keluarga dan masyarakat untuk
mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, menciptakan lingkungan sehat
serta berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya kesehatan.
b. Bina Suasana
Bina suasana adalah upaya menciptakan suasana atau lingkungan sosial yang
mendorong indivisu, keluarga dan masyarakat untuk mencegah penyakit dan
meningkatkan kesehatannya serta menciptakan lingkungan sehat dan berperan
aktid dalam setiap upaya penyelenggaraan kesehatan.
c. Advokasi
Advokasi merupakan upaya atau proses yang terencana untuk mendapatkan
komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (tokoh-tokoh masyarakat
informal dan formal) agar masyarakat di lingkungan puskesmas berdaya untuk
mencegah serta meningkatkan kesehatannya serta menciptakan lingkungan sehat.
Dalam upaya memberdayakan indivisu, keluarga dan masyarakat, puskesmas
membutuhkan dukungan dari pihak-pihak lain sehingga advokasi perlu dilakukan.
d. Kemitraan
Dalam pemberdayaan, bina suasana dan advokasi, prinsip-prinsip kemitraan harus
ditegakkan. Kemitraan dikembangkan antara pertugas kesehatan puskesmas
dengan
sasarannya
(para
pasien
atau
pihak
lain)
dalam
pelaksanaan
Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan
atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak,
elektronik (TV, radio, komputer, dll) dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat
meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya kearah
positif terhadap kesehatannya (DEPKES RI, 2006).
Adapun tujuan media promosi kesehatan diantaranya (Notoatmodjo, 2005):
1. Media dapat mempermudah penyampaian informasi.
2. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.
3. Dapat memperjelas informasi
4. Media dapat mempermudah pengertian.
5. Mengurangi komunikasi yang verbalistik
6. Dapat menampilkan obyek yang tidak bisa ditangkap dengan mata.
7. Memperlancar komunikasi.(5)
Jenis Media Promosi Kesehatan
Berdasarkan bentuk umum penggunaan (Notoatmodjo, 2005)
Bahan bacaan: Modul, buku rujukan/bacaan, folder, leaflet, majalah, buletin, dan
sebagainya.
Bahan peragaan: Poster tunggal, poster seri, plipchart, tranparan, slide, film, dan
seterusnya.
Media cetak, yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media
cetak pada umumnya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam
tata warna. Fungsi utama media cetak ini adalah memberi informasi dan menghibur.
Adapun macam-macamnya adalah poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar, lembar
balik, sticker, dan pamflet.
Kelebihan media cetak diantaranya: Tahan lama, Mencakup banyak orang, Biaya
tidak tinggi, Tidak perlu listrik, Dapat dibawa ke mana-mana, Dapat mengungkit rasa
keindahan, Meningkatkan gairah belajar,
Kelemahan media cetak yaitu: Media ini tidak dapat menstimulir efek suara dan
efek gerak, dan Mudah terlipat (Notoatmodjo, 2005)
Media elektronika yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar
dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika. Adapun macammacam media tersebut adalah TV, radio, film, video film, cassete, CD, VCD.
Kelebihan
media
elektronika
diantaranya:
Sudah
dikenal
masyarakat,
Mengikutsertakan semua panca indra, Lebih mudah dipahami, Lebih menarik karena
ada suara dan gambar bergerak, Bertatap muka, Penyajian dapat dikendalikan,
Jangkauan relatif lebih besar, Sebagai alat diskusi dan dapat diulang-ulang.
Kelemahan media elektronika diantaranya: Biaya lebih tinggi, Sedikit rumit, Perlu
listrik, Perlu alat canggih untuk produksinya, Perlu persiapan matang, Peralatan selalu
berkembang dan berubah. Perlu keterampilan penyimpanan, Perlu terampil dalam
pengoperasian (Notoatmodjo, 2005).
Media luar ruang yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar ruang secara
umum melalui media cetak dan elektronika secara statis, misalnya: Papan reklame
yaitu poster dalam ukuran besar yang dapat dilihat secara umum di perjalanan,
spanduk yaitu suatu pesan dalam bentuk tulisan dan disertai gambar yang dibuat di
atas secarik kain dengan ukuran tergantung kebutuhan dan dipasang di suatu tempat
yang strategi agar dapat dilihat oleh semua orang, pameran, banner dan TV layar lebar
(DEPKES RI, 2006).
