Fathimah A - 1001070057 - A4
Fathimah A - 1001070057 - A4
GENETIKA
PELUANG
Oleh:
Nama
:Fathimah Al Mujahidah
NIM
:1001070057
Kelas
:A
I.
Tujuan
Untuk membuktikan kebenaran teori mendel tentang sifat keturunan.
Membuktikan Hukum Mendel I tentang persilangan monohibrid.
Membuktikan Hukum Mendel II tentang persilangan dihibrid.
II.
Tinjauan Pustaka
Dalam kehidupan sehari-hari, peluang merupakan peranan penting yang dapat terjadi
dalam kehidupan. Peluang atau kebolehjadian atau dikenal juga sebagai probabilitas adalah
cara untuk mengungkapkan pengetahuan atau kepercayaan bahwa suatu kejadian akan
berlaku atau telah terjadi.
matematika, dan kemudian digunakan secara lebih luas dalam tidak hanya dalam matematika
atau statistika, tapi juga keuangan, sains dan filsafat. Peluang merupakan peristiwa yang
mungkin terjadi terhadap suatu objek. Disini ditekankan pada uang logam yang memiliki
sifat apabila dilempar ke atas maka kemungkinan yang akan muncul untuk gambar burung
atau angka adalah sehingga dapat ditarik arti dari rasio fenotif 1 : 1. Maka apabila sering
dilakukan pelemparan terdapat frekuensi kemungkinan yang sama. Peluang menyangkut
derajat kepastian apakah suatu kejadian terjadi atau tidak. Ilmu genetika didasarkan pada
hukum peluang.
Persilangan monohibrid adalah persilangan antar dua spesies yang sama dengan satu
sifat beda. Persilangan monohibrid sangat berkaitan dengan hukum Mendel I. Mendel
pertama kali mengetahui sifat monohibrid pada saat melakukan percobaan penyilangan pada
kacang ercis (Pisum sativum). Sehingga sampai saat ini di dalam persilangan monohibrid
selalu berlaku hukum Mendel I. Hukum Mendel I berlaku pada gametogenesis F1 x F1 itu
memiliki genotif heterozigot. Gen yang terletak dalam lokus yang sama pada kromosom,
pada waktu gametogenesis gen sealel akan terpisah, masing-masing pergi ke satu gamet
(Yatim,1986).
menyatakan bahwa setiap sifat iorganisme ditentukan oleh faktor, yang kemudian disebut
gen. Faktor tersebut kemudian diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dalam
setiap tanaman terdapat dua faktor (sepasang) untuk masing-masing sifat, yang kemudian
dikenal dengan istilah 2 alel; satu faktor berasal dari tetua jantan dan satu lagi berasal dari
tetua betina. Dalam penggabungan tersebut setiap faktor tetap utuh dan selalu
mempertahankan identitasnya. Pada saat pembentukkan gamet, setiap faktor dapat dipisah
kembali secara bebas. Peristiwa ini kemudian dikenal sebagai Hukum Mendel I, yaitu hukum
IV.
Cara Kerja
a. Peluang
1. Menentukan sisi jantan dan betina pada kedua sisi uang logam.
2. Melempar uang koin kemudian menentukan jenis jantan dan betinanya.
3. Melakukannya sebanyak 100 kali lemparan, sehingga ditemukan jantan dan betina
yang totalnya 100.
4. Mencatat hasil pengamatan.
b. Monohibrid
1. Menyiapkan dua jenis kancing yang berbeda warnanya ( Merah dan Kuning ).
2. Memisahkan kancing-kancing genetika yang masih berpasangan.
3. Memasukkan ke dalam gelas plastik. Pada masing-masing gelas plastik yang berisi
20 buah kancing warna merah dan 20 buah kancing warna kuning.
4. Mengambil kancing genetika yang ada di gelas plastik kiri dan gelas plastik kanan
secara acak.
5. Mengulang langkah pengambilan kancing secara acak sampai kancing dalam kantong
habis.
6. Mencatat hasil pengamatan.
c. Dihibrid
1. Menyiapkan empat jenis kancing yang berbeda warnanya ( Merah, Kuning, Hitam dan
Hijau ).
