Disusun oleh:
KELOMPOK I
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt, karena atas segala rahmat
dan hidayah-nya, sehinggga dapat di selesaikan makalah yang berjudul POLA
PANGAN HARAPAN tepat pada waktunya sebagai suatu tugas mata kuliah
biokimia. Tidak lupa pula penulis ucapapkan rasa terima kasih kepada dosen
bidang study dan teman-teman yang telah ikut dalam membantu menyelesaikan
makalah yang sederhana ini.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan
dalam penyusunan makalah ini, oleh karenanya penulis mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi perbaikan kedepan.
Akhirnya harapan dari penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua untuk kemajuan ilmu pengetahuan di bidang pertanian dan dapat pula
membangkit semangat dalam berkarya yang lebih baik untuk masa yang akan
datang, terima kasih kepada semuanya semoga Allah SWT selalu melimpahkan
rahmadNya kepada kita.
Kendari 2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Undang Undang Nomor 7 tahun 1996, pengertian pangan adalah
segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah
maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi
manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan
lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan
makanan atau minuman. Sedangkan Pola Pangan Harapan adalah susunan
beragam pangan atau kelompok pangan yang didasarkan atas sumbangan
energinya, baik secara absolut maupun relatif terhadap total energi baik dalam
hal ketersediaan maupun onsumsi pangan , yang mampu mencukupi kebutuhan
dengan mempertimbangkan aspek-aspek sosial, ekonomi, budaya, agama dan
cita rasa ( Depkes RI, 2005)
Pola Pangan Harapan mencerminkan susunan konsumsi pangan anjuran untuk
hidup sehat, aktif, dan produktif. Berdasarkan skor pangan dari sembilan bahan
pangan. Ketersediaan pangan sepanjang waktu dalam jumlah yang cukup dan
harga terjangkau sangat menentukan tingkat konsumsi pangan ditingkat rumah
tangga. selanjutnya pola konsumsi pangan rumah tangga akan berpengaruh
pada konsumsi pangan ( Depkes RI, 2005)
Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga komposisi pangan masyarakat
sesuai dengan anjuran hidup sehat dan produktif. Sehingga dengan
mengupayakan Pola Pangan Harapan yang baik diharapkan dapat terwujud
ketahanan pangan di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah pengertian dari Pola Pangan Harapan?
Apa saja kegunaan dari Pola Pangan Harapan?
Apa saja tujuan dari Pola Pangan Harapan?Bagaimana pengelompokkan
bahan pangan Pola Pangan Harapan
Bagaimana Perhitungannya?
Bagaimana bentuk peneraan dari Pola Pangan Harapan?
1.3 Tujuan Penulisan
Mengetahui pengertian dari Pola Pangan Harapan
Mengetahui kegunaan dari Pola Pangan Harapan
Mengetahui tujuan dari Pola Pangan Harapan
Mengetahui susunan Pola Pangan Harapan Nasional dan Perhitungannya
Mengetahui bentuk penerapan dari Pola Pangan Harapan
BAB II
PEMBAHASAN
sepanjang waktu, dalam jumlah yang cukup dan hanya terjangkau sangat
menentukan tingkat konsumsi pangan di tingkat rumah tangga.
Selanjutnya pola konsumsi pangan rumah tangga akan berpengaruh pada
komposisi konsumsi pangan (Depkes RI , 2010).
Pola pangan masyarakat yang mengacu pada Pola Pangan Harapan
dijadikan
sebagai
tolok
ukur
keberhasilan
pelaksanaan
program
juga
merupakan
solusi
untuk
mengatasi
ketergantungan
usaha
dilakukan,
pangan
antara
dan
lain:
meningkatkan
melalui
kesejahteraan
penetapan
kaidah
peningkatan ketersediaan dan akses benih dan bibit tanaman, ternak, dan
ikan; pengoptimalan pemanfaatan lahan termasuk lahan pekarangan;
penguatan usaha mikro, kecil dan menengah di bidang pangan; serta
pengembangan industri pangan yang berbasis pangan lokal.
Untuk implentasinya, telah dikeluarkan Peraturan Presiden
(Perpres) Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal.
