Anda di halaman 1dari 27

TELAAH TERHADAP KURIKULUM BERBASIS

Pekalongan 2016

KOMPETENSI Disusun guna memenuhi tugas mata

BAB II
PEMBAHASAN

kuliah pengembangan kurikulum jurusan tarbiyah


program studi pendidikan agama islam Dosen
pengampu : Dr. H. Muhlisin, M. Ag.

A. Definisi kurikulum

According

to

Beauchamp

(1968:6),

in

the

broadest sense the term curriculum ordinarily


is used by a specialists in the field in two ways:
(1). To indicate, roughly,

a plan for the

education, of learners, and (2) to identify a field


of study.
Curriculum is a plan for the education of

Disusun oleh :
1. Alifatus zullalah

2021214445

2. Ainurijal

2021214446

3. Ila rohma

2021214475

4. Prasetyo Widodo 2021213076


Kelompok 06
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

learners usually is referred to as a curriculum or


the curriculum. What is required when referring
to the term is the grasp of the basic notions
education involves as well as the structural
organization every author states within this
definition for the term curriculum1
1 holeh hidayat, pengembangan kurikuluSm baru,
(Bandung: PT remaja Rosda karya, 2013) hal. 79

B. Kurikulum Berbasis Kompetensi


Kurikulum berbasis kompetensi diartikan

berlangsung di lingkungan sekolah, tetapi

yang

juga di lingkungan keluarga dan masyarakat.


Walaupun pada realitanya, Peraturan

pengembangan

Mentiri ( permen) pendidikan nasional No. 22

kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-

Tahun 2005 tentang standar isi untuk satuan

tugas dengan setandar performansi tertentu,

pendidikan

sehingga

selama ini dipermasalahkan karena lambat di

sebagai

konsep

menekannkan

kurikulum

pada

hasilnya

dapat

dirasakan

oleh

peserta didik, berupa penguasaan terhadap

sosialisasi,

seperangkat

peranan

kompetensi

tertentu.

diarahkan

untuk

pengetahuan,

pemahaman,

KBK

mengembangkan
kemampuan,

kurikulum
menengah

dasar
hanya

orang

dan

memberi

tua

stuktur

menengah

dalam

pendidikan

yang

kesempatan
pelaksanaan
dasar

(SD/MI,SMP/Mts,SMA/MA),

dan
yang

nilai, sikap, dan minat peserta didik, agar

permen itu: yang pertama Mata pelajaran,

dapat

bentuk

Muatan lokal, Pengembangan diri.Komponen

keberhasilan

ketiga bukanlan komponen mata pelajaran

dengan penuh tanggung jawab.2


KBK atau Kurikulum Berbasis Kompetensi

yang harus diampu pleh guru. Kegiatan

melakukan

kemahiran,

sesuatu

ketepatan,

dalam

dan

kegiatan belajar mengajar, penilaian berbasis


kelas dan pengelolahan kurikulum berbasis
sekolah. Dalam hubungan de\ngan kegiatan
belajar mengajar, proses belajar tidak hanya
2E. Mulyasa. Kurikulum berbasis kompetensi.(Bandung : PT
Remaja Rosdakarya ,2004).hlm.39.

pengembanga

diri

difasilitasi

dan

atau

dibimbing oleh konselor,guru, dan tenaga


kependidikan yang dapat dilakukan dalam
bentuk ekstrakulikuler (Basis, g,2006:51).
Apabila peluang-pelung di atas dapat
dimanfaatkan

dan

difungsikan

secara

optimal, maka sebagai konsekuensinya akan

banyak kesempatan untuk melibatkan orang

kompetensi yang sesuai, spesifikasi indikator-

tua

indikator

peserta

didik

dalam

kegiatan

evaluasi

untuk

menentukan

persekolah(kurikulum).3 Sebagai mana kita

kesuksesan

ketahui

pengembangan sistem pembelajaran.


Di samping itu, kurikulum ini memiliki

bahawa

memberikan

kurikulm

2004

sangat

kesempatan

bagi

sekolah/

madrasah untuk mengelola, yaitu memberi


kesempatan bagi orang tua untuk peduli dan
terlibatdalam

proses

pembelajaran

sejak

jenjang TK hingga pendidikan menengah dan

C. Katakteristik KBK
Dalam kaitannya dengan kurikulum ini,
beberapa

karakter

yang

menunjukkan bahwa kurikulum ini merupakn


kurikulum yang berbasis kompetensi. Hal ini
tampak sebagaimana yang diungkapkan oleh
Mulyasa(2002) bahwa karakteristik kurikulum
berbasis

dan

sejumlah kompetensi yang harus dikuasai


oleh

peserta

didik,

penilaian

dilakukan

bedasarkan standar khusus sebagai hasil


demostrasi kompetensi yang ditunjukan oleh
pada

yang

kompetensi,

peserta didik, pembelajarn lebih menekankan

perguruan tinggi.

terdapt

pencapaian

kompetensi

mencangkup

beberapa poin penting, antara lain : seleksi


3M. Zainuddin.reformasi pendidikan ,(Yogyakarta: Bima
Bayu Atijah,2008).hlm.192

kegiatan

individual

personal

untuk

menguasai kompetensi yang dipersyaratkan,


peserta didik dapat di nilai kompetensinya
kapan saja bila mereka telah siap, dan dalam
pembelajaran

peserta

didik

dapat

maju

sesuai keepatan dan kemampuan masingmasing.4


Sedangkan

menurut

Depdiknas

(2001)

bahwa kurikulum yang berbasis konpetensi


memiliki karakteristik sebagai berikut:
4M. Zainuddin.Ibid.hlm.192-193.

1. Menekankan

pada

kompetensi

peserta

ketercapaian
didik

baik

secara individual maupun klasik.


2. Berorientasi pada hasil belajar dan
keberagaman.
3. Penyampaian dalam pembelajaran
menggunakan

pendekatan

dan

metode yang bervariasi.


