Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

GENETIKA
PELUANG

Oleh:
Nama

:Fathimah Al Mujahidah

NIM

:1001070057

Kelas

:A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2011

I.

Tujuan
Untuk membuktikan kebenaran teori mendel tentang sifat keturunan.
Membuktikan Hukum Mendel I tentang persilangan monohibrid.
Membuktikan Hukum Mendel II tentang persilangan dihibrid.

II.

Tinjauan Pustaka
Dalam kehidupan sehari-hari, peluang merupakan peranan penting yang dapat terjadi

dalam kehidupan. Peluang atau kebolehjadian atau dikenal juga sebagai probabilitas adalah
cara untuk mengungkapkan pengetahuan atau kepercayaan bahwa suatu kejadian akan
berlaku atau telah terjadi.

Konsep ini telah dirumuskan dengan lebih ketat dalam

matematika, dan kemudian digunakan secara lebih luas dalam tidak hanya dalam matematika
atau statistika, tapi juga keuangan, sains dan filsafat. Peluang merupakan peristiwa yang
mungkin terjadi terhadap suatu objek. Disini ditekankan pada uang logam yang memiliki
sifat apabila dilempar ke atas maka kemungkinan yang akan muncul untuk gambar burung
atau angka adalah sehingga dapat ditarik arti dari rasio fenotif 1 : 1. Maka apabila sering
dilakukan pelemparan terdapat frekuensi kemungkinan yang sama. Peluang menyangkut
derajat kepastian apakah suatu kejadian terjadi atau tidak. Ilmu genetika didasarkan pada
hukum peluang.
Persilangan monohibrid adalah persilangan antar dua spesies yang sama dengan satu
sifat beda. Persilangan monohibrid sangat berkaitan dengan hukum Mendel I. Mendel
pertama kali mengetahui sifat monohibrid pada saat melakukan percobaan penyilangan pada
kacang ercis (Pisum sativum). Sehingga sampai saat ini di dalam persilangan monohibrid
selalu berlaku hukum Mendel I. Hukum Mendel I berlaku pada gametogenesis F1 x F1 itu
memiliki genotif heterozigot. Gen yang terletak dalam lokus yang sama pada kromosom,
pada waktu gametogenesis gen sealel akan terpisah, masing-masing pergi ke satu gamet
(Yatim,1986).

Sebagai salah satu kesimpulan dari percobaan monohibridnya, Mendel

menyatakan bahwa setiap sifat iorganisme ditentukan oleh faktor, yang kemudian disebut
gen. Faktor tersebut kemudian diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dalam
setiap tanaman terdapat dua faktor (sepasang) untuk masing-masing sifat, yang kemudian
dikenal dengan istilah 2 alel; satu faktor berasal dari tetua jantan dan satu lagi berasal dari
tetua betina. Dalam penggabungan tersebut setiap faktor tetap utuh dan selalu
mempertahankan identitasnya. Pada saat pembentukkan gamet, setiap faktor dapat dipisah
kembali secara bebas. Peristiwa ini kemudian dikenal sebagai Hukum Mendel I, yaitu hukum

segregasi. Perbandingan pada F2 adalah 1:2:1.

Dapat terjadi karena adanya proses

penggabungan secara acak gamet-gamet betina dan jantan dari F1.


Persilangan dihibrid yaitu persilangan dengan dua sifat beda sangat berhubungan
dengan hukum Mendel II. Hukum ini berlaku ketika pembentukan gamet, dimana gen sealel
secara bebas pergi ke masing-masing kutub ketika meiosis. Pada persilangan dihibrid, dari
percobaan yang telah dilakukan akan menghasilkan perbandingan 9:3:3:1.
III.

Alat dan Bahan


a. Kancing Genetika ( 4 warna )
b. Uang Logam
c. Gelas Plastik ( 4 buah )

IV.

