Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENYEGARAN
PEMBACAAN DAN INTERPRETASI
DATA PEMERIKSAAN DARAH UNTUK
MENDUKUNG DIAGNOSIS PENYAKIT
PADA ANJING DAN KUCING
Oleh:
PATOLOGI KLINIK :
Ilmu kedokteran yang mempelajari
cara-cara meramalkan hasil dari
pemeriksaan dan pengamatan
laboratorium tertentu yang nantinya
penting guna menetapkan diagnosa
suatu penyakit.
Tugas pokok patologi klinik: mencari
dan membuat diagnostik untuk
menangani pasiennya
10/28/2014
Penanganan pasien :
Anamnesa : tanya jawab dengan klien,
riwayat penyakit atau data pasien
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan laboratorik
Interpretasi data pemeriksaan pasien
Diagnosa penyakit
Prognosa penyakit : fausta, dubius, infausta
Terapi atau pengobatan penyakit
Evaluasi hasil terapi : - sembuh atau tidak
sembuh
10/28/2014
Garis Besar
Pemeriksaan Patologi Klinik
Eritrosit
Leukosit
Sumsum tulang (bone
marrow)
Hemostasis dan koagulasi
darah
Kimia klinik
Tes fungsi hati
Tes fungsi ginjal
Metabolisme karbohidrat
dan pankreas dan traktus
digestivus
Air, elektrolit dan
keseimbangan asam-basa
Tes fungsi adrenal dan
pituitaria
Tes fungsi thyroid
Garis Besar
Pemeriksaan Patologi Klinik..
Tes fungsi
parathyroid dan
keseimbangan
mineral
Diagnosa sitologi,
cairan synovial,
transudat dan
eksudat
Cairan cerebrospinal
Pemeriksaan parasit
dalam darah dan
feses
Toksikologi
10/28/2014
Heparin
Natrium sitrat
Kalium oksalat
Natrium oksalat
Ammonium dan Kalium
oksalat
Litium sitrat
Litium oksalat
Natrium fluorida
(NaF)
EDTA
(ethylendiaminetetra
acetic acid)
10/28/2014
10/28/2014
10/28/2014
Warna
protein plasma
Bilirubin
Ca, P, kreatin
Kreatinin, ureum
Mg, Fe, Ca, dll
10/28/2014
Gambar
10/28/2014
10/28/2014
Eritrosit
Erythron terdiri atas :
eritrosit yang bersirkulasi dan
erythropoietic tissue (sumsum tulang)
: 107-115 hari
: 68 hari
10
10/28/2014
Anoksia
KURANG OKSIGEN DARAH
1. Anoxic anoxia, pada keadaan :
pneumonia
pneumothorax
udema pulmonum
abses paru
gangrena paru
11
10/28/2014
Proses eritropoiosis
12
10/28/2014
13
10/28/2014
PCV x 10
Mean Corpuscular Volume (MCV) : ------------------- = 3/fL
Eritrosit
43 x 10
Contoh : ---------------------- = 66,2 fL (femto-liter)
6,5
14
10/28/2014
INTERPRETASI:
MCV normal:
perdarahan
kasus hemolisis
MCV naik:
terjadi peningkatan aktivitas sumsum tulang sebagai kelanjutan
hemorrhagi/perdarahan akut/hemolisis
bukti adanya respon regeneratif
defisiensi faktor hemolitik : vitamin B12 dan asam folat
Interpretasi..
MCV turun: defisiensi Fe
penyakit cacing kronis
gangguan absorpsi Fe
defisiensi Cu
Micrositik: sel dengan diameter
kecil meningkat jumlahnya
15
10/28/2014
Hb x 10
MCH = ------------------ = /pg (pictogram)
Eritrosit
13,5 x 10
Contoh: ------------------ = 20,8 pg
6,3
Hb x 100
MCHC: ---------------------- = %
PCV
41 x 100
Contoh: --------------------- = 31 %
45
Interpretasi:
MCHC normal: normochromic
MCHC naik : hyperchromic
Misalnya pada kasus auto-immune disease
16
10/28/2014
17
10/28/2014
Fibrinogen
: 100-300 mg/dL
: 100-500 mg/dL
18
10/28/2014
Interpretasi:
Pada keadaan dehidrasi kadar fibrinogen maupun total
protein dapat meningkat secara relatif
Plasma protein (PP) : Fibrinogen (F)
15 : 1 atau lebih besar normal
10 : 1 atau kurang
kenaikan fibrinogen plasma secara absolut
Perlu dipertimbangkan adanya hipoproteinemia berat
Pemeriksaan kadar protein plasma atau fibrinogen perlu
diperbandingkan dengan pemeriksaan total leukosit dan sel
neutrofil apabila total leukosit dan sel neutrofil meningkat
ada proses keradangan (PP : F = 10 : 1)
19
10/28/2014
Morfologi Eritrosit
Morfologi abnormal :
1. abnormalitas besar/size
2. abnormalitas bentuk
3. adanya inclusion bodies
Diameter eritrosit :
Anjing
Kucing
20
10/28/2014
1. Abnormalitas besar/size
Kelainan-kelainan
Anisocytosis meningkat :
pada anemia regeneratif, banyak dijumpai macrocyte
dalam sirkulasi darah perifer.
