Anda di halaman 1dari 40

Abdul Rozak (20160803016)

Ridwan Susilo Saputro(20160803014)

Mata Kuliah Pengantar Teknologi Informasi

Sistem Informasi pada


Pendidikan
1

Daftar Isi
Bab I Pendahuluan

Bab II Pembahasan

Pemanfaatan Komputer di Bidang Pendidikan 5


Konsep konsep E-Learning
Blended Learning

Model Pembelajaran E-Learning 10


Pemanfaatan Email 12
Pemanfaatan Google docs 13
Pemanfaatan Handphone 15
Penerapan Cloud Computing

17

Perancangan User Interface

19

Youtube sebagai sumber belajar 20


Web Science 21
Utilization Blended Learning

23

Definisi E-Learning 26
Komponen E-Learning

29

Manfaat E-Learning 29
Fitur E-Learning

34

Elemen E-Learning 35
Aspek Penting E-Learning 35
Pro & Kontra E-Learning
BAB III Penutup

36

38

Kesimpulan 38

Bab I
Pendahuluan
Sistem Informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang
yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen. Sistem
informasi (Information System) bisa diartikan sebagai sekumpulan komponen yang
saling berhubungan, mengumpulkan atau mendapatkan, memproses, menyimpan
dan mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan dan
pengawasan dalam suatu organisasi serta membantu manajer mengambil
keputusan. Informasi dalam suatu lingkungan sistem informasi harus mempunyai
persyaratan umum sebagai berikut :

Harus diketahui oleh penerima sebagai referensi yang tepat.


Harus sesuai dengan kebutuhan yang ada dalam proses pembuatan /

pengambilan keputusan.
Harus mempunyai nilai surprise, yaitu hal yang sudah diketahui hendaknya

jangan diberikan.
Harus dapat menuntun pemakai untuk membuat keputusan. Suatu keputusan
tidak selalu menuntut adanya tindakan.

Sistem informasi harus mempunyai beberapa sifat seperti :


Pemrosesan informasi yang efektif.
Hal ini berhubungan dengan pengujian terhadap data yang masuk, pemakaian
perangkat keras dan perangkat lunak yang sesuai. Manajemen informasi yang
efektif. Dengan kata lain, operasi manajemen, keamanan dan keutuhan data yang
ada harus diperhatikan.
Keluwesan.
Sistem informasi hendaknya cukup luwes untuk menangani suatu macam operasi.
Kepuasan pemakai.
Hal yang paling penting adalah pemakai mengetahui dan puas terhadap sistem
informasi.
Sistem informasi mempunyai komponen sebagai berikut :

Blok masukan (input block) yaitu Input yang mewakili data yang masuk ke dalam
sistem informasi.
Blok model (model block) yg terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model
matematika.
Blok keluaran (output block) keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas
dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua
pemakai sistem.
Blok Teknologi (Technology Block) yaitu Teknologi digunakan untuk menerima
input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan
mengirimkan keluaran.
Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan dari
data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
Blok Kendali (Controls Block) yang Beberapa pengendalian perlu dirancang dan
diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat
dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat
diatasi.

Bab II
Pembahasan
Penggunaan komputer sebagai alat pembelajaran dikenal sebagai CBE
(Computer Based Education). CAI (Computer Assisted Instruction) digunakan para
4

pendidik untuk menyampaikan arahan dalam pelajaran. Selain itu komputer juga
dapat digunakan untuk meyimpan data-data pendidik dan para murid, materi belajar,
dan soal-soal ujian maupun latihan.
Teknologi mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang pendidikan
antara lain: Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber
ilmu dan pusat pendidikan. Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya
sumber ilmu pengetahuan.
Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan
siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah
metode-metode baru yang membuat siswa mampu memahami materi-materi yang
abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat abstrak.
Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka. Dengan kemajuan teknologi
proses pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa
juga menggunakan jasa pos internet dan lain-lain.
Pemanfaatan Komputer di Bidang Pendidikan:
Pendidikan Jarak Jauh
Pendidikan saat ini dapat secara signifikan dipengaruhi oleh penggunaan komputer
untuk melakukan kegiatan belajar jarak jauh. Jika siswa dan guru menggunakan
komputer atau internet pada waktu yang sama, ini disebut pertemuan kelas
sinkronus. Jika siswa dan guru mengirim pesan dan bertukar informasi pada waktu
yang berlainan, kelas ini disebut asinkronus. Istilah pendidikan jarak jauh sudah
umum digunakan karena metode ini populer untuk mengajar banyak orang di area
yang tersebar. Model pendidikan ini juga populer diantara siswa yang punya jadwal
kerja padat dan berlokasi pada jarak yang jauh.
Laporan
Aktifitas akademik dapat dengan mudah diketahui oleh siswa dengan membuka
komputer, lembaga pendidikan menyediakan berbagai fasilitas untuk menunjang
guru menyampaikan dengan transparan hasil belajar siswa. Bila ujian dilakukan
dikelas, maka bagi siswa yang berhalangan dapat mengerjakannya dirumah dengan
membuka komputer.
Keterlibatan Orang Tua
5

Banyak

orang

tua

memiliki

komputer

dan

akses

internet.

Mereka

perlu

menggunakannya untuk melihat apa yang terjadi di ruang kelas, dan guru-guru pun
mulai berkomunikasi dengan orang tua secara online. Bahkan orang tua diberikan
akses khusus untuk mengetahui kehadiran anaknya, pembayaran SPP, nilai ujian
harian, dan berkonsultasi langsung dengan wali kelas. Bandingkan dengan dulu,
dimana orang tua berkenan hadir ke sekolah hanya untuk mengetahui laporan akhir
belajar anaknya, sehingga komputer betul-betul bisa mendukung interaksi sekolah
dan orang tua.
Presentasi
Ketika seseorang atau suatu kelompok ingin mengkomunikasikan sebuah gagasan
kepada orang lain, hal itu sering kali dapat dilakukan secara efektif dalam sebuah
pertemuan dimana presenter menggunakan alat visual untuk menyampaikan
pemikirannya. Dulu, orang-orang mempersiapkan transparansi yang diproyeksikan
pada sebuah layar sementara presenter berbicara. Komputer biasa digunakan untuk
mengatur gambar dan teks dan memproyeksikannya pada sebuah layar dalam
proses yang sangat serupa. Presentasi dengan menggunakan komputer dapat
disusun, diedit, disalin, dan didistribusikan dengan jauh lebih cepat ketimbang
presentasi menggunakan transparansi.
Konsep konsep E-Learning
Bagaimana Memilih Teknologi Dan Media Pembelajaran Yang Tepat Dalam
Pendidikan Jarak Jauh?
Dari aspek pembelajaran ada beberapa hal yang penting kita pertimbangkan.
Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:

Identifikasi kesenjangan antara pengetahuan dan keterampilan, baik dari sisi


peserta belajar maupun pengajar. Apakah baik peserta belajar maupun
pengajar familiar? Jangan gunakan media dan saluran komunikasi yang
kedua-duanya tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup

untuk memanfaatkannya secara tepat guna.


Efektifitas assessment dan pengukuran. Apakh dengan menggunakan media
tersebut mudah untuk dilakukan pengukuran dan penilan atau tidak?

Level interaksi. Apakah dengan media tersebut dapat meningkatkan

interaktifitas?
Strategi pembelajaran. Apakah menunjang strategi pembelajaran yang kita

gunakan?
Kompleksitas konten. Apakah konten akan sulit jika menggunakan media
tersebut?

Dinamika perubahan konten. Apakah dengan media tersebut cocok untuk tingkat
kedinamisan perubahan isi konten yang mungkin terjadi? Misalkan, gunakan media
berbasis web untuk konten yang perubahnnya dinamis, jangan gunakan rekaman
video.

Berikut

adalah

bagan

alur

pertimbangan

dalam

pemilihan

media

pembelajaran yang relevan dalam pendidikan jarak jauh. Bagan alur ini dibuat oleh
United State Distance Learning Association yang lebih menekankan pada
pertimbangan penggunaan pembelajaran sinkronous atau asinkronous.
Blended Learning: Salah Satu Alternatif Pendidikan Masa Kini dan Masa Depan
Pesatnya pertumbuhan teknologi selama satu darsawasa terakhir sangat
berdampak terhadap seluruh aktivitas manusia, tak terkecuali bidang pendidikan.
Hal ini mempengaruhi metode maupun pola pembelajaran peserta didik di berbagai
belahan dunia. Salah satu metode baru yang menyebar luas di dunia pendidikan
barat, seperti Amerika, Inggris, dan Autralia adalah metode pembelajaran terpadu
atau yang dikenal dengan istilah blended learning. Dimana peserta didik belajar
mandiri (baik secara online ataupun offline) namun tetap diadakan pertemuan tatap
muka dengan pendidik untuk mengontrol kegiatan belajar peserta didik sehingga
motivasi belajar mereka dapat terus di-upgrade, walaupun intensitasnya tidak begitu
sering

dibandingkan

dengan

pembelajaran

konvensional.

Berbeda

dengan

pembelajaran e-learning, di mana tidak ada pertemuan tatap muka, motivasi peserta
didik tidak dapat di-upgrade secara intensif. Maka jangan heran jika kuantitas
peserta didik yang mengikuti program pembelajaran e-learning atau online learning
(selama prosesnya) akan semakin berguguran.
Metode ini dianggap sebagai solusi terhadap pendidikan masa kini dan masa
depan. Ada beberapa faktor yang mendukung statment tersebut, antara lain:
1. Perkembangan teknologi, khususnya internet yang semakin pesat.
2. Infrastruktur yang semakin baik.
3. Paradigma, pola pikir, dan psikologi peserta didik yang mulai berubah.

Kondisi psikologi peserta didik zaman dahulu dengan sekarang sangatlah berbeda.
Dulu, peserta didik akan pasrah menerima semua pengetahuan yang berasal dari
guru karena menganggap guru adalah gudangnya ilmu dan minimnya sumber
belajar yang ada. Lain halnya dengan era globalisasi saat ini, peserta didik akan
merasa sangat bosan jika mereka hanya duduk manis mendengarkan sang guru
berceramah, mereka akan sangat senang jika dibiarkan menacari informasi dan
pengetahuannya sendiri melalui bimbingan pendidik atau orang tuanya, mengingat
sumber belajar sekarang sangat banyak dan mudah didapat atau diakses. Selain itu,
riset yang dilakukan Universitas Central Florida menunjukkan keberhasilan
mahasiswa yang belajar dengan metode blended learning menduduki peringkat
pertama (51%) dibandingkan dengan online penuh (48,3%) ataupun tatap muka di
dalam kelas (48,2%). Karena, dengan blended learning, peserta didik dapat dengan
nyaman menetukan sendiri gaya belajar yang sesuai dengan kepribadiannya, secara
bebas dapat mencari informasi sebanyak-banyaknya sesuai kebutuhan, dan melatih
jiwa kemandirian peserta didik dalam belajar.
Jika kita usut berdasarkan grand teorinya, blended learning akan mengacu
pada teori belajar kognitivisme yang berkaitan dengan perilaku kognitif atau
pengetahuan manusia dan teori belajar konstruktivisme yang berkaitan dengan
bagaimana peserta didik atau individu mengembangkan pengetahuannya sendiri
sebagai hasil dari berbagai pengalaman yang mereka hadapi. Ia merupakan
modifikasi dari pembelajaran berbasis e-learning. Tujuan dari blended learning ialah:

Membantu peserta didik untuk berkembang lebih baik di dalam proses belajar,

sesuai dengan gaya belajar dan preferensinya masing-masing.