4. Sumber beajar bukan hanya guru,
tetapi juga sumber belajar lainnya
yang memenuhi unsur edukatif.
5. Penelitian menekankan pada proses
dan

hasil

belajar

penguasaan

dalam

atau

KBK

karakteristik

dapat

KBK
Beberapa implikasi terhadap kurikulum
berbasis kompetensi antara lain:
a. Pembelajaran perlu lebih menekankan
pada

kegiatan

laksanakan

individual

secara

meskipun

klasikal,

dan

di

perlu

memperhatikan perbedaan peserta didik.


b. Pertlu di upayakan lingkungan belajar
yang kondusif, dengan metode dan media
yamg bervariasi, sehingga memungkinkan

pencapaian

setiap peserta didik belajar dengan tenang

didefinisikan

waktu

yamg

cukup,

perlu

di

terutama

berikan
dalam

penyelesaian tugas atau praktek, agar

kompetensi, yaitu sistem belajar dengan

setiap peserta didik dapat mengerjakan

modul, menggunakan keseluruhan sumber

tugas belajarnya dengan baik.6

pengalaman

yang

enam

dan menyenangkan.
c. Dalam pembelajaran

berbasis

belajar,

kurukulum

belajar tuntas.5
D. Implikasi pengembangan dan implementasi

upaya

sesuatu kompetensi.
Lebih lanjut, dari berbagai sumber belajar
tentang

individual personal, kemudahan belajar, dan

lapangan,

strategi

5E. Mulyasa.op cit,hlm.42-43.


6E. Mulyasa.op,cit.hlm.41.

Dan dalam implementasi KBK, kualitas

kurikulum berbasis kompetensi(kBK) perlu

guru dapat di tinjau dari dua segi, dari segi

memperhatikan

proses dan dari segi hasil. Dapri segi proses

prinsip-prinsip antara lain:


a. Keimanan,nilai, dan budi pekerti luhur.
b. Penguatan integritas nasional.
c. Keseimbagan ketiga, logiaka, estetika,

guru

dikatan

melibatkan

berhasil

apabila

mampu

besar

peserta

sebagian

didiksecara aktif, baik fisik, mental, maupun


sosial

maupun

sosial

dalam

proses

pembelajaran di samping itu dapat dilihat


dari gairah dan semangat mengajarnya,serta
adanya rasa percaya diri. Sedangkan dari
segi hasil,guru di katakan berhasil apabila
pembelajaran yang di berikannya manpu
mengadakan

perubahan

perilaku

pada

sebagian besar peserta didik ke arah yang


lebih baik.7

dan

berbagai

perkembangan

serta perubahan yang sedang berlangsung


dewasa

ini,

mempertimbangkan

dan kinestetika.
d. Kesamaan memoeroleh kesempatan.
e. Abad pengetahuan dan teknologi
informasi.
f. Pengembangan keterampilan hidup.
g. Belajar sepanjang hayat.
h. Berpusat pada anak dengan penilaian
yang berkelanjutan dan komprehensif.
i. Pendekatan
menyeluruh
dan
kemitraan.8
F. Sistem evaluasi KBK
Evaluasi hasil belajar dalam implementasi
KBK di lakukan dengan penilaian kelas, tes

E. Prinsip implementasi
Sesuai dengan kondisi negara, kebutuhan
masyarakat,

dan

maka

7E, mulyasa,Ibid.hlm.187.

dalam

kemampuan dasar, penilaian akhir satuan


pendidikan dan sertifikasi,benchmarking dan
penilaian

program.

Penilaian

berbasis

kelas(PBK) di lakukan dengan mengumpulkan

pengembangan
8Abd. Rachman assegaf. Politik pendidikan nasional.
(Yogyakarta: Kurnia Kalam,2005),hlm.70.

kerja

peserta

didik(portofolio),

kariya(produk),

hasil

b. Guru untuk menentukan tindak lanjut

penugasan(proyek),

bagi pengembangan diri peserta didik.


c. Pihak yang berkepentingan untuk

kinerja(performence), dan tes tertulis(paper


and pen), dalam pelaksanannya PBK ini harus
memperhatikan

tiga

ranah,

yaitu

pengetahuan(kognitif),sikap(afektif)
keterampilan(psikomotorik).

ranah
dan

Ketiganya

sebaiknya di nilai secara proposional, terus


menerus

(kontinu),

dan

berkala,

yakni

setelah peserta didik selesai mempelajari


satu kompetensi pada tiap akhir semester
sesuai dengan sifat mata pelajaran yang
bersangkutan.
Penilaian hasil

belajar

mengajar

pada

indikator hasil belajar yang di tetap kan


dalam

kurikulum.

Setiap

kemajuan

perbaikan program pembelajaran dan


silabus atau kurikulum.
Penilaian hasil belajar dilaksanakan secara
konsisten dan kontinu. Dengan demikian
penilaian

harus

di

dukung

oleh

rekaman perkembangan tingkat kemajuan


peserta

didik

kompetensi

dalam

dasar

menguasai

sebagai

setiap

kemampuan

minimal yang harus dicapai oleh semua


peserta didik.9
TELAAH KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Disusun guna memenuhi tugas

hasil

Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum

belajar peserta didik dalam bentuk dalam

Dosen Pengampu : Dr.H. Muhlisin, M.Ag

bentuk diskriptif yang memberikan gambaran


hasil bagi:
a. Peserta didik dan orang tuanya untuk
memahami potensi yang di miliki.

adanya

9Abd. Rachman assegaf. Ibid,hlm.177-178.

A. Pengertian Kurikulum
Secara etimologis kata kurikulum diambil dari bahasa
yunani, curere berarti jarak yang harus ditempuh oleh para pelari
dari mulai start sampai finish (sudjana, 2002:2). Dalam bahasa
arab, kurikulum sering disebut sebagai al-manhaj berarti jalan
yang terang yang dilalui manusia dalam bidang kehidupannya.
Disusun Oleh: klompok 7
1. Nur Khamidah

Menurut Ibn mandzur dalam lisan al-arab menyatakan bahwa


2021214447

kurikulum adalah al-thariqah al-wadhih. Maka kurikulum jika


dikaitkan dengan pendidikan menurut Muhaimin berarti jalan

2. Qismatul Husna 2021214452

terang yang dilalui pendidik dengan peserta didik untuk

3. Lutfi Widoseno

mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap serta

2021214465

4. Abdul Yasir

2021214480

Kelas M

nilai-nilai.10
According to Beauchamp (1968:6), in the broadest sense the
term curriculum ordinarily is used by a specialists in the field
in two ways: (1). To indicate, roughly, a plan for the education,

JURUSAN TARBIYAH/PAI

of learners, and (2) to identify a field of study.


