Anda di halaman 1dari 93

ep

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

PUTUSAN

No. 25 PK/Pid/2012

MAHKAMAH

gu

ng

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA


AGUNG

memeriksa perkara pidana dalam peninjauan kembali telah memutuskan

sebagai berikut dalam perkara Terpidana :

Nama

: VERY IDHAM HENYANSYAH alias RYAN

tempat lahir

: Jombang, Jawa Timur;

umur / tanggal lahir

: 31 tahun / 01 Pebruari 1978;

jenis kelamin

: Laki-laki ;

kebangsaan

: Indonesia ;

tempat tinggal

: Desa Jati Wates, Kecamatan Tembelang

ub
lik

am

ah

bin AHMAD;

ah
k

ep

Jombang, Jawa Timur atau Apartement


Margonda Residence Blok C Nomor 309 A

: Swasta;

A
gu
ng

pekerjaan

: Islam;

In
do
ne
si

agama

Jalan Margonda Raya Depok;

Mahkamah Agung tersebut;

Membaca Surat Dakwaan Jaksa / Penuntut Umum pada Kejaksaan

Negeri Depok sebagai berikut :


KESATU :

lik

Bahwa Very Idam Henyansyah alias Ryan bin Ahmad pada hari Jumat,
tanggal 11 Juli 2008 sekira pukul 20.00 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu

ub

waktu dalam bulan Juli 2008, di Apartement Margonda Residence Blok C Nomor
309 A, Jalan Margonda Raya, Depok atau setidak-tidaknya pada suatu tempat
yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Depok, dengan
sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain.

ep

ka

ah

PRIMAIR:

Perbuatan tersebut dilakukan Terdakwa dengan cara sebagai berikut:


Hery Santoso yang memang telah Terdakwa kenal sebelumnya. Dengan adanya

on

al. 1 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

keinginan tersebut, maka kemudian Terdakwa pun mulai menyusun rencana

es

Berawal pada saat Terdakwa memiliki keinginan untuk membunuh korban

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 1

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

untuk merampas nyawa korban Hery Santoso. Dalam mewujudkan rencananya


tersebut, Terdakwa merasa harus bertemu dengan korban Hery Santoso. Oleh
karena itu pada tanggal 09 Juli 2008 Terdakwa mulai kembali menghubungi atau

ng

mengadakan kontak dengan korban Hery Santoso. Padahal sejak akhir bulan

Juni 2008 Terdakwa tidak pernah berhubungan atau mengadakan kontak

gu

dengan korban Hery Santoso. Terdakwa pun lalu mengatakan kepada korban

Hery Santoso bahwa Terdakwa akan memperkenalkan korban Hery Santoso

dengan seseorang yang tinggal di Apartement Margonda Residence, Jalan

Margonda Raya Depok;

Selanjutnya Terdakwa pun mulai mempersiapkan alat yang akan

ub
lik

ah

dipergunakannya untuk membunuh korban Hery Santoso. Terdakwa lalu


mempersiapkan 1 (satu) batang besi ulir sepanjang lebih kurang 51 cm yang

am

kemudian Terdakwa simpan di sebuah laci di dapur Apartement Mergonda


Residence Blok C Nomor 309 A tempat Terdakwa tinggal. Selain itu Terdakwa
kemudian juga mempersiapkan sebuah pisau yang Terdakwa pinjam dari Sdri.

ah
k

ep

Amiyati yang merupakan pelayan di Rumah Makan Simpang Anam yang terletak
di Lantai Dasar Apartement Margonda Residence. Terdakwa meminjam pisau
selesai

mempersiapkan

alat-alat

yang

akan

Terdakwa

In
do
ne
si

Setelah

tersebut pada hari Kamis, tanggal 10 Juli 2008 sekira pukul 21.00 Wib;

A
gu
ng

pergunakan untuk merampas nyawa korban Hery Santoso, kemudian pada


tanggal 11 Juli 2008 sekira pukul 16.00 Wib Terdakwa kembali menghubungi

korban Hery Santoso dan menyuruh korban Hery Santoso untuk datang ke
Apartement Margonda Residence tempat Terdakwa tinggal dan mengatakan

bahwa Terdakwa akan memperkenalkan korban Hery Santoso dengan penghuni

Apartement Margonda Residence. Namun ketika Terdakwa menyatakan hal

tersebut kepada korban Hery Santoso, sebenarnya hal tersebut hanyalah alasan

lik

membunuhnya. Setelah mengetahui ajakan Terdakwa tersebut, maka akhirnya


korban Hery Santoso pun tertarik untuk datang ke Apartement Margonda
tempat tersebut sekira pukul 19.10 Wib;

ub

Residence di Jalan Margonda Raya Depok dan korban Hery Santoso pun tiba di
Setelah korban Hery Santoso tiba di Apartement Margonda Residence,
Jalan Margonda Raya Depok, Terdakwa kemudian menjemput korban Hery

ep

ka

ah

Terdakwa untuk dapat bertemu dengan korban Hery Santoso dan kemudian

Santoso di tempat parkir mobil Apartement tersebut lalu keduanya masuk ke


A. Di dalam kamar Blok C Nomor 309 A tersebut, Terdakwa dan korban Hery

on

al. 2 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

Santoso membicarakan tentang penghuni Apartement Margonda Residence

es

dalam kamar Terdakwa di Apartement tersebut, tepatnya di Blok C Nomor 309

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 2

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

yang menurut Terdakwa rencananya akan diperkenalkan dengan korban Hery


Santoso. Saat sedang membicarakan hal tersebut, korban Hery Santoso lalu

bertanya kepada Terdakwa tentang siapakah pacar Terdakwa saat itu, dan

ng

dijawab oleh Terdakwa bahwa pacarnya bernama Sdr. Noval Andrias, sambil
menunjukkan foto Sdr. Noval kepada korban Hery Santoso. Setelah melihat foto

gu

Sdr. Noval, korban Hery Santoso pun menjadi tertarik dengan Sdr. Noval dan

kemudian mengatakan kepada Terdakwa bahwa ia tertarik dengan Sdr. Noval


dan ingin berkencan dengan Sdr. Noval. Mendengar hal tersebut Terdakwa pun

lalu menegur korban Hery Santoso agar jangan berkata seperti itu, namun

meskipun telah mendengar perkataan Terdakwa tersebut, korban Hery Santoso

ub
lik

ah

tetap bersikeras ingin kencan dengan Sdr. Noval, sehingga korban Hery
Santoso pun menjadi bertengkar dengan Terdakwa;

am

Terdakwa pun kemudian menjadi marah dan tersinggung. Selanjutnya


Terdakwa menampar muka korban Hery Santoso dan tindakan Terdakwa
tersebut pun dibalas oleh korban Hery Santoso, sehingga akhirnya Terdakwa

ah
k

ep

dan korban Hery Santoso pun saling pukul. Terdakwa kemudian mengambil
sebilah pisau yang sebelumnya Terdakwa pinjam dari Sdr. Amiyati, yang pada

saat itu berada di sebelah televisi yang ada di kamar Apartement Terdakwa.

In
do
ne
si

Selanjutnya pisau tersebut Terdakwa tusukkan ke perut korban Hery Santoso

A
gu
ng

beberapa kali sehingga akhirnya korban Hery Santoso terjatuh ke sofa bed yang
ada di dalam kamar tersebut. Saat posisi korban Hery Santoso terlentang di

atas sofa bed, Terdakwa lalu kembali menusuk-nusuk perut serta dada korban

Hery Santoso dengan menggunakan pisau. Setelah itu Terdakwa menyeret


tubuh korban Hery Santoso ke dalam kamar mandi. Karena saat berada di
dalam kamar mandi korban Hery Santoso masih berteriak-teriak, Terdakwa lalu

kembali mempergunakan pisau yang telah dipersiapkannya tersebut untuk

lik

Terdakwa mengambil gagang shower yang ada di dalam kamar mandi tersebut
dan kemudian memukulkannya secara berulang-ulang ke kepala korban Hery

ub

Santoso;

Terdakwa kemudian mengambil 1 (satu) batang besi ulir sepanjang lebih


kurang 51 cm yang sebelumnya memang telah dipersiapkannya untuk

ep

membunuh korban Hery Santoso. Terdakwa mengambil besi tersebut dari laci
yang ada di dapur dan kemudian melaksanakan rencananya untuk membunuh

al. 3 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

ng
gu
A

on

berkali-kali serta menusuk-nusuk badan dan dada korban dengan menggunakan

es

korban Hery Santoso dengan cara memukuli kepala korban Hery Santoso

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ik

ah

ka

ah

menusuk-nusuk mulut korban Hery Santoso dan melukai wajahnya. Setelah itu

Halaman 3

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

besi ulir sepanjang lebih kurang 51 cm tersebut hingga akhirnya korban Hery
Santoso tidak bergerak lagi;

Setelah mengetahui bahwa korban Hery Santoso tidak lagi bergerak,

ng

Terdakwa lalu membuka seluruh pakaian korban Hery Santoso dan kemudian

mengambil pisau dan memotong-motong tubuh korban Hery Santoso sebagai

gu

berikut:

Terdakwa memotong kaki bagian lutut sebelah kanan;

Terdakwa memotong kaki bagian lutut sebelah kiri;

Terdakwa memotong pangkal paha sebelah kanan;

Terdakwa memotong pangkal paha sebelah kiri;


Terdakwa memotong leher / kepala.

ub
lik

ah

Terdakwa memotong badan bagian perut;

am

Setelah memotong-motong tubuh korban Hery Santoso menjadi 7 (tujuh)


bagian, Terdakwa lalu memasukkan potongan badan bagian dada dan perut ke
dalam tas koper merk President warna biru, memasukkan potongan kedua kaki /

ah
k

ep

betis ke dalam plastik warna hitam, memasukkan potongan pinggul ke dalam


plastik, memasukkan potongan kepala korban Hery Santoso ke dalam kantong

plastik warna merah, memasukkan potongan kedua paha ke dalam kantong

In
do
ne
si

plastik warna merah bertuliskan CENTRO, selanjutnya Terdakwa memasukkan

A
gu
ng

potongan kedua kaki / betis, potongan pinggul dan potongan kepala ke dalam
tas merk Adidas warna abu-abu. Terdakwa lalu juga memasukkan potongan
kedua paha ke dalam tas koper merk President warna biru;

Selanjutnya Terdakwa membersihkan noda-noda darah korban Hery

Santoso yang ada di dalam kamar tersebut, dan setelah selesai melakukan hal

tersebut Terdakwa lalu membuang besi ulir sepanjang lebih kurang 51 cm yang

telah Terdakwa pergunakan untuk melaksanakan rencana Terdakwa membunuh

lik

Apartement Margonda Residence. Kemudian membawa tas koper yang berisi


potongan tubuh korban Hery Santoso dan memasukkannya ke dalam bagasi

ub

mobil merk Suzuki APV No. Pol. B-8986-HR milik korban Hery Santoso yang
ada di area parkir mobil di Apartement Margonda Residence. Setelah itu
Terdakwa kembali lagi ke dalam kamarnya untuk mengambil tas yang berisi
potongan tubuh korban Hery Santoso yang lain dan lalu memasukkannya juga

ep

ka

ah

korban Hery Santoso tersebut di sekitar tempat sampah di Lantai 3 Blok C

ke dalam bagasi mobil merk Suzuki APV milik korban Hery Santoso tersebut.
tersebut Terdakwa bertemu dengan Sdr. Musliman yang lalu bertanya hendak ke

on

al. 4 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

manakah Terdakwa. Mendengar pertanyaan Sdr. Musliman tersebut Terdakwa

es

Saat akan memasukkan tas yang berisi potongan tubuh korban Hery Santoso

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 4

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

pun mengatakan bahwa ia hendak pindah ke rumah Ibunya di Pondok Indah.


Sdr. Musliman lalu kembali bertanya mengapa Terdakwa pindahan sendirian dan
dijawab oleh Terdakwa bahwa ia memang pindahan sendirian. Setelah itu pun

ng

Sdr. Musliman pergi meninggalkan Terdakwa;

Setelah itu Terdakwa pun berusaha menghidupkan mesin mobil Suzuki

gu

APV milik korban Hery Santoso tersebut, dengan tujuan mobil tersebut akan

Terdakwa pergunakan untuk membuang potongan tubuh korban Hery Santoso,

namun ternyata Terdakwa tidak berhasil menghidupkan mesin mobil Suzuki APV

tersebut. Karena tidak berhasil menghidupkan mesin mobil Suzuki APV,

Terdakwa lalu pergi ke depan Apartement Margonda Residence dengan tujuan

ub
lik

ah

mencari taksi yang selanjutnya akan Terdakwa pergunakan untuk membuang


potongan tubuh korban Hery Santoso. Setelah berhasil mendapatkan taxi, yaitu

am

taxi TAXIKU dengan No. Pol. B-2688-XU dan No. Lambung 088, Terdakwa lalu
menaiki taxi tersebut masuk ke tempat parkir Apartement Margonda Residence
dan kemudian meminta supir taxi tersebut memarkir taxi tersebut di sebelah

ah
k

ep

kanan mobil Suzuki APV milik korban Hery Santoso. Setelah itu Terdakwa pun
turun dari mobil taxi dan lalu memindahkan tas koper dan tas merk Adidas

warna abu-abu yang berisi potongan tubuh korban Hery Santoso dari dalam

In
do
ne
si

mobil Suzuki APV ke dalam bagasi taxi. Terdakwa lalu meminta supir taxi untuk

A
gu
ng

membawa Terdakwa ke daerah Pondok Indah, namun ketika berada di Jalan

Kebagusan Pasar Minggu Jakarta Selatan, Terdakwa meminta supir taxi

berbelok masuk ke Jalan Kebagusan. Ketika mobil taxi berada di dekat sebuah

tanah kosong di Jalan Kebagusan, Terdakwa pun meminta agar supir taxi
menghentikan kendaraannya, dan setelah membayar ongkos taxi Terdakwa pun

turun dari taxi sambil juga menurunkan koper dan tas yang dibawanya dari
bagasi taxi. Lalu setelah taxi tersebut meninggalkan Terdakwa, selanjutnya

lik

kosong yang ada di Jalan Kebagusan tersebut;

Berdasarkan hasil Visum Et Repertum dari Rumah Sakit Dr. Cipto

ub

Mangunkusumo Jakarta Nomor: 955/SK.II/VII/2-2008 tanggal 11 Agustus 2008


yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. Abdul Munim Idries SpF, dokter
spesialis forensik pada Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal
FKUI-RSCM menerangkan:

ep

ka

ah

Terdakwa membuang potongan-potongan tubuh korban Hery Santoso di tanah

Pada pemeriksaan mayat laki-laki yang berumur sekitar empat puluh tahun,
bagian ini, didapatkan luka-luka lecet, memar, luka terbuka dan patah tulang

on

al. 5 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

dada, tulang dahi, tulang dasar tengkorak serta perdarahan dalam rongga

es

dengan golongan darah (O) dan dalam keadaan terpotong-potong menjadi tujuh

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 5

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

tengkorak akibat kekerasan tumpul; yang berdasarkan ciri lukanya kekerasan

tumpul pada daerah dada disebabkan oleh benda tumpul yang mempunyai
permukaan berbentuk bundar atau oval. Berdasarkan ciri dari patahnya tulang
kepala;

ng

dahi membuktikan bahwa kekerasan (benda) tumpul tersebut yang mendekati

gu

Pada pemeriksaan selanjutnya didapatkan luka-luka terbuka serta terpotongnya

hati akibat kekerasan tajam, yang berdasarkan sifat lukanya enam belas

kekerasan tajam (tusukan) pada dada bagian bawah dan daerah perut sebelah

kanan sisi luar disebabkan oleh senjata tajam bermata satu dengan lebar

maksimal senjata yang masuk dua puluh lima millimetre;

ub
lik

ah

Sayatan-sayatan yang memenuhi seluruh wajah dan memotong mulut


tepat pada kedua sudut bibirnya disebabkan oleh kekerasan tajam;

am

Luka terbuka / sayatan pada kantong buah zakar dan zakar yang
membuka ke arah kanan membuktikan bahwa kekerasan tajam yang terdapat
pada daerah ini datang dari arah sebelah kiri;

ah
k

ep

Berdasarkan ciri-ciri dari lukanya, kekerasan tajam yang memisahkan


tubuh korban menjadi tujuh bagian dilakukan tidak dengan sekali sayatan atau

sekali potongan, membuktikan bahwa senjata tajam yang dipergunakan bukan

In
do
ne
si

senjata tajam yang besar dan berat;

A
gu
ng

Sebab matinya laki-laki ini akibat kekerasan tajam yang berulang pada daerah
leher;

Kekerasan tumpul pada daerah dahi secara tersendiri dapat menyebabkan


kematian.

Adanya sebukan sel radang mendadak pada jaringan lemak di tungkai,

membuktikan bahwa potongan tungkai dilakukan sebelum korban meninggal

dunia;

lik

makan yang terakhir;

Setelah selesai membuang potongan-potongan tubuh korban Hery

ub

Santoso, Terdakwa lalu meminta agar Sdr. Noval Andrias menjemputnya di


daerah Pondok Indah, dan setelah akhirnya Terdakwa bertemu dengan
Sdr.Noval Andrias di Pondok Indah, selanjutnya keduanya pulang ke Apartement
Margonda Residence dengan menggunakan sepeda motor;

ep

ka

ah

Saat kematian diperkirakan kurang lebih 2 (dua) sampai 6 (enam) jam setelah

Keesokan harinya tanggal 12 Juli 2008, Terdakwa dan Sdr. Noval Andrias
Jalan Margonda Raya dekat Perumahan Pesona Khayangan Depok. Akhirnya

on

al. 6 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

perbuatan Terdakwa yang dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu

es

pindah kontrakan dari Apartement Margonda Residence ke sebuah kontrakan di

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 6

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

untuk merampas nyawa korban Hery Santoso tersebut berhasil diketahui oleh

Aparat Kepolisian, sehingga pada hari Selasa, tanggal 15 Juli 2008 Terdakwa
berhasil ditangkap oleh petugas Kepolisian;

ng

Sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 340 KUHP;

gu

SUBSIDAIR:

Bahwa Very Idam Henyansyah alias Ryan bin Ahmad pada hari Jumat,

tanggal 11 Juli 2008 sekira pukul 20.00 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu

waktu dalam Bulan Juli 2008 di Apartement Margonda Residence Blok C Nomor

309 A, Jalan Margonda Raya, Depok atau setidak-tidaknya pada suatu tempat

ub
lik

ah

yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Depok, dengan

sengaja merampas nyawa orang lain, yang diikuti, disertai atau didahului oleh
suatu perbuatan pidana, yang dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan

am

atau mempermudah pelaksanaannya, atau untuk melepaskan diri sendiri


maupun peserta lainnya dari pidana dalam hal tertangkap tangan, ataupun

ep

untuk memastikan penguasaan barang yang diperolehnya secara melawan

ah
k

hukum. Perbuatan tersebut dilakukan Terdakwa dengan cara sebagai berikut:


Berawal pada tanggal 11 Juli 2008 sekira pukul 16.00 Wib saat Terdakwa

In
do
ne
si

menghubungi atau mengadakan kontak dengan korban Hery Santoso. Saat itu

Terdakwa bermaksud akan memperkenalkan korban Hery Santoso dengan

A
gu
ng

seseorang yang tinggal di Apartement Margonda Residence, Jalan Margonda


Raya Depok. Setelah mengetahui ajakan Terdakwa tersebut korban Hery

Santoso pun tertarik untuk datang ke Apartement Margonda Residence di Jalan

Margonda Raya Depok dan korban Hery Santoso pun tiba di tempat tersebut

sekira pukul 19.10 Wib;

Setelah korban Hery Santoso tiba di Apartement Margonda Residence,

lik

Santoso di tempat parkir mobil Apartement tersebut lalu keduanya masuk ke


dalam kamar Terdakwa di Apartement tersebut, tepatnya di Blok C Nomor 309

ub

A. Di dalam kamar Blok C Nomor 309 A tersebut, Terdakwa dan korban Hery
Santoso membicarakan tentang penghuni Apartement Margonda Residence
yang menurut Terdakwa rencananya akan diperkenalkan dengan korban Hery
Santoso. Saat sedang membicarakan hal tersebut, korban Hery Santoso lalu

ep

ka

ah

Jalan Margonda Raya Depok, Terdakwa kemudian menjemput korban Hery

bertanya kepada Terdakwa tentang siapakah pacar Terdakwa saat itu, dan
dijawab oleh Terdakwa bahwa pacarnya bernama Sdr. Noval Andrias, sambil
Sdr. Noval, korban Hery Santoso pun menjadi tertarik dengan Sdr. Noval dan

on

al. 7 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

kemudian mengatakan kepada Terdakwa bahwa ia tertarik dengan Sdr. Noval

es

menunjukkan foto Sdr. Noval kepada korban Hery Santoso. Setelah melihat foto

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 7

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

dan ingin berkencan dengan Sdr. Noval. Mendengar hal tersebut Terdakwa pun

lalu menegur korban Hery Santoso agar jangan berkata seperti itu Namun,
meskipun telah mendengar perkataan Terdakwa tersebut, korban Hery Santoso

ng

tetap bersikeras ingin kencan dengan Sdr. Noval, sehingga korban Hery
Santoso pun menjadi bertengkar dengan Terdakwa;

gu

Terdakwa pun kemudian menjadi marah dan tersinggung. Selanjutnya

Terdakwa menampar muka korban Hery Santoso dan tindakan Terdakwa


tersebut pun dibalas oleh korban Hery Santoso, sehingga akhirnya Terdakwa

dan korban Hery Santoso pun saling pukul. Terdakwa kemudian mengambil
sebilah pisau yang pada saat itu berada di sebelah televisi yang ada di kamar

ub
lik

ah

Apartement Terdakwa. Selanjutnya pisau tersebut Terdakwa tusukkan ke perut


korban Hery Santoso beberapa kali sehingga akhirnya korban Hery Santoso

am

terjatuh ke sofa bed yang ada di dalam kamar tersebut. Saat posisi korban Hery
Santoso terlentang di atas sofa bed, Terdakwa lalu kembali menusuk-nusuk
perut serta dada korban Hery Santoso dengan menggunakan pisau. Setelah itu

ah
k

ep

Terdakwa menyeret tubuh korban Hery Santoso ke dalam kamar mandi. Karena
saat berada di dalam kamar mandi korban Hery Santoso masih berteriak-teriak,

Terdakwa lalu kembali menusuk-nusuk mulut korban Hery Santoso dan melukai

In
do
ne
si

wajahnya. Setelah itu Terdakwa mengambil gagang shower yang ada di dalam

A
gu
ng

kamar mandi tersebut dan kemudian memukulkannya secara berulang-ulang ke

kepala korban Hery Santoso. Terdakwa lalu mengambil besi ulir sepanjang lebih

kurang 51 cm yang ada di laci dapur dan kemudian memukuli kepala korban

Hery Santoso berkali-kali serta menusuk-nusuk badan dan dada korban dengan

besi ulir sepanjang lebih kurang 51 cm tersebut hingga akhirnya korban Hery
Santoso tidak bergerak lagi;

Setelah mengetahui bahwa korban Hery Santoso tidak lagi bergerak,

lik

mengambil pisau dan memotong-motong tubuh korban Hery Santoso sebagai


berikut:

ub

Terdakwa memotong kaki bagian lutut sebelah kanan;


Terdakwa memotong kaki bagian lutut sebelah kiri;

Terdakwa memotong pangkal paha sebelah kanan;


Terdakwa memotong pangkal paha sebelah kiri;

ep

ka

ah

Terdakwa lalu membuka seluruh pakaian korban Hery Santoso dan kemudian

Terdakwa memotong badan bagian perut;

Setelah memotong-motong tubuh korban Hery Santoso menjadi 7 (tujuh)

on

al. 8 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

bagian, Terdakwa lalu memasukkan potongan badan bagian dada dan perut ke

es

Terdakwa memotong leher / kepala.

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 8

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

dalam tas koper merk President warna biru, memasukkan potongan kedua kaki /
betis ke dalam plastik warna hitam, memasukkan potongan pinggul ke dalam

plastik, memasukkan potongan kepala korban Hery Santoso ke dalam kantong

ng

plastik warna merah, memasukkan potongan kedua paha ke dalam kantong


plastik warna merah bertuliskan CENTRO, selanjutnya Terdakwa memasukkan

gu

potongan kedua kaki / betis, potongan pinggul dan potongan kepala ke dalam
tas merk Adidas warna abu-abu. Terdakwa lalu juga memasukkan potongan

kedua paha ke dalam tas koper merk President warna biru;

Selanjutnya Terdakwa lalu membuang besi ulir sepanjang lebih kurang 51

cm yang telah Terdakwa pergunakan membunuh korban Hery Santoso tersebut

ub
lik

ah

di sekitar tempat sampah di Lantai 3 Blok C Apartement Margonda Residence;


Terdakwa kemudian kembali lagi ke dalam kamar, dan ketika Terdakwa

am

melihat ada barang-barang korban Hery Santoso yang berada di dalam kamar
Terdakwa, maka kemudian timbul niat Terdakwa untuk mengambil barangbarang tersebut. Terdakwa pun lalu mengambil barang-barang milik korban Hery

ep

ah
k

Santoso berupa:

Uang korban Hery Santoso sebesar Rp 350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu

rupiah);

In
do
ne
si

1 (satu) buah hand phone Nokia tipe 6600;

A
gu
ng

1 (satu) buah kartu kredit Bank BNI Nomor 4105 0500 0085 3896 an. Hery
Santoso;

1 (satu) buah kartu kredit Bank BNI Nomor 5489 8888 0171 0648 an. Hery
Santoso;

1 (satu) buah kartu Shoing Card Nomor 5189 4399 0605 6405 an. Hery
Santoso;

1 (satu) buah kartu kredit Bank BCA Nomor 4556 3200 0493 7001 an. Hery

lik

Kemudian Terdakwa membawa tas koper yang berisi potongan tubuh


korban Hery Santoso dan memasukkannya ke dalam bagasi mobil merk Suzuki

ub

APV No. Pol. B-8986-HR milik korban Hery Santoso yang ada di area parkir
mobil di Apartement Margonda Residence. Setelah itu Terdakwa kembali lagi ke
dalam kamarnya untuk mengambil tas yang berisi potongan tubuh korban Hery
Santoso yang lain dan lalu memasukkannya juga ke dalam bagasi mobil merk

ep

ka

ah

Santoso;

Suzuki APV milik korban Hery Santoso tersebut. Saat akan memasukkan tas
dengan Sdr. Musliman yang lalu bertanya hendak ke manakah Terdakwa.

on

al. 9 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

Mendengar pertanyaan Sdr. Musliman tersebut Terdakwa pun mengatakan

es

yang berisi potongan tubuh korban Hery Santoso tersebut Terdakwa bertemu

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 9

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

bahwa ia hendak pindah ke rumah Ibunya di Pondok Indah. Sdr. Musliman lalu

kembali bertanya mengapa Terdakwa pindahan sendirian dan dijawab oleh


Terdakwa bahwa ia memang pindahan sendirian. Setelah itu pun Sdr. Musliman

ng

pergi meninggalkan Terdakwa;

Setelah itu Terdakwa pun berusaha menghidupkan mesin mobil Suzuki

gu

APV milik korban Hery Santoso tersebut, dengan tujuan mobil tersebut akan

Terdakwa pergunakan untuk membuang potongan tubuh korban Hery Santoso,

namun ternyata Terdakwa tidak berhasil menghidupkan mesin mobil Suzuki APV

tersebut. Karena tidak berhasil menghidupkan mesin mobil Suzuki APV,

Terdakwa lalu pergi ke depan Apartement Margonda Residence dengan tujuan

ub
lik

ah

mencari taksi yang selanjutnya akan Terdakwa pergunakan untuk membuang


potongan tubuh korban Hery Santoso. Setelah berhasil mendapatkan taxi, yaitu

am

taxi TAXIKU dengan No. Pol. B-2688-XU dan No. Lambung 088, Terdakwa lalu
menaiki taxi tersebut masuk ke tempat parkir Apartement Margonda Residence
dan kemudian meminta supir taxi tersebut memarkir taxi tersebut di sebelah

ah
k

ep

kanan mobil Suzuki APV milik korban Hery Santoso. Setelah itu Terdakwa pun
turun dari mobil taxi dan lalu memindahkan tas koper dan tas merk Adidas

warna abu-abu yang berisi potongan tubuh korban Hery Santoso dari dalam

In
do
ne
si

mobil Suzuki APV ke dalam bagasi taxi. Terdakwa lalu meminta supir taxi untuk

A
gu
ng

membawa Terdakwa ke daerah Pondok Indah, namun ketika berada di Jalan

Kebagusan Pasar Minggu Jakarta Selatan, Terdakwa meminta supir taxi

berbelok masuk ke Jalan Kebagusan. Ketika mobil taxi berada di dekat sebuah

tanah kosong di Jalan Kebagusan, Terdakwa pun meminta agar supir taxi
menghentikan kendaraannya, dan setelah membayar ongkos taxi Terdakwa pun

turun dari taxi sambil juga menurunkan koper dan tas yang dibawanya dari
bagasi taxi. Lalu setelah taxi tersebut meninggalkan Terdakwa, selanjutnya

lik

kosong yang ada di Jalan Kebagusan tersebut;

Berdasarkan hasil Visum Et Repertum dari Rumah Sakit Dr. Cipto

ub

Mangunkusumo Jakarta Nomor : 955/SK.II/VII/2-2008 tanggal 11 Agustus 2008


yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. Abdul Munim Idries SpF, dokter
spesialis forensik pada Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal
FKUI-RSCM menerangkan:

ep

ka

ah

Terdakwa membuang potongan-potongan tubuh korban Hery Santoso di tanah

Pada pemeriksaan mayat laki-laki yang berumur sekitar empat puluh tahun,
bagian ini, didapatkan luka-luka lecet, memar, luka terbuka dan patah tulang

on

al. 10 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

dada, tulang dahi, tulang dasar tengkorak serta perdarahan dalam rongga

es

dengan golongan darah (O) dan dalam keadaan terpotong-potong menjadi tujuh

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 10

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

tengkorak akibat kekerasan tumpul; yang berdasarkan ciri lukanya kekerasan

tumpul pada daerah dada disebabkan oleh benda tumpul yang mempunyai
permukaan berbentuk bundar atau oval. Berdasarkan ciri dari patahnya tulang
kepala.

ng

dahi membuktikan bahwa kekerasan (benda) tumpul tersebut yang mendekati

gu

Pada pemeriksaan selanjutnya didapatkan luka-luka terbuka serta terpotongnya

hati akibat kekerasan tajam, yang berdasarkan sifat lukanya enam belas

kekerasan tajam (tusukan) pada dada bagian bawah dan daerah perut sebelah

kanan sisi luar disebabkan oleh senjata tajam bermata satu dengan lebar

maksimal senjata yang masuk dua puluh lima millimetre;

ub
lik

ah

Sayatan-sayatan yang memenuhi seluruh wajah dan memotong mulut tepat


pada kedua sudut bibirnya disebabkan oleh kekerasan tajam;

am

Luka terbuka / sayatan pada kantong buah zakar dan zakar yang membuka ke
arah kanan membuktikan bahwa kekerasan tajam yang terdapat pada daerah ini
datang dari arah sebelah kiri;

ah
k

ep

Berdasarkan ciri-ciri dari lukanya, kekerasan tajam yang memisahkan


tubuh korban menjadi tujuh bagian dilakukan tidak dengan sekali sayatan atau

sekali potongan, membuktikan bahwa senjata tajam yang dipergunakan bukan

In
do
ne
si

senjata tajam yang besar dan berat;

A
gu
ng

Sebab matinya laki-laki ini akibat kekerasan tajam yang berulang pada daerah
leher;

Kekerasan tumpul pada daerah dahi secara tersendiri dapat menyebabkan


kematian.