Perkembangan selanjutnya akan dijumpai
poikilocytosis.
2. Abnormalitas bentuk.
Poikilocytosis: iregularitas bentuk eritrosit indikasi
adanya abnormalitas eritrogenesis
21
10/28/2014
Crenation : tonjolan-tonjolan
pada permukaan eritrosit
bukan karena perubahanperubahan klinik, tetapi
merupakan kesalahan teknis
misalnya :
22
10/28/2014
23
10/28/2014
Reticulocytosis :
hemoragi akut
erytropoiesis naik
anemia hemolitik
Penghitungan
reticulocyte sebagai
metode untuk
mengevaluasi terapi
terhadap anemia.
24
10/28/2014
Retikulosit
25
10/28/2014
Respon reticulocyte :
Kucing : Tahap awal respon aktif reticulocyte
peningkatan eritrosit dengan mengandung
banyak reticulum.
Kemudian tahap akhir terlihat punctata form
(bentuk titik atau granul) dari reticulum.
Pendewasaan reticulocyte lebih lama pada
kucing.
1 - 4%
0,5 - 2%
5 - 20 %
3-4%
26
10/28/2014
Heinz bodies :
Bentuk kecil, bulat,
irreguler, refracticle, bisa
single, multiple dalam 1 sel
eritrosit.
Keracunan phenothiazine,
wild onion poisoning.
Benda-benda ini merupakan
denaturasi protein, agenagen toksik terhadap
eritrosit anemia (indikasi
terhadap erytrocyte
injury/anemia hemolitik).
27
10/28/2014
Kristal Hb.
Dilaporkan pada anjing dan kucing
:
di dalam erittrosit
di luar eritrosit
Dengan
Pada anjing :
Pada kucing
cyclic neutropenia
: setelah
splenectomy/operasi pengambilan
spleen/limpa.
28
10/28/2014
Eritrosit berinti
Tidak terdapat pada hewan piara
normal kecuali babi menyusui (3
bulan), kadang-kadang terdapat pada
anjing normal.
Sebagai respon terhadap kebutuhan
akan darah anemia regeneratif :
reticulocyte naik
eritrosit berinti/normoblast sangat tinggi.
Adanya
ANEMIA
Adalah penurunan jumlah eritrosit, Hb, atau
keduanya dalam sirkulasi darah.
Pada hewan piaraan (domestic animals),
jarang yang bersifat primer, sering bersifat
sekunder.
Treatment atau pengobatan anemia tanpa
mengetahui lebih dahulu sebab-sebabnya
adalah kurang tepat /tidak berhasil.
Dokter hewan perlu tahu klasifikasi anemia
dan hubungannya dengan kondisi penyakit
yang lain.
29
10/28/2014
Anemia :
bukan diagnosa
harus dicari etiologinya
atau penyebabnya
30
10/28/2014
31
10/28/2014
32
10/28/2014
Klasifikasi anemia :
Morfologi :
dibutuhkan penghitunghan MCV, MCH, MCHC
Eetiologi: ada 4 kategori :
perdarahan (blood loss)
peningkatan destruksi eritrosit atau penurunan lifespan
eritrosit
depresi sumsum tulang
defisiensi nutrisi
Anemia :
Responding anemia makrositik
non-responding anemia normositik
33
10/28/2014
Perdarahan akut :
trauma, operasi pembedahan
defek-defek koagulasi yang parah
perdarahan akut pada keracunan
sweet clover, warfarin/bracken fern
coagulopathies (defek-defek koagulasi
yang tidak diketahui sebab-sebabnya)
pada hewan
Perdarahan kronis :
biasanya mikrositik hipokromik (kekurangan elemenelemen untuk pembentukan atau sintesis hemoglobin), ciriciri:
mikrosit meningkat jumlahnya
penurunan kadar Hb
34
10/28/2014
35
10/28/2014
36
10/28/2014
Anemia hemolitika :
berhubungan dengan proses destruksi besar-besaran
atau pendeknya lifespan eritrosit oleh berbagai
penyakit.