Curriculum is a plan for the education of learners usually is

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

referred to as a curriculum or the curriculum. What is required

( STAIN ) PEKALONGAN TAHUN 2016

when referring to the term is the grasp of the basic notions

BAB II
Pembahasan

education involves as well as the structural organization every


10Heri gunawan, Kurikulum Dan Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 1.

author states within this definition for the term curriculum

Setiap

satuan

pendidikan

diberi

kewenangan

untuk

(Moreno, 2000:11).11

mengembangkan kurikulum sendiri-sendiri, sehingga kurikulum


antara satuan pendidikan yang satu dengan yang lain tidak harus

B. Pengertian KTSP
Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, Ayat 15),
dijelaskan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
adalah Kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan
oleh masing- masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP
dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memerhatikan dan
berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang
dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP). 12
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan

sama, artinya boleh berbeda.13


Manakala kita analisis konsep di atas, maka ada beberapa hal
yang berhubungan dengan makna kurikulum operasional,
1. Sebagai kurikulum yang bersifat operasional,

dalam

pengembanganya, KTSP tidak akan lepas dari ketetapanketetapan yang telah disusun pemerintah secara nasioanal.
Artinya,

walaupun

daerah

diberi

kewenangan

untuk

mengembangkan kurikulum akan tetapi kewenangan itu


hanya sebatas pada pengembangan operasionalnya saja,
sedangkan yang menjadi rujukan pengembanganya itu

dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP

sendiri ditentukan oleh pemerintah, misalnya jenis mata

memberi ruang yang luas bagi satuan pendidikan untuk

pelajaran beserta jumlah mata pelajarannya, isi dari setiap

mengembangkan kurikulumna sendiri sesuai kebutuhannya.

mata pelajaran itu sendiri, serta kompetensi yang harus

11 Irma Dolores Nunezy Bodegas, From Curriculum to Syllabus Design:


The Different Stages to Design a Programme, (Quintana Roo: Universidad
de Quintana Room, 2007), hlm.1-2

dicapai oleh setiap mata pelajaran itu sendiri.


2. Di tuntut harus dan harus memperhatikan ciri khas
kedaerahan, sesuai dengan bunyi Undang- Undang No. 20

12Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik


Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta :
Kencana Prenada Media Group, 2011) hlm. 128

13Kementrian Agama RI, Panduan Teknis Pengembangan Kurikulum


Madrasah Aliyah, (Jakarta, Direktorat Pendidikan Madrasah,2010), hal.5

Tahun 2003 ayat 2, yakni bahwa kurikulum pada semua

penggunaan kurikulum, yaitu kurikulum 1994, Kurikulum 2004,

jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip

dan KTSP.15

diversifikasi sesuai dengan satuan

pendidikan, potensi

daerah, dan peserta didik.

C. Karakteristik KTSP

3. Pengembangan kurikulum di daerah memiliki keleluasaan


dalam mengembankan kurikulum menjadi

unit- unit

pelajaran, misalnya dalam mengembangkan strategi dan


metode pembelajaran, dalam mentukan media pembelajaran
dalam menentukan evaluasi yang dilakukan termasuk dalam
menentukan berapa kali pertemuan dan kapan suatu topik
materi harus dipelajari siswa agar kompetensi dasar yang
telah ditentukan dapat tercapai. 14

Sebagai sebuah konsep, sekaligus sebuah program, KTSP


memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. KTSP

lebih

menekankan

kepada

aspek

pencapaian

kompetensi peserta didik, baik secara individual maupun


klasikan. Dalam KTSP peserta didik dibentuk untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan
nilai, sikap dan minat yang pada akhirnya akan terbentuk
pribadi yang terampil dan mandiri
2. KTSP berorientasi pada hasil belajar (learning outcome) dan

Kurikulum itu diberlakukan secara berangsur-angsur pada


tahun 2006-2007, pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Bagi sekolah yang belum siap, tetap melaksanakan kurikulum
yang sedang mereka gunakan. Pada awal pemberlakuan

keberagaman
3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan
dan metode yang bervariasi (multi method)

Kurikulum 2006, disekolah-sekolah akan terjadi tida macam

14 Wina Sanjaya, Op.cit., hal.128-129.

15 Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum: Teori & Praktik,


(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal. 230.

4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi sumber belajar


lainnya yang memenuhi unsur edukatif
5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam
upaya penguasaan dan pencapaian suatu kompetensi.16
Dihubungkan dengan konsep dasar dan desain kurikulum,
maka KTSP memiliki semua unsur tersebut yang sekaligus
merupakan karakteristik KTSP itu sendiri, yaitu:
1. Dilihat dari desainnya KTSP adalah kurikulum yang
berorientasi pada disiplin ilmu. Hal ini dapat dilihat dari

standar minimal penguasaan isi pelajaran seperti yang


diukur dari hasil Ujian Nasional
2. KTSP

adalah

kurikulum

yang

berorientasi

pada

pengembangan individu. Hal ini dapat dilihat dari prinsipprinsip pembelajaran dalam KTSP yang menekankan pada
aktivitas siswa untuk mencari dan menemukan sendiri materi
pelajaran

melalui

berbagai

pendekatan

dan

strategi

pembelajaran yang disarankan misalnya CTL, ikuiri,


pembelajaran portofolio, dan lain sebagainya.
3. KTSP adalah kurikulum yang mengakses kepentingan

a. Struktur program KTSP yang memnuat sejumlah mata

daerah. Hal ini tampak pada salah satu prinsip KTSP, yakni

pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik. Setiap

berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan

mata pelajaran yang harus dipelajari itu selain sesuai

kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Dengan

dengan nama- nama disiplin ilmu juga ditentukan jumlah

demikian,

jam pelajaran secara ketat.

