Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

ANALISIS KASUS
Seorang laki-laki berusia 52 tahun, datang ke poliklinik THT RSMH
Palembang dengan keluhan hidung kanan tersumbat yang semakin bertambah
berat sejak 5 bulan yang lalu. Sejak 2 tahun lalu, pasien mengatakan hidung
tersumbat yang dirasakan terus menerus pada hidung kanan. Batuk dan pilek
hilang timbul dengan ingus putih encer tidak disertai darah, tidak berbau, terutama
pagi dan malam hari, bersin di pagi hari tidak ada, gangguan penghidu ada, nyeri
pada wajah tidak ada, nyeri saat menunduk tidak ada, sakit kepala ada. Pasien
tidak berobat. Sejak 5 bulan yang lalu pasien mengeluh hidung tersumbat
dirasakan semakin berat sehingga pasien bernafas menggunakan mulut, gangguan
penghidu ada. Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya benjolan pada hidung
kanan. Pasien tidak tau pasti kapan benjolan mulai muncul. Dari anamnesis
didapatkan kebiasaaan pasien merokok sebanyak 1 bungkus sehari selama 35
tahun. Pasien bekerja sebagai petani kopi yang sering terpapar pestisida.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari
keluhan utama berupa hidung tersumbat kemungkinan penyebabnya adalah polip,
kelainan septum, trauma, rhinitis alergi, atau adanya tumor. Riwayat trauma
disangkal. Riwayat terpapar alergi makanan, obat, dan debu disangkal. Riwayat
bersin-bersin di pagi hari juga disangkal. Gejala hidung tersumbat dan gangguan
penghidu yang dirasakan lebih dari 12 minggu menunjukkan kemungkinan
rinosinusitis kronik. Dari pemeriksaan fisik, dorsum nasi tampak normal, septum
deviasi tidak ada, didapatkan massa pada kavum nasi dextra, berwarna putih
merah muda, permukaan berdungkul-dungkul, tampak adanya sekret seromukus,
tidak nyeri dan tidak mudah berdarah. Massa tampak memenuhi kavum nasi
sehingga sisi hidung dan ala nasi tampak membesar. Dari pemeriksaan fisik
tersebut diagnosis mengarah ke rinosinusitis kronik dengan massa kavum nasi
dextra dengan diagnosis banding rinosinusitis kronik dengan polip kavum nasi
dextra. Dari hasil CT-scan didapatkan septum nasi di tengah, tak tampak
pembesaran konka nasi, tampak massa solid pada cavum nasi dextra meluas ke

48

nasofaring dextra, serta tanda infiltrat ke sinus maksillaris dextra dan sinus
etmoidalis dextra yang mendukung diagnosis. Pemeriksaan penunjang berupa
biopsi untuk mengetahui apakah massa bersifat jinak atau ganas.
Pasien diberikan edukasi mengenai kemungkinan penyakitnya, pemeriksaan
penunjang

yang

akan

dilakukan

untuk

menegakkan

diagnosis

dan

memberitahukan kepada pasien kontrol setelah dua minggu pengobatan untuk


menilai ada tidaknya perbaikan. Terapi farmakologi yang diberikan adalah
nasacort dan metilprednisolon.

49

Anda mungkin juga menyukai