Adanya sebukan sel radang mendadak pada jaringan lemak di tungkai,

membuktikan bahwa potongan tungkai dilakukan sebelum korban meninggal

dunia;

lik

makan yang terakhir;

Setelah selesai membuang potongan-potongan tubuh korban Hery

ub

Santoso, Terdakwa lalu meminta agar Sdr. Noval Andrias menjemputnya di


daerah Pondok Indah, dan setelah akhirnya Terdakwa bertemu dengan
Sdr.Noval Andrias di Pondok Indah, selanjutnya keduanya pulang ke Apartement
Margonda Residence dengan menggunakan sepeda motor;

ep

ka

ah

Saat kematian diperkirakan kurang lebih 2 (dua) sampai 6 (enam) jam setelah

Keesokan harinya tanggal 12 Juli 2008, Terdakwa menggunakan kartu


membeli hand phone merk Nokia tipe N 70 Music Edition di Electronic City

on

al. 11 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

Margo City Square. Terdakwa kemudian juga mempergunakan kartu kredit

es

kredit Bank BNI Nomor 4105 0500 0085 3896 milik korban Hery Santoso untuk

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 11

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

tersebut untuk membeli 2 (dua) buah bantal guling di Carefour ITC Depok pada
tanggal 13 Juli 2008;

Selain itu pada tanggal 13 Juli 2008 Terdakwa juga menggunakan kartu

ng

kredit Bank BNI Nomor 5489 8888 0171 0648 milik korban Hery Santoso untuk

membeli 1 (satu) buah televisi merk LG 21 inchi, cermin SPB 02 dan cermin

gu

Sinar Makmur di Carefour ITC Depok;

Dikarenakan Terdakwa dan Sdr. Noval Andrias telah pindah kontrakan

dari Apartement Margonda Residence ke sebuah kontrakan di Jalan Margonda

Raya dekat Perumahan Pesona Khayangan Depok pada tanggal 12 Juli 2008,

maka pada pagi hari tanggal 13 Juli 2008, Terdakwa kembali datang ke

ub
lik

ah

Apartement Margonda Residence dan lalu mengambil 1 (satu) buah laptop merk
Quantel dan 1 (satu) buah tas kecil warna coklat milik korban Hery Santoso

am

yang berada di dalam mobil Suzuki APV yang di parkir di parkiran mobil
Apartement Margonda Residence;

Akhirnya perbuatan Terdakwa yang dengan sengaja merampas nyawa


mengambil

barang-barang

ep

ah
k

korban Hery Santoso dan kemudian diikuti oleh suatu perbuatan pidana, yaitu
milik

korban

Hery

Santoso

dan

lalu

mempergunakannya untuk kepentingan Terdakwa tersebut berhasil diketahui

In
do
ne
si

oleh Aparat Kepolisian, sehingga pada hari Selasa, tanggal 15 Juli 2008

A
gu
ng

Terdakwa berhasil ditangkap oleh petugas Kepolisian;

Sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 339 KUHP;

LEBIH SUBSIDAIR:

Bahwa Very Idam Henyansyah alias Ryan bin Ahmad pada hari Jumat,

tanggal 11 Juli 2008 sekira pukul 20.00 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu

waktu dalam bulan Juli 2008 di Apartement Margonda Residence Blok C Nomor

lik

yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Depok, dengan

sengaja merampas nyawa orang lain. Perbuatan tersebut dilakukan Terdakwa

ub

dengan cara sebagai berikut:

Berawal pada tanggal 11 Juli 2008 sekira pukul 16.00 Wib saat Terdakwa
menghubungi atau mengadakan kontak dengan korban Hery Santoso. Saat itu
Terdakwa bermaksud akan memperkenalkan korban Hery Santoso dengan

ep

ka

ah

309 A, Jalan Margonda Raya, Depok atau setidak-tidaknya pada suatu tempat

seseorang yang tinggal di Apartement Margonda Residence, Jalan Margonda


Raya Depok. Setelah mengetahui ajakan Terdakwa tersebut korban Hery
Margonda Raya Depok dan korban Hery Santoso pun tiba di tempat tersebut

on

al. 12 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

sekira pukul 19.10 Wib;

es

Santoso pun tertarik untuk datang ke Apartement Margonda Residence di Jalan

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 12

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Setelah korban Hery Santoso tiba di Apartement Margonda Residence,


Jalan Margonda Raya Depok, Terdakwa kemudian menjemput korban Hery

Santoso di tempat parkir mobil Apartement tersebut lalu keduanya masuk ke

ng

dalam kamar Terdakwa di Apartement tersebut, tepatnya di Blok C Nomor 309


A. Di dalam kamar Blok C Nomor 309 A tersebut, Terdakwa dan korban Hery

gu

Santoso membicarakan tentang penghuni Apartement Margonda Residence


yang menurut Terdakwa rencananya akan diperkenalkan dengan korban Hery
Santoso. Saat sedang membicarakan hal tersebut, korban Hery Santoso lalu

bertanya kepada Terdakwa tentang siapakah pacar Terdakwa saat itu, dan

dijawab oleh Terdakwa bahwa pacarnya bernama Sdr. Noval Andrias, sambil

ub
lik

ah

menunjukkan foto Sdr. Noval kepada korban Hery Santoso. Setelah melihat foto
Sdr. Noval, korban Hery Santoso pun menjadi tertarik dengan Sdr. Noval dan

am

kemudian mengatakan kepada Terdakwa bahwa ia tertarik dengan Sdr. Noval


dan ingin berkencan dengan Sdr. Noval. Mendengar hal tersebut Terdakwa pun
lalu menegur korban Hery Santoso agar jangan berkata seperti itu, namun

ah
k

ep

meskipun telah mendengar perkataan Terdakwa tersebut, korban Hery Santoso


tetap bersikeras ingin kencan dengan Sdr. Noval, sehingga korban Hery

Santoso pun menjadi bertengkar dengan Terdakwa;

In
do
ne
si

Terdakwa pun kemudian menjadi marah dan tersinggung. Selanjutnya

A
gu
ng

Terdakwa menampar muka korban Hery Santoso dan tindakan Terdakwa


tersebut pun dibalas oleh korban Hery Santoso, sehingga akhirnya Terdakwa

dan korban Hery Santoso pun saling pukul. Terdakwa kemudian mengambil
sebilah pisau yang pada saat itu berada di sebelah televisi yang ada di kamar

Apartement Terdakwa. Selanjutnya pisau tersebut Terdakwa tusukkan ke perut

korban Hery Santoso beberapa kali sehingga akhirnya korban Hery Santoso

terjatuh ke sofa bed yang ada di dalam kamar tersebut. Saat posisi korban Hery

lik

perut serta dada korban Hery Santoso dengan menggunakan pisau. Setelah itu
Terdakwa menyeret tubuh korban Hery Santoso ke dalam kamar mandi. Karena

ub

saat berada di dalam kamar mandi korban Hery Santoso masih berteriak-teriak,
Terdakwa lalu kembali menusuk-nusuk mulut korban Hery Santoso dan melukai
wajahnya. Setelah itu Terdakwa mengambil gagang shower yang ada di dalam

ep

kamar mandi tersebut dan kemudian memukulkannya secara berulang-ulang ke


kepala korban Hery Santoso. Terdakwa lalu mengambil besi ulir sepanjang lebih

al. 13 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

ng
gu
A

on

Hery Santoso berkali-kali serta menusuk-nusuk badan dan dada korban dengan

es

kurang 51 cm yang ada di laci dapur dan kemudian memukuli kepala korban

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ik

ah

ka

ah

Santoso terlentang di atas sofa bed, Terdakwa lalu kembali menusuk-nusuk

Halaman 13

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

besi ulir sepanjang lebih kurang 51 cm tersebut hingga akhirnya korban Hery
Santoso tidak bergerak lagi;

Setelah mengetahui bahwa korban Hery Santoso tidak lagi bergerak,

ng

Terdakwa lalu membuka seluruh pakaian korban Hery Santoso dan kemudian

mengambil pisau dan memotong-motong tubuh korban Hery Santoso sebagai

gu

berikut:

Terdakwa memotong kaki bagian lutut sebelah kanan;

Terdakwa memotong kaki bagian lutut sebelah kiri;

Terdakwa memotong pangkal paha sebelah kanan;

Terdakwa memotong pangkal paha sebelah kiri;


Terdakwa memotong leher / kepala;

ub
lik

ah

Terdakwa memotong badan bagian perut;

am

Setelah memotong-motong tubuh korban Hery Santoso menjadi 7 (tujuh)


bagian, Terdakwa lalu memasukkan potongan badan bagian dada dan perut ke
dalam tas koper merk President warna biru, memasukkan potongan kedua kaki /

ah
k

ep

betis ke dalam plastik warna hitam, memasukkan potongan pinggul ke dalam


plastik, memasukkan potongan kepala korban Hery Santoso ke dalam kantong

plastik warna merah, memasukkan potongan kedua paha ke dalam kantong

In
do
ne
si

plastik warna merah bertuliskan CENTRO, selanjutnya Terdakwa memasukkan

A
gu
ng

potongan kedua kaki / betis, potongan pinggul dan potongan kepala ke dalam
tas merk Adidas warna abu-abu. Terdakwa lalu juga memasukkan potongan
kedua paha ke dalam tas koper merk President warna biru;

Selanjutnya Terdakwa membersihkan noda-noda darah korban Hery

Santoso yang ada di dalam kamar tersebut, dan setelah selesai melakukan hal

tersebut Terdakwa lalu membuang besi ulir sepanjang lebih kurang 51 cm yang

telah Terdakwa pergunakan membunuh korban Hery Santoso tersebut di sekitar

lik

Kemudian Terdakwa membawa tas koper yang berisi potongan tubuh


korban Hery Santoso dan memasukkannya ke dalam bagasi mobil merk Suzuki

ub

APV No. Pol. B-8986-HR milik korban Hery Santoso yang ada di area parkir
mobil di Apartement Margonda Residence. Setelah itu Terdakwa kembali lagi ke
dalam kamarnya untuk mengambil tas yang berisi potongan tubuh korban Hery
Santoso yang lain dan lalu memasukkannya juga ke dalam bagasi mobil merk

ep

ka

ah

tempat sampah di Lantai 3 Blok C Apartement Margonda Residence;

Suzuki APV milik korban Hery Santoso tersebut. Saat akan memasukkan tas
dengan Sdr. Musliman yang lalu bertanya hendak ke manakah Terdakwa.

on

al. 14 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

Mendengar pertanyaan Sdr. Musliman tersebut Terdakwa pun mengatakan

es

yang berisi potongan tubuh korban Hery Santoso tersebut Terdakwa bertemu

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 14

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

bahwa ia hendak pindah ke rumah Ibunya di Pondok Indah. Sdr. Musliman lalu

kembali bertanya mengapa Terdakwa pindahan sendirian dan dijawab oleh


Terdakwa bahwa ia memang pindahan sendirian. Setelah itu pun Sdr. Musliman

ng

pergi meninggalkan Terdakwa;

Setelah itu Terdakwa pun berusaha menghidupkan mesin mobil Suzuki

gu

APV milik korban Hery Santoso tersebut, dengan tujuan mobil tersebut akan

Terdakwa pergunakan untuk membuang potongan tubuh korban Hery Santoso,

namun ternyata Terdakwa tidak berhasil menghidupkan mesin mobil Suzuki APV

tersebut. Karena tidak berhasil menghidupkan mesin mobil Suzuki APV,

Terdakwa lalu pergi ke depan Apartement Margonda Residence dengan tujuan

ub
lik

ah

mencari taksi yang selanjutnya akan Terdakwa pergunakan untuk membuang


potongan tubuh korban Hery Santoso. Setelah berhasil mendapatkan taxi, yaitu

am

taxi TAXIKU dengan No. Pol. B-2688-XU dan No. Lambung 088, Terdakwa lalu
menaiki taxi tersebut masuk ke tempat parkir Apartement Margonda Residence
dan kemudian meminta supir taxi tersebut memarkir taxi tersebut di sebelah

ah
k

ep

kanan mobil Suzuki APV milik korban Hery Santoso. Setelah itu Terdakwa pun
turun dari mobil taxi dan lalu memindahkan tas koper dan tas merk Adidas

warna abu-abu yang berisi potongan tubuh korban Hery Santoso dari dalam

In
do
ne
si

mobil Suzuki APV ke dalam bagasi taxi. Terdakwa lalu meminta supir taxi untuk

A
gu
ng

membawa Terdakwa ke daerah Pondok Indah, namun ketika berada di Jalan

Kebagusan Pasar Minggu Jakarta Selatan, Terdakwa meminta supir taxi

berbelok masuk ke Jalan Kebagusan. Ketika mobil taxi berada di dekat sebuah

tanah kosong di Jalan Kebagusan, Terdakwa pun meminta agar supir taxi
menghentikan kendaraannya, dan setelah membayar ongkos taxi Terdakwa pun

turun dari taxi sambil juga menurunkan koper dan tas yang dibawanya dari
bagasi taxi. Lalu setelah taxi tersebut meninggalkan Terdakwa, selanjutnya

lik

kosong yang ada di Jalan Kebagusan tersebut;

Berdasarkan hasil Visum Et Repertum dari Rumah Sakit Dr. Cipto

ub

Mangunkusumo Jakarta Nomor : 955/SK.II/VII/2-2008 tanggal 11 Agustus 2008


yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. Abdul Munim Idries SpF, dokter
spesialis forensik pada Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal
FKUI-RSCM menerangkan:

ep

ka

ah

Terdakwa membuang potongan-potongan tubuh korban Hery Santoso di tanah

Pada pemeriksaan mayat laki-laki yang berumur sekitar empat puluh tahun,
bagian ini, didapatkan luka-luka lecet, memar, luka terbuka dan patah tulang

on

al. 15 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

dada, tulang dahi, tulang dasar tengkorak serta perdarahan dalam rongga

es

dengan golongan darah (O) dan dalam keadaan terpotong-potong menjadi tujuh

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 15

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

tengkorak akibat kekerasan tumpul; yang berdasarkan ciri lukanya kekerasan

tumpul pada daerah dada disebabkan oleh benda tumpul yang mempunyai
permukaan berbentuk bundar atau oval. Berdasarkan ciri dari patahnya tulang
kepala;

ng

dahi membuktikan bahwa kekerasan (benda) tumpul tersebut yang mendekati

gu

Pada pemeriksaan selanjutnya didapatkan luka-luka terbuka serta terpotongnya

hati akibat kekerasan tajam, yang berdasarkan sifat lukanya enam belas

kekerasan tajam (tusukan) pada dada bagian bawah dan daerah perut sebelah

kanan sisi luar disebabkan oleh senjata tajam bermata satu dengan lebar

maksimal senjata yang masuk dua puluh lima millimetre;

ub
lik

ah

Sayatan-sayatan yang memenuhi seluruh wajah dan memotong mulut tepat


pada kedua sudut bibirnya disebabkan oleh kekerasan tajam;

am

Luka terbuka / sayatan pada kantong buah zakar dan zakar yang membuka ke
arah kanan membuktikan bahwa kekerasan tajam yang terdapat pada daerah ini
datang dari arah sebelah kiri;

ah
k

ep

Berdasarkan ciri-ciri dari lukanya, kekerasan tajam yang memisahkan


tubuh korban menjadi tujuh bagian dilakukan tidak dengan sekali sayatan atau

sekali potongan, membuktikan bahwa senjata tajam yang dipergunakan bukan

In
do
ne
si

senjata tajam yang besar dan berat;

A
gu
ng

Sebab matinya laki-laki ini akibat kekerasan tajam yang berulang pada daerah
leher;

Kekerasan tumpul pada daerah dahi secara tersendiri dapat menyebabkan


kematian;

Adanya sebukan sel radang mendadak pada jaringan lemak di tungkai,

membuktikan bahwa potongan tungkai dilakukan sebelum korban meninggal

dunia;

lik

makan yang terakhir;

Setelah selesai membuang potongan-potongan tubuh korban Hery

ub

Santoso, Terdakwa lalu meminta agar Sdr. Noval Andrias menjemputnya di


daerah Pondok Indah, dan setelah akhirnya Terdakwa bertemu dengan
Sdr.Noval Andrias di Pondok Indah, selanjutnya keduanya pulang ke Apartement
Margonda Residence dengan menggunakan sepeda motor;

ep

ka

ah

Saat kematian diperkirakan kurang lebih 2 (dua) sampai 6 (enam) jam setelah

Keesokan harinya tanggal 12 Juli 2008, Terdakwa dan Sdr. Noval Andrias
Jalan Margonda Raya dekat Perumahan Pesona Khayangan Depok. Akhirnya

on

al. 16 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

perbuatan Terdakwa yang dengan sengaja merampas nyawa korban Hery

es

pindah kontrakan dari Apartement Margonda Residence ke sebuah kontrakan di

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 16

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Santoso tersebut berhasil diketahui oleh Aparat Kepolisian, sehingga pada hari
Selasa, tanggal 15 Juli 2008 Terdakwa berhasil ditangkap oleh petugas
Kepolisian;

gu

ATAU

ng

Sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 338 KUHP;

KEDUA:

Bahwa Very Idam Henyansyah alias Ryan bin Ahmad pada hari Jumat,

tanggal 11 Juli 2008 sekira pukul 20.00 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu

waktu dalam Bulan Juli 2008 di Apartement Margonda Residence Blok C Nomor

ub
lik

ah

309 A, Jalan Margonda Raya, Depok atau setidak-tidaknya pada suatu tempat

yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Depok,


mengambil barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang

am

lain dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, yang didahului,
disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, terhadap orang

ep

dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pencurian, atau

ah
k

dalam hal tertangkap tangan, untuk memungkinkan melarikan diri sendiri atau
peserta lainnya, atau untuk tetap menguasai barang yang dicuri, yang

In
do
ne
si

sebagai berikut :

mengakibatkan kematian. Perbuatan tersebut dilakukan Terdakwa dengan cara

A
gu
ng

Berawal dari perkenalan Terdakwa dengan korban Hery Santoso. Seiring

dengan waktu, Terdakwa melihat bahwa korban Hery Santoso merupakan orang

yang cukup berada. Dikarenakan hal tersebut maka kemudian timbul niat

Terdakwa untuk mengambil barang-barang milik korban Hery Santoso. Untuk


melaksanakan niatnya tersebut, maka pada tanggal 11 Juli 2008 sekira pukul

16.00 Wib Terdakwa menghubungi atau mengadakan kontak dengan korban

lik

Hery Santoso dengan seseorang yang tinggal di Apartement Margonda


Residence, Jalan Margonda Raya Depok. Setelah mengetahui ajakan Terdakwa

ub

tersebut korban Hery Santoso pun tertarik untuk datang ke Apartement


Margonda Residence di Jalan Margonda Raya Depok dan korban Hery Santoso
pun tiba di tempat tersebut sekira pukul 19.10 Wib;

Setelah korban Hery Santoso tiba di Apartement Margonda Residence,

ep

ka

ah

Hery Santoso. Saat itu Terdakwa bermaksud akan memperkenalkan korban

Jalan Margonda Raya Depok, Terdakwa kemudian menjemput korban Hery


Santoso di tempat parkir mobil Apartement tersebut lalu keduanya masuk ke
A. Di dalam kamar Blok C Nomor 309 A tersebut, Terdakwa dan korban Hery

on

al. 17 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

Santoso membicarakan tentang penghuni Apartement Margonda Residence

es

dalam kamar Terdakwa di Apartement tersebut, tepatnya di Blok C Nomor 309

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 17

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

yang menurut Terdakwa rencananya akan diperkenalkan dengan korban Hery


Santoso. Saat sedang membicarakan hal tersebut, korban Hery Santoso lalu

bertanya kepada Terdakwa tentang siapakah pacar Terdakwa saat itu, dan

ng

dijawab oleh Terdakwa bahwa pacarnya bernama Sdr. Noval Andrias, sambil
menunjukkan foto Sdr. Noval kepada korban Hery Santoso. Setelah melihat foto

gu

Sdr. Noval, korban Hery Santoso pun menjadi tertarik dengan Sdr. Noval dan

kemudian mengatakan kepada Terdakwa bahwa ia tertarik dengan Sdr. Noval


dan ingin berkencan dengan Sdr. Noval. Mendengar hal tersebut Terdakwa pun

lalu menegur korban Hery Santoso agar jangan berkata seperti itu Namun,
meskipun telah mendengar perkataan Terdakwa tersebut, korban Hery Santoso

ub
lik

ah

tetap bersikeras ingin kencan dengan Sdr. Noval, sehingga korban Hery
Santoso pun menjadi bertengkar dengan Terdakwa;

am

Mendengar perkataan Terdakwa tersebut, Terdakwa pun kemudian


menjadi marah dan tersinggung. Dikarenakan sejak awal Terdakwa memang
sudah bermaksud untuk mengambil barang-barang korban Hery Santoso dan

ah
k

ep

tentunya hal tersebut tidak dapat dilakukan begitu saja tanpa sepengetahuan
korban Hery Santoso, maka kemudian Terdakwa menjadikan perseteruannya

dengan korban Hery Santoso tersebut menjadi alasan bagi Terdakwa untuk

In
do
ne
si

marah dan lalu memukul korban Hery Santoso untuk kemudian mengambil

A
gu
ng

barang-barang milik korban Hery Santoso. Selanjutnya Terdakwa menampar


muka korban Hery Santoso dan tindakan Terdakwa tersebut pun dibalas oleh

korban Hery Santoso, sehingga akhirnya Terdakwa dan korban Hery Santoso
pun saling pukul. Terdakwa kemudian mengambil sebilah pisau yang pada saat

itu berada di sebelah televisi yang ada di kamar Apartement Terdakwa.


Selanjutnya pisau tersebut Terdakwa tusukkan ke perut korban Hery Santoso

beberapa kali sehingga akhirnya korban Hery Santoso terjatuh ke sofa bed yang

lik

atas sofa bed, Terdakwa lalu kembali menusuk-nusuk perut serta dada korban
Hery Santoso dengan menggunakan pisau. Setelah itu Terdakwa menyeret

ub

tubuh korban Hery Santoso ke dalam kamar mandi. Karena saat berada di
dalam kamar mandi korban Hery Santoso masih berteriak-teriak, Terdakwa lalu
kembali menusuk-nusuk mulut korban Hery Santoso dan melukai wajahnya.

ep

Setelah itu Terdakwa mengambil gagang shower yang ada di dalam kamar
mandi tersebut dan kemudian memukulkannya secara berulang-ulang ke kepala

al. 18 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

ng
gu
A

on

kemudian memukuli kepala korban Hery Santoso berkali-kali serta menusuk-

es

korban Hery Santoso. Terdakwa lalu mengambil besi yang ada di laci dapur dan

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ik

ah

ka

ah

ada di dalam kamar tersebut. Saat posisi korban Hery Santoso terlentang di

Halaman 18

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

nusuk badan dan dada korban dengan besi tersebut hingga akhirnya korban
Hery Santoso tidak bergerak lagi.

Setelah mengetahui bahwa korban Hery Santoso tidak lagi bergerak,

ng

Terdakwa lalu membuka seluruh pakaian korban Hery Santoso dan kemudian

mengambil pisau dan memotong-motong tubuh korban Hery Santoso sebagai

gu

berikut:

Terdakwa memotong kaki bagian lutut sebelah kanan;

Terdakwa memotong kaki bagian lutut sebelah kiri;

Terdakwa memotong pangkal paha sebelah kanan;

Terdakwa memotong pangkal paha sebelah kiri;


Terdakwa memotong leher / kepala;

ub
lik

ah

Terdakwa memotong badan bagian perut;

am

Setelah memotong-motong tubuh korban Hery Santoso menjadi 7 (tujuh)


bagian, Terdakwa lalu memasukkan potongan badan bagian dada dan perut ke
dalam tas koper merk President warna biru, memasukkan potongan kedua kaki /

ah
k

ep

betis ke dalam plastik warna hitam, memasukkan potongan pinggul ke dalam


plastik, memasukkan potongan kepala korban Hery Santoso ke dalam kantong

plastik warna merah, memasukkan potongan kedua paha ke dalam kantong

In
do
ne
si

plastik warna merah bertuliskan CENTRO, selanjutnya Terdakwa memasukkan

A
gu
ng

potongan kedua kaki / betis, potongan pinggul dan potongan kepala ke dalam
tas merk Adidas warna abu-abu. Terdakwa lalu juga memasukkan potongan
kedua paha ke dalam tas koper merk President warna biru;

Selanjutnya Terdakwa membersihkan noda-noda darah korban Hery

Santoso yang ada di dalam kamar tersebut, dan setelah selesai melakukan hal

tersebut Terdakwa lalu membuang besi ulir sepanjang lebih kurang 51 cm yang

telah Terdakwa pergunakan membunuh korban Hery Santoso tersebut di sekitar

lik

Terdakwa kemudian kembali lagi ke dalam kamar, dan kemudian


Terdakwa melihat barang-barang milik korban Hery Santoso yang berada di

ub

dalam kamar Terdakwa. Karena memang sudah sejak awal Terdakwa


bermaksud mengambil barang-barang milik korban Hery Santoso, maka
kemudian Terdakwa mengambil barang-barang milik korban Hery Santoso

ep

tersebut berupa:

Uang korban Hery Santoso sebesar Rp. 350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu

rupiah);

on

al. 19 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

ng
gu
A

es

1 (satu) buah hand phone Nokia tipe 6600;

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ik

ah

ka

ah

tempat sampah di Lantai 3 Blok C Apartement Margonda Residence;

Halaman 19

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

1 (satu) buah kartu kredit Bank BNI Nomor 4105 0500 0085 3896 an. Hery
Santoso;

1 (satu) buah kartu kredit Bank BNI Nomor 5489 8888 0171 0648 an. Hery

ng

Santoso;

1 (satu) buah kartu Shoing Card Nomor 5189 4399 0605 6405 an. Hery

gu

Santoso;

1 (satu) buah kartu kredit Bank BCA Nomor 4556 3200 0493 7001 an. Hery

Santoso;

Kemudian Terdakwa membawa tas koper yang berisi potongan tubuh

korban Hery Santoso dan memasukkannya ke dalam bagasi mobil merk Suzuki

ub
lik

ah

APV No. Pol. B-8986-HR milik korban Hery Santoso yang ada di area parkir
mobil di Apartement Margonda Residence. Setelah itu Terdakwa kembali lagi ke

am

dalam kamarnya untuk mengambil tas yang berisi potongan tubuh korban Hery
Santoso yang lain dan lalu memasukkannya juga ke dalam bagasi mobil merk
Suzuki APV milik korban Hery Santoso tersebut. Saat akan memasukkan tas

ah
k

ep

yang berisi potongan tubuh korban Hery Santoso tersebut Terdakwa bertemu
dengan Sdr. Musliman yang lalu bertanya hendak kemanakah Terdakwa.

Mendengar pertanyaan Sdr. Musliman tersebut Terdakwa pun mengatakan

In
do
ne
si

bahwa ia hendak pindah ke rumah Ibunya di Pondok Indah. Sdr. Musliman lalu

A
gu
ng

kembali bertanya mengapa Terdakwa pindahan sendirian dan dijawab oleh


Terdakwa bahwa ia memang pindahan sendirian. Setelah itu pun Sdr. Musliman
pergi meninggalkan Terdakwa;

Setelah itu Terdakwa pun berusaha menghidupkan mesin mobil Suzuki

APV milik korban Hery Santoso tersebut, dengan tujuan mobil tersebut akan

Terdakwa pergunakan untuk membuang potongan tubuh korban Hery Santoso,

namun ternyata Terdakwa tidak berhasil menghidupkan mesin mobil Suzuki APV

lik

Terdakwa lalu pergi ke depan Apartement Margonda Residence dengan tujuan


mencari taksi yang selanjutnya akan Terdakwa pergunakan untuk membuang

ub

potongan tubuh korban Hery Santoso. Setelah berhasil mendapatkan taxi, yaitu
taxi TAXIKU dengan No. Pol. B-2688-XU dan No. Lambung 088, Terdakwa lalu
menaiki taxi tersebut masuk ke tempat parkir Apartement Margonda Residence
dan kemudian meminta supir taxi tersebut memarkir taxi tersebut di sebelah

ep

ka

ah

tersebut. Karena tidak berhasil menghidupkan mesin mobil Suzuki APV,

kanan mobil Suzuki APV milik korban Hery Santoso. Setelah itu Terdakwa pun
warna abu-abu yang berisi potongan tubuh korban Hery Santoso dari dalam

on

al. 20 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

mobil Suzuki APV ke dalam bagasi taxi. Terdakwa lalu meminta supir taxi untuk

es

turun dari mobil taxi dan lalu memindahkan tas koper dan tas merk Adidas

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 20

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

membawa Terdakwa ke daerah Pondok Indah, namun ketika berada di Jalan

Kebagusan Pasar Minggu Jakarta Selatan, Terdakwa meminta supir taxi


berbelok masuk ke Jalan Kebagusan. Ketika mobil taxi berada di dekat sebuah

ng

tanah kosong di Jalan Kebagusan, Terdakwa pun meminta agar supir taxi
menghentikan kendaraannya, dan setelah membayar ongkos taxi Terdakwa pun

gu

turun dari taxi sambil juga menurunkan koper dan tas yang dibawanya dari
bagasi taxi. Lalu setelah taxi tersebut meninggalkan Terdakwa, selanjutnya

Terdakwa membuang potongan-potongan tubuh korban Hery Santoso di tanah

kosong yang ada di Jalan Kebagusan tersebut;

Berdasarkan hasil Visum Et Repertum dari Rumah Sakit Dr. Cipto

ub
lik

ah

Mangunkusumo Jakarta Nomor : 955/SK.II/VII/2-2008 tanggal 11 Agustus 2008


yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. Abdul Munim Idries SpF, dokter

am

spesialis forensik pada Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal


FKUI-RSCM menerangkan:

Pada pemeriksaan mayat laki-laki yang berumur sekitar empat puluh tahun,

ah
k

ep

dengan golongan darah (O) dan dalam keadaan terpotong-potong menjadi tujuh
bagian ini, didapatkan luka-luka lecet, memar, luka terbuka dan patah tulang

dada, tulang dahi, tulang dasar tengkorak serta perdarahan dalam rongga

In
do
ne
si

tengkorak akibat kekerasan tumpul; yang berdasarkan ciri lukanya kekerasan

A
gu
ng

tumpul pada daerah dada disebabkan oleh benda tumpul yang mempunyai
permukaan berbentuk bundar atau oval. Berdasarkan ciri dari patahnya tulang

dahi membuktikan bahwa kekerasan (benda) tumpul tersebut yang mendekati


kepala;

Pada pemeriksaan selanjutnya didapatkan luka-luka terbuka serta terpotongnya

hati akibat kekerasan tajam, yang berdasarkan sifat lukanya enam belas

kekerasan tajam (tusukan) pada dada bagian bawah dan daerah perut sebelah

lik

maksimal senjata yang masuk dua puluh lima millimetre;

Sayatan-sayatan yang memenuhi seluruh wajah dan memotong mulut tepat

ub

pada kedua sudut bibirnya disebabkan oleh kekerasan tajam;

Luka terbuka / sayatan pada kantong buah zakar dan zakar yang membuka ke
arah kanan membuktikan bahwa kekerasan tajam yang terdapat pada daerah ini
datang dari arah sebelah kiri;

ep

ka

ah

kanan sisi luar disebabkan oleh senjata tajam bermata satu dengan lebar

Berdasarkan ciri-ciri dari lukanya, kekerasan tajam yang memisahkan


sekali potongan, membuktikan bahwa senjata tajam yang dipergunakan bukan

on

al. 21 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

senjata tajam yang besar dan berat;

es

tubuh korban menjadi tujuh bagian dilakukan tidak dengan sekali sayatan atau

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 21

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Sebab matinya laki-laki ini akibat kekerasan tajam yang berulang pada daerah
leher;

Kekerasan tumpul pada daerah dahi secara tersendiri dapat menyebabkan

ng

kematian;

Adanya sebukan sel radang mendadak pada jaringan lemak di tungkai,

gu

membuktikan bahwa potongan tungkai dilakukan sebelum korban meninggal

dunia;

Saat kematian diperkirakan kurang lebih 2 (dua) sampai 6 (enam) jam setelah

makan yang terakhir;

Setelah selesai membuang potongan-potongan tubuh korban Hery

ub
lik

ah

Santoso, Terdakwa lalu meminta agar Sdr. Noval Andrias menjemputnya di


daerah Pondok Indah, dan setelah akhirnya Terdakwa bertemu dengan

am

Sdr.Noval Andrias di Pondok Indah, selanjutnya keduanya pulang ke Apartement


Margonda Residence dengan menggunakan sepeda motor;

Keesokan harinya tanggal 12 Juli 2008, Terdakwa menggunakan kartu

ah
k

ep

kredit Bank BNI Nomor 4105 0500 0085 3896 milik korban Hery Santoso untuk
membeli hand phone merk Nokia tipe N 70 Music Edition di Electronic City

Margo City Square. Terdakwa kemudian juga mempergunakan kartu kredit

A
gu
ng

tanggal 13 Juli 2008;

In
do
ne
si

tersebut untuk membeli 2 (dua) buah bantal guling di Carefour ITC Depok pada

Selain itu pada tanggal 13 Juli 2008 Terdakwa juga menggunakan kartu

kredit Bank BNI Nomor 5489 8888 0171 0648 milik korban Hery Santoso untuk

membeli 1 (satu) buah televisi merk LG 21 inchi, cermin SPB 02 dan cermin
Sinar Makmur di Carefour ITC Depok;

Dikarenakan Terdakwa dan Sdr. Noval Andrias telah pindah kontrakan

dari Apartement Margonda Residence ke sebuah kontrakan di Jalan Margonda

lik

maka pada pagi hari tanggal 13 Juli 2008, Terdakwa kembali datang ke
Apartement Margonda Residence dan lalu mengambil 1 (satu) buah laptop merk

ub

Quantel dan 1 (satu) buah tas kecil warna coklat milik korban Hery Santoso
yang berada di dalam mobil Suzuki APV yang di parkir di parkiran mobil
Apartement Margonda Residence;

ep

Akhirnya perbuatan Terdakwa mengambil barang-barang milik korban


Hery Santoso secara melawan hukum yang didahului dengan kekerasan dengan

al. 22 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

ng
gu
A

on

yang dicuri sehingga mengakibatkan kematian korban Hery Santoso tersebut

es

maksud untuk mempermudah pencurian atau untuk tetap menguasai barang

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ik

ah

ka

ah

Raya dekat Perumahan Pesona Khayangan Depok pada tanggal 12 Juli 2008,

Halaman 22

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

berhasil diketahui oleh Aparat Kepolisian, sehingga pada hari Selasa, tanggal 15
Juli 2008 Terdakwa berhasil ditangkap oleh petugas Kepolisian;
KUHP;

ng

Sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 365 ayat (3)

gu

Membaca tuntutan Jaksa / Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri

Depok tanggal 23 Maret 2009 yang isinya adalah sebagai berikut :

