Asumsi
Periode proyek
a. Jenis usaha
Satuan
Jumlah
Keterangan
Semester
Persemester 6 bln
Pendederan dan
pembesaran
b. Teknologi
Semi intensif
c. Luas tanah
M2
20.000
d. Luas tambak
total
M2
14.000
Pendederan
M2
3.500
Pembesaran
M2
10.500
Pendederan
Bulan
Pembesaran
Bulan
Pendederan
70
Larva s/d
Glondongan
Pembesaran
80
Glondongan s/d
bandeng
konsumsi
Siklus usaha
Survival Rate
Padat penebaran
Pendederan
Ekor/M2
30
Pembesaran
Ekor/M2
a. Nener
Rp/ekor
14
Di tingkat
budidaya
b. Glondongan
Rp/ekor
200
Di tingkat
budidaya
Ukuran
Jml/kg
Normal
Harga
Rp/kg
6.000
Di tingkat
pembudidaya
Kapur
Kg/M2
0,03
Urea
Kg/M2
0,05
-TSP
Kg/M2
0,01
Kg/M2
0,03
Harga bandeng
c. Bandeng
konsumsi
Pupuk
a. Penggunaan
awal
Jenis Biaya
Perijinan
Nilai (Rp)
Penyusutan
(Rp)
Sewa tambak
2.500.000
2.500.000
Pembenahan tambak
2.135.000
427.000
Peralatan tambak
507.000
262.000
Perlengkapan tambak
3.180.000
1.288.250
8.322.000
4.477.250
2. Biaya Operasional
Biaya operasional adalah biaya yang harus dikeluarkan ketika tambak
dioperasikan untuk memelihara bandeng. Budidaya bandeng memerlukan
bibit dan pakan. Untuk menambah sediaan makanan alami maka
diperlukan pemupukan pada tambak. Untuk mengelola tambak diperlukan
tenaga kerja (Tabel 5.3).
Biaya operasional terbesar (lebih dari 50%) adalah biaya pakan. Salah
satu ciri penting pengelolaan tambak semi intensif adalah pemberian
pakan. Biaya pakan menjadi cukup besar sebab pakan yang diberikan
adalah pakan buatan pabrik yang saat ini harganya masih sangat
tergantung pada harga bahan baku pakan yang sebagian besar masih
didatangkan dari pasar luar negeri.
Biaya kedua terbesar (sekitar 10%) adalah biaya tenaga kerja. Tenaga
yang diperlukan adalah 2 tenaga upahan tetap dan 1 tenaga pemilik,
dengan upah sesuai jumlah produksi dan tenaga tidak tetap yang
diperlukan saat panen. Upah semester 1 lebih tinggi dari pada semester 2
sebab pada semester ini rata-rata pendapatan dari tambak relatif lebih
tinggi dibanding semester 2. Dua tenaga upahan bertugas untuk
mengelola tambak sekaligus menjaga tambak selama 24 jam. Pemilik
tambak diasumsikan menerima upah yang sama dengan pekerjanya.
Informasi dari petambak menyatakan bahwa sebagai pemilik pekerjaan
yang harus dilakukan hanyalah mengawasi pengelolaan tambak yang
dilakukan oleh pekerjanya dan mengatur administrasi tambak yang tidak
dilakukan secara formal (tidak ada pembukuan yang dilakukan). Dengan
demikian upah itupun telah memadai bahkan upah ini sudah termasuk
biaya untuk membayar listrik penerangan tambak dan biaya administrsi
lain. Itulah sebabnya biaya administrasi tidak lagi diperhitungkan
tersendiri.
Tabel 5.3.
Biaya Operasional Pendederan dan Pembesaran Bandeng
No
Jenis Biaya
Semester 1
Tahun 1
Semester 1
Tahun 2-4
Semester 2
Tahun 1-4
Benih
5.040.000
5.040.000
5.040.000
Pupuk
5.082.525
5.082.525
4.356.450
Pakan
21.325.000
22.335.005
23.324.088
Tenaga kerja
11.325.000
11.535.000
8.730.000
42.772.525
40.392.530
41.450.538
Jumlah
Tabel 5.4.
Kebutuhan Dana untuk Investasi dan Modal Kerja
No
Total Biaya
(Rp)
a. Kredit
5.825.400
b. Modal sendiri
2.496.600
8.322.000
a. Kredit
10.344.388
b. Modal sendiri
10.344.388
20.688.776
a. Kredit
16.169.788
b. Modal Kerja
12.840.988
29.010.776
Tahun
Periode
Tahun 1
Semester
1
1.456.350
546.131 2.002.481
Semester
2
1.456.350
400.496 1.856.846
Semester
1.456.350
254.861 1.711.211
Tahun 2
Tahun 1
Tahun 2
Semester
2
1.456.350
109.226 1.565.576
Semester
1
2.586.097
969.786 3.555.883
Semester
2
2.586.097
711.177 3.297.274
Semester
1
2.586.097
452.567 3.038.664
Semester
2
2.586.097
193.957 2.780.054
Tabel 5.6.
Produksi dan Pendapatan Kotor Per Semester
Tahun
Uraian
1. Bandeng glondongan
1-4
M2
3.500
3.500
b. Frekuensi panen
Kali
Ekor
73.500
73.500
d. Total produksi
Ekor
147.000
147.000
Dibesarkan sendiri
Ekor
7.000
3.500
Dijual
Ekor
140.000
143.500
Rp
28.000.000
28.700.000
M2
3.500
3.500
b. Frekuensi panen
Kali
Ekor
2.800
2.800
d. Total produksi
Ekor
8.400
11.200
Kg
2.800
3.733
Rp
16.800.000
22.400.000
e. Pendapatan kotor
2. Bandeng konsumsi
e. Pendapatan kotor
2-4
a. Frekuensi panen
Kali
b. Total produksi
Ekor
14.000
11.200
Kg
4.667
3.733
Rp
28.000.000
22.400.000
c. Pendapatan kotor