2. Memisahkan kancing-kancing genetika yang masih berpasangan.
3. Memasukkan ke dalam gelas plastik. Pada gelas plastik pertama dan kedua berisi 20
buah kancing warna merah dan 20 buah kancing warna kuning, sedangkan pada gelas
plastik ketiga dan keempat berisi 20 buah kancing warna hitam dan 20 buah kancing
warna hijau.
4. Mengambil kancing genetika yang ada di gelas plastik kiri dan gelas plastik kanan
secara acak. Gelas plastik bagian kanan adalah gelas plastik pertama dan ketiga,
sedangkan gelas plastik bagian kiri adalah gelas plastik kedua dan keempat.
5. Mengulang langkah pengambilan kancing secara acak sampai kancing dalam kantong
habis.
6. Mencatat hasil pengamatan.
V.
Hasil
1. Peluang Koin ( 100 kali lemparan )
Jantan
= 45
Betina
= 55
Ha
Betina
Jumlah
45
55
100
50
50
( ftFt )
x =
Ft
2
(4550) (5550)
x =
+
50
50
2
(5)2 (5)2
+
50
50
25 25
+
50 50
50
50
x2 = 1
Jika dibandingkan dengan tabel chi-kuadrat, maka hasil tersebut lebih kecil
dibandingkan dengan tabel, sehingga menerima hipotesis nol pada taraf kepercayaan 95 %.
Artinya peluang persilangan tersebut sesuai dengan Hukum Mendel, maka H0 diterima.
2. Monohibrid
Perhitungan dengan menggunakan chi-kuadrat
Lonjong
= 53
Bulat
= 27
Ha
Bulat
Jumlah
53
27
80
60
20
=21=1
x 2=
( ftFt )2
Ft
x =
(5360) (2720)
+
60
20
(7)2 (7)2
+
60
20
49 49
+
60 20
= 0,816 + 2,45
x
= 3,26
Jika dibandingkan dengan tabel chi-kuadrat, maka hasil tersebut lebih kecil dibandingkan
dengan tabel, sehingga menerima hipotesis nol pada taraf kepercayaan 95 %.
peluang persilangan tersebut sesuai dengan Hukum Mendel I, maka H0 diterima.
Diagram peluang persilangan
P
MM
>< mm
(lonjong)
(bulat)
F1
Mm
(lonjong)
F2
><
MM
2 Mm
mm
Mm
(lonjong)
3 lonjong
1 bulat
Artinya
= 47
Lonjong Keriput
= 13
Bulat Halus
= 16
Bulat Keriput
=4
= Data yang diperoleh mempunyai ratio Lonjong Halus : Lonjong Keriput : Bulat
Lonjong Keriput
Bulat Halus
Bulat Keriput
Jumlah
47
13
16
80
Jumlah individu
yang diamati (ft)
Jumlah individu
yang diharapkan (Ft)
9
16
3
16
x 80
= 45
3
16
x 80
= 15
1
16
x 80
= 15
x 80
=5
x 2=
( ftFt )2
Ft
x =
9 4 1 1
+ + +
45 15 15 5
= 0.72
Jika dibandingkan dengan tabel chi-kuadrat, maka hasil tersebut lebih kecil dibandingkan
dengan tabel, sehingga menerima hipotesis nol pada taraf kepercayaan 95 %.
Artinya
peluang persilangan tersebut sesuai dengan Hukum Mendel II, maka H0 diterima.