1. Menyatakan Terdakwa Very Idam Henyansyah alias Ryan bin Ahmad

bersalah melakukan tindak pidana dengan sengaja dan dengan rencana

terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, yaitu korban Hery Santoso

ub
lik

ah

sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 340 KUHP


sebagaimana dalam dakwaan Kesatu PRIMAIR;

am

2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Very Idam Henyansyah alias Ryan


bin Ahmad berupa pidana MATI dengan perintah agar Terdakwa tetap
ditahan;

ep

ah
k

3. Menyatakan barang bukti berupa:

1 (satu) batang besi ulir panjang 51 cm;

1 (satu) buah keset;

In
do
ne
si

1 (satu) lembar foto seorang laki-laki an. Novel Andrias alias Novel;

A
gu
ng

1 (satu) buah bed cover warna hijau;


1 (satu) buah pisau bergagang kayu;
1 (satu) buah koper warna biru merk President;

1 (satu) buah tas plastik warna hitam;


1 (satu) buah selimut;

1 (satu) buah tas warna abu-abu merk Adidas;


1 (satu) buah tas plastik warna merah merk Centro;

1 (satu) buah celana dalam merk Ocean Pacific;


1 (satu) buah kaos kaki warna hitam;

lik

1 (satu) buah ikat pinggang merk Harley Davidson;

ub

ah

1 (satu) buah kaos warna abu-abu merk Giordano;

1 (satu) potong celana Jeans warna biru merk Lea;

ka

1 (satu) potong celana Jeans warna hitam merk Aucley;

ep

1 (satu) buah handuk kecil warna merah ;


1 (satu) buah keset ;

ah

1 (satu) buah shower ;

es

2 (dua) lembar kain tempat tidur warna coklat ;

on

al. 23 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

3 (tiga) buah keset warna hitam di bagian belakang mobil ;

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 23

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

2 (dua) lembar kertas koran di bagian belakang mobil ;


1 (satu) potong karpet di bagian belakang mobil ;
Dirampas untuk dimusnahkan;

ng

1 (satu) buah pesawat televisi ukuran 21 inchi merk LG;


1 (satu) buah rak TV;

gu

1 (satu) buah dompet warna coklat;

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

1 (satu) buah KTP No. 32.03.14.2012.281168.08812 an. Heri Santoso;


1 (satu) buah SIM A an. Heri Santoso;

1 (satu) buah SIM C an. Heri Santoso;


1 (satu) buah tas kecil warna coklat;
1 (satu) buah rice cooker;

am

1 (satu) buah rak jemuran;


1 (satu) buah kaca cermin;
1 (satu) buah laptop merk Quantel;

ub
lik

ah

1 (satu) buah handphone merk Nokia tipe N70;

ah
k

ep

Uang tunai Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah);

Kartu Kredit Bank BNI No. 4105 0500 0085 3896 an. Heri Santoso;

Kartu Kredit Bank BNI No. 5489 8888 0171 0648 an. Heri Santoso;

In
do
ne
si

Kartu SHOPING CARD No. 5189 4399 0605 6405 an. Heri Santoso;

A
gu
ng

Kartu Kredit Bank BCA No. 4556 3200 0493 7001 an. Heri Santoso;
1 (satu) unit mobil Suzuki APV No. Pol. B-8986-AR;
1 (satu) buah kunci mobil Suzuki APV;

1 (satu) lembar STNK mobil Suzuki APV No. Pol. B-8986-AR an. Heri Santoso;
2 (dua) buah guling warna putih;
1 (satu) buah cincin ;

Buku Nikah keluaran Kel. Ciracas No.116/06/II/2002 tanggal 01 Pebruari 2002

Foto Copy Kartu

Keluarga

lik

Dikembalikan kepada saksi Wahyuningsih;

No. 10.5506/05/30318 yang dikeluarkan oleh

ub

Kelurahan Pondok Benda RT. 003/001 Jatirasa Jatiasih Bekasi;

1 (satu) lembar struk transaksi pembelian Cosmos Rice Jar CRJ.600

seharga

Rp 304.900 (tiga ratus empat ribu sembilan ratus rupiah) tertanggal 13 Juli

ep

2008 dari HERO Supermarket Cabang Giant Margo City Depok;


1 (satu) lembar struk transaksi pembelian

KENM METAL SHLVNG (Rak

al. 24 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

ng
gu
A

on

ratus rupiah) dan Serbet KTK seharga Rp 9.900,- (sembilan ribu sembilan ratus

es

Televisi) seharga Rp 399.900 (tiga ratus sembilan puluh sembilan ribu sembilan

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ik

ah

ka

ah

antara Heri Santoso dan Wahyuningsih;

Halaman 24

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

rupiah) tertanggal 13 Juli 2008 dari HERO Supermarket Cabang Giant Margo
City Depok;

1 (satu) buah) rekaman VCD dari Supermarket Giant Margo City Depok;

ng

1 (satu) buah rekaman VCD dari Apartemen Margonda Residence Jl.Margonda


Raya Depok;

gu

Slip / struk pembayaran televisi 21 inch senilai Rp 1.072.500 (satu juta tujuh
dua ribu lima ratus rupiah) tertanggal 13 Juli 2008 menggunakan kartu kredit

Nomor : 5489888801710648;

Slip / struk pembayaran 2 (dua) buah cermin tertanggal 13 Juli 2008 dengan
menggunakan kartu kredit Nomor : 5489888801710648;
delapan puluh lima ribu delapan

ub
lik

ah

Slip / struk pembayaran 2 (dua) buah guling seharga Rp 185.800,- (seratus


ratus rupiah)

tertanggal

13

Juli

2008

am

dengan menggunakan kartu kredit bank BNI Nomor : 4105050000853896 ;


1 (satu) lembar

foto copy Register Transaction Nomor: 00650 SA 08 001

006569 tanggal 12 Juli 2008 untuk pembayaran Handphone Nokia Type N 70

ep

ah
k

Music Edition Black NS seharga Rp 2.360.000,- (dua juta tiga ratus enam puluh
ribu rupiah);

1 (satu) lembar foto copy Register Transaction Nomor: 00650 SA 08 001

In
do
ne
si

006569 tanggal 12 Juli 2008 untuk pembayaran Handphone Nokia Type N 70

A
gu
ng

Music Edition Balck NS seharga Rp. 2.360.000,- (dua juta tiga ratus enam
puluh

ribu

rupiah)

dengan

menggunakan

kartu

kredit

4105050000853896 atas nama Hery Santoso;


1 (satu) lembar foto copy INVOICE

/ bukti penjualan dari

Nomor

Elektronik City

Nomor: 0064 08 001 006369 tanggal 12 Juli 2008 atas barang berupa
Handphone Nokia Type N 70 Music Edition Balck;

1 (satu) buah rekaman VCD dari toko Elektronik City Depok;

lik

4. Membebankan biaya perkara kepada Negara sebesar Rp 5.000,- (lima ribu


rupiah);
2008 / PN.DPK.

ub

Membaca putusan Pengadilan Negeri Depok Nomor : 1036 / Pid / B /


tanggal 06 April 2009 yang amar lengkapnya sebagai

berikut :

ep

1. Menyatakan Terdakwa Very Idam Henyansyah alias Ryan bin Ahmad telah

Pembunuhan Berencana;

2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Very Idam Henyansyah alias Ryan

on

al. 25 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

bin Ahmad atas perbuatan tersebut dengan pidana M A T I;

es

terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ik

ah

ka

ah

Tetap terlampir dalam berkas perkara;

Halaman 25

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

3. Memerintahkan Terdakwa tetap berada dalam tahanan;


4. Memerintahkan agar terhadap barang bukti berupa:
1 (satu) batang besi ulir panjang 51 cm;

1 (satu) buah keset;

1 (satu) lembar foto seorang laki-laki an. Novel Andrias als Novel;

1 (satu) buah bed cover warna hijau;

1 (satu) buah pisau bergagang kayu;

1 (satu) buah koper warna biru merk President;

1 (satu) buah tas plastik warna hitam;

1 (satu) buah selimut;

1 (satu) buah tas warna abu-abu merk Adidas;

1 (satu) buah tas plastik warna merah merk Centro;

1 (satu) buah kaos warna abu-abu merk Giordano;

1 (satu) buah ikat pinggang merk Harley Davidson;

1 (satu) buah celana dalam merk Ocean Pacific;

1 (satu) buah kaos kaki warna hitam;

1 (satu) potong celana Jeans warna biru merk Lea;

ng

In
do
ne
si

1 (satu) potong celana Jeans warna hitam merk Aucley;

1 (satu) buah handuk kecil warna merah;

1 (satu) buah shower;

1 (satu) buah keset;

2 (dua) lembar kain tempat tidur warna coklat;

3 (tiga) buah keset warna hitam di bagian belakang mobil;

2 (dua) lembar kertas koran di bagian belakang mobil ;

1 (satu) potong karpet di bagian belakang mobil ;

ub

Dirampas untuk dimusnahkan;

lik

1 (satu) buah pesawat televisi ukuran 21 inchi merk LG;

1 (satu) buah rak TV;

1 (satu) buah dompet warna coklat;

1 (satu) buah KTP No. 32.03.14.2012.281168.08812 an. Heri Santoso;

1 (satu) buah SIM A an. Heri Santoso;

1 (satu) buah SIM C an. Heri Santoso;

es
on

al. 26 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

ng

ep

gu

ah

ka

ah

A
gu
ng

ep

ub
lik

gu
A
ah
am

ah
k

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 26

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


1 (satu) buah tas kecil warna coklat;

1 (satu) buah handphone merk NOKIA tipe N70;

1 (satu) buah rice cooker;

1 (satu) buah rak jemuran;

1 (satu) buah kaca cermin;


1 (satu) buah laptop merk Quantel;

Uang tunai Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah);

Kartu Kredit Bank BNI No. 4105 0500 0085 3896 an. Heri Santoso;

Kartu Kredit Bank BNI No. 5489 8888 0171 0648 an. Heri Santoso;

Kartu SHOPING CARD No. 5189 4399 0605 6405 an. Heri Santoso;

Kartu Kredit Bank BCA No. 4556 3200 0493 7001 an. Heri Santoso;

1 (satu) unit mobil Suzuki APV No. Pol. B-8986-AR;

1 (satu) buah kunci mobil Suzuki APV;

1 (satu) lembar STNK mobil Suzuki APV No. Pol. B-8986-AR an. Heri

ub
lik

ep

Santoso;

2 (dua) buah guling warna putih;

1 (satu) buah cincin;

Buku Nikah keluaran Kel. Ciracas No.116/06/II/2002 tanggal 01 Pebruari

A
gu
ng

In
do
ne
si

ah
k

am

ah

gu

ng

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

2002 antara Heri Santoso dan Wahyuningsih;

Dikembalikan kepada saksi Wahyuningsih;

Foto Copy Kartu

Keluarga

No. 10.5506/05/30318 yang dikeluarkan

oleh Kp. Pondok Benda RT. 003/001 Jatirasa Jatiasih Bekasi;

1 (satu) lembar struk transaksi pembelian Cosmos Rice Jar CRJ.600

lik

tertanggal 13 Juli 2008 dari HERO Supermarket Cabang Giant Margo


City Depok;

1 (satu) lembar struk transaksi pembelian KENM METAL SHLVNG

ub

ah

seharga Rp 304.900 (tiga ratus empat ribu sembilan ratus rupiah)

(Rak Televisi) seharga Rp 399.900 (tiga ratus sembilan puluh sembilan

ep

ka

ribu sembilan ratus rupiah) dan Serbet KTK seharga Rp 9.900,- (sembilan
ribu sembilan ratus rupiah) tertanggal 13 Juli 2008 dari

HERO

1 (satu) buah) rekaman VCD dari Supermarket Giant Margo City Depok;

1 (satu) buah rekaman VCD dari Apartemen Margonda

Residence

on

al. 27 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

Jl.Margonda Raya Depok;

es

ah

Supermarket Cabang Giant Margo City Depok ;

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 27

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


Slip / struk pembayaran televisi 21 inch senilai Rp 1.072.500 (satu

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

juta tujuh dua ribu lima ratus rupiah)

tertanggal

13 Juli

2008

ng

menggunakan kartu kredit Nomor : 5489888801710648;

Slip / struk pembayaran 2 (dua) buah cermin tertanggal 13 Juli 2008


dengan menggunakan kartu kredit Nomor : 5489888801710648;

Slip / struk pembayaran 2 (dua) buah guling seharga Rp 185.800,-

gu

Juli

2008

dengan menggunakan kartu kredit bank BNI Nomor :

4105050000853896 ;

1 (satu) lembar

foto copy Register Transaction Nomor: 00650 SA

ub
lik

ah

(seratus delapan puluh lima ribu delapan ratus rupiah) tertanggal 13

08 001 006569 tanggal 12 Juli 2008 untuk pembayaran Handphone


Nokia Type N 70 Music Edition Black NS seharga Rp 2.360.000,- (dua

1 (satu) lembar foto copy Register Transaction Nomor: 00650 SA

ah
k

08 001 006569

tanggal

12 Juli 2008 untuk pembayaran Handphone

ep

am

juta tiga ratus enam puluh ribu rupiah) ;

Nokia Type N 70 Music Edition Black NS seharga Rp 2.360.000,- (dua


Nomor : 4105050000853896 atas nama Hery Santoso;

1 (satu) lembar foto copy INVOICE / bukti penjualan dari Elektronik City

A
gu
ng

In
do
ne
si

juta tiga ratus enam puluh ribu rupiah) dengan menggunakan kartu kredit

Nomor: 0064 08 001 006369 tanggal 12 Juli 2008 atas barang berupa

Handphone Nokia Type N 70 Music Edition Black;

1 (satu) buah rekaman VCD dari toko Elektronik City Depok;

Tetap terlampir dalam berkas perkara;

5. Membebankan biaya perkara kepada Negara sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu
rupiah);

tanggal 19 Mei 2009 yang amar lengkapnya sebagai

lik

2009 / PT.Bdg.
berikut :

Menerima permintaan banding dari Terdakwa tersebut ;

Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Depok, tertanggal 06 April 2009

ub

ep

Nomor : 1036/Pid.B/2008/PN.Dpk, yang dimintakan banding tersebut;

Memerintahkan Terdakwa tetap berada dalam tahanan;

Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara pada kedua

on

ng
gu
A

al. 28 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

rupiah);

es

tingkat peradilan yang dalam tingkat banding sebesar Rp 5.000,- (lima ribu

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ik

ah

ka

ah

Membaca putusan Pengadilan Tinggi Bandung Nomor : 213 / Pid /

Halaman 28

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Membaca putusan Mahkamah Agung R.I No. 1444 K / Pid / 2009


tanggal 31 Agustus 2009 yang amar lengkapnya sebagai berikut :

Menyatakan, tidak dapat diterima permohonan kasasi dari Pemohon

ng

Kasasi / Terdakwa : Very Idham Henyansyah alias Ryan bin Ahmad tersebut;

Membebankan biaya perkara dalam tingkat kasasi ini kepada Negara;

gu

Membaca Akta Permohonan Peninjauan Kembali tertanggal 26 Juli 2011

dari Terdakwa sebagai Terpidana (dengan perantaraan Penasehat Hukumnya

berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 06 Juni 2011) yang memohon agar
putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 1444 K / Pid / 2009 tanggal

ub
lik

ah

31 Agustus 2009 tersebut dapat ditinjau kembali;

am

Membaca surat-surat yang bersangkutan;

Menimbang, bahwa putusan Mahkamah Agung Mahkamah Agung

ep

Republik Indonesia No. 1444 K / Pid / 2009 tanggal 31 Agustus 2009 tersebut

ah
k

telah diberitahukan kepada Terdakwa / Terpidana pada tanggal 20 Oktober


2009, dan Terdakwa / Terpidana mengajukan permohonan peninjauan kembali

In
do
ne
si

pada tanggal 26 Juli 2011, dengan demikian putusan Mahkamah Agung


Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 1444 K / Pid / 2009 tanggal

A
gu
ng

31 Agustus 2009 tersebut telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap;

Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon

Peninjauan Kembali pada pokoknya adalah sebagai berikut :


A. PENDAHULUAN

1. Hukum dan keadilan

lik

umum, dibuat oleh mereka yang mengemban tugas suatu masyarakat dan
dipromulgasikan", demikianlah definisi mengenai hukum dari Thomas
Aquinas. Definisi ini tetaplah merupakan definisi yang lengkap, tetap actual,

ub

ah

"Hukum adalah perintah yang masuk akal, ditujukan untuk kesejahteraan

relevan dan tidak terbantahkan. Hukum merupakan perintah yang logis.

ka

Kalau ada hukum yang tidak logis, maka hukum itu bertentangan dengan

ep

eksistensinya sendiri. Kelogisan hukum itu dapat diverifikasikan dalam


kalimat-kalimat yang tertuang dalam perumusan suatu tata aturan;

ah

Lebih lanjut Thomas Aquinas merumuskan bahwa tujuan hukum adalah tidak

menikmati kesejahteraan umum itu. Pemerintah yang tidak menjamin

on

al. 29 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

rakyatnya menikmati kesejahteraan umum adalah Pemerintah yang

es

lain dari kesejahteraan umum. Rakyat dalam suatu Negara haruslah

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 29

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

mengkhianati mandat yang diembannya dan hal itu bertentangan dengan

dirinya sendiri sebab Pemerintah haruslah melaksanakan roda jalannya


suatu Negara demi kesejahteraan umum antara lain melalui hukum-

ng

hukumnya yang adil dan bijaksana. Kesejahteraan umum selain merupakan


tujuan adanya hukum, juga merupakan suatu prasyarat adanya masyarakat

gu

atau negara yang memperhatikan rakyatnya;

Kesejahteraan umum itu meliputi antara lain, keadilan, perdamaian,

ketenteraman hidup, keamanan dan jaminan bagi warganya;

Thomas Aquinas menunjukkan betapa pentingnya hukum sebagai salah satu

sarananya. Dalam rangka itu, hukum haruslah adil dan memperjuangkan

ub
lik

ah

keadilan. Hukum yang tidak adil bertentangan dengan hakikat hukum, dan
haruslah diubah agar mencapai sasarannya, yakni kesejahteraan umum;

am

Dalam Pembukaan Munas XI Ikatan Hakim Indonesia tanggal 18 April 1994


di Jakarta, Presiden Soeharto mengungkapkan harapannya agar para Hakim
selalu mawas diri dan bersikap terbuka terhadap kritik yang berkaitan

ah
k

ep

dengan kekurangan sehingga Pengadilan benar-benar dapat menjadi


tumpuan harapan, menjadi tempat bersemayamnya hukum dan keadilan.

Sungguh suatu harapan yang tidak saja menggugah hati para Hakim, tetapi

In
do
ne
si

juga para pelaku hukum utama lainnya di arena Pengadilan misalnya para

A
gu
ng

Jaksa dan Trial Lawyers. Napas serupa juga dihembuskan pada Rapat Kerja

Nasional Mahkamah Agung. Ditegaskan oleh Presiden bahwa penegakan


hukum mutlak demi pembangunan;

2. Miscarriage of Justice (kegagalan dalam menegakkan keadilan).

Miscarriage of justice merupakan persoalan universal dan actual yang


dihadapi oleh hampir semua Negara dalam penegakan Sistem Peradilan

Pidana. Seorang pejabat yang mempunyai kuasa dan wewenang untuk

lik

ada padanya justru untuk memberikan ketidakadilan. Sejak dua ribu tahun
lalu sampai hari ini, kondisi ketidakadilan masih dirasakan. Demikian
parahnya ketidakadilan tersebut, sehingga situasi hukum di Indonesia

ub

ah

memberikan keadilan, ternyata menggunakan kuasa dan wewenang yang

digambarkan dalam kondisi desperate, berada pada titik paling rendah (titik

ka

nadir), kacau balau (chaos). Ketidakadilan, yang dengan mudah ditemukan

ep

dalam kasus-kasus hukum, khususnya dalam perkara-perkara pidana, telah

ah

tiba pada titik puncak, sehingga keadilan (justice) yang seyogyanya dicapai

es
on

al. 30 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

melalui proses peradilan, dipandang telah gagal (miscarriage);

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 30

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Persoalan ini juga merupakan isu penting di tengah upaya memajukan dan

menegakkan hak-hak asasi manusia dan demokrasi yang merupakan pilar


penting dari penegakan pemerintahan yang baik (good governance). Hal ini

ng

paling tidak dapat dibuktikan dengan gagalnya penegakan keadilan dalam

kasus-kasus besar (high profile cases) di beberapa negara. Di Indonesia

gu

sebagai contoh, adalah kasus Sengkon dan Karta, kasus Philippus Kia

Ledjab dkk. Di Inggris terdapat beberapa kasus terkenal, di antaranya kasus

Stevan Kiszko, kasus Sally Clark, kasus Birmingham Six, kasus Andrew

Evans. Di Irlandia, kasus Sallins Mail Train Robbery adalah salah satu

contoh miscarriage of justice. Contoh lain di Australia adalah kasus Lindy

ub
lik

ah

Chamberlain. Di Kanada, kasus Robert Baltovic, kasus Donald Marshall,


kasus David Milgaard, kasus Guy Paul Morin, dan kasus Thomas Sophonow.

am

Di Amerika, kasus Scottsboro Boys, kasus Gary Dotson, kasus Sam


Sheppard, dan kasus O.J. Simpson. Di Perancis, kasus Alfred Dreyfus, dan
masih banyak contoh kasus lain yang terjadi di banyak Negara lain;

ah
k

ep

Kegagalan dalam menegakkan keadilan (miscarriage of justice) dalam


Sistem Peradilan Pidana, menurut Clive Walker, terjadi:

"whenever suspects or defendants or convicts are treated by the state in

In
do
ne
si

breach of their rights, whether because of, first, deficient processes or,

A
gu
ng

second, the laws which are applied to them or, third, because there is no

factual justification for the applied treatment of punishment; fourth, whenever

suspects or defendants or convicts are treated adversely by the state to a

disproportionate extent in comparison with the need to protect right or others;


or fifth, whenever the rights of others are not effectively or proportionately

0
protected or vindicated by state action against wrong 01 doers
or sixth, by the
F

state law itself.."

Walker

menyebabkan

menjelaskan

terjadinya

kegagalan

bahwa

keenam

dalam

kategori

menegakkan

lik

lanjut

yang

keadilan

(miscarriage of justice) ini dapat menimbulkan suatu kegagalan yang tidak


bersifat langsung (indirect miscarriage) yang mempengaruhi komunitas

ub

ah

Lebih

masyarakat secara keseluruhan. Suatu penghukuman yang lahir dari

ka

ketidakjujuran atau penipuan atau tidak berdasarkan hukum dan keadilan

ep

adalah bersifat korosif atas klaim legitimasi Negara yang berbasis pada nilai-

ah

nilai Sistem Peradilan Pidana yang menghormati hak-hak individu. Dalam

on

al. 31 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

akan menimbulkan bahaya bagi "integritas moral pidana" (moral integrity of

es

konteks ini, kegagalan dalam menegakkan keadilan (miscarriage of justice)

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 31

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

the criminal process). Lebih jauh lagi hal ini dapat merusak keyakinan
masyarakat dalam penegakan hukum.

Kegagalan dalam menegakkan keadilan yang bersifat tidak langsung ini

ng

(indirect miscarriage of justice) dapat eksis baik secara independen maupun


sebagai satu kesatuan dalam dua hal. Pertama, bahwa suatu pelanggaran

gu

terhadap prinsip legitimasi yudisial (the principle of judicial legitimacy) harus

dipertimbangkan sekalipun terdapat suatu determinasi yang adil dan akurat

akan yang salah (guilt) atau tidak bersalah (innocence). Kedua, pelanggaran
tersebut akan menimbulkan kerusakan moral (moral harm) sekalipun sejauh

hak-hak

individu

dipertimbangkan,

terdapat

kesalahan

yang

tidak

ub
lik

ah

menimbulkan kerugian moral yang nyata. Oleh karena itu Negara sendiri
harus menghindari tindakan-tindakan atau proses-proses yang dapat

am

merusak integritas sistem;

Dari uraian di atas, terdapat 4 (empat) hal penting yang terkandung dalam
makna kegagalan dalam menegakkan keadilan (miscarriage of justice), yaitu:

ep

ah
k

a. Kegagalan penegakan keadilan tidak hanya terbatas pada produk


Pengadilan atau dalam sistem hukum pidana, tetapi jug dapat terjadi
luar

Pengadilan,

dapat

berbentuk

seluruh

di

kekuasaan

dari

In
do
ne
si

penegakan hukum yang bersifat memaksa (coercive power);

A
gu
ng

b. Kegagalan dalam menegakkan keadilan dapat dilembagakan dalam


hukum, misalnya dalam bentuk legalisasi biaya-biaya tidak resmi;

c. Kegagalan dalam

menegakkan keadilan harus pula mencakup

kelemahan-kelemahan Negara ketika menjalankan tanggung jawabnya;

d. Kegagalan dalam menegakkan keadilan harus ditegaskan pada halhal yang berkaitan dengan hak asasi manusia;

Istilah miscarriage of justice terus berkembang dan dipergunakan untuk

seseorang

harus

menjalani

hukuman

dilakukannya;

lik

mungkin terjadi kesalahan dalam putusan Pengadilan yang menyebabkan


atas

kejahatan

yang

tidak

ub

ah

menggambarkan bahwa dalam sistem hukum Negara-Negara di dunia

Berdasarkan uraian di atas, dalam memeriksa dan mengadili perkara ini,

ka

patutlah Mahkamah Agung dalam tingkat Peninjauan Kembali berpegangan

ep

pada asas-asas yang terkandung dalam penegakan keadilan dan harus

ah

menghindari tindakan-tindakan atau proses-proses yang dapat merusak

integritas sistem sebagai upaya untuk menghindari terjadinya kegagalan

es
on

al. 32 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

dalam menegakkan keadilan (miscarriage of justice);

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 32

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


Terhadap

Penghukuman:

Hukuman

Mati

Bukan

Penolakan

3. Penolakan

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Terhadap

Tuntutan hukuman mati kepada Very Idham Heryansyah alias Ryan bin

ng

Ahmad yang menjadi Terdakwa pembunuh Heri Susanto adalah sudah tidak

dapat diterapkan lagi di Negara ini, mengingat hukuman tersebut sangat

gu

bertentangan dengan Konstitusi kita khususnya diatur dalam Pasal 281 ayat

(4) UUD 1945. Kami menilai penerapan hukuman mati tidak bisa diterapkan

di tengah sistem peradilan di Indonesia yang belum independen dan korup

bahkan masih menjadi ruang bebas gerak para mafia peradilan. Apalagi

proses hukum terhadap pembunuhan Very Idham Heryansyah alias Ryan bin

ub
lik

ah

Ahmad ini berkembang menjadi situasi yang sangat politis;

Dalam studi PBB tentang hukuman mati di beberapa negara di dunia,

am

kerentanan intervensi atas proses hukum pada peradilan yang berlangsung


akan menjadi salah satu penyebab dilarangnya penerapan hukuman mati.
Bahkan, proses hukum bisa dihentikan jika ditemukan adanya bukti terhadap

ah
k

ep

penyalahgunaan kekuasaan dari aparat penegak hukum dalam proses


penyelidikan, penyidikan maupun penuntutan;

Lebih jauh, pilihan model penghukuman mati masih dipertanyakan

In
do
ne
si

sehubungan dengan dampak terhadap efek jera. Penghukuman dalam

A
gu
ng

konteks ini masih menimbulkan perdebatan cukup panjang menyangkut


makna moral yang harus diusung atas diberlakukannya hukuman mati. Studi
sosial dari berbagai studi PBB tentang hukuman mati pun membuktikan

bahwa hukuman mati tidak berjalan lurus dengan berhentinya angka

kekerasan. Di Indonesia sendiri, ada banyak catatan peristiwa tentang

kesalahan penerapan hukum yang justru menimbulkan ketidakadilan bagi


para korbannya;

lik

tuntutan yang berbeda standar dan diskriminatif dalam beberapa kasus


tertentu, Jaksa menuntut mati Terdakwanya. Kami menengarai langkah
Jaksa ini merupakan upaya untuk memulihkan citranya di tengah sorotan

ub

ah

Dalam hal ini, kami juga mempertanyakan sikap Jaksa yang menerapkan

tajam masyarakat saat ini;

ka

Sekali lagi kami menegaskan bahwa secara prinsipil, penerapan hukuman

ep

mati melanggar konstitusi dan prinsip dasar hak asasi manusia. Hak untuk

ah

hidup adalah hak yang tidak bisa dikurangi dalam bentuk apapun;
menolak penghukuman orang yang bersalah. Para Terdakwa yang terbukti

on

al. 33 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

melakukan pembunuhan memang harus dihukum maksimal. Namun,

es

Kami perlu menegaskan bahwa menolak hukuman mati bukan berarti

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 33

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

penghukuman tidak boleh menegasikan hak-hak mendasar dari individu.


Untuk itu kami meminta Pemerintah untuk segera menerapkan kebijakan
moratorium terhadap penerapan hukuman mati di Indonesia;

ng

4. Meluruskan Prinsip Penolakan Hukuman Mati Sebuah Jaminan atas


Konstitusi Republik Indonesia:

gu

Menjelang eksekusi Terpidana mati Tibo cs, kami kelompok Ornop HAM

menolak diberlakukannya hukuman mati terhadap siapapun di Indonesia.

Penolakan hukuman mati tersebut berdasarkan prinsip-prinsip HAM Nasional

dan internasional sebagaimana yang juga terkandung dalam konstitusi 1945


yang menjamin hak hidup bagi semua warga negaranya;

ub
lik

ah

Atas dasar itu, penolakan diberlakukannya hukuman mati atas semua kasus
yang divonis hukuman mati adalah penolakan yang murni berdasarkan

am

prinsip-prinsip kemanusiaan, hak asasi manusia dan konstitusi 1945;


Sejalan dengan itu, prinsip dijaminnya hak hidup atas semua warga
negaranya yang tidak bisa dikurangi dalam keadaan apapun secara tegas

ah
k

ep

dijamin oleh UUD 1945 dan peraturan perundang-undanganlainnya;


UUD 1945 sebagai konstitusi Negara telah menjamin dalam Pasal 28 A

Amandemen kedua (2) bahwa :

A
gu
ng

kehidupannya".

In
do
ne
si

"Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan

Pasal 28 I ayat (1) UUD '45 (Amandemen Kedua) juga menjamin hal yang
sama bahwa:

"Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati

nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai

pribadi di hadapan umum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum
yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi

1999 Tentang Hak Asasi Manusia, Pasal 4 :

lik

Jaminan hak hidup tersebut dikuatkan kembali oleh UU Nomor 39 Tahun


"Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran

ub

ah

dalam keadaan apapun".

dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui

ka

sebagai pribadi dan persamaan di hadapan hukum, dan hak untuk tidak

ep

dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia

ah

yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun dan oleh siapapun".