Menyediakan peluang praktis dan realistis bagi pendidik dan peserta didik

dalam pembelajaran mandiri.


Menjadikan pembelajaran lebih bermanfaat dan bermakna bagi peserta didik.
Membantu jiwa mandiri peserta didik dalam belajar.

Aktivitas

pada

blended

learning,

mencakup:

pembelajaran

face

to

face

(pembelajaran tatap muka di ruang kelas), video conference (face to face secara
online), dan e-learning (aktivitas yang dilakukan dengan pemanfaatan software
pengelolaan konten pembelajaran). Menurut Jared M. Carmen, seorang President
Aglint Learning, menyebutkan bahwa ada lima kunci dalam mengembangkan
blended learning, yaitu:
1. Live Event
8

Pembelajaran langsung atau tatap muka (instructor - led instruction), baik


dalam waktu dan tempat yang sama (misal di dalam kelas) maupun waktu
sama tetapi tempat berbeda (misal virtual classroom). Pola pembelajaran ini
perlu didesain sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran sesuai dengan
harapan dan kebutuhan. Pola ini dapat mengkombinasikan teori belajar
behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme agar terjadi pembelajaran
yang bermakna.
2. Self-Paced Learning
Pembelajaran mandiri yang memungkinkan peserta didik belajar kapan saja,
di mana saja, dengan berbagai cara sesuai kebutuhan dan kepribadiannya
masing-masing dengan menggunakan berbagai bahan ajar yang dirancang
khusus untuk pembelajaran mandiri, baik bersifat text based (buku, modul, dll)
maupun multimedia based (video, animasi, audio, dll). Pengaksesan bahan
ajarnya juga dapat dipilih, mau secara online (via web atau mobile dovice)
atau offline (dalam bentuk CD, buku, dll).
3. Collaboration
Adanya kolaborasi antar peserta didik dan antara peserta didik dengan
pendidik, baik satu sekolah/universitas maupun lintas sekolah/universitas.
Dalam hal ini, perancang blended learning harus jeli dan kreatif dalam
mendesain bentuk-bentuk kolaborasi melalui tool-tool komunikasi yang dapat
digunakan, misalnya: e-mail, grup pada jejaring social, dll.
4. Assessment
Ada satu hal yang menjadi ciri khas pembelajaran, baik itu menggunakan
metode blended learning, e-learning, maupun konvensional, yaitu evaluasi
atau penilaian. Ini merupakan kunci dari tolak ukur peserta didik. Seorang
perancang

blended

learning

harus

meperhatikan

dan

mampu

mengkombinasikan jenis penilaian (test ,non-test, dan authentic assessment)


secara online dan offline.
5. Performance Support Materials
Bahan ajar pendukung pada pembelajaran berbasis blended learning harus
dipersiapkan dengan matang. Yang harus dipertimbangkan antara lain:
apakah ia berbentuk digital atau cetak, apakah dapat diakses oleh peserta
didik secara offline dan online dengan mudah. Jika bahan ajarnya secara
online, pastikan aplikasi dan manajemen sistemnya telah terinstal dengan
baik dan mudah diakses.

Dari pemaparan di atas, blended learning memang dapat dijadikan sebagai


salah satu alternatif pembelajaran dengan syarat, akses internet yang cukup
memadai. Metode ini sangat cocok digunakan di semua negara tak terkecuali
Indonesia. Namun, di Indonesia sendiri, metode ini tidak akan berjalan secara efektif
di Nusantara, mengingat wilayah daerah negara Indonesia yang dikenal dengan
sebutan negara maritim dan kepulauan ini sangat berjauhan dan terpisahkan oleh
lautan yang cukup luas. Mungkin, di kota-kota besar metode ini akan sangat baik jika
diaplikasikan karena akses internet dan jaringannya yang sudah bagus, tetapi lain
halnya dengan daerah pedalaman, seperti pelosok irian jaya, pedalaman maluku,
dan daerah terpencil lainnya di mana infrastruktur bangunan dan jalannya saja
masih sangat minim, apalagi untuk akses internet. Metode blended learning tidak
akan berjalan secara efektif. Maka, dalam pengembangannnya, ada beberapa yang
harus diperhatikan, salah satunya ialah keadaan atau kondisi peserta didik dan
lingkungannya.
Model Pembelajaran E-Learning Melalui Homepage Meningkatkan Minat Dan
Kreativitas Siswa.
Pelaksanaan proses belajar mengajar untuk mengaktifkan belajar siswa
memang tidak mudah, karena dalam setiap metode pembelajaran pasti ada
beberapa hambatan. Salah satu hambatan yang dihadapi guru adalah kurangnya
minat belajar dari mahasiswa sehingga mahasiswa menjadi malas dan jenuh dalam
kegiatan belajar mengajar, sehingga guru seringkali mengalami kesulitan dalam
merangsang kreativitas dan minat belajar. Penggunaan multi model pembelajaran
dan multi media dapat dijadikan altematif yang dilakukan untuk merangsang
kreativitas dan minat belajar mahasiswa, salah satunya dengan melaksanakan
model pembelajaran e-learning dengan menggunakan homepage sebagai media
pembelajarannya. Ini dilakukan untuk melihat hubungan model pembelajaran elearning

melalui homepage sebagai media pembelajaran kaitannya dalam

meningkatkan kreativitas dan minat belajar mahasiswa.


Rencana Model Pembelajaran E-Learning dalam Meningkatkan Kreatifitas
dan Minat Belajar Mahasiswa Pembelajaran dengan menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi khususnya internet/situs web/homepage menuntut
kreativitas, minat dan kemandirian diri sehingga memungkinkan mahasiswa untuk
mampu mengembangkan semua potensi yang dimilikinya. Kreativitas dari segi
10

kognitif merupakan kemampuan berfikir yang memiliki kelancaran, keluwesan,


keaslian, dan perincian. Sedangkan dari segi efektifnya kreativitas ditandai dengan
motivasi yang kuat, rasa ingin tahu, tertarik dengan tugas majemuk, berani
menghadapi resiko, tidak mudah putus asa, menghargai keindahan, memiliki rasa
humor, selalu ingin mencari pengalaman baru, menghargai diri sendiri dan orang
lain. Karya-karya kreatif ditandai dengan orisinalitas, memiliki nilai, dapat
ditransformasikan, dan dapat dikondensasikan. Minat Merupakan suatu keadaan
mental yang menghasilkan respon terarah terhadap suatu situasi/obyek tertentu
yang menyenangkan dan memberikan kepuasan kepadanya. Minat seseorang
ditandai dengan adanya ketertarikan yang menyebabkan timbulnya perhatian secara
khusus, dan sumber tenaga yang mendorong individu berhadapan dengan suatu
obyek. Pembelajaran dengan dukungan TIK memungkinkan dapat menghasilkan
karya-karya baru yang orsinil, memiliki nilai yang tinggi, dan dapat dikembangkan
lebih jauh untuk kepentingan yang lebih bermakna. Melalui TIK mahasiswa akan
memperoleh berbagai informasi dalam lingkup yang Iebih luas dan mendalam
sehingga meningkatkan wawasannya. Hal ini merupakan rangsangan yang kondusif
bagi berkembangnya kemandirian anak terutama dalam hal pengembangan
kompetensi, kreativitas, minat, kendali diri, konsistensi, dan komitmennya baik
terhadap diri sendiri maupun terhadap pihak lain.

Pemanfaatan E-mail sebagai Media atau Perantara Pengiriman Tugas


Electronic mail atau biasa dikenal dengan sebutan e-mail, dalam bahasa
indonesia e-mail memiliki arti surat elektronik. Sedangkan, menurut Ali Zaki &
Smitdev Community, e-mail adalah surat elektronik yang memungkinkan semua
orang saling berkirim pesan via jaringan internet. E-mail atau surat elektronik
merupakan sebuah sistem yang memungkinkan pesan berbasis teks untuk dikirim
dan diterima secara
elektornik melalui komputer atau telepon seluler. Bukan hanya berbasis teks saja, email juga dapat mengirimkan data berupa gambar, video, audio. Tentu saja,
perbandingan e-mail dengan surat biasa sangat jauh berbeda, jika surat biasa
membutuhkan waktu berhari-hari untuk sampai ke tujuan. Dengan adanya e-mail ini
jauh lebih mudah dan menghemat waktu, karena hanya dalam sekejap data terkirim
11

pada alamat e-mail yang dituju. Kita bukan hanya bisa mengirimkan data ke dalam
negeri saja, tetapi ke luar negeri pun bisa. E-mail sendiri berfungsi sebagai sarana
mengirim pesan atau data melalui jaringan internet. Banyak manfaat yang kita
peroleh dengan menggunakan e-mail, antara lain: akses pendidikan lebih luas,
sebagai media pengiriman dokumen, dan dapat mengurangi penggunaan kertas.
Banyak peserta didik (baik siswa maupun mahasiswa) yang menggunakan e-mail
sebagai salah satu media atau perantara mengirimkan tugas kepada pendidik (guru
atau dosennya) maupun antar peserta didik itu sendiri. Adapun kelebihan dengan
menggunakan e-mail, yaitu:
1) Mudah, karena hanya menggunakan jaringan internet untuk mengirim
datanya.
2) Cepat, tidak membutuhkan waktu yang lama.
3) Biaya pengiriman relatif murah, jika dibandingkan penggunaan telepon atau
mengirim surat ke luar daerah ataupun luar negeri.
4) Global, bisa digunakan oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja sebagai
sarana komunikasi seluruh dunia.
5) Reliabel, dapat menyimpan e-mail di server yang tidak akan hilang, kecuali di
hapus.
6) sebagai pesan multimedia, yang dapat mengirim data bukan hanya teks saja,
tetapi dapat berupa gambar, audio, dan video.
Selain itu, adapun kekurangan dari penggunaan e-mail, yaitu:
1) Salah kirim alamat e-mail, jika data yang dikirim merupakan data rahasia bisa
saja disalahgunakan.
2) Pemalsuan identitas, karena tidak bisa memastikan keaslian identitas hanya
dari alamat e-mail saja.
3) Banyak sampah e-mail, berupa iklan komersil.
4) Respon terlambat, tidak semua orang membaca e-mail setiap hari, sehingga
ada kemungkinan balasan e-mail mengalami keterlambatan.
Pengiriman tugas melalui e-mail juga dapat meningkatkan kedisiplinan peserta didik.
Misalnya: peserta didik diberi tugas, tetapi diberi batas waktu pengumpulan, maka
kedisplinan disini dimaksudkan dalam hal batas waktu pengumpulan tugas. Dalam
hal ini, peserta didik tidak dapat berbohong, karena pada email terdapat keterangan
waktu kapan file atau dokumen itu dikirim atau diterima. Selain itu, apabila tugas
yang diberikan adalah tugas individu, maka dapat melatih rasa tanggungjawab
masing-masing peserta didik untuk mengumpulkan tugas sebelum waktu yang
ditentukan. Namun, adapun hambatan dalam mengirim tugas melalui e-mail,
12

