Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kebersihan menduduki masalah penting dalam Islam.
dikatakan

bahwa

tanpa

Boleh

adanya thaharah, ibadah kita kepada

Allah SWT tidak akan diterima. Sebab beberapa ibadah utama


mensyaratkan thaharah secara mutlak. Tanpa thaharah, ibadah
tidak sah. Bila ibadah tidak sah, maka
Allah.

Kalau

tidak

akan

diterima

tidak diterima Allah, maka konsekuensinya adalah

kesia-siaan.1 Maka menjaga kebersihan dan kesucian sangatlah


menjadi dasar untuk melakukan ibadah. Dengan melaksanakan
kebersihan dan kesucian yang sesuai Hukum Islam maka akan
dirasakan kekhusukan dalam beribadah. Hal ini dapat memulai
dengan

sesuatu pekerjaan yang baik maka akan berdampak

kepada kebaikan ibadah lainnya.


Untuk itu perlu adanya pengetahuan dalam bersuci. Pengertian
bersuci menurut Syeikh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari (Ulama
Madzhab Syafii dari Pakistan) dalam Kitab Fathul Mumin, Thaharah
diartikan sebagai:2





: ()

1 Ahmad Sarwat, Fiqih Thaharah, (DU Center Press,2010) hlm 24


2 Agus Gustiwang Saputro, Fiqh Thaharah, hlm.1

bersuci (menurut bahasa) adalah: bersih (suci) dan terlepas


dari kotoran




:







bersuci (menurut syara) adalah: mengangkat kotoran yang
melekat berupa hadats (kotoran yang tidak terlihat) ataupun najis
(kotoran terlihat).
Islam mengajarkan pada setiap diri manusia untuk mensucikan
dirinya taubat. Disebutkan dalam firman allah swt dalam potongan
Surat al-Baqarah ayat 22:3



(Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat
dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri)
Ayat diatas juga berhubungan dengan larangan berhubungan
suami

istri

dalam

keadaan

haidl.

Sehingga

makna

Al-

Mutathahhirin dalam ayat ini adalah orang-orang yang suci dari


haidl (menstruasi). Imam Syafii mengatakan bahwa seseorang
boleh kembali menggaulinya istrinya apabila ia telah bersih dari
haidlnya tersebut dan telah mandi janabah. Untuk itu dalam urusan

3Agus Gustiwang Saputro, Fiqh Thaharah, hlm.2

bersuci meliputi beberapa

perkara

yang berikut

yang

harus

Alat bersuci, seperti air, tanah, dan sebagainya


Kaifiat (cara) bersuci
Macam dan jenis-jenis najis yang perlu disuci
Benda yang wajib disuci
Sebab-sebab atau keadaan yang menyebabkan

wajib

diperhatikan:4
a.
b.
c.
d.
e.

bersuci
Abdullah Abbas dalam bukunya Fiqih Thaharah: Tata Cara
Dan

Hikmah Bersuci

Dalam

Islam

menerangkan

dalam

ayat

tersebut tercakup dua macam kesucian yakni kesucian dari dosa,


dan kesucian dari najis dan kotoran.5
Pada

hakekatnya

bahwasanya

manusia

dengan

fitrahnya

akan mengetahui
kotoran yang melekat di badan dengan segera. Kotoran tersebut
dapat berupa kotoran jiwa yaitu berupa maksiat dan kotoran badan
kotoran yang melekat pada badan manusia yang berupa najis. Alat
yang digunakan dalam membersihkan dari najis ada beberapa salah
satunya dengan air untuk membersihkannya.
Air itu suci lagi mensucikan, tidak ada sesuatu pun yang
menajisinya. (HR.At-

4 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Jakarta: Attahiriyah, 1976) hlm.29

Abdullah Abbas , Fiqih Thaharah; Tata Cara dan Hikmah Bersuci dalam
Islam, hlm. xiv
5