Selain itu instrumen internasional hak sipil politik yang telah diratifikasi oleh

es
on

al. 34 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

Indonesia menjadi UU No. 12 Tahun 2005 juga menegaskan bahwa:

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 34

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

"Setiap manusia berhak atas hak hidup yang melekat pada dirinya dan hak
ini wajib dilindungi oleh hukum"

Oleh karena itu ketentuan dan jaminan hak hidup sebagaimana yang diatur

ng

dalam UUD 1945 harus dilihat dari dua arah, yaitu :

Pertama, ketentuan dan jaminan hak hidup sebagaimana yang diatur dalam

gu

konstitusi seharusnya menjadi pedoman bagi Lembaga Penegak Hukum


khususnya Kepolisian dan Kejaksaan;

Kedua, ketentuan UUD 1945 yang menjamin hak hidup bagi setiap orang

juga seharusnya bisa menjadi pedoman bagi lembaga peradilan, karena dari

aspek sosiologis membuktikan tidak ada jaminan efek jera dalam penerapan

ub
lik

ah

hukuman mati, hukuman mati tidak mengurangi tindak kejahatan. Artinya ada
faktor lain yang menjadi penyebab meningkatkan sebuah tindak kejahatan,

am

yaitu meningkatnya kemiskinan penduduk, aparat yang korup dan faktorfaktor struktural lainnya;

5. Kontroversi Hukuman Mati (Kajian Fiqh)

ep

ah
k

Andi Mardian, Lc. MA

Hukuman mati sebagai salah satu legal hukum di Indonesia kembali

diperbincangkan dan menjadi suatu kontroversi. Kontroversi ini muncul

In
do
ne
si

manakala vonis pengadilan dirasa kurang adil terutama bagi pelaku dan

A
gu
ng

orang-orang yang selama ini menentang hukuman mati. Pihak yang menolak
hukuman mati menganggap hukuman tersebut melanggar HAM, UUD 45

dan tidak relevan lagi dengan keadaan sekarang. Mereka yang menaruh

kepedulian terhadap HAM senantiasa berpandangan bahwa kewenangan

mencabut hak untuk hidup merupakan pelanggaran terhadap HAM dan

merampas hak hidup yang merupakan hak dasar dan tidak tergantikan
dalam diri seseorang. Sementara pihak yang setuju beralasan bahwa hingga

saat ini hukuman mati masih sangat relevan untuk diterapkan terutama

lik

ah

terhadap suatu kejahatan yang sangat biadab dan membahayakan orang


banyak. Pihak yang setuju menegaskan bahwa penolakan terhadap

ub

kemanusiaan dari korban, keluarga dan masyarakat yang bergantung


kepada si korban. Kontroversi kedua belah pihak tidak pernah selesai jika

ep

keduanya masih mempertahankan argumentasinya masing-masing;


6. Hukuman mati dalam pandangan fiqh.

ah

ka

hukuman mati hanya berlaku pada sisi si pelaku saja, tanpa melihat sisi

seseorang / penganiayaan) dan jarimah (kejahatan yang diancam dengan

on

al. 35 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

hukuman). Dalam istilah hukum keduanya sering disebut dengan delik atau

es

Dalam kitab fiqh, kita mengenal istilah jinayat (kejahatan terhadap jiwa

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 35

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

tindak pidana. Dalam terminologi hukum Islam jinayah adalah perbuatan

yang dilarang oleh syara' seperti membunuh, melukai, memotong anggota


dan menghilangkan manfaat badan;
fiqh

terdapat

tiga

ng

Dalam

macam

jarimah

(kejahatan)

yang

harus

mendapatkan 'uqubah (hukuman/balasan), yaitu hudud, qishosh diyat, dan

gu

ta'zir. Pertama; Hudud, merupakan kejahatan yang paling serius dan berat

dalam fiqh. ia adalah kejahatan terhadap kepentingan publik, dan perbuatan

melanggar hukum yang jenis dan ancaman hukumannya ditentukan nahs


(teks Al-Quran/Hadits) terutama sekali berkaitan dengan hak Allah.
Kejahatan ini diancam dengan hukuman hadd (batasan hukuman yang

ub
lik

ah

ditegaskan dalam Al-Our'an). Hukuman hadd yang dimaksud tidak


mempunyai batas terendah dan tertinggi serta tidak bisa dihapuskan oleh

am

perorangan (si korban atau walinya) atau masyarakat yang mewakili (ulil
amri). Para ulama' sepakat bahwa yang menjadi kategori dalam jarimah
hudud ada tujuh, yaitu zina, qodzf (menuduh zina), sirq (mencuri), hirobah

ep

ah
k

(perampok dan penyamun), surbah (minum-minuman keras), dan riddah


(murtad);

Kedua adalah qishosh diyyat, qishash (suatu kejahatan di mana pihak

In
do
ne
si

korban dan pelaku dalam status yang sama) yang berada pada posisi di

A
gu
ng

antara hudud dan ta'zir dalam hal beratnya hukuman. Diyat (denda) yaitu
hukuman

berupa

pembayaran

ganti

rugi

terhadap

pihak

korban

penganiayaan atau pembunuhan. Baik qishosh maupun diyat merupakan


hukuman yang telah ditentukan batasannya, tidak ada batas terendah dan
tertinggi tetapi menjadi hak perorangan (si korban dan walinya), ini berbeda

dengan hukuman had yang menjadi hak Allah semata. Penerapan hukuman

qishosh diyat ada beberapa kemungkinan, seperti hukuman qishosh bisa

lik

dihapus. Yang termasuk dalam kategori jarimah qishosh diyat antara lain qotl
al-'amdi (pembunuhan sengaja), qatl syibh al-'amdi (pembunuhan semi
sengaja), qotl al-khotho (pembunuhan keliru), jarin al-'amdi (penganiayaan

ub

ah

berubah menjadi hukuman diyat, hukuman diyat apabila dimaafkan bisa

sengaja) dan jarh al-khotho (penganiayaan salah). Pembayaran diyat masa

ka

kini diganti dengan pembayaran sejumlah uang yang besarnya ditentukan

ep

oleh pengadilan yang berwenang. Pada tahun-tahun belakangan ini, Arab

Amerika;

Ketiga ta'zir (peringatan) yang merupakan hukuman paling ringan di antara

on

al. 36 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

jenis-jenis hukuman yang lain. Jenis sanksinya secara penuh ada pada

es

ah

Saudi menetapkan denda pembunuhan tidak sengaja sebesar 6.000 dollar

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 36

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

wewenang penguasa demi terealiasinya kemaslahatan umat. Dalam hal ini


unsur akhlak menjadi pertimbangan paling utama. Misalnya pelanggaran
terhadap lingkungan hidup, lalu lintas dan pelanggaran lainnya. Dalam

ng

penetapan jarimah ta'zir prinsip utama yang menjadi acuan penguasa adalah
menjaga kepentingan umum dan melindungi setiap anggota masyarakat dari

gu

kemadhorotan (bahaya). Di samping itu, penegakan jarimah ta'zir harus


sesuai dengan prinsip syarI;

Ketiga kategori tersebut merupakan qishash bagi mereka yang melakukan

perbuatan jarimah di muka bumi. Disyari'atkannya qishash terdapat dalam

Al-Quran surat al-Baqarah / 2:179: "Dan dalam (hukum) qishash itu ada

ub
lik

ah

(jaminan kelangsungan) hidup bagimu hai orang-orang yang berakal, supaya


kamu bertaqwa". Maksudnya, disyari'atkannya hukum qishash bagi kalian,

am

yakni bagi kalian terdapat hikmah yang besar, yaitu menjaga jiwa. Sebab jika
si pembunuh mengetahui bahwa ia akan dibunuh lagi, maka ia akan takut
melakukan pembunuhan. Itulah yang dimaksud bahwa qishash merupakan

ah
k

ep

jaminan hidup bagi manusia yang berakal;


7. Esensi hukuman mati dalam Islam

Ada dua fungsi hukuman dalam Islam. Yaitu jawazir. mencegah kejahatan

In
do
ne
si

yang lebih besar. Penerapan hukuman akan membawa, bahkan orang-orang

A
gu
ng

yang lemah iman dan ketaqwaannya pun takut untuk melakukan kejahatan.

Dengan demikian, ketentraman masyarakat akan terjaga. Kedua jawabir,

penebus bagi pelaku. Artinya, dosa-dosa pelaku akan terampuni dan ia tidak
akan dituntut lagi di akhirat. Sanksi akhirat bagi seorang muslim akan gugur

oleh sanksi yang dijatuhkan negara di dunia. Inilah yang menyebabkan


dalam kondisi kaum muslimin berada dalam tingkat ketaqwaan tinggi, maka
hukuman tidak akan banyak dijatuhkan;

lik

dosanya tertebus;

Dari pengertian di atas, dapat kita simpulkan bahwa konsep atas vonis
hukuman mati yang diterapkan sama sekali tidak bertentangan dengan hak

ub

ah

Adapun bagi yang melanggar, mereka sangat ingin segera dihukum agar

asasi manusia bahkan sejalan dengan konsep setiap agama yang ada di
bertumpu

pada

pemenuhan

dan

perlindungan

ep

ka

muka bumi ini. Dalam konsep Islam, tujuan penetapan hukuman akan
terhadap

HAM

dan

ah

kepentingan manusia. Dalam fiqh, kita mengenal konsep maqashid syari'ah


hal yang harus ada pada manusia sebagai ciri atau kelengkapan manusia.

on

al. 37 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

Secara berurutan peringkatnya adalah agama, jiwa, akal, harta dan

es

yaitu tujuan hukum pidana Islam yang mencakup perlindungan terhadap lima

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 37

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

keturunan. Kelima hal ini sering dikenal dengan dharuriyat al-khams (lima
kebutuhan primer);

Selanjutnya, jika ditanyakan apakah vonis hukuman mati bisa menimbulkan

ng

efek jera bagi pelaku, kita bisa menjawab bahwa vonis hukuman mati bukan

satu-satunya cara dalam mengurangi angka kejahatan. Sebab timbulnya

gu

kejahatan muncul dari berbagai factor, baik sosial, politik dan ekonomi.

Penerapan hukuman mati harus pula dipandang dengan kepentingan umum

khususnya kepentingan para korban pelaku kejahatan. Perbuatan seperti

terorisme, pembunuhan, pengedaran narkoba, korupsi dan lain-lain telah

menyebabkan jatuh moral, mental dan masa depan seseorang. Bukankah

ub
lik

ah

pelaku kejahatan di atas justru telah melanggar HAM yang selama ini kita
hormati;

am

Pro dan kontra ini tidak akan berakhir sampai kapanpun. Oleh sebab itu,
pengadilan dalam menetapkan vonis hukuman mati harus dilakukan dengan
hati-hati dan sangat terbatas. Keputusannyapun harus diambil secara bulat

ep

ah
k

dan berkekuatan hukum hingga tidak menciptakan keresahan di masyarakat;


B. Peninjauan Kembali

In
do
ne
si

Lembaga Peninjauan Kembali (Herziening), selanjutnya disebut PK,


merupakan paham dari keluarga Sistem Hukum Perancis yang dikenal

A
gu
ng

dengan nama "Revition"; dalam Hukum Acara (Pidana) Belanda yang disebut
sebagai "Herzeining". Ketentuan mengenai PK ini pertama kali diatur dalam

Reglement op de Strafvordering (Rsv) Bab (Titel) 18 Pasal 356 - Pasal 360,

sehingga aturan ini hanya mengatur prosedural peradilan pada tingkat

Landraad (sekarang Pengadilan Negeri) dan Pengadilan Bumi Putera yang


lebih rendah (Inlandsche Rechtbanken), dan permasalahan PK ini diatur

lik

Pasang surutnya eksistensi lembaga PK ini terlihat dari pengaturan lembaga


ini melalui UU No. 19 Tahun 1964 maupun UU No. 13 Tahun 1965 yang
menghendaki adanya pengaturan lembaga PK melalui atau dalam bentuk
peraturan perundang-undangan;

ub

ah

dalam Rsv;

ka

Aturan implementatif dikeluarkan melalui Perma (Peraturan Mahkamah

ep

Agung RI) No. 1 Tahun 1969 tanggal 19 Juli Tahun 1969, meskipun Perma ini
dibekukan kembali melalui SEMA (Surat Edaran Mahkamah Agung RI) No.

ah

18 Tahun 1969 tanggal 23 Oktober 1969 karena timbul polemik antara badan

lembaga PK ini, legislatif menganggap bahwa Yudikatif (Mahkamah Agung)

on

al. 38 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

berposisi sebagai badan Legislatif;

es

yudikatif dengan badan legislatif. Dengan menciptakan peraturan tentang

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 38

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Proses kehendak pembentukan lembaga PK Ini kembali muncul ke


permukaan setelah timbul kasus Sengkon-Karta melalui PERMA No. 1 Tahun

1980 yang kemudian direalisasikan berdasarkan Pasal 263 KUHAP dari UU

ng

No. 8 Tahun 1981;

Upaya hukum PK dinamakan upaya hukum luar biasa, karena baru dapat

gu

dipergunakan apabila tidak tersedia lagi upaya hukum biasa seperti Verzet,
Banding atau Kasasi. Putusan yang dimaksud di sini bukan hanya putusan

yang mengandung pemidanaan (penjatuhan pidana), tetapi juga putusan

yang mengandung tindakan (maatregel), misalnya yang bersalah diserahkan

pada Pemerintah (pendidikan paksa - dwangovoeding) sebagaimana diatur

ub
lik

ah

dalam Pasal 46 KUHAP;

Mengingat PK sebagai upaya hukum luar biasa, maka PK diajukan untuk

am

tidak merugikan Terpidana. Terpidana, dengan adanya PK, tidak berada


dalam posisi yang dirugikan, karenanya Pasal 263 ayat 2a KUHAP
memberikan pengakuan eksplisiy dengan menyatakan bahwa PK dapat

ah
k

ep

menghasilkan suatu putusan bebas, lepas dari tuntutan hukum, tuntutan


Penuntut Umum tidak dapat diterima atau diterapkannya ketentuan pidana

yang lebih ringan; artinya apapun hasil putusan PK tidak diperkenankan

In
do
ne
si

adanya pemidanaan yang lebih berat daripada putusan yang telah

A
gu
ng

berkekuatan hukum tetap sebelumnya itu;

Selain itu, PK tidak dapat diajukan dengan mempermasalahkan adanya

kesalahan dalam menerapkan hukum, sehingga yang dipermasalahkan

adanya mengenai adanya kekeliruan atau kekhilafan fakta atau keadaan, la PK - lebih menitikberatkan pada persoalan fakta;

Alasan Peninjauan Kembali memiliki keterkaitan dengan Ajaran Perbuatan


Melawan Hukum.

Putusan Kasasi menyatakan Very Idham Henyansyah alias Ryan bin Ahmad

lik

ah

secara sah dan meyakinkan terbukti melanggar Pasal 340 Kitab Undang-

Ketentuan Pasal 340 KUHP adalah:


"Barangsiapa

dengan

sengaja

ub

Undang Hukum Pidana;


dan

direncanakan

lebih

dahulu

menghilangkan jiwa orang lain, dihukum, karena pembunuhan direncanakan

ka

ep

(moord), dengan hukuman mati atau penjara seumur hidup atau penjara
sementara selama-lamanya dua puluh tahun".

1. Terdapat keadaan baru yang menimbulkan dugaan kuat bahwa jika keadaan

on

al. 39 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

itu sudah diketahui pada waktu sidang masih berlangsung, hasilnya akan

es

C. Dasar Diajukan Peninjauan Kembali

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 39

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

berupa putusan bebas atau putusan lepas dari segala tuntutan hukum atau
tuntutan penuntut umum tidak dapat diterima atau terhadap perkara itu
diterapkan ketentuan pidana yang lebih ringan (novum) - Pasal 263 ayat (2)

ng

huruf a KUHAP.
Novum 1 :

gu

Bukti Pendapat ahli dari Robert D. Hare, adalah Profesor Emeritus /

Pensiunan terhormat, Universitas British Columbia; President, Kelompok

Penelitian Darkstone yang merupakan ahli Psychopathy dan Craig S.

Neumann, adalah Profesor, University Nort Texas, yang disampaikan secara

resmi dalam acara Seminar Internasional Hukum Tentang Psikopat, di Hotel

ub
lik

ah

Borobudur, 11-13 Desember 2009, yang diselenggarakan oleh Fakultas


Hukum Universitas Bung Karno Jakarta 2009. Yang menyatakan adalah:

am

"Psycopathy, kelainan pribadi anti sosial, pengkuran, resiko kekerasan,


perawatan, neuroimaging, kesalahan hukum"

ep

Novum 2:

ah
k

Bukti Pendapat dari Prof.Dr.Farouk Muhammad, dalam tulisannya tentang


Kriminologi, Psikopatologi Dan Penegakan Hukum, Tinjauan dari Dimensi

In
do
ne
si

Pertanggungjawaban Pidana, yang disampaikan secara resmi dalam acara


Seminar Internasional Hukum Tentang Psikopat, di Hotel Borobudur, 11-13

A
gu
ng

Desember 2009, yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum Universitas


Bung Karno Jakarta 2009. Yang secara gamlang menyatakan di halaman 3-5
adalah:

"Hasil pemeriksaan kejiwaan menyimpulkan tidak ada tanda-tanda gangguan


jiwa berat terhadap Ryan. Dia dapat dianggap tidak gila dan paham /

menyadari semua perbuatannya. Ryan hanya patut disebut psikopat,

lik

Dalam ilmu psikiatri beranggapan bahwa prilaku Ryan mudah menyerang


bila marah dan tersinggung, kecuali ada hubungannya atau tidak dengan
perilaku kejamnya, Ryan diketahui memiliki gangguan orientasi seksual,

ub

ah

berkepribadian sangat sensitive, mudah tersinggung, impulsive dan agresif.

yakni homoseksual, dan biasa berperan sebagai wanita dalam hubungannya

ep

ka

dengan sesama jenis.Hal 4.

ah

Fakta dipersidangan:

dari kami Tim penasehat hukum meminta agar dihadirkan ahli Psikopatologi

on

al. 40 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

yang pernah memeriksa Ryan di Surabaya, namun tidak dipenuhi oleh

es

"Hai ini yang terungkap dalam persidangan Ryan, akan tetapi beberapa kali

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 40

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Hakim Majelis pada saat itu, dan pada saat itu hanya berdasarkan pada

saksi ahli Psikologi, yaitu Kombes Pol Drs. Untung Laksono M.Si. yang
menurut hemat kami tidak memiliki hubungan dengan ilmu Pengetahuan

ng

yang saksi Ahli sampaikan di depan persidangan, karena yang dapat

menyatakan seseorang Psikopat adalah hanya ahli Psikiatri, bukan

gu

Psikologi";

Novum 3 :

Bukti Pendapat dari Brigjend Pol. Drs. Iskandar Hasan. SH, dalam tulisannya
tentang

Menyikapi

Prilaku

Menyimpang

Seorang

Psikopat,

yang

ub
lik

ah

disampaikan secara resmi dalam acara Seminar Internasional Hukum


Tentang Psikopat, di Hotel Borobudur, 11-13 Desember 2009, yang

am

diselenggarakan oleh Fakultas Hukum Universitas Bung Karno Jakarta 2009.


Yang secara gamlang menyatakan di halaman 7 sampai dengan 11 adalah:
"Ryan adalah Psikopat (Berdasarkan hasil penelitian Tim Peneliti PPITK-

ep

ah
k

PTIK);

Fakta persidangan:

In
do
ne
si

Hal tersebut dapat membuktikan bahwa Ryan memiliki sakit Jiwa dalam

A
gu
ng

kategori Psikopat, dan sekaligus dapat membantah keterangan hali Kombes


Pol Drs.Untung Laksono M.S.i. dalam persidangan, di dalam keterangannya

saksi menyatakan merupakan Psikopat tetapi dalam kesimpulannya


menyatakan Ryan tidak memiliki gangguan jiwa, keterangan ini sangat

bertentangan dengan Ilmu pengetahuan yang ada;

2. Putusan itu dengan jelas memperlihatkan suatu kekhilafan Hakim atau suatu

lik

Sebelum Pemohon Peninjauan Kembali mengemukakan alasan kekhilafan


Hakim atau kekeliruan yang nyata dalam pertimbangan hukum Judex Juris
yang mengambil alih pertimbangan hukum Judex Facti (Pengadilan Negeri)

ub

ah

kekeliruan yang nyata - Pasal 263 ayat (2) huruf c KUHAP.

yang mengakibatkan amar putusannya pun menjadi keliru pula, Pemohon

ka

Peninjauan Kembali terlebih dahulu mengemukakan pengertian kekhilafan

ah

263 ayat (2) huruf c KUHAP.

ep

Hakim atau kekeliruan yang nyata sebagaimana dirumuskan dalam Pasal

koridor kewenangan peradilan peninjauan kembali. Oleh karena itu, perlu

on

al. 41 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

kiranya ditarik batas-batas di mana letak penerapan kekhilafan atau

es

Penjelasan ini perlu disampaikan dengan maksud agar kita tidak ke luar dari

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 41

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

kekeliruan yang nyata sesuai dengan maksud dari ketentuan Pasal 263 ayat
(2) huruf c KUHAP;

Pasal 263 ayat (2) huruf c KUHAP tidak mengatur pengertian istilah

ng

kekhilafan Hakim atau kekeliruan yang nyata. Pasal 263 ayat (2) huruf c
KUHAP hanya mengatur mengenai rumusan umum dari salah satu dasar

gu

alasan pengajuan permohonan peninjauan kembali;


"Khilaf

mempunyai

pengertian

keliru/salah",

sedangkan

"kekhilafan"

mempunyai pengertian "kekeliruan/kesalahan". Dan selanjutnya "kekhilafan

yang nyata" diartikan dengan "kekhilafan/kesalahan" yang menyolok dan

serius;

ub
lik

ah

Pengertian tersebut kemudian diintrodusir ke dalam pengertian kekhilafan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 263 ayat (2) huruf c KUHAP di mana

am

pengertian "kekhilafan yang nyata" dalam praktik hukum dimaksudkan


sebagai salah atau cacat dalam pertimbangan atau perbuatan (an error or
defect of judgement or of conduct). Atau, dengan kata lain, tidak sempurna

ah
k

ep

pertimbangan putusan yang diambil (incomplete judgement). Atau juga


diartikan bahwa putusan atau tindakan yang diambil atau diartikan atau

dilakukan, menyimpang dari ketentuan yang semestinya (any deviation.

In
do
ne
si

Bahkan pertimbangan yang ringkas (shortcoming) yang tidak cermat dan

A
gu
ng

menyeluruh, dikualifikasikan sebagai putusan yang mengandung kekhilafan.


Oleh karena itu, kurang cermat dan kurang hati-hati mempertimbangkan

semua faktor dan aspek yang relevan dan urgen dikualifikasikan sebagai

kekhilafan yang mengabaikan fungsi mengadili dan memutus perkara. Di

bawah prinsip umum pertanggungjawaban mengadili (under general liability


principle of judiciary), kekhilafan adalah pelanggaran atas implementasi

hukum yang mesti dipertimbangkan dan diterapkan dalam memberikan

lik

Sebagai perbandingan, dalam Common Law System, dikenal berbagai istilah


yang saling dapat dipertukarkan (Interchangeable) penggunaan dan
pengertiannya. Bisa dipergunakan istilah "fault atau negligence". Terkadang

ub

ah

putusan dalam suatu perkara;

dipergunakan istilah "mistake atau omission". Dengan mengemukakan istilah

ka

hukum "Common Law" di atas, dapat diambil pertimbangan bahwa yang

ep

memperjelas pengertian kekhilafan yang dirumuskan Pasal 263 ayat (2)

ah

huruf c KUHAP, yakni "putusan itu dengan jelas memperlihatkan suatu

on

al. 42 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

mengandung pertimbangan, pendapat atau kesimpulan yang didasarkan

es

kekhilafan Hakim atau suatu kekeliruan yang nyata". Bahwa putusan yang

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 42

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

pada dasar hukum yang keliru, menyebabkan terjadinya penyimpangan


(deviation) pada putusan itu sendiri;

Berkaitan dengan kekhilafan yang dilakukan oleh Judex Juris dalam perkara

ng

a quo, hukum acara pidana yang merupakan Undang-Undang adalah


bersifat imperatif atau memaksa, sehingga tidak dapat ditafsirkan lain.

gu

Putusan Mahkamah Agung adalah merupakan suatu panutan untuk

kepentingan peradilan di bawahnya. Apabila keputusan Judex Juris tersebut

ah

menyimpang,, maka kepastian hukum yang ada akan menjadi rancu;

Tentang Amar Putusan

Dalam amar putusannya, Judex Juris menyatakan sebagai berikut:


Kasasi

Terdakwa

Very

am

Ahmad;

ub
lik

a. Menyatakan tidak dapat diterima permohonan kasasi dari Pemohon


Idham

Heryansyah

alias

Ryan

bin

b. Membebankan biaya perkara ini pada Negara;

ep

2.1. Bahwa Ryan terbukti seorang Psikopat (Temporary Instinity) yang tidak

ah
k

dapat dimintai pertanggungjawaban pidana atas perbuatannya.


a. Pertanggungjawaban Pidana

In
do
ne
si

Dalam suatu peristiwa pidana, untuk dapat menghukum seseorang


harus dipenuhi beberapa syarat, antara lain adanya suatu perbuatan

A
gu
ng

yang bertentangan dengan hukum (syarat objektif) dan adanya orang

yang bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa pidana tersebut

(syarat subyektif ). Yang dimaksud dengan syarat subyektif

di sini

menunjuk pada diri pelaku tindak pidana tersebut, bagaimana keadaan


pelaku tindak pidana pada saat melakukan suatu tindak pidana?
Apakah pelaku menyadari, mengerti dan memahami apa yang
diperbuatnya tersebut?

lik

atau maksud untuk melakukan suatu perbuatannya. Dalam melakukan


suatu perbuatan, maka pelaku harus dapat mengerti apa yang
diperbuatnya, maka jelas bahwa pelaku tidak mempunyai suatu maksud

ub

ah

Hal yang penting terdapat dalam diri pelaku adalah adanya suatu niat

atau niat atau tujuan dalam melakukan perbuatannya, dengan kata lain,

ep

ka

pelaku perbuatan sebenarnya tidak menginginkan perbuatan tersebut


terjadi. Dengan dikaitkannya suatu perbuatan dengan maksud atau niat

ah

dari pelaku, maka pelaku harus benar-benar menyadari apa yang telah

on

al. 43 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

yang telah diperbuatnya, maka jelas bahwa pelaku tidak mempunyai

es

diperbuatnya. Sedangkan apabila pelaku tidak dapat menyadari apa

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 43

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

maksud/niat dalam dirinya sehingga perbuatan yang telah dilakukannya


tersebut benar-benar tidak diinginkan pelaku untuk terjadi;

Sebagai suatu syarat obyektif dalam suatu peristiwa pidana, adalah

ng

suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang yang merupakan

melawan hukum atau perbuatan yang melanggar hukum/Undang-

gu

Undang;

Dengan demikian, hubungan antara pelaku dengan perbuatannya ini

harus merupakan satu kesatuan untuk dapat dipidananya seseorang,

sehingga di sini jelas bahwa untuk dapat menghukum seseorang,

pelaku harus benar-benar menyadari apa yang diperbuatnya (Maksud/

ub
lik

ah

Niat) dan perbuatannya tersebut merupakan suatu perbuatan yang


melawan hukum. Selanjutnya, untuk dapat dipertanggungjawabkannya

am

seseorang atas perbuatannya, maka syarat subyektif dalam suatu


peristiwa pidana harus dipenuhi. Sedangkan seseorang tidak dapat
memenuhi syarat subyektif peristiwa pidana. Pertanggungjawaban

ah
k

ep

pidana merupakan salah satu syarat untuk dapat dipidananya


seseorang. Dapat dipidananya seseorang ini tidak terlepas dari suatu

kesalahan yang dilakukannya di mana perbuatan yang dilakukannya itu


suatu aturan yang membatasi tingkah laku

In
do
ne
si

telah diatur di dalam

A
gu
ng

manusia. Perbuatan manusia yang melanggar aturan ini tentunya harus


dipertanggungjawabkan agar dapat ditentukan apakah orang tersebut

dapat dihukum atau tidak;


Seseorang

dapat

dikatakan

melakukan

kesalahan

apabila

dia

melanggar suatu aturan yang telah ditetapkan oleh pembuat aturan


tersebut. Kesalahan yang melanggar aturan dapat dilakukan dengan

sengaja maupun tidak sengaja (kelalaian / kealpaan). Yang dimaksud

lik

penuh kesadaran, la tahu bahwa yang dilakukannya itu memang


dilakukan dengan maksud dan tujuan yang nyata. Sedangkan yang
dimaksud dengan ketidaksengajaan adalah suatu perbuatan yang

ub

ah

dengan sengaja dalam hal ini adalah perbuatan yang dilakukan dengan

dilakukan dengan tidak disadari atau tidak mempunyai maksud dan

ka

tujuan untuk melakukan perbuatan tersebut. Dalam hukum pidana,

ep

perbuatan yang dilakukan dengan sengaja dan tidak sengaja di depan

ah

hukum. Kesalahan yang dilakukan dengan sengaja sudah selayaknya


aturan. Kesalahan yang dilakukan dengan tidak sengaja yang

on

al. 44 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

merupakan suatu bentuk kealpaan atau kelalaian juga dapat dihukum.

es

untuk mendapatkan hukuman sebagai akibat dari dilanggarnya suatu

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 44

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Hal ini dikarenakan orang yang melakukan kesalahan tersebut


seharusnya dapat mempersempit kesalahan yang diperbuatnya,
maksudnya di sini adalah sebelum perbuatan yang melanggar aturan

ng

tersebut terjadi, maka telah dilakukan suatu usaha untuk mencegah

agar tidak terjadi suatu kesalahan dalam melakukan suatu perbuatan.

gu

Setiap kesalahan, baik yang disengaja ataupun tidak disengaja, tetap


saja tidak luput dari hukuman. Akan tetapi, dalam kesalahan yang

dilakukan oleh seseorang, diperkenankan untuk melakukan pembelaan

terhadap dirinya dengan memakai suatu alasan-alasan yang dapat


diterima oleh pembuat aturan. Agar alasan-alasan tersebut dapat
batasan

ub
lik

ah

menjadikan suatu kepastian, maka pembuat aturan memberikan suatu


terhadap

alasan-alasan

tersebut.

Alasan-alasan

yang

am

dimaksud adalah alasan-alasan yang dapat dimaafkan atau dapat


dibenarkan. Dengan demikian alasan-alasan tersebut dapat dikatakan
sebagai alasan pemaaf dan alasan pembenar;

ah
k

ep

Apa yang dimaksud dengan alasan pembenar, salah satunya adalah


seperti yang tertulis dalam Pasal 49 ayat (1) Kitab Undang-Undang

Hukum Pidana mengenai pembelaan terpaksa (Noodwear). Pelaku

In
do
ne
si

tindak pidana dapat dibenarkan perbuatannya karena terdapat suatu

A
gu
ng

keadaan yang mengharuskan pelaku untuk melakukan perbuatan yang

bertentangan dengan hukum atau peraturan. Sedangkan apa yang

disebut alasan pemaaf, salah satu contohnya adalah seperti yang


tertulis dalam Pasal 44 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana mengenai
pertanggungjawaban pidana. Alasan pemaaf dan alasan pembenar

merupakan suatu penilaian apakah dapat dipertanggungjawabkan atau

tidak oleh pelaku terhadap perbuatannya tersebut. Di sini ditekankan

memang

sudah

diatur

dalam

suatu

lik

apabila perbuatannya yang ditekankan tentunya perbuatan tersebut


peraturan

atau

peraturan

perundang-undangan sehingga mutlak atas dasar perbuatannya

ub

ah

pada pelaku perbuatan, dan bukan perbuatan yang dilakukan. Jelas

tersebut, pelaku dapat dihukum karena melanggar peraturan yang

ka

dimaksud. Akan tetapi ada suatu pembenaran atas perbuatannya yang

ep

menyebabkan dihapus sifat melawan hukumnya seperti yang telah

ah

diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana sebagai salah satu


KUHP), noodweer / pembelaan terpaksa (Pasal 49 KUHP). Karena

on

al. 45 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

Peraturan perundang-undangan dan perintah jabatan. Berbeda dengan

es

hukum positif kita, yaitu mengenai overmacht / daya paksa (Pasal 48

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 45

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

penekanan terhadap pelaku perbuatan, dalam hal ini setiap perbuatan


yang

dilakukan

masih

dapat

ditinjau

dari

kemampuan

pertanggungjawabannya seseorang atas perbuatannya;

ng

Kemampuan bertanggung jawab merupakan suatu alasan dari pelaku

agar perbuatannya tersebut dapat dimaafkan yang ditinjau dari keadaan

gu

diri pelaku tersebut. Hal-hal mengenai kemampuan bertanggung jawab


itu sendiri adalah kemampuan seseorang untuk mengerti akan maksud

yang sebenarnya dari apa yang dilakukan, dan ia menyadari bahwa

tindakannya itu dapat atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat.


Dalam

Kitab

Undang-Undang

Hukum

Pidana,

alasan

pemaaf

ub
lik

ah

mengakibatkan dapat dihapusnya seseorang dari kesalahan yang


diperbuatnya. Alasan pemaaf termasuk di dalamnya

mengenai

am

kemampuan bertanggung jawab seseorang atas perbuatannya;


Pasal 44 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) ini berbunyi:
"Tidaklah dapat dihukum barang siapa yang melakukan sesuatu

ah
k

ep

perbuatan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan padanya, oleh


karena pertumbuhan akal sehatnya yang tidak sempurna atau karena

gangguan penyakit pada kemampuan akal sehatnya".

In
do
ne
si

Ada dua pengertian dari hal tidak dapat pertanggungjawabkan

A
gu
ng

seseorang atas tindak pidana yang dilakukannya, yaitu perkataan

ontoerekeningsvatbaarheid dan ontoerekenbaarheid. Yang maksud


dengan

"Ontoerekeningsvaatbaarheid"

adalah

hal

tidak

dapat

dipertanggungjawabkannya seorang pelaku atas tindakan-tindakan


yang

telah

dilakukan.