Misalnya pada:
Parasit darah
yang sering menyerang anjing
Babesia sp
Anaplasma sp
Ehrlichia sp
37
10/28/2014
Babesia sp
Anaplasma sp
38
10/28/2014
Ehrlichia sp
39
10/28/2014
Makrositik-normokromik
Klasifikasi etiologik
Depresi eritrogenesis
-radang kronis
-nepritis dengan uremia
-defisiensi endokrin (thyroid, hormon yang dihasilkan oleh
gld. adrenal bagian medulla)
-neoplasia
-hipoplasia sumsum tulang, karena :
- racun braken fern
- radiasi
- ehrlichiosis
- toksisitas chlorampenicol
-perdarahan akut (setelah volume cairan banyak keluar dan
sebelum terjadi respon regenerasi)
- Defisiensi : - vitamin B12
- asam folat
- cobalt (ruminansia)
- Erythemic myelosis (kucing)
- Poodle macrocytosis
Mikrositik-hipokromik
Defisiensi Fe (besi)
-kurang diet Fe
-perdarahan kronis (exterior)
Defek-defek dalam kebutuhan dan penyimpanan Fe
-defisiensi Cu
-keracunan molybdenum
Defisiensi vitamin B6
40
10/28/2014
41
10/28/2014
Polisitemia (Polycythemia)
Adalah peningkatan jumlah eritrosit
Polisitemia sejati (absolut/ total eritrosit meningkat)
- polycythemia vera (anjing, kucing, sapi),
- hypoxia-stimulated erythropoiesis
42
10/28/2014
Leukosit
43
10/28/2014
Indikasi pemeriksaan
leukosit
Pemeriksaan total dan diferensial leukosit merupakan
bagian dari pemeriksaan fisik rutin pasien
Pemeriksaan awal pada hewan yang akan dilakukan
imunisasi rutin dan yang akan dilakukan operasi.
Dari pemeriksaan total dan diferensial leukosit, riwayat
penyakit dan pemeriksaan fisik dapat diketahui
abnormalitas gambaran leukosit untuk peneguhan
diagnosa, prognosa dan memilih terapi yang tepat.
Dalam hal ini dapat menentukan: penyakit bersifat
umum, sistemik atau lokal.
Diagnosis secara absolut adalah jarang, kecuali penyakit
leukemia, proses penyakit pyogenik lokal dan penyakit
viral pada tahap inkubasi.
44
10/28/2014
Limitasi pemeriksaan
leukosit
1. Kesalahan (error) selama koleksi sampel.
Penggunaan antikoagulan cair menyebabkan pengenceran darah
Dosis dan homogenitas antikoagulan dan darah perlu dijaga untuk
mencegah penjendalan.
Hemolisis syringe basah
Jendalan darah dalam jarum (needle)
Kontaminasi khemikalia pada syringe dan tabung penampung.
Dihindari pengkocokan sampel bisa hemolisis.
3. Kesalahan hitung
Harus tahu betul tentang ciri-ciri sel-selnya.
Preparat apus terlalu tebal.
Pilih daerah yang populasi leukosit merata.
Leukosit normal
Spesies
Total leukosit
Rata-rata total
x 103/L
leukosit
x 103/L
Canine (anjing)
6 - 15
11,0
Feline (kucing)
5,5 - 18
12,5
45
10/28/2014
Leukosit..
Leukosit meliputi :
neutrofil
sel eosinofil
sel basofil
limfosit
monosit
46
10/28/2014
47
10/28/2014
48
10/28/2014
49
10/28/2014
c.Besar jumlah sel pada MNP adalah sama (equal) dengan CNP pada
anjing dan sapi.
MNP pada kucing berkisar 3x lebih besar dari pada CNP (lain hewan
belum dipelajari).
50
10/28/2014
MEKANISNE NETROFILIA
51
10/28/2014
52
10/28/2014
- Anjing
N:L = 7:2
- Kucing
N:L= 9:5
- Kuda
N : L = 11 : 10 (muda)
- Sapi
N:L= 1:2
Urutan tingkat respon terhadap infeksi atau stress
sebagai berikut : anjing, kucing, kuda, kemudian
sapi.
53
10/28/2014
54
10/28/2014
Fasciola sp.
Paragonimus sp.
Stephanurus sp.
Toxoplasma sp.