Cara Kerja

a. Peluang
1. Menentukan sisi jantan dan betina pada kedua sisi uang logam.
2. Melempar uang koin kemudian menentukan jenis jantan dan betinanya.
3. Melakukannya sebanyak 100 kali lemparan, sehingga ditemukan jantan dan betina
yang totalnya 100.
4. Mencatat hasil pengamatan.
b. Monohibrid
1. Menyiapkan dua jenis kancing yang berbeda warnanya ( Merah dan Kuning ).
2. Memisahkan kancing-kancing genetika yang masih berpasangan.
3. Memasukkan ke dalam gelas plastik. Pada masing-masing gelas plastik yang berisi
20 buah kancing warna merah dan 20 buah kancing warna kuning.
4. Mengambil kancing genetika yang ada di gelas plastik kiri dan gelas plastik kanan
secara acak.
5. Mengulang langkah pengambilan kancing secara acak sampai kancing dalam kantong
habis.
6. Mencatat hasil pengamatan.

c. Dihibrid
1. Menyiapkan empat jenis kancing yang berbeda warnanya ( Merah, Kuning, Hitam dan
Hijau ).
2. Memisahkan kancing-kancing genetika yang masih berpasangan.
3. Memasukkan ke dalam gelas plastik. Pada gelas plastik pertama dan kedua berisi 20
buah kancing warna merah dan 20 buah kancing warna kuning, sedangkan pada gelas
plastik ketiga dan keempat berisi 20 buah kancing warna hitam dan 20 buah kancing
warna hijau.
4. Mengambil kancing genetika yang ada di gelas plastik kiri dan gelas plastik kanan
secara acak. Gelas plastik bagian kanan adalah gelas plastik pertama dan ketiga,
sedangkan gelas plastik bagian kiri adalah gelas plastik kedua dan keempat.
5. Mengulang langkah pengambilan kancing secara acak sampai kancing dalam kantong
habis.
6. Mencatat hasil pengamatan.
V.

Hasil
1. Peluang Koin ( 100 kali lemparan )
Jantan

= 45

Betina

= 55

Analisis data menggunakan chi-kuadrat


H0

= Data yang diperoleh mempunyai ratio Jantan : Betina sebesar 1 : 1

Ha

= Data yang diperoleh ?


Jantan

Betina

Jumlah

Jumlah individu yang diamati (ft)

45

55

100

Jumlah individu yang diharapkan (Ft)

50

50

Derajat kebebasan (dk) = k - 1


=21=1

( ftFt )
x =
Ft
2

Dari perhitungan diatas :

(4550) (5550)
x =
+
50
50
2

(5)2 (5)2
+
50
50

25 25
+
50 50

50
50

x2 = 1
Jika dibandingkan dengan tabel chi-kuadrat, maka hasil tersebut lebih kecil
dibandingkan dengan tabel, sehingga menerima hipotesis nol pada taraf kepercayaan 95 %.
Artinya peluang persilangan tersebut sesuai dengan Hukum Mendel, maka H0 diterima.
2. Monohibrid
Perhitungan dengan menggunakan chi-kuadrat
Lonjong

= 53

Bulat

= 27

Analisis dengan menggunakan chi kuadrat


H0

= Data yang diperoleh mempunyai ratio Lonjong : Bulat sebesar 3 : 1

Ha

= Data yang diperoleh ?


Lonjong

Bulat

Jumlah

Jumlah individu yang diamati (ft)

53

27

80

Jumlah individu yang diharapkan (Ft)

60

20

Derajat kebebasan (dk) = k - 1

=21=1

Dari perhitungan diatas :

x 2=

( ftFt )2
Ft

x =

(5360) (2720)
+
60
20

(7)2 (7)2
+
60
20

49 49
+
60 20

= 0,816 + 2,45
x

= 3,26

Jika dibandingkan dengan tabel chi-kuadrat, maka hasil tersebut lebih kecil dibandingkan
dengan tabel, sehingga menerima hipotesis nol pada taraf kepercayaan 95 %.
peluang persilangan tersebut sesuai dengan Hukum Mendel I, maka H0 diterima.
Diagram peluang persilangan
P