Kelebihan media luar ruang diantaranya: Sebagai informasi umum dan hiburan,
Mengikutsertakan semua panca indra, Lebih mudah dipahami, Lebih menarik karena
ada suara dan gambar bergerak, Bertatap muka, Penyajian dapat dikendalikan,
Jangkauan relatif lebih besar, Dapat menjadi tempat bertanya lebih detail, Dapat
menggunakan semua panca indra secara langsung, dan lain-lain.
Kelemahan media luar ruang diantaranya: Biaya lebih tinggi, Sedikit rumit, Ada
yang memerlukan listrik, Ada yang memerlukan alat canggih untuk produksinya,
Perlu persiapan matang, Peralatan selalu berkembang dan berubah, Perlu
keterampilan penyimpanan, Perlu keterampil dalam pengoperasian (DEPKES RI,
2006).
pendidik yang aktif. Misalnya: ceramah, film, leaflet, booklet, poster dan siaran radio.
b.
Metode Sokratif
Metode ini dilakukan secara dua arah. Dengan metode ini, kemungkinan antara
pendidik dan peserta didik bersikap aktif dan kreatif. Misalnya: diskusi kelompok,
debat, panel, forum, seminar, bermain peran, curah pendapat, demonstrasi, studi
kasus, lokakarya dan penugasan perorangan.
Metode Promosi Kesehatan dapat digolongkan berdasarkan Teknik Komunikasi,
Sasaran yang dicapai dan Indera penerima dari sasaran promosi. Metode
berdasarkan tekhnik komunikasi:
a.
Metode Penyuluhan Langsung
Dalam hal ini para penyuluh langsung berhadapan atau bertatap muka dengan
sasaran. Termasuk disini antara lain: kunjungan rumah, pertemuan diskusi, pertemuan
di balai desa pertemuan di posyandu, dll.
b.
Metode Penyuluhan Tidak Langsung
Dalam hal ini para penyuluh tidak langsung berhadapan secara tatap muka
dengan sasaran, tetapi ia menyampaikan pesannya dengan
perantara media.
Contohnya, publikasi dalam bentuk media cetak, melalui pertunjukkan film dan
sebagainya berdasarkan jumlah sasaran yang dicapai.
Berdasarkan jumlah sasarannya dibagi menjadi 3 (Menurut Notoatmodjo, 1993
dan WHO, 1992):
a.
Metode
Pendidikan
Individual
(Perorangan)
Metode yang bersifat individual digunakan untuk membina perilaku baru atau
membina seseorang yang mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi.
Setiap orang memiliki masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan
penerimaan atau perilaku baru tersebut. Bentuk pendekatannya :
1) Bimbingan dan penyuluhan (Guidence and counceling)
Perubahan perilaku terjadi karena adanya kontak yang intensif antara klien
dengan petugas dan setiap masalahnya dapat diteliti dan dibantu
penyelesainnya.
2) Wawancara (interview)
berpikir
kritis,
mengekspresikan
pendapatnya
secara
bebas,
Metode pendengaran. Dalam hal ini pesan diterima oleh sasaran melalui indera
pendengar, umpamanya : Penyuluhan lewat radio, Pidato, Ceramah, dll
Metode kombinasi. Dalam hal ini termasuk : Demonstrasi cara (dilihat, didengar,
dicium, diraba dan dicoba)
PAP sejalan bahkan serupa dengan metode PRA. Metode ini diadopsi dari 2 sumber
yaitu Field Book WSLIC dan Partisipatory Analysis Techniques DFID. Metode PAP terdiri
atas 4 langkah yaitu:
a. Menemukan masalah
Langkah ini dimaksudkan agar masyarakat mengidentifikasi kondisi, situasi
dan masalah sosial di sekitar masyarakat setempat.
b. Menemu Kenali Potensi
Potensi yang dimiliki masyarakat ini merupakan sistem sumber yang dapat
dikelola
secara
optimal
guna
mengatasi
permasalahan
sosial
maupun
merupakan
metode
pembelajaran
partisipatif
dalam
membangun
untuk
memberdayakan
masyarakat
dalam
mengelola
air
dan
tertentu
dan
data
lainnya
yang
berhubungan
dengan
gizi.
Mind Mapping
Definisi
Puskesmas
Satuan penunjang
Pelayanan
Kesehatan
danManajemen
wilayah kerja
kesehatan
Promotif
Rehabilitatif
Kuratif
Preventif
Strategi
Media
Metode
DAFTAR PUSTAKA