ABSTRAK
Oleh
SHOFAA MARWAH
NPM : 0811031052
Tlpn : 08972552877
Email : shofaamarwah@yahoo.com
Pembimbing I : Susi Sarumpaet, S.E., Akt., M.B.A., Ph.D.
Pembimbing II : Liza Alvia, S.E., M.Sc., Akt
ABSTRACT
By
SHOFAA MARWAH
NPM : 0811031052
Tlpn : 08972552877
Email : shofaamarwah@yahoo.com
Pembimbing I : Susi Sarumpaet, S.E., Akt., M.B.A., Ph.D.
Pembimbing II : Liza Alvia, S.E., M.Sc., Akt
The objective of this research is to analyze factors that influence the choice of
inventory valuation method. The factors that influence the choice of inventory
valuation method, which are the independent variables, are firm size, leverage,
liquidity, and earning before tax. While the dependent variables is inventory
valuation method, average method and FIFO method.
The samples of this research are those industries which satisfied criteria of
purposive sampling. The final sample consists of 70 companies during 4 years of
observation period (balanced sample). The model employed to test the hypothesis
is logistic regression analysis.
The result of the research shows that firm size positively significant influence the
choice of inventory valuation method. Meanwhile, leverage, liquidity and earning
before tax have no influence the choice of inventory valuation method.
Keywords :
I.
PENDAHULUAN
Ada beberapa penelitian yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja
yang dapat mempengaruhi perusahaan dalam memilih metode penilaian
persediaan. Niehaus (1989) dalam penelitiannya menggunakan variabel
kepemilikan manajemen, ukuran perusahaan, variabilitas perusahaan dan
leverage. Hasilnya menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajemen dan
variabilitas perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap pemilihan metode
penilaian persediaan, sedangkan ukuran perusahaan dan leverage tidak. Cushing
dan Le Clere (1992) juga melakukan penelitian mengenai hal ini dan ia
menggunakan variabel estimasi penghematan pajak, materialitas persediaan,
variabilitas persediaan, inventory obsolence, ukuran perusahaan, leverage, dan
current ratio. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa semua variabel
berpengaruh secara signifikan terhadap pemilihan metode penilaian persediaan.
Kemudian untuk penelitian di Indonesia, Abdullah (1999) menggunakan lima
variabel independen, yaitu variabilitas persediaan, ukuran perusahaan, financial
leverage, rasio lancar dan profitabilitas. Namun sayangnya, hasil penelitian
Clere (1992), Mukhlasin (2001) dan Taqwa (2001) menyatakan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh secara signifikan.
Rumusan Masalah
2.
3.
4.
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diungkapkan dapat diketahui bahwa
tujuan penelitian ini adalah: untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh
ukuran perusahaan, leverage, likuiditas dan laba sebelum pajak terhadap
1.3.2
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, tidak hanya bagi peneliti,
namun juga bagi pembaca, perusahaan dan pihak akademik/peneliti selanjutnya.
1.
2.
3.
4.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
Watts dan Zimmerman (1986) membuat tiga hipotesis yang secara umum
dihubungkan dengan perilaku oportunistik manajer, yaitu Bonus Plan Hypothesis,
Debt Covenant Hypothesis, dan Political Cost Hypothesis. Hipotesis yang
berhubungan dengan penelitian ini adalah Debt Covenant Hypothesis dan
Political Cost Hypothesis. Kedua hipotesis tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1)
2.2
2.3
Ukuran Perusahaan
b.
Rp. 300.000.000,-.
Perusahaan dengan usaha ukuran kecil, yaitu memiliki kekayaan bersih Rp.
50.000.000,- sampai Rp. 500.000.000,- (tidak termasuk tanah dan
bangunan) serta memiliki jumlah penjualan Rp. 300.000.000,- sampai
dengan Rp. 2.500.000.000,-.
c.
d.
Rp. 50.000.000.000,-.