MM
>< mm
(lonjong)
(bulat)

F1

Mm
(lonjong)

F2

><

MM
2 Mm
mm

Mm
(lonjong)
3 lonjong
1 bulat

Perbandingan yang diperoleh adalah 3 lonjong : 1 bulat


3. Dihibrid

Artinya

Perhitungan dengan menggunakan chi-kuadrat


Lonjong Halus

= 47

Lonjong Keriput

= 13

Bulat Halus

= 16

Bulat Keriput

=4

Analisis dengan menggunakan chi kuadrat


H0

= Data yang diperoleh mempunyai ratio Lonjong Halus : Lonjong Keriput : Bulat

Halus : Bulat Keriput sebesar 9 : 3 : 3 : 1.


Ha

= Data yang diperoleh ?


Lonjong Halus

Lonjong Keriput

Bulat Halus

Bulat Keriput

Jumlah

47

13

16

80

Jumlah individu
yang diamati (ft)
Jumlah individu
yang diharapkan (Ft)

9
16

3
16

x 80

= 45

3
16

x 80

= 15

1
16

x 80

= 15

x 80

=5

Derajat kebebasan (dk) = k - 1


=41=3

Dari perhitungan diatas :

x 2=

( ftFt )2
Ft

x =

(4745) (1315) (1615) (45)


+
+
+
45
15
15
5

(3) (2) (1) (1)


+
+
+
45
15
15
5

9 4 1 1
+ + +
45 15 15 5

= 0.2 + 0.26 + 0.06 + 0.2

= 0.72

Jika dibandingkan dengan tabel chi-kuadrat, maka hasil tersebut lebih kecil dibandingkan
dengan tabel, sehingga menerima hipotesis nol pada taraf kepercayaan 95 %.

Artinya

peluang persilangan tersebut sesuai dengan Hukum Mendel II, maka H0 diterima.

Diagram peluang persilangan


P

F1

F2

MMAA
(lonjong halus)

><

mmaa
(bulat keriput)

MmAa
><
(lonjong halus)
MM

2Mm

mm

MmAa
(lonjong halus)

AA

= MMAA

: 1 lonjong halus

2Aa

= 2 MMAa

: 2 lonjong halus

aa

= MMaa

: 1 lonjong keriput

AA

= MmAA

: 2 lonjong halus

2Aa

= 2 MmAa

: 4 lonjong halus

aa

= Mmaa

: 2 lonjong keriput

AA

= mmAA

: 1 bulat halus

2Aa

= 2 mmAa

: 2 bulat halus

aa

= mmaa

: 1 bulat keriput

Maka, perbandingan F2 yang diperoleh adalah 9 lonjong halus : 3 lonjong keriput : 3


bulat halus : 1 bulat keriput.
VI.

Pembahasan
Pada pembahasan kali ini, kita akan membahas tentang hasil pengamatan peluang

dengan menggunakan uang logam dan kancing genetika. Menurut para ahli statistika, cara

menetapkan penyimpangan yang terjadi benar jika nilai peluang ataupun kemungkinan
berada kurang dari 0,05. Angka 0,05 merupkan batas sigifikan dimana suatu perhitungan
dapat dikatakan menyimpang. Dan bila data yang didapat lebih dari atau sama dengan 0,05
maka data tersebut tidak mengalami penyimpangan yang berarti, sehingga dapat dikatakan
bahwa hasil yang didapat sesuai atau benar. Pada pelemparan mata uang logam didapatkan
data jumlah dari X2 adalah 1, sedangkan dk = 1 yang terletak pada batas 3,841. Karena dk
lebih besar dari x2, maka hasil yang diperoleh dikatakan benar.
Percobaan persilangan monohibrid adalah perkawinan yang menghasilkan pewarisan
satu karakter dengan dua sifat beda. Pada percobaan kali ini dengan menggunakan kancing
genetika yang berwarna merah dan kuning yang dimasukkan ke dalam gelas plastik dan
kemudian mengambil masing masing 40 kali dari masing-masing gelas plastik sampai
kancing genetika di dalam gelas plastik habis. Maka didapat hasil perbandingan dari
monohibrid yaitu 1:2:1.