dikembangkan oleh daerah. Bahkan, dengan program muatan

b. Kriteria keberhasilan KTSP lebih banyak diukur dari


kemampuan siswa menguasai materi pelajaran. Hal ini
dapat dilihat dari sistem kelulusan yang ditentukan oleh

maka

KTSP

adalah

kurikulum

yang

lokalnya, KTSP didasarkan pada keberagaman kondisi,


sosial, budaya yang berbeda masing- masing daerahnya.
4. KTSP merupakan kurikulum teknologis. Hal ini dapat dilihat
dari adanya standar kompetensi, kompetensi dasar yang

16 Heri Gunawan, Op.cit., hal.63-64.

kemudian dijabarkan pada indikator hasil belajar, yakni

serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

sejumlah perilaku yang terukur sebagai bahan penilaian.17

pendidikan lebih lanjut;


b. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan

D. Komponen dalam Penyusunan KTSP


Kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri dari unsurunsur yang disebut sebagai komponen kurikulum. Komponen itu
merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dan
mendukung dalam mencapai tujuan pendidikan. Panduan
Penyusunan KTSP yang disusun oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP), KTSP memiliki empat komponen, yaitu (1)
tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, (2) struktur dan
muatan KTSP, (3) kalender pendidikan, (4) silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP).
1. Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan

kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,


serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut;
c. Tujuan

pendidikan

menengah

kejuruan

adalah

meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,


akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan

lebih lanjut

sesuai

dengan

kejuruannya;
2. Struktur dan Muatan KTSP
Struktur KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
tertuang dalam Standar Isi (SI), yang dikembangkan dari

Tujuan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah

kelompok mata pelajaran sebagai berikut:

dirumuskan mengacu pada tujuan umum pendidikan, yaitu:

a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

a. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar

b. Kelompok

kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,


17 Wina Sanjaya, Op.cit., hal. 130-131.

kepribadian

mata

pelajaran

kewarganegaraan

dan

c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan

belajar mengajar bagi siswanya. 18

teknologi

Dengan adanya komponen KTSP itu, tingkat satuan

d. Kelompok mata pelajaran estetika


e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan
kesehatan

guru diberikakn kewenangan untuk mengembangkan kurikulum


tujuan sekolah. Sebab, tiap-tiap sekolah dipandang lebih

Satuan pendidikan dapat menyusun kalender pendidikan


sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah,
peserta

pendidikan atau sekolah/madrasah, seperti kepala sekolah dan


sesuai dengan kondisi sekolahnya berdasarkan visi, misi dan

3. Kalender Pendidikan

kebutuhan

pembelajaran (RPP) yang akan diterapkan da;am kegiatan

didik,

dan

masyarakat,

dengan

memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana tercantum

mengetahui tentang kondisi nyata satuan pendidikannya.19


E. Prinsip Implementasi KTSP
Istilah

implementasi

merupakan

terjemah

dari

kata

implementation yang berarti suatu proses penerapan ide, konsep,

dalam Standar Isi (SI).

kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga

4. Silabus dan RPP

memberikan dampak baik berupa pengetahuan, keterampilan,

Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan

nilai dan sikap. Maka penerapan kurikulum dapat dimaknai

kompetensi dasar ke dalam materi pokok, kegiatan

sebagai suatu proses penerapan ide konsep dan kebijakan

pembelajaran, dan indikator pencpaian kompetensi untuk

kurikulum

penilaian.

Berdasarkan

mengembangkannya

silabus

menjadi

ini,
rencana

guru

(kurikulum

potensial)

dalam

suatu

aktivitas

dapat

pelaksanaan

18 Masnur Muslich, KTSP: Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan


Kontekstual, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal.29-32.
19 Abdullah Idi, Op.cit., hal. 336.

pembelajaran sehingga peserta didik menguasai seperangkat


kompetensi tertentu sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.

Dalam implementasi kurikulum, perlu diperhatikan prinsipprinsip pelaksanaan berikut:

Atau dengan kata lain, penerapan kurikulum dapat juga


dikatakan sebagai aktualisasi kurikulum tertulis dalam bentuk

1. Pelaksanaan

kurikulum

didasarkan

pada

potensi,

pembelajaran.20
Implementasi kurikulum dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:

pengembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai

1. Karakteristik kurikulum yang mencakup ruang lingkup ide

didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang

baru suatu kurikulum dan kejelasannya bagi pengguna di

bermutu, serta memungkingkan peerta didik mendapat

lapangan

pelayanan ang bersifat perbaikan, pengayaan dan/ atau

2. Strategi implementasi, yaitu strategi yang digunakan dalam


implementai, seperti diskusi profesi, seminar, penataran,
lokakarya, penyediaan buku kurikulum dan kegiatankegiatan yang mendorong penggunaan kurikulum di
lapangan
3. Karakteristik

kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peerta

percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan


kondisi

peserta

didik

dengan

tetap

memperhatikan

keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang


berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan dan moral.
2. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta

pengguna

kurikulum,

yaitu

meliputi

pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap guru terhadap


kurikulum, serta kemampuannya untuk merealisasikan
kurikulum (curriculum planning) dalam pembelajaran. 21
20 Heri Gunawan, Op.cit., hal.87-88.
21 Abdullah Idi, Op.cit, hal. 343.

didik dan pendidik ang saling menerima dan menghargai,


akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri
handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarso sung tulada
(dibelakang memberikan daya dan kekuatan, ditengah
membangun semangat dan prakasa, di depan memberikan
contoh dan teladan)

3. Dilaksanakan

dengan

pendekatan

multistrategi

dan

harus memaksimalkan penggunaan lingkungan sekitar dan juga

multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai,

mempertimbangkan perkembangan IPTEK.22


Dari uraian diatas tampak bahwa implementasi KTSP dalam

dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber


belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru (semua
yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan
lingkungan sekitar serta lingkunganalam semesta dijadikan

dimensi kegiatan sebagai operasional konsep kurikulum yang


masih bersifat dokumen tertulis menjadi aktual dalam bentuk
serangkaian

kegiatan

pembelajaran

di

sekolah

dan

pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan

sebagaisumber belajar,contoh dan teladan)


4. Dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya

kurikulum semua pelajaran di sekolah/madrasah.