misalnya: apabila data yang dikirim dengan kapasitas yang besar dan akses jaringan
internet atau sinyal saat itu kurang bagus, maka akan menghambat pengiriman
yang menyebabkan keterlambatan pengiriman data. Tetapi, hambatan tersebut tidak
menjadi penghalang yang besar untuk kita. Karena, sampai saat ini masih banyak
yang mengunakan menggunakan e-mail untuk mengirim data yang praktis dan
mudah. Bukan itu saja, dengan memanfaatkan e-mail, dapat mengurangi
penggunaan kertas. Jika dokumen tersebut dalam bentuk kertas, bisa saja kertas
tercecer kemana-mana yang menyebabkan hilang, tetapi berbeda dengan e-mail
yang bersifat reliabel, karena dapat menyimpan e-mail di server yang tidak akan
hilang, kecuali di hapus. Data tersebut dapat dibuka kapan saja, dimana saja apabila
diperlukan.
Pemanfaatan Google Docs Sebagai Media Penyimpanan Data/Tulisan (Artikel,
Skripsi, Buku, Dll)
Dijaman yang semakin maju ini, terutama dalam bidang teknologi yang
semakin cepat berkembang. Sudah banyak sekali inovasi-inovasi teknologi yang
telah dikembangkan oleh orang-orang yang ahli dalam bidangnya. Salah satu
teknologi yang cukup berkembang saat ini yaitu komputer/laptop dan internet.
Mungkin kita sering sekali menggunakan komputer/laptop dan internet untuk
membantu kita dalam mengerjakan pekerjaan kantor, menyelesaikan tugas-tugas
kuliah, atau mungkin untuk menulis buku. Biasanya seorang penulis ingin sekali
hasil tulisannya tersebut dapat lihat oleh orang banyak baik itu berupa artikel dan
bahkan dibuat mebjadi sebuah buku. File-file yang kita kerjakan atau hasil tulisan
tersebut dapat tersimpan dengan baik didalam komputer/laptop yang sering kita
gunakan tetapi jangan salah, disetiap kelebihan alat yang kita gunakan masih saja
terdapat kekurangannya seperti file-file yang kita simpan didalam komputer/laptop
bisa saja hilang atau terkena virus. Saat ini dibidang internet sudah ada inovasi
terbaru yang dapat membantu kita untuk menyimpan hasil pekerjaan kita atau
tulisan yang telah kita kerjakan. Inovasi di bidang internet itu yaitu GOOGLE DOCS.
GOOGLE DOCS merupakan salah atu aplikasi yang dikembangkan oleh Google
untuk kebutuhan manajemen dokumen. Khususnya aplikasi office, mulai dari
pengolahan kata (word psocessor), pengolahan lembar kerja (spreadsheet) dan
persentasi (persentation). Google Docs bukan hanya dapat menyimpan saja tetapi
penggunaan google docs bisa digunakan untuk membuat, mengolah menyimpan
13

dan meng-edit dokumen kembali seperti pada saat mengedit pada microsoft office
hanya saja secara online.
Awal mula adanya google docs berasal dari dua produk terpisah, Writely dan Google
Spreadsheets. Writely adalah web berbasis processor (pengolah kata) yang dibuat
oleh

perusahaan

software

Upstartle

dan

diluncurkan

pada

Agustus

2005.Spreadsheet, diluncurkan sebagai Google Labs Spreadsheets pada tanggal 6


Juni 2006, berasal dari akuisisi dari produk XL2Web oleh 2Web Technologies . Fitur
asli Writely termasuk kolaborasi editing teks dan kontrol akses. Menu, shortcut
keyboard, dan kotak dialog sesuai dengan apa yang diharapan pengguna dengan
pengolah kata desktop seperti Microsoft Word atau OpenOffice.org Writer. Google
Docs dapat digunakan (melihat dan mengedit) dalam modus offline menggunakan
Google Gears. Adapun beberapa fitur dasar yang ada pada google docs :

Mengedit dan menyimpan file.


Mengupload file.
Mengatur hak akses.
Bekerja secara offline dokumen.
Mendownload atau mengunduh file.
Fasilitas see revision histori.
Translate dokumen

Tidak bisa kita pungkiri disetiap aplikasi-aplikasi atau program-program yang


semakin berkembang pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Adapun kelebihan yang dimiliki oleh google docs yaitu :
1)
2)
3)
4)
5)

Mudah untuk digunakan.


Tidak memerlukan biaya yang banyak (gratis).
Kehilangan data akibat kerusakan hardisk dapat dihindari.
Support dan dokumentasi yang cukup lengkap.
Menggunakan editor WYSWYG (what you see what you get) yang sederhana

6)
7)
8)
9)

untuk memformat dokumen, memeriksa ejaan dll.


Akses pekerjaannya dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.
Bekerja diberagam sistem operasi.
Kemudahan mengunggah dan berbagi berkas.
Kontrol akses aman (administrator dapat mengelola izin berbagi berkas
diseluruh sistem dan pemilik dokumen dapat berbagi dan mencabut akses
kapan saja dan setiap saat).

Selain kelebihan yang dimiliki oleh google docs ini terdapat kekurangannya juga
yaitu :
1) Membutuhkan koneksi internet.
2) Pengerjaannya harus dilakukan secara online terlebih dahulu.
14

Pemanfaatan Handphone sebagai Media Pembelajaran Sederhana


Di era globalisasi seperti saat ini, segala aspek kehidupan dituntut untuk
semakin maju dan berkembang. Hal tersebut juga disesuaikan dengan kemajuan
teknologi yang semakin berkembang pesat. Memasuki abad ke-21 ini pemanfaatan
teknologi sudah tidak asing lagi bahkan menjadi sesuatu yang wajib dalam semua
aspek kehidupan, salah satunya pada aspek pendidikan dan ekonomi. Pada abad
21 ini, teknologi informasi dan komunikasi bisa dikatakan sebagai kebutuhan primer.
Dimana teknologi informasi dan komunikasi itu sudah menjadi konsumsi masyarakat
umum dari berbagai kalangan dan jenjang usia. Pergerakan teknologi yang semakin
berkembang memang memberikan pengaruh kepada manusia untuk merubah gaya
hidupnya agar lebih dapat menyesuaikan dengan keadaan teknologi yang ada. Hal
tersebut juga berdampak dalam dunia pendidikan. Dimana pemanfaatan perangkat
teknologi (elektronik) saat ini menjadi hal penting, salah satunya diteapkan dalam
pembelajaran yang dikenal dengan istilah E-learning. Oleh karena itu, sistem
pembelajaran menggunakan elektronik pun semakin dikembangkan, hal tersebut
dilakukan agar dapat disesuaikan dengan tuntutan zaman yang semakin canggih.
Salah satu pemanfaatan teknologi adalah pemanfaatan telepon genggam atau yang
biasa dikenal dengan istilah handphone. Mengapa handphone? Handphone
merupakan perangkat teknologi yang paling praktis dan bisa dibawa kemana saja,
dan tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini hampir semua orang dari berbagai usia
memilikinya.

Handphone

merupakan

sebuah

alat

komunikasi

yang

bisa

dimanfaatkan untuk pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran. Handphone


atau telepon genggam bisa dijadikan sebagai media pembelajaran sederhana. Hal
tersebut mungkin akan memunculkan pertanyaan, Handphone sebagai media
pembelajaran? Seperti apa? Bagi sebagian orang mungkin hal tersebut akan
menjadi pertanyaan yang dilontarkan. Karena sebagian dari mereka beranggapan
bahwa handphone atau telepon genggam hanyalah sebuah alat yang digunakan
untuk keperluan komunikasi saja. Jadi, bagaimana bisa sebuah handphone bisa
dijadikan sebagai media pembelajaran? Pertanyaan itu akan bisa dijawab, jika kita
melihat kembali akan fungsi dari handphone itu sendiri. Handphone berfungsi
sebagai alat atau media komunikasi, sehingga dari fungsinya tersebut bisa kita
manfaatkan sebagai media pembelajaran. Kemajuan teknologi menjadi salah satu
pemicu utama semakin banyaknya inovasi yang diciptakan dalam dunia pendidikan.
15

Salah satunya, dengan dimanfaatkannya perangkat teknologi seperti handphone ini,


kegiatan pembelajaran tidak hanya bersifat konvensional saja. Hal tersebut sejalan
dengan konsep pembelajaran yang memanfaatkan perangkat elektronik atau elearning yaitu untuk mengatasi batas ruang dan waktu, sehingga proses belajar
dapat dilakukan kapan dan dimana saja. Dalam hal ini, handphone berperan sebagai
media pembelajaran. Seperti yang kita tahu, bahwa media merupakan sebuah alat
atau perantara. Kata media bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang secara
harfiah berarti perantara atau pengantar. Media pembelajaran merupakan alat atau
perantara yang membantu dalam proses belajar mengajar dalam hal menyampaikan
sebuah informasi. Media dirancang dan diciptakan untuk mempermudah proses
belajar, baik bagi guru maupun siswa. Dimana handphone atau telepon genggam
merupakan salah satu perangkat teknologi yang paling praktis dan bisa digunakan
untuk membantu proses belajar. Handphone memang sebuah alat komunikasi, akan
tetapi dalam sebuah proses komunikasi bisa memunculkan sebuah informasi.
Alasan praktis namun bermanfaat itulah yang membuat sebuah handphone disebut
media pembelajaran sederhana. Dalam sistem pembelajaran memanfaatkan
perangkat teknologi berupa handphone biasa disebut dengan istilah mobile learning.
Mobile learning (M-Learning) merupakan suatu model atau metode pembelajaran
yang memanfaatkan media mobile atau handphone sebagai alat bantunya. Mobile
learning bisa dikatakan sebagai bagian dari e-learning, karena pada dasarnya sama
yaitu menggunakan perangkat elektronik sebagai alat bantu dalam proses
pembelajaran.

Lalu,

bagaimana

pemanfaatan

handphone

sebagai

media

pembelajaran sederhana tersebut ? Saat ini, perkembangan teknologi seperti


handphone sudah semakin berkembang. Hampir semua jenis handphone sudah
memiliki fitur dan layanan yang cukup memadai untuk membantu proses belajar.
Salah satunya, bisa terkoneksi dengan internet. Apalagi untuk tingkatan pelajar dan
mahasiswa yang notabene menyenangi hal yang praktis, adanya layanan
handphone yang bisa terkoneksi dengan internet bisa mereka manfaatkan untuk
browsing, sehingga mereka dapat mendapatkan informasi dengan mudah dan cepat
serta bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun. Selain itu, bisa dimanfaatkan untuk
sharing pengetahuan sehingga mereka bisa saling bertukar pikiran dengan
memanfaatkan perangkat elektronik tersebut. Dengan dimanfaatkannya handphone
sebagai media pembelajaran siswa dapat mengakses materi atau bahkan mencari
segala bentuk informasi mengenai pendidikan. Selain itu, pembelajaran dengan
16

memanfaatkan perangkat teknologi seperti handphone dapat dirasakan lebih praktis


lagi, karena kita bisa memanfaatkan Short Message Service atau SMS sebagai
media untuk saling bertukar informasi (sharing pengetahuan). Itulah salah satu
alasan yang menjadi handphone sebagai media pembelajaran sederhana, selain
praktis dengan memanfaatkan fitur atau layanan yang terdapat di dalamnya kita bisa
memperoleh materi pelajaran bahkan pengetahuan secara global, karena belajar
dengan system mobile learning bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun tanpa
harus terikat jarak dan waktu.
Penerapan Cloud Computing Terhadap Pembelajaran E-Learning
Cloud computing adalah istilah untuk kegiatan menyelesaikan suatu proses
untuk pengolahan data, perhitungan dan penyajian informasi secara online melalui
intenet dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh suatu kumpulan
computer yang saling terhubung di suatu tempat. Cloud computing menggambarkan
pelengkap baru, konsumsi, dan layanan IT berbasis model dalam internet, dan
biasanya melibatkan ketentuan dari keterukuran dinamis dan sumber daya virtual
yang sering menyediakan suatu layanan melalui internet. Penggunaan cloud
computing ini sangatlah mudah, kita pun sebenarnya sudah pernah memakai
teknologi ini walaupun selama ini kita tidak menyadarinya. Salah satu contoh yang
paling sering kita gunakan pada cloud computing ini adalah layanan email seperti
gmail dan yahoo yang pastinya kalian punya dan sudah tidak aneh lagi. Dengan
menggunakan email kita tidak perlu lagi menginstal aplikasi lain seperti outlook
karena kita dapat mengakses email dimana pun kita berada asalkan terhubung
dengan internet .
Contoh software yang bisa kita manfaatkan pada gmail itu ada yang namanya
google docs,google drive dan lain-lain. Kini kita dapat membuat dokumen dengan
mudah dan gratis. Google docs merupakan layanan cloud computing milik google
yang berfungsi untuk membuat berbagai jenis dokumen dan kita dapat menyimpan
dokumen tersebut dan mengaksesnya dimanapun kita berada. Google docs ini
sangat cocok dalam pembelajaran e-learning karena kita bisa berkolaborasi dalam
diskusi pembelajaran tanpa harus datang ke kelas. Di Indonesia sendiri sudah
banyak yang menerapkan google docs sebagai pembelajaran karena dapat
menghemat dan memudahkan pekerjaan mereka.
Teknologi cloud computing dapat menjadi alternative bagi sekolah-sekolah
yang ingin menerapkan pembelajaran e-learning. Karena cloud computing dapat
17

memberikan kemudahan dan kemurahan dalam biaya pembelajaran e-learning. Nah


cloud computing yang bersifat software as a service, menjadikan sekolah tidak perlu
membuat system e-learning dari awal, sekolah tinggal menyewa system e-learning
yang sudah di sediakan, disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan dari
sekolah tersebut. Hal ini akan memudahkan pengelolaan dan pemeliharaan elearning bagi sekolah sekaligus menekan biaya pembangunan e-learning. Sebagai
layanan software as a service, cloud learning menyediakan paket e-learning yang
berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan sekolah dalam menyewa
lapangan. Dengan teknologi cloud computing ini dapat memudahkan bagi sekolahsekolah yang ingin menerapkan pembelajaraan e-learning selain cukup mudah
harganya pun cukup murah dalam menyewa layanan e-learning yang disediakan.
Software yang paling mudah di pelajari dalam teknologi cloud computing ini adalah
google docs cukup dengan memiliki akun gmail kita sudah bisa mempelajari google
docs dengan mudah dan murah tanpa perlu menggunakan software micorosoft yang
tentunya cukup mahal, kita tidak perlu membeli aplikasi-aplikasi untuk computer kita
karena kita dapat menggunakan aplikasi berbasis web yang dapat melakukan
penyimpanan data di server. Dan banyak di antaranya yang gratis. Dengan
memanfaatkan layanan software as a service dapat meringankan biaya operasional
sekolah, sehingga sekolah dapat berlangganan sesuai kebutuhan dan membayar
sesuai harga yang diberikan.
Perancangan User Interface Berbasis Web
Interaksi antara user dengan komputer merupakan hal yang sangat penting
dalam membuat suatu perancangan E-learning, Hali ini dapat kita cermati beberapa
kendala yang dialami oleh user merasa kesulitan dalam menjalankan fiture-fiture
yang tersedia di web untuk melakukan proses belajar mengajar secara jarak jauh.
Dalam hal ini diperlukan kecermatan,kemampuan dan pengetahuan dalam
mendisain, Memprogram serta merancang e-lerning berbasis web. Hal hal yang
perlu diperhatikan dalam perancangan e-learning meliputi:

User familiarity/ mudah dikenali


Dalam perancangannya fiture fiture yang ditampilkan di web sebisa
mungkin menggunakan bahasa yang familiar hal ini dilakukan untuk

mempermudah user/ pengguna dalam mengakses web e-learning tersebut.


Consistency/ konsisten
18

Yang dimaksud konsisten dalam perancangan web e-lerning adalah


bagaimana web designer dan web developer dapat menempatkan tata letak
baik fiture-fiture maupun artikel bacaan secara konsisten/tidak berubah-ubah,

hal ini dilakukan agar user/ pengguna tidak mengalami kebingungan.


Minimal surprise/ dapat dipahami
User/pengguna dapat mengoperasikan perangkat - perangkat, fiture - fiture
yang tersedia di web e-learning yang pengoprasianya dapat diduga

prosesnya berdasarkan perintah yang tersedia di web.


Recoverability/pemulihan
Recoverability dibagi menjadi dua yaitu confirmation of destructive action
(konfirmasi terhadap aksi yang merusak) dan ketersediaan fiture pembatalan

atau undo.
User guidance/ bantuan
Menyediakan sistem bantuan, seperti fiture help yang memberikan berbagai
informasi dalam mengoperasikan seluruh fiture- fiture yang tersedia di web,
hal ini dapat memudahkan user/pengguna untuk mendapatkan informasi
secara rinci dan tepat.

Youtube Sebagai Sumber Belajar Modern Saat Ini


YouTube merupakan satu dari banyaknya situs jejaring sosial yang sedang
banyak digunakan dewasa ini. Dimasukkannya YouTube ke dalam bidang
pendidikan adalah cara yang mudah dan user-friendly untuk meningkatkan
keterampilan kerjasama dan mengintegrasikan teknologi ke dalam kegiatan
pengajaran. YouTube merupakan layanan file sharing berbasis web, video/ audio
yang memungkinkan individu untuk dapat :
a) Membangun profil publik atau semi-publik dalam sistem yang dibatasi,
b) Mengartikulasikan daftar pengguna lain dengan siapa mereka akan berbagi
sambungan, dan
c) Melihat daftar koneksi yang dibuat oleh orang lain dalam sistem tersebut.
Layanan berbasis web memungkinkan pengguna untuk mendownload video yang
bisa dibagi dengan orang lain (teman, mahasiswa, pendidik) dengan hubungan
sosial dalam kondisi belajar. YouTube adalah layanan video-sharing yang
memungkinkan pengguna untuk mengirim video pribadi yang dikembangkan, dari
animasi untuk rekaman pribadi. YouTube adalah aplikasi sosial yang memungkinkan

19

pengguna untuk berbagi dan membentuk masyarakat di sekitar konten mereka. Ini
menarik pengguna konten seperti siswa yang mendapatkan literature dalam proses
belajar yang jelas dalam bentuk visual.
Teknologi pembelajaran menggunakan web atau media sosial seperti
YouTube telah di kenal lama oleh negera negar besar dunia, terutama Amerika.
YouTube merupakan metode pembelajaran yang sangat praktis dan mudah
dipahami namun dalam pencarian literatur saat ini tidak menjadikan informasi yang
ditemukan di YouTube sebagai referensi. Dikarenakan YouTube hanya merupakan
strategi mengajar dalam pendidikan.Dimana media ini menyajikan gambaran dari
YouTube dan aplikasi sebagai alat pembelajaran yang efektif dalam pendidikan
tinggi, seperti contoh-contoh yang spesifik digunakan dalam program pendidikan.
Beberapa keuntungan yang di dapatkan menggunakan YouTube dalam bidang
pendidikan, yaitu:
1) Sebagai strategi mengajar untuk mendapatkan refrensi dalam proses belajar
mengajar.
2) YouTube dapat menjadi sumber instruksional yang baik.
3) Sebagai sumber alat motivasi mengajar yang dapat melibatkan peserta didik.
4) Mendukung gaya pembelajaran yang modern.
Melalui YouTube proses belajar mengajar online lebih praktis hanya dengan
menyisipkan URL video di situs YouTube yang akan dipilih. Pengguna dapat
menggunakan account untuk di tampilkan di depan kelas, YouTube menawarkan
alternative sumber pendidikan yang tepat waktu, namun memilki tantangan yang
unik yaitu keterbatasan ketersediaan dari video tersebut. Para penyelenggara
hendaknya meninjau dan mengevaluasi semua video sebelum di tampilkan ke
peserta didik. Pendidikan perlu memperhatikan tanggal konten video tersebut untuk
memastikan bahwa informasi yang akan disampaikan tidak ketinggalan zaman.
Terkadang akurasi dan kualitas video sangat terbatas dan menampilkan gambar
yang tidak senonoh dan kurang dapat diterima. Tantangan lainnya banyaknya video
yang muncul saat mencari sesuai pencarian. salah cara untuk mempersempit pilihan
adalah fokus pada nama-nama user yang telah mengupload video tersebut dengan
mengklik pada username dan akan di bawa ke halaman YouTube pribadi pengguna.
Mengintegrasikan video YouTube memungkinkan peserta didik lebih kreatif dalam
belajar dan tidak terbatas hanya dalam materi pelajaran. Video YouTube benarbenar memberikan kejelasan kepada peserta didik untuk melihat gambaran visual