"Oentoerekendbaarheid"

Sedangkan

yang

dimaksud

adalah

hal

tidak

dengan
dapat

dipertanggungjawabkannya suatu tindakan kepada pelakunya;


pengertian

dari

hal-hal

yang

menjadikan

tidak

dapat

lik

dipertanggungjawabkan seseorang pelaku atas tindak pidana yang


dilakukannya. Maka dikaitkan dengan maksud pembuat UndangUndang dalam Pasal 44 Kitab-Undang-Undang Hukum Pidana,
berbicara

mengenai

suatu

ub

ah

Melihat

tindakan

yang

tidak

dapat

ka

dipertanggungjawabkan kepada pelakunya (orang yang melakukan

ep

tindak pidana). Dengan demikian telah dikatakan di atas, bahwa

ah

permasalahan tersebut merupakan masalah ontoerekenbaarheid di


sesuai dengan yang maksud dari pembuat Undang-Undang adalah

on

al. 46 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

terhadap keadaan diri pelaku tersebut. Keadaan diri pelaku tersebut

es

mana penekanannya ada pada pelakunya. Penekanan pada pelaku

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 46

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


mengenai keadaan biologis orang tersebut.

termasuk di dalamnya

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Adapun keadaan biologis dari seseorang yang menyebabkan tidak

dapat dipertanggungjawabkannya perbuatan yang dilakukan adalah

ng

mengenai pertumbuhan akal sehatnya yang tidak sempurna dan

gangguan penyakit pada kemampuan akal sehatnya. Pertumbuhan akal

gu

sehat yang kurang sempurna menurut pembuat Undang-Undang

merupakan suatu gangguan kejiwaan yang dialami seseorang sejak ia

dilahirkan atau sejak ia tumbuh dan mencari identitas diri yang

dilatarbelakangi oleh berbagai macam hal seperti keterbelakangan atau


pertumbuhan yang tidak sempurna karena kurangnya perhatian dari

ub
lik

ah

orang tua terhadap anak atau kurangnya pendidikan yang diperoleh dan
ada masalah genetikal dari kedua orang tuanya. Dari pengertian

am

tersebut dalam ilmu jiwa dikategorikan sebagai suatu penyakit.


Mengenai gangguan penyakit pada kemampuan akal sehatnya,
dikategorikan juga ke dalam penyakit jiwa. Seperti yang ditulis dalam

ah
k

ep

bab sebelumnya mengenai penyakit jiwa, bahwa penyakit jiwa ini dapat
terjadi karena adanya benturan atau juga masalah genetikal yang

menyebabkan seseorang mengalami gangguan jiwa;

In
do
ne
si

Pengertian penyakit yang dimaksudkan di sini juga dapat dikatakan

A
gu
ng

sebagai penyakit yang tetap atau permanen, atau juga merupakan


suatu penyakit yang tidak permanen atau kambuhan. Penyakit jiwa ini
yang mengubah kepribadian seseorang untuk sementara atau untuk
selama-lamanya, sehingga tindakan kejahatan yang dilakukan tidak

dapat dipertanggungjawabkan kepadanya, jika tidak diketahui pada

waktunya, penderita penyakit ini dapat melakukan perbuatan yang

dapat membahayakan baik kepada orang lain ataupun pada dirinya

lik

Mengenai Pasal 44 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, menurut Didi


Bachtiar Lubis :

"Suatu pernyataan yang historik, bahwa tidak ada tanggung jawab

ub

ah

sendiri;

apabila jiwa terganggu. Mc Naghten Rule tahun 1843 menyatakan

ka

bahwa untuk mengajukan pembelaan atas dasar gangguan jiwa, harus

ep

dibuktikan bahwa pada ketika perbuatan itu dilakukan, si Terdakwa

ah

bertindak dalam keadaan gangguan akal disebabkan karena penyakit


ataupun sekalipun ia tahu, ia tidak mengetahui bahwa yang

on

al. 47 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

diperbuatnya itu salah" Mengenai perkembangan pertanggungjawaban

es

jiwa, sehingga tidak mengetahui sifat-sifat perbuatan yang dilakukannya

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 47

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

pidana, Mc Naghten Rule merupakan Undang-Undang mengenai


pertanggungjawaban pidana terhadap orang yang mempunyai suatu

penyakit kejiwaan yang dikeluarkan oleh pemerintah Inggris. Adapun

ng

dikeluarkannya Undang-Undang terhadap orang yang mengalami

gangguan kejiwaan, ini bermula pada tahun 1843, di mana terjadi suatu

gu

kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Daniel Mc Naghten terhadap

Edward Drumond seorang Sekretaris pribadi Sir Robert Peel Perdana

Menteri Inggris. Kisahnya adalah sebagai berikut: Selama beberapa

tahun Mc Naghten menderita apa yang dinamakan suatu paranoid di

mana ia merasa selalu dikejar-kejar oleh Pemerintah Inggris untuk

ub
lik

ah

menghindari diri dari perasaan pengejaran dan pembunuhan. Mc


Naghten meninggalkan Scotlandia dan lari ke Inggris kemudian ke

am

Perancis. Di sana pun ia masih merasa dikejar-kejar, bertambah lama,


benci dan dendamnya terhadap pemerintah Inggris bertambah karena
ia masih merasa dikejar-kejar, maka akhirnya ia mengambil kesimpulan

ah
k

ep

untuk membunuh Sir Robert Peel. Untuk melaksanakan niatnya,


beberapa hari ia mengintai rumah kediaman Peel. Pada suatu hari

dilihatnya Drumond ke luar, ia mengikutinya dan menembaknya sampai

In
do
ne
si

mati. la menyangka bahwa yang ditembaknya adalah Sir Robert Peel.

A
gu
ng

Mc Naghten akhirnya dihadapkan di depan pengadilan dengan


dakwaan pembunuhan yang direncanakan. Dewan Hakim dan Juri
memutuskan bahwa ia dalam melakukan perbuatannya tersebut dalam
keadaan "setengah gila" atau dalam keadaan Partyal Insanity ia

dinyatakan memiliki jiwa yang tidak sehat dan ia dimasukkan dalam

lembaga untuk penjahat-penjahat gila. Keputusan dewan Hakim ini

menyebabkan perdebatan di House of Lords Inggris, sehingga diajukan

lik

Bandung 1988,h.127 suatu pertanyaan mengenai dasar dari putusan


Hakim tersebut;

Jawaban dari Hakim-Hakim tersebut dituangkan ke dalam 2 Undang-

ub

ah

Soedjono Drjosismoro, A. Bardin, Kamus Kriminologi, Pioner Jaya,

Undang, yaitu:

ka

1. Untuk menegakkan pembelaan berdasarkan kegilaan, haruslah

ep

dengan jelas dibuktikan bahwa sewaktu seseorang melakukan

ah

perbuatnya dalam keadaan rusak pikiran yang tidak normal atau tidak
mengetahui sifat dan kualitas perbuatan yang dilakukannya atau

on

al. 48 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

kalau ia mengetahuinya, ia tidak mengetahui bahwa ia berbuat salah.

es

sehat Reason karena penyakit jiwa sebegitu rupa, sehingga ia tidak

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 48

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Biasanya tertuduh mengetahui fakta-fakta mengenai perbuatan

pidana tertentu itu yang dilakukannya, ia mengetahui bahwa hal itu


merusak (kualitas) dan melawan hukum serta dia tahu akibat-

ng

akibatnya, akan tetapi ia tidak tahu dasar-dasarnya;

2. Kalau seseorang mengalami kegilaan sebagian Partial dan dalam

gu

segi-segi lain ia tidak gila dan melakukan kejahatan sebagai


akibatnya ia harus dipandang sebagai berada dalam keadaan yang

sama terhadap pertanggungjawaban yang seolah-olah mempunyai


fakta yang riil;

Menurut Hasan Basri Sanin, Dt. Tan Pariaman, harus disadari bahwa
dan

atau

tidaknya

harus

ub
lik

ah

Undang-Undang Mc Naghten bukanlah percobaan atau test jiwa, Sehat


dirumuskan

sedemikian

hingga

dapat

am

memberikan keadilan terhadap korban dan pelaku. Undang-Undang


demikian tersebut adalah test pertanggungjawaban dalam hukum bagi
perbuatan-perbuatan yang telah dilakukan (Hasan Basri Sanin Dt. Tan

ah
k

ep

Pariaman, Psikiatri dan Pengadilan, Opcit, h. 124). Untuk menentukan


dasar gila menurut hukum (Legal) harus dibuktikan bahwa tertuduh tidak
benar-salah);

In
do
ne
si

dapat membedakan antara benar dan salah (Right-Wrong test- Tes

A
gu
ng

Dengan demikian perlu ditegaskan lagi, bahwa Undang-Undang Mc

Naghten bukanlah suatu test kejiwaan, akan tetapi merupakan test

pertanggungjawaban menurut hukum bagi tindakan-tindakan yang


dilakukan;

Apa yang ditulis dalam Mc Naghten Rules ini terdapat suatu persamaan

dengan Pasal 44 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana kita. Adapun


persamaannya terletak pada syarat utama dibebaskannya pelaku dari

lik

jiwa;

Akan tetapi dalam Pasal 44 KUHP kita tidak ditentukan kapan seseorang
dapat dikatakan tidak dapat dipertanggungjawabkan atas perbuatan yang

ub

ah

pertanggungjawaban pidana tersebut, yaitu pelaku dalam keadaan sakit

dilakukannya. Di sinilah letak perbedaan antara Mc Naghten Rules

ka

dengan Pasal 44 KUHP kita.

ep

Dalam Mc Naghten Rules dijelaskan mengenai waktu perbuatan pidana

ah

yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, yaitu pada saat perbuatan

gu
A

hanya

menjelaskan

syarat

tidak

dapat

es

kita

on

KUHP

al. 49 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

44

ng

Pasal

pidana itu dilakukan, pelaku dalam keadaan sakit jiwa. Sedangkan dalam

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 49

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

dipertanggungjawabkannya seseorang yang mengalami sakit jiwa atas


perbuatan yang bertentangan dengan hukum;
Hal

mengenai

waktu

perbuatan

pidana

yang

tidak

ng

dipertanggungjawabkan merupakan hal yang sangat penting untuk dapat


menentukan seseorang dapat dihukum sesuai dengan perbuatannya. Hal

gu

ini menjadikan suatu syarat yang penting apabila dikaitkan dengan

permasalahan mengenai Temporary Insanity atau kegilaan sesaat yang

merupakan salah satu masalah pertanggungjawaban pidana;

b. Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Tindak Pidana Yang Mengalami


Temporary Insanity.

ub
lik

ah

Seperti yang dijelaskan dalam bab sebelumnya mengenai Temporary


Insanity, di mana hal tersebut bukanlah salah satu penyakit dalam

am

kejiwaan akan tetapi merupakan suatu istilah hukum terhadap suatu


perbuatan pidana yang dilakukan oleh seseorang.

Apabila dijabarkan satu persatu mengenai Temporary Insanity, maka

ah
k

ep

peristiwa pidana yang terjadi dapat dipertanggungjawabkan oleh pelaku


atas dasar pelaku dalam keadaan sakit jiwa atau Insanity. Akan tetapi,

kapan seseorang dapat dikatakan sedang mengalami Insanity, ini ketika

In
do
ne
si

pelaku melakukan perbuatan pidana, pada saat itulah pelaku dapat

A
gu
ng

dikatakan sedang mengalami Insanity atau kegilaan. Melihat penjabaran

di atas, maka dapat diterjemahkan sebagai: Temporary = Pada saat

perbuatan pidana dilakukan dan Insanity = Sakit jiwa atau kegilaan. Jadi

Temporary Insanity adalah kegilaan yang terjadi pada saat perbuatan


pidana dilakukan. Dengan demikian, menurut pendapat penulis, hal

mengenai pertanggungjawaban pidana terhadap pelaku tindak pidana


yang mengalami Temporary Insanity atau kegilaan sesaat ini, merupakan

lik

termasuk ke dalam kategori Insanity / Kegilaan yang tercantum dalam


Pasal 44 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana kita, yaitu kegilaan yang
disebabkan pertumbuhan akal sehatnya yang tidak sempurna dan
kegilaan

yang

terjadi

sebagai

ka

kemampuan akal sehatnya;

ub

ah

suatu perbuatan pidana yang dilakukan dan dipertanggungjawabkannya

akibat

gangguan

penyakit

pada

ep

Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan yang tidak sempurna, menurut


oleh

Lamintang

haruslah

diartikan

sebagai

suatu

pertumbuhan yang tidak sempurna secara biologis dan bukan secara

on

al. 50 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

kemasyarakatan, misalnya yang biasa disebut dengan Imbbecilliteit /

es

diterjemahkan

ah

Prof. Van Hattum dalam bukunya and-en Leerboek sebagaimana

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 50

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Imbesilitas atau juga sering disebut dengan perkataan "Lemah Pikiran".


Pertumbuhan tidak sempurna tersebut biasanya terjadi sebagai akibat

keterbelakangan atau pertumbuhan yang tidak sempurna, karena

ng

kurangnya perhatian dari orang tua terhadap anak dan atau kurangnya

pendidikan yang telah diperoleh seseorang (Lamintang P.A.F.., Dasar-

gu

dasar Hukum Pidana Indonesia, hal. 383.)

Sedangkan yang dimaksud dengan gangguan penyakit pada kemampuan

akal sehatnya adalah merupakan suatu gangguan yang diakibatkan oleh

penyakit-penyakit jiwa. Yang harus diperhatikan adalah sejauh mana

gangguan penyakit mempunyai pengaruh terhadap keadaan psikis dari

ub
lik

ah

pelaku tindak pidana dan apakah pengaruh tersebut adalah sedemikian


rupa hingga pelakunya itu menjadi tidak mampu untuk menyadari tentang

am

arti perbuatannya itu atau tidak, dan sesuai dengan kesadarannya itu
juga mampu untuk menentukan apa yang ia lakukan ataupun tidak;
Dengan demikian, pertumbuhan akal sehatnya yang tidak sempurna dan
merupakan

ep

ah
k

gangguan penyakit pada kemampuan akal sehatnya inilah yang


syarat

tidak

dapat

dipertanggungjawabkannya

suatu

perbuatan pidana, sesuai dengan yang dimaksud oleh pembuat Undang-

In
do
ne
si

Undang dalam Pasal 44 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Menurut

A
gu
ng

Van Bummelen. Ahli penyakit jiwa menentukan, bahwa pelaku perbuatan

pidana yang menderita salah satu gangguan penyakit jiwa atau jiwanya
tidak sehat dalam tumbuhannya, akan tetapi hal tersebut tidak

menghapus sama sekali tanggung jawabnya terhadap perbuatan tersebut

(kemampuan bertanggung jawab) tetapi hanya mengurangi saja atau

dengan kata lain kemampuan untuk bertanggung jawab berkurang (Van


Bummelen, Hukum Pidana 1,.h.220).
itu

telah

mengacaukan

pandangannya

lik

seseorang

atau

telah

mengakibatkan adanya suatu penyempitan kesadaran pada orang


tersebut ataupun telah membuat orang tersebut menjadi peka terhadap

ub

ah

Apabila seorang ahli telah memperkirakan bahwa kelainan jiwa

hal-hal yang terjadi seketika, maka tindakan-tindakan dari orang tersebut

ka

menjadi kurang dapat dipertanggungjawabkan. Apabila tindakan tertentu


sama

sekali

tidak

dapat

dipertanggungjawabkan

Kemampuan bertanggung jawab yang berkurang, disebabkan adanya

on

al. 51 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

suatu gangguan-gangguan terhadap kesadaran seseorang. Seseorang

es

kepadanya;

itu

ah

tindakannya

ep

dari seseorang berada di luar kesadaran dari orang tersebut, maka

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 51

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


umumnya

manusia

normal/biasa

sebagaimana

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

dapat

mempunyai

pengertian yang kurang untuk memahami hal yang baik dan yang jahat,

la dapat mempunyai daya tahan yang kuat atau daya tahan yang lemah

ng

terhadap emosi dan nafsunya;

Seperti yang telah dibahas dalam bab sebelumnya bahwa penyakit jiwa

gu

yang memungkinkan suatu tindak pidana yang sifatnya Temporary


Insanity atau kegilaan sesaat ini, menunjukan kepada gangguan

kesadaran pelaku tindak pidana. Sebagai faktor yang menghapus

pertanggungjawaban, di samping gangguan kesadaran yang bersifat

sakit atau patologis, dapat juga merupakan suatu gangguan kesadaran

ub
lik

ah

yang bersifat tidak sakit atau spontan ke luar begitu saja;


Dalam kejadian tertentu termasuk suatu gangguan kesadaran yang

am

bukan patologis merupakan suatu kejadian yang terjadi atas dasar


psikologis normal, yaitu karena emosi yang meluap-luap (effect) seperti
terkejut, marah, takut, putus asa, juga karena terlalu cape, mengantuk,

ah
k

ep

dan sebagainya. Gangguan kesadaran ini harus begitu hebatnya,


sehingga ia sangat mengurangi kemampuan untuk menyadari, bahwa

perbuatan yang dilakukan tidak dibenarkan (Ketidakmampuan untuk

In
do
ne
si

menyadari perbuatannya). Di samping itu harus dipertimbangkan

A
gu
ng

keseluruhan kejadian sebelumnya, kepribadian pelaku dan cara pelaku

memberikan reaksi. Sudah merupakan tugas para ahli dalam keadaan

sedemikian sulit dalam menilai suatu "perbuatan efek", karena sebagian

dari perbuatan kejahatan dilakukan dalam perasaan yang meluap-luap.

Pada orang sehat dan orang sakit, proses-proses yang dinamakan efek-

efek yang memegang peranan yang sangat penting. Dalam tiap-tiap efek

terdapat kecenderungan untuk bertindak ke arah tertentu. Umpamanya

lik

untuk membalas penghinaan tersebut, perasaan atau gejolak dalam jiwa


akan berhenti apabila balas dendam sudah tercapai (tujuan tercapai) atau
balas dendam sudah tidak berguna lagi karena sudah bermaaf-maafan

ub

ah

apabila kita dihina oleh orang lain, maka dalam jiwa kita timbul perasaan

atau telah dibalaskan oleh orang lain. Bertambah kuat suatu efek

ka

tergantung dari tenaga pendorongnya. Apabila faktor pendorongnya

ep

bertambah kuat, maka dalam keadaan-keadaan tertentu ia akan meletus

Ketentuan gangguan kesadaran ini tidak diberikan dalam Pasal

on

al. 52 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

44 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Dalam Pasal tersebut

es

yang ada;

ah

dan akan melabrak semua rintangan yang menghambat ketegangan

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 52

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


tidak

dipertanggungjawabkannya

hanya memberikan syarat-syarat

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

seseorang atas perbuatannya, yaitu pertumbuhan akal sehat yang tidak

sempurna dan gangguan penyakit terhadap kemampuan akal sehatnya.

ng

Seperti yang telah dikemukakan oleh penulis sebelumnya, bahwa syarat


yang maksud dalam Pasal 44 KUHP hanya sebatas dengan suatu

gu

penyakit jiwa yang dibawa dari sejak lahir atau faktor genetika yang

diturunkan oleh orang tua dan penyakit jiwa yang sifatnya sakit atau

patologis (sakit) yang hanya dikarenakan psikologi normal biasa. Hal ini
menjadikan suatu pertanyaan yang mendasar mengenai masalah

ah

pertanggungjawaban pidana.

ub
lik

patologis. Sedangkan gangguan kesadaran ada juga yang bersifat tidak

Gangguan kesadaran yang bersifat patologis maupun gangguan

am

kesadaran yang tidak patologis, menutup kemungkinan bahwa pelaku


tindak pidana tersebut tidak dapat dihukum adalah karena tidak terdapat
unsur opzet maupun unsur culpa. Dalam pertanggungjawaban pidana

ah
k

ep

yang dilakukan oleh pelaku yang mengalami Temporary Insanity, perlu


suatu pembuktian terhadap pelaku tersebut. Pembuktian yang dimaksud,

adalah pelaku perbuatan harus dapat membuktikan bahwa pada saat


yang

memang

sifatnya

tidak

patologis.

A
gu
ng

kesadaran

In
do
ne
si

perbuatan pidana dilakukan, ia sedang mengalami suatu gangguan


Yang

dapat

membuktikan pelaku perbuatan memang dalam keadaan Insanity saat


tindak pidana terjadi, hanyalah para ahli ilmu hukum kejiwaan (Psikiatri),

sedangkan dalam hal dapat atau tidak dapat dipertanggungjawabkannya

pelaku perbuatan tindak pidana yang mengalami Temporary Insanity,

sudah merupakan tugas para yuris untuk dapat membuktikan adanya


unsur Opzet atau unsur Culpa dalam melakukan tindak pidana tersebut.

lik

terhadap pelaku tindak pidana, diputuskan oleh dewan juri, sedangkan


dalam sistem hukum Civil Law (sistem hukum yang digunakan di
Indonesia), penjatuhan hukuman diserahkan kepada kebijaksanaan

ub

ah

Dalam sistem hukum Common Law, dalam menjatuhkan hukuman

dewan Hakim untuk menentukan pertanggungjawaban pidana yang

ka

dilakukan oleh pelaku tindak pidana.

ep

Sesuai dengan tujuan dari hokum, yaitu menjamin suatu kepastian

ah

hukum dan memberikan rasa keadilan bagi semua orang, maka Hakim
pihak, baik pihak pelaku perbuatan maupun pihak masyarakat yang di

gu
A

pelaku.

Putusan

Hakim

ini

dianggap

on

perbuatan

al. 53 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

atas

ng

resahkan

es

dalam memberikan suatu putusan harus dianggap adil untuk semua

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 53

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

mempunyai suatu kepastian hukum, apabila setiap keputusan yang


diberikan pada pelaku perbuatan mempunyai suatu dasar hukum yang
berlaku umum yang berbentuk suatu aturan-aturan yang ditulis dalam
peraturan

ng

suatu

perundang-undangan.

Dalam

memberikan

suatu

putusan, Hakim dapat membuat suatu penafsiran yang bersifat subyektif

gu

berdasarkan pendapat-pendapat dari para penulis, dengan akibat

putusannya tersebut menjadi bersifat mengambang dan jauh dari

memuaskan dikarenakan suatu kepastian hukum menjadi terabaikan;

Dengan tidak adanya suatu peraturan tertulis yang menimbulkan keraguraguan Hakim dalam mengambil suatu keputusan, maka suatu penafsiran

ub
lik

ah

subyektif dapat dilakukan oleh Hakim dalam memberikan putusannya;


Dengan timbulnya keragu-raguan tersebut, sebaiknya para Hakim

am

berpedoman kepada azas "In dubio pro reo", yaitu suatu azas yang
terkenal dalam hukum acara pidana, yang berarti bahwa:
"Pada umumnya apabila terdapat keragu-raguan, yaitu tentang apakah

ah
k

ep

seorang tertuduh itu dapat dihukum atau tidak, maka harus diputuskan
secara menguntungkan tertuduh". (Bismar Siregar, Hukum Acara Pidana,

Tarsito, Bandung, 1986.h.46)

In
do
ne
si

Dengan demikian, apabila timbul suatu keragu-raguan Hakim dalam

A
gu
ng

mengambil keputusannya, maka sesuai dengan azas "In dubio pro reo"

ini, pelaku perbuatan pidana haruslah tidak dapat dipertanggungjawabkan


perbuatannya tersebut. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan

Hakim dalam mengambil keputusannya, maka para Hakim haruslah

sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan terhadap pelaku tindak


pidana yang mengalami Temporary Insanyti tersebut. Memang dalam
mengambil keputusannya, para Hakim sangatlah tergantung dari

lik

tidak terjadi suatu keragu-raguan dalam mengambil keputusan terhadap


Terdakwa. Dengan demikian pertanggungjawaban pidana pelaku tindak
pidana yang mengalami Temporary Insanity ini harus dipersamakan

ub

ah

pembuktian yang diberikan oleh ahli ilmu jiwa / kejiwaan (Psikiater) agar

dengan pelaku tindak pidana yang mengalami suatu penyakit kejiwaan

ka

sebagaimana yang dimaksud dengan Pasal 44 Kitab Undang-Undang

ep

Hukum Pidana. Hal tersebut dikarenakan, pelaku tindak pidana yang

ah

mengalami Temporary Insanity, dalam melakukan perbuatannya tersebut

es
on

al. 54 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

sedang dalam keadaan sakit jiwa.

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 54

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


Bahwa

keterangan

ahli

Psikologi

tidak

dapat

2.2.

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

diterapkan

dalam

menjatuhkan hukuman mati atas Ryan (Pemohon) karena Inkonsisten


dan Kontradiktif dan bukan bidangnya.

ng

Saksi Ahli Kombes Pol Drs. Untung Laksono M.S.i (Perwira Menengah
Polisi).

gu

Psikopat adalah suatu kondisi di mana seseorang dalam kondisi sehat

jasmani dan pikiran secara umum tetapi memiliki suatu anomali di mana

seorang psikopat memenuhi unsur-unsur yang dinyatakan oleh Dr. Hare

- perumus test PCL-R (Psychopath Checklist Revised) yang bisa

menentukan apakah seseorang mengidap psikopat atau tidak. Mengutip

ub
lik

ah

dari keterangan Prof. Dr. TB Ronny Nitibaskara - Kriminolog UI, psikopat


kelihatan sebagai 'sehat tapi sakit', dan sebaliknya, 'sakit tapi sehat'.

am

Di bawah sumpah saksi menerangkan pada pokoknya sebagai berikut:

Saksi

mengerti

dimintai

keterangan

dalam

persidangan

ini

sehubungan dengan perkara pembunuhan yang dilakukan oleh

ep

Depok;

Saksi ahli adalah ahli psikolog, yang mendapatkan keahlian sebagai

In
do
ne
si

ah
k

Terdakwa terhadap Hery Santoso di Apartemen Margonda Residence

psikolog dari Universitas Gajah Mada Yogjakarta dan telah menjadi

A
gu
ng

ahli lebih kurang 25 tahun serta telah melakukan pemeriksaan

terhadap 1000 orang ;

Saksi melakukan pemeriksaan terhadap kondisi kejiwaan Terdakwa

pada tanggal 29 Juli 2008;

Jenis pemeriksaan yang saksi lakukan adalah Analisa Kompetensi

Psikologis, dengan metode pemeriksaannya yang dilakukan adalah


Saksi Ahli berpendapat bahwa Terdakwa memiliki kompetensi

lik

psikologis untuk dipertanggungjawabkan secara hukum, karena


memiliki

kecerdasan

normal

dan

memiliki

kecenderungan

ub

ah

metode obsevasi, wawancara mendalam dan tes kepribadian;

memanipulasi atau melakukan kebohongan;

ka

Hasil pemeriksaan yang dilakukan saksi menyimpulkan bahwa

ep

Terdakwa tergolong individu yang normal dan dimungkinkan untuk


Saksi ahli berpendapat bahwa Terdakwa mempunyai kecenderungan
agresi untuk memanipulatif sehingga yang berhubungan dengannya

on

al. 55 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

tidak menyadari potensi agresi yang dimiliki Terdakwa;

es

ah

bertanggung jawab atas tindakannya.

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 55

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Saksi ahli berpendapat bahwa semua perbuatan Terdakwa dilakukan


dengan sadari, dengan tingkat emosional yang tinggi; Saksi ahli

ng

berpendapat bahwa, daya ingat Terdakwa tergolong standar;

Saksi ahli berpendapat bahwa kebiasaan Terdakwa berbohong karena


untuk kepentingannya, nilainya, dan harapannya.

gu

Amarahnya melebihi dari orang normal atau lebih agresif dan saksi

juga berpendapat bahwa Terdakwa termasuk orang yang pemarah

Tidak ada halusinasi/tidak sadar dengan apa yang Terdakwa lakukan.

Terdakwa mengalami trauma psikologis yang diterima, trauma psikis,

ub
lik

ah

atau memiliki tingkat emosional yang tidak stabil;

bisa datang pada seseorang yang kelihatan sehat.

am

Ada indikasi Terdakwa mengalami trauma psikologis, narsistik, dan


agresif oral (mengatai orang dengan 1000 bahasa);

Bahwa dalam pembuatan BAP oleh penyidik, saksi berpendapat

ep

itu;

Terdakwa memiliki kelainan yang dalam hal ini ahli tidak pantas untuk

In
do
ne
si

ah
k

penyidik harus mengantisipasi kebohongan karena berpotensi untuk

menyampaikannya, karena menyangkut asusila, dan itu yang paling

A
gu
ng

dominan;

Kepribadian yang terbentuk pada Terdakwa terbentuk oleh karena hal-

hal yang tidak seharusnya diterimanya pada masa waktu tertentu

sehingga membentuk kepribadian Terdakwa;

Perbuatan yang dilakukan Terdakwa sangat disadari dalam sikap

Terdakwa yang agresif dan bila keinginan Terdakwa tidak terkabul,


Terdakwa menyadari hal yang diperbuatnya dan mengupayakan
pengelabuan atas hal yang diperbuat;

lik

Pemeriksaan didasarkan atas perbuatan yang dilakukan Terdakwa;

Terdakwa ada rasa penyesalan ketika melakukan perbuatan tetapi

ub

ah

maka akan bersifat agresif.

Terdakwa memiliki ciri seorang psikopat, yaitu semua perbuatannya

ep

ka

masih bisa memanipulasi kebenaran;

ah

dilakukan dengan sadar, tidak menyesal terhadap apa yang

dilakukannya dan bertindak sadis terhadap lawannya namun ahli

es
on

al. 56 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

berpendapat Terdakwa bukan psikopat atau psikotri;

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 56

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Religi Terdakwa dapat memanipulasi juga Terdakwa orang yang malas


dan instant;

ng

Ahli berpendapat bahwa tidak ada penyesalan merupakan unsur dari


Psikopat dan hal yang paling mendominasi diri Terdakwa adalah
kebutuhan Terdakwa akan keinginannya ;

Saksi ahli berpendapat, apabila tidak terungkap kejadian yang

gu

dilakukan Terdakwa dan dalam kondisi terbuka, kondisi ini akan bisa
berulang kembali;

Bahwa benar Saksi Ahli berpendapat, Terdakwa memiliki ciri seorang

ub
lik

ah

psikopat, yaitu semua perbuatannya dilakukan dengan sadar, tidak

menyesal terhadap apa yang dilakukannya dan bertindak sadis


terhadap lawannya namun saksi ahli tetap berpendapat Terdakwa

am

bukan psikopat atau psikotri;

Keberatan Pemohon atas keterangan saksi:

Saksi menolak keterangan saksi ahli yang menyatakan "Religi

ep

ah
k

Terdakwa dapat memanipulasi dan Terdakwa orang yang malas dan

In
do
ne
si

instant karena sesungguhnya Terdakwa memiliki kegiatan sebagai


instruktur senam, mengajar tari, mengajar ngaji serta kegiatan yang

A
gu
ng

lainnya, sehingga Terdakwa memiliki penghasilan lebih kurang Rp


5.000.000,- (lima juta rupiah);

Bahwa keterangan saksi ahli tersebut merupakan masuk dalam


kategori ciri-ciri seorang Psikopat, namun oleh saksi ahli tidak

memberikan keterangan sebenarnya terhadap kesimpulan sehingga


Pemohon dapat dihukum;

lik

ahli memiliki keahlian di bidang Psikologi bukan Psikiater, untuk

ah

sementara yang dapat memberikan keterangan terkait kondisi jiwa


Pemohon uraikan di bawah ini.

ub

Pemohon adalah harus seorang ahli di bidang Psikiater, sebagaimana

Ciri-ciri Psikopat adalah:

Tanpa dosa. Psikopat tempat kerja tidak menyesali berapapun yang

ep

m
ka

Bahwa saksi yang dihadirkan tersebut bukan pada keahliannya, saksi

ah

mereka jadikan korban, mereka tusuk dari belakang atau yang hasil

es
on

al. 57 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

kerjanya mereka curi;

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 57

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Mempesona. Mereka adalah pembicara yang sangat bagus. Mereka

lebih suka berhadapan empat mata, meskipun tidak takut rapat

ng

kelompok;

Manipulatif. Mereka memangsa berbagai kelemahan orang. Mereka

sangat pandai beradaptasi dengan orang lain tahu bilamana harus

gu

tampil percaya diri atau kurang percaya diri, kapan harus kelihatan

bodoh, kapan harus tersenyum.

Parasitis. Mereka mencari penghargaan dari hasil kerja orang lain.

Pembohong yang patologis. Psikopat tempat kerja bukan pembohong

ub
lik

ah

ulung. Namun, jika mereka ketahuan, mereka dapat berdalih untuk


menemukan selamat, drama queen, itulah mereka.

am

Tak menentu. Psikopat hanya punya emosi pokok (senang, sedih,


marah). Mereka pada umumnya pandai menyembunyikan emosi
mereka, dapat tersenyum bila sedih ataupun pura-pura menangis.

ep

ah
k

2.3. Bahwa Ryan (Pemohon) terbukti tidak melakukan pembunuhan secara


berencana karena tidak ada saksi satupun yang menyatakan dan melihat

terjadinya pembunuhan.

In
do
ne
si

Setelah kami beberkan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan,

selanjutnya kami Pembela Terdakwa akan meninjau perkara ini dari sudut

A
gu
ng

hukum. Tinjauan dari sudut hukum ini akan kami hubungkan dengan fakta-

fakta yang terungkap dalam persidangan, Yurisprudensi dan Logika.


Analisis kami sudah pasti akan terjadi perbedaan dengan analisis yang

dilakukan oleh Saudara Jaksa / Penuntut Umum. Maka dalam kesempatan


ini kami hanya membuktikan terhadap Pasal 340 KUHP yang telah

dibuktikan oleh Jaksa / Penuntut Umum dalam Surat Tuntutannya. Dan

lik

argumentasi mana yang benar menurut hukum.