F1
F2
MMAA
(lonjong halus)
><
mmaa
(bulat keriput)
MmAa
><
(lonjong halus)
MM
2Mm
mm
MmAa
(lonjong halus)
AA
= MMAA
: 1 lonjong halus
2Aa
= 2 MMAa
: 2 lonjong halus
aa
= MMaa
: 1 lonjong keriput
AA
= MmAA
: 2 lonjong halus
2Aa
= 2 MmAa
: 4 lonjong halus
aa
= Mmaa
: 2 lonjong keriput
AA
= mmAA
: 1 bulat halus
2Aa
= 2 mmAa
: 2 bulat halus
aa
= mmaa
: 1 bulat keriput
Pembahasan
Pada pembahasan kali ini, kita akan membahas tentang hasil pengamatan peluang
dengan menggunakan uang logam dan kancing genetika. Menurut para ahli statistika, cara
menetapkan penyimpangan yang terjadi benar jika nilai peluang ataupun kemungkinan
berada kurang dari 0,05. Angka 0,05 merupkan batas sigifikan dimana suatu perhitungan
dapat dikatakan menyimpang. Dan bila data yang didapat lebih dari atau sama dengan 0,05
maka data tersebut tidak mengalami penyimpangan yang berarti, sehingga dapat dikatakan
bahwa hasil yang didapat sesuai atau benar. Pada pelemparan mata uang logam didapatkan
data jumlah dari X2 adalah 1, sedangkan dk = 1 yang terletak pada batas 3,841. Karena dk
lebih besar dari x2, maka hasil yang diperoleh dikatakan benar.
Percobaan persilangan monohibrid adalah perkawinan yang menghasilkan pewarisan
satu karakter dengan dua sifat beda. Pada percobaan kali ini dengan menggunakan kancing
genetika yang berwarna merah dan kuning yang dimasukkan ke dalam gelas plastik dan
kemudian mengambil masing masing 40 kali dari masing-masing gelas plastik sampai
kancing genetika di dalam gelas plastik habis. Maka didapat hasil perbandingan dari
monohibrid yaitu 1:2:1.
Dengan
menggunakan kancing genetika warna merah dilambangkan dengan (MM) yang merupakan
sifat lonjong dan warna kuning dilambangkan dengan (mm) yang merupakan sifat bulat.
Pada keturunan pertama (F1) dari perkawinan keduanya dihasilkan gen (Mm) yang dalam
fenotifnya bentuk tetap lonjong. Sedangkan pada keturunan F2 mulai tampak berlakunya
hukum segregasi yaitu pemisahan secara bebas gen sealel. B erdasarkan percobaan yang
dilakukan mengenai hukum Mendel I atau persilangan monohibrid yang diambil secara acak pada
hasil praktikum sesuai dengan hukum Mendel I.
Percobaan persilangan dihibrid adalah perkawinan dengan dua sifat beda. Pada
percobaan kali ini dengan menggunakan kancing genetika yang berwarna merah, kuning,
hitam dan hijau yang dimasukkan ke dalam gelas plastik dan kemudian mengambil masing
masing 40 kali dari masing-masing gelas plastik sampai kancing genetika di dalam gelas
plastik habis. Maka didapat hasil perbandingan dari monohibrid yaitu 9:3:3:1.
Dengan
menggunakan kancing genetika warna merah dilambangkan dengan (MM) yang merupakan
sifat lonjong dan warna kuning dilambangkan dengan (mm) yang merupakan sifat bulat dan
kancing genetika warna hitam dilambangkan dengan (AA) yang merupakan sifat halus dan
kancing genetika warna hijau dilambangkan dengan (aa) yang merupakan sifat keriput. Pada
keturunan pertama (F1) dari perkawinan MMAA dengan mmaa dihasilkan MmAa yang
dalam fenotifnya bentuk lonjong halus.
berlakunya hukum segregasi yaitu pemisahan secara bebas gen sealel. B erdasarkan percobaan
yang dilakukan mengenai hukum Mendel II atau persilangan dihibrid yang diambil secara acak
pada hasil praktikum sesuai dengan hukum Mendel II.
VII.
Kesimpulan
Pada praktikum kali ini, maka dapat disimpulkan bahwa :
Peluang atau kebolehjadian atau dikenal juga sebagai probabilitas adalah cara untuk
mengungkapkan pengetahuan atau kepercayaan bahwa suatu kejadian akan berlaku atau
telah terjadi.
Peluang merupakan peristiwa yang mungkin terjadi terhadap suatu objek.
Persilangan monohibrid adalah persilangan antar dua spesies yang sama dengan satu
sifat beda.
Perbandingan pada F2 adalah 1:2:1. Dapat terjadi karena adanya proses penggabungan
Daftar Pustaka