2.4
Leverage
2.5
Likuiditas
2.6
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu Mengenai Pemilihan
Metode Penilaian Persediaan
No
Peneliti
Variabel
Niehaus
(1989)
Abdullah
(1999)
Mukhlasin
(2001)
Salma Taqwa
(2001)
Hasil
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Tidak signifikan
Signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Signifikan
Signifikan
Tidak signifikan
Signifikan
Signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Signifikan
Tidak signifikan
2.7
Kerangka Pemikiran
Leverage (X2)
Likuiditas (X3)
Metode Penilaian
Persediaan
(Y)
2.8
Hipotesis
akan memilih metode yang dapat meningkatkan laba dengan tujuan untuk
menghindari terjadinya pelanggaran debt covenant, yaitu metode FIFO,
sedangkan perusahaan dengan leverage yang rendah cenderung akan memilih
menggunakan metode rata-rata. Penelitian Cushing dan Le Clere (1992)
menunjukkan hasil yang signifikan mengenai hubungan tingkat leverage dengan
pemilihan metode penilaian persediaan. Dengan demikian hipotesis yang
diajukan:
H2 : Leverage berpengaruh negatif terhadap pemilihan metode penilaian
persediaan.
media yang nantinya juga akan menarik perhatian pemerintah dan regulator
sehingga menyebabkan terjadinya biaya politis, di antaranya adalah muncul
intervensi pemerintah, pengenaan pajak yang lebih tinggi, dan berbagai macam
tuntutan lain yang dapat meningkatkan biaya politis. Oleh karena itu perusahaan
dengan laba sebelum pajak yang tinggi akan cenderung untuk menggunakan
pilihan metode akuntansi yang dapat mengurangi laba, yaitu dengan metode
persediaan rata-rata. Dengan demikian hipotesis yang diajukan:
H4 : Laba sebelum pajak berpengaruh positif terhadap pemilihan metode
penilaian persediaan.
3.1
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu berupa
laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun
2007 2010 untuk keperluan analisis data. Selain itu, peneliti juga
mengumpulkan literatur-literatur sebagai landasan teori dan penelitian terdahulu
dari buku, internet serta sumber data tertulis lainnya.
3.2
2.
3.
3.3
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dihitung dari total aset tiap perusahaan sampel dari tahun
2007 sampai 2010. Pengukuran ini telah digunakan oleh Niehaus (1989),
Abdullah (1999) dan Taqwa (2001).
2.
Leverage
Leverage diukur dengan cara membagi hutang jangka panjang dengan total aset
yang diperoleh dari laporan keuangan satu tahun sebelum pemilihan metode
penilaian persediaan tiap perusahaan sampel. Pengukuran ini telah digunakan oleh
Cushing dan Le Clere (1992). Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan
perhitungan yang sama dengan Cushing dan Le Clere (1992) ,
Lev =
3.
Likuiditas
Likuiditas yang diukur dengan rasio lancar ini dihitung dengan cara membagi aset
lancar dengan hutang lancar yang diperoleh dari laporan keuangan satu tahun
sebelum pemilihan metode penilaian persediaan tiap perusahaan sampel.
Pengukuran yang sama juga dilakukan oleh Cushing dan Le Clere (1992),
Abdullah (1999) dan Taqwa (2001).
Likuiditas =
4.
Aset Lancar
Hutang Lancar
Variabel ini dihitung dari laba sebelum pajak satu tahun sebelum pemilihan
metode penilaian persediaan tiap perusahaan sampel.
3.4
b.
Jika nilai signifikansi Hosmer and Lemeshow > 0,05, artinya model mampu
memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima
karena fit dengan data observasinya.
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik. Model
yang digunakan adalah:
Ln
p
1-p
Dimana :
P
=
a
=
UP
=
Lev
=
Likuid =
EBIT =
b1...b6 =
e
=
= a+
1UP
2Lev
3Likuid
4EBIT
+e
b.
4.1
Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2007-2010. Berdasarkan kriteria pemilihan sampel, maka
diperoleh sampel sebanyak 70 perusahaan dari 133 perusahaan populasi yang ada:
Tabel 4.1
Gambaran Perusahaan Penelitian
No
Keterangan
Jumlah Perusahaan
133
27
29
70
Jumlah sampel yang diperoleh adalah sebanyak 70 perusahaan dan perusahaan ini
terbagi 2 kelompok, yaitu perusahaan yang menggunakan metode rata-rata dan
metode FIFO, seperti yang terdapat pada tabel berikut.