Setelah kami membahas secara pajang lebar berdasarkan urut-urutan alat


bukti sebagaimana di atas, maka tiba saatnya kami membuktikan

ub

ah

dalam kaitan ini, kewenangan Majelis Hakimlah untuk menyimpulkan

kebenaran bahwa Terdakwa baik Terdakwa Very Idam Henyansyah, tidak

ka

terbukti bersalah secara sah dan meyakinkan telah melakukan perbuatan

ep

yang didakwakan oleh Penuntut Umum sebagaimana dalam tuntutannya.

ah

Terlebih dahulu akan diuraikan dan dibuktikan satu-persatu unsur-unsur

Pasal yang didakwakan, yaitu berdasarkan bukti-bukti dan fakta-fakta yang

ng

Primer:

es

terungkap di persidangan sebagai berikut :

on

al. 58 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

Bahwa Pasal 340 KUHP berbunyi sebagai berikut:

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 58

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


dengan

menghilangkan

sengaja

"Barangsiapa

jiwa

orang

dan

lain,

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

direncanakan

dihukum,

lebih

karena

dahulu

pembunuhan

direncanakan (moord), dengan hukuman mati atau penjara seumur hidup

ng

atau penjara sementara selama-lamanya dua puluh tahun.

Bahwa apabila diperhatikan rumusan dari Pasal 340 KUHP tersebut, maka

gu

unsur-unsur yang terdapat dalamnya adalah sebagai berikut:

1. Unsur

: Barangsiapa;

2. Unsur

: Dengan sengaja;

3. Unsur

: Direncanakan lebih dahulu

4. Unsur

: Menghilangkan jiwa orang lain.

ub
lik

ah

1. Unsur Barang Siapa.

Bahwa, unsur (bestandeel) barang siapa ini menunjuk kepada pelaku /

am

subyek tindak pidana, yaitu orang dan atau korporasi. Apabila orang tersebut
telah memenuhi semua unsur tindak pidana yang terdapat di dalam
rumusan delik, maka ia dapat disebut sebagai pelaku atau dader. Dalam

ah
k

ep

perkara ini pelaku atau dader yang diduga melakukan tindak pidana
Pembunuhan Berencana adalah Very Idam Henyansyah alias Ryan.

Unsur barang siapa yang dimaksud adalah setiap orang sebagai subyek

In
do
ne
si

hukum yang dapat dipertanggungjawabkan perbuatannya, dalam hal ini para

A
gu
ng

Terdakwa oleh Penuntut Umum dalam tuntutannya ditempatkan sebagai


unsur barang siapa yang harus mempertanggungjawabkan perbuatannya
sebagaimana dakwaannya.

Bahwa sebagaimana yang telah kami kemukakan secara jelas dan tegas

dalam salah satu poin eksepsi yang telah kami ajukan dalam persidangan

yang mulia ini adalah, Terdakwa Very Idam Henyansyah alias Ryan adalah

bukan subyek yang tepat untuk dimintai pertanggungjawaban pidana atas

lik

korban Hery Santoso, sehingga dakwaan Penuntut Umum pada saat itu kami
nyatakan "dakwaan error in persona". Karena Terdakwa adalah Seorang
Psikopat dan atau mengalami gangguan jiwa pada saat Terdakwa dalam

ub

ah

adanya tindak pidana Pembunuhan yang mengakibatkan kematian bagi

keadaan terdesak melakukan pembunuhan terhadap korban Hery Santoso.

ka

Terbukti dan terungkap dalam persidangan bahwa, berdasarkan fakta-fakta

ep

dan bukti-bukti yang diajukan di dalam keterangan, bahwa benar berkaitan

ah

dengan pembunuhan yang dilakukan oleh Terdakwa, Saksi Ahli Kombes Pol
kejiwaan Terdakwa pada tanggal 29 Juli 2008. Bahwa benar jenis

on

al. 59 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

pemeriksaan yang saksi ahli lakukan adalah dengan Analisa Kompetensi

es

Drs. Untung Laksono M.S.i telah melakukan pemeriksaan terhadap kondisi

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 59

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Psikologis dengan metode pemeriksaannya yang dilakukan adalah metode


observasi, wawancara mendalam dan tes kepribadian. Bahwa benar Saksi

Ahli berpendapat, Terdakwa memiliki ciri seorang psikopat, yaitu semua

ng

perbuatannya dilakukan dengan sadar, tidak menyesal terhadap apa yang


dilakukannya dan bertindak sadis terhadap lawannya namun saksi ahli tetap

gu

berpendapat Terdakwa bukan psikopat atau psikotri.

Bahwa keterangan saksi Ahli Kombes Pol Drs. Untung Laksono M.S.i, di

dalam persidangan sangat bertentangan dengan keterangan Kesimpulan

Laporan Pemeriksaan Psikologi Nomor. Pol: R/21/VIII/2008/Ropsi tanggal 04


Agustus 2008 yang ditandatangani oleh Ketua Tim Psikologi Polri

ub
lik

ah

Drs.Untung Leksono, Msi. Psikolog dari Markas Besar Kepolisian Negara


Republik Indonesia dan Ketua Tim Apsifor Prof. DR. Yusti Probowati,

am

Psikolog, dengan kesimpulan Terdakwa Ryan tidak mengalami gangguan


pada orientasi ruang dan waktu, daya ingat, dan logika verbal serta tidak ada
halusinasi

dan

delusi.

Terdakwa

Ryan

mengalami

masalah

dalam

ah
k

ep

perkembangan kepribadiannya terkait dengan aspek pengendalian emosi


dan gaya hidup yang ditunjukan dalam perilaku:
(memanfaatkan)

sehingga

orang

yang

berhubungan

In
do
ne
si

memanipulasi

Agresif Manipulatif : Memiliki potensi untuk melakukan agresif namun dapat

A
gu
ng

dengannya tidak menyadari bahwa dirinya dimanfaatkan oleh Terdakwa.


Melanggar norma dan mudah berbohong tanpa adanya penyesalan.

Mementingkan kepentingan dirinya sendiri untuk mencapai tujuan dominan

terhadap orang lain. Obsesif Kompulsif: yang memungkinkan terjadinya

pengulangan perilaku dan dapat menjadi pendorong yang mendasari tindak


kriminal yang didakwakan kepada Terdakwa Ryan.
Dengan rekomendasi:

di atas,

maka

dapat direkomendasikan

lik

hal-hal sebagai berikut:

Terdakwa Ryan memiliki kompetensi psikologis pada tingkat cukup sehingga


dapat dimintakan pertanggungjawaban atas perbuatannya.
Selama

Proses

kemungkinan

ka

kesimpulan

berlangsung

kebohongan

ub

ah

Berdasarkan

diharapkan

yang

dilakukan

untuk

waspada

Terdakwa

Ryan

terhadap
sewaktu

ah

Ryan

perlu

mendapatkan

ep

memberikan keterangan. Selama dalam tahanan dan pemeriksaan terhadap


pengawasan

secara

seksama

terhadap

es
on

al. 60 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

terhadap dirinya.

kemungkinan tindakan yang tidak terduga terhadap orang lain maupun

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 60

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Saksi Ahli Kombes Pol Drs. Untung Laksono M.S.i (Perwira Menengah
Polisi).

ng

Di bawah sumpah saksi menerangkan pada pokoknya sebagai berikut:

Saksi mengerti dimintai keterangan dalam persidangan ini sehubungan

dengan perkara pembunuhan yang dilakukan oleh Terdakwa terhadap

gu

Hery Santoso di Apartemen Margonda Residence Depok;

Saksi ahli adalah ahli psikolog, yang mendapatkan keahlian sebagai

lebih kurang 25 tahun serta telah melakukan pemeriksaan terhadap


kurang lebih 1000 orang ;

Saksi melakukan pemeriksaan terhadap kondisi kejiwaan Terdakwa pada

ub
lik

ah

psikolog dari Universitas Gajah Mada Yogjakarta dan telah menjadi ahli

tanggal 29 Juli 2008;

am

Jenis pemeriksaan yang saksi lakukan adalah Analisa Kompetensi


Psikologis, dengan metode pemeriksaannya yang dilakukan adalah

ah
k

ep

metode obsevasi, wawancara mendalam dan tes kepribadian;


Saksi Ahli berpendapat bahwa Terdakwa memiliki kompetensi psikologis
dipertanggungjawabkan

secara

hukum,

untuk

karena

memiliki

In
do
ne
si

kecerdasan normal dan memiliki kecenderungan memanipulasi atau


melakukan kebohongan;

A
gu
ng

Hasil pemeriksaan yang dilakukan, saksi menyimpulkan bahwa Terdakwa


tergolong individu yang normal dan dimungkinkan untuk bertanggung

jawab atas tindakannya.

Saksi ahli berpendapat bahwa, Terdakwa mempunyai kecenderungan


agresi untuk memanipulatif sehingga yang berhubungan dengannya tidak
menyadari potensi agresi yang dimiliki Terdakwa;

lik

Saksi ahli berpendapat bahwa, semua perbuatan Terdakwa dilakukan

dengan sadar, dengan tingkat emosional yang tinggi;

Saksi ahli berpendapat bahwa daya ingat Terdakwa tergolong standar;

Saksi ahli berpendapat bahwa kebiasaan Terdakwa berbohong karena

ub

ah

ka

untuk kepentingannya, nilainya, dan harapannya. Amarahnya melebihi

ep

dari orang normal atau lebih agresif dan saksi juga berpendapat bahwa
Terdakwa termasuk orang yang pemarah atau memiliki tingkat emosional

Terdakwa mengalami trauma psikologis yang diterima, trauma psikis, bisa

ng

on

al. 61 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

datang pada seseorang yang kelihatan sehat.

es

Terdakwa lakukan.

ah

yang tidak stabil; Tidak ada halusinasi/tidak sadar dengan apa yang

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 61

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


Ada indikasi Terdakwa mengalami trauma psikologis, narsistik, dan

agresif oral (mengatai orang dengan 1000 bahasa).

Bahwa dalam pembuatan BAP oleh penyidik, saksi berpendapat penyidik

ng

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

harus mengantisipasi kebohongan karena berpotensi untuk itu.

Terdakwa memiliki kelainan, yang dalam hal ini ahli tidak pantas untuk

gu

menyampaikannya, karena menyangkut asusila, dan itu yang paling

dominan.

Kepribadian yang terbentuk pada Terdakwa terbentuk oleh karena hal-hal


yang tidak seharusnya diterimanya pada masa waktu tertentu. Sehingga

ub
lik

ah

membentuk kepribadian Terdakwa.

Perbuatan yang dilakukan Terdakwa sangat disadari dalam sikap

am

Terdakwa yang agresif, dan bila keinginan Terdakwa tidak terkabul maka
akan bersifat agresif.

Terdakwa menyadari hal yang diperbuatnya, dan mengupayakan

ep

Pemeriksaan didasarkan atas perbuatan yang dilakukan Terdakwa;

Terdakwa ada rasa penyesalan ketika melakukan perbuatan tetapi masih

In
do
ne
si

ah
k

pengelabuan atas hal yang diperbuat;

bisa memanipulasi kebenaran ;

Terdakwa memiliki ciri seorang psikopat, yaitu semua perbuatannya

A
gu
ng

dilakukan dengan sadar, tidak menyesal terhadap apa yang dilakukannya

dan bertindak sadis terhadap lawannya namun ahli berpendapat


Terdakwa bukan psikopat atau psikotri;

Religi Terdakwa dapat memanipulasi juga Terdakwa orang yang malas


dan instant;

Ahli berpendapat bahwa tidak ada penyesalan merupakan unsur dari


kebutuhan Terdakwa akan keinginannya;

lik

psikopat dan hal yang paling mendominasi diri Terdakwa adalah


Saksi ahli berpendapat, apabila tidak terungkap kejadian yang dilakukan

ub

ah

Terdakwa dan dalam kondisi terbuka, kondisi ini akan bisa berulang

Bahwa ahli tidak mengerti tentang defiisi kelainan jiwa, gangguan jiwa,

ep

ka

kembali ;

Bahwa saksi ahli tidak tahu istilah Ego Sentrik dalam ilmu Psikologi.

Bahwa Ahli mengakui di dalam diri Terdakwa terdapat ciri-ciri psikopat

on

al. 62 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

tapi tidak bisa menjabarkan psikopat yang dimaksud.

es

ah

dan sakit jiwa, dan psikopat itu sendiri.

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 62

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Bahwa keterangan saksi ahli tersebut di atas sangat bertentangan antara

yang satu dengan yang lainnya tentang kondisi Psikologi Terdakwa yang
sebenarnya, dan saksi ahli dalam memberikan keterangan tidak obyektif dan

ng

dengan cara terbuka dalam memberikan keterangan di depan persidangan,

dan juga dapat kita lihat dengan sangat jelas lagi dalam keterangannya di

gu

kesimpulan yang dibuat oleh saksi ahli sendiri tentang diri Terdakwa, hal ini

terbukti dalam beberapa bagian dari pertanyaan kami dari Tim Penasehat

hukum Terdakwa yang sangat sederhana. Hal ini tidak mungkin tidak bisa di

jawab oleh seorang saksi ahli yang sudah berpengalaman puluhan tahun di

bidangnya, maka ini dapat menjadi sebuah indikasi konspirasi untuk

ub
lik

ah

menghukum Terdakwa dengan seberat-beratnya, mengingat apa yang


dipertanyakan oleh Tim Kuasa Hukum Terdakwa adalah dapat dijawab

am

dengan sempurna oleh saksi ahli tapi tidak dilakukan oleh saksi ahli.
Bahwa ketika kita perhatikan secara bersama dan kita simpulkan dari
keterangan saksi ahli, baik yang tertulis dalam kesimpulannya maupun

ep

ah
k

berdasarkan pada keterangan saksi ahli dalam persidangan terdapat fakta


hukum sebagai berikut:

kesimpulannya dalam surat keterangannya saksi ahli

Bahwa di dalam

In
do
ne
si

berpendapat Terdakwa Ryan mengalami masalah dalam perkembangan

A
gu
ng

kepribadiannya terkait dengan aspek pengendalian emosi dan gaya hidup


yang ditunjukan dalam perilaku: Bahwa berdasarkan keterangan saksi ahli di

atas sudah sangat jelas dan terbukti kalau diri Terdakwa yaitu Very Idam

Henyansyah alias Ryan mengalami masalah gangguan jiwa dalam


perkembangannya

kepribadiannya.

Maka

berdasarkan

teori

pertangungjawaban pidana dan berdasarkan Pasal 44 KUHP, Terdakwa tidak

dapat dihukum dan tidak dapat dimintai pertanggungjawaban pidana atas

lik

Santoso secara pidana melainkan hukuman-hukuman yang lain berupa


rehabilitasi diri Terdakwa. Melihat pengertian dari hal-hal yang menjadikan
tidak dapat dipertanggungjawabkan seseorang pelaku atas tindak pidana

ub

ah

kejahatan yang dilakukannya, yaitu Pembunuhan terhadap korban Hery

yang dilakukannya, maka dikaitkan dengan maksud pembuat Undang-

ka

Undang dalam Pasal 44 Kitab-Undang-Undang Hukum Pidana, berbicara

ep

mengenai suatu tindakan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kepada

ah

pelakunya (orang yang melakukan tindak pidana). Dengan demikian telah


di

mana

penekanannya

ada

pada

pelakunya.

on

al. 63 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

Penekanan pada pelaku sesuai dengan yang maksud dari pembuat Undang-

es

ontoerekenbaarheid

dikatakan di atas, bahwa permasalahan tersebut merupakan masalah

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 63

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Undang adalah terhadap keadaan diri pelaku tersebut. Keadaan diri pelaku
tersebut termasuk di dalamnya

mengenai keadaan biologis, psikologis,

orang tersebut. Adapun keadaan biologis dari seseorang yang menyebabkan

ng

tidak dapat dipertanggungjawabkannya perbuatan yang dilakukan adalah


mengenai pertumbuhan akal sehatnya yang tidak sempurna dan gangguan

gu

penyakit pada kemampuan akal sehatnya. Pertumbuhan akal sehat yang

kurang sempurna menurut pembuat Undang-Undang merupakan suatu

gangguan kejiwaan yang dialami seseorang sejak ia dilahirkan atau sejak ia

tumbuh dan mencari identitas diri yang dilatarbelakangi oleh berbagai

macam hal seperti keterbelakangan atau pertumbuhan yang tidak sempurna,

ub
lik

ah

karena kurangnya perhatian dari orang tua terhadap anak atau kurangnya
pendidikan yang diperoleh dan ada masalah genetikal dari kedua orang

am

tuanya. Dari pengertian tersebut dalam ilmu jiwa dikategorikan sebagai suatu
penyakit. Bahwa hal ini searah dengan keterangan yang telah diberikan oleh
Ibu kandung Terdakwa yang keterangannya tidak disumpah sebagai saksi

ah
k

ep

a de charge, yaitu Saitun pada intinya adalah "Bahwa Terdakwa pernah


dirawat di Rumah Sakit Jiwa Mojokerto karena mengalami sakit jiwa atau

gangguan jiwa (goncangan jiwa yang sangat hebat), pada saat Terdakwa

In
do
ne
si

duduk di kelas III (tiga) menjelang masuk kelas I (satu) SMA, selama kurang

A
gu
ng

lebih 1 (satu) tahun dan di dalam kehidupannya sehari-hari Terdakwa sering


mengalaminya, yaitu dengan berbuat dan bertingkah aneh"

Bahwa keterangan Ibu Kandung Terdakwa dapat dijadikan dasar dan bukti

bahwa Terdakwa mengalami gangguan jiwa tidak permanen seperti orang


gila.

Bahwa di dalam keterangan saksi ahli masih dalam kesimpulannya yang

menyatakan Terdakwa melanggar norma dan mudah berbohong tanpa

lik

mencapai tujuan dominan terhadap orang lain. Dan di dalam Rekomendasi


menyatakan Terdakwa Ryan memiliki kompetensi psikologis pada tingkat
cukup sehingga dapat dimintakan pertanggungjawaban atas perbuatannya.

ub

ah

adanya penyesalan, mementingkan kepentingan dirinya sendiri untuk

Bahwa keterangan saksi ahli tersebut sudah cukup dapat artikan dalam

ka

kesimpulan secara obyektif bahwa Terdakwa pada saat melakukan tindak

ep

pidana sedang mengalami dengan istilah sakit jiwa, gangguan jiwa, kegilaan

ah

sesaat (Temporary Insanity). Atau lebih dikenal psikopat. Maka apa yang
melanggar hukum tetapi apa yang dilakukan oleh Terdakwa tidak dapat

on

al. 64 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

dimintakan pertanggungjawabannya secara hukum sehingga tidak dapat

es

diperbuat oleh Terdakwa benar merupakan perbuatan pidana yang

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 64

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

dihukum secara pidana. Bahwa saksi ahli memberikan keterangan di depan

persidangan, bahwa Terdakwa memiliki ciri-ciri psikopat, yaitu karena di


dalam

diri Terdakwa terdapat tingkat perbuatan. Tidak menyesali

ng

perbuatannya, kesadisan yang ditunjukan terhadap korbannya, suka


memanipulasi terhadap orang berhubungan dengannya, selalu melihat

gu

dirinya lebih dari orang lain, gampang tersinggung ketika disinggung

menyangkut kelainannya. Maka hal ini terungkap dalam persidangan tetapi

oleh Saksi ahli sendiri tidak mau mengakui kalau diri Terdakwa seorang

psikopat, ini menandakan bahwa keterangan saksi ahli tidak obyektif dan
tidak mau jujur, terbukti pada saat saksi ahli tidak bisa menjawab pertanyaan

ub
lik

ah

dari kuasa hukum Terdakwa dengan pertanyaan yang sangat sederhana,


yaitu, tentang definisi gangguan jiwa, sakit jiwa, kelainan jiwa dan psikopat,

am

tidak sinkronnya hasil pemeriksaan terhadap diri Terdakwa dan hasil akhir,
yaitu satu sisi mengakui adanya cirri-ciri psikopat dalam diri Terdakwa tapi
hasilnya bahwa Terdakwa bukan psikopat. Ini perlu kita teliti bersama terkait

ep

ah
k

hasil dari pemeriksaan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, maka unsur barang siapa tidak terbukti.

2. Unsur Dengan Sengaja

In
do
ne
si

Bahwa, ada 2 (dua) teori berkaitan dengan kesengajaan atau opzeettelijk,

A
gu
ng

Pertama, Teori Kehendak (Wilstheorie) yang dianut oleh Simons, dan kedua,

Teori Pengetahuan atau voorstellingstheorie yang antara lain dianut oleh

Hamel. Bahwa, maksud unsur kesengajaan dalam Pasal ini, adalah seorang

Pelaku atau Dader sengaja melakukan perbuatan-perbuatan dalam Pasal


340 KUHP.

Bahwa, menurut MvT (Memorie van Toelichting) dari Willens En Wetens,

artinya menghendaki dan mengetahui "Maksudnya bahwa seseorang

lik

perbuatannya maupun akibatnya yang terjadi.

Berhubung antara unsur "Sengaja" dengan unsur rencana terlebih dahulu


dalam kalimat rumusan Pasal 340. Maka menurut MvT (Memorie Van

ub

ah

melakukan suatu perbuatan jahat haruslah "Menghendaki", baik itu

Toelichting) yang menyatakan bahwa bila unsur dengan sengaja itu

ka

dicantumkan dalam rumusan tindak pidana, maka semua unsur yang ada di

ep

belakangnya dituju/diliputi oleh unsur sengaja, sedangkan antara dua unsur

ah

itu di sini dipisahkan dengan perkataan "dan", yang mengandung makna

sebagai penghubung, ialah menghubungkan kata sebelumnya (Sengaja)

es
on

al. 65 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

dengan kata sesudahnya (Dengan rencana terlebih dahulu).

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 65

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Unsur ini pada prinsipnya menunjuk pada adanya kesamaan niat dan

rencana dari subyek tindak pidana, untuk dan oleh karena itu, berdasarkan

fakta-fakta dan bukti-bukti yang terungkap dalam persidangan, bahwa

ng

berdasarkan pada keterangan semua saksi dan Terdakwa Very Idham

Henyansyah alias Ryan, tidak menghendaki kematian korban Hery Santoso

gu

dan itu terbukti dalam fakta persidangan di mana tidak ada satu kata pun
yang berubah dari keterangan Terdakwa baik yang ada dalam BAP Polda

Metro Jaya maupun keterangan yang diberikan di depan persidangan.

Bahwa Terdakwa membunuh korban Hery Santoso sebagai akibat dari

korban Hery Santoso main di tempat tinggal Terdakwa, yaitu Apartemen

ub
lik

ah

Margonda Residence di Jl. Margonda Raya Depok kamar Blok C 309 A, dan
antara korban dengan Terdakwa membicarakan mengenai penghuni

am

Apartemen tersebut tiba-tiba korban menanyakan pada Terdakwa siapa


pacar Terdakwa? Lalu Terdakwa menjawab pacar saya adalah Novel
Andreas sambil menunjukan foto Novel Andreas yang ada di atas meja

ah
k

ep

makan. Lalu korban mengungkapkan

rasa

ketertarikannya

terhadap

Novel Andreas, yaitu dengan mengatakan saya ingin berkencan dengan

pacar kamu, yaitu Novel Andreas, lalu Terdakwa mengatakan jangan, itu

In
do
ne
si

pacar saya,, tetapi korban malah mengeluarkan kata-kata "mana ada di

A
gu
ng

dunia ini laki-laki yang setia, jangan pura-pura setia kamu (ditujukan pada
Terdakwa), dan mana ada orang yang tidak mau uang, berapapun yang
kamu inginkan saya akan bayar asalkan saya bisa berkencan dengan pacar

kamu (ditujukan pada Novel)", dan Terdakwa langsung marah dan


tersinggung dengan reaksi menampar korban Hery Santoso, lalu korban

Hery Santoso membalasnya sehingga terjadi perkelahian / pertengkaran ,

antara Terdakwa dengan korban, dan dalam pertengkaran itu Terdakwa

lik

Santoso, sehingga pada saat Terdakwa jatuh akibat tendangan korban Hery
Santoso yang terakhir memang tidak disengaja, Terdakwa jatuh pas di
pinggir meja TV yang di atasnya ada piso dengan piring dan pisang sisa

ub

ah

beberapa kali terjatuh akibat dari pukulan dan tendangan korban Hery

makan Terdakwa, dengan seketika Terdakwa menusukkan pada perut

ka

korban bagian kanan, dan korban masih kuat dan memukul Terdakwa

ep

sehingga Terdakwa menusukkannya yang kedua pada perut korban, lalu

ah

Terdakwa menusukkan beberapa kali pada bagian tubuh korban dengan cara

on

al. 66 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

tubuh korban dengan piso dapur dan dipukulnya kepala korban dengan besi

es

brutal, lalu Terdakwa menyeret tubuh korban ke kamar mandi dan memutilasi

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 66

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

ulir yang berukuran 50 cm, yang didapatkan oleh korban di laci meja dapur
yang jauh-jauh hari besi itu sudah ada di apartemen tersebut.

Bahwa pada saat melakukan pembunuhan, Terdakwa mengalami kegilaan


dari

ng

yang dikarenakan oleh suatu keadaan traumatis yang terjadi sebagai akibat
penghinaan

dan

perkataan

kotor

serta

adanya

gu

pertengkaran yang terjadi oleh Terdakwa dan korban.

perkelahian

Dari pemeriksaan yang dilakukan oleh psikiater, keadaan jiwa Terdakwa

tersebut dapat dikatakan dalam keadaan normal

akan

tetapi pada

saat

terjadinya peristiwa pembunuhan tersebut, keadaan jiwanya dalam keadaan


tidak normal yang dikarenakan oleh suatu keadaan traumatis yang sangat

ub
lik

ah

hebat sebagai akibat dari peristiwa yang dialami oleh diri Terdakwa akibat
omongan dan tindakan dari diri korban, hal ini yang disembunyikan atau

am

tidak diungkapkan oleh saksi ahli Drs. Untung Leksono.Msi.

Bahwa hal itu terbukti bahwa Terdakwa mempunyai ciri-ciri psikopat,


sehingga apa yang telah terjadi pada diri Terdakwa pada saat itu merupakan

ep

ah
k

tindakan di luar kehendak "kesengajaan" diri Terdakwa karena Terdakwa


masih dalam keadaan jiwa emosional yang tinggi dan keadaan memaksa

dan seketika.

In
do
ne
si

Bahwa peristiwa tersebut pada diri Terdakwa mengalami apa yang

A
gu
ng

dinamakan dengan Temporary Insanity atau kegilaan sesaat, hal inilah yang
dapat mendasari bahwa Terdakwa dapat dibebaskan dari tuntutan hukum.

Bahwa berdasarkan alasan-alasan yang dikemukakan di atas, maka unsur


dengan sengaja tidak terbukti.

3. Unsur Dan Dengan Direncanakan Terlebih Dahulu.

Sebelum kami menguraikan tentang unsur yang direncanakan maka perlu


kami kutip beberapa pendapat tentang unsur dan dengan direncanakan:

lik

(Memorie van Toechliting), Pembentuk Pasal 340 KUHP diutarakan,


antara Lain : "Dengan rencana lebih dahulu" diperlukan saat pemikiran
dengan tenang dan berpikir dengan tenang. Untuk itu sudah cukup jika si

ub

ah

1. Bahwa, pengertian "Dengan rencana lebih dahulu" menurut MvT

pelaku berpikir sebentar saja sebelum atau pada waktu ia akan

ka

melakukan kejahatan sehingga ia menyadari apa yang akan dilakukan.

ep

2. Bahwa, memutuskan kehendak dalam suasana tenang, adalah pada saat

ah

memutuskan kehendak untuk membunuh itu dilakukan dalam suasana


tidak tergesa-gesa atau tiba-tiba, tidak dalam keadaan terpaksa dan

on

al. 67 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

emosi yang tinggi. Sebagai indikatornya ialah sebelum memutuskan

es

bathin yang tenang. Suasana bathin yang tenang, adalah suasana yang

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 67

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

kehendak untuk membunuh itu, telah dipikirnya dan pertimbangkannya,

telah dikaji dan untung dan ruginya. Pemikiran dan pertimbangan seperti
ini hanya dapat dilakukan apabila ada dalam suasana tenang, dan dalam
tenang

sebagaimana

ng

suasana

waktu

ia

memikirkan

dan

mempertimbangkan dengan mendalam itulah akhirnya memutuskan

gu

kehendak untuk berbuat. Sedangkan perbuatannya tidak diwujudkannya


ketika itu.

3. Bahwa, menurut Prof. Hermien HK adalah ada tenggang waktu yang

cukup antara sejak timbulnya / diputuskannya kehendak sampai

pelaksanaan keputusan kehendaknya itu. Waktu yang cukup ini adalah

ub
lik

ah

relative, dalam arti tidak diukur dari lamanya waktu tertentu melainkan
bergantung pada keadaan atau kejadian kongkret yang berlaku. Tidak

am

terlalu singkat, karena jika terlalu singkat tidak mempunyai kesempatan


lagi untuk berpikir-pikir, karena tergesa-gesa, waktu yang demikian sudah
tidak menggambarkan ada hubungan antara pengambil putusan

ah
k

ep

kehendak untuk membunuh dengan pelaksanaan pembunuhan.


4. Bahwa, mengenai adanya cukup waktu, dalam tenggang waktu mana

ada kesempatan untuk memikirkan dengan tenang untung ruginya

In
do
ne
si

pembunuhan itu dan lain sebagainya, sebagaimana yang diterangkan di

A
gu
ng

atas bahwa untuk dapat diterimanya suatu rencana lebih dahulu, maka

adalah perlu adanya suatu tenggang waktu pendek atau panjang dalam

mana dilakukan pertimbangan dan pemikiran yang tenang pelaku harus

dapat memperhitungkan makna dan akibat-akibat perbuatannya dalam


suatu suasana kejiwaan yang memungkinkan untuk berpikir (Soenarto
Soerodibroto, 1994;207).

Bahwa, berdasarkan fakta persidangan, maka unsur dan direncanakan

lik

Bahwa, tindak pidana pembunuhan yang dilakukan oleh Terdakwa Very


Idham Henyansyah alias Ryan terhadap korban Hery Santoso di
apartemen Margonda Residence Blok C nomor 309 A, Jl. Margonda raya

ub

ah

lebih dulu dari perbuatan Terdakwa tidak terbukti menurut hokum, yaitu:

Depok kota Depok, yaitu terjadi pada hari Jum'at, tanggal 11 Juli 2008

ka

sekitar pukul 20.00 Wib adalah terjadi dengan tidak ada perencanaan

ep

lebih dulu dan terjadi seketika tanpa disertai dengan kesengajaan dari diri

ah

Terdakwa awalnya.
Ryan,

diperiksa

di

persidangan

karena

telah

melakukan

on

al. 68 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

pembunuhan atas korban Hery Santoso. Terdakwa sebelumnya telah

es

alias

Bahwa, dari fakta-fakta persidangan, Terdakwa Very Idham Henyansyah

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 68

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

mengenal Hery Santoso pada tahun 2002 di Surabaya akan tetapi


sempat tidak berhubungan lagi dan mulai berhubungan kembali pada

ng

tahun 2008.

Bahwa, Terdakwa mengenal korban Hery Santoso sebagai manager

artis kontes dangdut KDI. Pada tanggal 09 Juli 2008 dan tanggal 11

gu

Juli 2008 Terdakwa ada menghubungi korban Hery Santoso.

Bahwa,

pada

saat

menghubungi

Hery

Santoso,

Terdakwa

Terdakwa bernama Viktor.

Bahwa, pada hari Kamis tanggal 10 Juli 2008 sekitar jam 21.00 Wib

ub
lik

ah

mengatakan akan mengenalkan korban dengan salah satu teman

Terdakwa terakhir kali bertemu dengan Viktor sebelum terjadi


peristiwa pembunuhan.

am

Bahwa, pada saat Terdakwa bertemu dengan Viktor, Terdakwa hanya


membicarakan masalah apartemen baru di daerah Cibubur dan tidak

ah
k

ep

membicarakan masalah korban bernama Hery Santoso.


Bahwa, Terdakwa tidak memberitahukan kedatangan Heri Santoso ke

apartemen Margonda Residence kepada Viktor dan Novel Andrias,


Bahwa, pada saat Hery Santoso datang ke apartemen, Novel Andrias

A
gu
ng

In
do
ne
si

tetapi Dr. Victor dan korban sudah ada janjian sebelumnya.


tidak berada di apartemen.

Bahwa, Terdakwa tidak pernah memperkenalkan korban dengan


Novel Andrias. Karena takut Novel Andreas marah, dan itu
dikarenakan sifat Novel yang cemburu.

Bahwa, Terdakwa tinggal di Apartemen Margonda Residence Depok

lantai 3 Blok C Nomer 309 A bersama-sama dengan Novel Andrias

Bahwa, Terdakwa selama tinggal di apartemen mengaku berprofesi


sebagai dokter dan tidak ada maksud dan tujuan akan hal itu. Itu
semata-mata karena gaya hidup Terdakwa.

ka

lik

ub

ah

dan pembayaran uang sewa dibayar bersama.