Menjadi acuan bagi Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam melakukan
perencanaan, penyelenggaraan, evaluasi, dan pengendalian kegiatan
percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya
lokal. Di tingkat provinsi, kebijakan tersebut telah ditindaklanjuti melalui
surat edaran atau Peraturan Gubernur (Pergub), dan di tingkat
kabupaten/kota ditindaklanjuti dengan surat edaran atau Peraturan
Bupati/Walikota (Perbup/Perwalikota).
Sebagai bentuk keberlanjutan program Percepatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan (P2KP) Berbasis Sumber Daya Lokal tahun 2010, pada
tahun 2013 program P2KP diimplementasikan melalui kegiatan: 1.
Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui konsep Kawasan Rumah
Pangan Lestari (KRPL); 2. Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal
(MP3L); 3. Sosialisasi dan Promosi P2KP.
Melalui tiga kegiatan besar ini diharapkan dapat meningkatkan mutu
konsumsi pangan masyarakat untuk membentuk pola konsumsi pangan
yang baik.
Disamping itu perlu dijalin kerja sama kemitraan dengan pihak
swasta yang antara lain bisa berupa corporate social responsibility
(CSR)/Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) baik di bidang
pangan maupun bidang lainnya, seperti pendidikan. PKBL memerlukan
sosialisasi, baik kepada anak usia dini maupun ke kelompok wanita dan
masyarakat dalam konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan
aman.
Gerakan P2KP sangat jelas di lapangan, terutama pada tingkat provinsi
dan kabupaten/kota, baik itu melalui integrasi berbagai kegiatan dalam
mewujudkan
pengembangan
ekonomi
daerah,
maupun
dari
segi
integrator
utama
memiliki
peranan
penting
dalam
Kelompok Pangan
Bobot
Kriteria
1.
2.
Padi-padian
Umbi-umbian
0,5
0,5
Konsentrasi energi
Konsentrasi energi
3.
Pangan hewani
4.
5.
6.
7.
8.
Gula
Sayur dan Buah
2,0
1,0
0,5
2,0
rasa,kepadatan energi
Konsentrasi ener
Konsentrasi energi
Nilai gizi pemakan
0,5
2,0
nabati
Konsentrasi energi
Zat gizi
mikro,volume,kandungan
9.
Lain-lain
0,0
serat
Penambah cita rasa
Dengan PPH tidak hanya pemenuhan kecukupan gizi yang diketahui tetapi
sekaligus juga mempertimbangkan keseimbangan gizi yang di dukung oleh cita
rasa ,daya cerna,daya terima masyarakat ,kuantitas dan kemampuan daya beli .
Dengan pendekatan PPH ini dapat dinilai mutu panagn penduduk berdasarkan
skor pangan.
sebagai
indikator
mutu
gizi
pangan
dan
keadaan
1. Penyediaan pangan
Penyedian pangan terdiri dari komponen produksi, perubahan stok, impor
dan ekspor. Rumus penyediaan pangan adalah :
Ps = Pr - St + Im Ek
Ps
Im
: Impor
Pr
: Produksi
Ek
: Ekspor
St
3.157
143,5
76,27
133,8
2008
3.056
138,9
81,20
142,5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pangan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang mendasar,
dianggap strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat emosional,
bahkan politis. Terpenuhinya pangan secara kuantitas dan kualitas merupakan
hal yang sangat penting sebagai landasan bagi pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya dalam jangka panjang. Undang-undang pangan Nomor
7/1996 mengamatkan bahwa pangan merupakan salahsatu kebutuhan pokok
yang pemenuhannya bagian dari hak asasi manusia (Depkes RI,2005).
Pola pangan harapan (PPH) adalah susunan beragam pangan atau
kelompok pangan yang didasarkan atas sumbangan energinya, baik secara
absolute maupun relative terhadap total energy baik dalam hal ketersediaan
maupun konsumsi pangan, yang mampu mencukupi kebutuhan dengnan
DAFTAR PUSTAKA
Www.scrib.com
http://bkpd.jabarprov.go.id/program-aksi/pola-pangan-harapan/
Baliwati,Y. F, dkk. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya
http://lampung.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?