Implementasi Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi

serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan

khususnya KTSP menuntut kemampuan dan kemandirian pihak

muatan seluruh bahan kajian secara optimal.

sekolah dalam pengembangan kurikulum karena masing-masing

5. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi


mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri
diselerenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan
kesinambungan

antar

kelas

dan

jenis

serta

jenjang

pendidikan.

sekolah dipandang lebih mengetahui tentang situasi dan kondisi


satuan

pendidikannya.

Dalam

praktiknya,

implementassi

Permendiknas No. 22/2006 tentang standar isi: KTSP berawal


pada pelaksanaan pembelajaran, yaitu bagaimana agar isi
kurikulum dapat diterima oleh peserta didik secara optimal.
Lebih

jauh,

suksesnya

implementasi

kurikulum

di

Dengan prinsip-prinsip tersebut pelaksanaan pembelajaran

sekolah/madrasah terletak pada guru/pendidik. Seorang guru,

perlu menerapkan berbagai dan media. Metode pembelajaran

karenanya, perlu mempersiapkan pembelajaran dalam bentuk

aktif, kreatif, dan menyenangkan perlu diterapkan sehingga

Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran

siswa belajar dalam situasi bebas, dinamis, dan menyenangkan.


Demikian juga dengan pemilihan media/sumber pembelajaran

22 Kementrian Agama RI, Op.cit., hal. 123-124.

(RPP)

dan

dapat

mengimplementasikannya dalam proses pembelajaran yang

perbandingan yang telah diperoleh kemudian dikualitatifkan

optimal.23

sesuai ketentuan yang berlaku.24


Untuk melihat sejauh mana

keberhasilan

dalam

pelaksanaan kurikulum, diperlukan evaluasi. Mengingat

F. Sistem Evaluasi KTSP

komponen evaluasi berhubungan erat dengan komponen

1. Pengertian evaluasi

lainnya, cara penilaian atau evaluasi ini akan menenrtukan

Menurut bahasa, kata evaluasi berasal dari bahasa inggris


evaluation yang berarti penilaian/ penaksiran. Evaluasi
menurut istilah merupakan kegiatan Yang terencana untuk
mengetahui keadaan suatu objek yang menggunakan
instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur
memperoleh kesimpulan. Evaluasi adalah kegiatan mengukur
dan menilai, mengukur lebih bersifat kuantitatif, sedangkan

tujuan kurikulum, materi atau bahan, serta proses belajar


mengajar.
Dalam mengevaluasi, biasanya seorang pendidik akan
mengevaluasi anak didik dengan materi atau bahan yang
telah diajarkannya, atau paling tidak ada kaitannya dengan
yang telah diajarkan. Hal ini sangat penting, mengingat hasil
penilaian atau hasil yang dimiliki oleh anak didik tidak
jarang

menjadi

barometer

atas

keberhasilan

proses

menilai lebih bersifat kualitatif.


Namun secara umum orang hanya mengidentifikasikan

pengajaran pada suatu sekolah dan berkaitan erat dengan

kegiatan evaluasi sama dengan menilai, karena aktivitas

masa depan anak didik.


Lebih lanjut, penilaian sangat penting tidak hanya untuk

mengukur sudah termasuk didalamnya, dan tak mungkin


melakukan

penilaian

tanpa

didahului

oleh

kegiatan

pengukuran. Pengukuran dapat dilakukan dengan cara


membandingkan hasil tes terhadap standar yang ditetapkan,
23 Abdullah Idi, Op.cit, hal. 344.

memperlihatkan sejauh mana tingkat prestasi anak didik,


tetapi juga suatu sumber input dalam upaya perbaikan dan
pembaruan suatu kurikulum. Dalam arti luas, penelitian
dapat dilakukan, tidak hanya oleh pendidik, teti juga
24 Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran., (Pekalongan:
STAIN Pekalongan Press, 2015 ), hal. 178.

kalangan masyarakat luas dan mereka yang memang


berwenang dalam pendidikan.

3. Langkah-langkah penilaian
a. Penetapan Indikator Pencapaian Hasil Belajar

2. Fungsi Evaluasi

Indikator merupakan ukuran, karakteristik, ciri-ciri,

Penilaian memiliki penilaian sebagai berikut:

pembuatan

a. Menggambarkan pencapaian kompetensi peserta didik

atau

proses

yang

berkontribusi

atau

menunjukkan ketercapaian suatu kompetensi dasar.


Indikator pencapaian hasil belajar dibuat untuk mengukur

b. Mengevaluasi hasil belajar dalam rangka peningkatan

pencapaian hasil belajar peserta didik. Perumusan

prestasi peserta didik baik secara akademik maupun non

indikator

akademik

operasional yang dapat diukur, seperti: mengamati,

c. Sebagai alat diagnosis bagi pendidik untuk menentukan

hasil

belajar

membedakan,

menggunakan

mengidentidikasi,

kata

kerja

menghitung,

apakah peserta didik perlu mengikuti perbaikan atau

menganalisis, menyimpulkan, menceritakan kembali,

pengayaan

mendeskripsikan,

mendemonstrasikan

dan

proses

mempraktekan.
Indikator pencapaian hasil belajar dikembangkan

pembelajaran yang sedang berlangsung guna perbaikan

oleh pendidik dengan memperhatikan perkembangan dan

proses pembelajaran berikutnya

kemampuan peserta didik. Setiap kompetensi dasar dapat

d. Menemukan

kelemahan

dan

kekurangan

e. Sebagai informasi bagi pendidik untuk mengetahui


kemajuan dan perkembangan peserta didik.25
25 Kementrian Agama RI, Pedoman Sistem Penilaian Hasil Belajar
Peserta Didik Madrasah Aliyah, (Jakarta: Dirktorat Pendidikan Madrasah.
2010), hal. 4.

dikembangkan

menjadi

dua

atau

lebih

indikator

pencapaian hasil belajar sesuai dengan keluasan dan


kedalaman

kompetensi

pencapaian

hasil

belajar

dasar

tersebut.

merupakan

digunakan dalam melakukan penilaian.