Bahwa, selama Terdakwa bersama Noval Andrias tinggal di

ah

ep

apartemen mereka sering memesan makanan di kantin apartemen.


Bahwa, Terdakwa ada meminjam pisau di kantin apartemen, Rabu,
pembunuhan Heri Santoso dan Terdakwa tidak pernah meminjam

on

al. 69 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

pisau sebelumnya.

es

tanggal 9 Juli 2008 sekitar jam 10.00 Wib. Sebelum kejadian

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 69

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Bahwa, pada saat meminjam pisau di kantin, Terdakwa masuk ke


dalam dapur apartemen dan bertemu Sdr. Boi lalu Sdr. Boi yang

ng

memberikan pisau tersebut.

Bahwa, Terdakwa meletakkan pisau di sebelah televisi di kamar


apartemen bersama dengan pisang dan piring.

Bahwa, korban Hery Santoso datang ke apartemen Terdakwa pada

gu

menggunakan mobil APV warna hitam dengan nomer polisi B 8986

AR.

Bahwa, Terdakwa sempat menghubungi Novel Andrias pada hari

ub
lik

ah

hari Jumat, tanggal 11 Juli 2008 sekitar jam 19.00 Wib dengan

Jumat tanggal 11 Juli 2008 sekitar jam 19.47 Wib agar Noval Andrias
menjemput Terdakwa di Pondok Indah.

am

Bahwa, pada saat di dalam apartemen korban Hery Santoso ada


menanyakan tentang pacar Terdakwa, lalu Terdakwa memperlihatkan

ep

ah
k

photo Novel Andrias sebagai pacar Terdakwa.

Bahwa, korban Hery Santoso ada mengatakan ingin berkencan


Bahwa, pada saat itu terjadi pertengkaran dan Terdakwa menampar

A
gu
ng

korban lalu terjadi perkelahian.

In
do
ne
si

dengan Novel Andrias dan hal itu membuat Terdakwa sakit hati.

Bahwa, pada saat itu Terdakwa mengambil pisau yang ada di dekat

televisi lalu Terdakwa menusuk perut korban berkali-kali sehingga


jatuh ke sofa bed.

Bahwa, setelah itu Terdakwa menyeret tubuh korban Heri Santoso ke

dalam kamar mandi karena pada saat di dalam kamar mandi korban

lik

nusuk mulut korban dan melukai wajah korban.

Bahwa, lalu pada saat itu Terdakwa mengambil gagang shower dan
memukul kepala korban Hery Santoso secara berulang-ulang, setelah

ub

ah

Heri Santoso masih berteriak, maka Terdakwa kembali menusuk-

itu Terdakwa mengambil besi ulir di laci dapur, sepanjang 51 cm yang

ka

biasa dipergunakan untuk memasang paku dan kembali memukul

ep

kepala korban hingga akhirnya korban Hery Santoso tidak bergerak


lagi.

besi, sempat terlintas dalam pikiran Terdakwa untuk membatalkan

ng

pembunuhan tersebut, tetapi Terdakwa tetap melakukannya oleh

on

al. 70 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

karena takut ketahuan akan perbuatannya.

es

Bahwa, benar pada saat dalam perjalanan ke dapur untuk mengambil

ah

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 70

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Bahwa, lalu setelah korban Heri Santoso tidak bergerak lagi,


Terdakwa berinisiatif untuk membuka seluruh pakaian korban dan

ng

memotong-motong tubuh korban menjadi tujuh bagian dengan pisau,


sebagai berikut:
Kaki bagian lutut sebelah kanan.

gu

Kaki bagian lutut sebelah kiri.


Pangkal paha sebelah kanan.

Pangkal paha sebelah kiri.


Badan bagian perut.

ub
lik

ah

Leher/kepala.

Bahwa, pada saat Terdakwa sedang memotong-motong tubuh korban

am

Heri Santoso, Terdakwa sempat menghubungi Novel Andrias pada


sekitar jam 20.37 Wib, agar Novel Andrias menjemput Terdakwa di

ah
k

ep

Pondok Indah.

Bahwa, Setelah Terdakwa memotong-motong tubuh korban Heri


Santoso menjadi tujuh bagian, Terdakwa lalu memajukan potongan

In
do
ne
si

badan bagian dada dan perut tersebut ke dalam koper merk President

warna biru, potongan kedua kaki / betis ke dalam plastik warna hitam,

A
gu
ng

potongan pinggul ke dalam plastik, potongan kepala ke dalam

kantong plastik warna merah, potongan kedua paha ke dalam plastik


warna

merah

bertuliskan

"CENTRO",

selanjutnya

Terdakwa

memasukkan potongan kedua kaki/betis, potongan dan potongan

kepala ke dalam tas merk Adidas warna abu-abu. Terdakwa lalu juga

memasukkan potongan kedua paha ke dalam tas koper merk

Bahwa, selanjutnya Terdakwa membersihkan sisa noda darah yang

lik

tercecer di kamar apartemen dan membuang besi ulir sepanjang 51


cm tersebut ke pembuangan sampah apartemen lantai tiga.

ub

ah

President warna biru.

Bahwa, Terdakwa membawa tas dan koper berisi potongan tubuh

ka

korban ke dalam bagasi mobil APV milik Korban yang ada di area

ep

parkir apartemen, setelah itu Terdakwa kembali ke kamar apartemen

ah

untuk mengambil kembali potongan tubuh korban yang lain di dalam


Bahwa, pada saat Terdakwa ingin menghidupkan mobil APV milik

on

al. 71 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

korban Heri Santoso tersebut, namun ternyata Terdakwa tidak

es

tas, untuk memasukkan juga ke dalam mobil APV korban.

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 71

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


menghidupkan

mobil

tersebut,

setelah

berhasil

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

tidak

berhasil

menghidupkan mobil tersebut maka Terdakwa pergi ke depan

apartemen untuk mencari taksi, setelah berhasil mendapatkan taksi,

ng

yaitu "TAXIKU" dengan No.Pol B 2688 XU dan No. lambung 088,


Terdakwa menaiki taksi tersebut dan masuk ke dalam area parkir

gu

apartemen dan memarkirkan taksi tersebut di sebelah kanan mobil


APV milik korban Heri Santoso, setelah itu pun Terdakwa turun dan

memindahkan tas dan koper tersebut ke bagasi taksi tersebut.

Bahwa, Terdakwa meminta supir taksi untuk membawa Terdakwa ke

daerah Pondok Indah namun ketika berada di daerah Jl. Kebagusan

ub
lik

ah

Pasar Minggu Jakarta Selatan, Terdakwa meminta berbelok ke


Jl.Kebagusan, ketika mobil taksi berada di dekat sebuah tanah

am

kosong di Jl. Kebagusan, Terdakwa pun meminta supir taksi untuk


menghentikan taksi, dan setelah Terdakwa membayar ongkos,
Terdakwa pun turun dari taksi dan menurunkan koper beserta tas

ep

ah
k

yang dibawanya lalu membuangnya ke tanah kosong tersebut.


Bahwa, berdasarkan fakta-fakta hukum di persidangan, yaitu pada

In
do
ne
si

saat Terdakwa melakukan hubungan baik melalui SMS dan telpon


dengan korban tertanggal 09 Juli 2008 untuk datang ke Apartemen

A
gu
ng

tempat tinggal Terdakwa, lalu korban datang pada tanggal 11 Juli

2008, sekira jam 17.00 Wib untuk dipertemukan dengan Dr. Victor dan

Terdakwa menjemput korban di Loby apartemen depan Pos Satpam,

lalu Terdakwa mengajak masuk kamar apartemen Terdakwa dengan

tidak ada niat sedikitpun untuk melakukan pembunuhan terhadap diri

korban, karena antara korban dan Terdakwa tidak ada permusuhan

awalnya, dan antara Terdakwa dan korban sudah saling kenal sudah

lik

Bahwa, dengan perbuatan Terdakwa meminjam pisau hari Rabu


tanggal, 08 Juli 2008, di Rumah Makan Masakan Padang yang
berada di Lantai Dasar Apartemen dengan tujuan untuk memasak

ub

ah

lama sejak tahun 2002 di Surabaya.

ka

pisang Keju, dan pada saat Terdakwa ambil pisau ditunjuk oleh Sdr.

ep

Boy salah satu penjaga warung, lalu Terdakwa mengambil pisau yang
kecil, bukan untuk merencanakan pembunuhan terhadap korban Hery

saksi-saksi yang ada.

Bahwa, yang bertamu ke rumah Terdakwa bukan hanya Novel

on

al. 72 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

Andreas, Dr. Victor, Amiatun, Fauzie Sanusi, dan korban Hery

es

ah

Santoso, ini terbukti dengan didukung oleh keterangan Terdakwa dan

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 72

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Terdakwa,

Santoso tapi masih banyak yang lainnya yang main ke rumah


sehingga

tidak

mungkin

Terdakwa

merencanakan

pembunuhan terhadap Hery Santoso saja, dan tidak mungkin

ng

menggunakan hanya dengan pisau dapur kecil seperti itu, pasti


menggunakan benda tajam atau alat-alat yang lain yang gampang

gu

dan mudah untuk membunuh lawan. Hai ini sinkron dengan

keterangan Terdakwa.

Bahwa, dari fakta persidangan berdasarkan keterangan Ahli Dr. Abdul

Mun'im Idries, Sp.F. Ahli Forensik Universitas Indonesia. Pada saat


Terdakwa memotong kaki kanan bagian lutut korban ditemukan tanda

ub
lik

ah

Intravital pada diri korban yang menandakan bahwa korban masih


hidup dan pada bagian lainnya korban sudah meninggal, artinya

am

meninggalnya korban Hery Santoso bukan karena terputusnya bagian


leher, atau karena dipukul kepalanya oleh Terdakwa tetapi korban
meninggal karena luka akibat benda tumpul pada bagian lainnya.
Bahwa, Terdakwa ketemu terakhir dengan Dr. Victor, yaitu pada hari

ep

ah
k

Kamis, tanggal 10 Juli 2008 sekitar jam 21.00 Wib dan sedang duduk

In
do
ne
si

bersama dengan Saksi Novel Andreas dan dapat terbantahkan


keterangan dari Saksi Amiati yang memberikan keterangan bahwa,

A
gu
ng

Terdakwa meminjam pisau tertanggal 10 Juli 2008 hari Kamis sekitar


jam 21.00 Wib, tetapi faktanya adalah bahwa Terdakwa meminjam

pisau, yaitu pada hari Rabu tanggal , 09 Juli 2008, pukul 21.00 Wib.

Bahwa, berdasarkan keterangan Saksi Ahli Drs. Untung Laksono. Msi


Psykolog, bahwa pada diri Terdakwa ditemukan ciri-ciri psikopat, yaitu

adanya perbuatan yang menunjukan kesadisan, tidak menyesal

lik

lawannya, dan selalu menganggap dirinya lebih dari orang lain. Ini
terbukti bahwa Terdakwa mengalami gangguan jiwa / psikopat .

Bahwa, fakta persidangan adanya besi ulir tersebut sebelum

ub

ah

terhadap apa yang telah dilakukannya, gampang mempengaruhi

Terdakwa pindah ke Apartemen tersebut dan Terdakwa pernah

ka

menggunakan untuk memasang paku untuk menggantung panci buat

ah

ep

masak yang Terdakwa temukan di dalam laci Meja dapur.


Bahwa, pada lokasi pembuangan bagian dari tubuh korban Hery
membuang di lokasi tanah kosong di Jl. Kabagusan Jakarta Selatan

ng

pada saat sudah jalan keliling dengan menggunakan taksi dan sesaat

on

al. 73 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

kemudian lihat di tempat pembuangan tubuh korban sepi, gelap dan

es

Santoso tidak diketahui sebelumnya oleh diri Terdakwa, niat untuk

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 73

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

tanah kosong tiba-tiba Terdakwa memberhentikan sopir taksi, dan


setelah taksi yang ditumpanginya jalan lalu Terdakwa membuangnya.

Hal ini terbantahkan bahwa Terdakwa tidak menentukan lokasi

ng

pembuangan bagian dari tubuh korban lebih dulu, dan logikanya


kalaupun

perencanaan

sangat

tidak

mungkin

gu

membuangnya di tengah-tengah perkampungan.

Terdakwa

Bahwa, berdasarkan fakta hukum di atas, tindakan Terdakwa

membunuh korban Hery Santoso bukan merupakan perbuatan yang

telah direncanakan lebih awal / lebih dulu, walaupun di dalam

persidangan terungkap adanya pinjam pisau dan adanya besi linggis

ub
lik

ah

yang digunakan untuk memukul kepala korban pada saat korban tidak
sadarkan diri, hal ini terbukti karena tidak ada atau ditemukan dari

am

semua keterangan saksi-saksi maupun alat bukti yang dihadirkan di


persidangan yang mengarah kepada perencanaan lebih dulu sebelum
Terdakwa membunuh korban. Dan termasuk mengenai lokasi di mana

ah
k

ep

tempat dibuangnya bagian dari tubuh korban yang tidak direncanakan


lebih dulu oleh Terdakwa. Dengan demikian unsur "Dan dengan

In
do
ne
si

direncanakan lebih dahulu" tidak terbukti.


4. Unsur Menghilangkan Nyawa Orang Lain

A
gu
ng

Bahwa benar, korban pembunuhan, yaitu Hery Santoso telah meninggal


dunia, akibat tusukan benda tumpul dan ditemukan dalam keadaan

terpotong menjadi 7 bagian atau dengan istilah dimutilasi oleh Terdakwa Very

Idham Henyansyah alias Ryan di Apartemen Residence Blok C Kamar 305


lantai 3, Jl. Margonda raya Depok. Namun tidak benar jika pembunuhan
dilakukan dengan sengaja dan dalam keadaan sadar sebagaimana tersebut

di atas dalam tenggang waktu untuk memikirkan perbuatan pembunuhan

lik

tersebut, karena fakta persidangan membuktikan bahwa pada saat


penusukan dan pemotongan tubuh korban terjadi, Terdakwa telah dikuasai
oleh jiwa emosional yang tinggi akibat dari ketersinggungan terhadap apa

ub

ah

yang dilakukan untuk dapat berpikir untuk meneruskan perbuatannya

yang telah dikatakan oleh korban sehingga tidak sempat lagi untuk

ep

ka

memikirkan untuk menunda perbuatannya itu, apalagi dengan adanya


tindakan yang direncanakan lebih dulu, sangat jauh dari fakta di

on

es

gu

ng

Prematur.

al. 74 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

ah

persidangan. Dengan demikian, unsur "Menghilangkan Nyawa Orang Lain"

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 74

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

2.4. Bahwa Menurut keterangan Psikiater, Ryan (Pemohon) seorang Psikopat


atau mengalami (Temporary Insanity) seharusnya dapat pengampunan dan
tidak

dapat

dihukum,

karena

belum

ada

Undang-Undang

ng

mengaturnya.

yang

Psikopat, adalah suatu kondisi di mana seseorang dalam kondisi sehat

gu

jasmani dan pikiran secara umum, tetapi memiliki suatu anomali di mana
seorang psikopat memenuhi unsur-unsur yang dinyatakan oleh Dr. Hare -

perumus

test

PCL-R

(Psychopath

Checklist

Revised)

yang

bisa

menentukan apakah seseorang mengidap psikopat atau tidak. Mengutip


dari keterangan Prof. Dr. TB Ronny Nitibaskara - Kriminolog UI, psikopat

ub
lik

ah

kelihatan sebagai 'sehat tapi sakit', dan sebaliknya, 'sakit tapi sehat'.
Clarke mengatakan bahwa psikopat berada di mana-mana, tidak hanya

am

ada di penjara, di ruang sidang pengadilan, atau pada kisah thriller".


Psikopat, baik laki-laki maupun perempuan, sedang berencana licik di
tempat kerja, di tengah-tengah masyarakat, di seluruh dunia, dan penelitian

ah
k

ep

menyatakan bahwa lima persen populasi orang dewasa yang bekerja


adalah psikopat di tempat kerjanya.

Di sanalah, menurut Clarke, mereka bersembunyi; lewat berbohong,

In
do
ne
si

mencurangi, mencuri, memanipulasi lewat ketrampilan sosial mereka yang

A
gu
ng

tinggi, mengorbankan dan menghancurkan para rekan dan teman, serta


kesemuanya tanpa rasa salah maupun penyesalan.

Seorang Profesor Belanda pakar psikologi, Corine de Ruiter menjelaskan

bahwa para pelaku psikopat ini memiliki sifat anti social, yaitu: tidak peduli
mana yang benar dan salah serta memiliki kecenderungan untuk
melakukan kekerasan., tidak punya empati, tidak punya rasa bersalah,

suka memanipulasi, suka melanggar janji dan perkataannya sendiri dan

lik

Profesior Corine de Ruiter para psikopat ini biasanya sangat pandai dan
senang melontarkan humor yang mampu membuat orang lain tertawa,
menawan dan sangat sopan.

ub

ah

narsis. Anti sosial di sini bukan berarti tidak suka bergaul karena menurut

Lebih buruk lagi, ia menilai, mereka yang disebut organisasional psikopat,

ka

berkembang pesat di dunia bisnis, di mana kezaliman dan nafsu mereka

ep

tidak saja mereka salah-artikan sebagai ambisi dan keterampilan

bonus.

Dalam wawancara rekrutmen, psikopat tampil mempesona dan tahu kapan

on

al. 75 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

harus tersenyum manis untuk memenangkan hati pewawancara sebagai

es

ah

memimpin, namun juga sebagai sesuatu yang dihargai melalui promosi dan

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 75

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

orang yang cocok untuk lowongan itu. "Mereka adalah pembicara yang

sangat bagus dan kadang mengarang riwayat hidupnya, sehingga


pewawancara terperdaya. Mereka terlihat mempesona, cerdas dan piawai,

ng

tapi jika anda sedikit saja gali lebih dalam, anda akan tahu seperti apa
mereka sebenarnya," kata Clarke.

gu

Ada perbedaan antara Psikopat di tengah masyarakat (Psikopat Kriminal)


dan Psikopat di tempat kerja, yaitu

"Mereka berpikir layaknya psikopat

kriminal. Mereka berusaha sekeras-kerasnya demi mereka sendiri.


Perbedaan keduanya adalah, psikopat kriminal menghancurkan korban
secara fisik sedangkan psikopat tempat kerja menghancurkan korbannya

ub
lik

ah

secara psikologis," ujarnya.

Menurut Clarke, psikopat dapat diketahui dari pola perilaku dan ciri

am

kepribadian di bawah ini:

Tanpa dosa. Psikopat tempat kerja tidak menyesali berapapun yang


mereka jadikan korban, mereka tusuk dari belakang atau yang hasil

ep

ah
k

kerjanya mereka curi.

Mempesona. Mereka adalah pembicara yang sangat bagus. Mereka

Manipulatif. Mereka memangsa berbagai kelemahan orang. Mereka

A
gu
ng

In
do
ne
si

kelompok.

lebih suka berhadapan empat mata, meskipun tidak takut rapat

sangat pandai beradaptasi dengan orang lain, tahu bilamana harus

tampil percaya diri atau kurang percaya diri, kapan harus kelihatan
bodoh, kapan harus tersenyum.

Parasitis. Mereka mencari penghargaan dari hasil kerja orang lain.

Pembohong yang patologis. Psikopat tempat kerja bukan pembohong

lik

menemukan selamat. Drama queen itulah mereka.

Tak menentu. Psikopat hanya punya emosi pokok (senang, sedih,


marah). Mereka pada umumnya pandai menyembunyikan emosi

ub

ah

ulung. Namun, jika mereka ketahuan, mereka dapat berdalih untuk

mereka, dapat tersenyum bila sedih ataupun pura-pura menangis.

ka

Psikopat mencari pertemanan dengan orang yang punya kedudukan lebih

ep

tinggi agar dapat melindungi mereka. Mereka tidak segan-segan menukar

ah

tubuh mereka agar mereka mendapat apa yang mereka inginkan. Mereka

es
on

al. 76 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

kedudukan.

akan merongrong sekaligus berteman dengan bos dan berusaha meniti

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 76

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Mereka yang diincar psikopat akan menerima akibat yang menghancurkan.

Clarke mengatakan, ada dua senjata yang biasa mereka pakai, yaitu:
pendidikan dan kerjasama tim/pertemanan. Dalam situasi di mana majikan

ng

tidak bertindak, maka Clarke menyarankan, korban sebaiknya menghindari.

Mengapa? Oleh karena, korban tidak bisa mengubah seorang psikopat,

gu

dan proses rehabilitasi hanya akan memperparah mereka. Mereka akan

mengejar sampai kemanapun untuk menghukum orang-orang yang berani

melaporkan mereka.

"Mereka tidak peduli. Mereka tidak berpikir dirinya adalah psikopat bahkan

beberapa dari mereka sangat religius dan bersembunyi di balik agama dan

ub
lik

ah

simbol agamanya. Mereka tidak berpikir apa yang sedang dilakukan adalah
salah. Mereka hanya berpikir dirinya pintar, selalu ingin membuktikan

am

dirinya pintar, cantik, tampan, bertingkah laku baik dan jika semua orang
secerdas mereka, semuanya pun akan melakukan hal serupa," katanya.
Akhirnya, Clarke pun berpesan: "Mereka akan menggunakan keterampilan
mereka,

kemampuan

mereka

ep

ah
k

sosial

menilai

orang

untuk

makin

memanipulasi orang demi keuntungan mereka".

a. Sebelum kita menjelaskan lebih jauh tentang pengampunan menurut hukum

In
do
ne
si

positif (materiil), maka perlu kita ketahui dulu menurut Allah SWT.

A
gu
ng

Bagaimana cara membangun spiritual leadership? Setiap diri kita adalah


pemimpin, oleh karenanya Al Qur'an telah menunjukkan bagaimana untuk

menjadi seorang pemimpin yang baik: Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar)

mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni


dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Ali 'Imran -

31). Yang dimaksud di sini adalah kepatuhan mengikuti jejak Rasulullah


SAW.

lik

kesempurnaan dirinya dan senantiasa memohon ampunan Allah atas


kesalahan yang dilakukan, dan hendaklah kamu meminta ampun kepada
Tuhanmu dan bertobat kepada-Nya. (Jika kamu, mengerjakan yang

ub

ah

Zero Mind leadership (Shiddiq) : Pemimpin senantiasa menyadari tidak

demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus)

ka

kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan

ep

memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan)

ah

keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu


Rendah Hati Leadership (Fathonah) : Pemimpin yang rendah hati menyadari

on

al. 77 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

bahwa yang sempurna adalah Allah dan senantiasa berupaya menuju

es

akan ditimpa siksa hari kiamat. (Hud - 3).

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 77

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

kesempurnaan. Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan

bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum

terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan


30).

ng

pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang. (Thaahaa -

gu

Spiritual

berprinsip

sebagai

Commitment
dan

Leadership

berkomitmen

(Amanah)

pada

Allah

Yang

tujuan pengabdiannya.

Pemimpin
Maha

yang

Tinggi

Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang kepada

(agama)-Nya, niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat

ub
lik

ah

yang besar dari-Nya (surga) dan limpahan karunia-Nya. Dan menunjuki


mereka kepada jalan yang lurus (untuk sampai) kepada-Nya. (An Nisaa'

am

-175).

Transformatif Leadership (Tabligh) : Pemimpin yang melakukan transformasi


menuju hasil yang lebih baik dan hebat. Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu,

ah
k

ep

maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat


pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang
kamu apa yang telah kamu kerjakan". (At Taubah -105).

In
do
ne
si

Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada

A
gu
ng

Demikianlah untuk menjadi renungan bagi kita bersama untuk selalu

mengikuti suri tauladan dari Nabi Muhammad SAW karena padanya sebaikbaik

pemberi

peringatan.

Katakanlah:

"Sesungguhnya

aku

hendak

memperingatkan kepadamu suatu hal saja, yaitu supaya kamu menghadap


Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri; kemudian kamu
pikirkan (tentang Muhammad).

b. Pemahaman terhadap Psikopat

lik

egosentris, tidak punya empati, dan tidak pernah menyesal. Terdapat


sepuluh karakter spesifik psikopat. Di antaranya adalah: tidak memiliki
empati, emosi dangkal, manipulatif, pembohong, egosentris, pintar bicara,

ub

ah

Terdapat tiga ciri utama yang biasanya melekat pada seorang psikopat, yakni

toleransi yang rendah pada frustasi, membangun relasi yang singkat dan

ka

episodik, gaya hidup parasitik, dan melanggar norma sosial yang persisten.

ep

Seorang psikopat selalu membuat kamuflase yang rumit, memutar balik

keuntungan dirinya sendiri.

Sejumlah penelitian menunjukkan, psikopat lebih suka menyiksa pasangan

on

al. 78 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

daripada membunuhnya. Dari sekian banyak pembunuhan dalam rumah

es

ah

fakta, menebar fitnah, dan kebohongan untuk mendapatkan kepuasan dan

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 78

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

tangga hanya 2% yang pelakunya benar-benar seorang psikopat. Para


psikopat umumnya tidak menyesal setelah melakukan aksinya. Hanya sedikit
psikopat yang menyesal lalu memutuskan bunuh diri. Dari 2% psikopat yang

ng

melakukan pembunuhan, seperempatnya melakukan bunuh diri.

Sehingga apa yang menjadi ciri utama terhadap Psikopat adalah memiliki

gu

kesamaan dengan keterangan ahli Psikologi dari Polri yang telah menjadi

saksi di depan persidangan adalah memiliki kesamaan walaupun di dalam

kesimpulannya tidak mengatakan bahwa Pemohon adalah bukan pengidap


Psikopat Keterangan inilah yang menurut kami tidak Konsisten / lnkosisten.

c. Selengkapnya Gejala Psikopat Adalah Sebagai Berikut:

ub
lik

ah

1. Impulsif dan sulit mengendalikan diri. Untuk psikopat tidak ada waktu
untuk menimbang baik-buruknya tindakan yang akan mereka lakukan

am

dan mereka tidak peduli pada apa yang telah diperbuatnya atau
memikirkan tentang masa depan. Pengidap juga mudah terpicu
amarahnya akan hal-hal kecil, mudah bereaksi terhadap kekecewaan,

ah
k

ep

kegagalan, kritik, dan mudah menyerang orang hanya karena hal sepele.
2. Sering berbohong, fasih dan dangkal. Psikopat sering kali pandai melucu

dan pintar bicara, secara khas berusaha tampil dengan pengetahuan di

In
do
ne
si

bidang sosiologi, psikiatri, kedokteran, psikologi, filsafat, puisi, sastra, dan

A
gu
ng

lain-lain. Seringkali pandai mengarang cerita yang membuatnya positif,

dan bila ketahuan berbohong mereka tak peduli dan akan menutupinya

dengan mengarang kebohongan lainnya dan mengolahnya seakan-akan

itu fakta.

3. Manipulatif dan curang. Psikopat juga sering menunjukkan emosi

dramatis walaupun sebenarnya mereka tidak sungguh-sungguh. Mereka

juga tidak memiliki respon fisiologis yang secara normal diasosiasikan

lik

kering, tegang, gemetar - bagi psikopat hal ini tidak berlaku. Karena itu
psikopat seringkali disebut dengan istilah "dingin".
4. Egosentris dan menganggap dirinya hebat.

ub

ah

dengan rasa takut seperti tangan berkeringat, jantung berdebar, mulut

5. Tidak punya rasa sesal dan rasa bersalah. Meski kadang psikopat

ka

mengakui perbuatannya namun ia sangat meremehkan atau menyangkal

ep

akibat tindakannya dan tidak memiliki alasan untuk peduli.

ah

6. Senang melakukan pelanggaran dan bermasalah perilaku di masa kecil.

7. Kurang empati. Bagi psikopat memotong kepala ayam dan memotong

es
on

al. 79 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

kepala orang, tidak ada bedanya.

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 79

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id

perkelahian, jam tidur larut dan sering ke luar rumah.


9. Tidak

mampu

bertanggung

jawab

dan

melakukan

ng

kesenangan belaka.
10. Hidup

sebagai

parasit

karena

In
do
ne
si
a

8. Psikopat juga teguh dalam bertindak agresif, menantang nyali dan

memanfaatkan

gu

kesenangan dan kepuasan dirinya.

11. Sikap antisosial di usia dewasa.

hal-hal

orang

lain

demi

untuk

Pada dasarnya, psikopat tidak bisa diterapi secara sempurna tetapi hanya

bisa terobservasi dan terdeteksi. Untuk tahap pengobatan dan rehabilitasi


psikopat saat ini baru dalam tahap kompleksitas pemahaman gejala. Terapi

ub
lik

ah

yang paling mungkin adalah non obat seperti konseling. Namun melihat
kompleksitas masalahnya, terapi psikopat bisa dikatakan sulit bahkan tidak

am

mungkin. Seorang psikopat tidak merasa ada yang salah dengan dirinya
sehingga memintanya datang teratur untuk terapi adalah hal yang mustahil.
Yang bisa dilakukan manusia adalah menghindari orang-orang psikopat

ah
k

ep

memberikan terapi pada korbannya, mencegah timbul korban lebih banyak


dan mencegah psikopat jangan berubah menjadi kriminal.

d. Pertanggungjawaban Pidana Psikopat di Indonesia.

In
do
ne
si

Kalau berbicara tentang pertanggungjawaban pidana, mau tidak mau juga

A
gu
ng

harus membahas tentang tindak pidana meskipun pembahasan tentang


tindak pidana tidak serta merta berkaitan dengan pertanggungjawaban

pidana. Mengapa demikian? Karena perbuatan pidana hanya menunjuk

kepada dilarang dan diancamnya perbuatan dengan suatu pidana.

Sedangkan terhadap orang yang melakukan perbuatan, apakah kemudian


dijatuhi pidana sebagaimana yang telah diancamkan, itu tergantung dari

permasalahan apakah dalam melakukan perbuatan tersebut orang tersebut

schuld; actus non facit reum nisi mens sir rea).

Pertanggungjawaban Pidana.

ep

a. Perbuatan Pidana

Dikenakan Sanksi Pidana dan

ub

2.5. Perbuatan Pemohon Tidak Dapat

lik

pidana dikenal dengan asas tiada pidana tanpa kesalahan (geen straf zonder

ka

ah

mempunyai kesalahan atau tidak. Hal ini penting karena dalam hukum

Perbuatan pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan

ah

hukum, perbuatan mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana

dengan kata lain perbuatan pidana adalah perbuatan yang oleh suatu

on

al. 80 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

aturan hukum dilarang dan diancam pidana, asal saja dalam pada itu

es

tertentu, bagi barangsiapa yang melanggar larangan tersebut. Atau

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 80

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

diingat bahwa larangan ditujukan kepada perbuatan, (yaitu suatu


keadaan atau kejadian yang ditimbulkan oleh kelakuan orang),
sedangkan

ancaman

pidananya

ditujukan

kepada

orang

yang

ng

menimbulkannya kejadian itu. Menurut D. Schaffmeister, perbuatan

pidana adalah perbuatan manusia yang termasuk dalam ruang lingkup

gu

rumusan delik, bersifat melawan hukum dan dapat dicela. Lebih lanjut

dijelaskan secara lebih rinci, sebagai berikut:

Perbuatan manusia: bukan hanya keyakinan atau niat, tetapi hanya


melakukan atau tidak melakukan dapat dipidana. Yang juga

dianggap sebagai perbuatan manusia adalah perbuatan badan

ub
lik

ah

hukum, dalam ruang lingkup rumusan delik: semua unsur rumusan


delik yang tertulis harus dipenuhi.

am

Bersifat melawan hukum: suatu perbuatan yang memenuhi semua


unsur rumusan delik yang tertulis (misalnya, sengaja membunuh

ep

orang lain) tidak dapat dipidana kalau tidak bersifat melawan hukum
dalam perang).