Tabel 4.2
Kelompok Sampel Perusahaan Berdasarkan
Metode Penilaian Persediaan
No
Metode
Jumlah
Presentase
Rata-rata
55
78,57
FIFO
15
21,43
Jumlah
70
100,00
Dari tabel tersebut terlihat bahwa perusahaan yang menggunakan metode rata-rata
di Indonesia lebih banyak dibandingkan metode FIFO. Lima puluh lima
perusahaan memilih menggunakan metode rata-rata dari 70 perusahaan yang
menjadi sampel. Hal ini sesuai dengan penelitian dari Taqwa (2001) dan
Mukhlasin (2001) yang membuktikan bahwa perusahaan Indonesia lebih banyak
menggunakan metode rata-rata.
4.2
Analisis statistik deskriptif pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai
rata-rata (mean), maksimum dan minimum dari variabel-variabel independen
yaitu ukuran perusahaan, leverage, likuiditas dan laba sebelum pajak.
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif
Metode Rata-Rata
Minimum
Ukuran Perusahaan
(dalam jutaan rupiah)
Leverage
Likuiditas
Laba Sebelum Pajak
(jutaan rupiah)
Maximum
Mean
901,00
10437249,00
1608520,445
,00
,00
2,44
34,35
,2093
2,4895
-2350136,00
4248590,00
132021,0318
Metode FIFO
Minimum
Ukuran Perusahaan
(dalam jutaan rupiah)
Leverage
Likuiditas
Laba Sebelum Pajak
(dalam jutaan rupiah)
Maximum
Mean
28380,00
1936949,00
427476,1167
,00
,12
0,72
13,65
,1430
1,9933
-151986,00
182008,00
8639,7333
Untuk melihat apakah suatu model fit dengan data perlu dilihat nilai -2 Log
Likelihood. Model dari statistik -2 Log Likelihood dapat digambarkan melalui
Tabel 4.4
Gambaran Jumlah Kasus Penelitian
Case Processing Summary
Unweighted Casesa
Selected Cases
Included in
Analysis
Missing Cases
Total
Unselected Cases
Total
Percent
280
100,0
0
280
0
280
,0
100,0
,0
100,0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa jumlah seluruh kasus yang diolah
dalam penelitian ini adalah 280 kasus dan setelah dilakukan uji kelayakan model,
kasus yang dapat dianalisis tetap sebesar 280 kasus yang berarti tidak ada kasus
yang mengalami eror.
Tabel 4.5
Nilai -2 Log Likelihood untuk Model yang Hanya
Memasukkan Konstanta
Iteration Historya,b,c
Iteration
Step 0
-2 Log
likelihood
1
2
3
4
292,153
290,967
290,965
290,965
Coefficients
Constant
1,143
1,293
1,299
1,299
Tabel 4.6
Nilai -2 Log Likelihood untuk Model dengan Konstanta
dan Variabel Independen
Model Summary
Step
-2 Log
likelihood
233,474a
,287
model yang hanya memasukkan konstanta adalah sebesar 290,965 dan nilai -2
Log Likelihood untuk model dengan konstanta dan variabel independen adalah
sebesar 233,474. Penurunan nilai -2 Log Likelihood dari 290,965 menjadi 233,474
mengindikasikan bahwa model fit dengan data. Hal ini berarti bahwa dengan
adanya penambahan variabel independen ukuran perusahaan, leverage, likuiditas
dan laba sebelum pajak dapat memperbaiki model fit.
Chi-square
df
6,462
Sig.
8
,596
signfikansi tersebut di atas 0,05 dan dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
model tersebut diterima, yang artinya tidak ada perbedaan dengan data sehingga
model dapat dikatakan fit.
Tabel 4.8
Hasil Pengujian Regresi Logistik
Variables in the Equation
B
a
S.E.
Wald
df
Sig
Exp(B)
Step 1 UkuranPerusahaan
,000
,000
22,678
,000*
1,000
Leverage
Likuiditas
,755
,657
1,323
,250
2,128
,122
,070
3,053
,081**
1,130
,000
,000
3,176
1
,075**
1,000
LabaSebelumPajak
-,405
,313
1,669
1
,196
,667
Constant
a. Variable(s) entered on step 1: UkuranPerusahaan, Leverage, Likuiditas, LabaSebelumPajak.
*
**
4.3
Pembahasan
1.
Ukuran Perusahaan
2.