20

dari berbagai kondisi dan juga memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk
benar benar melihat kondisi yang sebenarnya.
Web Science dalam Dunia Pendidikan dan Sosial
E-Learning atau pembelajaran elektronik merupakan pembelajaran yang
menggunakan fasilitas internet dengan menggabungkan fasilitas elektronik sebagai
media pembelajaran. Sehingga pembelajaran e-learning memanfaatkan fasilitas
internet dan perangkat keras seperti laptop atau computer yang dapat dihubungkan
antara pendidik dan peserta didik oleh jaringan network. Dalam pembelajaran elearning, peserta didik dapat menggunakan sumber pembelajaran secara online
yang dapat mengakses internet berbasis website maupun secara offline dengan
software yang diinstall di computer atau laptop masing - masing peserta didik. Salah
satu aplikasi dalam pembelajaran e-learning adalah aplikasi web science. Web
science merupakan ilmu pengetahuan yang telah diteliti dari Web yang muncul
melalui desentralisasi sistem informasi. Ilmu ini sudah ada sejak tahun 1990 yang di
buat secara team yang diberi nama berners-lee. Pada jaman tersebut dikenalkan
pertama kali yaitu web 1.0 yang masih bersifat read-only, kemudian dilanjutkan
dengan generasi web 2.0 yang sifatnya bisa menulis dan membaca (read-write),
sedangkan pada generasi web 3.0 itu hanya untuk mengembangkan hubungan
antara manusia dengan manusia, manusia dengan mesin, dan mesin dengan mesin.
Web science lebih menekankan dalam proses penyajian data yang berhubungan
dengan penyajian internet sehingga dari berbagai perkembangan teknologi yang ada
dapat diambil sisi positif dan memanfaatkannya atau bahkan mengembangkannya
dengan sebaik-baiknya. Web science berkembang dengan berbagai macam variasi.
Seiring dengan ditambahkannya aplikasi penunjang untuk user dalam memperindah
tampilan web nya, mendekor ulang website sangatlah mudah. Saat ini telah banyak
program untuk membuat website. Beberapa diantaranya dapat dipakai meski dalam
keadaan offline, contohnya adalah joomla yang bisa digunakan tanpa harus
tersambung dengan internet. Aplikasi online lainnya adalah dreamweaver, adobe go
live, dsb. Dengan adanya web science, masyarakat pada umumnya dapat
mengakses berbagai informasi yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan
dengan lebih efektif dan efisien. Web science memiliki beberapa manfaat dalam
dunia pendidikan, yaitu:

21

Bagi peserta didik : Siswa dapat belajar tanpa menggunakan buku, dan juga
siswa dapat lebih memahami akan teknologi seperti menggunakan computer

dan fasilitas internet.


Bagi pendidik : Guru tidak perlu melakukan pertemuan pembelajaran dikelas
contoh aplikasinya adalah V-Class, dan juga guru dapat mengirim tugas
melalui email tanpa harus bertatap muka dengan siswanya sendiri.

Pada era globalisasi banyak terdapat situs jejaring sosial yang sangat diminati,
seperti Facebook, Twitter, My Space, Line, Foursquare, dan sebagainya. Web
science dapat digunakan melalui aplikasi jejaring sosial, salah satunya adalah
aplikasi web science facebook. Aplikasi WEB Science Facebook adalah suatu
sarana sosial yang menghubungkan antar individu dengan kerabat kerja, sekolah
dan kehidupan di sekitar mereka. Aplikasi Web science dalam bidang sosial telah
menyederhanakan proses penerbitan data menggunakan alat yang mudah
digunakan dan interaktif (seperti Wiki, penandaan, dan microblogging) dan
menurunkan biaya serta meningkatkan insentif untuk berkontribusi data. Kombinasi
prinsip Sosial Web dan teknologi web science memungkinkan pengguna untuk
secara besar-besaran memproduksi dan menggunakan data semantik melalui
aplikasi sosial, yang pada zaman ini memungkinkan aplikasi berbasis web lebih
cerdas dalam berbagai domain. Ini termasuk Web sosial itu sendiri, di mana web
bisa menjadi untuk data milik Web science dan menemukan hubungan yang tidak
jelas, apakah itu dalam identifikasi jaringan sosial atau untuk tujuan informasi
pengambilan. Namun selain aspek teknis, ada juga kebutuhan untuk memahami
perilaku dan pola pengguna di Web, dan khususnya di Web Sosial. Ilmu web
bertujuan untuk mengatasi masalah ini, juga mempertimbangkan aspek lain yang
penting untuk mewujudkan Sosial Science Web, seperti pemerintahan, hukum
kebijakan dan pengambilan keputusan, dll.
Utilization Blended Learning (dengan weblog) Untuk Meningkatkan Multimedia
di Dalam Proses Pembelajaran
Sebelum kita memasuki pembahasan artikel yang lebih luas dan detail,
alangkah lebih baiknya lagi jika kita mengetahui apa pengertian blended learning
secara harfiah. Ada beberapa definisi blended learning dari beberapa ahli dalam
bidang e-learning diantaranya, yaitu :

22

Menurut Thorne (2003) blended learning adalah perpaduan dari teknologi


multimedia, cd rom video streaming, kelas virtual, voicemail, email dan telefon
conference, animasi teks online dan video streaming. Beberapa komponen tersebut,
dikombinasikan kedalam bentuk tradisional pelatihan dikelas dan pelatihan secara
individual (satu persatu). Blended learning menjadi solusi yang tepat untuk
pembelajaran yang sesuai tidak hanya dengan kebutuhan pembelajaran, akan tetapi
juga gaya si pelajar. Perlunya signifikasi blended learning terletak pada potensialnya.
Blended learning merepresentasikan keuntungan yang jelas untuk menciptakan
pengalaman belajar yang memberikan pembelajaran yang tepat pada saat yang
tepat dan waktu yang tepat pada setiap individu. Blended learning menjadi
batasan yang benar-benar universal dan global dan membawa kelompok pembelajar
bersama-sama melintas budaya dengan zona waktu yang berbeda. Pada konteks
ini, blended learning dapat menjadi salah satu pengembangan pembelajaran paling
signifikan pada abad saat ini.
Sedangkan menurut MacDonald (2008), istilah blended learning biasanya
berasosiasi dengan memasukan media online pada program pembelajaran,
sementara

pada

saat

yang

sama

tetap

memperhatikan

dan

perlunya

mempertahankan kontak tatap muka dan pendekatan tradisional yang lain untuk
mendukung pembelajaran peserta didik. Istilah ini juga digunakan saat media
asynchronous, seperti email, forums, blogs atau wiki yang digabungkan dengan
teknologi, teks atau audio synchronous.
Blended learning kombinasi berbagai media pembelajaran yang berbeda
(teknologi, aktivitas, dan berbagai jenis peristiwa), untuk menciptakan berbagai
program pembelajaran yang optimum untuk audiens (siswa) yang spesifik. Istilah
blended learning sendiri berarti bahwa pembelajaran tradisional didukung dengan
format elektronik yang lain. Program blended learning menggunakan berbagai
bentuk e-learning, mungkin digabungkan dengan pelatihan yang terpusat pada
infrastruktur dan format langsung lainnya.
Nah, setelah mengetahui artian blended learning secara umum, kita akan
memasuki dunia blended learning yang menggunakan pendekatan tradisonal yang
tetap mempertahankan pertemuan atau tatap muka secara langsung yang saat ini
disiasati dengan menggunakan media asynchronous, seperti email, forum, blogs
atau wiki yang digabungkan dengan teknologi, teks atau audio synchronous.
Khususnya menggunakan media weblogs.
23

Yang dimaksud dengan media weblog disini adalah halaman situs web yang
berisi postingan yang di update secara terus menerus dan berisi ke link ke website
lain., bersamaan dengan komentar untuk interaksi antara pemilik weblog dan
weblog. Weblog adalah jurnal nline atau catatan harian online atau kadang-kadang
ditulis sebagai blog atau web. Sedangkan orang yang mengelola weblog ini disebut
sebagai blogger dan kegiatan yang dilakukan oleh seorang blogger adalah blogging.
Istilah web atau blog, saat ini digunakan untuk merujuk ke jurnal online.
Weblog adalah sebuah jurnal online yang biasanya ditulis oleh individu atau
kelompok kecil (komunitas). Dalam suatu buku karya Agung (2004), ditulis bahwa
weblog adalah jurnal online atau catatan harian online yang dipublikasikan melalui
internet dan dapat dibaca dan diakses oleh semua orang. Biasanya, weblog berisi
kegiatan sehari-hari penulis, artikel dan lain sebagaianya. Begitupula dengan media
weblog yang digunakan untuk proses pembelajaran blended learning, berfungsi
untuk mempublikasikan materi - materi yang terkait pembelajaran, yang tentunya
telah disesuaikan dengan skenario pembelajaran disuatu lembaga formal maupun
non formal (kursus) oleh seorang instruktur.
Setelah

materi

yang

telah

dipersiapkan

sesuai

dengan

skenario

pembelajaran, kemudian disampaikan di posting dan dipublikasikan (dikirim) pada


weblog. Hal ini, diperbaharui setiap hari, setiap kali penulis (instruktur) ingin
menambah materi pada tulisan yang dipublikasikan di web tersebut. Kegitan
pemutakhiran yang telah disampaikan diatas disebut dengan blogging. Dan orang
yang mengelola isi dari weblog tersebut biasanya terkait dengan tema materi atau
nama blog suatu web pembelajaran.
Pada tulisan ini, akan dikemukakan penggunaan blended learning yang
dioptimalkan untuk proses pembelajaran melalui saluran dan pesan pendidikan
seperti blog pada suatu web pembelajaran, yang pemnafaatnya digunakan sebagai
peningkatan dan perkembangan media pembelajaran. Proses blending learning
diperkenalkan sebagai mekanisme untuk menentukan komposisi campuran dan
model spiral pembelajaran yang diperkenalkan sebagai metode atau cara untuk
merekonstruksi siswa, (penyampaian pesan pendidikan) kepada aspek kognitif. Hal
ini termasuk juga kedalam jenis teori belajar konstruktivisme. Proses yang ini
dimaksudkan untuk merekonstruksi pikiran siswa melalui aplikasi weblog, yang
kemudian dibahas sebagai komponen blended learning dan e-learning serta
lingkungan belajar.
24

Hubungan antara model blended learning dengan proses kognitif bahwa


pendekatan pembelajaran konstruktivisme ini, dimaksudkan untuk menstimulasi dan
mendukung proses pembelajaran. Hal ini, merupakan aspek penting dari sebuah
proses

belajar

mengajar

adalah

akuisisi

pengetahuan

dan

keterampilan.