Dapat dicela: suatu perbuatan yang memenuhi semua unsur delik

In
do
ne
si

ah
k

(misalnya, sengaja membunuh tentara musuh oleh seorang tentara

yang tertulis dan juga bersifat melawan hukum, namun tidak dapat

A
gu
ng

dipidana kalau tidak dapat dicela pelakunya. Misalnya, kalau dia


berada dalam kesesatan yang dapat dimaafkan (ingat putusan
terkenal tahun 1916 tentang "Air dan Susu"). Sifat melawan hukum

dan sifat dapat dicela itu merupakan syarat umum untuk dapat

dipidananya perbuatan, sekalipun tidak disebut dalam rumusan

delik. Inilah yang dinamakan unsur di luar Undang-Undang; jadi

yang tidak tertulis. Untuk dapat disebut sebagai suatu perbuatan

lik

ah

pidana sudah barang tentu harus dirinci terlebih dahulu apakah


suatu perbuatan memenuhi unsur untuk dapat disebut sebagai

perbuatan pidana. Menurut Moelyatno, tiap-tiap perbuatan pidana

ub

harus terdiri atas unsur-unsur lahir oleh karena perbuatan yang

ka

mengandung kelakuan dan akibat yang ditimbulkan karenanya,

ep

adalah suatu kejadian dalam alam lahir. Di samping juga


(a) kelakuan dan akibat, untuk adanya perbuatan pidana biasanya

ah

diperlukan pula adanya (b) hal ikhwal atau keadaan tertentu yang

dua golongan, yaitu yang mengenai diri orang yang melakukan

on

al. 81 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

perbuatan dan yang mengenai di luar diri si pembuat. Sementara itu.

es

menyertai perbuatan, hal ikhwal mana oleh Van Hamel dibagi dalam

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 81

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

D. Schaffmeister menguraikan tentang unsur-unsur perbuatan


pidana secara menarik dengan melakukan pembagian sebagai
berikut :

ng

Unsur Undang-Undang dan yang di luar Undang-Undang. Tidak

gu

dapat dijatuhkan pidana karena suatu perbuatan tidak termasuk

dalam rumusan delik. Ini tidak berarti bahwa selalu dapat

dijatuhkan pidana kalau perbuatan itu tercantum dalam rumusan

delik, karena harus dipenuhi dua syarat yaitu: perbuatan tersebut


bersifat melawan hukum dan dapat dicela. Sifat melawan hukum

dan sifat dapat dicela itu merupakan syarat umum untuk dapat

ub
lik

ah

dipidananya perbuatan, sekalipun tidak disebut dalam rumusan


delik. Inilah yang dinamakan di luar Undang-Undang (jadi tidak

am

tertulis).

Sifat Melawan Hukum atau Kesalahan Sebagai Unsur Undang-

ep

Undang. Lain halnya kalau perbuatan yang ditetapkan oleh

ah
k

ketentuan pidana biasanya sah dan tidak sahnya merupakan


perkecualian. Hanya perkecualian itulah yang patut dipidana.

In
do
ne
si

Sebagai contoh adalah perusakan barang milik orang lain terjadi


hampir setiap hari tanpa bersifat melawan hukum, misalnya

A
gu
ng

pembongkaran rumah. Dalam menentukan perbuatan itu dapat

dipidana, pembentuk Undang-Undang menjadikan sifat melawan

hukum (jadi yang tertulis) sebagai unsur tertulis. Tanpa unsur ini,
rumusan Undang-Undang akan menjadi terlampau luas. Juga
sifat dapat dicela kadang-kadang dimasukkan dalam rumusan
delik, yaitu dalam delik kulpa. Hanya istilah "dapat dicela" itu

sendiri tidak dijumpai dalam rumusan delik. Hoge Raad

lik

ah

memutuskan bahwa sifat dapat dicela merupakan bagian dari


pengertian kesalahan kulpa menurut Undang-Undang (Putusan
tentang Perawat, 1963). Kalau yang dituduhkan suatu delik

ub

kulpa, maka harus dibuktikan, bahwa pelaku tidak hanya kurang


hati-hati, tetapi juga dapat dicela.

Unsur Tertulis dari Rumusan Delik atau Alasan Penghapus

ep

ka

Pidana.

ah

Dalam suatu ketentuan pidana, pembentuk Undang-Undang

Kadang-kadang ditambahkan dengan menyebutkan keadaan di

on

al. 82 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

mana melakukan perbuatan itu tidak dipidana. Jadi pembentuk

es

tidak selalu merumuskan perbuatan yang dapat dipidana saja.

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 82

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Undang-Undang menambahkan alasan penghapusan pidana


pada rumusan delik. Alasan penghapusan pidana ini hanya dapat

digunakan kalau perbuatan itu telah dilakukan dan kalau terjadi

ng

keadaan khusus yang dicantumkan dalam alasan penghapusan


pidana.

gu

b. Pertanggungjawaban Pidana

Sebagaimana telah disebutkan di muka bahwa, perbuatan pidana

hanya menunjuk kepada dilarang dan diancamnya perbuatan dengan

suatu pidana. Sementara terhadap orang yang melakukan perbuatan


apakah dipidana sesuai dengan yang diancamkan atau tidak,

ub
lik

ah

tergantung dari apakah dalam melakukan perbuatan orang tersebut


mempunyai kesalahan atau tidak. Hal ini menjadi sangat penting terkait

am

dengan asas mendasar dalam hukum pidana, yaitu tiada pidana tanpa
kesalahan (geen straf zonder schuld).

Relevan dengan persoalan ini, Moelyatno menyatakan bahwa :

ah
k

ep

"Di Belanda pada umumnya tidak mengadakan pemisahan antara


dilarangnya perbuatan dan dipidananya orang yang melakukan

perbuatan tersebut (strafbaar heid van het feit/strafbaar heid van de

In
do
ne
si

persoon), dalam istilahnya strafbaar feit, hubungan antara perbuatan

A
gu
ng

pidana dan kesalahan dinyatakan dengan hubungan antara sifat

melawan hukumnya perbuatan (wederrechtelijkheid) dan kesalahan


(schuld). Dikatakan bahwa schuld tidak dapat dimengerti tanpa adanya

wederrechtelijkheid, tetapi sebaliknya wederrechtelijkheid mungkin ada


tanpa adanya kesalahan".
Lebih

lanjut

dikatakan

bahwa,

orang

tidak

mungkin

dipertanggungjawabkan (dijatuhi pidana) kalau dia tidak melakukan

lik

selalu dia dapat dipidana. Pertanyaan yang timbul kemudian adalah di


mana letak dapat dipertanggungjawabkannya suatu perbuatan pidana?
Kunci dapat dipertanggungjawabkan atau tidaknya suatu perbuatan

ub

ah

perbuatan pidana. Tetapi meskipun melakukan perbuatan pidana, tidak

pidana terletak pada ada tidaknya "kesalahan".


contoh sebagai berikut:

ah

a. seorang

anak

ep

ka

Moelyatno membahas kesalahan dengan mula-mula memberikan


bermain

korek

api

di

dekat

rumah

yang

b. seorang gila tanpa diduga melakukan penyerangan dan pemukulan

on

al. 83 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

terhadap orang lain;

es

mengakibatkan kebakaran;

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 83

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id

In
do
ne
si
a

c. seorang dokter terpaksa membuat surat keterangan bahwa


seseorang menderita penyakit karena ditodong pistol. Dari contoh

tersebut dikatakan bahwa, sesungguhnya baik si anak kecil, si gila,

ng

maupun dokter tadi dalam keadaannya masing-masing, tidak dapat

dipersalahkan karena berbuat demikian, sebab mereka kita anggap,

gu

tidak dapat berbuat lain daripada apa yang telah dilakukan. Dan
kalau

orang

dalam

keadaan-keadaan

tertentu

tidak

dapat

diharapkan, jadi juga tidak dapat diharuskan berbuat lain dari pada

apa yang telah dilakukan, maka sudah sewajarnyalah bahwa orang

itu tak mungkin kita bela, dan karenanya pula tidak mungkin kita

ub
lik

ah

pertanggungjawabkan atas perbuatannya.

Lebih lanjut Moelyatno memberikan catatan sebagai berikut:

am

Pertama, bahwa orang dapat dikatakan mempunyai kesalahan jika dia


pada waktu melakukan perbuatan pidana dilihat dari segi masyarakat
dapat dicela karenanya, yaitu kenapa melakukan perbuatan yang

ah
k

ep

merugikan masyarakat padahal mampu untuk mengetahui makna (jelek)


perbuatan tersebut dan karenanya dapat bahkan harus menghindari

untuk berbuat demikian? Jika begitu tentunya perbuatan tersebut

In
do
ne
si

memang sengaja dilakukan, dan celaannya lalu berupa: kenapa

A
gu
ng

melakukan perbuatan yang dia mengerti bahwa perbuatan itu merugikan


masyarakat?

Kedua, orang juga dapat dicela karena melakukan perbuatan pidana jika
dia, meskipun tak sengaja dilakukan, tetapi terjadinya perbuatan tersebut
dimungkinkan karena dia alpa atau lalai terhadap kewajiban-kewajiban

yang dalam hal tersebut, oleh masyarakat dipandang seharusnya


(sepatutnya) dijalankan olehnya. Di sini celaan tidak berupa kenapa

menjalankan

kewajiban-kewajiban

yang

lik

perbuatan seperti dalam hal kesengajaan, tetapi berupa kenapa tidak


seharusnya

(sepatutnya)

dilakukan olehnya dalam hal itu, sehingga karenanya masyarakat

ub

ah

melakukan perbuatan padahal mengerti (mengetahui) sifat celanya

dirugikan. Di sini perbuatan dimungkinkan terjadi karena kealpaan.

ka

Ketiga, selain dari kedua hai tersebut di atas, orang juga dapat

ep

melakukan perbuatan pidana pada hal tidak mungkin dikatakan bahwa

ah

ada kesengajaan atau kealpaan sehingga dia tidak dapat dicela apa-apa
kewajiban-kewajiban yang diharuskan padanya oleh peraturan lalu lintas,

on

al. 84 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

tapi malang sekali, ada anak yang sekonyong-konyong memotong jalan,

es

misalnya: orang yang mengendarai mobil; dia sudah menjalankan semua

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 84

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

sehingga ditabrak oleh mobilnya dan meninggal dunia. Di sini tidak dapat
dicelakan apa-apa kepada pengemudi mobil sebab perbuatan membikin
mati anak tersebut terang sama sekali tidak disengajanya, atau

ng

dimungkinkan karena kealpaannya. Di sini dia dianggap tidak mempunyai


kesalahan, dan matinya anak tadi adalah suatu kecelakaan, sama saja

gu

misalnya kalau dia disambar petir atau tertimpa oleh pohon yang roboh

karena angin.

Menurut Simons, kesalahan adalah adanya keadaan psikis yang tertentu

pada orang yang melakukan perbuatan pidana dan adanya hubungan


antara keadaan tersebut dengan perbuatan yang dilakukan yang

ub
lik

ah

sedemikian rupa sehingga orang itu dapat dicela karena melakukan


perbuatan tadi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk adanya

am

kesalahan harus dipikirkan dua hal di samping melakukan perbuatan


pidana.

pertama: adanya psikis (bathin) tertentu, dan kedua: adanya hubungan

ah
k

ep

yang tertentu antara keadaan bathin tersebut dengan perbuatan yang


dilakukan sehingga menimbulkan celaan tadi. Lebih lanjut dikemukakan

bahwa untuk adanya kesalahan, hubungan antara keadaan bathin

In
do
ne
si

dengan perbuatannya (atau dengan suatu keadaan yang menyertai

A
gu
ng

perbuatan) yang menimbulkan celaan tadi harus berupa kesengajaan


atau kealpaan.

Sementara itu, S.R. Sianturi memetakan pengertian kesalahan dalam


beberapa pemahaman sebagai berikut:

Pertama, pendapat Simons. Untuk mengatakan adanya kesalahan pada

pelaku, harus dicapai dan ditentukan terlebih dahulu beberapa hal yang

menyangkut pelaku yaitu:

lik

2. Hubungan kejiwaan (psichologistiche betrekking) antara pelaku,


kelakuannya dan akibat yang ditimbulkan (termasuk pula kelakuan
yang tidak bertentangan dengan hukum dalam penghidupan sehari-

ub

ah

1. Kemampuan bertanggungjawab (toerekenings-vatbaarheid);

hari);

ka

3. Dolus atau culpa.

ep

Kedua, pendapat Noyon, bahwa ciri-ciri umum kesalahan yang


Bahwa pelaku mengetahui atau harus dapat mengetahui hakekat

dari kelakuannya dan keadaan yang bersamaan dengan kelakuan itu.

on

al. 85 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

(sepanjang keadaan itu ada hubungannya);

es

3.1)

ah

berhubungan dengan hukum positif adalah:

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 85

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


Bahwa pelaku mengetahui atau patut harus menduga bahwa

3.2)

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

kelakuannya itu bertentangan dengan hukum (onrechtmatig);


3.3)

Bahwa kelakuannya itu dilakukan bukan karena sesuatu keadaan

ng

jiwa yang tidak normal (vide Pasal 44 KUHP);

3.4)

Bahwa kelakuannya itu dilakukan bukan karena pengaruh dari

gu

sesuatu keadaan darurat/paksa.

Ketiga, pendapat Pompe. Menurutnya, dilihat dari kehendak, kesalahan

melawan-hukum (wederrechtelijkheid) merupakan bagian luar dari


padanya. Artinya, kesalahan merupakan kelakuan yang bertentangan

ah

dengan

hukum

yang

(seharusnya)

dapat

dihindari

(vermijdbare

ub
lik

itu merupakan bagian dalam dari kehendak pelaku sedangkan sifat-

wederrechtelijke gedraging), yaitu penggangguan ketertiban hukum yang

am

(seharusnya) dapat dihindarkan. Sedangkan sifat melawan hukum,


merupakan kelakuan yang bertentangan dengan hukum untuk kelakuan
mana ia dicela.

ep

ah
k

Keempat, pendapat Roeslan Saleh. Dalam hubungannya dengan


kesalahan menurutnya unsur kesalahan tidak termasuk dalam pengertian
pidana

lagi

dan

harus

merupakan

perbuatan

unsur

bagi

In
do
ne
si

pertanggungjawaban dalam hukum pidana. Seseorang mempunyai

A
gu
ng

kesalahan apabila pada waktu melakukan perbuatan pidana dilihat dari

segi masyarakat, dia dapat dicela oleh karenanya sebab dianggap dapat
berbuat lain jika memang tidak ingin berbuat demikian.

Dilihat dari segi masyarakat, ini menunjukkan pandangan yang normatif

mengenai kesalahan. Seperti diketahui mengenai kesalahan ini dulu

orang berpandangan psichologis. Demikian misalnya pandangan dari


pembentuk W v S. Tetapi kemudian pandangan ini ditinggalkan orang dan

lik

ditentukan bagaimana dalam keadaan senyatanya bathin dari pada


Terdakwa, tetapi bergantung pada bagaimanakah penilaian hukum
mengenai keadaan bathinnya itu, apakah dipernilai ada ataukah tidak ada

ub

ah

orang lalu berpandangan normatif. Ada atau tidaknya kesalahan tidaklah

kesalahannya. Kemudian dapat disimpulkan bahwa unsur kesalahan itu,

ka

mempunyai unsur-unsur pula, yaitu:

ep

1. Kemampuan bertanggungjawab;

ah

2. Kesengajaan atau kealpaan, (sebagai bentuk kesalahan, dan pula

es

pelaku);

sebagai penilaian dari hubungan bathin dengan perbuatannya

on

al. 86 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

3. Tidak adanya alasan pemaaf.

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 86

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

c. Psikopat dan Alasan Pemaaf

Mencermati uraian tentang pertanggungjawaban pidana yang dianut di

Indonesia, terlihat bahwa dalam pertanggungjawaban pidana sangat

ng

tergantung pada ada tidaknya kesalahan hal ini berkaitan dengan asas tiada

pidana tanpa kesalahan. Salah satu alasan yang dapat meniadakan

gu

kesalahan ini adalah ada tidaknya alasan pemaaf.

Dalam KUHP salah satu alasan yang menyebabkan seseorang disebut tidak

mampu bertanggungjawab adalah karena adanya alasan pemaaf, diatur


dalam Pasal 44 KUHP sebagai berikut:
Pasal 44.

ub
lik

ah

1) Barang siapa melakukan perbuatan yang tidak dapat dipertanggungkan


kepadanya karena jiwanya cacat dalam pertumbuhan atau terganggu

am

karena penyakit, tidak dipidana.

2) Jika ternyata perbuatan itu tidak dapat dipertanggungkan kepada


pelakunya karena pertumbuhan jiwanya cacat atau terganggu karena
maka

Hakim

dapat

memerintahkan

ep

ah
k

penyakit,

supaya

orang

itu

dimasukkan ke rumah sakit jiwa, paling lama satu tahun sebagai waktu

percobaan.

In
do
ne
si

3) Ketentuan dalam ayat (2) hanya berlaku bagi Mahkamah Agung,

A
gu
ng

Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri.

Mencermati ketentuan Pasal 44 KUHP tersebut tidak secara jelas mengatur

sejauh mana seseorang dapat dikatakan mengalami keadaan jiwa yang

cacat dan terganggu jiwanya karena penyakit. Namun demikian dalam


praktek penyelenggaraan hukum pidana biasanya mengacu pada MvT yang
mengkategorikan jiwanya cacat adalah:
3).1.

Keadaan jiwa orang itu sedemikian rupa sehingga ia tidak dapat

ia tidak dapat menentukan kehendaknya terhadap perbuatan yagn

lik

3).2.

dilakukannya;
3).3.

ia tidak dapat menginsyafi bahwa perbuatannya adalah terlarang.

ub

ah

mengerti akan baik dan buruk dari perbuatan yang dilakukannya;

Praktek penyelenggaraan hukum pidana di Indonesia menunjukkan bahwa

ka

Penuntut Umum tidak menjadikan psikopat sebagai alasan pemaaf yang

ep

digunakan untuk membebaskan pelaku tindak pidana dari tuntutan hukuman

ah

pemidanaan. Demikian juga dengan Hakim tidak menjadikan psikopat


dakwaan yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum. Beberapa contoh kasus

on

al. 87 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

pembunuhan yang pelakunya dapat dikategorikan sebagai psikopat ternyata

es

sebagai alasan pemaaf yang dapat membebaskan pelaku tindak pidana dari

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 87

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

mendapatkan putusan pidana mati. Bahkan dapat dikatakan bahwa psikopat

justru menjadi alasan pemberatan dalam pengajuan tuntutan oleh Jaksa


Penuntut Umum dan penjatuhan pemidanaan bagi Hakim.

ng

Pertanyaan penting yang diajukan berkaitan dengan hal ini, apakah


pengenaan vonis hukuman mati tersebut sudah tepat diberikan pada

gu

seorang psikopat? Hal tersebut perlu dianalisis karena dalam Pasal 44 ayat

(1) KUHP menyatakan bahwa "Barangsiapa melakukan perbuatan yang tidak

dapat dipertanggungjawabkan kepadanya karena jiwanya cacat dalam


pertumbuhan atau terganggu karena penyakit, tidak dipidana.

Selanjutnya dalam ayat (2) disebutkan "Jika ternyata perbuatan itu tidak

ub
lik

ah

dapat dipertanggungkan kepada pelakunya karena pertumbuhan jiwanya


cacat atau terganggu karena penyakit, maka Hakim dapat memerintahkan

am

supaya orang itu dimasukkan ke rumah sakit jiwa, paling lama satu tahun
sebagai waktu percobaan."

Pasal 44 KUHP ini merupakan 'pintu' pertemuan psikiater dengan profesi

ah
k

ep

hukum untuk berdiskusi menentukan kemampuan pertanggungjawaban


pidana dari pelaku kejahatan. Dengan bantuan analisis psikiater melalui

visum et repertum, psikiatrik, kalangan profesi hokum, baik polisi, jaksa,

In
do
ne
si

ataupun Hakim, akan bisa secara tepat mengetahui apakah seorang

A
gu
ng

psikopat masuk dalam kriteria "jiwanya cacat dalam pertumbuhan atau

terganggu karena penyakit" dari Tersangka atau Terdakwa. Sedangkan


pakar hukum selama ini lebih mengacu pada penafsiran MvT yang
mengkategorikan "jiwanya cacat" adalah:

a. Keadaan jiwa orang itu sedemikian rupa sehingga ia tidak dapat mengerti
akan baik dan buruk dari perbuatan yang dilakukannya;

b. la tidak dapat menentukan kehendaknya terhadap perbuatan yang

lik

c. la tidak dapat menginsafi bahwa perbuatannya adalah terlarang.


d. Psikopat dan Tujuan Pemidanaan

Dalam ilmu hukum pelibatan psikiater dalam membantu Hakim untuk

ub

ah

dilakukannya;

menentukan berat ringannya hukuman telah mendapatkan pengakuan sejak

ep

ka

ratusan tahun yang lalu. Di Belanda misalnya, pada tahun 1795 telah mulai
diterapkan pada kasus Herman Afkens. Terdakwa dituduh membunuh kedua

ah

anak perempuan yang berumur 2 tahun dan 7 tahun. Dalam perkara ini

A.Bonn, D.van Rhijn, dan N.Boudt. Visum psikiatrik mereka menyatakan

on

al. 88 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

Terdakwa Afkens menderita Raptus Melancholitus, seseorang yang sering

es

dimintakan advis tiga orang dokter, yaitu:

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 88

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

melakukan pembunuhan karena rasa takut yang hebat bersamaan dengan

perasaan putus asa. Atas dasar penyakit yang demikian, maka Terdakwa
dibebaskan dari hukuman mati dan sebagai penggantinya Terdakwa dihukum

ng

kurungan selama 50 tahun (Rasyid Ariman, etal. Ilmu Kedokteran


Kehakiman,

Penerbit

Unsri,

Palembang,

2008)

Bagaimana

gu

Psikopat?

dengan

Psikopat atau kadang ada yang menyebut sosiopat (karena melanggar

norma sosial, dan masyarakatlah yang akhirnya menjadi korban) merupakan


suatu

gejala

yang

menunjukkan

bahwa

seseorang

mengalami

ketidakseimbangan atau mengalami kegagalan dalam menyelaraskan

ub
lik

ah

dorongan-dorongan konstruktif dan destruktif dalam dirinya. Biasanya dipicu


oleh tekanan-tekanan dalam kehidupan atau mengalami trauma masa kecil

am

yang menyebabkan konflik emosional yang tak menemukan jalan ke luar.


Tapi psikopat tak sama dengan schizophrenia yang merupakan gangguan
klinis pada otak di mana penderita mengalami sensasi khayal atau delusi

ah
k

ep

sehingga selama seseorang mengidap penyakit tersebut, ia berhalusinasi,


seolah melihat, merasa atau mendengar sesuatu yang sebetulnya tidak

obyektif atau tidak nyata. Sementara seorang psikopat, sesungguhnya

In
do
ne
si

normal, artinya ia sadar sepenuhnya mengenai semua yang diperbuatnya.

A
gu
ng

Hanya saja para psikopat memang cenderung impulsif dan anti sosial. Orang
dengan label psikopat seringkali disebut sebagai "orang gila tanpa gangguan
mental". Psikopat uniknya meskipun dianggap sebagai suatu gangguan atau

penyimpangan kepribadian, penjatuhan pemidanaan terhadap pelaku tindak


pidana tidak bisa dilepaskan dari tujuan pemidanaan yang ingin dicapai.

Secara umum tujuan pemidanaan adalah memberikan perlindungan bagi

masyarakat, mencegah agar orang lain tidak melakukan perbuatan yang

lik

Tujuan pemidanaan ini dalam implementasinya antara lain dilaksanakan


melalui suatu sistem yang disebut dengan sistem pemasyarakatan
sebagaimana diatur dalam Pasal 2 UU No. 12 tahun 1995 tentang

ub

ah

sama dan bagi pelaku tidak akan mengulangi kembali perbuatannya.

Pemasyarakatan, yaitu sebagai berikut:

ka

"Sistem pemasyarakatan diselenggarakan dalam rangka membentuk Warga

ep

Binaan Pemasyarakatan agar menjadi manusia seutuhnya, menyadari

ah

kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga


pembangunan, dapat hidup secara wajar sebagai warga negara yang baik

on

al. 89 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

dan bertanggung jawab".

es

dapat diterima oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 89

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


tujuan

yang

ingin

dicapai

dalam

Mencermati

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

pemidanaan

yang

implementasinya antara lain dilakukan dengan sistem pemasyarakatan


tersebut disejajarkan dengan psikopat, di mana psikopat sampai dengan

ng

saat ini belum ditemukan terapi yang pasti, sementara di sisi lain psikopat
berpotensi menjadi pelaku tindak pidana, maka sesungguhnya pemidanaan

gu

terhadap psikopat masih kurang tepat.

Manfaat yang dapat diambil dari pemidanaan terhadap psikopat hanya

sebatas

membatasi

kebebasan

psikopat

agar

perilakunya

tidak

membahayakan bagi keselamatan orang lain sementara tujuan pemidanaan


terhadap psikopat sendiri belum terlihat manfaatnya.

ub
lik

ah

Dengan demikian persoalan yang muncul adalah apakah sudah ada


alternatif lain selain menjatuhkan pemidanaan kepada psikopat? Inilah yang

am

menjadi pekerjaan kita bersama untuk mewujudkannya.


PENUTUP

ep

Sesuai dengan ketentuan Pasal 44 ayat (1), (2), dan (3) Kitab Undang-Undang

ah
k

Hukum Pidana, kiranya Mahkamah Agung dalam tingkat Peninjauan Kembali

In
do
ne
si

dakwaan (Vrijspraak);

berkenan membebaskan Verv Idham Henryansah alias Ryan dari segala


Atau setidak-tidaknya karena perbuatan-perbuatan Pemohon Peninjauan

A
gu
ng

Kembali bukan merupakan tindak pidana tetapi murni perbuatan akibat

mengalami gangguan jiwa (Temporary Insanity) kegilaan sesaat berupa

Psikopat yang tidak dapat dimintai pertanggungjawaban Pidana, dan atau

berdasarkan Pasal. 1 ayat (1) dan (2) KUHP, yang lebih dikenal Azas Legalitas,
maka, sesuai dengan Ketentuan Pasal 191 ayat (2) Undang-Undang No. 8
Tahun 1981 tentang Undang-Undang Hukum Acara Pidana, kiranya Mahkamah

Agung dalam tingkat Peninjauan Kembali berkenan melepaskan Veri Idham

lik

rechtsvervolging);

Menimbang, bahwa atas alasan-alasan tersebut Mahkamah

ub

Agung berpendapat :

Bahwa, alasan-alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, karena :


Tidak terdapat keadaan baru (novum) dalam perkara a quo sebagaimana

ep

1.

yang diajukan oleh Pemohon Peninjauan Kembali;


1.a. Bukti PK-I yang diajukan Pemohon Peninjauan Kembali berupa

ah

ka

ah

Henriansah alias Ryan dari segala tuntutan hukum (ontslag van alle

Arti

Pengukuran

dan

Forensik,

tidak

dapat

on

al. 90 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

dikualifikasikan sebagai keadaan baru / novum, karena :

es

Psychopathy:

terjemahan tulisan Robert D. Hare dan Craig S. Neumann yang berjudul

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 90

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


Tulisan tersebut merupakan pendapat ilmiah kedua ahli tersebut

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

mengenai psikopat pada umumnya;

Tidak ada pendapat dari kedua ahli tersebut bahwa Pemohon

ng

Peninjauan Kembali / Terpidana Very Idham Henyansyah alias Ryan

adalah seorang psikopat yang tidak mampu bertanggung jawab

gu

secara pidana;

a.

Bukti PK-II, berupa makalah Prof. Dr. Faruk Muhammad berjudul

Kriminologi, Psikopatologi dan Penegakan Hukum dan bukti PK III

berupa makalah Brigjen Pol. Drs. Iskandar Hasan, SH berjudul

ah

Menyikapi perilaku menyimpang seorang psikopat, tidak dapat

ub
lik

dikualifikasikan sebagai keadaan baru / novum, karena kedua tulisan


tersebut hanya berisi pendapat ilmiah kedua ahli mengenai masalah

am

psikopat;
2.

Tidak ternyata ada kekeliruan dalam Putusan Mahkamah Agung No. 1444

ep

K / Pid / 2009 tanggal 31 Agustus 2009 jo. Putusan Pengadilan Tinggi

ah
k

Bandung No. 213 / Pid / 2009 / PT.BDG tanggal 19 Mei 2009 jo Putusan
Pengadilan Negeri Depok No. 1036 / Pid / B / 2008 / PN.DPK tanggal

In
do
ne
si

06 April 2009, karena :

Alasan-alasan Pemohon Peninjauan Kembali bahwa Ryan terbukti

A
gu
ng

adalah seorang psikopat, bahwa keterangan ahli Psikologi Kombes Pol.

Untung Laksono, M.Si bersifat inkonsisten, kontradiktif dan bukan


bidangnya, bahwa

Ryan terbukti tidak melakukan pembunuhan

berencana, bahwa keterangan Psikiater bahwa terhadap sebagai


seorang Psikopat, Ryan harus mendapat pengampunan dan tidak dapat

dikenakan sanksi pidana hanya bersifat pengulangan dari alasan-alasan

lik

Peninjauan Kembali dan terhadap alasan-alasan tersebut sudah


dipertimbangkan secara yuridis dengan tepat dan benar oleh Judex
Facti;

Bahwa,

pembunuhan

ub

ah

yang sudah dikemukakan dalam pledoi Penasehat Hukum Pemohon

yang

dilakukan

oleh

Terdakwa yang

ka

mengakibatkan meninggalnya korban Hery Santoso,

sebagaimana

ep

fakta-fakta hukum yang terungkap di persidangan dan pembuktian


unsur-unsur Pasal 340 KUHP (vide Putusan Pengadilan Negeri Depok
Kembali / Terpidana dilakukan secara berencana, di mana

dengan

on

al. 91 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

perilaku yang sama sebelumnya dilakukan terhadap 10 (sepuluh) orang

es

ah

hal. 60 s/d 74) menunjukkan bahwa perbuatan Pemohon Peninjauan

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 91

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Terdakwa;

korban lainnya di Jombang, Jawa Timur, sebagaimana pengakuan


Bahwa alasan-alasan permohonan peninjauan kembali tersebut

ng

tidak memenuhi syarat yang dimaksud Pasal 263 ayat (2) a, b, c KUHAP;

Menimbang, bahwa dengan demikian berdasarkan Pasal 266 ayat

gu

(2) huruf a KUHAP, permohonan peninjauan kembali yang diajukan oleh

Pemohon Peninjauan Kembali / Terpidana tersebut harus ditolak dan

Putusan Mahkamah Agung No. 1444 K / Pid / 2009 tanggal 31 Agustus

2009 jo. Putusan Pengadilan Tinggi Bandung No. 213 / Pid / 2009 /

PT.BDG tanggal 19 Mei 2009 jo Putusan Pengadilan Negeri Depok No.

ub
lik

ah

1036 / Pid / B / 2008 / PN.DPK tanggal 06 April 2009, yang dimohonkan


Peninjauan Kembali tersebut dinyatakan tetap berlaku;

am

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan peninjauan kembali


dari Pemohon Peninjauan Kembali / Terpidana ditolak, maka Pemohon
Peninjauan Kembali / Terpidana dibebani untuk membayar biaya perkara

ah
k

ep

pemeriksaan peninjauan kembali ini;

Memperhatikan Undang-Undang No. 48 Tahun 2009, Undang-Undang

No. 8 Tahun 1981 dan Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana yang

In
do
ne
si

telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 dan

A
gu
ng

perubahan kedua dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2009 dan Peraturan


perundang-undanganlain yang bersangkutan;
MENGADILI

Menolak permohonan peninjauan kembali dari Pemohon Peninjauan

Kembali : TERPIDANA / VERY IDHAM HENYANSYAH alias RYAN bin AHMAD

tersebut;

Menetapkan bahwa Putusan Mahkamah Agung No. 1444 K / Pid /

lik

ah

2009 tanggal 31 Agustus 2009 jo. Putusan Pengadilan Tinggi Bandung


No. 213 / Pid / 2009 / PT.BDG tanggal 19 Mei 2009 jo Putusan
Pengadilan Negeri Depok No. 1036 / Pid / B / 2008 / PN.DPK tanggal 06

ub

April 2009, yang dimohonkan Peninjauan Kembali tersebut tetap berlaku;


Membebankan Pemohon Peninjauan Kembali untuk membayar biaya
perkara dalam peninjauan kembali ini sebesar Rp 2.500,- (dua ribu lima ratus

ep

ka

rupiah);

Agung pada hari : Kamis, tanggal 05 Juli 2012 oleh Dr. Artidjo Alkostar,

on

al. 92 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

SH.LL.M., Ketua Muda yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai

es

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

ah

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 92

ep
u

hk
am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
do
ne
si
a

putusan.mahkamahagung.go.id

Ketua Majelis, Dr. Salman Luthan, SH.MH. dan Prof. Dr. T. Gayus Lumbuun,
SH.MH., Hakim Agung masing-masing sebagai Hakim Anggota, dan diucapkan

dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis

ng

dengan dihadiri oleh Hakim-Hakim Anggota tersebut, dan dibantu oleh Ny.
Murganda Sitompul, SH., Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh

gu

Pemohon Peninjauan Kembali : Terpidana dan Jaksa / Penuntut Umum.

Hakim Hakim Anggota,

K e t u a,

ttd./ Dr. Artidjo Alkostar, SH.LL.M.

ub
lik

ah

ttd./ Dr. Salman Luthan, SH.MH.

am

ttd./ Prof. Dr. T. Gayus Lumbuun, SH.MH.

Panitera Pengganti,

ah
k

ep

ttd./ Ny. Murganda Sitompul, SH.

A
gu
ng

In
do
ne
si

Untuk salinan
Mahkamah Agung RI
a.n. Panitera
Panitera Muda Pidana

es
on

al. 93 dari 93 hal. Put. No. 25 PK/Pid/2012

In
d

gu

ng

ah

ep

ka

ub

lik

ah

(Machmud Rachimi, SH,MH)


NIP. 040 018 310

ik

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)

Halaman 93

Anda mungkin juga menyukai