Anda di halaman 1dari 8

Model pengembangan kurikulum

6 JAM YANG LALU M CLASS 2014

MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM


Makalah
Disusun guna memenuhi tugas:
Mata kuliah : Pengembangan Kurikulum
Dosen Pengampu : Dr. H. Muhlisin, M.Ag.

Disusun Oleh :
Abdurrohman wahid : 2021214449
Fatminatul Istiyani : 2021214460
Ifana : 2021214457
Sri Suharnik : 2021214454

Kelas M
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
(STAIN) PEKALONGAN
2016

BAB I
PENDAHULUAN
Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dan strategis dalam seluruh proses pendidikan
.kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan untuk mencapai tujuan

pendidikandengan kata lain bahwa kurikulum sebagai instrumen input untuk mencapai
mencapai tujuan pendidikan yaitu pegembangan manusia yang sesuai dengan falsafah hidup
bangsa.
Kurikulum sekolah dan madrasah merupakan istrumen strategis untuk mengembangkan
manusia yang berkualitas baik jangka pendek maupun jangka panjang kurikulum sekolah
dan madrah juga memiliki koherensi yang amat dekat dengan upaya pencapaian tujuan
sekolah/ madrasah dan tujuan pendidikan nasional.
Oleh karena itu mengembagan dan perubahan kurikulumharus menyesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat serta perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi kurikulum
AccordingtoBeauchamp (1968:6), in thebroadestsensethe term curriculum
ordinarilyisusedby a specialists in thefield in twoways: (1). To indicate, roughly, a plan
fortheeducation, oflearners, and (2) toidentify a fieldof study.
Curriculumis a plan fortheeducationoflearnersusuallyisreferredto as a
curriculumorthecurriculum. Whatisrequiredwhenreferringtothe term is
thegraspofthebasicnotionseducationinvolves as well as
thestructuralorganizationeveryauthorstateswithinthisdefinitionforthe term curriculum
(Moreno, 2000:11).
B. Model Pengembangan kuikulum
Kegiatan pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (sekolah atau madrasah)
memerlukan suatu model yang di jadikan landasan teoretis untuk melaksanakan kegiatan
tersebut. Model atau konstruksi merupakan ulasan teoretis tentang suatu konsepsi dasar.
Dalam kegiatan pengembangan kurikulum, model model merupakan teoretis tentang proses
pengembangan kurikulum secara menyeluruh atau dapat pula hanya merupakan ulasan
tentang salah satu komponen kurikulum.
Terdapat beberapa model pengembangan kurikulum yang telah di kemukakan oleh para
ahli.
1. Model administratif.
Model administratif ini sering pula di sebut sebagai model garis dan staf atau dikatakan
pula sebagai model dari atas ke bawah yang sifatnya tobdown . kegiatan pengembangan
kurikulum dimulai dari pejabat pendidikan yang berwenang yang membentuk panitia
pengarah yang terdiri dari para pengawas pendidikan, kepala sekolah dan madrasah serta
staf pengajaran inti. Panitia pengarah tersebut diserahi tugas untuk merencanakan,
memberikan pengarahan tentang garis besar kebijaksanaan, menyiapkan rumusan filsafat
dan tujuan umum pendidikan.
Setelah kegiatan tersebut selesai, kemudian panitia menunjuk atau kelompok-kelompok
kerja serta keperluan yang para anggotanyabiasanya terdiri dari staf pengajar dan ahli
kurikulum.

Pengembangan kurikulum model administratif menekankan kegiatan nya pada orang-orang


yang terlibat sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.
2. Model akar rumput ( grassrootsapproach)
Model ini biasanya diawali dari keresahan guru tentang kurikulum yang berlaku. Mereka
memiliki kebutuhan dan keinginnya untuk memperbaharui atau menyempurnakanya. Tugas
para administrator dalam pengembangan model ini, tidak lagi berperan sebagai pengendali
pengembangan kurikulum. Tetapi hanya sebagai motivator dan fasilitator. Perubahan atau
penyempurnaan kurikulum dapat dimulai oleh guru secara individual atau dapat juga oleh
kelompok guru, misalnya kelompok guru mata pelajaran dari beberapa skolahatua madrasah
seperti melalui wada musyawaroh guru mata pelajraan( MGMP).
Di negara-negara yang menerapkan sistem pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan
yang desentralistik, pengembangan model grassrootsapproach ini sangat mungkin terjadi.
Kebijakan pendidikan seperti ini tidak lagi di anut oleh pusat secara sentralistik, tetapi di
tentukan oleh daerah (distrik) bahkan oleh sekolah dan guru. Eleh karena itu untuk
memperoleh kualitas lulusan, bisa terjadi persaingan antar sekolah dan madrasah atau antar
daerah. Pengembangan model ini hanya mungkin dapat dilakukan, apabila guru-guru di
sekolah dan madrasah memili kemampuan dan sikap profesional yang tinggi yang
memahami konsep dan teori pendidikan dan pembelajaran.
3. Model demonstrational
Model demonstrasi pada dasarnya bersifat grassroots, datang dari bawah. Model ini di
prakarsai oleh sekelompok guru atau sekelompok guru bekerja sama dengan ahli yang
bermaksud mengadakan perbaikn kurikulum. Model ini umumnya bersekala kecil, hanya
mencakup suatu atau beberapa sekolah, suatu komponen kurikukulum atau mencakup
keseluruhan komponen kurikulum. Karena sifatnya ingin mengubah atau mengganti
urikulum yang ada, pengembangan kurikulum sering mendapattantangan dari pihak-pihak
tertentu. menurut smith, stanley, dan shors ada dua fariasi model demonstrasi ini, pertama,
sekelompok guru dari satu sekolah atau beberapa sekolah ditunjuk untuk melaksanakan
suatu percobaan tentang pengembangan kurikulum. Kedua perubahan atau penyempurnaan
kurikulum.dalam sekala kecil dalam model demonstrasi dapat menembus hambatan yang
sering dialami yaitu dokumentasinya bagus tetapi pelaksananya tidak ada. kedua model ini
sifatnya yang grassroots menempatkan guru sebagai pengambil inisiatif dan narasumber
yang dapat menjadi pendorong bagi para administrtor untuk mengembangkan program
baru.