Pemanfaatan blended learning (dengan weblog) ini akan mencapai tujuan yang baik
untuk meningkatakan multimedia di dalam proses pembelajaran jika, management
didalamnya dapat terkondisikan dengan baik pula, dimulai dari proses perencanaan,
pengelolaan, pengembangan sampai penilaian berikut dengan sumber daya
manusia yang ada didalamnya.
Definisi E-Learning
Banyak pakar yang menguraikan definisi E-Learning dari sudut pandang yang
berbeda. Secara garis besar banyak orang mengatakan E-Learning adalah sistem
atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses
belajar mengajar. Beberapa pakar menguraikan definisi E-Learning sebagai berikut:

E-Learning

merupakan

suatu

jenis

belajar

mengajar

yang

memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan


menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer

lain (Hartley, 2001).


E-Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi
elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media internet,
jaringan komputer, maupun komputer standalone (LearnFrame.Com,

2001).
E-learning adalah semua yang mencakup pemanfaatan komputer
dalam menunjang peningkatan kualitas pembelajaran, termasuk di
dalamnya penggunaan mobile technologies seperti PDA dan MP3
players. Juga penggunaan teaching materials berbasis web dan
hypermedia, multimedia CD-ROM atau web sites, forum diskusi,
perangkat lunak kolaboratif, e-mail, blogs, wikis, computer aided
assessment, animasi pendidikan, simulasi, permainan, perangkat lunak
manajemen pembelajaran, electronic voting systems, dan lain-lain.
Juga dapat berupa kombinasi dari penggunaan media yang berbeda

(Thomas Toth, 2003; Athabasca University, Wikipedia).


E-learning terdiri dari dua bagian yaitu e- yang merupakan singkatan
dari elektronika dan learning yang berarti pembelajaran. Jadi e-learning
25

berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat

elektronika, khususnya perangkat komputer (Maryati S.Pd).


E-Learning adalah proses pembelajaran yang memanfaatkan teknologi
informasi

dan

komunikasi

(TIK)

secara

sistematis

dengan

mengintegrasikan semua komponen pembelajaran, termasuk interaksi


pembelajaran lintas ruang dan waktu, dengan kualitas yang terjamin

(Prof. Dr. Sulistyoweni Widanarko (BPMA).


E-learning adalah sebuah rancangan aplikasi untuk pengelolaan dan
pendistribusian materi pendidikan dan latihan melalui berbagai media
elektronik, seperti Internet, LAN, WAN, broadband, wireless, dan

sebagainya (Novira Putri Ayuningtyas).


E-learning tidak hanya merupakan materi training yang di-online-kan
tetapi meliputi proses distribusi informasi, komunikasi, edukasi,

pelatihan, dan manajemen pengetahuan.


E-learning merupakan sistem berbasis

web

(internet)

yang

memungkinkan informasi dan pengetahuan dapat diakses oleh siapa

saja yang berhak serta kapan saja dan dimana saja.


E-learning memberikan perangkat baru untuk memberikan nilai tambah
pada berbagai model pendidikan tradisional di kelas, buku pelajaran,

CD-ROM, serta pelatihan berbasis komputer lainnya.


E-learning merupakan suatu proses belajar mengajar

yang

memanfaatkan teknologi informasi (dalam hal ini internet) sebagai


sarana

efektif

dan

memperluas

pengetahuan

sesuai

dengan

perkembangan ilmu secara real-time.


E-learning tidak akan menggantikan pertemuan di kelas tetapi
meningkatkan dan mengambil manfaat dari materi-materi dan teknologi
pengiriman baru untuk mendukung proses belajar mengajar. Dengan
e-learning, para siswa akan lebih diberdayakan, karena kini proses
belajar-mengajar tidak lagi berpusat pada guru tetapi beralih ke siswa.
Dengan koneksi ke internet, seorang siswa punya akses ke berbagai
sumber informasi yang tak terbatas. Selain itu, e-learning bersifat
individual sehingga siswa yang aktif dan cepat menyerap materi

pelatihan akan bisa maju dengan lebih cepat.


Matthew Comerchero dalam E-Learning, Concepts and Techniques
[Bloomsburg,

2006]

mendefinisikan:

E-learning

adalah

sarana

pendidikan yang mencakup motivasi diri sendiri, komunikasi, efisiensi,


26

dan teknologi. Karena ada keterbatasan dalam interaksi sosial, siswa


harus menjaga diri mereka tetap termotivasi. E-learning efisien karena
mengeliminasi jarak dan arus pulang-pergi. Jarak dieliminasi karena isi
dari e-learning didesain dengan media yang dapat diakses dari
terminal komputer yang memiliki peralatan yang sesuai dan sarana
teknologi lainnya yang dapat mengakses jaringan atau Internet. Dari
definisi-definisi yang muncul dapat kita simpulkan bahwa sistem atau
konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam
proses belajar mengajar dapat disebut sebagai suatu E Learning

(Wahono, 2005).
Menurut Allan J. Henderson, E-learning adalah pembelajaran jarak
jauh yang menggunakan teknologi komputer, atau biasanya Internet
(The e-learning Question and Answer Book, 2003). Henderson
menambahkan juga bahwa e-learning memungkinkan pembelajar
untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa

harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran di kelas.


E-learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis
elektronik. Salah satu media yang digunakan adalah jaringan
komputer.

Dengan

dikembangkannya

di

jaringan

komputer

memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web,


sehingga kemudian dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih
luas yaitu internet, inilah makanya system e-learning dengan
menggunakan

internet

disebut

juga

internet

enabled

learning.

Penyajian e-learning berbasis web ini bisa menjadi lebih interaktif.


Informasi-informasi perkuliahan juga bisa realtime. Begitu pula dengan
komunikasinya, meskipun tidak secara langsung tatap muka, tapi
forum diskusi perkuliahan bisa dilakukan secara online dan real time.
System e-learning ini tidak memiliki batasan akses, inilah yang
memungkinkan perkuliahan bisa dilakukan lebih banyak waktu

(Nugraha,2007).
William Horton

menjelaskan

bahwa

e-learning

merupakan

pembelajaran berbasis web (yang bisa diakses dari Internet). Terdiri


dari beberapa kata kunci; Pembelajaran jarak jauh. E-learning
memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa harus secara
27

fisik menghadiri kelas. Pembelajaran dengan menggunakan media


elektronik. E-learning, seperti juga namanya Electronic Learning
disampaikan dengan menggunakan media elektronik yang terhubung
dengan Internet (world wide web yang menghubungkan semua unit
komputer di seluruh dunia yang terkoneksi dengan Internet) dan
Intranet (jaringan yang bisa menghubungkan semua unit komputer
dalam sebuah perusahaan). Pembelajaran formal vs. informal. Elearning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan
di media elektronik (internet) baik secara formal maupun informal.
Pembelajaran yang di tunjang oleh para ahli di bidang masing-masing.
Dari berbagai komentar yang dilontarkan, ada tiga persamaan dalam
hal manfaat yang bisa dinikmati dari e-learning, yaitu Fleksibilitas,
Independent Learning, Biaya. E-Learning tidak diberikan semata-mata
oleh mesin, tetapi seperti juga pembelajaran secara konvensional di
kelas, E-Learning ditunjang oleh para ahli di berbagai bidang terkait
Bagaimana memanfaatkan e-learning secara optimal? Seperti halnya
pembelajaran dengan cara lain, e-learning bisa memberikan manfaat
yang optimal jika beberapa kondisi berikut terpenuhi, diantaranya:
Tujuan Pembelajar, Dukungan, Media lain.
Komponen E-Learning mencakup:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Perangkat keras
Infrastruktur/jaringan
Perangkat lunak
Materi/Isi
Strategi interaksi
Pemeran (dosen, mahasiswa dan lain-lain)
Skenario e-Learning memungkinkan mahasiswa dapat kontak langsung
dengan: Mahasiswa lain, Dosen, Berbagai materi dan sumber belajar dalam
bentuk elektronik. Materi yang dimaksud bisa dalam bentuk bahan ajar, materi
tugas, soal ujian/tes maupun bentuk linkages.

Manfaat E-learning
Seperti

sebagaimana

yang

disebutkan

di

atas,

e-learning

telah

mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis. Elearning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta
28

didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik


dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap
saat dan
berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih
memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran. Dalam e-learning,
faktor kehadiran guru atau pengajar otomatis menjadi berkurang atau bahkan tidak
ada. Hal ini disebabkan karena yang mengambil peran guru adalah komputer dan
panduan-panduan elektronik yang dirancang oleh "contents writer", designer elearning dan pemrogram komputer. Dengan adanya e-learning para guru/dosen/
instruktur akan lebih mudah :
1) Melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung
jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir.
2) Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan
wawasannya.
3) Mengontrol kegiatan belajar peserta didik.
Ada beberapa manfaat pembelajaran elektronik atau e-learning yang lain,
diantaranya adalah:
1) Pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility).
2) Bertambahnya Interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau
instruktur (interactivity enhancement).
3) Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (global audience).
4) Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy
updating of content as well as archivable capabilities).
Manfaat e-learning juga dapat dilihat dari 2 sudut pandang :
a) Manfaat bagi siswa
Dengan kegiatan e-Learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas
belajar yang tinggi. Artinya, kita dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap
saat dan berulang-ulang. Selain itu kita juga dapat berkomunikasi dengan
guru/dosen setiap saat, misalnya melalui chatting dan email. Mengingat
sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk
diakses melalui internet, maka kita dapat melakukan interaksi dengan sumber
belajar ini kapan saja dan dari mana saja, juga tugas-tugas pekerjaan rumah
dapat diserahkan kepada guru/dosen begitu selesai dikerjakan.
b) Manfaat bagi pengajar

29

Dengan adanya kegiatan e-Learning manfaat yang diperoleh guru/dosen


antara lain adalah bahwa guru/dosen/ instruktur akan lebih mudah melakukan
pembaruan materi maupun model pengajaran sesuai dengan tuntutan
perkembangan keilmuan yang terjadi, juga dapat dengan efisien mengontrol
kegiatan belajar siswanya. Pengalaman negara lain dan juga pengalaman
distance learning di Indonesia ternyata menunjukkan sukses yang signifikan,
antara lain:
a. Mampu meningkatkan pemerataan pendidikan.
b. Mengurangi angka putus sekolah atau putus kuliah atau putus sekolah.
c. Meningkatkan prestasi belajar.
d. Meningkatkan kehadiran siswa di kelas.
e. Meningkatkan rasa percaya diri.
f. Meningkatkan wawasan (outward looking).
g. Mengatasi kekurangan tenaga pendidikan.
h. Meningkatkan efisiensi.
Kehadiran guru sebagai makhluk yang hidup yang dapat berinteraksi secara
langsung dengan para murid telah menghilang dari ruang-ruang elektronik e-learning
ini. Inilah yang menjadi ciri khas dari kekurangan e-learning yang tidak bagus.
Sebagaimana asal kata dari e-learning yang terdiri dari e (elektronik) dan learning
(belajar), maka sistem ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. E-learning
mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi pelajaran.
Demikian juga interaksi antara peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun
antara sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi atau
pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan
pengembangan diri peserta didik. Guru atau instruktur dapat menempatkan bahanbahan belajar dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik di tempat
tertentu di dalam web untuk diakses oleh para peserta didik. Sesuai dengan
kebutuhan, guru/instruktur dapat pula memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya dapat
diakses oleh peserta didik sekali saja dan dalam rentangan waktu tertentu pula.
Secara lebih rinci, manfaat e-Learning dapat dilihat dari 2 sudut, yaitu dari sudut
peserta didik dan guru:
1) Dari Sudut Peserta Didik
Dengan kegiatan e-Learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas
belajar yang tinggi. Artinya, peserta didik dapat mengakses bahan-bahan
belajar

setiap

saat

dan

berulang-ulang.