Hal ini dikarenakan gen-gen yang sealel memisah.

Dengan

menggunakan kancing genetika warna merah dilambangkan dengan (MM) yang merupakan
sifat lonjong dan warna kuning dilambangkan dengan (mm) yang merupakan sifat bulat.
Pada keturunan pertama (F1) dari perkawinan keduanya dihasilkan gen (Mm) yang dalam
fenotifnya bentuk tetap lonjong. Sedangkan pada keturunan F2 mulai tampak berlakunya
hukum segregasi yaitu pemisahan secara bebas gen sealel. B erdasarkan percobaan yang
dilakukan mengenai hukum Mendel I atau persilangan monohibrid yang diambil secara acak pada
hasil praktikum sesuai dengan hukum Mendel I.

Percobaan persilangan dihibrid adalah perkawinan dengan dua sifat beda. Pada
percobaan kali ini dengan menggunakan kancing genetika yang berwarna merah, kuning,
hitam dan hijau yang dimasukkan ke dalam gelas plastik dan kemudian mengambil masing
masing 40 kali dari masing-masing gelas plastik sampai kancing genetika di dalam gelas
plastik habis. Maka didapat hasil perbandingan dari monohibrid yaitu 9:3:3:1.

Dengan

menggunakan kancing genetika warna merah dilambangkan dengan (MM) yang merupakan
sifat lonjong dan warna kuning dilambangkan dengan (mm) yang merupakan sifat bulat dan
kancing genetika warna hitam dilambangkan dengan (AA) yang merupakan sifat halus dan
kancing genetika warna hijau dilambangkan dengan (aa) yang merupakan sifat keriput. Pada
keturunan pertama (F1) dari perkawinan MMAA dengan mmaa dihasilkan MmAa yang
dalam fenotifnya bentuk lonjong halus.

Sedangkan pada keturunan F2 mulai tampak

berlakunya hukum segregasi yaitu pemisahan secara bebas gen sealel. B erdasarkan percobaan
yang dilakukan mengenai hukum Mendel II atau persilangan dihibrid yang diambil secara acak
pada hasil praktikum sesuai dengan hukum Mendel II.

VII.

Kesimpulan
Pada praktikum kali ini, maka dapat disimpulkan bahwa :

Peluang atau kebolehjadian atau dikenal juga sebagai probabilitas adalah cara untuk
mengungkapkan pengetahuan atau kepercayaan bahwa suatu kejadian akan berlaku atau

telah terjadi.
Peluang merupakan peristiwa yang mungkin terjadi terhadap suatu objek.
Persilangan monohibrid adalah persilangan antar dua spesies yang sama dengan satu

sifat beda.
Perbandingan pada F2 adalah 1:2:1. Dapat terjadi karena adanya proses penggabungan

secara acak gamet-gamet betina dan jantan dari F1.


Persilangan dihibrid yaitu persilangan dengan dua sifat beda sangat berhubungan

dengan hukum Mendel II.


Pada persilangan dihibrid, dari percobaan yang telah dilakukan akan menghasilkan
perbandingan 9:3:3:1.

Daftar Pustaka

Campbel, Neil A, dkk.2000.BIOLOGI.Jakarta:Erlangga


Setiawati, Wiwin. 2010. Biologi 3. Jakarta : Yudhistira
Sisunandar, Ph.D.2011.Penuntun Praktikum Genetika.Purwokerto:UMP
Suryo. 2003. Genetika. Yogyakarta : Gajha Mada University

Anda mungkin juga menyukai