Indikator

acuan

yang

b. Pemetaan

Dasar

Kompetensi,

Kompetensi

Dasar,

Indikator dan Teknik Penilaian


Pemetaan
memudahkan

tuntutan

indikator

memuat

untuk

pendidik

teknik

menentukan

proyek.26

penilaian.
c. Penetapan Teknik Penilaian
Teknik

penilaian

ditentukan

berdasarkan

ciri

indikator, contoh:
1.) Apabila

tuntutan

indikator

berkaitan

dengan

pemahaman konsep, maka teknik penilaiannya adalah


tertulis.
2.) Apabila tuntutan indikator melakukan sesuatu maka
teknik penilaiannya adalah untuk kerja (performance)
atau tes produk.

unsur

penyelidikan, maka teknik penilaiannya adalah

standar kompetensi dilakukan


dalam

3.) Apabila

PENGEMBANGAN KURIKULUM ORDE BARU


Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum
Dosen Pengampu : Dr. H. Muhlisin, M.Ag
26Kementrian Agama RI, Pedoman Sistem Penilaian Hasil Belajar
Peserta Didik Madrasah Aliyah, (Jakarta: Direktorat Pendidikan
Madrasah, 2010), hal. 31-33

influenced the curriculum by showing how teaching classical


subjects should be replaced by teaching subjects that correspond to
social needs.27
According to Beauchamp (1968:6), in the broadest sense the
term curriculum ordinarily is used by a specialists in the field in
two ways: (1). To indicate, roughly, a plan for the education, of
Disusun oleh : klompok 5

learners, and (2) to identify a field of study.


Curriculum is a plan for the education of learners usually is

1. Amrina Rosada

2021214456

referred to as a curriculum or the curriculum. What is required when

2. Kikki Faradilla Putri

2021214470

referring to the term is the grasp of the basic notions education

3. Burhanuddim

2021214473

involves as well as the structural organization every author states

4. Wahyudin

2021214477

within this definition for the term curriculum (Moreno, 2000:11).28


Karakteristik Kurikulum Baru antara lain sebagai berikut :

JURUSAN TARBIYAH PRODI PAI


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN 2016

1. Kurikulum baru berorientasi pada masa sekarang,


sebagai persiapan untuk ,masa yang akan datan.

BAB II
PEMBAHASAN

27 Hidayat Rahmat , Pengantar Sosiologi Kurikulum, (Jakarta : PT


Rajagrafindo Persada, 2011),hlm. 7.

A. Kurikulum
According Bobbit, the curriculum is a way to prepare
students for their future roles in the new industrial society. He

28 Irma Dolores Nunezy Bodegas, From Curriculum to Syllabus Design:


The Different Stages to Design a Programme, (Quintana Roo: Universidad
de Quintana Room, 2007), hlm.1-2

2. Kurikulum baru berdasarkan pada filsafat pendidikan


yang jelas, yang dapat diajarkan ke dalam serangkaian
tindakan yang nyata dalam kehidupan sehari- hari.
3. Kurikulum baru bertujuan untuk mengembangkan
keseluruhan pribadi siswa.
4. Kurikulum baru disusun berdasarkan masalah atau topik
tertentu.
5. Kurikulum baru bertitik tolak dari masyarakat dalam

Pembinaan Pengetahuan, dan kelompok ketiga tentang


pembinaan Kecakapan Khusus.30
Kurikulum 1968

merupakan pembaharuan dari

kurikulum 1964. Pada kurikulum ini dikenalkan program


Pancawardhana yang meliputi pengembangan daya cipta,
rasa, krasa, dan moral sebagai bentuk perlawanan terhadap
sosialis. Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima bidang
kelompok studi moral, kecerdasan, emosional /aristik,

kehidupan keseharian, yang disesuaikan dengan tingkat

ketrampilan,

dan

jasmani.

Pendidikan

dasar

lebih

perkembangan, minat dan kebutuhan individu.

menekankan pda pengetahuan dan kegiatan fungsional

6. Kurikulum baru dikembangkan oleh sekelompok guru

praktis. Kurikulum 1968 lahir dengan pertimbangan politik

secara bersama-sama atau oleh departemen tertentu.29

ideologis. Tujuan pendidikan kurikulum 1964 yang bertujuan


menciptakan masyarakat sosialis Indonesia diberangus,

B. Kurikulum pada masa orde baru


Kurikulum-kurikulum yang di gunakan pada masa

pendidikan pada masa ini lebih ditekankan untuk membentuk


manusia pancasila sejati. Kurikulum 1968 bersifat correlated

orde baru yaitu sebagai berikut :

subject curriculum, artinya materi pelajaran pada tingkat

a. Kurikulum 1968

bawah mempunyai korelasi dengan kurikulum sekolah

Pada tahun 1968, program pendidikan terbagi atas

lanjutan. Pendidikan agama menjadi berdiri sendiri untuk

kelompok-kelompok , yaitu : kelompok pertama tentang


Pembinaan Jiwa Pancasila, kelompok kedua tentang
29 Hamalik Oemar, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung :
PT Remaja Rosdakarya,2007), hlm.9-10.

30 Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum (Jakarta : PT


rajagrafindo Persada, 1996),hlm. 102.

mencegah menyebar luasnya paham PKI, ide manipol diganti

wilayah kognitif jadi idola dan pemerintah melakukan

usaha memurnikan pancasila.31

control ketat terhadap pendidikan.

b. Kurikulum 1975

c. Kurikulum 1984

Pada tahun 1975 dikenal dengan Kurikulum

Kurikulum

1984

adalah

kurikulum

yang

Sekolah Dasar 1975. Mata pelajaran disebut dengan

mengusung process skill approach, dimana posisi siswa

studi. Bidang studi yang dipelajari atau diajarkan

di

ditempatkan sebagai subjek bel;ajar, mengamati sesuatu,

Sekolah Dasar meliputi : Pendidikan Agama, Pendidikan

mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan

Moral Pancasila, Bahasa Indonsia, Ilmu pengetahuan

semuanya dititik beratkan pada siswa (CBSA). Tokoh

Sosial ilmu pengetahuan Alam, Olahraga dan kesehatan,

penting dibalik lahirnya kurikulum 1984 adalah Profesor

Pendidikan Kesenian, dan Ketrampilan Khusus, serta

Dr. Cony R. Semiawan. Pada kurikulum inilah bias

Bahasa Daerah.32

sejarah terjadi dimana siswa diajarkan Pendidikan

Kurikulum 1975 adalah kurikulum perubahan

Sejarah Perjuangan Bangsa sejak SD sampai SMA.