Leverage
Variabel leverage pada penelitian ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pemilihan metode penilaian persediaan. Meskipun secara konsep leverage dapat
menjadi faktor yang mempengaruhi pemilihan metode penilaian persediaan,
namun dalam penelitian ini tidak menyatakan demikian. Peneliti menduga bahwa
perusahaan tidak memperhatikan besar kecilnya hutang jangka panjang dalam
memilih metode penilaian persediaan, melainkan perusahaan cenderung memilih
metode yang dapat meminimalisasi pembayaran pajak. Kemudian hasil regresi
menunjukkan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap pemilihan metode
penilaian persediaan. Hal ini berbeda dengan konsep leverage yang menyatakan
bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap pemilihan metode penilaian
persediaan. Peneliti menduga bahwa perusahaan dengan leverage yang tinggi
justru akan memilih metode yang dapat mengurangi pembayaran pajak agar biaya
yang ditanggung dapat berkurang, karena perusahaan dengan leverage yang tinggi
mmemiliki biaya yang juga tinggi. Jadi metode yang digunakan adalah metode
rata-rata, bukan FIFO. Hasil pengujian ini mendukung penelitian Niehaus (1989),
Abdullah (1999) dan Taqwa (2001).
3.
Likuiditas
4.
Variabel laba sebelum pajak pada penelitian ini tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap pemilihan metode penilaian persediaan. Meskipun secara
konsep laba sebelum pajak dapat menjadi faktor yang mempengaruhi pemilihan
metode penilaian persediaan, namun penelitian ini tidak menyatakan demikian.
Peneliti menduga hal ini disebabkan perusahaan akan selalu berusaha
meningkatkan kesejahteraannya dengan memilih metode yang dapat
meminimalisasikan pembayaran pajak sesuai yang dinyatakan dalam Ricardian
Hypothesis. Dengan demikian, perusahaan akan memilih metode persediaan yang
V.
5.1
Simpulan Penelitian
b.
c.
5.2
Keterbatasan Penelitian
b.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini hanya ada empat, yaitu
ukuran perusahaan, leverage, likuiditas, dan laba sebelum pajak.
c.
5.3
Saran
Periode penelitian sebaiknya lebih dari 4 tahun agar hasil penelitian lebih
akurat dan tidak bias.
b.
c.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ariyoso.wordpress.com/2009/11/11/regresi-logistik/
http://www.arokhman.blog.unsoed.ac.id/files/2009/06/Regresi-Logistik-forMAP.pdf
http://www.duniainvestasi.com
http://www.iaiglobal.or.id
http://www.idx.co.id
http://www.ineddeni.wordpress.com/2007/08/07/regresi-logistik/
http://www.konsultanstatistik.com/2009/03/regresi-logistik.html
Kasini. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode
Akuntansi Persediaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
BEI Tahun 2007-2009. (Skripsi). Universitas Sumatera Utara. Medan.
Kieso, Donald E, dkk. 2001. Akuntansi Intermediate. Jilid 1. Erlangga, Jakarta.
Lee, Chi-Wen Jevons dan Hsieh, David A. 1985. Choice of Inventory Accounting
Methods: Comparative Analyses of Alternatives Hypotheses. Journal of
Accounting Research (Autumn). Hal 468-485.
Mukhlasin, 2001. Analisis Pemilihan Metode Akuntansi Persediaan dan
Dampaknya Terhadap Earning Price. (Tesis). Universitas Diponegoro.
Semarang.
Niehaus, G.R..1989. Ownership Structure and Inventory Method Choice. The
Accounting Review 67 (April). Hal 320-336.
Stice, Earl K., James D. Stice dan K. Fred Skousen, 2001. Intermediate
Accounting. Edisi 15, Buku 1. Salemba 4, Jakarta.
Taqwa, Salma, 2001. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode
Akuntansi Persediaan pada Perusahaan Manufaktur di BEJ. (Tesis).
Universitas Diponegoro. Semarang.
Universitas Lampung, 2007. Format Penulisan Karya Ilmiah. UPT Percetakan
Unila. Bandar Lampung.
Watts, Ross L., Zimmerman Jerold D.. 1990. Positive Accounting Theory: A Ten
Years Perspective. The Accounting Review 65 (January). Hal 131-156.