Toxoplasmosis
Gejala klinis : tidak spesifik
Oosista ukuran kecil, sering tidak terdeteksi
dengan mikroskop butuh ketelitian
tinggi
Stadium setelah masuk ke tubuh: dalam
darah (tachizoid), masuk jaringan
(bradizoid, cyst) netrofilia
55
10/28/2014
Toxoplasma gondii
Bentuk infektif :
a. Sista
b. Oosista
c. Takizoit
Takizoid
Toxoplasma gondii
56
10/28/2014
57
10/28/2014
Immune-mediated (?)
Viremia (?)
Canine distemper dan hepatitis infeksiosa (tahap preklinik)
58
10/28/2014
Kimiawi
Intoksikasi bracken fern (sapi)
Genetik
Canine cyclic hematopoiesis (grey collie neutropenia).
Ineffective granulopoietic
Feline leukemia virus-associated subleukemic granulocytic
leukemia (?)
Sequestration neutropenia
Anaphylaxis
Endotoxemia
Monosit
Fungsi dan distribusi monosit:
1. Monosit berasal dari sumsum
tulang, masuk sirkulasi darah, dan
berubah menjadi makrophag di dalam
jaringan.
a. Makrophag mempunyai lebih banyak
granula dan enzym proteolitik
dibandingkan precursor monosit.
b. Makrophag dapat servis dalam waktu
yang lama di dalam jaringan, dan
mampu membelah diri.
59
10/28/2014
Makrophag meliputi :
a.
b.
c.
d.
e.
60
10/28/2014
Monocytopoiesis
1.
Kinetik monosit
1. Perpindahan monosit dan
distribusinya pada keadaan sehat.
a. Monosit didistribusikan ke dalam darah
beberapa hal tidak seperti sel neutrofil,
yaitu Circulating Monocyte Pool
(CMP)/Marginal Monocyte Pool (MMP) =
1/3,5 (pada manusia).
b. Rata-rata waktu transit monosit dalam
sirkulasi tidak dilaporkan pada hewan
piaraan (12 jam manusia).
61
10/28/2014
Monositosis
Contoh :
Painful episodes (anjing, kucing)
Hyperadrenalcorticism
Supurasi/pernanahan (dalam rongga tubuh)
Nekrosis
perdarahan internal
Penyakit hemolitik (yang ada hubungannya dengan
reticuloendothelial phagocytosis)
Radang granulomatous (Aspergillus flavus)
Penurunan produksi sel neutrofil (neutropenia)
menyebabkan naiknya jumlah monosit secara relatif.
Monositosis ..
a) Hormon corticosteroid menyebabkan
monositosis pada anjing, kadangkadang pada kucing dan jarang pada
spesies hewan yang lain.
(1) Monositosis stress ada hubungannya
dengan neutrofilia tanpa left shift,
limfopenia, dan eosinopenia.
(2) Exogenous corticosteroid atau ACTH
menyebabkan respon identik dengan
stress dan keadaan kembali normal 24
jam setelah pemberian.
62
10/28/2014
- protein serum
- berat molekul 76.000
- fungsi mentranspor Fe3+
63
10/28/2014
Interferon :
Kelompok protein (interferon alpha, beta dan gamma) yang berfungsi dalam
proses resistensi terhadap infeksi virus (dihasilkan oleh monosit dan SRE).
Sel Eosinofil
64
10/28/2014
5. Eosinofilia
a) Stimulus/rangsangan yang menyebabkan terjadinya eosinofilia
belum dapat dijelaskan secara persis.
b) Kejadian eosinofilia adalah dimungkinkan adanya interaksi
antigen-antibody (IgE atau yang ekuivalen) dalam jaringan yang
kaya atau banyak mengandung mast cell yaitu: di kulit, paru, traktus
gastrointestinal, traktus genitalis betina.
c) Infestasi parasit dimana proses sensitisasi terjadi, atau dimana
kontak antara jaringan hospes dengan parasit dalam waktu yang
lama akan merangsang (promote) eosinofilia. Penemuan telur
parasit dalam feses hewan dewasa adalah kurang menjamin
terjadinya eosinofilia.
d) Corticosteroid (endogenous dan exogenous), mempunyai
pengaruh moderat atau lumayan
terjadi gangguan
eosinofilogenik
terjadi gambaran eosinofilia
65
10/28/2014
Penyebab eosinofilia
- Kasus alergik :
Asma
Alergi bronchitis, sinusitis
Alergi dermatitis
Alergi makanan dan anafilaksis.