4. RogersInterpersonalrelations model
Model ini berasal dari seorang psikolog CarlRogers. Dia berasumsi bahwa kurikulum di
perlukan dalam rangka mengembangkan individu yang terbuka, Luwes, dan adaptif
terhadap situasi perubahan. Kurikulum demikian hanya dapat disusun dan diterapkan oleh
pendidik yang terbuka, luwes dan berorentasi pada proses. Untuk itu di perlukan
pengalaman kelompok dalam melatih hal-hal yang bersifat sensitif.
Langkah-langkah dalam model ini adalah :
a. Memilih sesuatu sasaran adsministrator dalam sistem pendidikan dengan syarat bahwa
individu yang terlibat hendaknya ikut aktif berartisipasi dalam kegiatan kelompok secara
intensif agar mereka daat berkenalan secara akrab.
b. Mengikut sertakan guru-guru dalam pengalaman kelompok secara intensif.
c. Mengikutsertakan unit kelas dalam pertemuan lima hari.
d. Menyelenggarakan pertemuan secara interpersonal antara adsministrator, guru dan orang
tua peserta didik.
e. Pertemuan vertikal yang mendobrak hierarki,birokrasi,dan status sosial.
5. The SystematicsActions-Research Model
Model kurikulum ini didasarkan pada asumsi bahwa perkembangan kurikulum merupakan
perubahan sosial. Hal ini mencakup suatu proses yang melibatkan kepribadian orang tua,
siswa guru, sruktur sistem sekolah, pola hubungan pribadi dan kelompok dari sekolah dan
masyarakat. Sesuai dengan asusmsi tersebut model ini menekankan pada tiga hal itu:
hubungan insani, sekolah dan organisasi masyarakat, serta wibawa dari pengetahuan
profesional.
Kurikulum di kembangangkan dalam konstek harapan warga masyarakat, para orang tua
,tokoh masyarakat, pengusaha,siswa, guru, dan lain-lain, dalam penyusunan kurikulum
harus memasukan pandangan dan harapan-harapan masyarakat, dan salah satucara untuk
mencapai hal itu adalah dengan prosedur actionresearch.
Langkah Pertama, mengabadikan kajian secara seksama tentang masalah-masalah
kurikulum.
Kedua, implementasi dari keputusan yang di ambil dalam tindakan pertama. Tindakan ini
segaera diikuti oleh kegiatan pengumpulan data dan fakta-fakta.

6. EmergingTechnicalModels
Model technologis ini terdiri atas tiga variasi model, yaitu model analisis tingkah laku, model
analisis sistem, dan model berdasarkan komputer.
a) Model analisis tingkah laku
Memulai kegiatanya dengan jalan melihat kemampuan anak mulai dari yang sederhana
sampai pada yang kompleks secara pertahap.
b) Model analisis sitem
Memulai kegiatannya dengan jalan menjabarkan tujuan-tujuan secara khusus (output),
kemudian menyusun alat-alat ukur untuk menilai keberhasilannya, selanjutnya
mengidentifikasi jumlah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses
penyelenggaraanya.
c) Model berdasarkan komputer
Memulai kegiatannya dengan jalan mengidentifikasi sejumlah unit-unit kurikulum lengkap
dengan tujuan-tujaun pembelajaran khususnya.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat kita pahami bahwa model pengembangan kurikulum merupakan
model yang digunakan untuk mengembangkan suatu kurikulum, dimana pengembangan
kurikulum dibutuhkan untuk memperbaiki atau menyempurnakan kurikulum yang dibuat
untuk dikembangkan sendiri baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah atau sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal. 2014. Konsep Dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya
Haryati, Nik. 2011. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Bandung: Alfabeta
Hidayat, Shaholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Pranaga Medya Grup
Sukmadinata, Nganasyaodih. 1997. Pengembangan Kurikulum Teori Dan Prktik.Bandung:
Pt Remaja Rosdakarya
Nez y Bodegas Irma Dolores.2007. FromCurriculumtoSyllabus Design: The
DifferentStagesto Design a Programme. UniversidaddeQu

Anda mungkin juga menyukai