pertama dimasa orde baru kurikulum dibakukan dengan

Termasuk

menggunakan prinsip fleksibilitas program,

Pancasila (P4) sejak SMP sampai Perguruan Tinggi.

prinsip

Pedoman

Penghayatan

dan

Pengamalan

efesiensi, dan efektifitas, dan prinsip yang berorieantasi


pada tujuan. Pembagian IPA, IPS dan jurusan bahasa

d. Kurikulum 1994

dimulai pada masa kurikulum 1975. Bila dititik lebih

Pada tahun 1994, tidak ada perbedaan dengan

lanjut, pada kurikulum inilah western oriented dimulai,

kurikulum 1984. Orientasi pendidikan pada pengajaran

31 Jumardi, Ujian Akhir Perbandingan Kurikulum Pendidikan


Sejarah.hlm.5.

disiplin
instrument

ilmu

menempatkan

untuk

transfer

kurikulum
of

sebagai

knowledge.

Penyempurnaan terjadi pada materi pendidikan sejarah


32 Subandijah, loc.cit.

karena materi pendidikan sejarah yang tercantum dalam

kurikulum SMA 1984 (nama baru SMAberdasarkan


Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 adalah SMU)
dianggap tidak lengkap, maka kurikulum SMU 1994
menyempurnakannya. Mulok diterapkan, wajib belajar,
perubahan nomenklatur SMP jadi SLTP, SMA jadi
SMU.33

PENGEMBANGAN KURIKULUM DI ERA REFORMASI


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah pengembangan
kurikulum jurusan tarbiyah program studi pendidikan agama islam
Dosen pengampu : Dr. H. Muhlisin, M. Ag.

33 Ibid., hlm.6.

Curriculum All the learning which is planned of guided by the


school whether it is carried on in group or individuallly, inside of or
outside the school.Rene Ochs (1964).
Secara kontekstual, masa reformasi biasanya diartikan zaman
setelah lengsernya soeharto sebagai presiden RI pada 21 Mei 1998
sampai dengan sekarang.34 Masa reformasi sampai sekarang telah
mengalami

Disusun oleh : klompok 4


1. Lina Muwaidatul Ilya 2021214459

perubahan

yaitu

dengan

berubahnya

penerapan

kurikulum untuk perbaikan mutu pendidikan. Merujuk pada UU


Reformasi pendidikan: Undang-undang system pendidikan Nasional

2. Abdul Aziz

2021214476

No 20/2003 menjadi daasar hukum pendidikan nasional. Penerapan

3. Arviyana

2021214481

pada orde reformasi dimulai dengan kurikulum 2004 (KBK)

4. Sumiyati Karim

2021214483

berganti pada tahun 2006 menjadi Kurikulum Tingkat Satuan

Jurusan Tarbiyah
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

Pendidikan (KTSP), tahun 2013 yaitu kurikulum 2013.


Reformasi merupakan istilah yang amat populer pada masa krisis

Pekalongan

ini dan menjadi kata kunci dalam membenuhi seluruh tatanan hidup

2016

berbangsa dan bernegara di tanah air tercinta air tercinta ini,

Pengembangan Kurikulum Di Era Reformasi

termasuk reformasi di bidang pendidikan.35

A. Pengertian

B. Pengembangan Kurikulum Tahun 2004


34Leo Agung, Sejarah Kurikulum Menengah Di Indonesia
Setelah Kemerdekaan Hingga Reformasi, (Jogjakarta:
Ombak, 2015).

Secara umum era reformasi ini prinsip implementasi kurikulum

(kompetensi). KBK diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan,

2004 adalah lahirnnya KBK, yang meliputi antara lain kegiatan

pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat peserta didik, agar

Belajar Mengajar (KBM), penilaian berbasis kelas, dan pengelolaan

dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan, dan

kurikulum berbasis sekolah. Kurikulum 2004 merupakan kurikulum

keberhasilan dengan penuh tanggung jawab.37

kurikulum eksperimen yang diterapkan secara terbatas di sejumlah


sekolah/madrasah untuk eksperimen kurikulum berbasis kompetensi
(KBK).36
Kompetensi

Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dapat di artikan sebagai


suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan
kemampuan melakukan kompetensi tugas-tugas dengan standar

merupakan

perpaduan

dari

pengetahuan,

ketrampilan, nilai dan sikap yang di refleksikan dalam kebiasaan


berfikir dan bertindak. Sejalan denhgan itu, Finch dan Crunkilton
(1979:222) mengartikan kompetensi sebagai penguasaan terhadap
suatu tugas, ketrampilan, sikap dan apresiasi yang di perlukan untuk
menunjang keberhasilan.
Berdasarkan pengertian kompetensi diatas, kurikulum berbasis
Kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum
yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan
35 Suyanto. Djihad Hisyam, Refleksi Dan Reformasi
Pendidikan Di Indonesia Memasuki Millenium III,
(Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2000), Hlm. V
36 Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta : Ar
Ruzz Media, 2013), Hlm. 41

performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta


didik.
Depdiknas (2002) mengemukakan bahwa kurikulum berbasis
kompetensi memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik
secara individual maupun klasikal.
2. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan
keberagaman.
3. Penyampaian pembelajaran menggunakan pendekatan dan
metode bervariasi.
37 Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung : PT.
Rosda Karya, 2003),Hlm. 37-39

4. Sumber belajar bukan hannya guru, tetapi juga sumber


belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.

a. KBK merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang


kompetensi dan hasil belajar, serta pemberdayaaan sumber daya

5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam


upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.38

pendidikan. Melalui penerapan KBK tamatan di harapkan


memiliki kompetensi atau kemampuan akademik yang baik,
keterampilan untuk menunjang kehidupan yang memadai,

C. Pengembangan Kurikulum Tahun 2006

pengembangan moral yang terpuji, pembentukan karakter yanng

Menurut muhaimin (2009: 2-5), kurikulumTingkat Satuan


Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum operasional yang disusun

kuat, bekerja sama yang kompak, dan apresiasi esteetika yang


tinggi terhadap dunia luar.

oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan

b. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan

(sekolah/madrasah).39 Setelah sekian lama KBK berjalan, namun

penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) adalah kkurikulum

hasilnya belum signifikan karena di sebabkan oleh beberapa faktor,

operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing

kemudian muncullah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk

satuan pendidikan /sekolah.40

membenahi dan menyempurnakannya. Denan KTSP ini diharapkan


celah kelemahan dan kekurangan yang terdapat dalam KBK dapat di

a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan

tanggulangi.
Perbedaan

kurikulum

berbasis

kompetensi

(KBK)

kompetensi Tingkat Saruan Pendidikan (KTSP):

38Ibid. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi.


39Ibid.

Prinsip-prinsip KTSP:

dan

kepentingan peserta didik dan lingkungannya.


b. Beragam dan terpadu

40Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis


Kompetensi Dan Kontekstual, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),
Hlm. 17

c. Tanggap

dalam

perkembangan

ilmu

pengetahuan,

teknologi dan seni.


d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
e. Menyeluruh dan berkesinambungan
f. Belajar sepanjang hayat
g. Seimbang dengan kepentingan nasional dan kepentingan
daerah.

setelah mereka mengikuti mata pelajaran tertentu pada satuan waktu


tertentu (catur wulan/semester) dan pada jenjang pendidikan
tertentu.41
D. Pengembangan Kurikulum Tahun 2013
Mendikbud

mengungkapkan

bahwa

perubahan

dan

pengembangan kurikulum merupakan persoalan yang penting,


karena kurikulum harus senantiasa di sesuaikan dengan tuntunan
zaman. Perlunya perubahan dan pengembangan kurikulum 2013 di
dorong oleh beberapa hasil studi internasional tentang kemampuan
peserta didik indonesia dalam kancah internasional, dari survei

Jenjang Kompetensi Pada KBK dan KTSP :


Secara teknis, KBK yang dikembangkan puskur (2001)
mengelompokkan kompetensi menjadi tiga jenjang, yaitu (1)
kompetensi tamatan (KT) yaitu kompetensi-kompetensi yang
seharusnya dimiliki siswa setelah mereka menyelesaikan jenjang
pendidikan tertentu (SD/MI, SLTP/MTs, SMU/MA), (2) kompetensi

tersebut merujuk pada kesimpulan bahwa: prestasi peserta didik


indonesia tertinggal dan terbelakang. Dalam kerangka inilah
perlunya perubahan dan pengembangan kurikulum, yang di mulai
dengan penataan terhadap empat elemen standar nasional, yaitu
standar kompetensi kelulusan (SKL), standar isi, standar proses, dan
standar penilaian.

umum (KU), yaitu kompetensi-kompetensi yang seharusnya dimiliki

Perlunya perubahan kurikulum karena juga adanya beberapa

siswa setelah mereka mengikuti pelajarantertentu pada jenjang

kelemahan yang di temukan dalam KTSP 2006 sebagai berikut (di

pendidikan tertentu, dan (3) kompetensi dasae (KD), yaitu

adaptasi dari sosialisasi kurikulum 2013).

kompetensi kompetensi pokok yang seharusnya dimiliki siswa

41Ibid, Masnur Muslich. 18-22

1. isi dan pesan-pesan kurikulum masih terlalupadat, yang di


tunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi
yang

keluasan

dan

jesukarannya

melampui

tingkat

perkembangan anak.

yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang


berpusat pada guru.
7. Penilaian belum menggunakan standar penilaian berbasis
kompetensi, serta belum tegas memberikan layanan remediasi

2. Kompetensi belum mengembangkan kompetensi secara utuu


sesuai dengan visi, misi dan tujuan pendidikan.

dan pengayaan secara berkala.


Landasan Pengembangan Kurikulum 2013

3. Berbagai kompetensi yang dikembangkan lebih di dominasi


oleh aspek pengetahuan, belum sepenuhnya menggambarkan

1). Landasan filosofis, diantaranya filosofis pancasila dan


filosofis pendidikan.

pribadi peserta didik (pengetahuan, letrampilan, dan sikap).

2). Landasan yuridis,

4. Berbagai

kompetensi

yang

perkembangan masyarakat,

diperlukan

sesuai

dengan

seperti pendidikan karakter,

kesadaran lingkungan, pendekatan dan metode pembelajaran


konstruktifistik, keseimbangan soft skills and hard skills, serta
jiwa kewirausahaan, belum terakomodasi di dalam kurikulum.
5. Kurikulum yang belum peka dan tanggapnterhadap berbagai

RPJMM 2010-2014 sektor pendidikan, PP No. 19 tahun


2005 tentang standar Nasional pendidikan
3). Landasan Konseptual,
(a). Relevansi pendidikan (link and match); (b). Kurikulum
berbasis kompetensi dan karrakter; (c). Pembelajaran kontekstual;
(d). Pembelajaran aktif; (e). Penilaian yang valid.
b. Tujuan Pengembangan Kurikulum 2013

perubahan sosial yang terjadi pada tingkat llokal, nasional,

seperti yang di kemukakan di berbagai media massa, bahwa melalui

maupun global.

pengembangan kurikulum 2013 kita akan menghasilkan insan yang:

6. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan


pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran

produktif, kreatif, inovatif, afektif; melalui penguatan sikap,


ketrampilan dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam hal ini,

pengembangan kurikulum difokuskan pada pembentukan


kompetensi dan karakter peserta didik, berupa paduan
pengentahuan, ketrampilan, dan sikap yang dapat di demonstrasikan
peserta didik.42

42E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum


2013, (Bandung :Rosda Karya, 2013), Hlm. 64-65

Anda mungkin juga menyukai