Aeleurostrongylosis
Ancylostomiasis (tahap migrasi)
Ascariasis (tahap migrasi)
Demodecosis
Ctenocephalidiosis
Dirofilariasis (cacing jantung)
66
10/28/2014
Dirofilaria immitis
Eosinofilia
Gangguan Eosinofilogenik (spesifik) :
67
10/28/2014
Eosinopenia
a. Eosinopenia umunya berhubungan dengan
efek corticosteroid.
b. Exogenous corticosteroid menyebabkan
eosinopenia 2-3 jam setelah pemberian, dan
kembali normal setelah 24 jam (72 jam jika
pemberian dalam waktu panjang).
c. Terapi corticosteroid dalam waktu lama
menyebabkan penurunan produksi sel
eosinofil maupun pembebasan sel eosinofil.
d. Jumlah sel eosinofil kembali ke proporsi
normal menandakan prognosa baik.
Sel Basofil
Fungsi sel basofil
1. Degranulasi (pecah granula) sel basofil
dan mast cell jika terjadi ikatan kompleks
antigen dan IgE (atau equivalent
antibody) pada permukaan sel-sel
tersebut. Agen fisik dan kimiawi dapat
juga menyebabkan degranulasi.
2. Sel basofil dan mast cell merupakan
sumber mediator reaksi hipersesitivitas.
3. Sel basofil dan mast cell adalah
merupakan sumber heparin dan
aktivator plasma lipoprotein lipase
(plasma lipemia clearing agent).
68
10/28/2014
Limfosit
Sel ini mempunyai peranan dalam respon
imunitas.
Bentuk sel spheris atau ovoid, diameter 8-12
m.
Nukleus berbentuk ovoid atau menyerupai
bentuk ginjal ; dengan kromatin densely
packed dan terwarnai biru jelas dengan
pewarnaan rutin (Giemsa atau Wright).
Sitoplasma terwarnai biru terang dan
mengandung sedikit organela.
Dengan scanning electron microscopy,
limfosit mempunyai vili-vili permukaan yang
menutupi 70-90% permukaan sel.
69
10/28/2014
Limfosit dibagi 2 :
- grup limfosit B
- grup limfosit T
70
10/28/2014
71
10/28/2014
penyakit viral
penyakit fungal
penyakit protozoa
tuberkulosis
kanker
penyakit auto-imunitas
penolakan trasplantasi jaringan
72
10/28/2014
Limfositosis
Limfositosis fisiologik :
- kucing eksitasi, takut
- anjing eksitasi, takut
Penyebab Limfopenia
Pembebasan Endogenous Corticosteroid
Penyakit-penyakit debilitas: amyloidosis,
penyakit endokrin, infeksi, neoplasia, penyakit
hati, ginjal, pankreas, penyakit pencernaan.
Exposure panas dan dingin.
Hyperadrenocorticism.
Obstruksi : - saluran pencernaan
- saluran respirasi
- saluran urinasi
- saluran empedu
73
10/28/2014
Penyebab Limfopenia..
Pertimbangan Umum
Setelah anamnesa dan pemeriksaan fisik
lengkap data pemeriksaa dapat
digunakan interpretasi
Konfirmasi/ menegukkan atau
mengeliminasi diagnosa tentatif/
sementara
Sebagai indeks dalam prognosis penyakit
Sebagai panduan dalam terapi pasien
74
10/28/2014
Renungan
"Kehidupan adalah suatu proses
perjuangan panjang, seiring
proses/dinamika yang panjang pula dalam
tubuh makhluk yang hidup.
(B. Hariono)
75
10/28/2014
References
Albahary, C. 1972. Lead and Hemopoiesis: The Mechanism and Consequences of the
Erythropathy of Occupational Lead Poisoning. Am. J. Med. 52 : 367-378.
Benjamin, M.M 1978. Outline Veterinary Clinical Pathology. The Iowa State University Press,
Ames, Iowa, USA. pp. 25-28.
Hariono, B. 1990. A Study of Lead (Pb) Levels in Animals and the Environment with Particular
Referenceto the Fruit Bat (Pteropus sp.). A Ph.D. Thesis in the University of Queensland,
Brisbane, Australia.
Schalm, O.W., Jain, N.C., and Carroll, E.J. 1975. Veterinary Hematology, ed. 3. Philadelphia, Lea
& Febiger, pp. 20-101
Walton, J.R. 1973. Uniform Grading of Hematologic Abnormalities. Am. J. Med. Tech. 38:517523.
Weiss, D.J. 1984. Uniform Evaluation and Semiquantitative Reporting of Hematologic Data in
Veterinary Laboratories. Vet. Clin. Path. 13(2): 27-31.
TERIMAKASIH
76