Tirmidzi)
.6
Untuk membersihkan dengan air pada kotoran yang melekat
pada suatu benda akan memiliki hukum tersendiri tergantung dari
najis atau hadats yang melekat pada benda tersebut. Maka perlu
adanya

pemahaman

mengenai

kedudukan

air

untuk

membersihkan kotoran-kotoran yang melekat pada benda yang


terkena najis atau hadast tersebut. Kedudukan air di bagi menjadi
empat, adalah sebagai berikut7 :
1. Air yang suci dan mensucikan serta tidak makruh untuk bersuci.
Air ini disebut juga air muthlaq.
2. Air suci dan mensucikan yang makruh, yaitu air musyammas.
3. Air suci namun tidak mensucikan, yaitu air mustamal dan
air yang berubah karena bercampur dengan benda-benda suci
lainnya.
4. Air najis, yaitu air yang bercampur benda najis dan jumlahnya
tidak sampai dua
qullah.

6 Muhammad bin Isa bin Sauroh at-Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi, hlm. 64

Abu Syuja Ahmad Bin Husain Bin Ahmad Al-Ashfahani,Matan Fikih


Madzhab Syafii, terj. Pakihsati (Solo: al-Wafi, 2015), hlm. 20.
7

Persoalan

kebersihan

dan

kesucian

ketika

seseorang

menggunakan usaha jasa laundry masih dipertanyakan apakah


sudah bersih dan suci secara sempurna atau belum. Setelah diamati
dan dinilai dari usaha jenis laundry yang ada di Kapasan Sidoarjo
pada tahap awalnya yaitu tanpa dibersihkan dulu secara individu
tiap pakaian ternyata pencucian tersebut dimasukkan kedalam satu
mesin cuci secara bersamaan.
Dengan begitu hasil cucian pada jasa laundry belum tentu suci
hanya yang diketahui oleh kosnsumen hasilnya bersih dan harum.
Kebanyakan

konsumen

juga

jarang

menanyakan

bagaiaman

tahapan-tahapan dalam jasa laundry yang diterapkan. Laundry Aden


ini menerima semua jenis pakaian atau barang-barang yang hendak
dicuci. Untuk itu saat pakaian atau barang-barang yang akan dicuci
dari pengguna usaha jasa laundry tidak semua dari latar belakang
persoalan apakah hanya sebatas kotor atau bahkan terkena najis
yang melekat di pakaian atau barang-barang yang akan dicuci.
Ketika melekat pada pakaian atau barang-barang yang terkena
seperti darah haid, air kencing anak yang masih menyusui dan
najis yang lainya maka cara mensucikan dari pakaiaan atau
barang-barang yang di laundry-kan akan berbeda.
Dari latar belakang penulis tertarik mengkaji

lebih dalam

mengenai hukum mencuci pada jasa laundry serta tahapan-tahapan


pencucian menurut Hukum Islam. Dengan berbagai jenis-jenis

pakaian

atau

barang-barang

di

laundry-kan,

maka

penulis

mengambil judul penelitian

B. Identifikasi dan Batasan Masalah


Identifikasi masalah menjelaskan kemungkinan-kemungkinan cakupan yang
dapat muncul dalam penelitian dengan melakukan identifikasi dan inventarisasi
kemungkinan yang dapat diduga sebagai masalah. Yaitu
1. Praktek pada bisnis Laundry Aden di Kapasan Sidoarjo yang
diterapkan

pada

bisnis

ini

ketika

tahap

awal

proses

pencucian yang dilakukan belum memenuhi sesuai dengan


Hukum Islam, yaitu tahap awal yang tanpa dibersihkan
dahulu untuk menghilangkan hadast dan najis.
2. Praktek terjadinya hasil cucian pada jasa Laundry Aden
Kapasan Sidoarjo ini yang sudah bersih belum tentu suci.
3.
C. Rumusalan Masalah
D. Kajian Pustaka
E. Sistematika Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai