Anda di halaman 1dari 7

Etika dalam Berbisnis

Teori Etika Bisnis


Norma bertujuan untuk memberi pedoman tentang bagaimana kita
harus hidup dan bertindak secara baik dan tepat, sekaligus menjadi dasar
bagi penilaian mengenai baik buruknya perilaku dan tindakan kita. Norma
dibagi menjadi 2, yaitu norma khusus dan norma umum.
Norma khusus adalah aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan
atau kehidupan khusus, misalnya aturan olahraga, dan lain-lain. Norma
umum adalah norma yang lebih bersifat umum dan sampai pada tingkat
tertentu boleh dikatakan universal. Norma umum dibagi 3, yaitu norma
sopan santun, norma hukum, dan norma moral.
Norma sopan santun atau norma etiket adalah norma yang
mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah dalam kehidupan sehari-hari.
Etiket hanya menyangkut perilaku lahiriah yang menyangkut sopan
santun atau tata krama, oleh karena itu etiket tidak sama dengan etika.
Norma hukum adalah norma yang dituntut keberlakuannya secara tegas
oleh masyarakat karena dianggap perlu dan niscaya demi keselamatan
dan kesejahteraan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Norma
moral adalah aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai
manusia.

Norma moral ini menyangkut baik buruknya, adil tidaknya

tindakan dan perilaku manusia sejauh ia dilihat sebagai manusia.


Bisnis Sebuah Etika
Secara umum etika dibagi menjadi 2, yaitu etika umum dan etika
khusus. Etika umum adalah etika yang berbicara mengenai norma dan
nilai moral, kondisi-kondisi dasar bagi manusia untuk bertindak secara
etis. Sedangkan etika khusus adalah penerapan prinsip atau norma moral
dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Etika khusus ini dibagi
meliputi 3 jenis, yaitu etika individual, etika social, dan etika lingkungan
hidup.
Etika individual adalah etika yang lebih menyangkut tentang
kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri. Etika social lebih
mengutamakan kewajiban, hak, sikap, dan pola perilaku manusia sebagai

makhluk social dalam interaksinya dengan sesamanya. Sedangkan etika


lingkungan

hidup

berbicara

mengenai

hubungan

manusia

yang

berdampak baik secara langsung maupun tidak langsung dengan


lingkungan hidupnya secara keseluruhan.
Bisnis dan Etika
Dalam dunia bisnis, penting bagi sebuah perusahaan atau pelaku
bisnis untuk melakukan etika bisnis. Untuk itu, prinsip-prinsip dalam etika
berbisnis perlu diketahui bagi pelaku bisnis atau sebuah perusahaan.
Prinsip-prinsip etika bisnis dibagi menjadi 5, yaitu prinsip otonomi, prinsip
kejujuran, prinsip keadilan, prinsip saling menguntungkan, dan prinsip
integritas moral.
Dengan prinsip otonomi, manusia dapat dengan bebas mengambil
keputusan dan bertindak atas keinginan dan kesadaran dirinya sendiri
atas apa yang dianggapnya baik, namun keputusan dan tindakan tersebut
harus dapat dipertanggungjawabkan.
Prinsip kejujuran ini meliputi, kejujuran dalam pemenuhan syaratsyarat perjanjian dan kontrak, kejujuran dalam penawaran barang dan
jasa dengan mutu dan harga sebanding, dan kejujuran dalam hubungan
kerja intern dalam suatu hubungan perusahaan.
Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara
adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional dan objektif dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Prinsip saling menguntungkan menuntut agar bisnis dijalankan
sedemikian rupa sehingga saling menguntungkan semua pihak. Dalam
persaingan yang kompetitif, prinsip ini menuntut agar persaingan bisnis
haruslah melahirkan suatu win win solution.
Prinsip

integritas

moral

menuntut

agar

pelaku

bisnis

atau

perusahaan tetap menjaga nama baiknya dan nama baik perusahaan


dalam menjalankan usahanya.
Pendekatan Stakeholders dalam kegiatan bisnis pada umumnya
untuk memperlihatkan siapa saja yang mempunyai kepentingan, terkait,
dan terlibat dalam bisnis tersebut. Kelompok Stakeholders dibagi menjadi
2, yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder.

Kelompok primer meliputi pemilik modal atau saham, kreditor,


karyawan, pemasok, konsumen, penyalur, dan pesaing atau rekan.
Perusahaan harus menjalin relasi bisnis yang baik dan etis dalam
kelompok ini. Sedangkan kelompok sekunder pemerintah setempat,
pemerintah asing, kelompok social, media massa, kelompok pendukung,
dan masyarakat.
Salah satu teori tentang etika adalah etika utilitarianisme. Teorinya
adalah suatu perbuatan dikatakan baik jika memberikan manfaat didalam
masyarakat secara keseluruhan. Kriteria dari teori ini ada 3, yaitu yang
pertama adalah MANFAAT, yang kedua adalah MANFAAT TERBESAR,
dan yang ketiga adalah
MUNGKIN

ORANG.

MANFAAT

Sedangkan

TERBESAR

prinsip

Bertindaklah

sedemikian

rupa

mendatangkan

keuntungan

sebesar

dari

sehingga

BAGI

SEBANYAK

teori

ini

adalah

tindakanmu

mungkin

bagi

itu

sebanyak

mungkin.
Etika Utilitarianisme dalam Bisnis
Etika utilitarianisme memiliki beberapa nilai positif, diantaranya
adalah rasionalitas, sangat menghargai kebebasan setiap pelaku moral,
dan universalitas. Namun, etika ini juga memiliki beberapa kelemahan
pula, diantaranya adalah banyaknya kesulitan dalam kenyataan praktis
karena konsep yang begitu luas, etika ini hanya memperhatikan nilai
suatu tindakan yang berkaitan dengan akibatnya dan tidak serius dalam
menanggapi nilai suatu tindakan pada dirinya sendiri, tidak serius dalam
menanggapi

kemauan

baik

seseorang,

variabel

yang

dinilai

tidak

semuanya dapat dikualifikasi, akan timbul kesulitan dalam menentukan


prioritas

diantara

ketiga

kriteria

etika

utilitarianisme

yang

saling

bertentangan, dan etika ini juga membenarkan hak kelompok minoritas


tertentu dikorbankan demi kepentingan mayoritas.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Dalam etika bisnis, sebuah perusahaan juga mempunyai tanggung
jawab

social

untuk

mengukur

sejauh

mana

perusahaan

berhasil

menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Syarat bagi tanggung

jawab moral antara lain adalah tindakan dijalankan oleh pribadi yang
rasional, bebas dari tekanan, ancaman, paksaan dan sebagainya, dan
orang yang melakukan tindakan tertentu memang mau melakukan
tindakan itu.
Dalam status perusahaan terdapat 2 pandangan menurut Richard T.
De George, Bussiness Ethnics, hal 153, yaitu legal creator dan legal
recognition. Legal creator adalah perusahaan sepenuhnya ciptaan hukum,
karena itu ada hanya berdasarkan hukum. Sedangkan legal recognition
adalah suatu usaha yang bebas dan produktif.
Ternyata

dalam

tanggung

jawab

social

perusahaan

ini,

ada

beberapa argumen yang mendukung dan menentang keterlibatan social


perusahaan. Argumen yang mendukung adanya keterlibatan social
perusahaan antara lain, kebutuhan dan harapan masyarakat yang
semakin berubah, terbatasnya sumber daya alam, lingkungan social yang
lebih

baik,

perimbangan

tanggung

jawab

dan

kekuasaan,

bisnis

mempunyai sumber daya yang berguna, dan mempunyai keuntungan


jangka panjang.
Sedangkan untuk argumen yang menentang antara lain, tujuan
utama bisnis untuk mengejar keuntungan yang sebesar-besarnya, tujuan
yang terbagi-bagi dan harapan yang membingungkan, biaya keterlibatan
social, dan kurangnya tenaga terampil di bidang kegiatan social.
Keadilan dalam Bisnis
Paham tradisional dalam bisnis dibagi 3, yaitu keadilan legal,
keadilan komutatif, dan keadilan distributif. Keadilan legal adalah suatu
keadilan yang pada intinya memperlakukan semua orang atau kelompok
masyarakat secara sama oleh negara di hadapan hukum. Keadilan
komutatif dalam bisnis disebut sebagai keadilan tukar, yaitu keadilan yang
menuntut pertukaran yang fair antara pihak-pihak yang terlibat agar baik
biaya maupun pendapatan sama-sama dipikul secara seimbang. Keadilan
distributif (keadilan ekonomi) adalah distribusi ekonomi yang merata atau
bagi semua warga negara yang menyangkut pembagian kekayaan
ekonomi atau hasil-hasil pembangunan. Keadilan distributif dalam dunia

bisnis juga berkaitan dengan prinsip perlakuan yang sama sesuai dengan
aturan dan ketentuan dalam perusahaan yang juga adil dan baik.
Hak Pekerja
Hak seorang pekerja terbagi menjadi 8 macam, yaitu hak atas
pekerjaan, hak atas upah yang adil, hak untuk berserikat dan berkumpul,
hak atas perlindungan kesehatan dan keamanan, hak untuk diproses
hukum secara sah, hak untuk diperlakukan secara sama, hak atas rahasia
pribadi, dan hak atas kebebasan suara hati.
Hak atas pekerjaan adalah salah satu hak asasi manusia karena
kerja berkaitan dengan hak atas hidup bahkan hak atas hidup yang layak.
Hak atas upah yang adil adalah hak legal yang diterima dan dituntut
seseorang sejak ia mengikat diri untuk bekerja dalam suatu perusahaan.
Hak untuk berserikat dan berkumpul adalah salah satu hak asasi
manusia yang bertujuan untuk bersatu memperjuangkan hak dan
kepentingan semua anggota mereka.
Hak atas perlindungan kesehatan dan keamanan adalah hak para
pekerja untuk mendapatkan jaminan keamanan, keselamatan, dan
kesehatannya dalam bekerja dalam suatu perusahaan.
Hak untuk diproses hukum secara sah adalah hak pekerja yang
dituduh atau diancam dengan hukuman tertentu karena melakukan
kesalahan

atau

pelanggaran

untuk

mempertanggungjawabkan

perbuatannya dan membela diri jika ia ternyata tidak bersalah.


Hak untuk diperlakukan secara sama adalah hak semua pekerja
untuk diperlakukan secara sama atau fair tanpa adanya diskriminasi
dalam suatu perusahaan.
Hak atas rahasia pribadi adalah hak seorang karyawan atau pekerja
atas data-data pribadinya untuk tetap dirahasiakan oleh perusahaan.
Hak atas kebebasan suara hati adalah hak seorang karyawan atau
pekerja untuk bebas melakukan tindakan yang menurut suara hatinya
adalah hal yang baik.
Whistle Blowing adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang
atau beberapa orang karyawan untuk membocorkan kecurangan yang

dilakukan oleh perusahaan atau atasannya kepada pihak lain. Pihak yang
dimaksud bisa saja atasan yang lebih tinggi atau masyarakat luas. Whistle
Blowing ini dibagi menjadi 2 macam, yaitu Whistle Blowing Internal dan
Whistle Blowing Eksternal.
Whistle Blowing Internal terjadi ketika seseorang atau beberapa
orang karyawan mengetahui adanya kecurangan yang dilakukan oleh
karyawan lain atau kepala bagian kemudian melaporkannya kepada
pimpinan yang lebih tinggi. Tujuannya untuk mencegah timbulnya
kerugian di dalam perusahaan tersebut.
Whistle Blowing Eksternal terjadi ketika seseorang atau beberapa
orang karyawan mengetahui adanya kecurangan yang dilakukan oleh
perusahaan kemudian membocorkannya kepada masyarakat. Tujuannya
untuk mencegah timbulnya kerugian bagi masyarakat.
Bisnis dan Perlindungan Konsumen
Sebuah kontrak dianggap baik dan adil apabila kedua belah pihak
mengetahui sepenuhnya hakikat dan kondisi persetujuan yang mereka
sepakati, tidak adanya pihak yang memalsukan fakta tentang kondisi dan
syarat-syarat kontrak, tidak adanya pemaksaan, dan tidak mengikat untuk
tindakan yang bertentangan dengan moralitas.
Kewajiban produsen diantaranya adalah memenuhi ketentuan yang
melekat pada produk, menyingkapkan semua informasi, dan tidak
mengatakan yang tidak benar tentang produk yang ditawarkan.
Pertimbangan gerakan konsumen diantaranya adalah produk yang
semakin banyak dan rumit, terspesialisasinya jenis jasa, pengaruh iklan
terhadap

kehidupan

konsumen,

keamanan

produk

yang

tidak

diperhatikan, dan posisi konsumen yang lemah.


Iklan dan Dimensi Etis
Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung yang didasari pada
informasi tentang keunggulan suatu produk sehingga mengubah pikiran
konsumen untuk melakukan pembelian. Fungsi iklan ada 2, yaitu iklan
sebagai pemberi informasi dan iklan sebagai pembentuk pendapat umum.

Iklan sebagai pemberi informasi berfungsi untuk menyampaikan


informasi yang sebenarnya secara serinci mungkin tentang suatu produk
yang akan atau sedang ditawarkan kepada masyarakat.
Iklan

sebagai

mempengaruhi

atau

pembentuk
membujuk

membeli produk yang ditawarkan.

pendapat
masyarakat

umum

berfungsi

untuk

atau

konsumen

untuk

Anda mungkin juga menyukai