Peserta

didik

juga

dapat

berkomunikasi dengan instruktur setiap saat. Dengan kondisi yang demikian


30

ini, peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi


pembelajaran. Manakala fasilitas infrastruktur tidak hanya tersedia di daerah
perkotaan tetapi telah menjangkau daerah kecamatan dan pedesaan, maka
kegiatan e-Learning akan memberikan manfaat kepada peserta didik yang
belajar di sekolah-sekolah kecil di daerah-daerah miskin untuk mengikuti
mata pelajaran tertentu yang tidak dapat diberikan oleh sekolahnya, mengikuti
program pendidikan keluarga di rumah (home schoolers) untuk mempelajari
materi pembelajaran yang tidak dapat diajarkan oleh para orangtuanya,
seperti bahasa asing dan keterampilan di bidang komputer, merasa phobia
dengan sekolah, atau peserta didik yang dirawat di rumah sakit maupun di
rumah, yang putus sekolah tetapi berminat melanjutkan pendidikannya, yang
dikeluarkan oleh sekolah, maupun peserta didik yang berada di berbagai
daerah atau bahkan yang berada di luar negeri, dan tidak tertampung di
sekolah konvensional untuk mendapatkan pendidikan.
2) Dari Sudut Instruktur (guru)
Dengan adanya kegiatan e-Learning, beberapa manfaat yang diperoleh
instruktur antara lain adalah bahwa instruktur dapat:
a. Lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang
menjadi tanggung-jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan
keilmuan yang terjadi.
b. Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan
wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif lebih banyak.
c. Mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Bahkan instruktur juga dapat
mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik apa yang dipelajari,
berapa lama sesuatu topik dipelajari, serta berapa kali topik tertentu
dipelajari ulang.
d. Mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal latihan
setelah mempelajari topik tertentu.
e. Memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya
kepada peserta didik.
Sedangkan manfaat pembelajaran elektronik menurut A. W. Bates (Bates, 1995)
dan K. Wulf (Wulf, 1996) terdiri atas 4 hal, yaitu:
1. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru
atau instruktur (enhance interactivity). Apabila dirancang secara cermat,
pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran,
baik antara peserta didik dengan guru/instruktur, antara sesama peserta didik,
31

maupun antara peserta didik dengan bahan belajar (enhance interactivity).


Berbeda halnya dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak
semua peserta didik dalam kegiatan pembelajaran konvensional dapat, berani
atau mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan ataupun
menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi. Mengapa? Karena pada
pembelajaran yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang
disediakan dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat
terbatas. Biasanya kesempatan yang terbatas ini juga cenderung didominasi
oleh beberapa peserta didik yang cepat tanggap dan berani. Keadaan yang
demikian ini tidak akan terjadi pada pembelajaran elektronik. Peserta didik
yang malu maupun yang ragu-ragu atau kurang berani mempunyai peluang
yang

luas

untuk

mengajukan

pertanyaan

maupun

menyampaikan

pernyataan/pendapat tanpa merasa diawasi atau mendapat tekanan dari


teman sekelas (Loftus, 2001).
2. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja
(time and place flexibility). Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas
secara elektronik dan tersedia untuk diakses oleh peserta didik melalui
internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan sumber
belajar ini kapan saja dan dari mana saja (Dowling, 2002). Demikian juga
dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan kepada
instruktur begitu selesai dikerjakan. Tidak perlu menunggu sampai ada janji
untuk bertemu dengan guru/instruktur. Peserta didik tidak terikat ketat dengan
waktu dan tempat penyelenggaraan kegiatan pembelajaran sebagaimana
halnya pada pendidikan konvensional. Dalam kaitan ini, Universitas Terbuka
Inggris telah memanfaatkan internet sebagai metode/media penyajian materi.
Sedangkan di Universitas Terbuka Indonesia (UT), penggunaan internet untuk
kegiatan pembelajaran telah dikembangkan. Pada tahap awal, penggunaan
internet di UT masih terbatas untuk kegiatan tutorial saja atau yang disebut
sebagai tutorial elektronik (Anggoro, 2001).
3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach adalah
global audience). Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta
didik yang dapat dijangkau melalui kegiatan pembelajaran elektronik semakin
lebih banyak atau meluas. Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi menjadi
hambatan. Siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, seseorang dapat
32

belajar. Interaksi dengan sumber belajar dilakukan melalui internet.


Kesempatan belajar benar-benar terbuka lebar bagi siapa saja yang
membutuhkan.
4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy
updating of content as well as archivable capabilities). Fasilitas yang tersedia
dalam teknologi internet dan berbagai perangkat lunak yang terus
berkembang turut membantu mempermudah pengembangan bahan belajar
elektronik. Demikian juga dengan penyempurnaan atau pemutakhiran bahan
belajar sesuai dengan tuntutan perkembangan materi keilmuannya dapat
dilakukan secara periodik dan mudah. Di samping itu, penyempurnaan
metode penyajian materi pembelajaran dapat pula dilakukan, baik yang
didasarkan atas umpan balik dari peserta didik maupun atas hasil penilaian
instruktur selaku penanggung-jawab atau pembina materi pembelajaran itu
sendiri. Pengetahuan dan keterampilan untuk pengembangan bahan belajar
elektronik ini perlu dikuasai terlebih dahulu oleh instruktur yang akan
mengembangkan

bahan

belajar

elektronik.

Demikian

juga

dengan

pengelolaan kegiatan pembelajarannya sendiri. Harus ada komitmen dari


instruktur yang akan memantau perkembangan kegiatan belajar peserta
didiknya dan sekaligus secara teratur memotivasi peserta didiknya.
Fitur E-learning
E-learning memiliki fitur-fitur sebagai berikut (Clark & Mayer, 2008):
1. Konten yang relevan dengan tujuan belajar.
2. Menggunakan metode instruksional seperti contoh dan praktek untuk
membantu belajar.
3. Menggunakan elemen

media

seperti

kalimat

dan

gambar

untuk

mendistribusikan konten dan metode belajar.


4. Pembelajaran dapat secara langsung dengan instruktur (synchronous)
ataupun belajar secara individu (asynchronous).
5. Membangun wawasan dan teknik baru yang dihubungkan dengan tujuan
belajar.
Elemen E-learning
Definisi e-learning memiliki beberapa elemen tentang apa, bagaimana, dan
mengapa dari e-learning (Clark & Mayer, 2008):
33

1. Apa. E-learning memasukkan baik konten, yaitu informasi, dan metode


instruksional, yaitu teknik, yang membantu orang mempelajari konten belajar.
2. Bagaimana. E-learning didistribusikan melalui komputer dalam bentuk kalimat
dan gambar. Pendistribusiannya dapat dalam bentuk asynchronous yang
didesain untuk belajar secara individu dan dalam synchronous yang didesain
dengan bimbingan dari instruktur secara langsung.
3. Mengapa. E-learning ditujukan untuk membantu pelajar mencapai tujuan
belajarnya atau melakukan pekerjaannya.
Aspek Penting dalam E-learning
1. E-learning menciptakan solusi belajar formal dan informal.
Salah satu kesalahan berpikir tentang e-learning adalah e-learning hanya
menciptakan sistem belajar secara formal, seperti dalam bentuk kursus.
Namun faktanya adalah saat ini 80% pembelajaran didapat secara informal.
Banyak orang saat beraktivitas sehari-hari dan menghadapi suatu masalah
membutuhkan solusi secepatnya. Dalam hal ini, e-learning haruslah memiliki
karakteristik berikut:
a. Just in time tersedia untuk pengguna ketika mereka membutuhkannya
untuk menyelesaikan tugasnya.
b. On-demand tersedia setiap saat.
c. Bite-sized tersedia dalam ukuran yang kecil agar dapat digunakan
secara cepat.
2. E-learning menyediakan akses ke berbagai macam sumber pembelajaran
baik itu konten ataupun manusia. Kesalahan lainnya dalam berpikir tentang elearning bahwa e-learning hanya membuat konten saja. Sebenarnya elearning adalah sebuah aktivitas sosial. E- learning menyediakan pengalaman
belajar yang kuat melalui komunitas online pengguna e-learning. Karena
manusia adalah makhluk sosial, jadi ada banyak kesempatan untuk
berkomunikasi, berkolaborasi, dan berbagi ilmu antara sesama pengguna elearning.
3. E-learning mendukung sekelompok orang atau grup untuk belajar bersama.
E-learning bukan aktivitas individu saja, tetapi juga mendukung sekelompok
orang

atau grup untuk belajar bersama, baik untuk berkomunikasi,

berkolaborasi, berbagi ilmu, dan membentuk sebuah komunitas online yang


dapat dilakukan secara langsung (synchronous) atau tidak langsung
(asynchronous).
34

4. E-learning membawa pembelajaran kepada pelajar bukan pelajar ke


pembelajaran. Bentuk pembelajaran tradisional bahwa pelajar harus pergi
keluar untuk mencari pembelajaran mereka sendiri. Sedangkan Model elearning disebut juga Pull Model of Learning (Knight, 2005).
Pro dan kontra terhadap E-Learning
Pengkritik e-Learning mengatakan bahwa di samping daerah jangkauan
kegiatan e-Learning yang terbatas (sesuai dengan ketersediaan infrastruktur),
frekuensi kontak secara langsung antar sesama siswa maupun antara siswa dengan
narasumber sangat minim, demikian juga dengan peluang siswa yang terbatas untuk
bersosialisasi (Wildavsky, 2001). Terhadap kritik ini, lingkungan pembelajaran
elektronik dapat membantu membangun / mengembangkan rasa bermasyarakat di
kalangan peserta didik sekalipun mereka terpisah jauh satu sama lain. Guru atau
instruktur dapat menugaskan peserta didik untuk bekerja dalam beberapa kelompok
untuk mengembangkan dan mempresentasikan tugas yang diberikan. Peserta didik
yang menggarap tugas kelompok ini dapat bekerjasama melalui fasilitas homepage
atau web. Selain itu, peserta didik sendiri dapat saling berkontribusi secara individual
atau melalui diskusi kelompok dengan menggunakan e-mail (Website kudos, 2002).
Concord Consortium (2002) mengemukakan bahwa pengalaman belajar melalui
media elektronik semakin diperkaya ketika peserta didik dapat merasakan bahwa
mereka masing-masing adalah bagian dari suatu masyarakat peserta didik, yang
berada dalam suatu lingkungan bersama. Dengan mengembangkan suatu
komunitas dan hidup di dalamnya, peserta didik menjadi tidak lagi merasakan
terisolasi di dalam media elektronik. Bahkan, mereka bekerja saling bahu-membahu
untuk mendukung satu sama lain demi keberhasilan kelompok. Lebih jauh
dikemukakan bahwa di dalam kegiatan e-Learning, para guru dan peserta belajar
mengungkapkan bahwa mereka justru lebih banyak mengenal satu sama lainnya.
Para peserta belajar sendiri mengakui bahwa mereka lebih mengenal para gurunya
yang membina mereka belajar melalui kegiatan e-Learning. Di samping itu, para
guru e-Learning ini juga aktif melakukan pembicaraan (komunikasi) dengan orang
tua peserta didik melalui telepon dan email karena para orang tua ini merupakan
mitra kerja dalam kegiatan e-Learning. Demikian juga halnya dengan komunikasi
antara sesama para peserta e-Learning. Di pihak manapun kita berada, satu hal
yang perlu ditekankan dan dipahami adalah bahwa e-Learning tidak dapat
35

sepenuhnya menggantikan kegiatan pembelajaran konvensional di kelas (Lewis,


2002).
Tetapi, e- Learning dapat menjadi partner atau saling melengkapi dengan
pembelajaran konvensional di kelas. E-Learning bahkan menjadi komplemen besar
terhadap model pembelajaran di kelas atau sebagai alat yang ampuh untuk program
pengayaan. Sekalipun diakui bahwa belajar mandiri merupakan Basic Thrust
kegiatan pembelajaran elektronik, namun jenis kegiatan pembelajaran ini masih
membutuhkan interaksi yang memadai sebagai upaya untuk mempertahankan
kualitasnya (Reddy, 2002).

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan E-Learning dapat kami simpulkan sebagai berikut :
1. Definisi E-Learning adalah suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan
tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet,
intranet atau media jaringan komputer lain, atau proses pembelajaran yang
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) secara sistematis
dengan

mengintegrasikan

semua

komponen

pembelajaran,

termasuk

interaksi pembelajaran lintas ruang dan waktu, dengan kualitas yang terjamin.
2. Manfaat E-learning adalah mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat
biaya studi lebih ekonomis. E-learning mempermudah interaksi antara peserta
didik dengan bahan/materi, peserta didik dengan dosen/guru/instruktur
36

maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi
dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang,
lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran. Dengan
adanya e-learning para guru/dosen/instruktur akan lebih mudah melakukan
pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai
dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir, mengembangkan
diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya, mengontrol
kegiatan belajar peserta didik, Pembelajaran dari mana dan kapan saja (time
and place flexibility).
3. Sejarah dan Perkembangan E-learning pertama kali diperkenalkan oleh
universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem
instruksi berbasis komputer (Computer Assisted Instruction ) dan komputer
bernama PLATO.
4. Keuntungan Menggunakan E-learning diantaranya Fleksibel, Menghemat
waktu

proses

pendidikan

belajar-mengajar,

secara

Mengurangi

keseluruhan

biaya

(infrastruktur,

perjalanan,

peralatan,

biaya

buku-buku),

Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas.


5. E-Learning adalah cara pandang baru terhadap pembelajaran elektronik yang
terinspirasi

oleh

munculnya

teknologi

Web.

Sistem

konvensional

pembelajaran elektronik biasanya berbasis pada paket pelajaran yang


disampaikan

kepada

siswa

dengan

(biasanya melalui LMS).


6. Fitur E-learning yaitu Konten

yang

menggunakan
relevan

teknologi

dengan

tujuan

Internet
belajar,

Menggunakan metode instruksional seperti contoh dan praktek untuk


membantu belajar, Menggunakan elemen media seperti kalimat dan gambar
untuk mendistribusikan konten dan metode belajar, Pembelajaran dapat
secara langsung dengan instruktur (synchronous) ataupun belajar secara
individu (asynchronous), Membangun wawasan dan teknik baru yang
dihubungkan dengan tujuan belajar.
7. Elemen E-learning yaitu apa, bagaimana dan mengapa dari e-learning Apa :
memasukkan baik konten, yaitu informasi, dan metode instruksional, yaitu
teknik, yang membantu orang mempelajari konten belajar, Bagaimana,
didistribusikan melalui komputer dalam bentuk kalimat dan gambar,
Mengapa, ditujukan untuk membantu pelajar mencapai tujuan belajarnya atau
melakukan pekerjaannya.
37

8. Aspek Penting dalam E-learning yaitu menciptakan solusi belajar formal dan
informal, menyediakan akses ke berbagai macam sumber pembelajaran baik
itu konten ataupun manusia, mendukung sekelompok orang atau grup untuk
belajar bersama, membawa pembelajaran kepada pelajar bukan pelajar ke
pembelajaran.
9. Arsitektur E-learning

yaitu

Receptive,

Akuisisi

Informasi

Rendah,

Penginformasian, Directive, Peguatan respons, Medium, Melakukan prosedur


seperti penggunaan software, Guided Discovery, Konstruksi wawasan Tinggi,
Melakukan strategi seperti pemecahan masalah.
10. Pro dan kontra terhadap E-Learning, bagi yang kontra mengatakan bahwa Di
samping daerah jangkauan kegiatan e-Learning yang terbatas (sesuai
dengan ketersediaan infrastruktur), frekuensi kontak secara langsung antar
sesama siswa maupun antara siswa dengan narasumber sangat minim,
demikian juga dengan peluang siswa yang terbatas untuk bersosialisasi. Bagi
yang pro mengatakan bahwa e-learning dapat menjadi partner atau saling
melengkapi dengan pembelajaran konvensional di kelas. E-Learning bahkan
menjadi komplemen besar terhadap model pembelajaran di kelas atau
sebagai alat yang ampuh untuk program pengayaan.
Komponen yang membentuk e-Learning adalah:
1. Infrastruktur e-Learning: Infrastruktur e-Learning dapat berupa personal
computer (PC), jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia.
Termasuk didalamnya peralatan teleconference apabila kita memberikan
layanan synchronous learning melalui teleconference.
2. Sistem dan Aplikasi e-Learning: Sistem perangkat lunak yang memvirtualisasi proses belajar mengajar konvensional. Bagaimana manajemen
kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor),
sistem ujian online dan segala fitur yang berhubungan dengan manajemen
proses belajar mengajar. Sistem perangkat lunak tersebut sering disebut
dengan Learning Management System (LMS). LMS banyak yang opensource
sehingga bisa kita manfaatkan dengan mudah dan murah untuk dibangun di
sekolah dan universitas kita.
3. Konten e-Learning: Konten dan bahan ajar yang ada pada e-Learning system
(Learning Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam
bentuk Multimedia-based Content (konten berbentuk multimedia interaktif)
38

atau Text-based Content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran
biasa). Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga
dapat dijalankan oleh siswa kapanpun dan dimanapun. Depdiknas cukup aktif
bergerak dengan membuat banyak kompetisi pembuatan multimedia
pembelajaran. Pustekkom juga mengembangkan e-dukasi.net yang memfree-kan multimedia pembelajaran untuk SMP, SMA dan SMK. Juga mari kita
beri applaus ke pak Gatot (Biro PKLN) yang mulai memberikan insentif dan
beasiswa

untuk

mahasiswa

yang

mengambil

konsentrasi

ke

Game

Technology yang arahnya untuk pendidikan. Ini langkah menarik untuk


mempersiapkan perkembangan e-Learning dari sisi konten. Sedangkan Actor
yang ada dalam pelaksanakan e-Learning boleh dikatakan sama dengan
proses belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya guru (instruktur)
yang membimbing, siswa yang menerima bahan ajar dan administrator yang
mengelola administrasi dan proses belajar mengajar. Terminologi yang
berhubungan dengan e-Learning sebenarnya banyak. Ada online learning,
software learning, multimedia learning, computer based learning. Boleh
dikatakan semua bisa diwakili oleh e-Learning, baik dalam perspektif umum
(online learning, computer based learning) maupun dalam perspektif
komponen e-Learning (multimedia learning sebagai komponen e-Learning
content dan software learning sebagai komponen e-learning system). Sedikit
perlu kita garis bawahi untuk terminologi distance learning. Terminologi
distance learning ini sejak dulu sudah ada, hanya dulu distribusi bahan ajar
dan proses pembelajaran tidak menggunakan media elektronik, misalnya
universitas terbuka yang dulu mengirimkan module pembelajaran lewat pos.
Hanya, saat ini universitas yang menerapkan distance learning kebanyakan
sudah menggunakan media elektronik untuk mendistribusikan bahan ajar dan
proses belajar mengajar, dengan kata lain bisa saja distance learning masuk
ke definisi e-Learning untuk kondisi ini. Tapi tidak menjadi masalah kalau
open university yang ada di dunia ini tetap menggunakan term distance
learning, karena mungkin sudah lebih lama dan terbiasa digunakan. Yang
pasti secara kohesi terminologi, distance learning akan dekat dengan
terminologi open university dan synchronous learning.

39

Daftar Pustaka
http://www.kompasiana.com/evanurrizca.com/pengenalan-sisteminformasi_552df5ae6ea834e8038b456b
http://komas-rahmat.blogspot.co.id/
http://adamrinalt.blogspot.co.id/2013/01/komputer-dan-masyarakat.html
https://mapande.wordpress.com/2013/07/16/pengertian-definisi-e-learning-menurutpara-ahli/
http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-e-learning-definisi-manfaat.html
http://www.academia.edu/6437931/Pengertian_dan_Konsep_Elearning
http://guraru.org/info/pro-dan-kontra-terhadap-penerapan-e-learning/
https://adyth23.wordpress.com/penggunaan-aplikasi-e-learning-moodle/
http://www.m-edukasi.web.id/2012/11/aspek-penting-dalam-e-learning.html

40

Anda mungkin juga menyukai